PENDAHULUAN
1
Dalam pengujian airfoil NACA berasumsi bahwa perbedaan
tekanan udara dibawah permukaan airfoil lebih besar jika dibandingkan
dengan tekanan udara yang terjadi dibagian atas permukaan airfoil, dan
kecepatan udara yang terjadi dibagian atas airfoil lebih besar
dibandingkan dengan kecepatan udara dibagian bawahairfoil.
1.2 PerumusanMasalah
1. Pembuatan airfoil NACA 2412 yangdiujikan.
2. Fenomena yang terjadi pada airfoil NACA2412.
1.3 BatasanMasalah
Untuk memfokuskan penelitian ini dan optimal maka penelitian ini
akan dibatasi permasalahnya. Oleh sebab itu, tugas akhir ini dibatasi
hanya berkaitan dengan studi eksperimen gaya angkat airfoil NACA 2412
pada mini wind tunnel.
1.4 TujuanPenelitian
1. Mengetahui tahapan-tahapan pembuatan airfoil NACA2412
2. Mengetahui fenomena yang terjadi pada airfoil NACA2412.
1.5 SistematikaPenulisan
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menjabarkan beberapa
bagian atau bab dengan disesuaikan pada tata cara sistematika penulisan
karya ilmiah yang baku, diantaranya adalah:
BABI PENDAHULUAN
pada bab ini berisi tentang latar belakang,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan
penelitian, dan sistematikapenulisan.
2
BABIII RENCANAKERJA
Dalam Bab ini berisikan tentang metode penelitian,
alat dan bahan, dan estimasi waktu yang diperlukan
untuk melakukan penelitian ini.
BABV PENUTUP
Berisikan kesimpulan dan saran dari hasil uji coba
yang penulis lakukan dibab sebelumnya.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
sama. Menurut hukum Bernoully, kecepatan udara besar menimbulkan
tekanan udara yang kecil. sehingga tekanan udara di bawah sayap menjadi
lebih besar dari sayap pesawat bagian atas. Sehingga akan timbul gaya
angkat (Lift) yang menjadikan pesawat itu bisa terbang.
Terdapat empat gaya mendasar yang bekerja pada pesawat
terbang, yaitu:
a) Gaya hambatan
b) Gaya dorongan
c) Gaya angkat
d) Gaya berat (gravitasi)
Dalam hukum newton yang pertama dapat disimpulkan bahwa
benda cendrung untuk tetap diam atau bergerak dengan kecepatan
konstan kecuali jika ada pengaruh (gaya) dari luar yang bekerja padanya.
Kecendrungan ini terjadi disebabkan oleh adanya keseimbangan gaya
yang bekerja pada benda tersebut. Jika tarikan yang bekerja pada benda
sama besar dengan dorongannya, maka benda tidak akan mengalami
perubahan ditinjau dari pergerakan horisontalnya. Begitupun yang terjadi
jika geya berat pada benda sama besar dengan gaya angkatnya, maka
untuk arah vertikal benda juga tidak mengalami perubahan. Artinya bahwa,
jika keseimbangan ini terganggu akan mengakibatkan terjadinya
perubahan pada benda, bisa horisontal maupun vertikal.
Masih menurut Newton, dalam hukum keduanya dinyatakan bahwa
benda dengan massa tertentu yang mendapat pengaruh gaya maka benda
tersebut akan mengalami percepatan. Implikasi dari hukum ini adalah
untuk kasus pesawat terbang, kita dapat membuatnya terangkat dari tanah
dengan memberikan gaya angkat untuk pesawat tersebut, gaya angkat ini
harus lebih besar dari gaya yang disebabkan oleh tarikan gravitasi.
Penjelasan tentang gaya angkat ini akan lebih jelas jika kita menggunakan
prinsip bernoulli dan hukum ketiga Newton.
Dalam prinsip bernoulli kita bisa menemukan bahwa fluida yang
mengalir lebih cepat akan menyebabkan penurunan tekanan pada fluida
tersebut. Pada model moncong pesawat terbang, sengaja di desain agar
ketika udara manabrak moncong tersebut akan menyebabkan aliran udara
5
yang melalui bagian atas pesawat lebih cepat dari pada yang melewati
bagian bawah sayap pesawat terbang.
Seperti yang telah dinyatakan oleh bernoulli, perbedaan kecepatan
ini selanjutnya mengakibatkan tekanan udara pada bagian bawah sayap
akan lebih besar daripada tekanan dari bagian atas sayap pesawat
terbang. Perbedaan tekanan inilah yang menghasilkan gaya angkat pada
pesawat terbang. Tinjau dengan hukum Bernoulli :
a) Laju aliran udara pada sisi atas pesawat (v2) lebih beswar di
banding laju aliran udara pada sisi bawah pesawat (v1). Maka
sesuai dengan azas Bernoulli, maka tekanan udara pada sisi
bawah pesawat (p1) lebih besat dari tekanan udara pada sisi
atas pesawat (p2).
b) Syarat agar pesawat bisa terangkat, maka gaya angkat pesawat
(Fa) harus lebih besar dari gaya berat (W=mg), Fa > mg. Ketika
sudah mencapai ketinggian tertentu, untuk mempertahankan
ketinggian pesawat, maka harus diatur sedemikian sehingga : Fa
= mg.
c) ØJika pesawat ingin begerak mendatar dengan percepatan
tertentu, maka : gaya dorong harus lebih besar dari gaya hambat
(fd > fg), dan gaya angkat harus sama dengan gaya berat,
(Fa=mg).
d) Jika pesawat ingin naik/menambah ketinggian yang tetap, maka
gaya dorng harus sama dengan gaya abat (f d = fg), dan gaya
angkat harus lebih besar dari gaya berat (Fa=mg).
2.3 Airfoil
Airfoil adalah suatu benda yang dibentuk sedemikian rupa untuk
menghasilkan gaya angkat pada umumnya untuk pesawat terbang.
Biasanya bentuk airfoil berada pada bagian sayap pesawat terbang dan
itulah salah satu alasan kenapa pesawat bisa terbang. Gaya angkat yang
terjadi pada airfoil ini karena perbedaan antara aliran udara yang
berkecepatan dibagian atas lebih besar dari bagian bawah airfoil, dan
perbedaan tekanan yang terjadi antara bagian bawah lebih besar
dibandingkan bagian atas airfoil, sehingga menjadi gaya angkat pada
6
airfoil yang terjadi mulai dari bagian bawah kebagian atas sebuahairfoil.
b) Asymetrical
Airfoil ini memiliki kurva bagian atas yang lebih melengkung
dibandingkan dengan bagian bawah. Airfoil jenis ini biasanya
digunakan dipesawat konvensional seperti trainer, sailplane (glider)
dan beberapa aerobatic.
c) Flatbottom
Airfoil jenis ini memiliki permukaan bawah yang rata dan
permukaan atas yang melengkung. Memiliki drag yang sangat
besar dan biasa digunakan pada pesawat yang berkecepatan
sangat rendah. Keunggulan airfoil jenis ini adalah mudah dibuat
terutama untuk pesawat modelaeromodelling.
8
d) Under chambered
Airfoil ini memiliki permukaan atas dan bawah yang melengkung ke
atas, sehingga chamber rata-ratanya relatif lebih tinggi. Jenis airfoil
ini biasa digunakan pada scale model, saillane (glider), free flight,
dan yang paling umum biasa digunakan pada pesawat yang
membutuhkan high lift.
Rumus:
L = Cl . ½ 𝜌 . v² . s²
Keterangan:
L = lift
Cl = Coefisient lift
𝜌 = massa jenis
9
V = kecepatan
S = luas sayap
10
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 MetodePenelitian
Dalam pelaksanaan dan penyelesaian penelitian ini, penulis
menggunakan beberapa metode yang biasa digunakan dan dilakukan di
dalam kegiatan-kegiatan penelitian atau penulisan ilmiah, yaitu :
a. Metode studio perancangan dan pembuatan, adalah metode awal
yang penulis lakukan guna mendapatkan bahan untuk melakukan
pengujian yang akandilakukan.
b. Metode wawancara, adalah metoda selanjutnya yang penulis lakukan
guna mendapatkan masukan-masukan dan arahan dengan cara
wawancara dengan orang-orang yang berkompeten dan juga dengan
dosenpembimbing.
c. Metode studi pustaka, adalah merupakan metoda yang penulis
lakukan guna mendapatkan atau mengetahui teori-teori dasar
penelitian. Metoda studi pustaka ini penulis lakukan di perpustakaan
Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (Jakarta) serta alamat
website-websiteterkait.
11
Penggaris, digunakan untuk mengukur panjang
12
Lem fox, digunakan untuk menyatukan lembaran
styrofoam dengan kayu balsa
B. Bahan:
Kayu balsa
13
Design airfoil
Styrofoam
14
13 Revisi Bab III
14 Penulisan Bab IV
15 Revisi Bab IV
16 Penulisan Bab V
17 Revisi Bab V
18 Penyelesaian Tugas Akhir
15
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 PembuatanAirfoil
Ada beberapa langkah untuk membuat design airfoil NACA 2412
yang di jadikan sebagai benda uji di mini wind tunnel, diantaranya sebagai
berikut ini:
Menentukan modelairfoilyang akan dibuat;
16
Gambar 4.3 sudah di lem [16]
17
Gambar 4.6 jadi dan dilubangi [16]
Menghidupkan switchon;
18
Menaikan putaran pada servo tester untuk memperkencangaliranudara
yang dihasilkan;
19
4.3 Pengujian Airfoil NACA2412
Pengujian yang akan dilakukan penulis dengan spesifikasi airfoil
NACA 2412 dengan berat 20 gram, panjang chord 9 cm, dan tinggi ruang
uji sekitar 13 cm, adalah sebagai berikut ini:
1. Airfoil NACA 2412 yang diujikan didalam mini wind tunnel pada
saat switchoff.
20
Gambar 4.14 Full power [16]
L = Cl . ½ 𝜌 . v² . s
Keterangan:
L = 20g
Cl = ?
𝜌 = 1.225 atm
V = 4.4² m/s
S =117²
Pada kondisi setengah power yang diberikan :
𝐿
Cl = ½ 𝜌 𝑣² 𝑠²
20
Cl = ½ 1,225 4,4² 117²
20
Cl = 315.315
Cl = 0.063
L = Cl . ½ 𝜌 . v² . s
Keterangan:
21
L = 20g
Cl = ?
𝜌 = 1.225 atm
V = 5.1² m/s
S = 117²
Pada kondisi full power yang diberikan:
𝐿
Cl = ½𝜌 𝑣² 𝑠²
20
Cl =
½ 1,225 5,1² 117²
20
Cl = 365.478
Cl = 0.054
22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang telah diakukan, penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
1. Gaya angkat airfoil NACA 2412 terjadi dengan ditandai dengan
adanya pergerakan atau perubahan ketinggian di setiap setting
power (middle dan high).
2. Semakin besar setting power, maka posisi airfoil NACA 2412
juga akan semakin tinggi, yang artinya gaya angkat airfoil
semakinbesar.
3. Hasil dari perhitungan dari eksperimen yang dilakukan diketahui
bahwa nilai Cl pada saat setengah power sebesar 0.063
sedangkan, nilai Cl pada saat full power sebesar 0,054.
5.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan tentang penelitian yang berkaitan
dengan airfoil tentunya adalah:
1. Untuk peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian
serupa dengan penulis, disarankan menggunakan airfoil yang
berbeda atau airfoil yang sama tapi dengan modifikasi pada
airfoil yang akandiujikan.
2. Alat mini wind tunnel ini dapat digunakan sebagai alat praktek
aerodinamikadasar.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
cCegQIABAA&oq=pengga&gs_l=img.1.0.0l10.86134.88162..89362.
..0.0..0.52.281.6......0....1..gws-wiz-
img.....0..0i67j0i131.7AE_sni5FVs&ei=1VhTXsHtE8a-z7sPseaR-
AU&bih=789&biw=1440&safe=strict#imgrc=_j4dOtmqa-dQSM
10. https://www.google.com/search?q=amplas&tbm=isch&ved=2ahUKE
wiUxJbdtOnnAhUcHbcAHSJuCJgQ2-
cCegQIABAA&oq=amplas&gs_l=img.3..0l10.144623.145917..1461
80...0.0..0.51.277.6......0....1..gws-wiz-
img.....0..0i67j0i131.gj7goUCWGwU&ei=MFlTXpTsA5y63LUPotyhw
Ak&bih=789&biw=1440&safe=strict
11. https://www.google.com/search?q=spidol&tbm=isch&ved=2ahUKE
wjzwMSjtennAhWuCrcAHXlUCfAQ2-
cCegQIABAA&oq=spidol&gs_l=img.3..0l10.69198.72036..72244...0
.0..0.62.304.6......0....1..gws-wiz-
img.....0..0i67j0i131.sz2AKFINl1c&ei=w1lTXrPTJa6V3LUP-
ailgA8&bih=789&biw=1440&safe=strict
12. https://www.google.com/search?q=lem+fox&tbm=isch&ved=2ahUK
Ewjfi8rGtennAhVUFLcAHQogBjwQ2-
cCegQIABAA&oq=lem+fox&gs_l=img.3..0l10.20830.24099..24339..
.0.0..0.68.336.7......0....1..gws-wiz-
img.....0..0i67.Wy7w9u6d6eI&ei=DVpTXp_RBtSo3LUPisCY4AM&bi
h=789&biw=1440&safe=strict
13. https://www.google.com/search?q=kayu+balsa&safe=strict&source
=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwj2zuLhtennAhWjwTgGHVvT
BKMQ_AUoAXoECBQQAw&biw=1440&bih=789
14. http://airfoiltools.com/plotter/index
15. https://www.google.com/search?q=styrofoam&tbm=isch&ved=2ahU
KEwjDluHitennAhUK_3MBHQk6Cp4Q2-
cCegQIABAA&oq=sty&gs_l=img.1.0.0i67j0l9.199200.200934..2024
69...0.0..1.57.392.8......0....1..gws-wiz-
img.....0..0i131.igMhb5jTRqc&ei=SFpTXsPSDIr-
z7sPifSo8Ak&bih=789&biw=1440&safe=strict
16. Data sumber foto pribadi
25
17. https://www.google.com/search?q=skematik+wind+tunnel+&tbm=is
ch&ved=2ahUKEwi7pvq4zOnnAhVhQ3wKHVvkAjIQ2-
cCegQIABAA&oq=skematik+wind+tunnel+&gs_l=img.3...1870.1152
9..11723...0.0..0.70.527.10......0....1..gws-wiz-
img.......0i67j0j0i7i30j0i7i5i30j0i8i7i30.eTwPI3bNurU&ei=DnJTXrvnI
eGG8QPbyIuQAw&bih=789&biw=1440&safe=strict#imgrc=mwQ5M
I7rrzOC7M
18. https://www.youtube.com/watch?v=qDQncRSlL8c
19. http://airfoiltools.com/airfoil/details?airfoil=naca2412-
26
LAMPIRAN-LAMPIRAN
27