PENDHAULUAN
1
mempengaruhi coefficient draf dan coefficient lift. Membuat lemparan horizontal
dari posisi berdiri melibatkan banyak otot dan persendian.
Untuk memperkirakan kinerja, saya telah mengurangi tindakan melempar ke
empat parameter fisik, gaya horizontal, torsi pergelangan tangan, massa tangan, dan
radius tangan dari gyration. Gaya horizontal diasumsikan menjadi fungsi hanya dari
posisi horizontal tangan. Dan apa saja ketergantungan gaya pada kecepatan rotasi
persendian adalah diabaikan.
Dengan adanya permasalahan dapat dianalisa melalui sifat aerodinamik
benda, ang mempelajari aliran udara di sekitar suatu objek. Dengan ilmu
aerodinamika ini bisa mempelajari penghitungan besar tekanan, yang terjadi.
Pada kesempatan ini, penulis, melakukan analisis pada sebuah boomerang
untuk mengetahui coefficient drad dan coefficient lift pada benda tersebut, serta
bentuk yang terjadi pada aliran benda tersebut dan countour yang terjadi sselama
dialiri fluida tersebut.
2
BAB 2
DASAR TEORI
3
2.2 Koefisien Drag (Cd)
Koefisien drag (Cd) adalah bilangan yang menunjukkan besar
kecilnya tahanan fluida yang diterima oleh suatu benda. Harga koefisien drag yang
kecil menunjukkan hambatan fluida yang diterima benda saat berjalan adalah kecil,
dan begitu juga sebaliknya. nilai Cd sangat bergantung pada bentuk dari suatu
geometri. berikut adalah bebagai variasi nilai adalah.
Dari gambar di atas, tidak ada nilai Cd = 1. Sebuah sama dengan 1 akan
diperoleh dalam kasus di mana semua cairan mendekati objek dibawa untuk
beristirahat, membangun tekanan stagnasi di atas permukaan depan secara
keseluruhan. Sehingga dengan rumus berikut dapat diketahui coeff. Drag.
dimana:
Fd = gaya drag (definisi komponen gaya dalam arah kecepatan aliran)
p(rho)= massa jenis fluida
v = kecepatan relatif dari objek untuk cairan dan
A = acuan daerah aliran
4
2.3 Koefisien Lift
Gaya Lift atau biasa disebut gaya angkat adalah gaya yang mengangkat suatu
bendakeatas yang terjadi karena tekanan dibawah benda lebih besar daripada
tekanan diatasbenda. Gaya angkat ini sebagian besar ditimbulkan pada sayap
pesawat terbang dan biasanya digunakan untuk melawan gaya gravitasi bumi yang
masih menarik pesawat tersebut ke arah bawah. Gaya angkat yang dalam hal ini
dikhususkan pada gaya angkat sayap dapat timbul jika suatu sayap pesawat terbang
bergerak di dalam suatu fluida yang dalam hal ini udara. Udara yang mengalir
melalui bagian atas sayap bergerak lebih cepat daripada udara yang mengalir di
bagian bawah sayap. Hal ini menyebabkan tekanan yang terjadi pada bagian atas
sayap lebih rendah daripada tekanan yang terjadi di bagian bawah.
Keterangan :
FL = Gaya angkat (N)
CL = Koefisien gaya lift
ρ = Massa jenis fluida (kg/m3)
V = Kecepatan aliran fluida (m/s)
A = Luas permukaan benda (m2)
Koefisien lift adalah sebuah fungsi dari parameter tak berdimensi yang
menunjukkan besarnya gaya lift yang bekerja pada suatu benda yang dialiri oleh
fluida. koefisien lift sangat dipengaruhi oleh bentuk benda. Koefisien lift dapat
diketahui dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Dimana:
CL = Koefisien Lift
V = Kecepatan fluida (m/s)
A = Luas permukaan benda (m2)
FL = Gaya lift (N)
ρ = Massa jenis fluida (kg/m3)
5
Koefisien gaya angkat maksimum adalah harga CLmax tertinggi yang
dihasilkan oleh sayap pada posisi angle of attack maksimum. Jika angle of
attack maksimum dilewati, maka akan terjadi kehilangan koefisien gaya angkat
yang berarti sayap mengalami kehilangan gaya angkat yang disebut stall. Harga
CLmax merupakan faktor penting dari kinerja airfoil, karena menentukan besarnya
kecepatan stall pesawat. Kecepatan stall adalah kecepatan yang dicapai pada
posisi CLmax . Pada saat terbang straight dan level (terbang lurus dan datar), lift
(L) sama dengan berat pesawat, sehingga :
CLmax =
L = W = 0.5 ρ V2 S CL
6
SOLIDWORKS adalah salah satu CAD software yang dibuat oleh
DASSAULT SYSTEMES digunakan untuk merancang part permesinan atau susunan
part permesinan yang berupa assembling dengan tampilan 3D untuk
merepresentasikan part sebelum real part nya dibuat atau tampilan 2D (drawing )
untuk gambar proses permesinan. Di Indonesia sendiri terdapat banyak perusahaan
manufaktur yang mengimplementasikan perangkat lunak solidworks. Keunggulan
solidworks dari software CAD lain adalah mampu menyediakan sketsa 2D yang
dapat diupgrade menjadi bentuk 3D. Selain itu pemakaiannya pun mudah karena
memang dirancang khusus untuk mendesai benda sederhana maupun yang rumit
sekali pun. Inilah yang membuat solidworks menjadi populer dan menggeser
ketenaran software CAD lainnya. Solidworks dipakai banyak orang untuk
membantu desain benda atau bangunan sederhana hingga yang kompleks.
Solidworks banyak digunakan untuk merancang roda gigi, mesin mobil, casing
ponsel dan lain-lain. Fitur yang tersedia dalam solidworks lebih easy-to-use
dibanding dengan aplikasi CAD lainnya. Analisi kekuatan desain juga dapat
dilakukan secara sederhana dengan solidworks. Dan yang paling penting, Anda
dapat membuat desain animasi menggunakan fitur yang telah disediakan
solidworks.
7
2.5 Gerak rotasi
b. Torsi, percepatan sudut bebrbanding lurus dengan hasil kali gaya dengan lengan
gaya.hasil kali ini disebut torsi atau momen gaya
c. Momentum Sudut, analogi dari momentum suatu partikel untuk gerak rotasi
adalah momentum sudut ( angular momentum )
Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua benda kedua
tersebut memberikan gaya yang sama besar tapi berlawanan arah terhadap benda
yang pertama
8
Gambar 2.5 Giroscop
BAB 3
PEMODELAN
3.1 Analitik
Berdardasarkan hitungan melalui software maka didapatkan Fd sebesar
0,004 N maka koefisien drag dan koefisien lift. akan didapat. Disini penulis
meberikan kondisi batas bahwa spearhead diasumsikan didalam sebuah ruangan
dengan batas ruangan tersebut berupa dinding, kemudian spearhead dialiri udara
dengan kecepatan 5 m/s. Dan melalui software ANSYS didapatkan juga proyeksi
area sebesar 3,01x10-3 m2 Sehingga dengan menggunakan persamaan :
9
Dan untuk koefisien lift
Dari software ANSYS maka akan didapat Fl untuk drag lift sebesar
Maka dengan kondisi
V = 5 m/s
Fl = 0.00014 N
ρudara = 1,2 kg/m3
Area Proyeksi = 3.01x10-3 m2
sehingga Cl dapat dicari dengan menggunakan
Cl
Maka
0.00014
= 0,0031
0,5.1,2. 52 . 3,01 𝑥 10−3
Outlet Inlet
wall
10
Computational fluid dynamics yang biasa disingkat CFD merupakan sebuah cabang
ilmu mekanika fluida di mana menggunakan metode angka dan algoritma untuk
memecahkan masalah aliran fluida. Dengan bantuan komputer, perhitungan yang
dibutuhkan untuk menyimulasi hubungan antara fluida dengan permukaan benda
padat dapat diketahui. Dan dengan memasukkan batasan-batasan yang diperlukan
agar medapatkan koefisien drag dan koefisien lift yang sesuai dengan spesimen
kita.
Kemudian disini velocity inlet yang diberikan agar udara masuk kedalam
enclosure sebesasr 5 m/s. Dan memiliki pressure outlet bernilai 0 karena pada
outlet benda di asumsikan ke udara terbuka. Dengan pemberian metode solusi
berupa coupled solution, karena disini kita menggunakan tekanan dan kecepatan
sebagai variable pengujian pada spesimen. Kemudian penulis melakukan proses
initialize awal sebagai awalan analisis, yang memungkina bahwa spesimen uji
apakah akan menghasikan bentuk konvergen atau tidak. Sehingga kita dapat
melakukan run calculation ,disini penulis menggunakan iterasi perhitungan
sebanyak 100 iterasi, iterasi ini berguna agar persamaan nilai kita menghasilkan
nilai yang akurasi dan semakin konvergen. Maka akan didapatkan koefisien drag
dan koefisien lift spesimen tersebut.
11
Gambar 3.2 Initialize awal
12
Gambar 3.5 Hasil koefisien lift
13
Aliran yang digunakan menggunakan model Viscous k epsiplon sehingga
aliran yang diberikan adalah turbulen, karena kondisi yang diberikan adalah udara
sebagai fluidanya, yang menyebabkan Bilangan Reynold disekitar benda uji
menjadi tinggi.
14
BAB 4
HASIL DAN ANALISA
a. 5 m/s
15
Gambar 4.1 Hasil variasi 5 m/s
b. 10 m/s
16
Gambar 4.2 Hasil Variasi 10 m/s
c. 15 m/s
17
Gambar 4.3 Hasil Variasi 15 m/s
Serta berikut adalah hasil countour dan streamline dari hasil analisis
spearhead yang dilakukan.
18
19
Gambar 4.4 countour dan streamline
20
BAB 5
KESIMPULAN
Berdasarkan dari analisis yang dilakukan dan dengan variasi kecepatan, maka
didapatkan kesimpulan bahwa pada kecepatan 5 m/s koefisien drag sebesar
0,000734 dan koefisien lift sebesar 0,0031 , untuk kecepatan 10 m/s koefisien drag
sebesar 0,00097 dan koefisien lift sebesar 0,0099 dan untuk kecepatan 15 m/s maka
koefisien drag sebesar 0,00059 dan koefisien lift sebesar 0,0087.
21
DAFTAR PUSTAKA
22