Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Engine fuel sytem merupakan jenis sistem yang ada pada setiap
pesawat termaksud pada jenis Boeing 777-300ER dan terdapat airframe
disebut juga airframe fuel system disamping sistem-sistem lainnya. Engine
fuel system adalah salah satu sistem berhubungan dengan fuel (bahan
bakar pesawat). Salah satunya adalah sebagai penyediaan aliran fuel (fuel-
flow) ke bagian engine serta berkaitan dengan proses pembakaran dalam
engine (combustion chamber). dan mengatur fuel flow yang dibutuhkan
dalam proses starting, acceleration dan lain-lain ketika pengoperasian
engine. Agar proses ini berjalan dengan baik maka diperlukan beberapa
komponen fuel system yang digunakan sebagai pengatur dan
mendistribusikan fuel hingga menuju combustion chamber untuk proses
pembakaran. Sedangkan airframe fuel system adalah system yang
berhubungan dengan struktur tanki bahan bakar pesawat yang dimana
fungsinya adalah untuk menampung jumlah fuel yang telah ditentukan
bedasarkan range dan lamanya perjalanan penerbangan.

Fuel system memilliki komponen-komponen dimana setiap komponen


memiliki fungsional dan operasional yang berbeda, tetapi tetap berkaitan
erat dalam hal distribusi fuel hingga ke combustion chamber untuk proses
pembakaran. untuk itu sangat diperlukan pengetahuan mengenai cara kerja
dari tiap-tiap komponen itu agar dapat diketahuai dan dipahami mengenai
bagaimana cara kerja fuel system tersebut.

Sebagai tempat penyimpanan fuel, fuel tank tersebut memiliki peranan


penting dalam penyaluran fuel terhadap engine hingga samapai proses
pembakaran. Hal ini disebabkan pembakaran dalam combustion chamber
akan berlangsung sempurna jika terdapat cukup fuel disamping udara dan
api. Dalam hal ini fuel yang ada dalam fuel tank harus tidak boleh
terkontaminasi oleh apapun yang dapat memengaruhi performace engine.

1
Terutama kontaminasi terhadap debris, water dan senyawa yang
berbahaya lainnya seperti microbial growth. Dengan demikian jika terjadi
kerusakan komponen maupun struktur airframe dalam fuel system yang
disebabkan fuel contamination tersebut maka dapat berpengaruh terhadap
komponen fuel system di dalamnya dan performance yang dihasilkan dari
engine tersebut sehingga saat dalam flight akan terjadi kasus fuel
imbalance. Untuk mengetahui dan menaganinya diperlukan pengetahuan
tentang fuel system tersebut.

1.2 Perumusan Masalah


Perumusan masalah pada Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Apa penyebab terjadinya kasus fuel imbalance EICAS message
pada pesawat Boeing 777-300 ER?
2. Apa akibat yang di timbulkan dari kasus fuel imbalance
imbalance EICAS message pada proses pengoperasian
pesawat terbang?
3. Bagaimana cara penanggulangan permasalahan kasus fuel
imbalance EICAS message pada pesawat Boeing 777-300 ER?

1.3 Batasan Masalah


Pada penyusunan Tugas Akhir ini, penulis membatasi pembahasan
materi pada studi kasus fuel imbalance EICAS message pesawat Boeing
777-300ER. Mengetahui penyebab terjadinya fuel imbalance EICAS
Message pesawat Boeing 777-300ER terutama berkaitan dengan fuel
contamination. Dampak fuel imbalance EICAS message pesawat Boeing
777-300ER saat penerbangan, dan Tugas Akhir Ini tidak membahas
keseluruhan penanganan penyebab terjadinya fuel imbalance pada
pesawat Boeing 777-300 ER hanya berkaitan dengan fuel imbalance
EICAS message saat pesawat flight yang ada di FIM (Fault Isolation
Manual).

2
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai pada Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui penyebab dari kasus fuel imbalance EICAS
message pada pesawat Boeing 777-300 ER.
2. Mengetahu dampak dari kasus fuel imbalance EICAS message
pada pesawat Boeing 777-300 ER.
3. Mengetahui cara menangulangi permasalahan kasus fuel
imbalance EICAS message pada pesawat Boeing 777-300 ER
saat dalam penerbangan.

1.5 Manfaat Penelitian


Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka manfaat yang dapat
diambil baik secara teoritis maupun praktis antara lain:

Secara Teoritis : Dapat memahami penyebab serta dampak yang


ditimbulkan dari kasus fuel imbalance EICAS
message pada pesawat Boeing 777-300 ER.
Secara Praktis : Dapat mengasah kemampuan mengenai cara
penanganan atau solusi dari kasus fuel imbalance
EICAS message pada pesawat Boeing 777-300 ER.

1.6 Sistematika Penulisan


Tugas akhir ini dikelompokan menjadi lima bab dengan susunan
penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang ide penelitian, perumusan
masalah, batas permasalahan, tujuan penelitian, serta
sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI


Bab ini berisi teori-teori dasar pendukung analisis pengaruh
fuel imbalance terhadap fuel system pada pesawat Boeing

3
777-300 ER yang meliputi definisi-definisi dasar dan konsep
dasar.

BAB III : RENCANA KERA


Bab ini berisi sekumpulan kegiatan dan langkah-langkah
yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab ini berisikan hasil dan pembahasan berupa penjelasan
hasil inspeksi dari pengaruh fuel imbalance EICAS Message
dan kaitannya dengan fuel contamination penyebab fuel
storage imbalance terhadap fuel system pada pesawat
Boeing 777-300 ER.

BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari permasalahan yang telah
dijabarkan dan saran yang nantinya dapat diambil sebagai
bahan perbaikan bagi peneliti sendiri dan untuk peneliti-
peneliti selanjutnya.

4
BAB II
LANDASAN TEORI.

2.1 Fuel System Pada Pesawat


Fuel System adalah sistem pada engine yang berperan untuk
mengalirkan dan menyuplai bahan bakar dari tanki bahan bakar ke ruang
bakar guna untuk berlangsungnya proses pembakaran, sehingga engine
dapat bekerja dan menghasilkan thrust. Fuel system ini dapat bekerja
karena adanya komponen-komponen yang saling berhubungan, yaitu:

2.1.1 Fuel Tank


Fuel tank merupakan komponen pada fuel system yang berfungsi
sebagai fuel storage yang digunakan pada proses pembakaran. Fuel tank
ini terdiri dari main tank (terdapat pada masing-masing wings pesawat),
center tank (terdapat diantara main tank atau pada fuselage bagian tengah)
dan surge tank pada bagian ujung setelah main tank.

Gambar 2.1 Tangki Bahan Bakar di pesawat Boeing 777-300 ER[8]

5
2.1.2 Booster Pump
Booster Pump merupakan pompa yang berfungsi untuk menyalurkan
bahan bakar bertekanan rendah ke engine sehingga bahan bakar yang
dialirkan memiliki laju aliran yang stabil dan teratur. Booster pump
mentransfer bahan bakar dengan tekanan 20 psi dari tangki menuju fuel
pump. Booster pump lokasinya pada wing dibagian Aft Spar atau
menghadap ke belakang antara horizontal drive saft housing dan lubrication
unit posisi jam 8.

Gambar 2.2 Booster Pump[3]

2.1.3 Fuel Transfer Pump


Fuel transfer pump berfungsi memindahkan fuel dari tangki yang
satu ke tangki yang lain menggunakan tenaga yang dihasilkan oleh pompa.
Terutama dari bagian main tank (berada di bagian wing atau wings
pesawat) menuju center tank (berada di bagian fuselage / badan pesawat).
Proses pemindahan tersebut bertujuan untuk menjaga kestabilan saat
pesawat dalam keadaan cruising. Fuel transfer pump tersebut digerakkan
menggunakan elektrikal motor dengan kapasitas 24 – 28 Volt DC.

6
Gambar 2.3 Transfer Pump[11]

2.1.4 Fuel Fire Shut-off Valve


Merupakan valve yang berfungsi sebagai pemutus.dan penghubung
aliran fuel yang masuk menuju system engine. Pada pesawat wide body,
umumnya fuel fire shut-off valve dihubungkan dengan sistem pemadam
kebakaran sehingga apabila terjadi kesalahan pada system baik engine
mengalami overheat atau mengalami kebakaran. Valve ini otomatis akan
menutup distribusi fuel ke engine dan system terhenti otomatis.

Gambar 2.4 Fuel Fire Shut-0ff Valve[3]

2.1.5 Fuel Check Valve


Merupakan suatu komponen yang berfungsi menyearahkan atau
penyearah aliran fuel pada system agar aliran fuel tidak terbagi atau keluar
dari jalur pipa dari system yang diinginkan. Cara kerja dari kebanyakan fuel
valve hanya membuka dan menutup sesuai perintah computer yang telah

7
diatur. Terdapat beberapa jenis valve pada sistem bahan bakar pesawat,
misalnya, shutoff valve, transfer valve, crossfeed valve.

Gambar 2.5 Fuel Check Valve[3]

2.1.6 Fuel Heater


Fuel Heater berfungsi memanaskan fuel yang disuplai dari fuel tank
untuk mencegah terbentuknya Kristal es akibat pembekuan partikel air di
ketinggian ±30.000 feet. Pemanasan fuel pada umumnya berasal ketika fuel
dari udara panas engine ataupun aliran panas oil pipe.

2.1.7 Fuel Filter


Fuel filter merupakan system yang lokasinya antara lower pressure
fuel pump dan hight pressure pump corrugated kontruksi. Desain ini
bertujuan untuk menahan partikel-partikel yang kecil tidak bisa ikut dengan
fuel dan tertahan pada fuel filter tersebut. dalam operasionalnya, filter dapat
menangkap sedimen yang hanya berukuran ribuan inci. Jenis filter yang dapat
menangkap partikel yang sangat halus dalam kisaran 10-25 mikron. 1
mikron sama nilainya dengan 1 / 1.000 milimeter. fuel filter bekerja secara
otomatis. Ketika fuel flow masuk ke filter, Filter akan langsung bekerja
secara otomatis menyaring partikel-partikel kecil yang ikut masuk kedalam
fuel. Fungsi dari fuel filter yaitu untuk mencegah masuknya partikel-partikel
ke dalam main engine control (MEC). Penggantian fuel filter dilaksanakan
pada setiap 100 jam terbang.

8
Gambar 2.6 Fuel Filter[3]

2.1.8 High Pressure Fuel Pump (HP Fuel Pump)


High Pressure Fuel Pump merupakan pump yang berfungsi untuk
menyuplai bahan bakar ke FCU (Fuel Confrol Unit) sesuai dengan tekanan
yang dibutuhkan oleh FCU. Tekanan pada FCU sendiri memiliki target
untuk menjamin agar FCU bisa bekerja dengan baik.

2.1.9 Fuel Control Unit/(FCU)


FCU merupakan salah satu komponen yang mengontrol perfoma
engine agar tetap dalam keadaan baik. FCU ini berfungsi untuk mengatur
besarnya(fuel)yang akan masuk ke combustion chamber. Besaran jumlah
fuel yang di suplai untuk engine disesuaikan berdasarkan jumlah udara
yang mesuk ke engine.

Gambar 2.7 Fuel Control Unit[3]

9
2.1.10 Fuel Flow Transmitter
Fuel Flow Transmitter merupakan komponen pada fuel system
fungsionalnya adalah untuk memberikan penunjukan di flight deck
mengenai jumlah fuel yang dibakar.

Gambar 2.8 Fuel Flow Transmitter[12]

2.1.11 Oil Cooler Fuel Heater (Fuel Heat Exchanger)


Oil cooler atau fuel heat exchanger merupakan bagian dari fuel
system berfungsi untuk. mentransfer energi panas sehingga terjadi
perubahan temperatur pada kedua liquid, yaitu fuel dan oil. Oil sangat
dibutuhkan pada pesawat dalam berbagai macam sistem dikarenakan
bentuknya yang kental. Apabila oil menjadi panas, maka bentuknya akan
cair dan tidak bisa bekerja dengan baik. Sebaliknya, jika oil sangat baik
dalam keadaan dingin, sementara fuel harus dalam keadaan panas. Maka
dari itu, kedua fluid ini harus tetap terjaga temperaturnya. Servo fuel heater
dipasang sebelah belakang dari fuel atau oil heat exchanger lokasinya
antara transfer gearbox dan main engine control.

Gambar 2.9 Heat Exchanger[3]

10
2.1.12 Fuel Pressure Manifold
Fuel pressure manifold merupakan bagian fuel system yang
berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar ke fuel nozzle secara merata.
Fuel manifold mempunyai 25 integral dan 5 drain cup yang bisa dilepas dan
dihubungkan, setiap fuel nozzle 5 drain cup yang bisa dilepas dan
dipergunakan untuk fasilitas NDT boroscop combustion chamber.

2.1.13 Fuel Nozzle


Fuel nozzle Merupakan komponen sistem distribusi bahan bakar
yang terakhir. Fuel nozzle berfungsi untuk spray fuel kedalam ruang bakar
(combustion camber). Lubang pada nozzle sangat kecil akan
menyemprotkan fuel dalam bentuk spray (seperti kabut) untuk
mempermudah proses pembakaran. Semakin sempurna kualitas
penyemprotan, maka semakin sempurna pula proses pembakaran yang
terjadi. Fuel nozzle dipasang di dalam combustion chamber case pada 30
location dan di hitung mulai dari searah jarum jam dari posisi 12. Setiap
nozzle dihubungkan dengan fuel manifold dengan drain manifold untuk
mengantarkan fuel.

Gambar 2.10 Fuel Nozzle[5]

11
2.2 Kriteria Fuel pada Gas Turbine Engine :
Fuel yang sesuai untuk gas turbine engine adalah diantaranya:
1. Bersifat(pumpable)dan fuel flow secara mudah saat performa
engine bekerja.
2. Mempunyai sifat korosif yang rendah bahkan tidak sama sekali
bersifat korosif pada bagian fuel system guna mencegah korosi
pada iner komponen fuel system.
3. Memberikan tingkat efisiensi pembakaran yang baik pada
berbagai kondisi performa engine.

2.3 Bahan Bakar pada Pesawat


Engine merupakan komponen terpenting pada pesawat yang
berfungsi menghasilkan power sebagai pembentuk thrust. Namun, engine
tidak dapat berkerja dan menjalankan fungsinya tanpa adanya bahan bakar
yang merupakan sumber energi utama pada pesawat. Begitu pentingnya
bahan bakar sehingga diibaratkan sebagai makanan bagi pesawat. Bahan
bakar inilah yang nantinya akan masuk kedalam sistem pada engine dan
dioperasikan sedemikian rupa sehingga menghasilkan output untuk
menggerakan pesawat.

Ada dua jenis fuel secara umum digunakan dalam dunia


penerbangan, yaitu avgas dan avtur. Penggunaan bahan bakar tersebut
tergantung pada jenis engine yang digunakan tiap pesawat, yaitu
diantaranya adalah :

2.3.1 Avgas (Aviation Gasoline).


Avgas adalah fuel pesawat untuk jenis pesawat berjenis piston
engine. Avgas adalah jenis fuel berasal dari bensin (gasoline) yang lebih
disempurnakan dari segi volatility, titik didih, titik beku dan flash point. Avgas
memiliki rantai carbon yang lebih pendek daripada avtur yang mana
semakin pendek rantai carbon suatu bahan bakarnya maka emisi gas
carbon dioksida (CO2) yang dihasilkan semakin sedikit dan mudah tersulut
api atau terbakar. Hal ini menunjukan bahwa avgas menghasikan lebih

12
sedikit polusi dan mudah terbakar dari pada avtur. Avgas dibagi beberapa
tipe yaitu:

2.3.1.1 Avgas 100 (ASTM D-910/ DEF-STAN 91-90)


Ciri-ciri Avgas.100 adalah mempunyai nilai oktan tinggi karena
dicampur dengan zat aditif berupa lead/timbal. Namun hasil dari proses
akhir dari pembakaran tersebut berbahaya bagi kesehatan manusia
dikarenakan mengandung zat aditif timbal. Warna Avgas.100 adalah hijau.

Gambar 2.8 Avgas 100[2]

2.3.1.2 Avgas 100LL


Sama seperti Avgas.100 tetapi tipe ini ditambah huruf LL (Low
Lead) karena mempunyai nilai campuran lead/timbal yang lebih sedikit
sehingga lebih aman dibandingkan dengan Avgas 100 dari segi hasil
pembakaran. Warna bahan bakar ini adalah biru.

13
Gambar 2.9 Avgas 100LL[2]

2.3.1.3 Avgas 82UL (ASTM 6227)


Avgas jenis ini tidak ditabahkan lead atau timbal untuk meningkatkan
angka oktan. Avgas 82UL.digunakan untuk tipe engine yang mempunyai
kompresi rasio yang rendah. Warna bahan bakar jenis ini adalah ungu.

Gambar 2.10 Avgas 82UL[5]

2.3.2 Avtur (Aviation Turbine Fuel)


Jika avgas untuk pesawat berengine piston sedangkan avtur untuk
pesawat berengine turbine gas atau jet. Avgas.dihasilkan dari

14
gasoline/bensin dan avtur hasil dari kerosene (minyak tanah). Perbedaan
keduanya adalah dari segi kebersihannya larutannya, titik didih dan flash
pointnya. Avtur untuk pesawat sipil diberi nama Jet A-1, Jet A, dan Jet B
sedangkan untuk pesawat militer didahului dengan huruf JP (Jet Propellan).
Avtur dapat diklasifikasikan kedalam beberapa kelompok diantaranya:

2.3.2.1 Avtur Versi Sipil/Pesawat Komersial


Berdasarkan karakteristiknya, avtur untuk versi sipil dibagi menjadi
tiga, yaitu Jet-A1, Jet-A dan Jet-B.

1. Avtur Jet A-1


Avtur Jet A-1 adalah avtur yang umum digunakan dalam
pengoperasian pesawat penumpang. Avtur jenis ini memiliki kelebihan
adalah titik bekunya hingga -47˚C. Pada saat cruising atau terbang jelajah
pada ketinggian 30.000 feet - 40.000 feet. Pada ketinggian jelajah tersebut,
suhu ambient atau freestream mencapai -45˚C. Penggunaan avtur Jet A-1
dalam penerbangan dengan ketinggian tersebut. avtur tidak akan membeku
menjadi es yang dimana akan menyebabkan kegagalan engine (engine
fail), dan pesawat akan jatuh.

2. Avtur Jet A
Avtur jet-A adalah avtur yang mempunyai flash point lebih dari 38ºC
dengan titik beku sekitar -40ºC hanya digunakan untuk pesawat latih
ataupun pesawat berengine jet yang tidak terbang tinggi.

3. Avtur Jet B
Avtur Jet-B adalah Avtur tipe tidak dipakai di Indonesia karena avtur
jenis ini tingkat flammability sangat tinggi dan digunakan umumnya pada
daerah suhu ekstrem seperti negara di daerah benua Eropa dan Amerika
bagian utara sampai dengan bagian antartika yang temperaturnya sangat
dingin dan jenis avtur ini mempunyai kelebihan adalah titik bekunya hingga
-60˚C. Dalam hal penyimpanannya sangat di butuhkan penanganan dan
tempat khusus karena sangat mudah terbakar.

15
2.3.2.2 Avtur Versi Pesawat Militer.
Avtur pada pesawat militer menggunakan symbol JP (Jet Propellan).
Avtur pesawat militer dapat dibagi menjadi beberapa tipe, antara lain:

1. JP4 (Avtag) adalah avtur yang memiliki titik beku sangat rendah
(dalam versa sipil merupakan avtur Jet-B).
2. JP-5 (Avcat) adalah avtur dengan titik bekunya -46˚C dan berwarna
kuning.
3. JP-8, adalah yang dalam versi sipilnya merupakan avtur Jet A-1.

16
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Alir


Dalam penelitian ini, dilakukan metodelogi seperti pada diagram alir
yang tersaji sebagai berikut:

Start

Penentuan Topik Penelitian

Membaca Literatur Diskusi dengan


Terkait
pembimbing

Membuat Rencana
Kerja
Belum
Cukup
Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Membuat Laporan Kerja

Finish

Gambar 3. 1 Blog Diagram Metodelogi Kerja

17
3.2 Penentuan Topik Tugas Akhir
Setelah dilakukan studi pustaka, membaca beberapa referensi kasus,
dan diskusi yang di lakukan dengan dosen pembimbing maka penulis
mengambil topik penelitian berkaitan dengan studi kasus Fuel Imbalance-
EICAS Message pada engine GE90-100 pesawat Boeing 777-300 ER.

3.3 Membaca Literatur Terkait


Adapun untuk menunjang penulisan tugas akhir ini sebelum
melakukan penyusunan Tugas Akhir dilakukan proses membaca kasus
terkait. Pada tahap ini kasus yang di baca sebagai berikut :
1. Aircraft Maintenance Manual Boeing 777-300 ER ATA Chapter 28
dan Chapter 73.
2. Fault Isolation Manual Boeing 777-300 ER ATA Chapter 28 dan
Chapter 73.
3. SSM (System Schematic Manual) ATA Chapter 28 dan Chapter 73.
4. Training Manual Boeing 777-300 ER ATA Chapter 28 dan Chapter
73.

3.4 Diskusi Dengan Pembimbing


Bersama dengan membaca kasus terkait, dilakukan diskusi dengan
dosen pembimbing untuk membuat proposal Tugas Akhir yang diajukan ke
jurusan Teknik Aeronautika Fakultas Teknologi Kedirgantaraan Universitas
Marsekal Suryadarma. Setelah proposal tersebut di setujui maka dimulai
membuat rencana kerja yang mana di cantumkan kegiatan diskusi dengan
pembimbing.

3.5 Membuat Rencana Kerja


Jadwal penelitian untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini, telah
disiapkan rencana kerja. Diharapkan agar kerja penelitian dalam
menyelesaikan Tugas Akhir dapat selesai sesuai waktu yang ditentukan.

18
3.6 Pengumpulan Data Penunjang
Pada penelitian ini penulis akan melakukan pengumpulan data
penunjang terkait dengan Fuel Imbalance EICAS Message pada engine
GE90-100 pesawat Boeing 777-300 ER.

3.7 Pengolahan Data


Setelah dilakukan pengumpulan data-data terkait Fuel Imbalance
EICAS Message engine GE90-100 pada pesawat Boeing 777-300 ER,
penulis melakukan pengolahan data untuk membuat studi kasus.

3.8 Membuat Laporan Kerja


Setelah dilakukan pengolahan data serta analisis terkait Fuel
Imbalance EICAS Message engine GE90-100 pada pesawat Boeing 777-
300 ER, penulis merangkum hasil penelitian dengan membuat studi kasus
berupa pembahasan secara rinci terhadap hasil pembelajaran dan
penelitian yang telah penulis kerjakan.

19
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Fuel Imbalance EICAS Message Pesawat Boeing 777-300 ER

Fuel imbalance saat penerbangan terjadi ketika jumlah fuel antara


fuel tank di wing kiri dan kanan tidak merata jumlahnya. Fuel imbalance
dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk kinerja komponen fuel
system itu sendiri, variasi karakteristik pembakaran fuel pada engine,
kesalahan dalam komponen internal fuel system atau kesalahan struktural
yang menyebabkan kebocoran pada fuel tank storage.

Crew dapat menghindari dispatch delays dan maintenance dengan


memahami penyebab terjadinya fuel imbalance dalam penerbangan
diantaranya adalah manajemen fuel yang benar serta melihat indikasi
terjadinya fuel imbalance, dan prosedur dispatch dengan melihat indikator
fuel imbalance pada EICAS fuel synoptic yang berada pada instrument
penunjuk yang berada di flight deck.

Ketika fuel digunakan dari fuel tank untuk proses pembakaran pada
combustion chamber dan juga supply APU (Auxiliary Power Unit), prosedur
distribusi fuel pada umumnya membutuhkan fuel quantity yang sama
disetiap wings dalam menyuplai engine serta menjaga keseimbangan
pesawat. Kondisi fuel imbalance pada pesawat terbang terjadi jika jumlah
fuel di wings tidak merata. Untuk mempertahankan jumlah yang sama di
setiap wings dan memastikan high level dari airplane dispatch reliability,
bahkan setelah indikasi fuel imbalance terbaca oleh EICAS system, flight
crew harus memahami dengan baik dan benar diantaranya sebagai berikut:

1. Fuel tank storage pesawat Boeing 777-300 ER.


2. Penyebab fuel imbalance EICAS message.
3. Pemberitahuan peringatan fuel imbalance EICAS message.
4. Prosedur penanganan fuel imbalance EICAS message.

20
Dari hasil penelitian penulis berdasarkan sumber yang real yaitu dari
AMM (Aircraft Maintenance Manual) Boeing 777-300 ER ATA chapter 28
dan chapter 73, FIM (Fault Isolation Manual) Boeing 777-300 ER ATA
chapter 28 dan chapter 73, SSM (System Schematic Manual) ATA chapter
28 dan chapter 73 dan Training Manual Boeing 777-300 ER ATA chapter
28 dan chapter 73, dijelaskan sebagai berikut :

4.1.1 Fuel Tank Storage Pesawat Boeing 777-300 ER

Sebelum take off, jumlah fuel antara fuel tank kiri dan kanan harus
seimbang untuk menjaga keseimbangan longitudinal pesawat. Pada
pesawat yang mempunyai dua engine dan empat engine seperti Boeing 744
series. Fuel pertama-tama di distribusikan secara merata ke main tank 1
dan main tank 2 sampai tangki penuh dan pesawat akan otomatis
menyeimbangkan fuel dari setiap tanki bahan bakar. Setiap fuel tambahan
yang diperlukan kemudian di distribusikan ke bagian yang tersisa di center
tank dan di auxiliary fuel tank. Sistem fuel storage menampung fuel yang
diperlukan untuk pengoperasian engine dan APU (Auxiliary Power Unit).
Sistem fuel tank storage juga mempunyai fungsi-fungsi lainnya yaitu:

1. Memberikan akses maintenance.


2. Mencegah perbedaan tekanan yang besar.
3. Membantu mengalirkan fuel antar tanki bahan bakar.

Sementara itu lokasi fuel tank storage pada pesawat Boeing 777-300
ER adalah penyimpanannya terdapat tiga bagian, yaitu bagian left main
tank, center tank dan right main tank. Selain itu ada juga bagian surge tank
untuk fuel overflow dalam keadaan tertentu terutama saat takeoff. Dalam
hal kapasitas setiap tanki berbeda, pada main tank baik itu left main tank
dan right main tank masing-masing kapasitasnya adalah sekitar 69.630 lb
(31.590 kg) fuel. Sedangkan pada center tank yaitu adalah sekitar 184.480
lb (83.670 kg).

21
Gambar 4.1 Fuel Tank Storage Boeing 777-300 ER[8]

Pada pesawat dua engine dan empat engine, fuel tangki tengah dan
fuel tangki tambahan umumnya digunakan terlebih dahulu. Setelah tangki
ini kosong, fuel digunakan dari tangki wings. Pada pesawat tiga engine, fuel
tangki tengah dan fuel tangki tambahan digunakan sampai fuel yang tersisa
di tangki tengah sama dengan jumlah fuel di tangki di wing kiri dan
kanan. Pada titik ini, fuel digunakan secara merata dari main tank dan
center tank.
Di dalam fuel tank storage system terdapat juga bagian yang
dinamakan crossfeed valve yang fungsinya adalah menyalurkan system
bahan bakar dari satu main tank ke engine yang berbeda. Fungsi dari
crossfeed valve ini adalah untuk mengantisipasi kegagalan suatu system
distribusi dari main fuel tank ke salah satu engine baik di main tank kiri, main

22
tank kanan ataupun center tank. Jadi crossfeed valve ini adalah suatu
system yang menyambungkan ketiga aliran fuel storage system guna
mengantisipasi dari kesalahan system contohnya dalah pembahasan ini
yaitu fuel imbalance EICAS message. Adapun letak dari crossfeed valve
adalah di sisi center tank kiri access door 531AB.

Gambar 4.2 Crossfeed Valve Boeing 777-300 ER[8]

23
4.1.2 Penyebab Dari Fuel Imbalance EICAS Message

Kondisi yang sering diidentifikasi sebagai penyebab fuel imbalance


dalam penerbangan meliputi perbedaan kinerja komponen fuel system,
tingkat pembakaran fuel di masing-masing engine yang berbeda dan
kegagalan internal fuel system itu sendiri atau kesalahan
struktural. Beberapa kondisi lain dalam daftar berikut diidentifikasi dari
maintenance investigation terhadap peristiwa fuel imbalance yang terdapat
pada maintenance data report. Beberapa fuel imbalance disebabkan oleh
kondisi ini, diantaranya :

1. Permasalahan dalam pendistribusian pada engine 1 dan engine 2.


2. Fuel contaminations atau debris.
3. Kebocoran struktur fuel tank atau transfer antar fuel tanks.

Maintenance troubleshooting bisa relatif mudah pada pesawat dengan


2 engine seperti yang di bahas dalam Tugas Akhir ini yaitu pesawat Boeing
777-300ER karena fuel system dapat memisahkan ke sisi kiri dan kanan
wings dan hanya ada 2 bagian storage. Namun, akan jauh lebih sulit untuk
mengatasi penyebab fuel imbalance pada pesawat Boeing 747 series
dengan 4 engine dan mempunyai 4 section storage, dan memungkinkan
diperlukannya masuk ke dalam fuel tank untuk menentukan penyebab fuel
imbalance.

Salah satu dari permasalahan tersebut yang sering terjadi adalah fuel
contamination dan sesuai dengan batasan masalah penulis yang di bahas
adalah fuel contamination penyebab fuel imbalance EICAS message
sehingga terbaca oleh sistem EICAS. Fuel yang terkontaminasi sangat
berpengaruh terhadap pendistribusian fuel dari fuel tank menuju ke
combustion chamber. Salah satu permasalahan jika fuel sudah
terkontaminasi adalah penyumbatan pada fuel filter. Penyumbatan yang
terjadi pada fuel filter terjadi kontaminasi berupa masuknya unsur-unsur
seperti water, solid (Dirt, Sand, Gasket material, Lint) dan microbial growth.
Masuknya unsur-unsur tersebut menjadikan fuel tidak steril dan

24
menyebabkan terganggunya sistem distribusi bahan bakar pada pesawat.
Hal ini jika dibiarkan menyebabkan kerugian dan berdampak fatal bagi
kinerja pesawat terutama kinerja engine tersebut. Berdasarkan sumbernya,
Kontaminasi fuel dibagi menjadi dua kelompok :

a. Kontaminasi Internal
Kontaminasi internal merupakan kontaminasi dimana fuel memang
sudah terkontaminasi dengan air maupun oil sebelum masuk
kedalam system. Kontaminasi ini dapat diketahui melalui fuel
sampling sebelum fuel digunakan.

b. Kontaminasi External
Kontaminasi eksternal adalah kontaminasi oleh kotoran yang
berasal dari komponen pada sistem. Kontaminasi ini terdapat pada
komponen yang tidak dibersihkan sebelumnya, penggunaan tools
yang kotor pada saat perbaikan komponen, maupun saat pengisian
fuel. Kontaminasi yang bertambah jumlahnya pada saat engine
sedang beroperasi, misalnya kotoran atau debris yang dihasilkan
saat proses distribusi fuel berlangsung dan terbentuknya uap air
pada fuel tank karena terjadinya kondensasi.

4.1.3 Indikator Pemberitahuan Fuel Imbalance EICAS Message

Pada pesawat produksi Boeing seperti seri Boeing 777-200/300ER,


flight engineering telah merancang system penggunaan fuel dan memantau
pesawat untuk kondisi fuel imbalance dan menjaga imbalance menjadi
seminimum mungkin. Dengan diperkenalkannya two-crew member flight
deck, yang merupakan standar pada semua pesawat Boeing produksi saat
ini, sehingga Indikator fuel system menjadi lebih mudah dan untuk
meringankan flight crew dari sebagian besar fuel management
tasks. Berikut ini adalah gambar visual penempatan indikator sistem yang
ada pada pesawat Boeing 777-300 ER yang ada pada flight deck.

25
Gambar 4.3 Fuel Quantity Indicator pada Flight Deck[8]

Penggunaan fuel dipantau secara elektronik oleh Engine Indicating


and Crew Alering System (EICAS), Fuel Quantity Indicating System (FQIS),
fuel management system, atau secara keseluruhan disebut dengan
electronic flight instrument system.

Gambar 4.4 Fuel Imbalance Indications Boeing 777-300 ER[8]

26
Sistem ini memantau penggunaan fuel dan memberitahukan kondisi
fuel imbalance di flight deck secara berkelanjutan selama proses
penerbangan. Ketika fuel imbalance belum mencapai nilai batasan
minimum. Tidak ada prosedur yang diperlukan oleh pilot kecuali ada
indikasi fuel imbalance yang ditampilkan pada EICAS system namun pilot
harus terus memantau instrument-instrument yang berkaitan. Jika ada
peringatan fuel imbalance EICAS message maka harus ditangani oleh flight
crew berdasarkan dengan prosedur manual yang ada di FIM (Fault Isolation
Manual).

Jumlah fuel imbalance yang diperbolehkan sebelum indikasi


peringatan muncul. Maka system pada pesawat akan otomatis
meminimalkan konsumsi fuel di salah satu bagian fuel tank yang
disebabkan oleh parasite drag yang dihasilkan dari posisi extend aileron
dan trim wing serta posisi wings yang tidak seimbang. Saat fuel quantity
berubah dan terjadi imbalance, trim dan aileron diperlukan untuk
mempertahankan posisi pesawat agar seimbang longitudinal selama
penerbangan. Dengan Persyaratan trim dan aileron pada wings di
operasikan, dari pengoperasian trim dan aileron tersebut terjadi parasite
drag pesawat dan akibatnya adalah konsumsi bahan bakar menjadi lebih
banyak dalam mempertahankan ketingian dan kecepatan pesawat. Berikut
ini adalah perbandingan selisih antara total fuel quantity di main tank
dengan fuel imbalance yang diizinkan pada saat penerbangan. Oleh karena
itu, peringatan fuel imbalance EICAS message harus ditangani oleh flight
crew berdasarkan dengan prosedur manual yang ada di FIM (Fault Isolation
Manual).

Batasan fuel imbalance EICAS message yang di toleransikan pada


diagram adalah jika jumlah fuel 1.000 – 4.000 Pounds (454 – 1.810 Kg)
untuk selisih dari total main tank antara 0 – 90.000 Pounds (0 – 40.820 Kg)
fuel imbalance pointer menunjukan warna solid white. Jika melebihi dari
batas selisih mencapai lebih dari 1.810 Kg maka akan muncul EICAS
message dari fuel imbalance berwarna solid amber. Untuk total jumlah main

27
tank fuel 90.000 – 120.000 Pounds (40.820 – 54.400) selisih yang di
toleransikan adalah berfluktuatif menurun dari 4.000 – 1.000 Pounds (1.810
– 454 Kg). Dan yang terakhir adalah batasan dari total main tank fuel
120.000 – 140.000 Pounds (54.400 – 63.500 Kg) adalah dari 1.000 – 3.000
Pounds (454 – 1.360 Kg). jika melebihi dari batas toleransi maka akan
berubah menjadi EICAS fuel imbalance advisory dengan pointer berwarna
solid amber di sertakan bunyi peringatan.

CATATAN : PEMBERITAHUAN EICAS FUEL IMBALANCE ADVISORY AKAN MUNCUL


SAAT PERBEDAAN ANTARA KEDUA MAIN TANK LEBIH DARI JUMLAH
YANG DIPERBOLEHKAN UNTUK SELISIH > 1.810 KG (UNTUK
BAGIAN YANG DIARSIR).

CATATAN : EICAS MESSAGE FUEL IMBALANCE AKAN TERUS MUNCUL BERWARNA


SOLID AMBER SAMPAI PERBEDAAN SELISIH ANTARA KEDUA FUEL TANK
TIDAK MELEBIHI 200lb (91KG).

Gambar 4.5 Fuel Imbalance yang diizinkan dari Total Main Tank Fuel[10]

28
Fuel imbalance yang ditampilkan pada indicator system tidak
memengaruhi performance pesawat secara signifikan untuk safety
flight. Tetapi pilot harus menyelesaikan prosedur penanganan fuel
imbalance secara tepat waktu, dikarenakan akan membebani konsumsi
bahan bakar selama penerbangan berlangsung sebab saat posisi ketidak
seimbangan posisi longitudinal pesawat maka drag yang dihasilkan lebih
besar dan selain itu drag dihasilkan dari salah satu bagian wings yang
imbalance dan mengharuskan menaikkan trim dan aileron pada wings
sehingga terciptanya parasite drag guna mempertahankan posisi
keseimbangan pesawat tersebut.

Penanganan fuel imbalance menggunakan prosedur yang telah


ditentukan pada Fault Isolation Manual (FIM) dan Aircraft Maintenance
Manual (AMM). Jika indikasi fuel imbalance terjadi lagi dalam penerbangan,
maka harus di cek kembali baik dari segi faktor eksternalnya maupun
internalnya. Karena dikhawatirkan terjadi kebocoran pada fuel tank yang
berakibat fatal jika tidak secepatnya dilakukan maintenance. Adapun cara
langkah yang tedapat pada FIM (Fault Isolation Manual) jika terjadi Indikasi
fuel Imbalance pada EICAS system yang dimana indikasi pada monitor
menunjukan perbedaan jumlah fuel yang ada pada sisi kiri wing dengan sisi
kanan wing.

4.1.4 Distribusi Fuel Pada Engine Menggunakan Fuel Yang Sudah


Terkontaminasi

Berikut ini merupakan distribusi fuel yang sudah terkontaminasi :


a. Mulanya, fuel dari tanki akan dipompa oleh booster pump dan keluar
melalui fuel shut-off valve.

b. Kemudian fuel akan masuk melewati fuel heater dan terjadi proses
pemanasan agar jika terjadi kristal es, maka kristal es tersebut akan
mencair sehingga tidak akan masuk berupa gumpalan kristal
kedalam system dan menyumbat filter.
Catatan:

29
1. jika kristal es yang terdapat pada fuel terlalu banyak, maka kristal
es tersebut akan ikut masuk dan menyumbat filter. Akibat dari
penyumatan tersebut akan muncul indikasi di kokpit yaitu
menyalanya filter clogging light. Pilot akan membuka aliran udara
panas dari compressor yang dialirkan pada fuel heater melalui
sebuah control switch, sehingga es akan mencair dan lampu
indikasi akan mati secara otomatis.
2. Jika pilot sudah membuka alira udara panas dari compressor
namun filter clogging light tidak mati, maka sudah bisa di
indikasikan penyebab dari tersumbatnya filter adalah partikel
selain dari kristal es, dapat berupa debris ataupun microbial
growth. Penyumbatan ini akan menyebabkan terjadinya
perbedaan tekanan yang membuat fuel akan masuk kedalam
jalur bypass tanpa adanya penyaringan fuel yang terkontaminasi.
Fuel yang melewati tanpa filtering inilah yang menyebabkan
dampak buruk bagi performa engine dan komponen-komponen
fuel system lainnya dan terutama dapat menyebabkan fuel
imbalance.

c. Setelah fuel melewati fuel filter dan juga bypass valve (tanpa
penyaringan), maka fuel akan di pompa oleh hight pressure fuel
pump (HP fuel pump) dan menaikkan pressure menjadi 800/900 psi
(tujuannya proses pembakaran menjadi sempurna) karena
terjadinya fuel contamination maka pressure tidak akan sempurna
dan akan di bawah 800 psi tergantung besar kontaminasi tersebut.
Selanjutnya fuel menuju fuel control unit (FCU) untuk diatur besarnya
jumlah fuel yang akan dibakar ke dalam combustion chamber,
besaran fuel yang akan di bakar tergantung dari payload yang
dibawa pesawat dan kondisi cuaca, pada umumnya kondisi norma
penerbangan sejauh 14.690 Km yaitu dengan maximum weight
351.500 Kg (775.000 lb) maka distribusi pada fuel control unit (FCU)
adalah 11.356 Liter/hour (3.000 galon/hour) untung kecepatan rata-
rata 890 km/h.

30
d. Proses distribusi fuel tidak akan tergangu meskipun menggunakan
fuel yang sudah terkontaminasi dengan kotoran atau debris. Namun
kotoran tersebut akan menempel pada HP fuel pump dan FCU serta
akan terus mengontaminasi pada komponen-komponen selajutnya
yaitu fuel flow transmitter, oil cooler fuel heat (fuel heat exchanger)
dan kemudian akan mengendap pada fuel pressure manifold. Tidak
hanya kotoran tetapi uap air dari hasil pencairan kristal es ikut
kedalam pressure manifold. Hal ini menimbulkan dampak negatif
pada setiap komponen fuel system tersebut.

e. Fuel yang akan masuk ruang pembakaran akan ditampung pada fuel
pressure manifold, dan kemudian dibagikan ke masing-masing
nozzle secara merata. Namun lubang-lubang pada nozzle sangat
kecil sehingga kotoran yang ada di fuel pressure manifold akan
tersumbat pada lubang-lubang nozzle.

f. Proses terakhir dari pendistribusian fuel adalah pada fuel nozzle.


Fuel aka disemprotkan oleh fuel nozzle berupa kabut (dalam bentuk
spray). Namun karena lubang-lubang pada nozzle suda tersumbat
oleh kotoran maka proses penyemprotan fuel akan terganggu. Fuel
yang seharusnya disemprotkan dalam bentuk spray malah
mengocor. Ditambah jika terjadi uap air jumlahnya yang cukup besar
pada fuel. Hal ini menyebabkan pembakaran pada engine menjadi
tidak sempurna dan berdampak ketidak seimbangan fuel
consumption tiap engine sehingga terjadinya kasus fuel imbalance
EICAS message.

31
FUEL
NOZZLES

MAIN OIL/FUEL
FUEL
HEATER
FILTER
EXCHANGER
WASH
FILTER

FUEL LP HP
PUMP PUMP PUMP

SERVO MEC
FUEL
HEATER

Gambar 4.6 Fuel System Schematic[9]

4.2 Akibat Fuel Imbalance Pada Penerbangan

Dari data yang telah di dapat banyaknya penyebab terjadinya fuel


imbalance adalah beberapa faktor diantaranya yang telah disebutkan
sebelumnya, oleh karena itu sebagai flight crew pesawat terbang saat
sudah menyadari permasalahan fuel imbalance maka harus ditangani
dengan cepat, tepat dan benar sesuai prosedur yang ada di FIM (Fault
Isolation Manual). Namun dari penyelesaian tersebut jika tidak di tangani
dengan benar maka mempunyai dampak yang besar bagi penerbangan itu
sendiri yaitu jika kasus fuel imbalance tidak segera di ketahui oleh pilot
maka akan menyebabkan titik keseimbangan pesawat akan terganggu
terutama pada bagian kiri dan kanan wings. Ketika pilot tidak segera
mengetahui kasus tersebut maka system pesawat akan otomatis
menaikkan salah satu bagian trim dan aileron pada wings untuk bertujuan
menyeimbangkan posisi longitudinal pewat. Tentunya tergantung bagian
kanan atau kiri yang mengalami ketidak seimbangan. Sebagai contoh jika

32
pada posisi wings kiri mempunyai beban bahan bakar yang lebih berat dari
sebelah kiri wing maka secara otomatis system autopilot akan mengaktifkan
trim dan aileron sebelah kanan untuk posisi extend baik trim pada bagian
elevator maupun pada bagian wings itu sendiri.

Namun saat proses tersebut, guna untuk menyeimbangkan


pesawat terbang maka ada dampak yang di timbulkan yaitu terjadinya
parasite drag yang dapat memengaruhi performa engine yang mana harus
bekerja lebih extra agar menjaga posisi kecepatan pesawat dan ketinggian
pesawat sesuai dengan yang telah ditentukan oleh pilot. Dengan performa
engine yang dimaksimalkan makan terjadi proses pembakaran yang
berlebih sehingga terjadinya penyuplaian bahan bakar dari fuel tank ke
combustion chamber yang lebih banyak lagi. Dengan demikian fuel
comsumtion yang di butuhkan lebih banyak dan berdampak pada borosnya
bahan bakar. Jika pilot terlalu lama atau tidak mengetahui permasalah
tersebut dampak yang lebih fatal lagi dalam penerbangan terutama
penerbangan jarak jauh yang dimana rute dari flight tersebut jauh dari
bandara seperti melewati antartika ataupun samudra.

Ketika terjadi hal tersebut akibat yang di timbulkan adalah semakin


banyaknya fuel comsumtion dan range dari pesawat tersebut tidak sesuai
dengan sebagaimana mestinya yang telah diperhitungkan. Dalam keadaan
darurat saat terjadinya kehabisan bahan bakar atau peringatan warning
yang ada di flight deck maka pilot harus mencari bandara terdekat untuk
mengisi kembali bahan bakar agar bisa sampai ke bandara tujuan akhir.
Dalam proses pendaratan darurat ini juga termaksud dampak yang
ditimbulkan yaitu manajemen waktu. Terjadinya perlambatan penerbangan
(delay) yang dimana akan mengganggu penerbangan lainnya. Sehingga
para passenger akan merasa dirugikan terhadap permasalah tersebut.
Selain itu juga cost yang harus dikeluarkan akan bertambah besar karena
adanya pembahan fuel, waktu dan operasional penerbangan.

Oleh sebab itu seorang pilot harus dituntut cepat tanggap dalam
mengetahui permasalah tersebut terutama dalam melihat dampak yang

33
ditimbulkan jika tidak segera dilakukan prosedur penanganan terkait fuel
imbalance. Yang dimana jika terjadi pemberitahuan fuel imbalance di flight
deck terutama pada monitor EICAS message akan menampilkan
permasalah tersebut. Dengan demikian jika penanganan sesuai prosedur
maka hal-hal yang telah disebutkan diatas tidak akan terjadi kecuali terjadi
permasalah yang lebih serius dan butuh penanganan yang tidak biasa.

4.3 Prosedur Penyelesaian Fuel Imbalance EICAS Message

TASK 847 FUEL IMBALANCE – EICAS Message

4.3.1 Evaluasi Awal

1. prosedur ini untuk EICAS message:

(a) FUEL IMBALANCE

2. EICAS MESSAGE FUEL IMBALANCE akan muncul ketika sistem


FQIS (fuel Quantity Indication System) menunjukkan bahwa adanya
perbedaan jumlah bahan bakar antara main tank kiri dan kanan.

a. Jika perbedaan jumlah bahan bakar antara main tank lebih dari
yang diizinkan, maka EICAS Message fuel Imbalance diatur.
Fuel Imbalance maksimum yang diizinkan tergantung pada total
fuel yang ada pada main tank seperti pada gambar 4.5.

b. Jika EICAS MESSAGE FUEL IMBALANCE tidak terus


ditampilkan, lakukan tugas ini: Indikasi jumlah fuel yang
Berfluktuasi – Fault Isolasi, 28-41 TASK 857.

CATATAN: EICAS MESSAGE FUEL IMBALANCE akan


berbunyi BEEP sebanyak 4 kali. Jika crew mengecek kebenaran
imbalance selama penerbangan, jumlah fuel yang ditunjukkan
berfluktuasi, atau Imbalance benar terjadi selama penerbangan
dan selanjutnya jumlah bahan bakar antara main tank menjadi
200 LB (90 KG) kurang dari maksimum fuel imbalance yang
diizinkan ditunjukkan pada pada gambar 4.3.

34
c. Jika MAT (Maintenance Access Terminal) menunjukkan ACTIVE
untuk EICAS MESSAGE FUEL IMBALANCE, maka lakukan
Prosedur Fault Isolasi. Yaitu dengan system crossfeed valve
dengan menutup salah satu aliran fuel dari salah satu main tank.

d. Minimum batasan akan keluar indikasi fuel imbalance EICAS


message adalah 1.000 Pounds (454 Kg) MAT menunjukan
active dengan warna solid white dan jika melebihi batasan sesuai
dengan penunjukan (28-22 TASK SUPPORT Figure 302). Dapat
dilihat pada gambar diagram 4.5.

Gambar 4.7 Fuel Crossfeed System Schematic Manual [7]

35
4.3.2 Fault Isolation Procedure

Pada saat penerbangan tentunya dalam situasi apapun pesawat


terbang dirancang secara canggih dimana jika terjadi kekeliruan atau
permasalah mengenai apapun yang ada selama penerbangan, pesawat
tersebut akan otomatis melakukan prosedur semana mestinya yang sudah
di rancang oleh pihak manufacturing yang dimana jika dalam komputer
adalah processor sebagai otak nya dan di pesawat ini terutama pesawat
Boeing 777-300ER disebut dengan ADIRU (Air Data Inertial Reference
System). Salah satunya adalah permasalahan fuel imbalance EICAS
message yang mana sudah banyak di jelaskan pada penjelasan di atas,
adapun prosedur penanganan permasalah tersebut dapat di jabarkan
secara sistematis berdasarkan data yang ada di FIM (Fault Isolation
Manual), cara penanggulangannya adalah sebagai berikut :

1. Setelah pesawat terbang take-off secara otomatis pilot akan


mengaktifkan ke mode auto pilot dimana seluruhnya pergerakan yang
ada di pesawat di atur oleh pesawat itu sendiri baik dari performance
engine, sistem control pesawat, ketinggian, kecepatan pesawat dan lain
sebagainya. Saat terjadi problem atau permasalahan, system pesawat
akan memberitahukan pilot bahwa ada suatu permasalahan di pesawat
salah satunya adalah fuel imbalance yang dimana akan tertampil pada
EICAS message pada monitor pesawat (PDU).

2. Ketika pemberitahuan EICAS message fuel imbalance sepeti gambar


4.8. Maka seorang pilot harus melihat berapa banyak perbedaan selisih
jumlah bahan bakar di bagian main tank kanan dan main tank kiri.
Dalam prosedur Fault Isolation Manual (FIM) dari fuel imbalance akan
muncul peringatan EICAS message ketika perbedaan antara main tank
kiri dan kanan melebihi jumlah yang diizinkan. Perbedaan fuel quantity
yang diizinkan adalah 4.000 lb (1.810 kg) ketika total bahan bakar main
tank adalah 2.000 lb (20.450 kg) sampai dengan 90.000 lb (40.820 kg).
Untuk Increased Gross Weight (IGW) Pesawat boeing 777-300 ER, dan
pemberitahuan EICAS message untuk total bahan bakar main tank

36
adalah 120.000 lb (54.400 kg) sampai dengan 140.000 kg (63.500 kg).
Untuk peringatan EICAS message akan tetap muncul sampai fuel
imbalance berkurang selisihnya menjadi 200 lb (90 kg) di bawah jumlah
yang ditetapkan. Jika melebihi batas minimum maka secara otomatis
EICAS message akan memunculkan fuel imbalance berwarna solid
amber dan ditandai peringatan suara emergency. Maka pilot harus
cepat tanggap dalam melihat situasi tersebut.

Gambar 4.8 EICAS Message Peringatan Fuel Imbalance[6]

3. Berdasarkan data gambar diatas, menjelaskan bahwa ada


perbedaan fuel quantity. Jumlah fuel yang ada di left main tank
berjumlah 17.300 kg dan jumlah fuel di right main tank adalah 14.100
kg, jadi terdapat selisih sekitar 7.054 lb (3.200 Kg) yang artinya
berdasarkan diagram batasan toleransi selisih maka sudah masuk
ke bagian EICAS message. Selanjutnya setelah pilot menyadari
pemberitahuan tersebut langkah yang dapat diambil adalah sebagai
berikut :

37
a. Pastikan pilot mengetahui posisi panel pengoperasian Fuel
Crossfeed Valve yaitu posisi di panel bagian atas sebelah kanan
pilot dinamakan dengan Panel P5 Overhead Panel. Terdapat
bacaan di setiap panel dengan pengelompokan system menjadi
satu bagian seperti pada di gambar 4.9 menunjukan panel system
yang berkaitan dengan pengaturan fuel system.

Gambar 4.9 Fuel Management Control Panel (P5) [4]

b. Operasikan system pada panel P5 overhead panel. Posisikan


tombol pada posisi ON bagian CROSSFEED FWD dan lampu
menyala ketika valve dalam proses transit.

38
Gambar 4.10 Crossfeed FWD P5 Overhead Panel[4]

c. Matikan pengoperasian fuel pump pada right maint tank dengan


menekan tombol R PUMPS FWD dan AFT setelah proses tansit
selesai.

Gambar 4.11 R PUMPS FWD dan AFT P5 Overhead Panel[4]

39
d. Pada posisi tersebut maka distribusi fuel untuk kedua engine
hanya di suplai oleh fuel main tank kiri. Lalu pilot harus memantau
fuel quantity pada monitor EICAS sampai posisi fuel balance
dengan ditandai jumlah fuel sama antara keduanya. Proses ini
membutuhkan waktu beberapa menit tergantung jumlah
perbedaan kedua fuel quantity tersebut.

Gambar 4.12 Synoptic Crossfeed valve pada monitor EICAS System[4]

e. Ketika jumlah fuel kedua main tank tersebut sama maka EICAS
message fuel imbalance yang berwarna solid amber akan hilang
dan bagian bawah pemberitahuan fuel balanced akan berubah
menjadi fuel quantity seperti pada gambar 4.10. Hal tersebut
menandakan proses balancing yang dimana penggunaan fuel
dari sebelah kiri main tank untuk supply ke dua engine tersebut
sudah selesai.

40
Gambar 4.13 Schematic Crossfeed valve pada monitor EICAS System[4]

f. Proses selanjutnya adalah return fuel panel ke posisi normal


kembali. Aktifkan kembali fuel pump di bagian right main tank fuel.

g. Tekan tombol crossfeed forward untuk posisi off, secara otomatis


crossfeed valve akan menutup sesuai awal kondisi normal dan
sesuai waktu yang telah di tentukan. Tetapi jika crossfeed valve
gagal menutup secara otomatis setelah batasan waktunya. Maka
harus ada prosedur penanganan lanjutan sesuai dengan FIM
(Fault Isolation Manual).

Langkah selanjutnya untuk pencegahan sebelum terjadinya kasus


fuel Imbalance EICAS message adalah dengan pengecekan kualitas bahan
bakar saat fuel berada pada truk penyimpanan bahan bakar dan juga
pengecekan lebih lanjut pada laboratorium bertujuan mengantisipasi
terjadinya permasalahan pada saat flight sebelum masuknya kontaminasi
pada fuel tank storage. Selain itu pencegahan fuel Imbalance EICAS
message dapat dilakukan dengan pengecekan komponen fuel system juga
secara berkala sesuai maintenance schedule yang telah di tentukan guna
mengantisipasi terjadinya kegagala suatu system pada saat flight.

41
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan studi kasus, serta data-data hasil yang didapat dari
pembahasan tentang Fuel Imbalance EICAS Message Fuel System Engine
GE90-100 Pada Pesawat Boeing 777-300ER, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Kasus fuel imbalance EICAS mesaage terjadi karena beberapa faktor
diantaranya adalah variasi kebutuhan fuel antara engine kiri dan engine
kanan, fuel contamination atau debris dan bisa juga terjadi disebabkan
oleh kebocoran struktur fuel tank.
2. Fuel Imbalance EICAS message disebabkan karena terjadinya
perbedaan jumlah fuel quantity yang salah satunya disebabkan fuel
contamination sehingga sangat berbahaya bagi komponen fuel system
dan imbalance terbaca oleh EICAS system. Batasan yang di
toleransikan pada penerbangan adalah 454 – 1.810 Kg untuk selisih
dari total main tank antara 0 – 40.820 Kg, fuel imbalance pointer
menunjukan warna solid white. Jika melebihi dari batas selisih
mencapai lebih dari 1.810 Kg maka akan muncul EICAS message dari
fuel imbalance berwarna solid amber. Untuk total jumlah main tank fuel
40.820 – 54.400 selisih yang di toleransikan adalah berfluktuatif
menurun dari 1.810 – 454 Kg. Dan yang terakhir adalah batasan dari
total main tank fuel 54.400 – 63.500 Kg adalah dari 454 – 1.360 Kg.
Dan akan menghilang peringatan EICAS message pada posisi selisih
tidak lebih dari 90 Kg. Akibatnya imbalance adalah distribusi fuel akan
semakin boros karena terjadinya parasite drag disebabkan trim dan
aileron pada wings menjadi extend guna menjaga keseimbangan
longitudinal posisi pesawat.
3. Penanganan permasalah fuel imbalance EICAS message adalah
dengan mengaktifkan crossfeed valve dan menutup fuel pump salah
satu main tank yang mempunyai fuel lebih sedikit dan supply kedua

42
engine dari salah satu fuel main tank hingga sampai peringatan fuel
imbalance menghilang. Sesampainya di ground perlu dilakukan
inspeksi dan maintenance secara menyeluruh dalam distribusi fuel
sytem terutama fuel contamination yang salah satunya penyebab fuel
imbalance EICAS message.

5.2 Saran
Pembahasan ini masih hanya sebatas penyelesaian kasus fuel
imbalance EICAS message tidak secara keseluruhan penyebab kasus fuel
imbalance sehingga pembaca harus mencari referensi lain dalam kasus
penanganan selain dari pembahasan diatas. Semoga untuk penulis
selanjutnya dapat melengkapi tidak hanya kasus fuel imbalance EICAS
Message berkaitan dengan fuel contamination. Semoga tugas akhir ini bisa
memacu semangat dalam mengembangkan tugas-tugas akhir lainnya
dengan judul yang terkait.

43
DAFTAR PUSTAKA

[1] EASA Part 66 Basic Aircraft Module Gas Turbine Engine, EASA.
[2] Airforce, U.S,2009, Aircraft Fuel System, United States.
[3] GE Internasional Company Inc, Aircraft Maintenance Training Manual
GE90-100.
[4] Boeing Company, 1986, Boeing 777 200-300ER Aircraft Maintenance
Manual.
[5] Langton. Roy, 2009, Aicraft Fuel System, United State.
[6] Aircraft Maintenance Manual Boeing 777 200-300ER ATA Chapter 28,
2017.
[7] Aircraft Maintenance Manual Boeing 777 200-300ER ATA Chapter 73,
2017.
[8] Training Manual Boeing 777 200-300ER ATA Chapter 28, 2017.
[9] Training Manual Boeing 777 200-300ER ATA Chapter 73, 2017.
[10] Fault Isolation Manual Boeing 777 200-300ER ATA Chapter 28, 2017.
[11] FAR Part 145 Approved maintenance Organization, 2018, Repair
Station & Quality manual, PT. GMF AeroAsia Tbk., Cengkareng.
[12] SKYbrary.(2014,April 06). Retrieved 28 Agustus, 2016, from Aircraft
FuelSystem:http://www.skybrary.aero/index,php/Aircraft_Fuel_Syste
m.

44
LAMPIRAN

45

Anda mungkin juga menyukai