Anda di halaman 1dari 5

Bab.

VII
MERANCANG SAYAP
Sayap adalah salah satu komponen pesawat yang menghasilkan sebagian besar gaya
angkat. Pada sebagian pesawat ,ada yang mempunyai 2 sayap atau lebih. Sayap harus bisa
menopang seluruh berat pesawat sewaktu terbang pada kecepatan jelajahnya (cruising).

A. TERJADINYA GAYA ANGKAT PADA SAYAP.

Sebenarnya bila penampang sayap hanya terbuat dari permukaan yang datar saja, juga bisa
menimbulkan gaya angkat bila diterpakan ke angin dengan membentuk sudut positif
(keatas) seperti layang-layang. Tetapi gaya angkat ini disertai dengan hambatan udara yang
besar.

Pada sayap pesawat terbang, mempunyai penampang potongan sayap yang berbentuk
seperti contoh gambar di bawah yang disebut “AIRFOIL”. Penampang sayap yang
dinamakan “airfoil” itu bergerak kedepan menembus angin ,sehingga udara akan mengalir di
bagian atas dan dibagian bawah airfoil. Karena jarak yang ditempuh udara pada bagian atas
sayap lebih jauh dibanding dengan bagian bawah sayap ,maka angin bagian atas sayap
kecepatanya harus lebih besar untuk mencapai ke belakang sayap dibanding dengan angin
pada bagian bawah sayap. Karena itu kecepatan angin di atas sayap lebih kencang ,maka
tekanan statis yang timbul yang menekan permukaan bagian atas sayap akan berkurang,
sehingga timbul perbedaan antara tekanan statis diatas sayap dan tekanan statis dibawah
sayap yang kemudian menimbulkan gaya angkat (LIFT).

Gb. Terjadinya gaya angkat pada sayap

Untuk menambah gaya angkat pada sayap ,sayap harus diposisikan terhadap angin
sedemikian rupa sehingga membentuk sudut serang (angle of attack). Tetapi dengan
bertambahnya gaya angkat, gaya hambatanya juga bertambah. gaya hambat ini disebut
induce drag.
Gb. Sudut serang pada sayap.

Contoh grafik di bawah untuk airfoil yang salah satunya bernama Clark Y, pada Reynold
number 61300 .Sewaktu airfoil diposisikan dengan sudut serang 4° ,airfoil menghasilkan
koefisien gaya angkat (CL) 0,75.
Kemudian CL Max adalah koefisien gaya angkat maksimumnya yang bisa dihasilkan oleh
airfoil Clark Y tersebut. Pada airfoil Clark Y, CL max nya adalah = 1,2 pada sudut serang
10°.
Koefisien gaya angkat tidak mempunyai satuan besaran.

Gb.Hubungan antara sudut serang


dan gaya angkat

Untuk mengetahui gaya angkat yang sesungguhnya ,koefisien gaya angkat harus dikalikan
dengan kerapatan udara, kecepatan pesawat dan luas sayapnya.

B. GAYA ANGKAT

Sewaktu pesawat sedang terbang


Gaya angkat = berat pesawat.

Gaya angkat pada pesawat sebagian besar dihasilkan oleh sayap. Besarnya gaya angkat
adalah :
GAYA ANGKAT
L = CL x σ x V² x S
3519
L Gaya angkat / Berat pesawat ( oz )
CL Koefisien gaya angkat (dari gambar grafik)
density atau kerapatan udara (dipermukaan laut
σ
sama dengan 1)
V kecepatan pesawat ( mph )
S Luas sayap ( inch² )

CONTOH :

 Airfoil = Clark Y
 Sudut serang = 4° (lihat grafik CL = 0,75)
 Ketinggian = 0 ft terhadap permukaan laut (σ = 1)
 Kecepatan pesawat = 20 mph
 Luas sayap = 260 inch²

 Gaya angkat = 0,75 x 1 x 20² x 260 = 22.17 oz


3519

C. HAMBATAN UDARA PADA SAYAP

Hambatan udara akan terjadi bila sayap pesawat sedang bergerak di udara. Hambatan ini
tidak kita kehendaki sebab menghambat jalanya pesawat sehingga kita memerlukan tenaga
yang besar (mesin) untuk melawanya. Untuk itu kita harus memilih sayap dengan hambatan
yang sekecil mungkin.

Sewaktu pesawat sedang terbang ,sayap menghasilkan dua hambatan. Hambatan tersebut
adalah “Profil drag” dan “Induce drag”.

Gb. Hambatan profil dan hambatan induce

”Profil drag” adalah hambatan yang timbul dari bentuk sayap itu sendiri. Setiap tipe sayap
mempunyai hambatan profil yang berbeda-beda dan bisa dilihat dari grafik airfoil.

“Induce drag” adalah hambatan yang ditimbul karena sayap menghasilkan gaya angkat dan
ini tidak bisa dihindari semenjak sayap tersebut menghasilkan gaya angkat.

D. PROFIL DRAG SAYAP


Besarnya “koefisient profil drag” bisa dilihat dari grafik. Pada grafik ,sayap Clark Y dengan
sudut serang 4° ,menghasilkan Koefisien Gaya angkat 0,75 dan mempunyai koefisien Profil
drag (Cd ) 0,028. Koefisien hambatan ini belum mempunyai besaran.

Gb. Grafik hambatan profil airfoil

Profil drag yang sebenarnya harus dikalikan dengan kerapatan udara, kecepatan pesawat
dan luas sayap.

Besarnya Profil drag:

Profil drag = Cd x σ x V² x S (oz)


3519

Cd = Koefisien Profil drag(lihat grafik)


σ = Kerapatan Udara
V = Kecepatan pesawat (mph)
S = Luas sayap (in²)

E. INDUCE DRAG.

Besarnya koefisien “induce drag” (Cdi) tidak ada dalam grafik tetapi tergantung dari
besarnya koefisien gaya angkat yang timbul, bentuk sayap dan Aspect Ratio .Ini bisa dicari
dengan cara :

Cdi = (0,318 x CL²) x (1 + δ)


AR

Cdi = Koefisien induce drag.


CL = Koefisien gaya angkat dari “Grafik Polar Curve”
δ = Faktor koreksi dari bentuk sayap untuk gaya hambat.(lihat grafik)
AR = Aspect Ratio

Catatan : Aspect Ratio adalah perbandingan antara bentang sayap dengan lebar
sayap.

Koefisien hambatan ini belum mempunyai besaran. BesarnyaInduce drag yang sebenarnya
adalah:

Induce drag = Cdi x σ x V² x S (oz)


3519

Cdi = Koefisien induce drag


σ = Kerapatan Udara
V = Kecepatan pesawat (mph)
S = Luas sayap (in²)

F. MERANCANG SAYAP

Setelah kita mengetahui apa yang terjadi pada sayap maka kita bisa merancang sayap
dengan melihat aspek-aspek yang harus kita tentukan antara lain :

 Airfoil yang digunakan


 Wing loading (beban sayap)
 Bentuk sayap
 Sudut dihedral
 Angle of incidence
 Aspect Ratio
 Stall yang dikehendaki
 Aileron (Roll control)
 Wing tip
 Alat penambah gaya angkat

Anda mungkin juga menyukai