Anda di halaman 1dari 10

JURNAL TEKNIK VOL. 5 NO.

2 /OKTOBER 2015

UPAYA PENINGKATAN GAYA ANGKAT PADA MODEL AIRFOIL


DENGAN MENGGUNAKAN VORTEX GENERATOR

Sukoco

Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Janabadra


Jl. Tentara Rakyat Mataram 55-57 Yogyakarta 55231 Telp/Fax . (0274) 543676
skcujb@yahoo.com

ABSTRACT
Aerodynamic characteristics of a test object is very important in the field of aerodynamics applications intended to
obtain aerodynamic shapes. This study aims to determine how much influence the vortex generator to lift and drag
force on airfoil models of an airplane.
In this study apply the experimental method to create the conditions of a model airplane wing. The object of
research using the two types of models wings, with vortex generators and without vortex generators. Both models
were tested in the wind tunnel and then retrieved object data through observation, literature and interviews. All the
data obtained are analyzed and discussed.
The results showed the larger lift and drag on the airfoil model with vortex generator than the lift and drag on the
airfoil model that does not use a vortex generator.

Keywords: Airfoil, lift, drag, Vortex Generator.

PENDAHULUAN melakukan penerbangan adalah dengan


Upaya pengembangan dan penelitian menggunakan airfoil lengkung atau ber-
airfoil atau sayap pesawat terbang sudah chamber.
mulai dilakukan sejak abad 19. Meskipun Tahun 1902 Wright bersaudara melakukan
saat itu telah diketahui bahwa plat datar pun pengujian airfoil mereka di terowongan angin,
dapat membangkitkan gaya angkat pada sudut untuk mengembangkan bentuk yang efisien yang
serang tertentu, namun ada kecenderungan kemudian memicu keberhasilan mereka pada
pemikiran bahwa bentuk airfoil melengkung penerbangan pertama 17 Desember 1903. Airfoil
yang menyerupai bentuk sayap burung dapat yang digunakan Wright bersaudara sangat mirip
menghasilkan gaya angkat yang lebih baik. dengan desain dari Otto Lilienthal, yaitu tipis
Paten bentuk airfoil pertama tercatat atas dan melengkung. Hal ini dimungkinkan karena
nama Horatio F. Phillips pada tahun 1884. pegetesan airfoil pada masa awal dilakukan
Phillips adalah seorang kebangsaan Inggris pada bilangan Reynold yang sangat rendah.
yang pertama kali melakukan pengujian Pemikiran salah bahwa airfoil yang efektif
terowongan angin. Pada waktu yang hampir harus memiliki bentuk tipis dan kelengkungan
bersamaan, Otto Liliental memiliki ide yang tinggi merupakan alasan pesawat udara yang
sama. Setelah melakukan pengukuran yang pertama menggunakan sayap ganda (biplanes).
lebih teliti terhadap bentuk sayap burung, ia Bentuk airfoil tipis dan kelengkungan tinggi
menguji bentuk airfoil dengan kelengkungan kemudian semakin ditinggalkan dan menyusut
pada mesin pemutar dengan diameter 7 meter. jumlahnya secara bertahap dalam kurun waktu
Lilienthal percaya bahwa kunci sukses untuk satu dekade berikutnya.

134 ISSN 2088 - 3676


Upaya Peningkatan ..... Generator Sukoco

Dalam ilmu aerodinamika, setiap benda perbedaan kecepatan aliran udara di atas sayap
yang bergerak di udara akan mengalami gaya- pesawat dan di bawah sayap pesawat. Kecepatan
gaya aerodinamik. Gaya-gaya aerodinamik ini udara yang melewati permukaan atas sayap
umumnya dibagi menjadi dua komponen, yaitu pesawat cenderung akan lebih cepat daripada
gaya yang bekerja tegak lurus terhadap aliran kecepatan udara yang melewati permukaan
udara, dinamakan gaya angkat (lift) dan gaya bagian bawah sayap. Perbedaan kecepatan
yang sejajar dengan arah aliran udara disebut ini akan memicu adanya perbedaan tekanan
gaya hambat (drag). Pada aliran udara kecepatan udara di atas sayap pesawat dan di bawah
lebih rendah dari kecepatan suara (subsonic), sayap pesawat. Karena kecepatan berbanding
drag ditimbulkan dari dua komponen yaitu terbalik dengan tekanan, maka tekanan udara di
hambatan gesekan dan hambatan tekanan. atas sayap pesawat akan lebih kecil dibanding
Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dengan tekanan udara di bawah sayap pesawat.
adanya penelitian tentang pengaruh vortex Karena tekanan bergerak dari tekanan yang
generator. besar menuju ke tekanan yang yang lebih kecil,
Bentuk airfoil yang mendapatkan hak paten maka pesawat akan terangkat dan dapat terbang
pertama dikembangkan oleh Horatio F Philips ke udara.
pada tahun 1884. Philips adalah orang Inggris Trailing edge merupakan bagian paling
pertama yang melakukan eksperimen airfoil di belakang sebuah airfoil. Chord line merupakan
dalam terowongan angin secara serius. Dalam garis lurus yang menghubungkan leading
tahun 1902, Wright bersaudara melakukan edge dan trailing edge. Chord (c) adalah garis
percobaan airfoil mereka sendiri di dalam lurus yang menghubungkan leading edge dan
terowongan angin, dengan mengembangkan trailing edge. Main chamber line merupakan
bentuk efisien yang menyumbang keberhasilan garis yang membagi airfoil menjadi dua
pertama mereka pada tanggal 17 Desember bagian yang sama. Garis ini berada di antara
1903 (Sardjandi, 1987). upper surface dan lower surface. Maximum
Chamber (zc) adalah jarak maksimum antara
main chamber line dengan chord line. Posisi
maximum chamber diukur dari leading edge
dalam bentuk prosentase chord, dan maximum
thickness (tmax) adalah jarak maksimum antara
permukaan atas dan permukaan bawah airfoil
yang juga diukur tegak lurus terhadap chord
line.
Gambar 1. Airfoil Ada dua teori dalam aerodinamika
mengenai wing yaitu finite wing dan infinite
Airfoil adalah bentuk dari suatu sayap wing.Sedangkan pada kenyataannya wing
yang dapat menghasilkan gaya angkat (lift) dalam keadaan yang sebenarnya adalah
atau efek aerodinamika ketika melewati suatu finite wing. Perbedaan mendasar antara aliran
aliran udara. Airfoil merupakan bentuk dari udara pada finite wing dengan aliran pada
potongan melintang sayap yang dihasilkan infinite wing adalah pada kondisi infinite wing
oleh perpotongan tegak lurus terhadap pesawat, distribusi tekanan terjadi disekitar wing tidak
dengan kata lain airfoil merupakan bentuk menimbulkan “leak” dikarenakan pada ujung
sayap secara dua dimensi seperti pada sayap telah memiliki celah. Sedangkan pada
gambar 1. finite wing, distribusi tekanan disekitar sayap
Ketika melewati atau dilewati suatu aliran akan menimbulkan “leak” didaerah ujung
udara, disekitar penampang airfoil akan terjadi sayap. Aliran udara yang demikian inilah

ISSN 2088 - 3676 135


JURNAL TEKNIK VOL. 5 NO. 2 /OKTOBER 2015

yang disebut dengan vortex. Vortex terjadi Drag atau hambatan dalam penerbangan
akibat adanya aliran udara yang bertekanan terdiri dari dua jenis: parasite drag dan
tinggi yang berada di upper surface di ujung induced drag. Yang pertama di sebut parasite
sayap yang begerak melingkar ke belakang drag karena tidak ada fungsinya sama sekali
karena adanya pengaruh dari relative wind. untuk membantu pesawat untuk dapat terbang,
Akibat terjadinya pergerakan aliran udara sedang yang kedua di sebut induced drag karena
tersebut, maka akan mempengaruhi aliran dihasilkan atau terbuat dari hasil kerja sayap
udara di tailling edge sepanjang sayap yang yang membuat gaya angkat (lift). Parasite
cenderung bergerak ke bawah, aliran udara ini drag terdiri dari dua kompenen: form drag,
disebut dengan downwash. Arah relative wind yaitu terjadi karena gangguan pada aliran udara
mengalami perubahan ini juga mengakibatkan melalui badan pesawat. dan skin friction,
perubahan pada angle of attack. Pada mulanya yaitu hambatan dan gesekan dari kulit pesawat.
vector lift tegak lurus terhadap aliran udara Dari kedua jenis parasite drag, form
lokal (lokal relative wind). Karena perubahan drag adalah yang paling mudah dikurangi
relative wind, maka vector lift menjadi pada waktu merancang sebuah pesawat. Secara
berubah miring, perubahan ini menimbulkan umum, makin stream line bentuk pesawat maka
drag yang disebut induced drag. akan menghasilkan bentuk yang mengurangi
Pada dasarnya V merupakan relatife wind. parasite drag. Skin friction adalah jenis parasite
V dan W membentuk vektor berupa “local drag yang paling sulit untuk dikurangi. Tidak
relatife wind“ dan menjadi downwash dari ada permukaan yang halus secara sempurna.
arah yang sebenarnya V. Hal ini menimbulkan Bahkan permukaan yang dibuat dengan mesin
konsekuensi/akibat yaitu bertambahnya drag. pada waktu diperiksa menggunakan alat atau
Penambahan ini disebut dengan induced drag, kaca pembesar, mempunyai permukaan kasar
yang dapat berpengaruh ke dalam beberapa hal. yang tidak rata. Permukaaan kasar ini akan
Wingtip vortices merubah aliran udara membelokkan aliran stream line udara pada
pada daerah sayap, dengan demikian terjadi permukaan, menghasilkan hambatan pada
perubahan distribusi tekanan pada permukaan aliran yang lancar. Ada satu lagi elemen yang
wing dan ini akan menimbulkan drag. patut ditambahkan pada waktu membahas
Karena adanya downwash, arah relatife parasite drag waktu merancang sebuah sayap.
wind dan sudut serang menjadi berubah. Ini Parasite drag menggabungkan efek dari
menyebabkan arah vektor lift menjadi condong form drag dan friction drag. Gabungan ini di
ke belakang, sehingga menghasilkan gaya ke sebut interference drag. Jika dua benda di
arah relatife wind yang mengalami perubahan. letakkan bersebelahan, maka turbulensi yang
Dari kejadian tersebut maka selanjutnya akan terjadi bisa mencapai 50-200 persen lebih
menimbulkan drag. besar dibanding jika kedua benda tersebut dites
Sebuah airfoil dengan angle of attack secara terpisah. Tiga elemen ini, form drag, skin
yang positif membentuk sirkulasi udara pada friction dan interference drag semua dihitung
waktu ujung sayap belakang (trailling edge) untuk menentukan parasite drag pada sebuah
yang tajam memaksa titik stagnasi di belakang pesawat. Bentuk sebuah objek adalah faktor
trailling edge sedangkan titik stagnasi di depan yang penting dalan parasite drag.
dan bawah leading edge (ujung sayap bagian Indicated airspeed (kecepatan yang
depan). Gaya angkat (lift) adalah gaya yang ditunjukkan oleh indicator) adalah sama
tegak lurus dengan relative wind, sedangkan pentingnya ketika membahas parasite drag.
gaya hambat adalah gaya yang searah atau Drag pada sebuah objek yang berdiri pada
sejajar dengan relative wind. Dengan demikian posisi yang tepat, relatif terhadap aliran udara
airfoil atau sayap akan terangkat ke atas. yang diberikan, akan bertambah secara kuadrat

136 ISSN 2088 - 3676


Upaya Peningkatan ..... Generator Sukoco

dari kecepatan udaranya. Menambah kecepatan secara umum drag adalah gaya hambat yang
dua kali akan menambah drag empat kali, dikarenakan adanya gesekan antara permukaan
menambah ketinggian tiga kali akan menambah pesawat (wing fuselage dan intrumen lain yang
drag sembilan kali. ada di pesawat) dengan udara. Drag merupakan
Hubungan ini berlaku pada kecepatan komponen gaya aerodinamika yang sejajar
subsonic (dibawah kecepatan suara). Pada dengan kecepatan terbang pesawat, tetapi
kecepatan yang sangat tinggi (super sonic), arahnya berlawanan. Seperti pada paragraf di
rasio profil drag bertambahannya lebih besar atas drag terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu induced
lagi. Seperti kita ketahui dalam fisika bahwa drag dan parasite.
tidak ada sistem mekanik yang bisa 100 Induced drag merupakan gaya hambat
persen efisien. Maksudnya, apapun bentuknya yang terjadi karena adanya gaya angkat atau lift
dari sebuah sistem, maka sebuah usaha akan pada sayap. Induced drag biasanya terjadi pada
memerlukan sebuah usaha tambahan yang akan pesawat yang sedang tinggal landas dan juga
diserap atau hilang dalam sistem tersebut. pada waktu mendarat, yaitu pada saat harga
Makin efisien sebuah sistem, makin sedikit CL atau α yang tinggi. Seperti rumus drag
kehilangan usaha ini. sebelumnya, untuk persamaan rumus induced
Sifat aerodinamik dalam penerbangan drag adalah sebagai berikut:
yang datar menghasilkan daya angkat yang
dibutuhkan yaitu induced drag. Induced drag ......................................(2)
pasti ada ketika sayap menghasilkan gaya akan
dan faktanya jenis drag ini tidak akan dipisahkan Dimana Di adalah gaya hambat karena terjadinya
dari produksi gaya angkat. Koefisien drag ini gaya angkat atau induced drag dan CDi koefisien
selalu muncul pada saat gaya angkat dihasilkan. gaya hambat karena adanya gaya angkat atau
Koefisien lift, biasa dilambangkan koefisien induced drag.
dengan (CL), merupakan koefisien yang Vortex Generator (VG) adalah aero-
berhubungan dengan lift yang dihasilkan pada dinamis permukaan, yang terdiri dari baling-
suatu airfoil. Koefisien lift sangat berpengaruh baling kecil atau benjolan yang dipasang pada
terhadap performance suatu pesawat. Nilai bagian luar pesawat yang menciptakan pusaran.
koefisien lift akan berubah dengan dirubahnya Vortex generator dapat ditemukan pada banyak
juga nilai dari sudut serang. Variasi koefisien kendaran maupun pesawat, tetapi vortex
lift (CL) terhadap sudut serang (α) suatu airfoil, generator ini paling sering digunakan dalam
nilai CL akan bertambah secara linier seiring desain pesawat terbang.
naiknya juga nilai α, hingga pada suatu titik Vortex generator berfungsi untuk menunda
nilai CL akan mencapai nilai maksimum. separasi aliran. Untuk mengatasi masalah ini,
Adapun persamaan dari koefisien lift (CL ) maka vortex generator dipasang pada permukaan
adalah: luar pesawat. Pada pesawat dipasang pada tiga
bagian depan sayap untuk menjaga aliran udara
.................................................(1) yang selalu stabil atas permukaan control pada
trailing edge. Biasanya empat persegi panjang
atau segitiga, sekitar 80% setinggi lapisan
Secara fisik sumber koefisien gaya hambat batas, dan berjalan dalam garis spanwise dekat
pada airfoil adalah gesekan antara permukaan bagian yang paling tebal dari sayap.Vortex
airfoil dan udara (skin friction drag). Selain generator diposisikan miring sehingga mereka
itu juga bisa bersumber dari aliran udara yang memiliki sudut serangan sehubungan dengan
berbeda dari airfoil (pressure drag). Jumlah aliran udara lokal.
keduanya memberikan gaya hambat. Sedangkan

ISSN 2088 - 3676 137


JURNAL TEKNIK VOL. 5 NO. 2 /OKTOBER 2015

Vortex generator dipasang untuk percobaan atau eksperimen metode ini untuk
meningkatkan kualitas terbang, tetapi setiap mendapatkan data yang diperlukan, selanjutnya
aplikasi memiliki perusahaan sendiri. Sebuah dilengkapi dengan minta keterangan atau
diskusi singkat tentang vortex generator penjelasan dari para petugas yang terkait
diperlukan sebelum keputusan desain proses dengan data tersebut, misalnya laboran, ahli
untuk aplikasi tertentu dapat dilaksanakan. aerodinamika, praktisi yang bertujuan untuk
Seperti dapat dilihat dari gambar sebelumnya, verivikasi data hasil pengamatan
vortex generator digunakan dalam berbagai Model benda uji menggunakan airfoil
macam ukuran dan kombinasi, dan dapat NACA simetris, meterial berbahan seng plat
dipasang diberbagai bagian pesawat terbang. dengan mengunakan vortex generator yang
Setiap bagian memiliki kesamaan, dan semua berbeda dengan spesifikasi seperti gambar 3
vortex generator bergerak seperti miniatur sayap, dan gambar 4.
masing-masing tegak lurus ke permukaan, dan Langkah-langkah pengujian dalam rangka
menciptakan gaya angkat. Dengan terciptanya pengambilan data gaya angkat dan gaya
gaya angkat, dari masing-masing bentuk vortex hambat sebagai berikut: mencatat tekanan dan
generatordapat mempengaruhi aliran. temperature ruangan (sebelum dan sesudah
Vortex generator telah digunakan percobaan); memasang dan meletakan
untuk meningkatkan kecepatan pesawat, timbangan pengukuran gaya angkat dan gaya
meningkatkan batas persamaan awal, hambat pada tempat penyangga timbangan
meningkatkan otoritas kontrol, dan mengurangi di bawah seksi uji; memasang benda uji yang
getaran yang disebabkan oleh pemisahan akan diujikan; mengatur sudut serang airfoil, di
lapisan batas pada beberapa jenis pesawat. mulai dari 0°, 5°, 10°, 15°, dan 20°, pergeseran
sudut serang dengan mengendurkan sudut
METODE PENELITIAN pengencang, apabila telah sesuai dengan sudut
Penelitian ini termasuk penelitian dengan serang yang diinginkan maka sekrup-sekrup
menggunakan metode eksperimen. Sebagai pengencang harus kembali di kencangkan;
subyek dalam eksperimen yang digunakan mengatur tombol pengaturan kecepatan aliran
dalam pengujian adalah airfoil simetris udara hingga mencapai kecepatan tertentu di
NACA0012 yang merupakan airfoil 4 series mulai dari kecepatan 10 m/s, 15 m/s, 20 m/s,
dengan maksimum chamber 0% chord, memilki 25 m/s; mencatat kedudukan setimbang dari
posisi maksimum chamber 0% pada chord line pemberat untuk lift dan drag; selanjutnya secara
dalam sepersepuluh chord dari leading edge berturut-turut dengan variasi sudut serang dan
dan ketebalan maksimum12 %-13 %chord. kecepatan yang berbeda.
Dalam pengujian airfoil ini menggunakan Langkah selanjutnya analisis data; dengan
terowongan angin atau wind tunnel. Tempat analisis ini data yang di peroleh dari hasil
penelitian di laboratorium aerodinamika pengamatan pada pengujian menggunakan 2
Sekolah Tinggi Teknologi Adisucipto (dua) buah model sayap yang menggunakan
Yogyakarta. Wind tunnel digunakan untuk vortex generator dan tidak menggunakan
mengetahui besar kecilnya nilai lift dan drag vortex generator, selanjutnya data diverifikasi
yang dihasilkan dari kedua benda uji untuk untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel
berbagai variasi sudut serang serta kecepatan dengan membandingkan data yang terdapat
angin yang berbeda di dalam wind tunnel. Jenis pada literatur maupun wawancara dengan
wind tunnel yang digunakan dalam pengujian laboran maupun para ahli yang kemudian di
ini adalah jenis low subsonic wind tunnel. analisis dengan statistik sederhana diantaranya
Proses pengumupulan data yang dilakukan rata-rata, tabel, garfik.
dengan mengamati langsung pada proses

138 ISSN 2088 - 3676


Upaya Peningkatan ..... Generator Sukoco

Gambar 4. Model airfoil dengan vortex


generator

HASIL DAN PEMBAHASAN


Secara umum hasil penelitian yang berupa
data tentang lift dan drag yang dihasilkan
dari pengujian dengan berbagai variasi sudut
serang dan kecepatan dilaporkan dalam bentuk
tabel berikut, selanjutnya dibahas dengan
membanding-bandingkan dengan penelitian
terdahulu serta perhitungan secara teoritis dan
akhirnya dapat disimpulkan.
Dari hasil pengujian ekperimental yang
telah dilakukan di dalam wind tunnel dengan
berbagai variasi sudut serang dan kecepatan,
telah didapatkan hasil pengujian dari pengujian
nilai lift dan drag dari airfoil simetris yang
menggunakan Vortex Generator dan tidak
menggunakan vortex generator adalah sebagai
berikut:

Hasil pengukuran lift dan drag


a. Pengujian pada kecepatan 10 m/s
Dari tabel 1 lift versus sudut serang α,
untuk airfoil NACA simetris pada gambar
dapat dilihat bahwa sudut serang 0° untuk nilai
benda uji yang menggunakan vortex generator
0,1 sedangkan yang tidak menggunakan vortex
generator nilainya 0. Hal ini dikarenakan
airfoil yang berbentuk simetris sehingga terjadi
Gambar 2. Diagram Alir pengujian perbedaan tekanan dipermukaan, pada sudut
serang relative kecil dan sedang, lift terhadap
kenaikan α dan nilai lift akan meningkat
secara linier, karena pada daerah ini aliran
udara streamline pada seluruh permukaan
sayap. Tetapi dengan kenaikan α, aliran udara
cenderung mengalami pemisahan pada sayap
sehingga terbentuk wake di belakang airfoil.
Gambar 3. Model airfoil tanpa vortex generator

ISSN 2088 - 3676 139


JURNAL TEKNIK VOL. 5 NO. 2 /OKTOBER 2015

Terjadinya separasi aliran ini menyebabkan generator nilai maksimum lift-nya sebesar
berkurangnya gaya angkat, dan kondisi ini di 0,33 N, pada sudut serang 10° dan sayap yang
sebut stall dan harga lift (L). menggunakan vortex generator nilai lift terbesar
adalah 0,67 pada sudut serang 10o, Dengan
Tabel 1. Lift dan Drag Kecepatan 10 m/s diketahui harga maksimumnya lift merupakan
aspek penting pada unjuk kerja airfoil, karena
menentukan kecepatan pesawat terbang.

Tabel 2.Lift dan Drag Kecepatan 15 m/s

Untuk sayap yang menggunakan vortex nilai


maksimum lift nya adalah 0,5 N dan sayap yang
tidak menggunakan vortex nilai maksimum
lift nya adalah 0,3 N. Dengan diketahuinya
harga maksimum lift merupakan aspek penting Dari tabel 2, drag versus sudut serang di
dalam unjuk kerja airfoil, karena menentukan atas dapat dilihat pada v = 15 m/s pada sudut
kecepatan pesawat terbang. Pada sudut serang serang relatif kecil dan sedang, drag terhadap
α, dapat dilihat pada kecepatan v = 10 m/s kenaikan sudut serang yakni pada α 15o – 20o.
pada sudut serang relatif kecil dan sedang, Peningkatan drag kedua airfoil terjadi secara
drag terhadap kenaikan nilai drag cenderung linier, akan tetapi pada kecepatan 15 m/s pada
meningkat, meskipun nilai drag airfoil yang grafik menunjukkan drag airfoil yang tidak
menggunakan vortex generator. Pada tabel 1 menggunakan vortex generator lebih besar di
dapat dilihat ada kenaikan drag yang terjadi banding dengan yang menggunakan vortex
pada airfoil yang tidak menggunakan vortex generator.
generator pada 15° dan 20° sampai menjelang
stall. Pada airfoil yang menggunakan vortex c. Pengujian pada kecepatan 20 m/s
generator drag stall lebih awal dari pada airfoil Tabel 3.Lift dan Drag Kecepatan 20 m/s
yang tidak menggunakan vortex.

b. Pengujian pada kecepatan 15 m/s


Dari tabel 2 lift versus sudut serang α, untuk
NACA simetris pada kecepatan v= 15m/s, pada
gambar dapat dilihat pada sudut serang 5o – 10o
lift airfoil terhadap kenaikan α nilai α naik,
kenaikan signifikan pada airfoil yang tidak
menggunakan vortex generator juga mengalami
kenaikan akan tetapi tidak seperti airfoil yang Dari tabel 3 lift versus sudut serang α,
tidak menggunakan vortex generator. Akan untuk NACA simetris pada kecepatan 20 m/s,
tetapi pada grafik terlihat airfoil yang tidak dapat dilihat kenaikan lift tidak seperti pada
menggunakan vortex generator stall lebih awal, tabel 2 sebelumnya, seiring dengan bertambah-
untuk sayap yang tidak menggunakan vortex nya kecepatan bahwa meskipun pada sudut

140 ISSN 2088 - 3676


Upaya Peningkatan ..... Generator Sukoco

serang relatif kecil, lift terhadap kenaikan α airfoil yang menggunakan vortex generator
nilai lift cenderung naik signifikan pada sudut mengalami stall pada sudut 15o-20o.
serang kecil dan sedang. Pada airfoil yang Dari tabel 4 drag versus sudut serang α,
menggunakan vortex generator stall lebih awal dapat dilihat pada kecepatan v = 25m/s. Drag
jika dibanding yang tidak menggunakan vortex dari kedua benda uji airfoil terlihat mengalami
generator, pada tabel 3 akan lebih terlihat peningkatan pada kenaikan α, nilai drag-nya
perbedaannya jika dilakukan pengujian lebih cenderung naik secara linier dengan besaran
detail terhadap sudut serang pada airfoil yang drag yang tidak jauh berbeda
tidak menggunakan vortex generator stall
terjadi pada sudut serang kisaran 10o – 15o. Perbandingan koefisien lift dan drag
Dari tabel drag versus sudut serang α a. Koefisien lift dan drag kecepatan 10 m/s
di atas, dapat dilihat pada kecepatan v = 20 Dari tabel 5 CL versus α untuk airfoil
m/s pada sudut serang relatif kecil, drag NACA simetris dapat dilihat bahwa sudut
menunjukkan peningkatan. Akan tetapi drag serang 0o nilai koefisien lift-nya yang tidak
tidak mengalami peningkatan yang signifikan. menggunakan VG sebesar 0, sedangkan yang
Dari tabel 3 juga dapat dilihat kedua hasil menggunakan VG 0,0298. Hal ini disebabkan
peningkatan dari masing-masing airfoil baik karena airfoil yang terbentuk simetris sehingga
yang menggunakan vortex generator maupun tidak terjadi perbedaan tekanan yang terlalu
yang tidak menggunakan vortex generator. besar pada airfoil. Kemudian secara bertahap
nilai CL akan cenderung naik secara linier sudut
d. Pengujian pada kecepatan 25 m/s serang rendah sampai sedang. Selanjutnya
Dari pengujian lift versus sudut serang α, menjelang stall bertambah CL bertambah tidak
untuk airfoil NACA simetris pada kecepatan linier lagi sampai stall terjadi. Pada airfoil
v = 25 m/s, dapat dilihat kenaikan lift seperti yang tidak menggunakan vortex generator
pada tabel 4, nilai CL max terjadi pada sudut 15o dengan
nilai sebesar 0,007737, sedangkan airfoil
Tabel 4. Lift dan Drag Kecepatan 25 m/s yang menggunakan vortex generator nilai
CL max sebesar 0,148788. Airfoil yang tidak
menggunakan vortex generator belum terjadi
stall sampai sudut serang 20o.

Tabel 5. Koefisienlift dan drag kecepatan


10 m/s

Dari tabel 4 dapat dilihat dengan


bertambahnya kecepatan meskipun pada
sudut serang relatif kecil, lift terhadap kenaikan
α nilai lift airfoil yang menggunakan vortex
generator cenderung naik pada α relatif kecil
sampai sedang, akan tetapi pada kecepatan v =
25 m/s airfoil yang tidak menggunakan vortex Dari tabel 5 koefisien drag versus sudut
generator cenderung lebih dulu mengalami serang α, dapat dilihat pada kecepatan v = 10 m/s
stall yaitu pada sudut serang 10o-15o, sedangkan relatif kecil dan sedang, drag terhadap kenaikan

ISSN 2088 - 3676 141


JURNAL TEKNIK VOL. 5 NO. 2 /OKTOBER 2015

α nilai koefisien drag cenderung meningkat, Pada tabel 6 koefisien drag dapat dilihat
koefisien drag airfoil yang menggunakan vortex untuk sudut serang sedang sampai tinggi
generator lebih tinggi dibanding dengan airfoil airfoil menunjukkan peningkatan secara linier.
yang tidak menggunakan vortex generator. Airfoil yang menggunakan vortex generator
Airfoil yang tidak menggunakan vortex mempunyai nilai CD max sebesar 1,689909
generator akan mengalami stall lebih dulu
sedangkan yang tidak menggunakan vortex
pada sudut serang 15° dengan nilai koefisien
generator mempunyai nilai CD max sebesar
drag-nya adalah 0,58513, sedang airfoil yang
1,343632 pada sudut serang α 15o-20o. Koefisien
menggunakan vortex generator mengalami
stall pada sudut serang 15° juga, dengan drag airfoil yang menggunakan vortex
koefisien drag-nya sebesar 1,4387. generator mengalami kenaikan yang signifikan
sampai menjelang stall kira-kira pada α lebih
b. Koefisien lift dan drag kecepatan 15 m/s dari 20o.
Dari tabel 6 koefisien lift dengan sudut serang
α untuk airfoil NACA simetris pada kecepatan c. Koefisien lift dan drag kecepatan 20 m/s
15 m/s, dapat dilihat bahwa sudut serang 5o-10o Tabel 7 Koefisien lift dan drag 20 m/s
lift airfoil terhadap kenaikan α nilai koefisien lift
naik. Kenaikan yang signifikan ini terjadi pada
airfoil yang menggunakan vortex generator.
Pada airfoil yang tidak menggunakan vortex
generator juga mengalami kenaikan akan tetapi
tidak seperti pada airfoil yang menggunakan
vortex generator.
Airfoil yang tidak menggunakan vortex
generator mengalami stall pada sudut serang
10° dengan nilai koefisien lift sebesar 0,043644,
sedangkan airfoil yang menggunakan vortex
generator juga mengalami stall pada sudut Dari tabel 7 koefisien lift dengan sudut
serang 10o, pada nilai koefisien lift-nya sebesar serang α, untuk airfoil NACA simetris pada
0,088611. Dengan demikian airfoil yang tidak kecepatan v=20 m/s, dapat dilihat kenaikan
menggunakan vortex generator lebih dulu koefisien lift terhadap kenaikan α nilai koefisien
tejadi stall dibandingkan dengan airfoil yang lift naik signifikan. Dari tabel 7 dapat dilihat
menggunakan vortex generator perbedaan koefisien lift yang sangat besar pada
Dengan diketahuinya koefisien lift airfoil airfoil yang menggunakan vortex generator
maka digunakan untuk menentukan kecepatan yaitu pada sudut serang 10° - 15° dengan nilai
pesawat terbang agar tidak terjadi stall. koefisien lift sebesar 0,088529, sedangkan
koefisien lift airfoil yang tidak menggunakan
Tabel 6.Koefisien lift dan drag kecepatan vortex generator adalah sebesar 0,081833 pada
15 m/s sudut serang 10° - 15°. Dari pengamatan yang
lebih dahulu mengalami stall adalah airfoil
yang tidak menggunakan vortex generator
dibandingkan dengan airfoil yang menggunakan
vortex generator. Koefisien drag dengan sudut
serang α, dapat dilihat pada kecepatan 20 m/s
pada sudut serang kecil. Dari kedua benda
uji mengalami kenaikan yang relatif kecil.
Airfoil yang menggunakan vortex generator
mengalami kenaikan relatif tinggi pada sudut

142 ISSN 2088 - 3676


Upaya Peningkatan ..... Generator Sukoco

serang 15° dengan nilai koefisien drag-nya Dari tabel 8 koefisien drag dengan sudut
sebesar 1,181795, sedangkan airfoil yang tidak serang α dapat dilihat pada v = 25 m/s untuk
menggunakan vortex generator mengalami sudut serang kecil dan tinggi, drag kedua airfoil
kenaikan pada sudut serang 15°, dan nilai cenderung naik secara linier yang dipengaruhi
koefisien drag-nya sebesar 0,975217. Airfoil oleh kenaikan sudut serang α. Besarnya
yang menggunakan vortex generator memiliki koefisien drag mencapai maksimum untuk
nilai koefisien drag max sebesar 1,541471 dan yang menggunakan vortex generator sebesar
yang tidak menggunakan vortex generator nilai 1,512697 sedangkan yang tidak menggunakan
koefisien drag-nya adalah 1,219021 vortex generator 1,514656.

d. Koefisien lift dan drag kecepatan 25 m/s KESIMPULAN


Tabel 8. Koefisien lift dan drag 25 m/s Dari hasil penelitian dan pembahasan pada
setiap hasil analisis akhirnya dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Sayap atau airfoil yang menggunakan vortex
generator memiliki lift dan drag yang lebih
besar dibandingkan dengan airfoil model
yang tidak menggunakan vortex generator.
2. Untuk efisiensi aerodinamika tertinggi
adalah airfoil model yang menggunakan
vortex generator dengan nilai sebesar
Dari tabel 8 koefisien lift dengan sudut 3,918367347 pada sudut serang 10° dan
serang α untuk airfoil NACA simetris pada kecepatannya 25 m/s sedangkan yang tidak
kecepatan v = 25 m/s, dapat dilihat kenaikan menggunakan vortex generator sebesar
koefisien lift dengan bertambahnya kecepatan 3,928571429 yaitu pada sudut serang 10°
pada sudut serang kecil. Pengaruh kenaikan dan kecepatan 20 m/s
α terhadap koefisien lift pada airfoil yang
menggunakan vortex generator naik signifikan DAFTAR PUSTAKA
pada sudut α kecil sampai mengalami stall Anderson, J.J., 1998, Fundamental of
pada sudut serang 15o., sedangkan yang tidak Aerodynamic, McGraw Hill-Book
menggunakan vortex generator lebih dulu Company, New York
mengalami stall yaitu pada sudut 10o dengan nilai Bertin, J.J., 1996, Aerodynamic for Engineers,
maksimum koefisien lift-nya sebesar 0,077608. Prantice–Hall, Inc, Englewood cliffs,
Sedangkan airfoil yang menggunakan vortex New Jersey.
generator juga mengalami stall pada sudut Clancy, L.J., 1990, Aerodynamic, A Pitman
serang 10o dengan nilai maksimum koefisien International Test.
lift-nya sebesar 0,091415. Harga maksimum Sardjandi, D., 1987, Teori Airfoil, Penerbit
lift merupakan aspek penting pada unjuk kerja Institut Teknologi Bandung,
airfoil, karena menentukan kecepatan pesawat Bandung.
terbang.

ISSN 2088 - 3676 143

Anda mungkin juga menyukai