Anda di halaman 1dari 48

Basics of Maintenance

Aircraft Program for


Financiers
Pengetahuan tentang program maintenance
angkutan udara untuk mendapatkan visibilitas
status perawatan pesawat.

PENGENALAN
Industri maintenance umunya mencakup tugas-tugas yang dibutuhkan untuk
mengembalikan atau me-maintain sistem, komponen, dan struktur pesawat ke
dalam kondisi layak terbang.
Maintainance diperlukan untuk tiga alasan utama:
Operasional: Untuk menjaga pesawat dalam kondisi serviceable dan dapat
diandalkan sehingga dapat menghasilkan pendapatan.
Nilai Retensi: Untuk menjaga nilai saat ini dan masa depan pesawat dengan
meminimalkan kerusakan fisik pesawat sepanjang hidupnya.
Persyaratan peraturan: Kondisi dan pemeliharaan pesawat diatur oleh otoritas
penerbangan dari yurisdiksi di mana pesawat itu terdaftar. Persyaratan
tersebut menetapkan standar untuk perbaikan, overhaul berkala, dan
perubahan dengan mensyaratkan bahwa pemilik atau operator membentuk
pemeliharaan kelaikan dan program inspeksi yang dilakukan oleh individu
bersertifikat memenuhi syarat untuk mengeluarkan sertifikat kelaikan udara.

MAINTENANCE PROGRAM
PERSPECTIVE

Sejarah Program Maintenance


Awalnya program maintenance ini dikembangkan pilot dan
mekanik. Mereka menilai kebutuhan dari pesawat pesawat
tersebut untuk maintenance
berdasarkan pengalaman
masing-masing dan menciptakan program-program yang
sederhana, tanpa analisis.
Pengenalan penerbangan sebagai metode baru transportasi
menuntut peraturan baru dan keterlibatan yang lebih luas dari
Badan Pengawas dalam persyaratan maintenance. Selama era
ini tidak hanya peraturan yang diberlakukan, tetapi program
juga dimulai untuk memantau kehandalan dan keamanan.
Produsen pesawat menjadi sumber pengembangan program
maintenance. Keterbatasan waktu yang ditetapkan untuk
maintenance, seluruh pesawat secara berkala dibongkar,
dirombak, dan disusun kembali dalam upaya untuk
mempertahankan tingkat keamanan tertinggi. Ini adalah asalusul proses perawatan primer pertama yaitu Hard-Time (HT).

Proses Hard-Time mengamanatkan semua komponen


diturunkan ketika mereka mencapai usia tertentu, kemudian
dinyatakan sebagai jumlah operasi jam terbang, siklus
terbang waktu kalender, dll sejak baru sampai terkahir
masuk ke shop.
Pada tahun 1960 perwakilan dari kedua FAA dan perusahaan
penerbangan membentuk satuan tugas untuk menyelidiki
kemampuan preventif maintenance. Dua penemuan besar
dihasilkan dari investigasi mereka:
Scheduled overhaul, memiliki sedikit efek pada keandalan
secara keseluruhan pada peralatan yang kompleks kecuali
peralatan yang memiliki modus kegagalan yang dominan
Terdapat banyak item yang tidak ada aplikasi yang
efektifnya untuk scheduled Hard-Time maintenance.
Hasil temuan satgas mengambangkan proses perawatan
primer kedua yaitu On-Condition (OC).
On-Condition mensyaratkan bahwa suatu alat atau bagian
secara berkala diperiksa terhadap beberapa standar fisik
yang sesuai untuk menentukan apakah ia dapat terus
berada dalam service atau tidak. Tujuan OC adalah

Maintenance Steering Group (MSG)


1968, Maintenance Steering Group (MSG) dibuat untuk
merumuskan proses decission logic yang digunakan untuk
pengembangan kebutuhan scheduled maintenance awal
untuk pesawat baru. Terdiri dari berbagai badan penerbangan,
termasuk Air Transport Association (ATA), maskapai
penerbangan, produsen pesawat, pemasok, dan perwakilan
FAA.

MSG-1 - Evaluasi Pemeliharaan dan Pengembangan Program

1970, MSG-1 diperbarui ke MSG-2 yang berlaku untuk pesawat


generasi selanjutnya (L-1011 dan DC-10), dan pada saat yang
sama diperkenalkan proses perawatan primer ketiga
yaituCondition-Monitoring (CM). Saat Condition-Monitoring
tidak ada layanan atau inspeksi dijadwalkan, namun kinerja
mekanik dipantau dan dianalisis. Apabila statusnya termonitor
dibawah acceptable level maka diperlukan removal unit
tersebut harus segera dilakukan.

MSG-2 kemudian digunakan untuk mengembangkan program


scheduled maintenance untuk pesawat pada tahun 70an.

1979, satgas Air Transport Association (ATA) berusaha untuk


memperbaiki MSG-2 untuk pesawat baru dengan teknologi
canggih (B757 & B767).
Pekerjaan satgas ATA menyebabkan pengembangan baru
yaitu MSG-3 dengan tujuan utama:
a. Memisahkan item yang terkait dengan keselamatan dari
hal ekonomi
b. Mendefinisikan treatment yang memadai dari kegagalan
fungsional yang tersembunyi.
Pada MSG-3, kegiatan dinilai pada tingkat sistemnya daripada
tingkat komponennya. Dengan kata lain, jika dapat
ditunjukkan bahwa kegagalan fungsional sistem tertentu tidak
berpengaruh pada keselamatan operasional, atau dampak
ekonominya tidak signifikan, maka tidak dibutuhkan routine
maintenance. Manfaat utama dari proses MSG-3 adalah bahwa
MSG-3 umumnya menghasilkan standar keamanan yang lebih
tinggi.

Maintenance Task Development


MSG-3 adalah metode yang saat ini digunakan untuk
mengembangkan
tugas scheduled maintenance dan interval yang akan diterima
oleh:
a) Regulai otoritas,
b.) Operator, dan
c.) Manufacturers.
Maintenance lainnya, yaitu non scheduled atau tidak rutin
maintenance, terdiri dari tindakan perawatan untuk
memperbaiki perbedaan yang dicatat selama waktu yang
telah di jadwalkan pada tugas maintenance

FIGURE 4 MSG-2 VS. MSG-3 TASK PROCESS

Gambar
4
mengilustrasikan
perbedaan
antara
proses
perkembangan
Scheduled task dipekerjakan menggunakan MSG-3 vs MSG-2.
Untuk setiap potensi penyebab kegagalan, petunjuk MSG-3
menyediakan logika task oriented untuk menentukan yang
scheduled mainternance task
Program task oriented terdiri dari tugas-tugas tertentu, yang
dipilih untuk memberikan konsekuensi kegagalan fungsional
berdasarkan
karakteristik actual reliability dari peralatan yang di rancang
untuk melindungi.
Tugas yang dipilih dalam kesulitan hirarki dan biaya, dari terendah
hingga tertinggi. Tergantung pada konsekuensi dari kegagalan
(safety,
operasional,
ekonomi, hidden safety dan hidden non-safety) sebuah kombinasi
tunggal atau tugas yang akan dipilih itu

Berikut ini adalah daftar generik tugas yang harus


dipilih:
1. Lubrication / Servicing (LU/SV or LUB/SVC) untuk
tujuan merawat yang melekat dengan design
capabilities.
2. Operational / Visual Check (OP/VC or OPC/VCK)
tugas menemukan kegagalan untuk menentukan jika
sebuah barang memenuhi apa yang diperuntukkan
3. Functional Check / Inspection (FC /IN* or */FNC)
functional checks adalah pemeriksaan kuantitatif untuk
menentukan jika satu atau lebih fungsi dari kemampuan
suatu barang dengan batas spesifikasi. Terdapat tiga
level inspeksi untuk menentukan jika sebuah barang
memenuhi apa yang diperuntukkan :
a) General Visual Inspection (GV or GVI)
b) Detailed Inspection (DI or DET)
c) Special Detailed Inspection (SI or SDI)

4. Restoration (RS or RST) mengerjakan ulang ,


mengganti part atau membersihkan jika di perlukan untuk
mengembalikan suatu barang ke spesifikasi standard
5. Discard (DS or DIS) memindahkan dari service suatu
barang ketika dalam spesifikasi life limit.

Maintenance Program Groupings


Di bawah MSG-3, tugas maintenance dikategorikan menjadi
tiga kelompok Program (lihat Gambar 5) yang terdiri dari:
a) Sistem & Powerplant,
b) Struktural, dan
c.) Zonal
Tujuan dari sistem & powerplant program ini untuk melakukan
pemeriksaan fungsional dan / atau operasional sistem
pesawat yang typical yaitu kontrol penerbangan, pneumatik,
listrik, dll

FIGURE 5 PROGRAM GROUPING

Tujuan dari program zonal inspection adalah untuk menilai


kondisi umum dari semua sistem dan struktur item yang
terkandung dalam masing-masing zona dengan penggunaan
zonal inspection task yang di definisikan. Zonal inpection
meliputi pemeriksaan visual listrik kabel, pipa hidrolik, air /
limbah pipa, pneumatik ducting, komponen, peralatan,
bracket, dll, terkait dengan sistem yang termasuk dalam
batas-batas zona.
Program inspeksi struktur ini dirancang untuk memberikan
deteksi yang tepat waktu dan perbaikan kerusakan structural
selama operasi komersial. Deteksi korosi, korosi stres, rusak
ringan dan kelelahan retak dengan prosedur visual dan / atau
NDT

MAINTENANCE
PROGRAM
DEVELOPMENT

MRBR???????

Pengelompokan minimum scheduled


maintenance requirement yang telah di
uraikan di FAA Advisory Circular 121-22A

POLICY AND PROCEDURES


HANDBOOK (PPH)?

Merupakan procedure yang dapat di ikuti oleh ISC,


MRB, WMG, untuk mengukur ketetapan analisis
sebuah desain.
Ini digunakan oleh semua participant seraya sebuah
standar proses MRB yang diadakan pada aircraft
model

Kesimpulannya bahwa MRB adalah schedul


pekerjaan maintenance untuk sebuah pesawat baru
yang lama dan sangat mahal, contoh pertimbangan
untuk 777 airplant, projek pekerjaan 777 diawali
tahun 1990, MBR sebuah dokument yang di adopsi
dari FAA pada tahun 1995,dan hanya 2 minggu
sebelum airplane certified keluar

Maintenance Planning Document


(MPD)
MPD merupakan
dokumen yang
mengandung semua
MRB dan Maintenance
scheduled yang
bersifat mandatory.
MPD hanya dapat
dirubah apabila
terdapat ijin dari
badan otoritas.

MPD menyediakan informasi


yang dibutuhkan oleh operator
untuk mengembangkan program
perawatan/maintenance.

Operators Approved Maintenance


Programs (OAMP)
Operator/setiap
individu
di
dunia penerbangan memiliki
tanggung
jawab
untuk
menentukan apa yang harus
dilakukan dan kapan harus
melakukan hal tersebut.
Gambar
di
samping
menunjukan bahwa Additional
Requirements/
keperluan
tambahan dalam bentuk service
letters,service
bulletins,Airworthiness
directive,Airline tasks dan tugas
perawatan terhadap engine,
APU
dan
Vendor
manuals
merupakan tanggung jawab
dari individu tersebut.

Maintenance programs supporting


document
Terdapat 2 kondisi :
1. Routine/scheduled maintenance
2. Non-routine/unscheduled
maintenance

Routine / scheduled maintenance


AMM berfungsi sebagai
referensi
dalam
melakukan tugas rutin
dan perawatan.
Sedang
task
cards
berfungsi
untuk
memastikan
bahwa
personil/mekanik
mengikuti petunjuk dan
melakukan langkah yang
benar dalam melakukan
tugas
rutin.
(Recordkeeping).

Non-routine / unscheduled maintenace


Gambar disamping
menujukan dokumen yang
digunakan sebagai referensi
dalam melakukan nonroutine / unscheduled
maintenance.
Penyebab dilakukannya
unscheduled
maintenance,antara lain:
- Laporan dari pilot
tentang kondisi pesawat
selama mengudara.
- Hard landings
- Tail strikes
- Ground demage
- Lightning strikes
- Dll.

Maintenance Programs
Enhancement Process

Untuk menghasilkan
perkembangan di dalam
program perawatan,
aircraft manufacturers
dan operator harus
bekerja sama untuk
mengidentifikasi setiap
tugas yang terdapat
didalam MRBR yang
dapat di optimalkan
dengan cara
menganalisa keuntungan
dan kerugiannya.
Apabila proses analisis
selesai, manufacturers
akan membuat
rekomendasi untuk
setiap tugas individu dan
di serahkan kepada ISC.
Perubahan yang telah
disetujui tersebut akan
disatukan dan
dimasukan kedalam
MRBR dan MPD.

Generic Vs Customized
maintenance program

Maintenance Check
Maintenance Event Letter Check (Surat Acara Cek Pemeliharaan)
Seluruh tugas yang ditetapkan melalui proses pengembangan perawatan
pada akhirnya harus dialokasikan ke dalam paket pekerjaan yang terjadwal.
Tugas yang memiliki selang waktu (interval) yang sama dikelompokkan ke
dalam sebuah paket, masing-masing memiliki interval sendiri. Pada pesawat
komersil intervalnya berkisar mulai dari walk around check lalu ke service cek
di line maintenance station lanjut ke cek utama yang dilakukan di
maintenance bases. Pada dunia penerbangan surat cek ini diberi nama
secara alphabet, yaitu :
1. The A-Check
Secara umum berisi inspeksi yang dilakukan pada interior/exterior pesawat
yang dilakukan mingguan atau bulanan. Contohnya melakuakan inspeksi, oil
servicing, pelumasan dan operational check.
2. The C-Check
Cek yang dilakukan setiap 12-20 bulan sekali tergantung operator, tipe
pesawat dan pemanfaatan pesawat itu sendiri. Contohnya melakukan
pengecekan pada system fungsi dan operasional pesawat dan melakukan
inspeksi kecil pada struktur pesawat.
3. The D-Check (Heavy Maintenance Visit)
Dilakakukan setiap 6-12 tahun sekali bergantung pada jenis dan pemanfaatan
pesawat. Biasanya pesawat di service dulu dalam beberapa minggu. Selama
perbaikan cat exterior pesawat di hapus, part pada panel luar di pindahkan

Maintenance Check Packaging


Block check packaging methode:
Fokus pada prinsip pengelompokan tugas yang memerlukan
pengulangan yang sering atas dasar letter check (yaitu "A",
"C", & "D" Checks).

Keuntungan Block Check


Menyederhanakan perencanaan & penjadwalan package pekerjaan
Pemenuhan modifikasi
Pembetulan non-routines
Lebih efisien untuk mengurutkan pekerjaan yang panjang
Kekurangan Block Check
Kebutuhan tenaga kerja sporadis
Ground time lebih panjang

Phased Check (Cek Bertahap) packaging method:


Terkadang disebut cek penyamaan kedudukan/penyamarataan
pembagian tugas ke package yang lebih kecil yang dapat
dicapai lebih sering daripada package pada blok check. Tujuan
dari pembagian ini adalah upaya untuk meratakan beban
kerja maintanance dari waktu ke waktu dan memperpendek
panjang dari setiap periode down-time.

Keuntungan Phase Check


Mengurangi ground time
Meningkatan ketersediaan pesawat
Mengurangi tenaga kerja sporadis
Fleksibilitas pengelompokan tugas
Kekurangan Phase Check
Meningkatkan perencanaan & penjadwalan produksi
Terbatasnya waktu untuk pemenuhan modifikasi utama
Terbatasnya waktu untuk mengidentifikasi & memperbaiki maintenance nonroutine.

Maintenance Storage
Program
Terkadang pesawat terbang perlu dinonaktifkan atau tidak
dioperasikan dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Maka
pesawat harus disimpan dalam kondisi yang memenuhi
prosedur untuk mencegah kerusakan sehingga pesawat tetap
dalam keadaan yang laik. Kegiatan ini bergantung pada
panjang dan kondisi lingkungan tempat penyimpanan pesawat.
Pesawat disimpan ketika pesawat tidak dioperasikan lagi
dengan status apapun. Pengawetan/penyimpanan pesawat ini
bergantung pada panjang tempat penyimpanan, design dan
fitur pesawat dan keadaan lingkungan tempat penyimpanan.
Tiga jenis program penyimpanan pesawat terbang :
1. Short Term Storage
: Untuk pesawat yang tidak
dioperasikan kurang dari 60 hari.
2. Intermediate Term Storage : Untuk pesawat yang tidak
dioperasikan selama lebih dari 60 hari tetapi kurang dari 120
hari.
3. Long Term Storage
: Untuk pesawat yang tidak

Maintenance Program Bridging

Terkadang operator pesawat perlu melakukan perubahan, mengganti armada


pesawat atau mengganti program maintenance satu ke program yang lainnya
dengan tujuan efisiensi dan mengurangi biaya. Dalam prosesnya ketika sebuah
pesawat dalam transisi program inspeksi waktu servis, waktu kalender dan
siklus operasionalnya harus diakumulasikan dibawah program yang
sebelumnya yang harus bias diaplikasikan untuk mLenentukan program baru
yang akan dibuat.
Penjembatanan dalam transisi program maintenance ini mempertimbangkan
faktor-factor berikut untuk persyaratan yang sesuai
1. Program Difference
5. Fase program pemeliharaan
a. Sistem dan Program Power Plant
6. Airworthiness Directives / CMR /
AL status
b. Program Zonal
7. Service Bulletin
c. Program Struktur
8. Persyaratan peraturan otoritas yang
berlaku
2. Usia Pesawat
a. Waktu Kalender
b. Jumlah jam terbang
c. Siklus terbang
3. Lingkungan pengoperasian pesawat
4. Pemanfaatan pesawat.

MAINTENANCE PROGRAM VALUATION PERSPECTIVE

FIGURE - SAW-TOOTH MAINTENANCE UTILITY CURVE

Pada setiap pemeriksaan,


ruang lingkup kerja
sepenuhnya akan
mengembalikan nilai
pemeliharaan itu hilang
selama waktu di udara,
sehingga kondisi
pemeliharaan telah
dikembalikan ke waktu nol.
Kurva gigi gergaji
menggambarkan profil
nilai pemeliharaan secara
keseluruhan.

Maintenance
Valuation Perspective
'Half-life adalah Kondisi
dimana setiap komponen
atau service Maintenance
yang
memiliki
interval
yang
ditentukan
yang
Menentukan masa servis,
selang
overhaul
atau
selang
Antara
jasa
pemeliharaan,
berada
pada kondisi Setengahnya
dari total interval yang
btelah ditentukan.

APPENDIX 1
CONTOH BLOK & tahap PROGRAM
PEMELIHARAAN STRUKTUR

Cond
1. Letter Check Maintenance Program - Cek 'A' yang
dikemas ke dalam urutan A1 - A12, masing-masing dengan
interval yang sesuai dari 500 jam terbang. Siklus Cek-A
selesai pada A12 cek di 6.000 FH. Cek 'C' yang dikemas ke
dalam urutan C1 - C12, dan akan dilakukan setiap 18 bulan.
Selain itu, ada pemeriksaan primer yang berat (D-check)
karena
dilakukan setiap 144 bulan. Struktur ini
mempertahankan keselarasan dari A-cek dengan C-cek, dan
C-cek dengan D-cek. Efektifitas semua tugas pemeliharaan
berada dalam fase di cek terakhir dari siklus.

Cond
2. Phased Maintenance Program - A-cek dijadwalkan
setiap 500 jam terbang; Namun tidak akan ada siklus yang
jelas A-cek (A1, A2, A3, A4, dan sebagainya) di mana semua
tugas berada dalam fase di cek terakhir dari siklus. Dalam
struktur ini, tugas-tugas sering terus ditambahkan / direvisi
berdasarkan usia pesawat. C-cek Program terdiri dari terus
menerus C-cek dimana setiap cek keenam adalah yang
terberat (C6, C12, C18, dll) karena menangkap tugas 1C, 2C,
4C, dan 6C.

ATA Chapterization & Numbering System Perspective

The ATA Chapter numbers memberikan standar umum


referensi untuk semua dokumentasi pesawat komersil.
Kesamaan ini memungkinkan komunikasi antara pilot dan
mekanik menjadi lebih mudah dan produktif serta
berpemahaman yang sama. Contoh ini termasuk Oksigen
(Bab 35), Tenaga Listrik (Bab 24) dan Pintu (Bab 52).

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai