Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH WINGLET TERHADAP PERFORMA PESAWAT

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Salah satu masalah yang kita hadapi di jaman modern adalah jumlah

cadangan minyak bumi yang semakin menipis. Penyebab utamanya adalah

konsumsi minyak di dunia sebanyak 98,85 juta barel per harinya dan kian

meningkat setiap tahunnya. Sedangkan bahan bakar fosil merupakan sumber

daya alam yang terbatas dan proses pembuatannya membutuhkan waktu yang

lama. Oleh sebab itu, kita perlu menghemat penggunaannya. Salah satu cara

yang dapat dilakukan adalah menghemat pemakaian bahan bakar pesawat

(avtur) dengan membuat inovasi baru untuk meningkatkan performa pesawat.

Sebelumnya, perlu diketahui bahwa pesawat membutuhkan gaya

angkat (lift) agar dapat lepas landas dan mengudara. Selain itu, terdapat juga

drag,yang adalah gaya hambat yang bekerja berlawanan dengan arah gerakan

pesawat Pada mulanya, para ahli pesawat menemukan ide dengan menambah

panjang sayap pesawat (wingspan). Dengan sayap yang panjang, diharapkan

gaya angkat (lift) akan bertambah dan gaya hambat (drag) akan berkurang.

Namun, ide ini sulit untuk direalisasikan karena sayap yang terlalu panjang

dapat mengganggu proses pergerakan pesawat di bandar udara. Bandar udara

1
hanya akan bisa memuat beberapa pesawat saja, karena sayap yang panjang

itu membutuhkan banyak tempat.

Akhirnya, para ahli mengusulkan inovasi yang bernama winglet.

Winglet adalah sayap kecil yang ditambahkan pada ujung sayap pesawat

seperti gambar di bawah ini.

Bedasarkan data-data yang diperoleh penulis, winglet terbukti dapat

meningkatkan performa pesawat. Penambahan winglet pada pesawat juga

mudah dikerjakan. Hingga saat ini, beberapa macam pesawat telah

menambahkan winglet pada sayap-sayapnya.

I.2 Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang yang sudah penulis jabarkan di atas, maka

rumusan masalah pada paper ini adalah sebagai berikut:

- Bagaimana asal usul penemuan winglet?

- Bagaimana winglet dapat mengurangi bahan bakar pesawat?

- Seberapa besar winglet dapat mengurangi bahan bakar pesawat?

2
I.3 Tujuan

Bedasarkan rumusan masalah yang tertera di atas, tujuan dari paper

ini adalah sebagai berikut :

- Mengetahui asal usul penemuan winglet.

- Mengetahui bagaimana cara winglet mengurangi bahan bakar pesawat.

- Mengetahui seberapa besar pengaruh winglet terhadap bahan bakar

pesawat.

3
II. DASAR TEORI

II.1Prinsip Dasar Pesawat Terbang

Pada prinsipnya, sayap pesawat terbang memerlukan gaya angkat

(lift) untuk menerbangkan pesawat. Untuk memperoleh lift tersebut,

diperlukan 2 prinsip, yaitu perbedaan tekanan udara di atas dan bawah sayap,

dan perubahan kecepatan (momentum) udara karena perubahan aliran udara.

Perbedaan tekanan udara di atas dan bawah sayap diperoleh dengan sayap

pesawat yang dibentuk tidak simetris pada bagian atas dan bawahnya.

Struktur ini mengakibatkan dengan waktu tempuh yang sama, udara yang

melewati bagian atas sayap akan memiliki kecepatan yang lebih tinggi

daripada di bawah sayap. Semakin tinggi kecepatan maka akan semakin

rendah tekanan udara. Maka dapat disimpulkan bahwa tekanan di atas sayap

lebih rendah daripada di bawah sayap. Karena tekanan di atas sayap lebih

rendah, maka sayap akan cenderung “terangkat” ke atas. Sedangkan untuk

menghasilkan perubahan kecepatan (momentum) udara, sayap dibuat

memiliki sudut relatif terhadap arah datangnya udara atau dikenal

dengan sudut serang (angle of attack) seperti dijelaskan gambar berikut:

4
Selain lift, juga terdapat drag yang adalah gaya hambat yang bekerja

berlawanan dengan arah gerakan pesawat. Drag dapat timbul karena adanya

perbedaan tekanan pada bagian depan dan belakang airfoil, gesekan udara,

atau bisa juga karena perubahan kecepatan (momentum) udara. Drag yang

besar dapat menghambat pergerakan pesawat sehingga mengakibatkan

konsumsi bahan bakar yang berlebih. Oleh karena itu, para ahli pesawat

berupaya untuk mereduksi drag dengan menambahkan winglet pada ujung

sayap pesawat.

II.2Sejarah Singkat

Penemuan mengenai winglet pertama kali dikemukakan oleh

Frederick W. Lanchester. Pada tahun 1977, NASA, the U.S. Air Force, and

The Boeing Company, bekerja sama untuk melakukan uji coba winglet. Uji

coba tersebut membuktikan bahwa winglet dapat mengurangi drag dan

vortisitas sebanyak 20% serta dapat meningkatkan kinerja pesawat sekitar 6-

9%. Selain itu, sampai saat ini belum ditemukan adanya kerugian dan

dampak negatif yang dihasilkan oleh winglet. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa winglet adalah inovasi yang cocok untuk diaplikasikan pada pesawat.

Pada tahun 1994, Aviation Partners Inc. (API) berhasil menemukan jenis

winglet bernama blended winglet yang berfungsi untuk mengurangi bising

pada pesawat karena adanya drag. Selanjutnya konsep ini dikembangkan

kembali oleh La Roche dari Switzerland pada tahun 1996. Ia berhasil

mengembangkan fungsi winglet sehingga selain mengurangi induced drag,

5
juga dapat mengurangi vortex, yaitu aliran atau pusaran udara pada ujung

sayap pesawat.

Tahun 1970-an adalah masa-masa winglet diaplikasikan pada pesawat-

pesawat kecil, seperti jet. Kemudian disusul dengan winglet yang dapat

digunakan pada pesawat ukuran besar. Pada tahun 1989, Boeing

memperkenalkan pesawat 747-400 yang diperkuat dengan winglet dan pada

tahun 1990, McDonnell Douglas MD-11 yang dilengkapi dengan sayap-

sayap memulai penerbangan komersial setelah pengujian sayap dengan

winglet dinyatakan berhasil.

II.3Cara Kerja Winglet

Ketika pesawat mengudara, akan terjadi perbedaan tekanan pada

sayap pesawat bagian atas dan bawah, dimana tekanan pada permukaan sayap

bawah lebih besar dibandingkan dengan tekanan pada permukaan atas sayap

pesawat. Akibat perbedaan tekanan tersebut, udara akan mengalir dari bawah

pesawat ke ujung sayap (wingtip) dan kemudian ke arah yang bertekanan

lebih rendah, yaitu bagian atas sayap pesawat. Proses ini akan menghasikan

gaya angkat (lift) sehingga membuat pesawat dapat terbang. Sesuai dengan

asas Bernoulli pada fluida dinamis, bila tekanan semakin kecil, maka

kecepatan akan semakin besar. Dengan demikian, kecepatan udara pada

bagian atas sayap lebih besar dibandingkan pada bagian bawah sayap.

Perbedaan kecepatan udara ini mengakibatkan udara yang memiliki

6
kecepatan lebih tinggi mendorong udara dengan kecepatan yang lebih rendah

sehingga menghasilkan pusaran udara (wingtip vortices/vortisitas) pada ujung

sayap yang bergerak ke dalam di belakang sayap pesawat. Pusaran ini

menjadi semakin besar ketika perbedaan tekanan antara sayap atas dan bawah

pesawat bertambah, yang biasa terjadi ketika lepas landas dan mendarat. Hal

ini disebabkan karena pada saat tersebut, pesawat berada dalam sudut serang

(angle of attack) yang lebih besar dibandingkan dengan ketika pesawat

sedang mengudara pada ketinggian yang dikehendaki. Namun, angle of

attack ini tentu saja tidak dapat dikurangi begitu saja karena tetap diperlukan

untuk menjaga kestabilan pesawat ketika lepas landas dan mendarat. Pusaran

ini akan menguras cukup banyak energi sehingga menambah konsumsi bahan

bakar pesawat.

Sayap pesawat menghasilkan gaya angkat yang tegak lurus terhadap

angin. Jika tidak ada vortex/vortisitas pada ujung sayap pesawat, maka gaya

angkat akan tegak lurus ke atas. Namun, vortisitas pada ujung sayap pesawat

(wingtip) akan menekan angin ke arah bawah, sehingga gaya angkat pesawat

pun sedikit bergeser ke belakang seperti yang terlihat pada gambar di bawah

ini.

7
Hal ini mengakibatkan dua masalah. Pertama, bila gaya angkat

bergeser sedikit ke belakang, maka akan muncul gaya hambat pada pesawat

seperti terlihat pada gambar berikut.

Gaya angkat tanpa


vortisitas

Gaya angkat yang


terpengaruh oleh vortisitas
Gaya angkat
yang efektif

Gaya hambat
Kedua, karena gaya angkat sudah tidak tegak lurus lagi ke atas (sedikit

bergeser ke belakang) maka gaya angkat yang efektif melawan berat pesawat

menjadi berkurang. Masalah ini dapat diatasi dengan meningkatkan sudut

serangan (angle of attack). Namun, seperti yang sudah dijelaskan

sebelumnya, jika angle of attack nya semakin besar, maka vortisitas semakin

besar.

Untuk mencegah pembentukan vortex yang besar, para peneliti

menambahkan winglet pada ujung sayap. Bedasarkan hasil-hasil penelitian,

winglet terbukti dapat mengurangi kekuatan vortex. Dengan adanya winglet,

vortex akan mengalir dari bawah sayap menuju ke atas winglet dan kemudian

mengarah ke badan pesawat. Komponen vortex yang mengarah ke badan

pesawat akan membelokkan arah angin ke arah dalam, seperti yang terlihat

pada gambar di bawah ini.

8
Karena arah angin pada ujung sayap bergerak ke arah dalam, maka

gaya angkat pada winglet akan sedikit mengarah ke depan (seperti yang

ditunjukkan oleh panah oranye pada gambar di bawah ini). Jika gaya ini

diuraikan ke arah pesawat bergerak, maka akan didapatkan gaya dorong ke

depan seperti yang ditunjukkan oleh panah warna hijau pada gambar di

bawah ini. Walaupun gaya tersebut terlihat sedikit, namun gaya ini akan

membantu pesawat dalam melawan drag yang dihasilkan oleh vortisitas.

II.4Jenis dan Macam Winglet

Para ahli pesawat telah mendesain banyak macam winglet yang

disesuaikan dengan bentuk,ukuran, dan jenis pesawatnya. Berikut adalah

macam-macam winglet yang telah ditemukan dan diaplikasikan ke beberapa

pesawat.

II.4.1 Wingtip Fence

9
Winglet yang berupa sebuah sirip tambahan pada bagian atas dan bawah

pada posisi tegak di ujung sayap. Winglet jenis ini banyak digunakan oleh

Airbus milik Eropa (kecuali A330/340 dan A350) Contoh pesawat yang

menggunakan winglet jenis ini adalah Airbus A319, Aribus A380.

Wingtip Fence pada AirBus A380


II.4.2 Blended Winglet

Winglet yang berupa perpanjangan dari sayap dan ditekuk ke arah atas sayap

dengan lekukan yang nyaris vertikal. Winglet ini yang paling sering terlihat

karena banyak digunakan oleh pesawat komersial dan juga pesawat sail

(sailplanes). Contoh pesawat yang menggunakan winglet jenis ini adalah

keluarga Boeing 737 NG, Virgin Blue Airlines B737. Saat ini pesawat Garuda

Indonesia, Sriwijaya Air, Batik Air, dan Lion Air juga sudah menggunakan

winglet jenis ini.

Blended Winglet

10
II.4.3 Raked Wingtip

Winglet yang berupa perpanjangan sayap yang memiliki sudut sedikit

lebih tinggi di bagian ujung sayap. Winglet jenis ini adalah salah satu dari

teknologi Boeing yang digunakan pada pesawat terbarunya yaitu 777, 787

dan 747-8. Selain itu ANA air juga sudah menggunakan teknologi raked

wingtip ini pada sayap pesawatnya.

Raked Wingtip pada ANA


Airlines

11
II.4.4 Spiroid Winglet

Winglet dengan sedikit bagiannya dilekungkan dan dilekatkan dengan

bagian sayap pesawat yang terletak lebih depan, sehingga membuat

bentuk melingkar atau spiral. Winglet jenis ini masih jarang sekali

diaplikasikan ke pesawat-pesawat, terlebih pesawat komersial, sehingga

jarang terlihat oleh masyarakat. Winglet jenis ini dapat mengurangi

penggunaan bahan bakar hingga 10%.

II.5Manfaat dan Dampak Penggunaan Winglet

Pada tahun 1999, dibentuk  Aviation Partners Boeing (APB) yang

bekerja sama dengan Seattle-based Aviation Partners Inc. and The Boeing

Company. Organisasi ini membuat jenis winglet yang bernama blended

winglet. Desain ini kemudian diaplikasikan pada banyak pesawat Boeing.

Telah dibuktikan pada pesawat Southwest Boeing 737-700, bahwa

penggunaan winglet dapat menghemat bahan bakar sebanyak 4-6% (sekitar

100.000 barel per tahunnya).

12
Keuntungan tersebut juga dapat memberikan dampak yang baik pada

lingkungan. Karena jika bahan bakar yang diperlukan mengalami penurunan,

berarti pembakaran bahan bakar juga mengalami penurunan yang cukup

signifikan. Mike Stowel, wakil kepala presiden eksekutif APB dan staf

teknis, mengatakan bahwa winglet dapat memberikan pengurangan emisi

karbondioksida sebanyak 6 % dan pengurangan nitrogen oksida sebanyak 8%

dari polutan atmosfer.

Selain memberikan dampak positif terhadap bahan bakar dan

lingkungan, winglet juga tentu saja memberikan pengaruh yang cukup besar

pada pesawat. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, winglet dapat

mengurangi drag, sehingga dapat meningkatkan performa pesawat karena

gaya hambatannya sudah berkurang. Selain itu, pengurangan drag juga dapat

mengurangi energi yang dibutuhkan pesawat ketika lepas landas. Winglet

juga dapat mengurangi kebisingan yang dihasilkan oleh pesawat sebanyak

6,5%. Pengurangan kebisingan ini dapat meminimalkan kemungkingan denda

bandara karena melanggar batas kebisingan.

Pada tahun 2010, APB meningkatkan kemampuan winglet sehingga

dapat menghemat penggunaan bahan bakar hingga 2 miliar barel per

tahunnya. Hal ini sama saja dengan mengurangi pengeluaran sebanyak 4

miliar dollar per tahun, sekaligus setara dengan pengurangan 21,5 ton emisi

karbon dioksida. Pada tahun 2014, performa winglet meningkat dan dapat

mengurangi lebih dari 5 miliar barel bahan bakar per tahun.

13
III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Winglet adalah sebuah inovasi pada sayap pesawat yang memberikan

banyak keuntungan baik pada pesawat maupun lingkungan. Pada

pesawat, winglet dapat mengurangi drag yang dihasilkan dari vortex pada

wingtip. Selain itu, teknologi winglet yang sudah maju dapat mengurangi

kebisingan yang dihasilkan pesawat. Dengan berkurangnya drag, maka

energi yang diperlukan pesawat untuk melaju pun dapat berkurang karena

gaya hambat yang memperbesar energi yang dikeluarkan pesawat telah

banyak dihilangkan. Lebih jauh lagi, bahan bakar yang berkurang dapat

mengurangi pembakaran bahan bakar sekaligus emisi karbon dioksida

dan zat-zat lainnya yang dapat menghasikan polusi.

Jika tidak ada inovasi winglet, maka penggunaan dan pembakaran

bahan bakar akan terus meningkat setiap tahunnya sehingga berdampak

buruk bagi lingkungan karena cadangan minyak di bumi yang sudah

semakin menipis. Itulah sebabnya winglet sudah mulai diaplikasikan pada

banyak pesawat.

3.2 Saran

Dalam penulisan paper ini, penulis mendapatkan pengetahuan tentang

dinamika fluida yang bekerja pada pesawat, cara kerja sayap dan winglet,

serta macam-macam winglet yang telah digunakan pada pesawat. Penulis

14
berharap paper ini dapat menambah wawasan pembaca tentang winglet,

fungsinya, dan manfaat yang diberikan pada aerodinamis pesawat juga

lingkungan. Penulis juga ingin memohon maaf jika mungkin ada

kesalahan –kesalahan dalam paper ini, baik kesalahan penulisan maupun

data.

15
DAFTAR PUSTAKA

- Atmoko, Budi.1995.Merancang,Membuat,dan Menerbangkan Pesawat

Layang Model. Jakarta : PT.Elex Media Komputindo

- Anonymous.2010.”Winglets Save Billions of Dollars in Fuel Costs,”

https://spinoff.nasa.gov , diakses pada 1 Desember 2018

- Balint.2008.”Aircraft Winglets,” https://airlineworld.wordpress.com,

diakses pada 1 Desember 2018

- Hutasuhut, Muhammad Yunus.2005.Mengenal Dunia Penerbangan.

Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana Indonesia

- Udris,Alex.2018.”This Is How Winglets Work,”

https://www.boldmethod.com , diakses pada 5 Desember 2018

16
LAMPIRAN

A. Berkaitan dengan literatur yang didapatkan di Perpustakaan Nasional RI,

belum bisa dipinjam. Maka berikut adalah lampiran foto dari buku-buku

tersebut.

17
B. Melakukan wawancara dengan Lisa Carolina,M.Sc

18

Anda mungkin juga menyukai