Anda di halaman 1dari 168

BASIC AIRCRAFT TECHNICAL

AND KNOWLEDGE
SEMESTER 2

TEKNOLOGI PESAWAT UDARA


DRS.ASEP SABARUDIN
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya sehingga penulisan Buku Teks Bahan Ajar untuk Semester 2 ini dapat diselesaikan.

Kebutuhan transportasi udara kian hari semakin meningkat, salah satunya ditandai dengan
semakin meningkatnya jumlah penumpang. Jumlah pesawat udara bertambah pesat. Oleh karena
itu penerbangan hendaknya mampu menyediakan angkutan yang aman, selamat, cepat, teratur,
lancar, tertib, nyaman dan efisien serta dengan biaya yang wajar.

Dengan adanya kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, telah
mengharuskan kita untuk selalu melakukan peningkatan pelayanan dalam penerbangan baik dari
segi kuantitas misalnya kapasitas tempat duduk, frekuensi dan lain-lain, maupun dari segi
kualitasnya yang antara lain keselamatan, keteraturan dan kenyamanan.

Untuk mendapatkan hasil sebagaimana harapan dari pihak-pihak terkait, maka pada saat bekerja
para teknisi harus tidak mengabaikan hal-hal yang dianggap sepele, dan harus dapat bekerja
sesuai dengan standar yang baku.

Buku Teks Bahan Ajar ini ditulis untuk membantu para siswa SMK di bidang penerbangan
khususnya, agar dapat memahami dan lebih mendalami permasalahan-permasalahan teknik
penerbangan yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kompetensi kerjanya.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada rekan-rekan tim penulis yang turut serta secara
aktif dalam penulisan buku, juga ucapan terima kasih kepada Editor yang telah mengoreksi dan
memberi masukan-masukan perbaikan demi kesempurnaan penulisan, tidak lupa pula kepada
semua pihak baik secara kelembagaan maupun perseorangan yang mendorong untuk
penyelesaian penulisan Buku Teks Bahan Ajar ini, semoga semua bantuannya mendapat ganjaran
yang berlipat ganda.

Harus diakui, dan kami menyadarinya bahwa Buku Teks Bahan Ajar ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami harapkan saran, kritik atau apapun untuk perbaikan penulisan Buku Teks Bahan
Ajar ini, terima kasih.

Bandung, Nopember 2013

Wasalam,

Penulis

BATK Sem. 2 i
DAFTAR ISI

I. Tenaga Pendorong (Power Plant) ....................................................................................................... 1


A. Piston Engine ..................................................................................................................................... 1
1. Bagian-bagian Utama Motor Piston ............................................................................................ 1
2. Prinsip Motor Piston Empat Langkah .......................................................................................... 2
3. Susunan Selinder........................................................................................................................... 5
4. Sistem Pengapian .......................................................................................................................... 6
B. Gas Turbine Engine........................................................................................................................... 9
1. Perbandingan proses .................................................................................................................. 10
2. Prinsip Operasi Turbine Engine ................................................................................................. 10
3. Engine Construction .................................................................................................................... 12
4. Engine System ............................................................................................................................. 23
5. Engine Instrumen ......................................................................................................................... 30
6. Lain-lain ......................................................................................................................................... 31
II. Civil Aviation Safety Regulation ......................................................................................................... 36
A. Badan Otorisasi Penerbangan ....................................................................................................... 36
1. International Civil Aviation Organisation ................................................................................... 36
2. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia ...................................................................... 44
B. Part CASR Manufaktur dan Perawatan ........................................................................................ 50
1. Part 21 ........................................................................................................................................... 58
2. Part 39 ........................................................................................................................................... 65
3. Part 43 ........................................................................................................................................... 72
4. Part 45 ........................................................................................................................................... 81
5. Part 47 ........................................................................................................................................... 89
6. Part 65 ........................................................................................................................................... 94
7. Part 145 ....................................................................................................................................... 104
8. Part 147 ....................................................................................................................................... 134
C. Teknik dan Prinsip Pemeriksaan ............................................................................................. 149
1. Maksud Inspection ..................................................................................................................... 150
2. Jenis Inspection ......................................................................................................................... 150

BATK Sem. 2 ii
I. Pendahuluan
A. Deskripsi
BATK atau Basic Aircraft Technical and Knowledge adalah ilmu pengetahuan dan
teknologi dasar-dasar pesawat udara yaitu pengetahuan yang mendasar dan sangat
diperlukan oleh orang yang terjun di dunia penerbangan baik sebagai teknisi di industri
manufaktur maupun industri perawatan pesawat udara.
Cakupannya mulai dari keselamatan kerja, faktor manusia, ilmu bahan untuk pesawat
udara, struktur pesawat udara, system dalam pesawat udara, engine pesawat udara
sampai peraturan keselamatan penerbangan sipil

B. Prasyarat
1. Peserta didik memahami Bahasa Indonesia
2. Peserta didik memahami Bahasa Inggris

C. Petunjuk Penggunaan

1. Bagi Siswa
a. Baca dan simak perintah pada modul
b. Ajukan pertanyaan pada guru apabila merasa ragu
c. Kumpulkan data tentang kecelakaan pesawat udara dan keselamatan
penerbangan
d. Analisa data tentang kecelakaan pesawat udara dan keselamatan
penerbangan yang diperoleh
e. Simpulkan data tentang kecelakaan pesawat udara dan keselamatan
penerbangan yang diperoleh
f. Sampaikan hasil kesimpulan secara cermat dan tepat

2. Bagi Guru
a. Membimbing, menjawab pertanyaan dari peserta didik
b. Membantu peserta didik menyimak modul ini.
c. Menilai setiap kompetensi peserta didik.
d. Mencatat setiap nilai hasil yang diperoleh peserta didik.

D. Tujuan Akhir
Diharapkan :
1. Peserta didik menyimak materi dari modul ini
2. Peserta didik mampu mengumpulkan data tentang kecelakaan pesawat udara dan
keselamatan penerbangan
3. Peserta didik mampu menentukan kecelakaan pesawat udara dan keselamatan
penerbangan
4. Peserta didik mampu menyimpulkan tentang kecelakaan pesawat udara dan
keselamatan penerbangan

BATK Sem. 2 iii


E. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


(KELAS X)
KI-1 1.1 Menghayati sempurnanya konsep Tuhan
tentang pencipataan benda-benda dengan
aturan yang tertentu untuk dipergunakan
sebagai acuan dalam penerbangan yang juga
Menghayati dan memiliki aturan baku dan terstandar
mengamalkan ajaran
1.2 Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama sebagai
agama yang dianutnya bentuk pengabdian yang ikhlas sebagaimana
dalam pelaksanaan aturan-aturan
penerbangan.
KI-2 2.1 Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, teliti,
kritis, rasa ingin tahu, inovatif dan tanggung
jawab dalam menerapkan aturan penerbangan
agar dapat meminimalisir terjadinya human
Menghayati dan error
mengamalkan perilaku
2.2 Menghargai kerjasama, toleransi, damai,
jujur, disiplin, santun, demokratis, dalam menyelesaikan
tanggungjawab, peduli masalah perbedaan konsep berpikir yang
(gotongroyong, berhubungan dengan komunikasi dan
kerjasama, toleran, pelaksanaan dalam mengaplikasikan part
damai), santun, responsif pada CASR
dan proaktif, dan 2.3 Menjalankan sikap
responsif,proaktif,konsisten, dan berinteraksi
menunjukkan sikap
secara efektif dengan lingkungan sosial
sebagai bagian dari solusi sebagai bagian dari solusi atas berbagai
atas berbagai permasalahan dalam melakukan tugas untuk
permasalahan dalam mendalami dan menerapkan BATK
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia

KI-3 3.1. Memahami Keselamatan Kerja, dan prosedur


kerja penerbangan (human factor) sesuai
Memahami, menerapkan peraturan yang berlaku
dan menganalisis 3.2. Memahami pengaruh lingkungan dan human
pengetahuan faktual, error dalam penerbangan
konseptual, dan 3.3. Menerapkan macam-macam cara
prosedural berdasarkan berkomunikasi dalam pekerjaan
rasa ingin tahunya 3.4. Menganalisis aircraft material & hardware yang
digunakan
tentang ilmu
3.5. Menganalisis jenis-jenis aircraft struktur dan
pengetahuan, teknologi,
aircraft sistem
seni, budaya, dan 3.6. Menganalisis macam-macam tenaga
humaniora dalam pendorong/ power plant pada pesawat udara
BATK Sem. 2 iv
wawasan kemanusiaan, 3.7. Menganalisis basic propulsian & propeller
kebangsaan, kenegaraan,
3.8. Menganalisis aircraft electronics & electrical
dan peradaban terkait fundamental
penyebab fenomena dan 3.9. Menganalisis Badan Otorisasi Penerbangan
kejadian dalam bidang Internasional dan Part 21, 39, 43, 45, 47, 65,
kerja yang spesifik untuk 145, 147 CASR yang berhubungan dengan
memecahkan masalah. manufaktur dan perawatan pesawat udara
sesuai UU No. 15 TH 1992, EASA, dan FAR

KI-4 4.1. Mengamati Keselamatan Kerja, dan prosedur


kerja penerbangan sesuai peraturan yang
berlaku
4.2. Menanya pengaruh lingkungan dan human
Mengolah, menalar, dan
error dalam penerbangan
menyaji dalam ranah
4.3. Mencoba macam-macam cara berkomunikasi
konkret dan ranah abstrak
dalam pekerjaan
terkait dengan
4.4. Menalar aircraft material & hardware yang
pengembangan dari yang
digunakan dalam penerbangan
dipelajarinya di sekolah
4.5. Menalar jenis-jenis aircraft struktur dan aircraft
secara mandiri, dan sistem
mampu melaksanakan 4.6. Menalar simulasi besaran tenaga pendorong/
tugas spesifik di bawah power plant pada pesawat udara
pengawasan langsung.
4.7. Menalar basic propulsian & propeller

4.8. Menalar aircraft electronics & electrical


fundamental
4.9. Menalar Badan Otorisasi Penerbangan
Internasional dan Indonesia, serta Part 21, 39,
43, 45, 47, 65, 145, 147 CASR yang
berhubungan dengan manufaktur dan
perawatan pesawat udara sesuai UU No. 15
TH 1992, EASA, dan FAR

BATK Sem. 2 v
F. Cek Kemampuan Awal

Isilah tabel di bawah ini secara mandiri

DAFTAR
NO PERTANYAAN JAWABAN CEK

1 Apakah anda tahu


suatu penyebab
kecelakaan pesawat
udara

2 Apakah pemeriksaan
sebelum
penerbangan
diperlukan ?
alasannya !

3 Apakah seorang
teknisi di industry
penerbangan perlu
sertifikat keahlian ?
Alasannya !

BATK Sem. 2 vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2 - 1 Bagian-bagian Utama Motor Piston ............................................................................2


Gambar 2 - 2 Proses Pengisian .........................................................................................................3
Gambar 2 - 3 Proses Kompresi .........................................................................................................3
Gambar 2 - 4 Proses Ekspansi ..........................................................................................................4
Gambar 2 - 5 Proses Pembuangan ...................................................................................................4
Gambar 2 - 6 Selinder Sebaris ..........................................................................................................5
Gambar 2 - 7 Selinder Bersudut ........................................................................................................5
Gambar 2 - 8 Selinder Berlawanan ...................................................................................................5
Gambar 2 - 9 Selinder Radial ............................................................................................................6
Gambar 2 - 10 Battery Ignition System..............................................................................................6
Gambar 2 - 11 Flux Magnet pada Tiga Posisi Putaran .....................................................................7
Gambar 2 - 12 Sirkuit Magnet ............................................................................................................8
Gambar 2 - 13 Low Tension Ignition System ....................................................................................8
Gambar 2 - 14 Perbandingan Proses ..............................................................................................10
Gambar 2 - 15 Thruss Gas Turbine .................................................................................................11
Gambar 2 - 16 Inlet Duct ..................................................................................................................12
Gambar 2 - 17 Bellmouth .................................................................................................................13
Gambar 2 - 18 Bellmouth Inlet .........................................................................................................13
Gambar 2 - 19 Centrifugal Flow Commpressor ...............................................................................14
Gambar 2 - 20 Axial Flow Compressor............................................................................................15
Gambar 2 - 21 Tipe Can ..................................................................................................................17
Gambar 2 - 22 Aliran Udara Tipe Can .............................................................................................18
Gambar 2 - 23 Tipe Annular ............................................................................................................19
Gambar 2 - 24 Turbine .....................................................................................................................20
Gambar 2 - 25 Rotor Blade ..............................................................................................................21
Gambar 2 - 26 Exhaust ....................................................................................................................21
Gambar 2 - 27 Convergent Exhaust ................................................................................................22
Gambar 2 - 28 Exhaust Cone ..........................................................................................................22
Gambar 2 - 29 Accessories Gear Box .............................................................................................23
Gambar 2 - 30 Spray Nozzle ...........................................................................................................24
Gambar 2 - 31 Dry Sum Lubrication System ...................................................................................26
Gambar 2 - 32 Urutan Penyalaan Engine .......................................................................................27
Gambar 2 - 33 Starter Generator .....................................................................................................28
Gambar 2 - 34 Air Turbine Starter ...................................................................................................28
Gambar 2 - 35 Engine Instrument ...................................................................................................30
Gambar 2 - 36 Water Injection .........................................................................................................31
Gambar 2 - 37 Compressor Inlet Injection .......................................................................................32
Gambar 2 - 38 Pembakaran Susulan ..............................................................................................32
Gambar 2 - 39 Pesawat dengan Pembakaran Susulan ..................................................................33
Gambar 2 - 40 Engine Ice Protection ..............................................................................................34
Gambar 2 - 41 Boeing 747-400 .......................................................................................................36
Gambar 2 - 42 Pesawat Terbakar di udara .....................................................................................36
Gambar 2 - 43 Markas ICAO di Montreal Canada ..........................................................................37
Gambar 2 - 44 Pesawat Udara Jatuh ..............................................................................................38
Gambar 2 - 45 Reruntuhan Pesawat Udara ....................................................................................39
Gambar 2 - 46 Struktur Kementerian Perhubungan........................................................................46

BATK Sem. 2 vii


Gambar 2 - 47 Struktur Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ..................................................47
Gambar 2 - 48 Slat Track Downstop Assembly ..............................................................................70
Gambar 2 - 49 Pesawat Garuda Indonesia Registrasi PK - GGQ ..................................................87
Gambar 2 - 50 Pemeriksaan Keliling Pesawat Udara .................................................................. 149

BATK Sem. 2 viii


I. Tenaga Pendorong (Power Plant)
Power plant pengertiannya ialah engine dengan segala instalasinya. Prinsip kerja
engine ialah meningkatkan kecepatan aliran udara yang masuk ke dalam engine dari
Vin menjadi Vjet melalui proses pembakaran (fuel & ignition). Dengan demikian engine
menghasilkan gaya dorong (thrust) pada pesawat untuk bergerak maju dan terbang
dengan cara melawan drag dan memberikan gaya angkat (lift).

Rumus gaya angkat (lift) :

v2
L = Cl ρ A
2

Cl = Coefisien lift  tanpa satuan

ρ = kerapatan udara  0,002378 slugs/ft 3

v = kecepatan pesawat  ft/sec

A = luas sayap  ft 2

Jenis engine

1. Reciprocating Engine (piston engine)


2. Gas Turbine Engine (GTE) - Turbo Fan
a. Turbo Propeller
b. Turbo Shaft
c. Turbo Jet
3. Ram Jet
4. Pulse Jet
5. Rocket

A. Piston Engine
1. Bagian-bagian Utama Motor Piston
a. Torak (piston)
b. Selinder (cylinder)
c. Batang penggerak (connecting rod)
d. Poros engkol (crankshaft)
e. Katup masuk dan katup buang (intake valve & exhaust valve)

BATK Sem. 2 1
Gambar 2 - 1 Bagian-bagian Utama Motor Piston

Pengertian istilah :

TMA (Titik Mati Atas) ialah kedudukan piston saat ia mencapai jarak maksimum
dari sumbu poros engkol atau saat piston berada pada posisi paling dekat dari
tutup selinder.

TMB (Titik Mati Bawah) ialah kedudukan piston saat ia mencapai jarak minimum
dari sumbu poros engkol.

2. Prinsip Motor Piston Empat Langkah


Mekanismenya ialah piston yang berada dalam selinder dapat bergerak bolak-
balik. Piston dihubungkan dengan poros engkol oleh batang penggerak. Poros
engkol inilah yang mengubah gerak bolak-balik menjadi gerak putar. Proses
empat langkah gerak piston yaitu proses pengisian, kompresi,
pembakaran/ekspansi, dan pembuangan.

BATK Sem. 2 2
a. Proses Pengisian
katup buang tertutup,
katup isap terbuka, piston
bergerak dari TMA ke
TMB, campuran udara dan
bahan bakar dari
karburator terisap dan
masuk ke dalam selinder.

Gambar 2 - 2 Proses Pengisian

b. Proses Kompresi
Katup buang dan katup isap
tertutup, piston bergerak
dari TMB ke TMA, volume
mengecil, campuran udara
dan bahan bakar
tekanannya naik. Menjelang
akhir proses kompresi ada
penyalaan api oleh busi,
sehingga terjadi
pembakaran dan tekanan
serta temperatur naik
secara cepat.

Gambar 2 - 3 Proses Kompresi

BATK Sem. 2 3
c. Proses Ekspansi
Katup buang dan katup
isap masih tertutup,
karena tekanan udara
hasil pembakaran ini
besar, maka ia dapat
mendorong piston dari
TMA ke TMB, disebut juga
langkah usaha.

Gambar 2 - 4 Proses Ekspansi

d. Proses Pembuangan
Katup buang terbuka dan
katup isap tertutup, piston
bergerak dari TMB ke TMA,
udara dari dalam selinder di
buang ke luar.
Selanjutnya kembali ke
proses awal (proses
pengisian). Siklus ini
disebut juga siklus Otto

Gambar 2 - 5 Proses Pembuangan

BATK Sem. 2 4
3. Susunan Selinder
Motor dengan selinder sebaris ( I type ). Jumlah selinder 2, 3, 4, 6, 8, atau 12

Gambar 2 - 6 Selinder Sebaris

Motor dengan selinder bersudut ( V type). Selinder tersusun pada bidang yang
saling mengapit sudut. Memperkecil bobot dan getaran berkurang.

Gambar 6 - 1SelinderBersudut

Gambar 2 - 7 Selinder Bersudut

Motor dengan selinder berlawanan (Opposite atau O type). Susunan selinder


berlawanan dengan sudut 1800.

Gambar 2 - 8 Selinder Berlawanan

BATK Sem. 2 5
Motor dengan selinder radial ( Radial type ). Susunan selinder dengan sumbu
arah radial. Jumlah selinder selalu ganjil, proses pembakaran berselang satu
selinder.

Gambar 2 - 9 Selinder Radial

4. Sistem Pengapian
Semua sistem pengapian harus memberikan percikan tegangan tinggi pada tiap
selinder dari engine dengan pengapian pada saat beberapa derajat dari putaran
engkol sebelum piston mencapai TMA. Voltagenya harus cukup untuk
memberikan loncatan bunga api di celah busi pada segala kondisi.
Sistem pengapian bisa dibagi dua klasifikasi yaitu sistem pengapian baterei dan
sistem pengapian magneto.

a. Sistem Pengapian Baterei


Beberapa pesawat masih menggunakan sistem pengapian baterei. Sistem
ini sebagai sumber energinya adalah baterei. Cam yang digerakkan oleh
engine akan mengontak dan memutus arus dalam lilitan primer, sehingga
medan magnet terjadi yang selanjutnya tegangan tinggi timbul pada lilitan
sekunder dari coil, dan langsung disalurkan oleh distributor ke selinder.

Gambar 2 - 10 Battery Ignition System

BATK Sem. 2 6
b. Sistem Pengapian Magnet
A.C. generator yang diputar oleh engine, menggunakan magnet permanent
sebagai sumber energi, magnet menghasilkan tegangan tinggi yang bisa
membuat percikan api pada busi. Posisi kutub-kutub magnet dibuat
sedemikian rupa, sehingga percikan api terjadi hanya pada saat beberapa
derajat putaran engkol sebelum piston mencapai TMA.
Ada dua klasifikasi yaitu High tension magneto system dan Low tension
magneto system

1) High Tension Magneto System


Sirkuit magnet terdiri atas magnet permanent, soft iron core, dan pole
shoes. Magnet yang digerakkan oleh engine berputar antara dua pole
shoes, yang akan menghasilkan flux magnet .
Pada gambar A garis magnet maksimum, flux magnet ke kanan,bila
magnetnya terus diputar seperti gambar B, tidak ada flux, dan jika
magnetnya diputar lagi seperti gambar C, akan terjadi garis magnet lagi
dengan arah yang berlawan. Bila pada coil core dililitkan kawat, maka
pada ujung lilitan akan timbul tegangan listrik.

Gambar 2 - 11 Flux Magnet pada Tiga Posisi Putaran

Coil yang terbuat dari beberapa lilitan kawat, satu ujung dihubungkan
dengan ground, satu ujung lainnya dihubungkan dengan breaker point.
Condenser dihubungkan secara parallel dengan breaker point,
condenser ini mencegah loncatan bunga api pada point saat sirkuit
terbuka.

BATK Sem. 2 7
Gambar 2 - 12 Sirkuit Magnet

2) Low Tension Magneto System


Di dalam Low tension system, tegangan rendah dihasilkan di dalam
magnet dan mengalir ke lilitan primer pada transformer coil yang terletak
dekat spark plug (busi).
Di sana tegangan diubah menjadi tegangan tinggi oleh transformer coil
yang terletak dekat spark plug (busi). Sistem tegangan rendah
membatatsi loncatan api di distributor atau pengkabelan. Tegangan
tinggi hanya pada kawat yang pendek antara transformer dan busi

Gambar 2 - 13 Low Tension Ignition System

BATK Sem. 2 8
B. Gas Turbine Engine

Fungsi engine ialah :

o Menghasilkan thrust, thrust memberikan kecepatan kepada pesawat ,


kecepatan ini menghasilkan gaya angkat ( lift ).
o Menghasilkan power system ; electrical, pneumatic, hydraulic

Klasifikasi

JET ENGINE

ROCKET RAM JET GAS TURBINE ENGINE PULSE JET

TURBO FAN TURBO JET TURBO PROP TURBO


SHAFT

CENTRIFUGAL AXIAL

COMPRESSOR COMPRESSOR

BATK Sem. 2 9
1. Perbandingan proses
Perbandingan siklus motor piston / turbine

Piston engine Turbine engine

- Otto cycle - Brayton cycle


- Same location (lokasi sama) - Different location (lokasi
- Different time (intermittent) / berbeda)
waktu berbeda - Same time (continuous) / waktu
sama

2. Prinsip Operasi Turbine Engine


Prinsip yang digunakan pada turbine engine sebagai memberi gaya untuk
menggerakkan sebuah pesawat didasarkan pada hukum Newton tentang
momentum. Hukum ini memperlihatkan bahwa gaya diperlukan untuk
mempercepat sebuah massa; dalam hal ini, jika engine mempercepat massa
udara, ini akan menerapkan sebuah gaya pada pesawat.

Gambar 2 - 14 Perbandingan Proses

BATK Sem. 2 10
Massa udara dipercepat oleh engine dengan menggunakan siklus aliran
berkelanjutan. Udara luar masuk ke bagian inlet di mana terjadi perubahan
dalam temperature, tekanan, dan kecepatan. Kompresor kemudian menambah
tekanan dan temperatur udara secara mekanik. Seterusnya udara pada tekanan
yang konstan masuk ke ruang pembakaran dengan bahan bakar. Energi yang
diberikan dari gas panas mengembang melalui sebuah turbine yang
menggerakkan kompresor, dan melalui pembuangan yang didisain untuk
mengubah gas buang pada kecepatan tinggi untuk menghasilkan thrust.

1) Syarat Pemilihan Engine

a) Ekonomis
 harga murah
 hemat bahan bakar (fuel)
 perawatan murah
b) Efisien
 perawatan mudah (maintenantability)
 ringan
 compact (easy accessibility for maintenance)
c) Handal (reliable)
 besar tenaganya (high power)
 bisa beroperasi pada segala kondisi
 tahan lama (Time Between Overhaul / TBO panjang)
 getaran rendah (low vibration)

2) T h r u s t

- mengatasi drag
- menghasilkan speed  Lift
dasar : - hukum Newton II  F = m x a

- hukum Newton III  F aksi = - F reaksi

F1yang timbul karena adanya kecepatan


F2yang timbul karena adanya tekanan

Gambar 2 - 15 Thruss Gas Turbine


BATK Sem. 2 11
F1 = m x a ( hukum Newton II )

= W / g x V jet

F2 =PxA  A = area exhaust

Thrust = F1 +F2
W
Net Thrust Fn = (vjet − vin ) + ( P − P0 )
G
W = jumlah udara yang mengalir di dalam engine

W = (dihasilkan oleh compressor) tergantung pada tiga faktor :

 R P M  fuel
fuel  , RPM  , W  ,  thrust 

 Aircraft speed
 Air Density / kerapatan udara / ρ
yang dipengaruhi oleh

o altitude (ketinggian)
altitude  , ρ , W  ,  thrust 

o Outside Air Temperature (OAT)


OAT , ρ , W ,  thrust 

3. Engine Construction

a. Inlet Duct
Inlet duct didisain untuk mengumpulkan udara yang datang untuk masuk
kompresor dengan kehilangan energi yang minim. Aliran udara ke
kompresor harus bebas dari turbulensi untuk mencapai efisiensi yang
maksimum. Inlet duct adalah bagian dari airframe, bukan bagian dari
engine, namun begitu penting pada penampilan engine ( performance).
Aliran udara yang diinginkan ialah 0,5 M atau kurang, oleh karena itu
kecepatan aliran udara harus dikurangi. Konstruksinya adalah seperti
gambar berikut.

Gambar 2 - 16 Inlet Duct

BATK Sem. 2 12
Bentuk Bellmouth biasanya dipasang pada engine yang sedang dikalibrasi
atau diuji coba di darat (test cell), supaya jumlah udara yang masuk
banyak.

Gambar 2 - 17 Bellmouth

Gambar 2 - 18 Bellmouth Inlet

BATK Sem. 2 13
b. Compressor

1) Fungsi
Fungsi primer : memberikan jumlah udara yang cukup ( W ) ke ruang
bakar / combustion chamber untuk pembangkitan thrust (jumlah yang
cukup dan bertekanan)

Fungsi sekunder : memberikan bleed air untuk


- airconditioning / pressurization
- anti icing
- internal cooling & sealing (sump lubrication)
- operate instrument / pneumatic actuator
- starting engine yang lain

2) Centrifugal Flow Compressor


Keuntungan :
- ringan / simple
- kenaikan tekanan tiap stage tinggi ( ratio kompresi 8 X )
- tetap efisien pada rotational speed range yang besar 0 % -- 100 %
rpm (efisien, no stall)
- beban starter ringan

Kerugian :
- frontal area besar
- lebih dari dua stage, energi loss pada interstage tinggi

Gambar 2 - 19 Centrifugal Flow Commpressor

BATK Sem. 2 14
3) Axial Flow Compressor
Keuntungan :

- frontal area kecil


- tekanan high peak
- straight flow  pengaruh ram air positif
- bisa dibuat beberapa stage tanpa memperhitungkan energi loss
pada interstage
- compact

Kerugian :

- konstruksi berat dan sulit


- efisien hanya pada rotational speed yang sempit 87 % -- 100 % rpm
- beban starter berat

Gambar 2 - 20 Axial Flow Compressor

BATK Sem. 2 15
problem 87 % good operation 100 %

idle

dibuat VIGV ( Variable Inlet Guide Vane )

VBV ( Variable Bleed Valve )

VSV ( Variable Stator Vane )

Bleed Valve  open pada low rpm

closed pada high rpm

VIGV  closed – minimum airflow

open – maksimum airflow

c. Combustion Chamber
Fungsi utama Combustion Chamber adalah melakukan pembakaran
campuran bahan bakar dan udara.

1) Pembakaran yang sempurna :

a) perbandingan udara dan bahan bakar tepat


b) pencampuran bahan bakar dan udara baik
 udara berpusar
 bahan bakar bentuk spray ( pola spray baik )
c) ignition spark / percikan api  intensitas tinggi

1) Pembakaran
Too much fuel (terlalu banyak bahan bakar)  engine mati (rich blow
out)

more fuel (bahan bakar lebih banyak) high EGT (Exhaust Gas
Temperature)

I d e a l  ( udara : bahan bakar = ok ! ) 15 : 1

less fuel (bahan bakar kurang)  low power

too much air (terlalu banyak udara)  engine mati (lean die out)

BATK Sem. 2 16
2) Tipe Combustion Chamber
a) can type
- single can
- multi can
b) annular type
c) can – annular type

a) Tipe Can

Udara yang masuk ruang pembakaran dibagi pada lubang-lubang


yang tepat, dan slot ke dalam dua aliran utama yaitu udara primer
dan sekunder. Udara pembakaran primer langsung ke dalam
bercampur dengan bahan bakar dan dibakar. Udara sekunder
atau pendingin melewati antara casing luar dan dalam serta
bergabung dengan gas pembuangan melalui lubang yang lebih
besar, pendinginan gas pembuangan dari sekitar 3500 o F menjadi
1500o F.

Gambar 2 - 21 Tipe Can

BATK Sem. 2 17
Gambar 2 - 22 Aliran Udara Tipe Can

a. Tipe Annular

Ruang pembakaran yang berbentuk gelang pada dasarnya terdiri


atas ruang dan saluran seperti halnya tipe can. Saluran terdiri dari
lingkaran sekeliling poros turbin.

Busi untuk ruang bakar tipe annular pada dasarnya sama dengan
tipe untuk tipe can, walaupun konstruksi detainya mungkin
berbeda.

BATK Sem. 2 18
Gambar 2 - 23 Tipe Annular

3) Material Combustion Chamber


a) tahan panas tinggi
b) tahan beban dinamis
c) tahan korosi

umumnya material dari Titanium, lapisan dalam dengan Cheramic.

d. Turbine
Peranan turbine adalah mengubah energi kinetis dan panas hasil proses
pembakaran dari Combustion Chamber menjadi energi mekanik ( putaran
turbine) untuk memutar kompresor dan gearbox.

Turbine inilah yang menyerap hampir 60 sampai 80 % dari total energi


tekanan dari gas pembakaran.

Fungsi stator pada turbine ialah untuk menaikkan kecepatan aliran udara.

Rotor turbine  paling kritis ( karena panas dan harus berputar )

BATK Sem. 2 19
Gambar 2 - 24 Turbine

Konstruksi Turbine Blade

Turbine impuls : turbine di mana gerakan rotor blade terjadi karena adanya
impuls pada blade tersebut (impuls terjadi karena adanya perubahan
momentum pada blade)

Kerugian :

- pembebanan pada blade tidak merata


- terjadi aliran sentrifugal yang merugikan
Turbine reaksi : turbine di mana gerakan rotor blade terjadi karena adanya
reaksi dari aliran gas terhadap bentuk blade yang airfoil.

Turbine impus reaksi :

- pembebanan pada blade merata


- aliran aksial lebih baik ( tanpa gangguan aliran sentrifugal )

BATK Sem. 2 20
Gambar 2 - 25 Rotor Blade

e. Exhaust
Exhaust duct dikenal pula istilah pipe atau tail pipe. Fungsinya ialah untuk
mengumpulkan dan meluruskan aliran gas yang datang dari keluaran
turbine serta menambahkan kecepatan gas buang.

Gambar 2 - 26 Exhaust

BATK Sem. 2 21
Menambah kecepatan gas buang berarti menambah momentumnya yang
berarti pula menambah thrust yang dihasilkan. Tipe exhaust duct seperti
gambar di samping adalah bentuk convergent exhaust untuk sub-sonic
aircraft dan bentuk convergent-divergent exhaust duct untuk super-sonic
aircraft.

Gambar 2 - 27 Convergent Exhaust

Exhaust cone / inner cone /


tail cone berfungsi untuk
mencegah terjadinya
turbulensi di belakang turbine
( meluruskan aliran gas
buang ).
Spoke ( strut ) fairing
berfungsi untuk mencegah
terjadinya aliran berpusar di
belakang turbine.

Gambar 2 - 28 Exhaust Cone

f. Accessories Gear Box


Bagian accessory dari sebuah gas turbine engine mempunyai beberapa
fungsi. Fungsi utama ialah melengkapi tempat untuk memasang
perlengkapan yang diperlukan untuk mengoperasikan dan mengontrol
engine. Umumnya juga termasuk perlengkapan seperti generator listrik dan

BATK Sem. 2 22
pompa hidrolik. Fungsi kedua untuk reservoir oli dan rumah roda gigi.
Accessory biasanya juga dilengkapi fuel pump, starter, dan tachometer

Gambar 6 - 2
Accessory Gear
Box

Gambar 2 - 29 Accessories Gear Box

4. Engine System

a. Fuel System
Perbaikan pesawat dan engine sudah tambah ketergantungannya pada
sistem bahan bakar, pembuatan yang makin rumit dan penambahan
instalasi, penyetelan dan masalah pemeliharaan. Sistem bahan bakar
harus memasok bahan bakar ke Fuel Control Metering Devices pada
semua kondisi perubahan ketinggian dan cuaca, harus bebas dari
kecenderungan terjadinya Vapor lock.

Vapor lock adalah kantung uap yang terjadi pada saluran bahan bakar
yang bisa menghentikan aliran tersebut. Penyebabnya ada tiga yaitu bahan
bakarnya bertekanan rendah, temperature tinggi dan turbulensi.

Mengurangi kemungkinan terjadinya vapor lock, saluran dijauhkan dari


sumber panas, tidak ada bengkokan tajam, tidak ada perubahan yang
bertingkat, dan yang lebih utama lagi ialah dipakainya Booster pump.

BATK Sem. 2 23
Pompa ini menjaga dari saluran tanki ke Engine Driven Pump ( EDP )
(pompa bahan bakar di engine) tetap bertekanan. Spray nozzle, yang
berfungsi membuat butiran kecil atau uap bahan bakar untuk menjamin
pembakaran yang cepat. Nozzle nya ada yang simplex dan duplex. Bagian
utama fuel system ialah ; tank, booster pump, lines, selector valve,
strainers, engine driven pump, pressure gauge.

Gambar 2 - 30 Spray Nozzle

Syarat bahan bakar :

- mudah mengalir dan mudah dipompakan


- mempunyai sifat lubrikasi
- tidak terlalu mudah tebakar ( jauh dari fire hazard )
- menjamin adanya starting yang baik ( di darat atau di udara )
- mempunyai nilai kalori yang tinggi
- tidak berpengaruh buruk pada ruang bakar dan turbine
- tidak menyebabkan korosi pada komponen sistem bahan bakar
- memberikan pembakaran yang efisien pada semua kondisi

BATK Sem. 2 24
b. Oil System (Lubrication)
Banyak keperluan pelumasan untuk turbine engine, tetapi sedikit bagian
yang bergerak dan tidak ada bagian yang bolak balik, sehingga masalah
pelumasan tidak serumit reciprocating engine. Karena tidak ada yang
bergerak bolak-balik dan pemakaian Ball dan Roller Bearing, turbine
engine memakai pelumas yang lebih encer dibanding pelumas untuk piston
engine.

Ia harus cukup rendah volatility-nya (daya menjadi kabut) untuk mencegah


penguapan dan juga tidak terjadi buih serta tidak merusak seal juga tidak
terjadi pembentukan karbon.

Synthetic oil yang memenuhi syarat ini.

Syarat oli (lubricant) :

- mudah mengalir dan mudah dipompakan


- flash point tinggi ( tidak mudah terbakar )
- viscositas tidak mudah berubah karena perubahan suhu
- formasi karbon minimal
- tidak menyebabkan korosi
- tidak merusak seal

Ada dua sistem sirkulasi yang dikenal sebagai “pressure relief valve” dan
‘full flow”.Dan juga sistem “dry sump lubrication “ serta “wet sump
lubrication”

BATK Sem. 2 25
BATK Sem 2
Gambar 2 - 31 Dry Sum Lubrication System

26
c. Starting and Ignition System
Dua sistem terpisah yang diperlukan untuk menjamin bahwa gas turbine engine
akan mulai jalan dengan memuaskan.
Pertama : perlengkapan harus dibuat untuk kompresor dan turbine yang diputar
sampai kecepatan dimana udara masuk ke sistem pembakaran bercampur
dengan bahan bakar.
Kedua : perlengkapan harus dibuat untuk pembakar udara dan bahan bakar di
dalam sistem pembakaran.
Gas turbine engine dihidupkan dengan memutar kompresor. Engine dengan
twin spool (dua poros) , hanya diteruskan sampai mencapai kecepatan “self
accelerating” (menambah kecepatan sendiri)
Methods of starting
Seperti terlihat dalam gambar, segera setelah starter, aliran udara yang cukup,
pengapian dihidupkan, kemudian disemprotkan bahan bakar, urutan harus
betul.

Gambar 2 - 32 Urutan Penyalaan Engine

BATK Sem 2 27
d. Starter yang dikembangkan untuk gas turbine engine ialah :

1) Electrical Starting
Electrical starting system (motor listrik)  untuk engine kecil

 Direct cranking electrical system – cut off  disengaged


 Starter generator system – cut off  tetap engaged

DC seri motor  torque kuat

Kelemahan

- torque relative lemah


- berat
- bila dipakai terus menerus
bisa overheated

Gambar 2 - 33 Starter Generator

2) Air Turbine Starter


Air turbine starter  untuk engine besar

Bleed air ( flow )

- A P U ( Auxialliary Power Unit )


- G T C (Ground Turbine Compressor)
- Engine lainnya ( cross bleed) – flow lebih positif
- Air Bottle

Gambar 2 - 34 Air Turbine Starter

BATK Sem 2 28
Kelebihan :
- torque tinggi
- ringan
- bisa dipakai terus-memerus tanpa overheated

 Fuel / air combustion turbine engine main

Starter engine (starter)

 Impingement starter ( compressed air direct to compressor engine )


Starting  dari awal sampai stabilize idle

Dari self sustain sampai idle masih ada resiko hanging atau hot start

Good starting : engine mencapai stabilized idle dengan EGT relative


normal dan kecepatan sesuai yang ditentukan.

Hot start : starting dengan EGT lebih tinggi dari normal

Hot start : udara  power lemah, start motor rusak ( flow rendah )

Ignition  power lemah, exciter rusak, igniter ( busi) jelek

Fuel  spray nozzle jelek

Hung start ( hanging ) : starting dengan waktu lebih lama dari yang
ditentukan (kekurang fuel)  filter block

3) Ignition
Low voltage high voltage

DC Exciter
AC plug

1 menit : 70 x cracking < 60 x harus diganti

BATK Sem 2 29
5. Engine Instrumen
Pesawat dilengkapi instrument untuk memberi informasi ke pilot berfungsinya
dengan baik berbagai sistem di engine dan mengingatkan kalau terjadi kesalahan.
Bila setiap yang otomatis rusak, engine bisa dikontrol oleh pilot secara manual dan
memantau instrument untuk menjaga limitasinya.

a. Primary Instrument
1) Thrust / EPR Indicator
2) Engine Speed Indicator ( RPM )
3) Turbine Gas Temperature Indicator ( Exhaust Gas Temperature )
4) Fuel Flow Indicator
5) Torque Indicator ( Turbo Propeller )

b. Secondary Instrument
1) Oil Pressure Indicator
2) Oil Temperature Indicator
3) Fuel Temperature Indicator
4) Oil Quantity Indicator
5) Vibration Monitor

Gambar 2 - 35 Engine Instrument

BATK Sem 2 30
6. Lain-lain

a. Water Injection
Tenaga output maksimum dari sebuah gas turbine engine tergantung pada
density udara yang mengalir pada engine. Pengurangan thrust akibat
berkurangnya tekanan atmosfir hubungannya dengan altitude dan atau
kenaikan suhu udara di sekitarnya. Kondisi begini, tenaga output bisa dijaga
atau secara langsung dibantu untuk takeoff dengan cara pendinginan aliran
udara oleh air atau air/methanol, methanol ditambahkan ke dalam air memberi
sifat anti beku, juga penambahan sumber bahan bakar. Ada dua metoda injeksi
pendinginan ke aliran udara. Pendinginan disemprotkan langsung ke
Compresor Inlet yang lainnya pendingin diinjeksikan ke Combustion Chamber
Inlet yang biasanya cocok untuk axial flow compressor.

Gambar 2 - 36 Water Injection

BATK Sem 2 31
Gambar 2 - 37 Compressor Inlet Injection

b. After burning

After Burning adalah satu metoda penambahan thrust dari engine untuk
memperbaiki take off pesawat, climb, dan combat performance. Menambah
power bisa diperoleh dengan menggunakan engine yang lebih besar, tetapi hal
ini akan menambah berat, frontal area, dan konsumsi bahan bakar.
Pembakaran susulan adalah metoda penambahan thrust untuk waktu pendek.

Gambar 2 - 38 Pembakaran Susulan

BATK Sem 2 32
Pembakaran susulan ialah pembakaran bahan bakar antara turbine dan nozzle
pembuangan, menggunakan oksigen yang tidak terbakar dalam exhaust gas.
Penambahan temperature exhaust menjadikan penambahan kecepatan udara,
yang berarti penambahan thrust.
Penambahan thrust hubungannya dengan pembakaran susulan tergantung
kepada ratio temperature absolute sebelum dan sesudah pembakaran susulan.
Contoh : temperature gas sebelum pembakaran susulan 640˚ C ( 913˚ K ) dan
dengan pembakaran susulan 1269˚ C (1542˚ K ), kemudian ratio temperature
1542/913 = 1,69.
temperature ratio √ 1,69 = 1,3  berarti penambahan kecepatan 30 %.

Gambar 2 - 39 Pesawat dengan Pembakaran Susulan

c. Engine Ice Protection


Masalah terjadinya es selama penerbangan yang melewati awan yang berisi air
sangat dingin dan selama di landasan di mana suhu udara mendekati beku,
engine memerlukan perlindungan dari terbentuknya es yang terjadi di bagian
depan engine.
Terjadinya es di daerah ini bisa mengganggu aliran udara yang masuk,
menyebabkan hilangnya performance dan tidak berfungsinya engine, juga
merusak kompresor.
Sistem Ice Protection yaitu menggunakan aliran udara panas ( dari bleed air )
atau sistem tenaga listrik atau kombinasi keduanya.

BATK Sem 2 33
Gambar 2 - 40 Engine Ice Protection

BATK Sem 2 34
II. Pembelajaran
A. Deskripsi

Dalam Modul ini dibahas tentang organisasi penerbanan sipil international, Kementerian
Perhubungan Indonesia, sampai Peraturan-Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
yang diberlakukan di Indonesia. Walaupun tidak seluruh Peraturan dalam hal ini Part
CASR / PKPS, tetapi yang dibahas adalah Part-Part yang berhubungan dengan
manufacture dan Maintenance pesawat udara

B. Kegiatan Belajar
1. Kegiatan Belajar 1
Mengamati :
 Mengamati penerapan Part CASR

Menanya :
 Mengkondisikan situasi belajar untuk membiasakan mengajukan pertanyaan
secara aktif dan mandiri Part CASR

Pengumpulan data :
 Mengumpulkan data yang dipertanyakan dan menentukan sumber (melalui
benda konkrit, dokumen, buku, eksperimen) untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan tentang Part CASR

Mengasosiasi :
 Mengkatagorikan data dan menentukan hubungannya, selanjutnyanya
disimpulkan dengan urutan dari yang sederhana sampai pada yang lebih
kompleks terkait Part CASR.

Mengkomunikasikan :
 Menyampaikan hasil konseptualisasi tentang Part CASR dalam bentuk lisan,
tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya.

a. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan observasi dan tanya jawab denngan model pembelajaran
Discovery Learning pada materi pokok Pengenalan dan penerapan Badan
Otorisasi Penerbangan Internasional dan Indonesia,
diharapkan peserta didik terlibat aktif, dapat tanya jawab dan bekerja sama
dalam kegiatan pembelajaran.

BATK Sem 2 35
II. Civil Aviation Safety Regulation
( Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil)

A. Badan Otorisasi Penerbangan


Penerbangan merupakan salah satu
moda transportasi yang memiliki andil
besar dalam memperlancar roda
perekonomian. Kebutuhan transportasi
udara kian hari semakin meningkat, hal
ini ditandai dengan semakin
meningkatnya jumlah penumpang. Oleh
karena itu penerbangan hendaknya
mampu menyediakan angkutan yang Gambar 2 - 41 Boeing 747-400
aman, selamat, cepat, teratur, lancar,
tertib, nyaman dan efisien serta dengan
biaya yang wajar.
Kemajuan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi telah
memungkinkan peningkatan pelayanan
dalam penerbangan baik dari segi
kuantitasnya (misalnya kapasitas tempat
duduk, frekuensi dan lain-lain) serta segi
kualitasnya (antara lain keselamatan,
keteraturan dan kenyamanan).
Pemanfaatan teknologi canggih dalam
pesawat udara memungkinkan pesawat
Gambar 2 - 42 Pesawat Terbakar di udara
tersebut beroperasi dengan daya tahan
dan keandalan yang tinggi, pengontrolan dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi,
control otomatis yang memberikan kemudahan, baik bagi pilot maupun ground
engineer. Hal ini memberikan jaminan keselamatan terbang yang jauh lebih tinggi
dibandingkan pesawat udara konvensional pada masa yang lalu.

1. International Civil Aviation Organisation


Markas besar ICAO di Montreal telah dipindahkan pada bulan Oktober 1996
untuk peresmian, bangunan bertingkat 15 dan kompleks konferensi yang
disediakan oleh negara tuan rumah, Canada. Fasilitas dengan kapasitas untuk
540 staf Sekretariat ditambah dengan delegasi negara dan perwakilan yang
mengadakan perjanjian dari organisasi-organisasi penerbangan internasional,
termasuk gedung pertemuan dengan menyediakan tempat duduk untuk 900
orang. Markas besar ICAO secara resmi dibuka pada upacara pengukuhan
yang diselenggarakan pada tanggal 5 Desember 1996.

BATK Sem 2 36
Bagaimana ICAO bekerja
Konstitusi ICAO adalah Konvensi
pada International Civil Aviation
telah ditetapkan melalui konferensi
di Chicago pada bulan November
dan Desembwer 1944 dan untuk
setiap Negara Pengontrak ICAO
adalah anggota organisasi.
Menurut istilah Konvensi,
Organisasi terbentuk dari sebuah
Kongres suatu Dewan dengan
jumlah keanggotaan terbatas serta
dengan badan-badan yang ada di
Gambar 2 - 43 Markas ICAO di Montreal
bawahnya dan Sekretariat. Para Canada
pejabat utama adalah Pimpinan
Dewan dan Sekretaris Umum.

a. Organisasi
Kongres, terdiri atas perwakilan dari semua Contracting States, adalah
badan independent ICAO. Badan ini mengadakan pertemuan setiap tiga
tahun sekali, meninjau kembali secara mendetail kerja Organisasi dan
merencanakan kebijakan untuk tahun berikutnya. Badan ini juga
mengusulkan anggaran tiga tahunan.

Dewan, badan pengawas yang mana dipilih oleh Kongres untuk jangka
waktu tiga tahun terdiri atas 36 negara. Kongres memilih Negara Anggota
Dewan dengan tiga keutamaan: Negara utama di dalam transport udara,
negara-negara yang mana memberikan kontribusi terbesar terhadap
penentuan fasilitas untuk pengangkutan udara, dan negara yang
ditugaskan akan memastikan bahwa semua daerah-daerah penting di
seluruh dunia akan terwakili. Sebagai badan pengawas, Dewan
memberikan pengarahan secara terus menerus pada kerja ICAO. Di dalam
Dewan bahwa Standard dan Praktek yang dianjurkan akan digunakan dan
dipadukan sebagai Lampiran pada Pertemuan Penerbangan Sipil
Internasional. Dewan dibantu oleh Air Navigation Commission (hal-hal
teknis), Air Transport Committee (hal-hal ekonomis), Committee of Joint
Support of Air Navigation Service and the Finance Committee.

Sekretariat, diketuai oleh Sekretaris Umum dibagi ke dalam lima divisi


utama: Biro Perjalanan Udara, Biro Transportasi Udara, Biro Kerjasama
Teknis, Biro Hukum, dan Biro Administrasi dan Jasa. agar kerja dari
Sekretariat mencerminkan pendekatan internasional yang sesungguhnya,
seorang pekerja profesional akan direkrut berdasarkan geografis umum.
ICAO bekerja dengan anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa secara kerja
sama seperti Organisasi Meteorologi Dunia, Badan Telekomunikasi
Internasional , Federasi Pos Dunia, Organisasi Kesehatan Dunia dan
Organisasi Maritim Internasional. Organisasi-organisasi non pemerintahan
yang mana juga berpartisipasi di dalam kerja ICAO melibatkan Asosiasi
Transpor Udara Internasional, Internasional Asosiasi Pelabuhan, Federasi
BATK Sem 2 37
Internasional Asosiasi Pilot Jalur Udara, dan Dewan Internasional pemilik
Angkutan Udara dan Asosiasi Pilot.

b. Standar ICAO
MERENCANAKAN STANDAR ICAO
Mengapa standar-standar tersebut diperlukan?
Penerbangan sipil adalah kekuatan penuh untuk berkembang di dalam
masyarakat global modern. Kesejahteraan dan perkembangan sistem
transport mewujudkan dan mendukung jutaan profesi di seluruh dunia. Ini
sebagian dapat membentuk hubungan ekonomi banyak negara. Ini adalah
katalis untuk perjalanan dan pariwisata, industry terbesar dunia. Di samping
ekonomi, transport udara juga dapat memperkaya kerangka kerja
masyarakat baik itu sosial maupun kultural dan membantu tercapainya
perdamaian dan kemakmuran di seluruh dunia.
Duapuluh empat jam, 365 hari dalam setahun, pesawat take off atau
landing setiap detiknya di manapun singgah di bumi. Setiap satu dari
penerbangan tersebut ditangani secara sama, cara seragam, apakah oleh
pengawasan arus lalu lintas udara, otorisasi pilot atau pilot pada waktu
mengadakan pengontrolan pesawat angkut. Di samping pemandangan
jutaan pekerja yang dilibatkan di dalam manufacturing, perawatan dan
pengawasan produk dan jasa diperlukan di dalam sirkulasi penerbangan
secara terus menerus.
Sebenarnya, penerbangan
modern adalah salah satu dari
sistem interaksi yang paling
kompleks di antara manusia
dan mesin yang pernah
diwujudkan.
Ketepatan jam kerja menurut
prosedur dan sistem
memungkinkan untuk dilakukan
melalui eksistensi standar-
standar yang diterima secara Gambar 2 - 44 Pesawat Udara Jatuh
universal dan dikenal dengan
istilah Standards and Recommended Practices, atau SARPs. SARPs
menghadapi semua aspek teknis dan operasional penerbangan sipil
internasional, seperti keamanan, ijin pegawai, operasi pesawat angkut,
aerodrome, jasa lalu lintas udara, penelitian angka kejadian dan
lingkungan. Tanpa SARPs, sistem penerbangan akan menjadi hal terburuk
dan kondisi keamanan rawan.

The International Civil Aviation Organization (ICAO)


Mengkreasikan dan memodernisasikan SARPs adalah tanggung jawab
International Civil Aviation Organization, atau ICAO, sebuah instansi United
Nations khusus yang menerima mandat untuk memastikan keamanan,
efisien dan evolusi penerbangan sipil internasional secara sistemik.

BATK Sem 2 38
ICAO mempunyai markas
besar yang berlokasi di
Montreal, Canada, dengan
tujuh kantor regional di seluruh
dunia. Pertama di dalam tahun
1944 ICAO telah
mengembangkan suatu
organisasi dengan lebih sekitar
180 Contracting States. Tujuan
ICAO adalah keamanan dan
pengembangan sistemik semua
aspek penerbangan sipil Gambar 2 - 45 Reruntuhan Pesawat Udara
internasional.
Bagaimanapun juga ini memberikan forum persyaratan dan prosedur
sebagai standardisasi yang diperlukan mungkin akan diperkenalkan, diteliti
dan dipecahkan.
Perjanjian ICAO adalah Konvensi Penerbangan Sipil Internasionl,
diresmikan di Chicago pada bulan Desember tahun 1944, dan dimana
masing-masing ICAO Contracting State adalah anggota organisasi.
Menurut Konvensi, organisasi tersebut ditetapkan oleh Kongres, Dewan
dan Sekretariat. Para pejabat utama adalah Pimpinan Dewan dan
Sekretaris Umum. Kongres terdiri atas perwakilan dari semua Negara yang
mengadakan kontrak adalah badan ICAO yang berwenang. Kongres ini
mengadakan pertemuan setiap tiga tahun sekali, meninjau kembali secara
mendetail kerja organisasi, menetapkan kebijakan untuk tahun berikutnya
dan menetapkan anggaran tiga tahunan. Kongres memilih Dewan, badan
pengawasan untuk jangka waktu tiga tahun.
Dewan terdiri atas para anggota dari 36 negara yang menyatakan dengan
tegas para pejabatnya dan menindaklanjuti bisnisnya di markas besar
ICAO. Ini adalah Dewan dimana Standards and Recommended Practices
akan dilaksanakan dan dipadukan sebagai Lampiran pada Pertemuan
Penerbangan Sipil Internasional.
Berkenaan dengan pengembangan standar, Dewan dibantu oleh Air
Navigation Commission di dalam hal-hal teknis, Air Transport Committee di
dalam hal-hal ekonomi dan Committee on Unlawful Interference di dalam
hal-hal keamanan.
SARPs dirumuskan di dalam istilah luas dan dibatasi pada prsyaratan
esensial. Untuk sistem kompleks seperti perlengkapan komunikasi, materi
SARPs dibentuk di dalam dua seksi: materi utama SARPs sifat dasar
regulator yang dimuat dengan badan utama Annexes dan spesifiksi teknis
mendetail ditempatkan di dalam Annexes (Lampiran).
Ketentuan untuk Annex 18, Produk-produk Berbahaya yang diperlengkapi
oleh Lembaga Teknis untuk Safe Transport of Dangerous Goods by Air.
Sementara lembaga-lembaga tersebut tidak memiliki status SARPs atau
PANS, mereka mempunyai status khusus di mana Contracting States
diperlukan untuk mencapai pemenuhan.
Regional Supplementary Procedures (atau SUPPs) menerapkan aplikasi di
daerah ICAO. Meskipun dari dalam Regional Supplementary Procedures

BATK Sem 2 39
adalah sama di dalam Prosedur jasa pengangkutan udara, SUPPs tidak
diaplikasikan di seluruh dunia.
Materi Pedoman diproduksi untuk melengkapi SARPs dan PANS dan untuk
memfasilitasi implementasinya. Materi pedoman dikeluarkan sebagai
Attachments atau di dalam dokumen berbeda seperti manual, surat edaran
dan daftar alamat. Biasanya ini disetujui pada waktu yang bersamaan
terkait dengan SARPS yang digunakan.
Manual memberikan informasi untuk melengkapi dan atau untuk
memperkuat SRPP untuk jasa pengangkutan udara. Mereka khususnya
dirancang untuk memfasilitasi implementasi dan diamandemenkan secara
periodik untuk memastikan kualitasnya yang mencerminkan praktek dan
prosedur baru. Surat edaran menyajikan informs khusus yang ada
berkaitan dengan Contracting States. Lain halnya dengan manual, surat
edaran biasanya tidak diperbaharui.

c. Tujuan Strategis
International Civil Aviation Organization, sebuah Agen Khusus PBB, adalah
forum global untuk penerbangan sipil. ICAO bekerja untuk mencapai visi aman,
pengembangan terus dari penerbangan sipil melalui kerjasama antara Negara
anggotanya.
Implementasi visi ini, organisasi sudah menentukan tujuan strategi ke depan
yaitu :
o Safety – Enhance global civil aviation safety
(Keselamatan – Menambah keselamatan penerbangan sipil global)
o Security – Enhance Global civil aviation security
(Keamanan - Menambah keamanan penerbangan sipil global)
o Environmental Protection, Minimize the adverse effect of global civil aviation
on the environmental
(Perlindungan lingkungan, Meminimalkan efek kurang baik dari penerbanan
sipil global pada lingkungan)
o Efficiency – Enhance the efficiency of aviation operations
(Efisiensi – menambah efisiensi dalam pengoperasian penerbangan)
o Continuity – Maintain the continuity of aviation oprations
(Berkesinambungan – Menjaga kesinambungan pengoperasian
penerbangan)
o Rule of Law – Strengthen law govering international civil aviation
(Aturan main – Penguatan aturan penerbangan sipil internasional)

BATK Sem 2 40
ICAO
Convention Annex
Dec, 7 1944 standar dalam penyusunan
Chicago UU penerbangan
(18 Annex / lampiran)

USA UE AUS RI UU No 15 TH 1992

FAA CAA DGCA - KEPENTINGAN NAS. RI


- MEMPERHATIKAN
ANNEX
FAR EASA CAR CASR

ICAO = International Civil Aviation Organtization (di bawah PBB)


 merupakan standar international bagi penerbangan sipil
ICAO adalah organisasi antar pemerintah (inter governmental) yang bernaung
di bawah PBB dan bergerak dalam penerbangan sipil
DGCA (Directorat General Air Communication/Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara) adalah suatu Badan yang memiliki otoritas untuk mengatur
penerbangan sipil di Republik Indonesia.
FAR = Federal Aviation Regulation (Amerika Serikat)
EASA = European Aviation Safety Agency
CASR = Civil Aviation Safety Regulation (Indonesia)
(PKPS = Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil) berlaku untuk pesawat
yang terdaftar di Indonesia atau yang beroperasi di Indonesia

BATK Sem 2 41
Tabel 8 - 1 Annex ICAO

Annex Description
ANNEX 01 Personnel Licensing
ANNEX 02 Rules of the Air
ANNEX 03 Meteorological Service for International Air Navigation
ANNEX 04 Aeronautical Charts
Units of Measurement to be used in Air and Ground
ANNEX 05
Operations
ANNEX 06 Operations Of Aircraft
ANNEX 07 Aircraft Nationality and Registration Marks
ANNEX 08 Airworthiness Of Aircraft
ANNEX 09 Facilitation
ANNEX 10 Aeronautical Telecommunications
ANNEX 11 Air Traffic Services
ANNEX 12 Search and Rescue
ANNEX 13 Aircraft Accident Investigation
ANNEX 14 Aerodromes
ANNEX 15 Aeronautical Information Services
ANNEX 16 Environment Protection
ANNEX 17 Aviation Security
ANNEX 18 The Safe Transport of Dangerous Goods by Air

BATK Sem 2 42
Rangkuman

ICAO = International Civil Aviation Organisation

Badan ICAO = Kongres, Dewan, Sekretariat

Kongres : terdiri atas perwakilan dari semua Contracting States, adalah badan
independent ICAO

Dewan : badan pengawas yang mana dipilih oleh Kongres untuk jangka waktu
tiga tahun terdiri atas 36 negara

Sekretariat : diketuai oleh Sekretaris Umum dibagi ke dalam lima divisi utama:
Biro Perjalanan Udara, Biro Transportasi Udara, Biro Kerjasama Teknis, Biro
Hukum, dan Biro Administrasi dan Jasa

CASR = Civil Aviation Safety Regulation (Peraturan Keselamatan Penerbangan


Sipil /PKPS yang dimliki Indonesia)

Tugas

Peserta didik mencari informasi kegiatan ICAO di internet

Tes Formatif

BATK Sem 2 43
2. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

a. Visi, Misi, Tujuan, Strategi

Visi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara :

TERWUJUDNYA PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI UDARA YANG


ANDAL, BERDAYA SAING DAN MEMBERIKAN NILAI TAMBAH

Penjelasan VISI Direktorat Jenderal Perhubungan Udara secara garis besar


adalah :

 ANDAL : Mempunyai keunggulan dan memenuhi aspek ketersediaan,


ketepatan waktu, kelaikan, keselamatan dan keamanan dalam
menyelenggarakan transportasi udara;

 BERDAYA SAING : Efektif, efisien, berkualitas, ramah lingkungan,


berkelanjutan, SDM yang profesional, mandiri dan produktif;

 NILAI TAMBAH : Dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat baik


secara langsung maupun tidak langsung.

MISI Direktorat Jenderal Perhubungan Udara :

 Memenuhi standar keamanan, keselamatan penerbangan dan pelayanan;

 Menyediakan sarana, prasarana dan jaringan transportasi udara yang andal,


optimal dan terintegrasi;

 Mewujudkan iklim usaha jasa transportasi udara yang kompetitif dan


berkelanjutan ( sustainable );

 Mewujudkan kelembagaan yang efektif, efisien didukung oleh SDM yang


profesional dan peraturan perundang-undangan yang komprehensif serta
menjamin kepastian hukum.

TUJUAN Direktorat Jenderal Perhubungan Udara:

Dalam rangka penentuan arah pembangunan transportasi udara, maka tujuan


yang ingin dicapai dalam jangka panjang adalah sebagai berikut:

1) Terjaminnya kualitas pelayanan, kenyamanan, keselamatan, keamanan, dan


kepastian hukum dalam penyelenggaraan transportasi udara;

2) Terwujudnya pertumbuhan Sub Sektor Transportasi udara yang stabil


sehingga dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pertumbuhan
ekonomi nasional yang berkelanjutan (sustainable growth );

3) Terwujudnya peningkatan perolehan devisa dari penyelenggaraan jasa


transportasi udara, sehingga dapat ikut memberikan kontribusi terhadap
pemantapan neraca pembayaran nasional;

BATK Sem 2 44
4) Terwujudnya kontinuitas pelayanan jasa transportasi udara yang terjangkau
ke seluruh pelosok tanah air, sehingga dapat ikut mendorong pemerataan
pembangunan, kelancaran distribusi, stabilitas harga barang dan jasa, serta
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia ;

5) Meningkatnya kualitas dan profesionalisme SDM Ditjen Perhubungan Udara


bertaraf internasional dan terbentuknya kelembagaan yang optimal dan
efektif sehingga dapat mendukung terwujudnya penyelenggaraan
transportasi udara yang andal dan berdaya saing;

6) Sarana pendidikan bagi masyarakat untuk menghargai profesionalisme dan


peningkatan kualitas hidup manusia.

STRATEGI Direktorat Jenderal Perhubungan Udara

1) Meningkatkan pembinaan, pengawasan dan penegakan hukum serta


menyempurnakan dan atau melengkapi peraturan per undang-undangan
dalam penyelenggaraan jasa transportasi udara;

2) Meningkatkan kualitas dan produktifitas pelayanan jasa transportasi udara


melalui penerapan manajemen mutu dalam rangka memenuhi kebutuhan
(demand) jasa transportasi udara;

3) Menciptakan iklim usaha jasa angkutan udara dalam persaingan sehat dan
kondusif dalam rangka menciptakan industri penerbangan yang efisien,
efektif dan kompetitif dalam pasar global serta mempunyai kelangsungan
hidup jangka panjang;

4) Meningkatkan efisiensi nasional bidang jasa transportasi udara dan


mendorong minat investor untuk berinvestasi di bidang industri
penerbangan;

5) Memperluas jangkauan jaringan pelayanan jasa transportasi udara sampai


ke daerah terpencil, terisolasi, daerah perbatasan negara dan luar negeri

b. Struktur Organisasi

Catatan : Nama Pejabat sewaktu-waktu bias berubah

BATK Sem 2 45
BATK Sem 2
Gambar 2 - 46 Struktur Kementerian Perhubungan

46
BATK Sem 2
Gambar 2 - 47 Struktur Direktorat Jenderal Perhubungan Udara

47
c. Direktorat Sertifkasi Kelaikan Udara

TUGAS POKOK DIREKTORAT SERTIFIKASI KELAIKAN PENERBANGAN:


Sesuai dengan KM 43 tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Perhubungan
Direktorat Sertifikasi Kelaikan Udara mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan
prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang
standarisasi, rekayasa, produk aeronautika, pengoperasian, perawatan dan
personil pesawat udara.

FUNGSI DIREKTORAT SERTIFIKASI KELAIKAN UDARA :


Sesuai dengan KM 43 tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Perhubungan
 penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang standarisasi, rekayasa,
produk aeronautika, pengoperasian, perawatan dan personil pesawat
udara;
 penyusunan , norma, standar, pedoman, kriteria dan prosedur di
standarisasi, rekayasa, produk aeronautika, pengoperasian, perawatan dan
personil pesawat udara;
 penyiapan bahan perumusan dan pemberian bimbingan teknis di bidang
standarisasi, rekayasa, produk aeronautika, pengoperasian, perawatan dan
personil pesawat udara;
 pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang standarisasi, rekayasa,
produk aeronautika, pengoperasian, perawatan dan personil pesawat
udara;
 pelaksanaan sertifkasi rekayasa, produksi, pengoperasian dan perawatan
pesawat udara;
 pelaksanaan sertifikasi personil;
 pelaksanaan program pencegahan insiden dan kecelakaan pesawat udara;
 pelaksanaan urusan internasional di bidang standarisasi, rekayasa, produk
aeronautika, pengoperasian, perawatan dan personil pesawat udara;
pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, dan rumah tangga
Direktorat.

1) Sub Direktorat Standardisasi Kelaikan Udara


Bertugas melaksanakan penyusunan norma, kriteria, standar, pedoman
dan prosedur di bidang rekayasa, produksi, pengoperasian, perawatan
pesawat udara, personil pesawat udara serta sertifikasi organisasi
rekayasa, pabrikan, operator, fasilitas perawatan pesawat udara, distributor
produk aeronautika dan program pendidikan dan latihan personil,
pelaksanaan audit berkala, penyiapan bahan hubungan internasional serta
pencegahan kecelakaan pesawat udara

2) Sub Direktorat Rekayasa


Bertugas melaksanakan penyiapan bimbingan dan pengawasan teknis
rekayasa pesawat udara termasuk evaluasi penyiapan penerbitan
persetujuan rekayasa, laporan kegagalan sistem pesawat udara, serta
pelaksanaan uji terbang, penerbitan perintah kelaikan udara dan
pendelegasian kewenangan terbatas di bidang rekayasa
BATK Sem 2 48
3) Sub Direktorat Produk Aeronautika
Bertugas melaksanakan penyiapan pembinaan dan pengawasan teknis
pabrikasi pesawat udara serta komponennya, penyiapan bahan penerbitan
sertifikat kelaikan udara awal, sertifikat udara untuk ekspor, dan bahan
pendelegasian kewenangan terbatas produk aeronautika

4) Sub Direktorat Operasi Pesawat Udara


Bertugas melaksanakan penyiapan bahan pembinaan dan pengawasan
teknis operasi pesawat udara, program pendidikan dan pelatihan personil
operasi pesawat udara, evaluasi persyaratan pengoperasian, pengujian
kecakapan personil pesawat udara serta bahan pendelegasian
kewenangan terbatas di bidang pengoperasian pesawat udara

5) Sub Direktorat Perawatan


Bertugas melaksanakan penyiapan pembinaan dan pengawasan teknis di
bidang perawatan pesawat udara, program pendidikan dan pelatihan
personil perawatan pesawat udara, pemeriksaan berkala kelaikan udara,
evaluasi persyaratan perawatan dan pengujian personil perawatan pesawat
udara serta penyiapan bahan pendelegasian kewenangan terbatas di
bidang perawatan pesawat udara

BATK Sem 2 49
Part CASR Manufaktur dan Perawatan

B. N
Deskripsi
o

1 PKPS 1 Amandemen 1

Tentang : DEFINITION AND ABBREVIATIONS


Pengesahan : KM 25 Tahun 2006 / 23 Mei 2006
Dikeluarkan Pertama : 27 Desember 1993
Amandemen Terakhir (1) : 23 Mei 2006

2 PKPS 11

Tentang : PROCEDURAL REQUIREMENTS FOR AMENDING AND


REPEALING OF, AND GRANTING OR DENYING PETITION OF EXEMPTION,
AND SPECIAL CONDITION FROM THE CIVIL AVIATION SAFETY
REGULATIONS
Pengesahan : KM 15 Tahun 2009 / 17 Februari 2009
Dikeluarkan Pertama : 17 Februari 2009

3 PKPS 21 Amandemen 1

Tentang : CERTIFICATION PROCEDURES FOR PRODUCT AND PARTS


Pengesahan : KM 13 Tahun 2008 / 04 April 2008
Dikeluarkan Pertama : 27 Desember 1993
Amandemen Terakhir (1) : 04 April 2008

4 PKPS 23 Amandemen 1

Tentang : AIRWORTHINESS STANDARDS : NORMAL, UTILITY,


ACROBATIC, AND COMMUTER CATEGORY AEROPLANES
Pengesahan : KM 25 Tahun 2001 / 28 Juni 2001
Dikeluarkan Pertama : 27 Desember 1993
Amandemen Terakhir (1) : 28 Juni 2001

5 PKPS 25 Amandemen 5

Tentang : AIRWORTHINESS STANDARDS : TRANSPORT CATEGORY


AEROPLANES
Pengesahan : KM 26 Tahun 2003 / 10 Juni 2003
Dikeluarkan Pertama : 27 Desember 1993
Amandemen Terakhir (5) : 10 Juni 2003

BATK Sem 2 50
6 PKPS 27

Tentang : AIRWORTHINESS STANDARDS : NORMAL CATEGORY


ROTORCRAFT
Pengesahan : KM 90 Tahun 1993 / 27 Desember 1993
Dikeluarkan Pertama : 27 Desember 1993

7 PKPS 29

Tentang : AIRWORTHINESS STANDARDS : TRANSPORT CATEGORY


ROTORCRAFT
Pengesahan : KM 90 Tahun 1993 / 27 Desember 1993
Dikeluarkan Pertama : 27 Desember 1993

8 PKPS 31

Tentang : AIRWORTHINESS STANDARDS: MANNED FREE BALLOONS


Pengesahan : KM 4 Tahun 2006 / 05 Januari 2006
Dikeluarkan Pertama : 05 Januari 2006

9 PKPS 33 Amandemen 1

Tentang : AIRWORTHINESS STANDARDS : AIRCRAFT ENGINES


Pengesahan : KM 27 Tahun 2009 / 26 Februari 2009
Dikeluarkan Pertama : 27 Desember 1993
Amandemen Terakhir (1) : 26 Februari 2009

10 PKPS 34 Amandemen 1

Tentang : FUEL VENTING AND EXHAUST EMISION REQUIREMENTS FOR


TURBINE ENGINE POWERED AEROPLANES
Pengesahan : KM 28 Tahun 2009 / 26 Februari 2009
Dikeluarkan Pertama : 27 Desember 1993
Amandemen Terakhir (1) : 26 Februari 2009

11 PKPS 35

Tentang : AIRWORTHINESS STANDARDS : PROPELLERS


Pengesahan : KM 90 Tahun 1993 / 27 Desember 1993
Dikeluarkan Pertama : 27 Desember 1993

BATK Sem 2 51
PKPS 36 Amandemen 1
12
Tentang : NOISE STANDARD : AIRCRAFT TYPE AND AIRWORTHINESS
CERTIFICATION
Pengesahan : KM 29 Tahun 2009 / 26 Februari 2009
Dikeluarkan Pertama : 27 Desember 1993
Amandemen Terakhir (1) : 26 Februari 2009

13 PKPS 39 Amandemen 1

Tentang : AIRWORTHINESS DIRECTIVE


Pengesahan : KM 2 Tahun 2006 / 05 Januari 2006
Dikeluarkan Pertama : 14 Maret 1997
Amandemen Terakhir (1) : 05 Januari 2006

14 PKPS 43 Amandemen 1

Tentang : MAINTENANCE, PREVENTIVE MAINTENANCE, REBUILDING,


AND ALTERATION
Pengesahan : KM 78 Tahun 2000 / 20 November 2000
Dikeluarkan Pertama : 14 Maret 1997
Amandemen Terakhir (1) : 20 November 2000

15 PKPS 45 Amandemen 2

Tentang : IDENTIFICATION AND REGISTRATION MARKING


Pengesahan : KM 38 Tahun 2004 / 25 Maret 2004
Dikeluarkan Pertama : 27 Desember 1993
Amandemen Terakhir (2) : 25 Maret 2004

16 PKPS 47 Amandemen 3

Tentang : PENDAFTARAN PESAWAT UDARA


Pengesahan : KM 49 Tahun 2009 / 10 Juni 2009
Dikeluarkan Pertama : 22 Juli 1997
Amandemen Terakhir (3) : 10 Juni 2009

17 PKPS 57

Tentang : CERTIFICATION AND OPERATING REQUIREMENTS FOR


DISTRIBUTOR OF AERONAUTICAL PRODUCTS
Pengesahan : KM 27 Tahun 2003 / 10 Juni 2003
Dikeluarkan Pertama : 10 Juni 2003

BATK Sem 2 52
18 PKPS 61 Amandemen 1

Tentang : LICENSING OF PILOTS AND FLIGHT INSTRUCTORS


Pengesahan : KM 42 Tahun 2001 / 04 Desember 2001
Dikeluarkan Pertama : 22 Juli 1997
Amandemen Terakhir (1) : 04 Desember 2001

19 PKPS 63

Tentang : CERTIFIFICATION FLIGHT CREW MEMBER OTHER THAN PILOTS


Pengesahan : KM 24 Tahun 1997 / 22 Juli 1997
Dikeluarkan Pertama : 22 Juli 1997

20 PKPS 65 Amandemen 1

Tentang : LICENSING OF AIRCRAFT MAINTENANCE ENGINEER


Pengesahan : KM 80 Tahun 2000 / 20 November 2000
Dikeluarkan Pertama : 14 Maret 1997
Amandemen Terakhir (1) : 20 November 2000

21 PKPS 67

Tentang : MEDICAL STANDARDS AND CERTIFICATION


Pengesahan : KM 75 Tahun 2000 / 09 November 2000
Dikeluarkan Pertama : 09 November 2000

22 PKPS 69

Tentang : PERSYARATAN LICENCE, RATING, PELATIHAN DAN


KECAKAPAN BAGI PERSONEL PEMANDU LALU LINTAS UDARA
Pengesahan : KM 12 Tahun 2009 / 16 Februari 2009
Dikeluarkan Pertama : 16 Februari 2009

23 PKPS 91 Amandemen 1

Tentang : GENERAL OPERATING AND FLIGHT RULES


Pengesahan : KM 41 Tahun 2001 / 04 Desember 2001
Dikeluarkan Pertama : 22 Juli 1997
Amandemen Terakhir (1) : 04 Desember 2001

BATK Sem 2 53
24 PKPS 92

Tentang : SAFE TRANSPORT OF DANGEROUS GOODS BY AIR


Pengesahan : KM 16 Tahun 2009 / 17 Februari 2009
Dikeluarkan Pertama : 17 Februari 2009

25 PKPS 101

Tentang : BALON UDARA YANG DITAMBATKAN, LAYANG-LAYANG,


ROKET TANPA AWAK DAN BALON UDARA BEBAS TANPA AWAK
Pengesahan : KM 9 Tahun 2009 / 12 Februari 2009
Dikeluarkan Pertama : 12 Februari 2009

26 PKPS 121 Amandemen 6

Tentang : CERTIFICATION AND OPERATING REQUIREMENTS: DOMESTIC,


FLAG AND SUPPEMENTAL AIR CARRIERS
Pengesahan : KM 43 Tahun 2009 / 08 Mei 2009
Dikeluarkan Pertama : 14 Maret 1997
Amandemen Terakhir (6) : 08 Mei 2009

27 PKPS 129

Tentang : OPERATION : FOREIGN AIR CARRIERS AND FOREIGN


OPERATIONS OF INDONESIA REGISTERED AIRCRAFT
Pengesahan : KM 6 Tahun 2001 / 25 Januari 2001
Dikeluarkan Pertama : 25 Januari 2001

28 PKPS 133

Tentang : ROTORCRAFT EXTERNAL-LOAD OPERATIONS


Pengesahan : KM 31 Tahun 2008 / 10 Juli 2008
Dikeluarkan Pertama : 10 Juli 2008

29 PKPS 135 Amandemen 7

Tentang : CERTIFICATION AND OPERATING REQUIREMENTS :


COMMUTER AND CHARTER AIR CARRIER
Pengesahan : KM 42 Tahun 2009 / 08 Mei 2009
Dikeluarkan Pertama : 21 Februari 2000
Amandemen Terakhir (7) : 08 Mei 2009

BATK Sem 2 54
30 PKPS 137

Tentang : AGRICULTURAL AIRCRAFT OPERATIONS


Pengesahan : KM 32 Tahun 2008 / 10 Juli 2008
Dikeluarkan Pertama : 10 Juli 2008

31 PKPS 139

Tentang : BANDAR UDARA


Pengesahan : KM 24 Tahun 2009 / 29 Juli 2009
Dikeluarkan Pertama : 29 Juli 2009

32 PKPS 141

Tentang : CERTIFICATION AND OPERATING REQUIREMENTS FOR PILOTS


SCHOOLS
Pengesahan : KM 44 Tahun 2001 / 06 Desember 2001
Dikeluarkan Pertama : 06 Desember 2001

33 PKPS 142

Tentang : CERTIFICATION AND OPERATING REQUIREMENTS FOR


TRAINING CENTERS
Pengesahan : KM 52 Tahun 2002 / 29 Agustus 2002
Dikeluarkan Pertama : 29 Agustus 2002

34 PKPS 143

Tentang : SERTIFIKASI DAN PERSYARATAN PENGOPERASIAN BAGI


PENYELENGGARA PELATIHAN PELAYANAN LALU LINTAS
PENERBANGAN
Pengesahan : KM 13 Tahun 2009 / 16 Februari 2009
Dikeluarkan Pertama : 16 Februari 2009

35 PKPS 145 Amandemen 3

Tentang : ORGANISASI PERAWATAN PESAWAT UDARA


Pengesahan : KM 17 Tahun 2009 / 17 Februari 2009
Dikeluarkan Pertama : 14 Maret 1997
Amandemen Terakhir (3) : 17 Februari 2009

BATK Sem 2 55
36 PKPS 147

Tentang : AIRCRAFT MAINTENANCE TRAINING ORGANIZATIONS


Pengesahan : KM 24 Tahun 1997 / 22 Juli 1997
Dikeluarkan Pertama : 22 Juli 1997

37 PKPS 170

Tentang : PERATURAN LALU LINTAS UDARA


Pengesahan : KM 14 Tahun 2009 / 16 Februari 2009
Dikeluarkan Pertama : 16 Februari 2009

38 PKPS 171

Tentang : AERONAUTICAL TELECOMMUNICATION AND RADIO


NAVIGATION SERVICES PROVIDER
Pengesahan : KM 10 Tahun 2008 / 12 Februari 2009
Dikeluarkan Pertama : 12 Februari 2009

39 PKPS 172

Tentang : AIR TRAFFFIC SERVICES PROVIDER


Pengesahan : KM 11 Tahun 2009 / 12 Februari 2009
Dikeluarkan Pertama : 12 Februari 2009

40 PKPS 173

Tentang : INSTRUMENT FLIGHT PROCEDURE DESIGN


Pengesahan : KM 21 Tahun 2009 / 20 Februari 2009
Dikeluarkan Pertama : 20 Februari 2009

41 PKPS 175

Tentang : AERONAUTICAL INFORMATION SERVICE (AIS)


Pengesahan : KM 22 Tahun 2009 / 20 Februari 2009
Dikeluarkan Pertama : 20 Februari 2009

42 PKPS 183 Amandemen 1

Tentang : REPRESENTATIVE OF THE DIERCTOR GENERAL


ADMINISTRATIVE SANCTION ON VIOLATIONS OF AIRWORTHINESS
REGULATIONS
Pengesahan : KM 39 Tahun 2001 / 03 Desember 2001

BATK Sem 2 56
Dikeluarkan Pertama : 01 Desember 1993
Amandemen Terakhir (1) : 03 Desember 2001

43 PKPS 830

Tentang : NOTIFICATION AND REPORTING OF AIRCRAFT ACCIDENT,


INCCIDENT, OR OVERDUE AIRCRAFT AND ACCIDENT/INCCIDENT
INVESTIGATION PROCEDURES
Pengesahan : KM 1 Tahun 2004 / 13 Januari 2004
Dikeluarkan Pertama : 13 Januari 2004

44 PKPS SMS

Tentang : SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN


Pengesahan : KM 20 Tahun 2009 / 17 Februari 2009
Dikeluarkan Pertama : 17 Februari 2009

BATK Sem 2 57
1. Part 21

Kegiatan Belajar 3
a. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan observasi dan tanya jawab denngan model


pembelajaran Discovery Learning pada materi pokok Pengenalan dan
penerapan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Indonesia,
diharapkan peserta didik terlibat aktif, dapat tanya jawab dan bekerja
sama dalam kegiatan pembelajaran

b. Uraian Materi

REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

CIVIL AVIATION SAFETY REGULATION (CASR)


PART 21

CERTIFICATION PROCEDURES FOR PRODUCT AND PARTS

(PROSEDUR SERTIFIKASI UNTUK PRODUK DAN KOMPONEN)

SUB BAB A UMUM

21.1 Penggunaan
a) Komponen ini menggambarkan
1) Persyaratan prosedural untuk peluncuran kualifikasi tipe dan
mengubah kualifikasi; peluncuran kualifikasi produksi; peluncuran
kualifikasi kelaikan udara; dan peluncuran ijin kelaikan udara ekspor.
2) Peraturan yang mengatur pemilik beberapa kualifikasi yang
dikhususkan didalam paragraph (a) (1) bab ini; dan
3) Persyaratan prosedural untuk ijin materi tertentu, komponen, proses,
dan peralatan.
b) Untuk tujuan komponen ini, kata “produk” mengartikan pesawat,
mesin pesawat, atau baling-baling. Selain untuk tujuan Sub Bab L hanya
ini meliputi komponen dan onderdil pesawat, mesin pesawat dan baling-
baling; juga komponen; materi, dan perlengkapan, ijin di bawah sistem
Technical Standard Order (TSO).

21.3 Melaporkan kegagalan, tidak berfungsi, dan kerusakan


(a) Kecuali sebagaimana yang telah ditentukan didalam paragraph (d) bab
ini, pemilik Kualifikasi Tipe (termasuk Supplemental Type Certificate),
Parts Manufacturer Approval (PMA), atau ijin TSO atau perijinan
Kualifikasi Tipe harus melaporkan beberapa kerusakan, tidak berfungsi,
atau kerusakan produk, komponen, proses atau item yang diproduksinya
BATK Sem 2 58
bahwa ini akan menentukan hasil didalam beberapa angka kejadian
sebagaimana terdaftar didalam paragraph (c) bab ini.
(b) Pemilik Kualifikasi Tipe (termasuk Supplemental Type Certificate),
Parts Manufacturer Approval (PMA), atau perijinan TSO, atau perijinan
Tipe Kualifikasi akan melaporkan beberapa produk, onderdil, atau item
yang diproduksi olehnya bahwa ini mengabaikan sistem pengontrolan
kualitas dan ini dapat menentukan hasil pada beberapa angka kejadian
sebagaimana terdaftar didalam paragraph (c) bab ini.
© Angka kejadian seperti berikut ini harus dilaporkan sebagaimana
termaktub pada paragraph (a) dan (b) bab ini:
1) Kebakaran yang disebabkan oleh sistem kegagalan perlengkapan,
tidak berfungsi, atau kerusakan.
2) Kegagalan sistem pembakaran mesin, tidak berfungsi, atau
kerusakan yang mana menyebabkan kerusakan pada mesin, struktur
pesawat yang berbatasan, perlengkapan, atau komponen.
3) Akumulasi atau sirkulasi gas beracun pada kompartemen baru atau
kabin penumpang.
4) Tidak berfungsi, kegagalan, atau kerusakan sistem pengontrolan
baling-baling.
5) Baling-baling atau rotorcraft hub atau kegagalan struktur baling-
baling.
6) Kebocoran air yang dapat menyebabkan kebakaran di daerah-
daerah dimana sumber percikan biasanya eksis.
7) Kegagalan sistem pedal yang disebabkan oleh kegagalan structural
atau kegagalan materi selama operasi.
8) Kerusakan struktur utama pesawat atau kegagalan yang disebabkan
oleh beberapa kondisi autogenesis (kelemahan, tidak tahan, karatan, dll).
9) Getaran tidak biasa atau buffeting yang disebabkan oleh structural
atau sistem tidak berfungsi, kerusakan, atau kegagalan.
10) Kegagalan mesin.
11) Struktural atau sistem pengontrol tidak berfungsi, kerusakan, atau
kegagalan yang mana menyebabkan gangguan dengan pengontrolan
normal pesawat yang mana menghambat kualitas penerbangan.
12) Kehilangan banyak lebih dari sistem pembangkit listrik hidrolik
selama pesawat operasi tertentu.
13) Kegagalan atau tidak brfungsi lebih dari satu point, kecepatan
udara, atau instrument selama pesawat operasi tertentu.

SUB BAB B – KUALIFIKASI TIPE

21.11 Penggunaan
Sub bab ini menggambarkan
(a) Persyaratan prosedural untuk peluncuran kualifikasi tipe untuk
pesawat, mesin, dan baling-baling; dan
(b) Peraturan yang mengatur pemilik kualifikasi tersebut.
21.13 Kelaikan
Banyak orang yang berkepentingan mungkin menggunakan kualifikasi
tipe.

BATK Sem 2 59
21.15 Aplikasi untuk kualifikasi tipe.
(a) Aplikasi untuk kualifikasi tipe dibuat dengan bentuk dan cara seperti
yang telah digambarkan melalui Pimpinan Umum dan telah disampaikan
ke petugas DGCA.
(b) Aplikasi untuk kualifikasi tipe pesawat mesti diselesaikan melalui tiga
tinjauan yang menggambarkan pesawat tersebut dan data dasar yang ada
sebelumnya.
© Aplikasi untuk kualifikasi tipe mesin pesawat mesti disertai dengan
gambaran kegagalan rancangan mesin, karakteristik pengoperasian
mesin, dan keterbatasan pengoperasian mesin yang diusulkan.

21.16 Kondisi-kondisi khusus


Jika Pimpinan Umum menemukan bahwa peraturan kelaikan udara
pernyataan ini tidak memuat standar-standar keamanan yang memadai
untuk pesawat, mesin, atau baling-baling dikarenakan bentuk rancangan
baru atau pesawat tidak lumrah, mesin atau baling-baling, maka ia harus
menjelaskan kondisi-kondisi khusus dan kemudian mengganti produk
tersebut. kondisi-kondisi khusus yang dimaksudkan memuat standar-
standar keamanan untuk pesawat, mesin, atau baling-baling sebagai
Pimpinan Umum menemukan tingkat persamaan keamanan di dalam
peraturan yang telah ditetapkan.

21.21 Peluncuran Kualifikasi Tipe: Normal, Utilitas, Akrobatik,


Commuter, dan Transport Category Aircraft; kelompok khusus
Pesawat; Baling-baling Mesin Pesawat
Pemohon berhak atas kualifikasi tipe untuk pesawat didalam kondisi
normal, utilitas, acrobatic, commuter, atau kategori transport, kelas khusus
pesawat, atau mesin atau baling-baling pesawat, jika
(a) [harus ditentukan]
(b) Pemohon menyampaikan desain tipe, laporan naskah, dan
perhitungan yang diperlukan untuk memperlihatkan bahwa produk yang
telah disertifikatkan memenuhi kelaikan udara dapat digunakan,
kebisingan pesawat, ventilasi bahan bakar, dan emisi pembakaran di
dalam pernyataan ini dan beberapa kondisi khusus yang telah
digambarkan melalui Pimpinan Umum dan ia mencocokkan
(1) Berdasarkan pengujian desain tipe, dan setelah menyelesaikan
semua uji dan pemeriksaan, bahwa desain tipe dan produk memenuhi
kebisingan dapat digunakan, ventilasi bahan bakar, dan persyaratan emisi
pernyataan ini dan selanjutnya menemukan bahwa mereka memenuhi
persyaratan kelaikan udara dapat digunakan.
(2) Untuk pesawat bahwa tidak ada bentuk atau karakteristik yang
membuatnya menjadi tidak aman untuk kategori dimana kualifikasi
diperlukan.

21.31 Desain tipe


Desain tipe terdiri dari
(a) Gambar dan spesifikasi serta daftar gambar dan spesifikasi tersebut
diperlukan untuk mendefinisikan konfigurasi dan bentuk-bentuk desain

BATK Sem 2 60
produk yang ditunjukkan untuk memenuhi persyaratan sebagaimana
termaktub didalam pernyataan ini.
(b) Informasi mengenai dimensi, materi, dan proses yang diperlukan
untuk mendefinisikan kekuatan structural produk;
(c) Bab keterbatasan laik terbang Instructions for Continued
Airworthiness sebagaimana yang diperlukan didalam Bab III, IV, VI, dan IX
Pernyataan ini, dan dikhususkan didalam kriteria laik terbang dapat
digunakan untuk sebab-sebab khusus pesawat yang didefinisikan didalam
sub bab 21.17 (b); dan produk dengan tipe sama.

21.33 Pengawasan dan Pengujian


(a) setiap pemohon mesti memudahkan Direktur Jenderal untuk
mengadakan beberapa pengawasan dan penerbangan dan pengujian
dasar yang diperlukan untuk menentukan kelaikan dengan pernyataan
persyaratan yang diperlukan dapat digunakan. Akan tetapi terkecuali yang
diijinkan oleh Direktorat Jenderal kemungkinan
(1) Tidak ada pesawat, mesin, baling-baling atau onderdil yang mungkin
dipaparkan kepada Director General untuk uji kecuali telah memenuhi
paragraph (b)(2) hingga (b) (4) bab ini yang ditunjukan untuk pesawat,
mesin, dan baling-baling, atau onderdil; dan
(2) Tidak ada perubahan yang mungkin dilakukan pada pesawat, mesin,
baling-baling, atau komponen diantara waktu pemenuhan dengan
paragraph (b)(2) hingga (b)(4) bab ini yang ditunjukan bahwa pesawat,
mesin, dan baling-baling serta waktu yang dipaparkan kepada Director
General untuk uji.
(b) Setiap pemohon mesti melakukan semua pemeriksaan dan pengujian
yang diperlukan untuk menentukan
(1) kelaikan udara, kebisingan, ventilasi bahan bakar, dan persyaratan
emisi dapat digunakan;
(2) Bahan-bahan dan produk cocok untuk spesifikasi didalam desain
tipe;
(3) komponen produk cocok dengan gambar didalam desain tipe; dan
(4) Proses pabrikan, konstruksi dan perakitan cocok dengan desain tipe
yang telah diseleksi.

21.35 Uji Penerbangan


(a) Setiap pemohon untuk kualifiksi tipe pesawat mesti melakukan
pengujian seperti yang termaktub didalam paragraph (b) bab ini. Sebelum
melakukan pengujian maka pemohon terlebih dahulu harus
(1) memenuhi persyaratan structural yang dapat digunakan pada
Pernyataan ini;
(2) Menyelesaikan pemeriksaan dan pengujian dasar yang diperlukan;
(3) Pesawat cocok dengan desain tipe; dan
(4) Director general menerima laporan uji terbang dari pemohon
(ditanda tangani didalam hal pesawat harus dikualifikasaikan berdasarkan
Bab tambahan IV Pernyataan ini, melalui pemohon pilot uji) yang memuat
hasil-hasil pengujian.
(b) pemohon mesti melakukan semua uji terbang yang diperlukan
Director General

BATK Sem 2 61
(1) untuk menentukan persyaratan yang dapat digunakan pada
Pernyataan ini; dan
(2) Untuk pesawat yang akan dikualifikasaikan menurut Pernyataan ini,
kecuali pesawat dengan bobot 6,000 lbs atau maksimum kurang akan
disertifikatkan menurut Bab tambahan III pernyataan ini untuk menentukan
apakah ada asuransi beralasan bahwa pesawat, komponen, dan
perlengkapan dapat diandalkan dan berfungsi dengan laik.
(c) Setiap pemohon mesti melakukan semua pengujian jika dapat
dipraktekkan sebagaimana telah digambarkan didalam paragraph (b)(2)
bab ini dimana pesawat yang digunakan harus menunjukkan
(1) Paragraf (b)(1) bab ini; dan
(2) Untuk rotor pesawat, uji ketahanan rotor drive seperti telah
digambarkan didalam sub bab 27.923 bab tambahan V pernyataan ini
dapat digunakan.
(d) Setiap peserta mesti memperlihatkan masing-masing uji terbang
yang memadai ketentuan untuk awak pesawat udara dan penggunaan
darurat serta parasut.
(e) Peserta mesti tidak meneruskan uji terbang menurut ketentuan
tersebut hingga memperlihatkan bahwa tindakan korektif diambil, kapan
pun
(1) Peserta uji pilot tidak mampu atau tidak menginginkan untuk
melakukan uji terbang; atau
(2) Item-item persyaratan yang harus dipenuhi ditemukan bahwa
mungkin ujian tambahan tidak berguna atau ujian mengandung unsur
bahaya.
(f) Uji terbang yang digambarkan pada paragraph (b)(2) bab ini mesti
melibatkan
(1) Untuk pesawat jenis mesin turbin yang sebelumnya tidak digunakan
pada jenis pesawat yang telah disertifikatkan minimal 300 jam operasi
dengan perlengkapan mesin penuh yang cocok dengan kualifikasi tipe,
dan
(2) Untuk semua pesawat lain, minimal 150 jam operasi.

21.37 Pilot Uji Terbang


Setiap peserta untuk kategori sertifikat tipe pesawat normal, utilitas,
commuter, atau transport mesti memberikan seseorang yang memegang
sertifikat pilot laik untuk melakukan uji terbang yang diperlukan didalam
bab tambahan ini

21.39 Kalibrasi Instrumen Uji Terbang dan Laporan koreksi


(a) Setiap peserta untuk kategori sertifikat tipe pesawat normal, utilitas,
commuter, atau transport mesti memberikan laporan kepada Director
general dan memperlihatkan perhitungan dan ujian yang diperlukan
dengan instrument kalibrasi yang digunakan untuk tujuan ujian dan koreksi
ujian pada kondisi standar.
(b) Setiap peserta mesti memberikan kemudahan Director General
untuk menindaklanjuti beberapa uji terbang yang menemukan laporan
yang disampaikan akurat berdasarkan paragraph (a) bab ini.

BATK Sem 2 62
SUB BAB D PERUBAHAN PADA SERTIFIKAT TIPE

21.91 Penggunaan
Sub bab ini menggambarkan persyaratan prosedural untuk ijin perubahan
sertifikat tipe.

21.93 Klasifikasi Perubahan didalam Desain Tipe


(a) selain untuk mengubah desain tipe yang dikhususkan pada paragraph
(b) bab ini, perubahan pada desain tipe juga diklasifikasikan sebagai
perubahan besar dan kecil yang tidak memberikan pengaruh pada bobot,
keseimbangan, kekuatan structural, kehandalan, karakteristik operasional,
atau karakteristik lain yang dapat mempengaruhi kelaikan terbang produk.
Semua perubahan adalah perubahan besar (kecuali yang ditetapkan
didalam paragraph (b) bab ini).

21.111 Penggunaan
Sub bab ini menggambarkan persyaratan prosedural untuk peluncuran
sertifikat tipe tambahan

21.113 Persyaratan Sertifikat Tipe Tambahan


Banyak orang yang mengubah produk dengan memperkenalkan
perubahan besar pada desain tipe tidak cukup banyak untuk memberikan
aplikasi baru sertifikat tipe berdasarkan bab 21.19 akan menggunakan
Director General untuk sertifikat tipe tambahan, kecuali bahwa pemilik
sertifikat tipe untuk produk mungkin menggunakan penambahan sertifikat
tipe. Aplikasi ini mesti dibuat didalam bentuk dan cara sebagaimana yang
telah digambarkan Director General.

BATK Sem 2 63
c. Rangkuman

CASR Part 21 : PROSEDUR SERTIFIKASI UNTUK PRODUK DAN


KOMPONEN
Semua produk dan komponen untuk pesawat udara harus mempunyai sertifikat

d. Tugas

e. Tes Formatif

BATK Sem 2 64
2. Part 39

Kegiatan Belajar 4
a. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan observasi dan tanya jawab denngan model


pembelajaran Discovery Learning pada materi pokok Pengenalan dan
penerapan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Indonesia,
diharapkan peserta didik terlibat aktif, dapat tanya jawab dan bekerja
sama dalam kegiatan pembelajaran

b. Uraian Materi

REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

CIVIL AVIATION SAFETY REGULATION (CASR)


PART 39
AIRWORTHINESS DIRECTIVE
(Perintah Laik Terbang)

Isi
39.1 Penerapan
39.3 Kondisi tidak Aman
39.5 Edaran Perintah Laik Terbang
39.7 Edaran Perintah Laik Terbang Didasarkan pada Edaran Perintah
Laik Terbang Luar Negeri
39.9 Perintah Laik Terbang untuk Produk-produk Luar Negeri
39.11 Ketetapan yang Memadai
39.13 Macam-macam Persyaratan yang Harus Dipenuhi
39.15 Catatan-catatan yang Memadai
39.17 Pemenuhan Perintah Laik Terbang

39.1 Penerapan
Bab ini menggambarkan kebijakan untuk peluncuran Airworthiness
Directives (AD) yang menerapkan pesawat, mesin, baling-baling, atau
perlengkapan (disini merujuk pada onderdil sebagai produk)
(a) Kondisi tidak aman eksis didalam produk dan
(b) Kondisi kemungkinan eksis atau berkembang pada produk lain
desain tipe yang sama.

39.3 Kondisi Tidak Aman


Kondisi tidak aman akan eksis apabila:
(a) Bukti ditemukan selama evaluasi kegagalan, tidak berfungsi,
kerusakan, kesulitan jasa atau analisis atau test lebih lanjut bahwa desain
tidak memenuhi persyaratan uji laik terbang.
(b) Bukti ditemukan selama evaluasi kegagalan, tidak berfungsi,
kerusakan, kesulitan jasa atau analisis atau test lebih lanjut bahwa desain
BATK Sem 2 65
tidak memenuhi persyaratan uji laik terbang dan harus memperlihatkan
karakteristik yang dapat mengurangi tingkat keamanan untuk produk yang
diperlukan.
39.5 Edaran Perintah Laik Terbang
Pimpinan akan mengeluarkan airworthiness directives didalam cara tepat
waktu dimana akan melimpahkan langkah-langkah yang diperlukan guna
mengkoreksi kondisi-kondisi tidak aman.

39.7 Pengeluaran petunjuk kelaikan udara berdasarkan pada petunjuk


kelaikan udara yang dikeluarkan Negara asing
Perintah kelaikan udara yang dikeluarkan oleh pihak otoritas asing tentang
kelaikan udara dari sebuah produk yang dioperasikan di bawah registrasi
Indonesia, akan digunakan tanpa investigasi teknik lebih lanjut. Oleh karena
itu, waktu yang memadai harus dipertimbangkan, mengingat akan pentingnya
pelayanan dalam negeri.

39.7 Petunjuk kelaikan udara untuk produk-produk luar negeri


Apabila suatu keadaan kondisi tidak aman dan Negara tujuan (Negara yang
memiliki hak hukum atas tipe tujuan ) tidak menerbitkan informasi perintah
perbaikan, maka suatu petunjuk kelaikan akan diterbitkan untuk
memperbaiki kondisi yang tidak aman tersebut. Setiap upaya harus dilakukan
untuk meraih sebuah kedudukan umum dengan Negara tujuan.

39.11 Ketetapan yang memadai


The DGCA harus menetapkan bahwa persyaratan-persyaratan dari
perintah laik udara harus dipenuhi.

39.12 Perbedaan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi


Metoda pengganti persyaratan yang harus dipenuhi untuk sebuah perintah
kelaikan udara atau disesuaikan dengan waktu yang memadai yang
ditetapkan dalam sebuah perintah laik udara harus disepakati oleh
Directorate of Airworthiness Certification (DAC), menyediakan : Pelamar
menyediakan DGCA dengan substansi yang dapat diterima untuk menjamin
tingkat keselamatan yang sama dengan yang diberikan oleh perintah laik
udara.

39.15 Catatan-catatan yang memadai


Pemenuhan sebuah perintah laik udara harus direkam dalam mesin
pesawat udara, atau propeller log book. Log entry harus sesuai dengan
nomor dan tanggal pemenuhan perintah kelaikan udara.

39.17.Pemenuhan perintah kelaikan udara


Tak seorangpun yang diperbolehkan mengoiperasikan sebuah produk
dengan menggunakan sebuah perintah kelaikan udara terkecuali sesuai
dengan persyaratan-persyaratan mengenai perintah laik udara tersebut.

BATK Sem 2 66
(CONTOH AIRWORTHINESS DIRECTIVE DARI FAA, terjemahan bebas)
DEPARTMENT OF TRANSPORTATION
Federal Aviation Administration

14 CFR Part 39

AD 2007-18-51; Docket No. FAA-2007-29089; Directorate Identifier 2007-NM-


214-AD
Boeing Model 737-600, -700, -700C, -800, -900, and -900ER series airplanes
DATES: Effective August 25, 2007.

Latar belakang
Kami sudah menerima laporan-laporan bahwa bagian dari jalur slat utama
rangkaian akhir gagal di jalur slat utama. Dalam sebuah kasus, suatu mur
jatuh masuk ke kantung jalur slat dan, selama suatu penarikan kembali slat
yang berikut, mengenai mur, mendorongnya ke dalam dinding kantung itu dan
menusuknya. Operator melaporkan temuan kebocoran bahan bakar dari
lubang kuras di kantung jalur slat di posisi jalur slat No. 5. Di kasus yang lain,
satu penyelidikan awal mengungkapkan bahwa penarikan kembali slat-slat
setelah pendaratan suatu pesawat udara Model 737-800, bagian-bagian yang
lepas dari slat utama menusuk kantung slat itu, yang menimbulkan suatu
kebocoran bahan bakar dan suatu kebakaran akhirnya menghancurkan
pesawat udara.
Longgar atau hilang bagian dari slat utama, jika tidak dideteksi dan dikoreksi,
bisa mengakibatkan suatu kebocoran bahan bakar dan akibatnya kebakaran.

Penentuan dan Persyaratan-persyaratan FAA dari AD ini


Kami sudah mengevaluasi semua informasi yang bersangkutan dan
mengenali satu kondisi tak-aman yang mungkin ada atau berkembang di
pesawat udara yang lain dari desain jenis yang sama. Oleh karena itu, kami
mengeluarkan AD ini untuk mendeteksi dan mengoreksi mur dari kelonggaran
dari slat-slat dan menusuk kantung jalur slat, yang bisa mengakibatkan suatu
kebocoran bahan bakar dan kebakaran. AD Ini memerlukan inspeksi-inspeksi
yang terperinci berulang pada jalur slat rangkaian akhir untuk memverifikasi
bahwa mur dipasang tepat, satu kali torsi pada mur dan baut, dan tindakan
korektif jika perlu. Tindakan korektif termasuk memasang komponen baru atau
yang bisa diperbaiki.; dan melakukan suatu inspeksi yang terperinci bagian
dalam slat itu untuk benda asing (FOD) dan kerusakan, dan mengeluarkan
setiap benda asing dan memperbaiki kerusakan yang ditemukan.
Aksi Sementara

Kami mempertimbangkan aksi sementara AD ini. Jika tindakan terakhir


diidentifikasi kemudian, kami mungkin mempertimbangkan pembuatan aturan
lebih lanjut.

Otoritas untuk Pembuatan Aturan

Kode Amerika Serikat Title 49 menetapkan otoritas FAA itu untuk


mengeluarkan aturan keselamatan penerbangan. Bagian I seksi 106,

BATK Sem 2 67
menguraikan otoritas Administrator FAA. Bagian VII, Ilmu penerbangan ,
menguraikan secara lebih detil lingkup dari otoritas Badan itu.
Kami sedang mengeluarkan pembuatan aturan ini di bawah otoritas
menggambarkan di Subtitle VII, Memisah[kan A, Subpart III, Bagian 44701,
"Persyaratan umum." Di bawah bahwa bagian, Konggres menugaskan FAA
dengan promosi keselamatan penerbangan pesawat udara sipil di dalam
penerbangan komersial dengan menentukan regulasi-regulasi untuk praktis,
metoda-metoda, dan prosedur-prosedur yang Administrator penting penting
bagi keselamatan dalam penerbangan komersial. Regulasi ini di dalam
lingkup otoritas karena menunjuk satu kondisi tak-aman yang mungkin ada
atau berkembang pada produk diidentifikasi dalam aksi pembuatan aturan ini.

Penentuan Aturan Tanggal Efektif

AD darurat ini dikeluarkan di bawah 49 U.S.C. Bagian 44701 menurut otoritas


yang didelegasikan kepada saya oleh Administrator, dan efektip dengan
segera saat tanda terima.

2007-18-51 BOEING: ringkasan no. FAA-2007-29089; ringkasan Direktorat


no. 2007-NM-214-AD.

Tanggal Efektif

(a) Perintah laik terbang darurat (AD) 2007-18-51, yang dikeluarkan 25


Agustus, 2007, efektip dengan segera saat tanda terima.

AD-AD Dipengaruhi

(b) Tidak ada.


Aplikabilitas

(c) AD ini berlaku bagi semua pesawat udara seri Boeing Model 737-600, -
700, - 700C, - 800, -900, dan -900ER disertifikasi dalam setiap kategori.
Kondisi tdak aman
(d) AD Ini akibat laporan-laporan bahwa komponen jalur slat utama rangkaian
akhir gagal di jalur slat utama tertahan baut-baut. Federal Aviation
Administration sedang mengeluarkan AD ini untuk mendeteksi dan
mengoreksi kelonggaran atau hilang suku cadang dari slat utama rangkaian
akhir, yang bisa mengakibatkan suatu kebocoran bahan bakar dan
mengakibatkan kebakaran.

Pemenuhan

(e) Anda bertanggung jawab atas aksi-aksi yang diperlukan oleh AD ini dalam
melaksanakan pemenuhan waktu ditetapkan, kecuali jika aksi-aksi telah
selesai.

Inspeksi-inspeksi Terperinci Berulang dan Pentorsian Satu Kali

BATK Sem 2 68
(f) Dalam 24 hari setelah penerimaan AD ini: Lakukan aksi-aksi yang
diperlukan oleh alinea-alinea (f)(1) dan (f)(2) dari AD ini.

(1) Lakukan suatu inspeksi yang terperinci dari tiap slat utama rangkaian akhir
untuk memverifikasi pemasangan yang tepat komponen jalur slat (baut, cincin,
downstops, sleeve, lokasi perhentian, dan mur yang ditunjukkan di dalam
Gambar 1 Boeing Service Letter 737-SL-57-084-B, tanggal 10, Juli 2007, dan
di dalam AD ini). Bila ada part yang hilang atau diinstall dengan tidak sesuai,
sebelum penerbangan berikutnya, pasang yang baru atau suatu part dapat
diperbaiki yang menggunakan suatu metoda yang diakui sesuai prosedur-
prosedur yang ditetapkan di dalam alinea (g) dari AD ini; dan melakukan
suatu inspeksi yang terperinci bagian dalam slat itu dapat karena benda asing
(FOD) dan kerusakan. Sebelum penerbangan berikutnya, mencabut setiap
FOD yang ditemukan dan reparasi setiap kerusakan yang ditemukan dengan
suatu metoda diakui menurut prosedur-prosedur yang ditetapkan di dalam
alinea (g) dari AD ini. Menggunakan Boeing Correspondence (Multi-Operator
Message) Layani Request ID 1-523812011, yang dikeluarkan 25 Agustus
2007, satu metoda yang disetujui untuk membuktikan pemasangan yang
tepat; menerapkan suatu part dapat diperbaiki atau yang baru; dan memeriksa
untuk kemungkinan kerusakan dan FOD, dan memindahkan FOD dan
memperbaiki kerusakan. Ulangi aksi-aksi yang diperlukan oleh alinea (f)(1)
dari AD ini dengan interval tidak melebihi 3,000 kali penerbangan

(2) Terapkan suatu momen puntir antara 50 sampai 80 inch-pound kepada


mur. Kepala baut harus ditahan saat momen puntir diterapkan pada mur.
Catatan 1: Untuk tujuan AD ini, suatu inspeksi yang terperinci adalah: "Satu
pengujian yang intensive suatu item yang spesifik, pemasangan, atau
perakitan untuk mendeteksi kerusakan, kegagalan, atau ketakteraturan.
Pencahayaan secara normal ditambahkan dengan suatu sumber yang
langsung dari pencahayaan yang baik pada satu intensitas yang dianggap
sesuai. Inspeksi dengan bantuan seperti cermin, lensa pembesar, dll.,
mungkin perlu. Pencucian permukaan dan merinci prosedur-prosedur bisa
diperlukan."

Metoda alternative yang sesuai (AMOCS / Alternative Methods of


Compliance)

(-g)(1) Manager, Seattle Aircraft Certification Office (ACO), FAA, mempunyai


otoritas untuk menyetujui AMOCs untuk AD ini, jika yang diminta sesuai
prosedur-prosedur yang ditemukan dalam 14 CFR 3919.

(2) Untuk meminta suatu metoda yang berbeda dari pemenuhan atau suatu
pemenuhan waktu yang berbeda untuk AD ini, mengikuti prosedur-prosedur
dalam 14 CFR 3919. Sebelum menggunakan setiap AMOC yang disetujui di
setiap pesawat udara yang mana AMOC menerapkan, memberitahu inspektur
yang pokok yang sesuai (PI (22:7)) di dalam FAA Flight Standards District
Office (FSDO), atau kekurangan suatu PI, FSDO yang lokal.

BATK Sem 2 69
(3) Satu AMOC menyediakan suatu tingkat keselamatan yang dapat diterima
bisa digunakan untuk setiap reparasi yang diperlukan oleh AD ini, jika itu
disetujui oleh satu Wakil Yang Sah untuk Boeing Commercial Airplanes
Delegation Option Authorization Organization yang sudah diberi hak oleh
Manager, Seattle ACO, untuk penemuan tersebut. Karena suatu metoda
reparasi untuk disetujui, reparasi itu harus sesuai berdasarkan sertifikasi dari
pesawat udara, dan persetujuan itu harus secara rinci mengacu pada AD ini.

Gambar 2 - 48 Slat Track Downstop Assembly

BATK Sem 2 70
c. Rangkuman

CASR Part 39 : AIRWORTHINESS DIRECTIVE (Perintah Laik Terbang)


Airworthiness Directives adalah cara tepat waktu dimana akan melimpahkan
langkah-langkah yang diperlukan guna mengkoreksi kondisi-kondisi tidak
aman pada pesawat udara oleh Pimpinan

d. Tugas

Peserta didik mencari contoh-contoh Airworthiness Directive di Indonesia

e. Tes Formatif

BATK Sem 2 71
3. Part 43

Kegiatan Belajar 5
a. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan observasi dan tanya jawab denngan model pembelajaran


Discovery Learning pada materi pokok Pengenalan dan penerapan
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Indonesia, diharapkan peserta
didik terlibat aktif, dapat tanya jawab dan bekerja sama dalam kegiatan
pembelajaran

b. Uraian Materi

REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

CIVIL AVIATION SAFETY REGULATION (CASR)


PART 43
Maintenance, Preventive Maintenance, Rebuilding, and Alteration
(Pemeliharaan, Pemeliharaan Pencegahan, Pembangunan Kembali, dan
Perubahan)

43.2 Rekor overhaul dan pembangunan kembali


(a) Tidak seorangpun yang boleh menguraikan dalam sesuatu masukan
atau formulir pemeliharaan yang dipersyaratkan pesawat udara, rangka
pesawat udara, mesin pesawat udara, baling-baling, peralatan, atau bagian
komponen sebagai telah dioverhaul kecuali –
(1) Dengan menggunakan metoda, teknik, dan praktek yang disetujui oleh
Direktur Jenderal, telah dibongkar, dibesihkan, diinspeksi, diperbaiki,
sebagaimana diperlukan, dan dicatat kembali, dan
(2) Telah diuji sesuai dengan standar dan data teknik yang disetujui, atau
sesuai dengan standar sekarang dan data teknis yang disetujui oleh Direktur
Jenderal, yang telah disusun dan direkomdasikan oleh pemegang sertifikat
jenis, sertifikat jenis pelengkap atau proses bahan, bagian, atau persetujuan
peralatan menurut bagian 21, seksi 21.305

43.3 Orang yang berwenang untuk melakukan pemeliharaan, pemeliharaan


preventif, pembangunan kembali, dan perubahan.
(a) Kecuali sebagaimana ditentukan pada seksi ini, tidak seorangpun atau
tidak ada organisasi yang boleh memelihara, membangun kembali, merubah,
atau melakukan pemeliharaan preventif atas pesawat udara, rangka pesawat
udara, mesin pesawat udara, baling-baling, peralatan, atau bagian komponen
di mana bagian ini berlaku. Semua hal yang kinerjanya merupakan perubahan
besar, perbaikan besar atau pemeliharaan preventif tecantum pada Lampiran
A
(b) Pemegang izin insinyur pemeliharaan pesawat udara dapat melakukan
pemeliharaan, pemeliharaan preventif, dan perubahan sebagaimana
ditentukan pada bagian 65.
BATK Sem 2 72
(c) Orang yang bekerja di bawah pengawasan pemegang izin insinyur
pemeliharaan pesawat udara dapat melakukan pemeliharaan, pemeliharaan
preventif, dan perubahan yang diotorisasikan oleh supervisornya untuk
dilakukan, jika supervisor bersangkutan secara pribadi mengamati pekerjaan
yang sedang dilakukan sepanjang diperlukan guna memastikan pekerjaan ini
dilakukan sebagaimana mestinya dan jika supervisor ini langsung bersedia,
secara pribadi, untuk konsultasi. Namun demikian, ayat ini tidak
mengotorisasikan pelaksanaan inspeksi yang dipersyaratkan oleh bagian 91
atau 125 atau sesuatu inspeksi yang dilakukan setelah perbaikan atau
perubahan besar.
(d) Pemegang sertifikat organisasi pemeliharan yang telah disetujui dapat
melakukan pemeliharaan, pemeliharaan preventif, dan perubahan
sebagaimana ditentukan pada bagian 145
(e) Pemegang sertifikasi operator udara yang dikeluarkan menurut bagian
121, 127, atau 135 dapat melakukan pemeliharaan, pemeliharaan preventif,
dan perubahan sebagaimana ditentukan pada bagian 121, 127, atau 135

43.5 Persetujuan untuk pengembalian ke pengoperasian setelah


pemeliharaan, pemeliharaan preventif, pembangunan kembali atau
perubahan.
Tidak seorangpun boleh menyetuji pengembalian pengoperasian setiap
pesawat udara, rangka pesawat udara, mesin pesawat udara, baling-baling,
atau peralatan, yang telah menjalani pemeliharaan, pemeliharaan preventif,
pembangunan kembali atau perubahan kecuali –
(a) Memasukkan catatan pemeliharaan yang disyaratkan menurut seksi
43.9 atau seksi 43.11, sebagaimana sesuai, telah dilakukan;
(b) Formulir perbaikan atau perubahan yang diotorisasi oleh atau
disediakan oleh Direktur Jenderal telah diisi dengan cara yang ditentukan oleh
Direktur Jenderal; dan
(c) ….

43.7 Orang yang bewenang menyetujui pesawat udara, rangka pesawat


udara baling-baling, peralatan, atau bagian komponen untuk pengembalian ke
pengoperasian setelah menjalani pemeliharaan, pemeliharaan preventif,
pembangunan kembali atau perubahan.
(a) Kecuali sebagaimana ditentukan pada seksi ini, tidak seorangpun,
selain Direktur Jenderal, yang boleh meyetujui pesawat udara, rangka
pesawat udara, mesin pesawat udara, baling-baling, peralatan, atau bagian
komponen untuk pengembalian ke pengoperasian setelah menjalani
pemeliharaan, pemeliharaan preventif, pembangunan kembali atau
perubahan.
(b) Pemegang izin insinyur pemeliharaan pesawat udara dapat menyetuji
pesawat udara, rangka pesawat udara, mesin pesawat udara, baling-baling,
peralatan, atau bagian komponen untuk pengembalian ke pengoperasian
sebagaimana ditentukan pada bagian 65.
(c) Pemegang sertifikat organisasi pemeliharaan yang telah disetujui dapat
menyetujui pesawat udara, rangka pesawat udara, mesin pesawat udara,
baling-baling, peralatan, atau bagian komponen untuk pengembalian ke
pengoperasian sebagaimana ditentukan pada bagian 145.

BATK Sem 2 73
(d) Perusahaan manufaktur dapat menyetujui untuk pengembalian ke
pengoperasian setiap pesawat udara, rangka pesawat udara, mesin pesawat
udara, baling-baling, peralatan, atau bagian komponen yang telah ditangani
oleh perusahaan manufaktur bersangkutan menurut seksi 43.3 (i). Namun
demikian, kecuali untuk perubahan kecil, pekerjaan harus telah dilakukan
sesuai dengan data teknis yang disetujui oleh Direktur Jenderal.
(e) Pemegang sertifikat operator udara yang dikeluarkan menurut bagian
121, 127, atau 135, dapat menyetujui pesawat udara, rangka pesawat udara,
mesin pesawat udara, baling-baling, peralatan, atau bagian komponen untuk
pengembalian ke pengoperasian sebagaimana ditentukan pada bagian 121,
127, atau 135 yang diterapkan.

APPENDIX A CASR 43 –PERUBAHAN UTAMA, PERBAIKAN UTAMA,


PERAWATAN PENCEGAHAN

(a) Perubahan-perubahan utama.

(1) Airframe perubahan-perubahan utama. Perubahan-perubahan suku


cadang dan perubahan-perubahan yang berikut tipe-tipe yang berikut, ketika
tidak mendaftar di dalam spesifikasi pesawat udara yang dikeluarkan oleh
Otoritas, adalah airframe perubahan-perubahan utama:
(i) sayap-sayap;
(- ii) bidang ekor;
(- iii) badan pesawat udara;
(-iv) tempat memasang mesin;
(v) sistem kendali;
(- vi) roda pendarat;
(-vii) badan kapal atau pelampung-pelampung;
(-viii) unsur-unsur dari suatu airframe yang termasuk spar, rib, fitting, peredam
kejut, bracing, penutup mesin, fairings, dan penyeimbang berat;
(- ix) elektrik dan hidrolik yang menggerakkan sistim dari komponen-
komponen;
(x) sudu-sudu rotor;
(-xi) perubahan-perubahan kepada berat/beban yang kosong atau
keseimbangan kosong yang mengakibatkan satu peningkatan di dalam
maksimum memberi keterangan batas-batas berat/beban atau titik berat dari
pesawat udara;
(-xii) perubahan-perubahan kepada bahan bakar desain dasar, minyak,
pendinginan, pemanasan, tekanan udara kabin, elektrik, hidrolik, deicing, atau
sistem buang; dan,
(-xiii) perubahan-perubahan kepada sayap atau kepada permukaan-
permukaan kendali dapat dipindahkan atau yang ditetapkan diperbaiki yang
mempengaruhi geletar dan karakteristik getaran.
(2) Powerplant perubahan-perubahan utama. Sebagai kelanjutan perubahan-
perubahan powerplant ketika tidak terdaftar di dalam spesifikasi mesin yang
dikeluarkan oleh Otoritas, adalah powerplant perubahan-perubahan utama:
(i) konversi dari suatu mesin pesawat udara dari satu model yang disetujui
sampai yang lain, menyertakan setiap perubahan-perubahan di dalam rasio

BATK Sem 2 74
kompresi, roda-gigi reduksi propeler, rasio gerigi impeler atau pengganti suku
cadang mesin yang utama yang memerlukan luas mengerjakan lagi dan uji
coba mesin;
(- ii) perubahan-perubahan kepada mesin dengan menggantikan bagian
struktur mesin pesawat udara dengan suku cadang yang tidak disediakan oleh
pabrikan atau suku cadang yang asli tidak secara rinci disetujui oleh Direktur
Jenderal;
(- iii) pemasangan dari suatu aksesori yang tidak disetujui untuk mesin;
(- iv) melepaskan aksesori dari daftar seperti peralatan yang diperlukan di
ketentuan khusus pesawat udara atau mesin;
(v) pemasangan bagian struktur selain dari tipe dari suku cadang yang diakui
untuk pemasangan; dan,
(- vi) konversi-konversi tentang segala jenis pilihan untuk tujuan
menggunakan bahan bakar dari suatu langkah nilai atau kadar selain dari
daftar di dalam spesifikasi mesin.
(3) perubahan-perubahan Propeler utama. Sebagai kelanjutan perubahan-
perubahan suatu propeler ketika tidak sesuai spesifikasi propeler yang
dikeluarkan oleh Otoritas adalah perubahan-perubahan propeler utama:
(-i) perubahan di dalam desain sudu;
(- ii) perubahan di dalam desain hub;
(- iii) perubahan di dalam desain governor atau kendali;
( iv) pemasangan governor propeler atau sistem baling-baling berubah;
(v) pemasangan propeler deicing sistem; dan,
(- vi) pemasangan suku cadang yang tidak diakui untuk propeler.
(4) perubahan-perubahan Perabot utama. Perubahan-perubahan desain yang
dasar bukan buatan persetujuan dengan rekomendasi dari pabrik atau sesuai
Airworthiness Directive yang dikeluarkan oleh DGCA adalah perubahan-
perubahan perubahan utama. Sebagai tambahan, perubahan di dalam
komunikasi radio desain dasar dan peralatan navigasi diakui di bawah
sertifikat tipe atau suatu Technical Standard Order yang berpengaruh atas
kestabilan frekuensi, level bunyi, sensitivitas, selektivitas, cacat, radiasi palsu,
ciri-ciri AVC, atau kemampuan untuk menghubungkan kondisi-kondisi
pengujian lingkungan dan perubahan-perubahan lain bahwa berpengaruh atas
penampilan dari peralatan itu adalah juga perubahan-perubahan utama.
(b) Pekerjaan pembetulan utama
(1) pekerjaan pembetulan utama Airframe. Pekerjaan pembetulan dari
mengikuti bagian-bagian dari satu airframe dan pekerjaan pembetulan dari
tipe-tipe yang berikut, menyertakan perkuatan, penguatan, penyambung, dan
pabrikasi anggota struktur yang utama atau penggantian, ketika penggantian
adalah fabrikasi seperti pengelingan atau mengelas, adalah pekerjaan
pembetulan utama airframe.
(i) box beam;
(- ii) monocoque atau semimonocoque bidang kemudi;
(- iii) stringer sayap atau bagian chord;
(- iv) spar;
(v) spar flange;
(- vi) bagian truss type beam;
(- vii) thin sheet webs of beams

BATK Sem 2 75
(- viii) bagian rangka belakang/celah badan pesawat atau pelampung-
pelampung;
(- ix) batang-tekan lembar bergelombang yang bertindak sebagai sayap dari
permukaan-permukaan sayap-sayap atau ekor;
(x) rib sayap dan batang-tekan utama;
(- xi) permukaan sayap atau ekor mengait batang-batang;
(- xii) tempat memasang mesin;
(- xiii) longerons badan pesawat udara;
(- xiv) bagian penopang samping, tiang penopang horisontal, atau gelugur-
gelugur;
(- xv) penumpu tempat duduk utama mengait dan mengurung;
(- xvi) roda pesawat untuk mendarat mengait batang-batang;
(- xvii) poros;
(-xviii) roda/kemudi;
(- xix) ski-ski, dan kaki tiang ski;
(-tanpa sekuritas atau warrant) bagian-bagian dari sistem kendali seperti
kendali kolom, injakan, batang, braket-braket, atau tanduk;
(- xxi) pekerjaan pembetulan yang yang disertai penyulihan bahan;
(-xxii) reparasi dari daerah-daerah yang dirusakkan di dalam logam atau kayu
lapis menekankan kelebihan perlindungan enam inci di dalam setiap arah;
(-xxiii) reparasi bagian-bagian helai-helai kulit dengan membuat kampuh-
kampuh tambahan.
(-xxiv) penyambung helai-helai kulit;
(-xxv) reparasi dari tiga atau permukaan sayap atau kendali lebih
bersebelahan atau tepi yang terkemuka dari permukaan-permukaan sayap-
sayap dan kendali, antara rangka yang bersebelahan seperti itu;
(-xxvi) reparasi dari salut kain yang disertai satu daerah lebih besar bahwa
yang yang diperlukan untuk memperbaiki dua rangka yang bersebelahan;
(-xxvii) penggantian dari pabrik di pabrik mencakup suku cadang seperti
sayap-sayap, badan pesawat udara, bahan pengaman, dan permukaan-
permukaan kendali; dan,
(-xxviii) perbaikan, termasuk alas kembali, dari tangki bahan bakar dan tangki
minyak integral atau yang dapat dipindahkan.
(2) pekerjaan pembetulan utama Powerplant. Pekerjaan pembetulan dari
mengikuti bagian-bagian dari satu enjin dan pekerjaan pembetulan dari tipe-
tipe yang berikut, adalah pekerjaan pembetulan utama powerplant:
(i) separasi atau bongkar dari suatu crankcase dari suatu enjin bolak-balik
dilengkapi dengan satu pemampat tekan yang integral;
(- ii) separasi atau bongkar dari crankcase atau crankshaft dari suatu enjin
bolak-balik dilengkapi dengan selain dari roda gigi reduksi propeler tipe lurus;
dan,
(- iii) pekerjaan pembetulan khusus kepada suku cadang enjin struktural
dengan pengelasan, galvanisasi, metalizing, atau metoda-metoda lain.
(3) pekerjaan pembetulan Propeler utama. Pekerjaan pembetulan dari tipe-
tipe yang berikut kepada suatu propeler adalah pekerjaan pembetulan
propeler utama:
(i) setiap pekerjaan pembetulan untuk, atau pelurusan sudu-sudu baja;
(- ii) memperbaiki atau kerja mesin hub-hub baja;
(- iii) pemendekan sudu-sudu;

BATK Sem 2 76
(- iv) retipping propeler-propeler kayu;
(v) penggantian dari pelapisan-pelapisan yang luar di propeler-propeler kayu
gala-gala yang ditetapkan diperbaiki;
(- vi) perbaikan memperpanjang lubang baut di dalam hub dari propeler-
propeler kayu gala-gala yang ditetapkan diperbaiki;
(- vii) menatah/memasang bekerja di sudu-sudu kayu;
(- viii) pekerjaan pembetulan ke sudu-sudu komposit;
(- ix) penggantian dari ujung fabrik;
(x) penggantian dari perlindungan plastik;
(- xi) reparasi dari para governor propeler;
(- xii) perbaikan menyeluruh dari propeler-propeler gala-gala yang dapat
dikontrol;
(-xiii) pekerjaan pembetulan kepada lekukan/gigi-lekukan/gigi yang
mendalam, potong-potong, parut-parut, torehan-torehan atau kerusakan yang
serupa, dan pelurusan sudu-sudu aluminium; dan,
(-xiv) reparasi atau penggantian dari unsur-unsur yang internal dari sudu-
sudu.
(4) pekerjaan pembetulan Perabot utama. Pekerjaan pembetulan kepada tipe-
tipe yang berikut kepada perabot-perabot adalah pekerjaan pembetulan
perabot utama:
(i) peneraan dan reparasi dari instrument-instrument.
(- ii) peneraan peralatan radio.
(-iii) putar kembali kumparan medan dari suatu aksesori elektrik.
(- iv) bongkar lengkap dari katup-katup daya hydraulik yang kompleks.
(v) perbaikan menyeluruh dari pengabut-pengabut tipe tekanan, dan bahan
bakartipe tekanan, minyak dan pompa hidraulik.
(c) Pemeliharaan preventif.
Pemeliharaan preventif dibatasi pada pekerjaan yang berikut, yang dengan
syarat tidak melibatkan operasi perakitan kompleks :
(1) pemindahan, pemasangan, dan reparasi dari ban roda roda pendarat
pesawat.
(2) Menggantikan cord peredam kejut elastik di roda pesawat untuk mendarat.
(3) Menservis batang-batang kejut roda pendarat pesawat dengan
menambahkan minyak, udara, atau kedua-duanya.
(4) Menservis lager roda pendarat, seperti pencucian dan melumasi.
(5) Menggantikan pemasangan kawat pengaman atau cotter key.
(6) Pelumasan tidak memerlukan bongkar selain dari melepaskan dari materi
bukan struktural seperti pelat tutup, logam penutup mesin pesawat, dan
fairings.
(7) Membuat gugus geofon pabrik sederhana tidak memerlukan jahitan rib
atau melepas dari permukaan-permukaan bagian struktur atau kendali. Di
dalam kasus dari balon-balon, pembuatan pekerjaan pembetulan pabrik kecil
kepada amplop-amplop (seperti dirumuskan dalam, dan di dalam persetujuan
dengan, perintah pabrikan balon) tidak memerlukan reparasi pita beban atau
penggantian.
(8) Mengisi cairan hidrolik di dalam penyimpan yang hidrolik.
(9) Mempolitur lagi salutan menghias badan pesawat udara, keranjang-
keranjang balon, ekor sayap-sayap menggolongkan permukaan-permukaan
(tidak termasuk permukaan-permukaan kendali yang seimbang), fairings,

BATK Sem 2 77
logam penutup mesin pesawat, roda pesawat untuk mendarat, kabin, atau
bagian dalam/pedalaman kokpit ketika kepindahan atau bongkar tentang
segala struktur primer atau sistem operasi tidak diperlukan.
(-10) Menerapkan bahan pengawet atau bersifat melindungi penting untuk
komponen-komponen di mana tanpa bongkar tentang segala struktur primer
atau sistem operasi dilibatkan dan di mana salutan seperti itu tidak dilarang
atau tidak praktek-praktek baik bertentangan dengan.
(-11) Memperbaiki kain pelapis dan apa-apa yang diperlukan sebagai
perlengkapan menghias kabin, kokpit, atau bagian dalam keranjang balon
ketika perbaikan itu tidak memerlukan bongkar tentang segala struktur primer
atau sistem operasi atau menghalangi satu sistem operasi atau
mempengaruhi struktur primer dari pesawat udara.
(-12) Membuat pekerjaan pembetulan sederhana kecil pada fairings, pelat
tutup bukan struktural, logam penutup mesin pesawat, dan gugus geofon dan
bantuan kecil tidak mengubah sekeliling supaya menghalangi aliran udara
yang tepat.
(-13) Menggantikan jendela samping di mana bahwa pekerjaan tidak
menghalangi struktur atau setiap sistem operasi seperti kendali-kendali,
peralatan listrik, dll.
(- 14) Menggantikan sabuk pengaman.
(-15) Menggantikan suku cadang tempat duduk atau tempat duduk dengan
barang pengganti menyetujui untuk pesawat udara, tidak menyertakan
bongkar tentang segala struktur primer atau sistem operasi.
(-16) perbaikan rangkaian-rangkaian yang rusak di dalam rangkaian-
rangkaian pemasangan kawat lampu pendarat.
(-17) Menggantikan lampu, pemantul-pemantul, dan posisi lampu pendarat.
(- 18) Menggantikan roda/kemudi dan ski-ski di mana tidak ada perhitungan
berat/beban dan keseimbangan dilibatkan.
(- 19) Menggantikan setiap logam penutup mesin pesawat tidak memerlukan
pelepasan dari propeler atau pelepasan bidang kemudi.
(-20) Menggantikan atau membersihkan busi dan seting kelonggaran celah
busi.
(- 21) Menggantikan setiap hubungan slang kecuali hubungan-hubungan
hidrolik.
(-22) Menggantikan merakit setengah jadi saluran bahan bakar.
(-23) Membersihkan atau menggantikan bahan bakar dan saringan minyak
atau elemen tapis.
(-24) Menggantikan dan menservis aki-aki.
(-25) Pencucian pilot pembakar balon dan pemercik utama sesuai perintah
manufaktur.
(-26) Menggantikan atau penyetelan dari pengencang-pengencang standar
bukan struktural termasuk pada operasi.
(-27) Pertukaran dari keranjang-keranjang balon dan pembakar-pembakar di
amplop-amplop ketika keranjang atau pembakar ditunjuk sebagai yang
tertukarkan di dalam data sertifikat tipe balon dan keranjang dan pembakar-
pembakar secara rinci dirancang untuk kepindahan dan pemasangan yang
cepat.
(-28) Pemasangan peranti-peranti antimisfueling untuk mengurangi diameter
dari pembukaan-pembukaan pengisi tangki bahan bakar menyediakan peranti

BATK Sem 2 78
yang ditetapkan sudah dibuat bagian dari tipe pesawat udara data sertifikat
oleh pabrikan pesawat udara, pabrikan pesawat udara sudah menyediakan
perintah yang disetujui DGCA untuk pemasangan peranti yang ditetapkan,
dan pemasangan tidak melibatkan bongkar dari pembukaan pengisi
tangki/tank yang ada.
(- 29) Memindahkan, mengecek, dan menggantikan detektor-detektor chip
magnetis.
(-30) tugas-tugas Inspeksi dan pemeliharaan menentukan dan secara rinci
mengenali sebagai pemeliharaan preventif di suatu pesawat udara kategori
sertifikat tipe utama atau sertifikat tipe tambahan yang inspeksi dan
pemeliharaan preventif khusus yang disetujui pemilik program ketika yang
tercapai di suatu pesawat udara kategori yang utama menyediakan tugas-
tugas inspeksi dan pemeliharaan dilaksanakan sesuai perintah yang
dimasukkan oleh inspeksi dan pemeliharaan preventif yang khusus program
yang disetujui sebagai bagian dari desain tipe pesawat udara itu atau desain
tipe tambahan.
(-31) Memindahkan dan menggantikan disatukan, panel instrument depan;
bagian yang dipasang alat navigasi dan komunikasi yang dipasang konektor-
konektor penyambung satuan ketika satuan itu diinstall ke dalam panel
instrumen, (tidak termasuk sistem kontrol penerbangan, perlengkapan ukur
jarak frekuensi transponder-transponder dan mikrogelombang (DME). Satuan
yang disetujui yang harus dirancang menjadi siap dan berulang-kali yang
dipindahkan dan digantikan, dan instruksi bersangkutan harus disediakan.
Sebelum penggunaan satuan yang yang diharapkan itu, dan cek operasional
yang harus dilaksanakan sesuai bagian-bagian yang bisa diterapkan part 91
CASRs.
(-32) pengisian sendiri yang baru, panel instrument depan; dipasang data
base perangkat lunak navigasi Kendali Lalu Lintas Udara (ATC) (tidak
termasuk yang sistem kontrol penerbangan yang automatik, transponder-
transponder, dan frequensi gelombang mikro alat ukur jarak (DME) yang
dengan syarat tanpa bongkar dari satuan itu diperlukan dan perintah
bersangkutan disediakan. Sebelum penggunaan satuan yang diharapkan itu,
satu cek operasional yang harus dilaksanakan sesuai bagian-bagian yang
bisa diterapkan part 91 CASRs.

BATK Sem 2 79
c. Rangkuman

CASR PART 43 : Maintenance, Preventive Maintenance, Rebuilding, and


Alteration
(Pemeliharaan, Pemeliharaan Pencegahan, Pembangunan Kembali, dan
Perubahan)

d. Tugas

Peserta didik mencari contoh-contoh kegiatan di penerbangan yang termasuk


golongan ;
Pemeliharaan / maintenance :
Pemeliharaan Pencegahan / Preventive Maintenance :
Pembangunan Kembali / Rebuilding :
Perubahan / Alteration :

e. Tes Formatif

BATK Sem 2 80
4. Part 45

Kegiatan Belajar 6
a. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan observasi dan tanya jawab denngan model


pembelajaran Discovery Learning pada materi pokok Pengenalan dan
penerapan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Indonesia,
diharapkan peserta didik terlibat aktif, dapat tanya jawab dan bekerja
sama dalam kegiatan pembelajaran

b. Uraian Materi

REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

CIVIL AVIATION SAFETY REGULATION (CASR)


PART 45
IDENTIFICATION AND REGISTRATION MARKING
(IDENTIFIKASI DAN PENANDAAN REGISTRASI)

Bagian

Subpart A -Yang umum


45.1 Aplikabilitas
Subpart B –Identifikasi pesawat udara dan produk yang berhubungan
45.11 Umum
45.13 Identifikasi data
45.14 Identifikasi komponen-komponen kritis
45.15 suku cadang Penggantian dan modifikasi
Subpar C -Kebangsaan dan Tanda Pendaftaran
45.21 Umum
45.22 Eksibisi, antik, dan pesawat udara lain :Kaidah-kaidah khusus
45.23 Pajangan dari tanda-tanda; umum
45.25 Lokasi tanda di pesawat udara sayap tetap
45.27 Lokasi tanda di pesawat udara sayap tidak tetap
45.29 Tipe dan ukuran dari tanda-tanda
45.31 Penandaan pesawat udara untuk ekspor
45.33 Penjualan dari pesawat udara; tanda yang bisa dilepas

BATK Sem 2 81
SUBPART A – UMUM

45.1 Dapat dipakai


Bagian ini menjelaskan persyaratan-persyaratan untuk –
(a) pengenalan mengenai pesawat udara, dan pengenalan mengenai
mesin-mesin pesawat udara dan baling-baling yang dibuat menurut syarat-
syarat sertifikat bentuk maupun produksi :
(b) Pengenalan terhadap penggantian suku cadang tertentu dan modifikasi
yang diproduksi untuk pemasangan tipe produk bersertifikat; dan
(c) Menilai Nasionalitas dan registrasi dari pesawat udara Indonesia yang
terdaftar.

SUBPART B- PENGENALAN MENGENAI PESAWAT UDARA DAN


PRODUK-PRODUK YANG BERKAITAN
45.11 U m u m
(a) Pesawat udara dan mesin pesawat udara
Pesawat udara meliputi bagian bawah 21.182 dari CASRs harus diketahui,
dan setiap orang yang memproduksi sebuah mesin pesawat udara dengan
mengikuti sebuah bentuk atau produksi yang bersertifikat harus
menunjukkan bahwa mesin tersebut dibuat dengan menggunakan sebuah
pelat tahan api yang memiliki ketetapan informasi dalam bagian 45.13 pada
bagian ini ditandai dengan goresan, perangko, pahatan, atau metoda rating
(tipe pesawat tertentu) (tipe pesawat tertentu) lainnya yang diakui tahan api
Pengenalan pelat untuk pembuatan kapal terbang harus terjamin menurut
sebuah cara agar tidak terjadi kerusakan atau pergeseran selama
perbaikan normal, atau hilang atau rusak dalam sebuah kecelakaan.
Terkecuali seperti yang ditunjukkan dalam paragraph (c) dan (d) dari bagian
ini, pelat yang digunakan pesawat udara harus dapat melindungi bagian luar
badan pesawat dengan demikian pesawat terbang tersebut dapat terlihat
oleh orang yang ada di permukaan bumi dan salah satunya harus
berdekatan dengan dan bagian belakang dari pintu jalan masuk yang paling
belakang atau permukaan badan pesawat yang berdekatan dengan
permukaan bagaian ekor pesawat. Pelat yang digunakan pada mesin
pesawat harus menempel pada sebuah lokasi dimana mesin pesawat
berada menurut sebuah cara yang telah ditentukan sehingga mesin pesawat
tersebut tidak mudah mengalami kerusakan atau gangguan selama
perbaiakan normal, atau hilang atau kerusakan dalam sebuah kecelakaan.

(b) Propeller dan propeller blade dan hub


Siapapun orang yang membuat propeller, baik itu propeller blade, atapun
propeller hub harus memiliki persyaratan-persyaratan produksi yang
berbentuk sertifikat yang menjelaskan produk-produknya yang menggunakan
sebuah pelat, stempel, mengukir, pengetsaan, atau metoda-metoda lainnya
yang diakui tahan api menunjukkan bahwa harus ditempatkan pada sebuah
permukaan nonkritis, yang memuat informasi yang telah ditetapkan dalam
bagian 45.13, dan tidak akan memungkinkan terjadinya kerusakan atau
kelainan-kelainan selama penerbangan normal, atau hilang atau kerusakan
dalam sebuah kecelakaan.

BATK Sem 2 82
45.13 Data Identifikasi
(a) Pengenalan yang diperlukan untuk bagian 45.11 (a) dan (b) harus
melibatkan informasi sebagai berikut :
(1) Nama pembuat
(2) Perencanaan model
(3) Nomor serial pembuatan
(4) Nomor tipe sertifikat, apabila ada
(5) Nomor sertifikat produksi, apabila ada
(6) Nilai baku untuk mesin pesawat udara
Untuk mesin-mesin pesawat dispesifikan kedalam Bagian 34 dari CASRs,
tanggal pembuatan sebagaimana ditunjukkan dalam bagian 34.1 dari bagian
tersebut, dan penanadatanaganan dilakukan oleh Direktur Umum, yang
menunjukkan bahwa provisi emisi exhaust telah memenuhi syarat untuk
(7) Bagian 34. Penandaan-penandaan yang diakui ketepatannya adalah
meliputi COMPLY, EXEMPT, dan NON – ROI.
(i) Penandaan dengan COMPLY menunjukkan bahwa mesin sudah
memenuhi semua persyaratan termasuk alat pembuangan yang sudah
digunakan pada bagian 34. Untuk setiap mesin dengan daya dorong
berkecepatan melebihi dari 26,7 kilonewton (6000 pounds) yang mana tidak
bisa digunakan atau dimaksudkan untuk penggunaan dalam operasi-operasi
komersial dan yang sudah memenuhi syarat dapat digunakan pada bagian
34, tetapi tidak mengikuti stanadar pembuangan hidrogen yang ditetapkan
pada bagian 34.21 (d), peryataan mengenai “ tidak boleh digunakan
sebagai mesin pesawat udara komersial” harus diperhatikan dalam
powerplant permanen adalah catatan yang menyertai pada saat mesin
tersebut dibuat.
(ii) Penandaan EXEMPT menunjukkan bahwa mesin tersebut telah diberi
pembebasan mengikuti persyaratan yang berlaku pada bagian atau pasal
34.7 (a)(1). (1), (a)(4), (b), (c) atau (d), dan sebuah petunjuk mengenai tipe
pembebasan dan alasan untuk jaminan tersebut yang harus memperhatikan
powerplant permanen yaitu catatan yang mengetahui sejak awal pembuatan
mesin tersebut.
(iii) Penandaan NON – ROI menunjukkan bahwa mesin memiliki jaminan
sebuah keleluasaan mengikuti persyaratan pada pasal 34.7 (a) (1), dan
catatan “ Pesawat udara ini tidak diperkenan beroperasi di dalam wilayah
Republik Indonesia”, atau sebuah catatan yang sama yang disetujui oleh
Direktur Umum harus dimasukan ke dalam log book pesawat udara, atau
memilih dokumen yang sama, pada saat pemasangan mesin. Menemukan
informasi lain apapun sebaiknya diketahui Direktur Umum.

(b) Alinea kecuali seperti yang yang disiapkan dalam bentuk d1) dari bagian
ini, tidak ada orang boleh mencabut, mengubah, atau menempatkan informasi
identifikasi yang diperlukan oleh alinea a. dari bagian ini, di setiap pesawat
udara, enjin pesawat udara, propeler, sudu propeler, atau hub propeler, tanpa
persetujuan dari DGCA.
(c) Alinea kecuali seperti yang yang disiapkan dalam bentuk d2) dari bagian
ini, tidak ada orang boleh mencabut atau instal setiap plat identifikasi yang
diperlukan
oleh Section 45.11 dari Part ini, tanpa persetujuan dari DGCA.

BATK Sem 2 83
(d) Yang melaksanakan orang-orang bekerja di bawah Part 43 CASRs itu
boleh, di dalam persetujuan dengan metoda-metoda, teknik-teknik, dan
mempraktekkan bisa diterima oleh DGCA.
1) Mencabut, perubahan, atau menempatkan informasi identifikasi yang
diperlukan oleh alinea a. dari bagian ini di setiap pesawat udara, enjin
pesawat udara, propeler, sudu propeler, atau hub propeler; atau
2) Mencabut satu plat identifikasi yang diperlukan oleh Bagian 45.11 bila perlu
selama operasi pemeliharaan.
(e) Tidak ada orang boleh menginstal satu plat identifikasi memindahkan
sesuai alinea d2) dari bagian ini di setiap pesawat udara, enjin pesawat
udara, propeler, propeler sudu, atau hub propeler selain dari satu yang dari itu
yang mana dipindahkan.

45.14 Identification komponen-komponen genting


Masing-masing orang yang menghasilkan suatu part di mana suatu
penggantian waktu, inspeksi interval, atau prosedur yang terkait ditetapkan di
dalam bagian Airworthiness Limitations manual pemeliharaan manufaktur atau
Instructions untuk Continued Airworthiness untuk selamanya dan dengan
jelas menandai komponen itu dengan suatu nomor suku cadang (atau
ekuivalen) dan suatu nomor urut (atau ekuivalen).

45.15 Penggantian suku cadang dan modifikasi


a. Kecuali seperti yang disiapkan dalam bentuk alinea b.dari bagian ini,
masing-masing orang yang menghasilkan penggantian atau modifikasi
memisahkan di bawah suatu Parts Manufacturer Approval mengeluarkan di
bawah Section 21303 CASRs itu akan untuk selamanya dan dengan jelas
menandai part dengan :
1) Surat-surat " DGCA -PMA";
2) Nama, merek dagang, atau simbol dari pemilik dari Part Manufacturer
Approval;
3) Nomor suku cadang; dan
4) Nama dan model dari tiap tipe memberi keterangan hasil yang di atasnya
part itu adalah layak untuk pemasangan.
b. Jika DGCA menemukan bahwa suatu part adalah terlalu kecil atau bahwa
jika tidak praktis untuk menandai suatu menyerahkan informasi yang
manapun yang diperlukan oleh alinea a. dari bagian ini, suatu etiket yang
dihubungkan dengan part atau peti kemasnya harus termasuk informasi
bahwa tidak bisa yang ditandai di part. Jika penandaan yang diperlukan oleh
alinea a4) dari bagian adalah ini sangat luas bahwa untuk menandainya di
suatu etiket tidak praktis, etiket berkait dengan part atau peti kemas boleh
mengacu pada suatu yang spesifik yang siap tersedia manual atau katalog
untuk part informasi hal yang memenuhi syarat.

SUBPART C – TANDA-TANDA NASIONALITAS DAN REGISTRASI

45.20 U m u m
(a) Terkecuali seperti yang ditunjukkan pada pasal 45.22, tak seorangpun
yang dapat mengoperasikan sebuah pesawat udara Indonesia – yang
sudah terdaftar terkecuali pesawat udara tersebut dapat menunjukkan tanda-

BATK Sem 2 84
tanda nasionalitas dan registrasi yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan
pada pasal ini dan pasal 45.23 melalui 45.33.
(b) Terkecuali kalau tidak diizinkan oleh Direktur Umum, tak seorangpun
yang dapat menempelkan tanda, merek, atau simbol yang dapat mengubah
atau membingungkan ciri-ciri nasionalitas dan registrasi pesawat udara
manapun.
(c) Ciri-ciri registrasi dan nasionalitas pesawat udara harus :
(1) Terkecuali seperti yang ditunjukkan dalam paragrap atau ayat (d) dari
bagian ini, pengecatan pada pesawat udara atau pelekatan dengan
menggunakan cara lain untuk menjamin tingkat prestasi yang sama;
(2) Tidak diperkenankan menggunakan ornamen (hiasan)
(3) Warna yang menyolok disertai background; dan
(4) Dapat dibaca atau dilihat dengan jelas.

45.21 Penyerahan Tanda Identifikasi


a. Tanda Identification dari suatu pendaftaran pesawat udara di bawah part
ini akan terdiri atas tanda kebangsaan dan tanda pendaftaran. Tanda
Kebangsaan itu akan mendahului tanda pendaftaran dan haruslah terpisah
darinya oleh suatu tanda penghubung.
b. Tanda kebangsaan
tanda Kebangsaan harus huruf PK.
c. Tanda pendaftaran
1) Tanda Pendaftaran harus diberikan oleh DGCA, dan akan terdiri atas tiga
huruf.
2) Kombinasi huruf dirancang karena tanda pendaftaran tidak akan digunakan
yang mungkin dikacaukan dengan lima kombinasi huruf yang digunakan di
dalam Kode Internasional Signals. Part II, ke tiga permulaan kombinasi-
kombinasi huruf dengan Q digunakan di dalam Q-code, dan dengan tanda
SOS atau semacam tanda-tanda urgensi lain, contoh. XXX. PAN dan TTT.

45.22 Eksibisi, antik, dan pesawat udara lainnya : aturan-aturan khusus


(1) Penampilannya sesuai dengan ketentuan pada pasal 45.21 (c) tanda
sedikitnya berukuran 15 sentimeter (6 inci) tinggi pada setiap sisi dari badan
pesawat atau permukaan bagian belakang pesawat yang berbentuk vertikal
25 centimeter (10 inci) pada bagian sayap terdiri dari hurup-hurup besar
rumawi “PK” diikuti oleh :
(i) Tulisan registrasi indonesia pada pesawat udara; atau
(ii) Lambang yang sesuai dengan sertifikat laik udara pesawat udara
(standar “C”, larangan “L”, atau eksperimen “X”) diikuti oleh hurup-huruf
registrasi Indonesia pada pesawat udara; dan
(iii) Tidak boleh menampilkan selain tanda yang diawali dengan huruf
“PK”dimanapun pada pesawat udara, terkecuali tanda yang sama yang
ditampilkan sesuai dengan paragrap (b) (1) dari pasal ini.
45.23 Menampilkan tanda yang bersifat umum
(a) Setiap operator dari sebuah pesawat udara harus menunjukkan ciri
pesawat terbang yang dioperasikannya yang terdiri dari hurup-hurup kapital
Romawi “PK” (merupakan registrasi Indonesia) diikuti dengan huruf registrasi
pada pesawat udara. Setiap huruf yang digunakan sebagai tanda yang akan
ditempelkan pada pesawat udara harus menggunakan huruf kapital romawi.

BATK Sem 2 85
(b) Apabila tanda-tanda yang dilibatkan hanya huruf kapital romawi “PK”
dan huruf registrasi harus ditampilkan berdasarkan kategori pesawat udara
terbatas atau yang terlarang atau pesawat udara yang bersertifikat
percobaan atau bersarat, sehingga operator harus terlihat pada pesawat
tersebut berdekatan dengan setiap jalan masuk menuju kabin atau cockpit,
dengan menggunbakan huruf tidak kurang dari 5 sentimeter (2 inci) atau
tinggi lebih dari 15 sentimeter (6 inci), kata-kata “terbatas”, “percobaan”, atau
“laik udara bersyarat,” mungkin sebagai kasus kasusnya.

45.24 Penempatan tanda pada sayap pesawat udara yang ditetapkan


(a) Tanda-tanda yang ditempelkan pada sayap pesawat udara harus
ditampilkan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam ayat (b) dan (c)
dari bagian ini tentang sayap dan salah satunya pada badan pesawat atau
permukaan bagian belakang pesawat yang berbentuk vertikal.
(b) Tanda harus terlihat jelas pada bagian atas permukaan dari struktur
sayap dan juga terlihat jelas pada permukaan bawah dari struktur sayap.
Tanda harus ditempatkan pada sebelah kanan setengah dari tinggi
permukaan dan pada sebelah kiri setengah dari permukaan bawah pada
struktur sayap terkecuali tanda tersaebut panjangnya melebihi keseluruhan
baik permukaan atas maupun permukaan bawah dari struktur sayap
tersebut. Kemungkinan semakin jauh tanda-tanda tersebut ditempatkan
sama jauh dari sudut-sudut utama dan sudut bagian belakang dari sayap-
sayap tersebut. Bagian atas dari tanda-tanda tersebut dihadapkan ke sudut
utama dari sayap tersebut.
(c) Tanda harus tampak pada setiap sisi dari badan pesawat (atau
struktur yang sama) diantara sayap dan permukaan bagian belakang
pesawat. Atau setengah dari bagian atas permukaan ekor pesawat yang
berbentuk vertikal. Apabila tanda ditempatkan pada permukaan ekor
pesawat yang vertikal maka tanda-tanda tersebut harus tampak pada dua
sisi. Apabila diletakan pada permukaan ekor yang berbentuk multivertikal
maka tanda-tanda tersebut harus tampak pada sisi sebelah luar dari
permukaan.

45.29 Tipe dan ukuran tanda


(a) Umum
(b)
(1) Huruf harus huruf kapital dalam karakter Romawi tanpa ornamen.
Angka (jika digunakan) harus angka Arab tanpa ornamen
(2) Lebar dari karakter tersebut ( terkecuali huruf 1 dan angka 1) dan
panjang dari tanda penghubung, harus dua pertiga dari dari tinggi sebuah
tanda atau lambang.
(3) Karakter dan tanda penghubung harus dibentuk dengan garis yang
tebal dan harus menunjukkan warna yang kontras dengan background
yang sangat terang.
(4) Tanda tersebut harus terpisah dari tanda yang lebih dulu muncul atau
diikuti sebuah ruang yang tidak kurang dari seper-empat dari bagian tengah
tanda atau lambang. Tanda penghubung harus terlihat sebagai sebuah tanda
yang memiliki tujuan

BATK Sem 2 86
(5) Karakter ini dalam setiap kelompok harus terpisah dari tanda-tanda
yang memiliki ketinggian sama.

Gambar 2 - 49 Pesawat Garuda Indonesia Registrasi PK - GGQ

BATK Sem 2 87
c. Rangkuman

CASR PART 45 : IDENTIFICATION AND REGISTRATION MARKING


(IDENTIFIKASI DAN PENANDAAN REGISTRASI)
Identitas pada pesawat udara dibuat dengan menggunakan sebuah pelat tahan
api

Tanda Identification dari suatu pesawat udara Indonesia adalah PK ...

tanda pendaftaran tidak boleh menggunakan yang mungkin dikacaukan dengan


lima kombinasi huruf yang digunakan di dalam Kode Internasional Signals. Part II,
ke tiga permulaan kombinasi-kombinasi huruf dengan Q digunakan di dalam Q-
code, dan dengan tanda SOS atau semacam tanda-tanda urgensi lain, contoh.
XXX. PAN dan TTT.

d. Tugas

Peserta didik mencari tanda penaftaran pesawat udara yang ada di Indonesia dan
tanda pendaftaran dari Negara lain

e. Tes Formatif

BATK Sem 2 88
5. Part 47

Kegiatan Belajar 7
a. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan observasi dan tanya jawab denngan model


pembelajaran Discovery Learning pada materi pokok Pengenalan dan
penerapan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Indonesia,
diharapkan peserta didik terlibat aktif, dapat tanya jawab dan bekerja
sama dalam kegiatan pembelajaran

b. Uraian Materi

REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

CIVIL AVIATION SAFETY REGULATION (CASR)


PART 47
AIRCRAFT REGISTRATION
REGISTRASI PESAWAT UDARA

TABLE OF CONTENTS
SUBPART A. UMUM .....................................................................................
47.1 Yang dapat menerapkan..................................................
47.3 Daftar dari Pesawat udara Sipil. ................................................................
47.5 Hal yang memenuhi syarat untuk Pendaftaran .........................................
47.7 Pelamar/peminta..................................................
47.9 Bukti dari Kepemilikan..................................................
SUBPART B.SERTIFIKAT DARI PENDAFTARAN PESAWAT UDARA .........
47.21 Penerapan untuk Pendaftaran..................................................
47.23 Sertifikat Registrasi .......................................................................
47.25 Jangka waktu Sertifikat Pendaftaran..................................................
47.27 Perubahan dari Pemilik pesawat udara. ................................................
47.29 Aircraft Destroyed atau Permanently Withdrawn dari Use .....................
47.31 Perubahan dari Alamat..................................................
47.33 Pembatalan Sertifikat untuk Ekspor Bermaksud.....................................
47.35 Penggantian Sertifikat .....................................................................

BATK Sem 2 89
SUBPART A. UMUM

47.1 Penerapan
Part ini menentukan persyaratan-persyaratan untuk mendaftarkan pesawat
udara di bawah Article 9 Tindakan Ilmu Penerbangan dari 1992. Subpart B
berlaku bagi masing-masing pelamar/peminta untuk, dan pemilik dari,
Sertifikat dari Pendaftaran Pesawat udara.
47.3 Pendaftaran Pesawat udara Sipil
Daftar pesawat udara sipil mangacu pada Article 9 Aviation Act No.15, 1992
haruslah dipelihara; dipertahankan oleh DGCA. DGCA itu akan merekam di
dalam daftar seluk-beluk berikut menyangkut masing-masing pesawat udara
sipil yang didaftarkan di Indonesia:
a. Nomor sertifikat pendaftaran;
b. Tanda Kebangsaan dan pendaftaran;
c. Penggunaan pesawat udara;
d. Nomor urut dari pesawat udara;
e. Nama dari pemilik terdaftar;
f. Alamat dari pemilik terdaftar;
g. Nama dari operator yang dicatatkan;
h. Alamat dari operator yang dicatatkan;
i. Tanggal masuk pendaftaran; dan
j. Tipe operasi di mana pesawat udara itu dicatatkan.

47.5 Hal yang memenuhi syarat untuk Pendaftaran


Satu pesawat udara haruslah layak untuk pendaftaran di Indonesia jika, tetapi
hanya jika :
a. Itu dimiliki dan dioperasikan secara keseluruhan oleh seseorang atau
orang-orang berkualitas sebagai pemilik atau pemilik-pemilik dari suatu
pesawat udara mendaftarkan di Indonesia dan bukanlah dicatatkan di bawah
hukum negeri asing:
CATATAN :Orang atau orang-orang berkualitas digambarkan di Article 9
Aviation Act No. 15, 1992.
b. Semua tugas-tugas tiba dan dapat dibayar di bawah hukum dari Indonesia
menyangkut barang impor pesawat udara ke dalam Indonesia telah dibayar
;dan
c. Pesawat udara itu memberi keterangan dan memperlengkapi sesuai
persyaratan-persyaratan dari Regulations ini untuk type(s) operasi
menyangkut pendaftaran yang dicari.

47.7 Pengguna
a. Seseorang yang mengharapkan untuk mendaftarkan satu pesawat udara di
Indonesia harus menyerahkan satu Penerapan untuk Aircraft Registration di
bawah part ini.
b. Satu pesawat udara bisa dicatatkan hanya oleh dan di dalam nama sah
pemilik.
c. Pendaftaran itu bukanlah bukti dari kepemilikan dari pesawat udara di
dalam setiap kelanjutan di dalam kepemilikan yang oleh orang tertentu adalah
sedang dipersoalkan. DGCA itu tidak mengeluarkan setiap Subpart A A-
1certificate dari kepemilikan atau menguasakan setiap informasi berkenaan

BATK Sem 2 90
dengan kepemilikan di suatu Certificate Aircraft Registration. DGCA
mengeluarkan suatu Certificate dari Aircraft Pendaftaran kepada orang yang
muncul sebagai pemilik atas dasar bukti dari kepemilikan menyerahkan
Section menurut 47.11 dengan Application untuk Aircraft Registration, atau
merekam di DGCA Aircraft Registry.
d. Di dalam part ini, "pemilik" termasuk seorang pembeli di dalam harta benda,
suatu orang kepercayaan, atau suatu penyewa dari suatu pesawat udara di
bawah suatu kontrak penjualan bersyarat, dan orang yang ditunjuk orang itu.

47.9 Bukti Kepemilikan


Masing-masing orang yang menyerahkan satu Application untuk Aircraft
Registration di bawah part ini akan juga menyerahkan bukti yang diperlukan
dari kepemilikan.
Subpart Suatu A-2SUBPART B.SERTIFIKAT DARI PENDAFTARAN
PESAWAT UDARA

47.21 Aplikasi untuk Pendaftaran.


Penerapan untuk pendaftaran dari suatu pesawat udara di Indonesia
haruslah dibuat suatu bentuk seperti(ketika yang ditentukan oleh DGCA.

47.23 Sertifikat Pendaftaran


DGCA itu akan mengeluarkan kepada pemilik dari tiap pesawat udara yang
dicatatkan oleh dia suatu sertifikat dari penyelarasan pendaftaran kepada
bentuk mengadopsi sedang melakukan ICAO Convention di Penerbangan
Sipil Internasional.

47.25 Masa berlaku sertifikat Pendaftaran


Suatu Sertifikat Pendaftaran akan valid untuk waktu kebenaran yang
ditetapkan di dalam Sertifikat dan waktu seperti itu tidak melebihi tiga tahun
dari tanggal isu atau pembaruan sebelumnya dari Sertifikat.

47.27 Perubahan Pemilik Pesawat Udara.


a. dimana ada suatu perubahan di dalam kepemilikan dari suatu pesawat
udara yang dicatatkan, Certificate Registration akan setelah itu dianggap
sebagai dibatalkan dan penjual atau orang yang menyerahkan pesawat udara
itu akan maju mengikuti kepada DGCA
1) Suatu pemberitahuan perubahan dari kepemilikan, mengedepankan nama
yang penuh dan alamat dari pemilik yang baru dan tanggal perubahan dari
kepemilikan; dan
2) Sertifikat Pendaftaran pesawat udara.
b. Atas penerapan oleh pemilik yang baru dari pesawat udara, DGCA itu boleh
mendaftarkan dia seperti (ketika pemilik dari pesawat udara dan
mengeluarkan suatu Certificate Registration yang baru.
c. Satu masukan yang sesuai haruslah buatan Register dari Pesawat udara
Sipil.

BATK Sem 2 91
47.29 Pesawat udara dirusak; dihancurkan atau untuk selamanya ditarik dari
penggunaan ketika suatu pesawat udara yang dicatatkan sudah dirusak;
dihancurkan atau untuk selamanya ditarik dari penggunaan, pemilik dari
pesawat udara itu akan maju itu mengikuti kepada DGCA :
a. Pemberitahuan kehancuran atau penarikan dari penggunaan Sertifikat
Pendaftaran pesawat udara.
b. Sertifikat Pendaftaran harus dibatalkan dan satu masukan yang sesuai buat
di dalam Register.

47.31 Perubahan Alamat


Di dalam 30 hari setelah ada perubahan di dalam alamat pengeposan
permanen nya, pemilik dari Sertifikat Registration untuk satu pesawat udara
akan memberitahu DGCA dari alamat barunya, kemudian Certificate Aircraft
Registration revisi dikeluarkan.

47.33 Pembatalan Sertifikat untuk Maksud Ekspor


a. Pemilik dari suatu Certificate Aircraft Registration yang mengharapkan
untuk batalkan Sertifikat untuk tujuan ekspor harus mengukuti DGCA: Subpart
B B-1.1) Suatu permintaan tertulis untuk pembatalan menguraikan Sertifikat,
pesawat udara oleh buatan, model, dan nomor urut, menyatakan tanda
pendaftaran dan negeri kepada yang mana pesawat udara akan diekspor; dan
2) Bukti memuaskan kepada DGCA bahwa masing-masing pemilik yang
dicatat benar cukup memiliki atau sudah menyetujui perpindahan.
b. DGCA memberitahu negeri itu kepada mana pesawat udara adalah untuk
diekspor tentang pembatalan oleh pos udara di permintaan pemilik. Sang
Pemilik harus menyusun dan membayar pemindahan dari pemberitahuan ini
oleh selain dari pos udara biasa.

47.35 Penggantian Sertifikat


Jika suatu Certificate Aircraft Registration lenyap, dicuri, atau dirusakkan,
pemilik dari Sertifikat Aircraft Registration bisa berlaku bagi DGCA untuk suatu
sertifikat salinan.

BATK Sem 2 92
c. Rangkuman

CASR PART 47 AIRCRAFT REGISTRATION (REGISTRASI PESAWAT UDARA)

a. Nomor sertifikat pendaftaran;


b. Tanda Kebangsaan dan pendaftaran;
c. Penggunaan pesawat udara;
d. Nomor urut dari pesawat udara;
e. Nama dari pemilik terdaftar;
f. Alamat dari pemilik terdaftar;
g. Nama dari operator yang dicatatkan;
h. Alamat dari operator yang dicatatkan;
i. Tanggal masuk pendaftaran; dan
j. Tipe operasi di mana pesawat udara itu dicatatkan

d. Tugas

e. Tes Formatif

BATK Sem 2 93
6. Part 65

Kegiatan Belajar 4
f. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan observasi dan tanya jawab denngan model pembelajaran


Discovery Learning pada materi pokok Pengenalan dan penerapan
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Indonesia, diharapkan peserta
didik terlibat aktif, dapat tanya jawab dan bekerja sama dalam kegiatan
pembelajaran

g. Uraian Materi

REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

CIVIL AVIATION SAFETY REGULATION (CASR)


PART 65
LICENSING of AIRCRAFT MAINTENANCE ENGINEERS
(LISENSI INSINYUR PEMELIHARAAN PESAWAT UDARA)

Daftar Isi

Subpart - umum
Halaman
65.1 Penerapan
65.2 Definisi
65.3 Kesesuaian dengan StandardInternational
65.5 Surat Izin dan sertifikat-sertifikat
65.7 Aplikasi untuk Surat Izin, sertifikat-sertifikat dan rating (tipe pesawat
tertentu) (tipe pesawat tertentu)
65.9 Issue dari lisensi-lisensi, sertifikat-sertifikat dan rating (tipe pesawat
tertentu) (tipe pesawat tertentu)
65.11 Validitas dan pembaruan dari lisensi-lisensi dan sertifikat-sertifikat
65.13 [ Terpesan]
65.15 Dokumen Lisensi dan sertifikat
65.17 Ujian: Umum
65.19 Mengobrol atau perilaku yang tak diakui
65.21 Ujian Ulang setelah kegagalan
65.23 Pemalsuan dokumen
65.25 Perubahan dari alamat
65.27 Suspensi atau pembatalan
65.29 Kebugaran Medical
65.31 Tampak dari lisensi atau sertifikat
Subpart B - Sertifikat Dasar
65.33 Persyaratan memenuhi
65.35 Pengakuan lisensi-lisensi yang asing

BATK Sem 2 94
65.37 Privileges
Subpart C -Lisensi Insinyur Pemeliharaan Pesawat udara
65.41 Persyaratan yang memenuhi
65.43 Issue dan perluasan lisensi-lisensi
65.45 Pengakuan lisensi-lisensi yang asing
65.47 Hak istimewa
Subpart D - Lisensi Rating (tipe pesawat tertentu) (tipe pesawat tertentu)
6551 Penerapan
65.53 Persyaratan yang memenuhi
65.55 Hak istimewa
Subpart E -Sertifikat-sertifikat dari Persetujuan Pemeliharaan
65.61 Penerapan
65.63 persyaratan yag memenui
65.65 Hak istimewa
Apendiks Suatu Rating (tipe pesawat tertentu) (tipe pesawat tertentu)
Kelompok dan tipe 13
Silabus pengujian B Apendiks 15

BATK Sem 2 95
SUBPART A – UMUM

65.1 Dapat dipergunakan


Bagian ini menjelaskan persyaratan-persyaratan untuk persoalan-persoalan
atau pembaharuan mengenai :
(a) Izin pemeliharaan pesawat udara, sertifikat dan rating (tipe pesawat
tertentu) (tipe pesawat tertentu); dan
(b) Hak istimewa dan batasan-batasan perizinan mengenai sertifikat dan
rating (tipe pesawat tertentu) (tipe pesawat tertentu).

65.2 Definisi
Definisi berikut ini digunakan pada bagian ini :
Sertifikat dasar – adalah sama dengan lisensi tanpa tingkatan-tingkatan dan
dikeluarkan oleh Direktur Umum dan diberikan kepada orang yang cukup
usia, ilmu pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang memadai di bidang
ini.

Sertifikat mengenai persetujuan pemeliharaan – adalah sama dengan


lisensi atau izin, tetapi untuk tingkat kelompok atau jenis dibatasi dalam hal
validitas dan ruang-lingkup.

Lisensi - adalah dokumen yang dijelaskan dalam annex 1, bab 4, paragrap


4.2.

Rating (tipe pesawat tertentu) Kelompok – adalah merupakan sebuah


tingkatan atau rating (tipe pesawat tertentu) yang mencakup sebuah kelompok
dari pesawat udara atau komponen-komponen. Kelompok dari pesawat udara
atau komponen-komponen harus ditentukan oleh Direktur Umum.

Rating (tipe pesawat tertentu) bentuk atau jenis - adalah merupakan


sebuah rating (tipe pesawat tertentu) untuk pesawat udara atau komponen-
komponen individual yang ditetapkan. rating (tipe pesawat tertentu) kelompok
atau bentuk atau jenis, apabila ditambah dengan sebuah sertifikat dasar,
merupakan sebuah lisensi. Ruang lingkup dari sebuah rating (tipe pesawat
tertentu) kelompok atau tipe termasuk mendefinisikan pesawat udara atau
komponen-komponen untuk rating (tipe pesawat tertentu) yang benar. Ruang
lingkup dari rating (tipe pesawat tertentu) sebuah lisensi adalah tetap. Ruang
lingkup dari sebuah rating (tipe pesawat tertentu) terhadap sertifikat
persetujuan pemeliharaan hak jaminan atas sertifikat pesawat udara atau
komponen-komponen yang ditetapkan setelah overhaul atau repair atau
perbaikan.

65.3 Penyesuaian dengan Standar-standar Internasional


Lisensi, sertifikat dan rating (tipe pesawat tertentu) dikeluarkan berdasarkan
kesepakatan bagian ini dengan standar minimum pada annex 1 hingga
konvensi tentang Penerbangan Sipil Internasional.

BATK Sem 2 96
65.5 Lisensi dan Sertifikat
Lisensi, sertifikat dan rating (tipe pesawat tertentu) berikut dikeluarkan
menurut bagian ini :
(a) Setifikat dasar untuk satu atau lebih dari kategori sebagai berikut :
(1). A1 – airframe, aeroplane
(2). A2 – airframe, helicopter
(3). A3 – mesin-mesin piston
(4). A4 – mesin-mesin turbin
(5). C1 – radio
(6). C2 – instrumen
(7). C4 - listrik

(b) Lisensi untuk satu atau lebih dari kategori sebagai berikut :
(1). Airframe
(2). Mesin
(3). Listrik
(4). Instrumen
(5). Radio

Masing-masing kategori memiliki rating (tipe pesawat tertentu) tipe dan


kelompok seperti yang ditetapkan dalam Apendik A.
(c) Sertifikat persetujuan pemeliharaan yang diklasifikasikan kedalam
rating (tipe pesawat tertentu) komponen pesawat udara kelompok dan tipe
sebagaimana yang ditetapkan dalam Appendix A.

SUBPART B – SERTIFIKAT DASAR


65.33 Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi
Sertifikat penting dapat diberikan kepada seseorang yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
(a). Usia tidak kurang dari 19 tahun
(b). Telah menempuh ujian dasar tertulis, ujian praktek dan lisan dalam
mata pelajaran yang sesuai dengansertifikat yang dibutuhkan.
(c). Sebuah lamaran harus dilengkapi dengan sebuah sertifikat yang
kompeten dan /atau berpengalaman dalam buku harian, ditandatangani oleh
seseorang disetujui oleh Direktur umum karena tujuan tersebut menunjukkan
bahwa pelamar harus memenuhi persyaratan-persyaratan yaitu memiliki
keahlian teknis pada bagian ini.
(d). Mampu membaca, menulis, berbicara dan memahami bahasa
Indonesia atau bahasa Inggris, dan mampu untuk membaca, menulis dan
memahami bahasa Inggris teknis sebagaimana yang akan digunakan dalam
petunjuk-petunjuk perusahaan.
(e). Berikut ini adalah salah satu yang harus dipenuhi:
(1) peserta didik didalam bidang teknis penerbangan, delapan belas bulan
praktik penerbangan relevan dengan pengalaman, termasuk pelatihan teknis
formal dengan prosedur, praktek, perawatan, atau memodifikasi kerangka
udara, dan perlengkapan lainnya.
(2) peserta didik didalam bidang teknis non penerbangan dan dua puluh
empat bulan praktek penerbangan berkaitan dengan prosedur, praktek,
peralatan, alat mesin dan lain-lain.

BATK Sem 2 97
(3) total tida puluh enam bulan praktek penerbangan relevan dengan
prosedur, praktek, peralatan, mesin dan lain-lain termasuk konstruksi,
perawatan atau memodifikasi perlengkapan.
(4) serangkaian pelatihan terpadu, termasuk sekurang-kurangnya dua
puluh empat bulan pelatihan dan pengalaman ditindaklanjuti oleh pemilik
yang telah memiliki sertifikat organisasi yang dikeluarkan oleh CASR Bab 147
yang berhak untuk meneruskan pelatihan.

SUBPART C - IZIN MERENCANAKAN PEMELIHARAAN PESAWAT


UDARA

65.41 Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi


Sebuah lisensi dapat diberikan kepada seseorang yang memenuhi
persyaratan-persyaratan berikut ini, usia, ilmu pengetahuan, keahlian dan
pengalaman :
(a) Usia tidak kurang dari 21 tahun
(b) Lulus ujian tertulis, atau persamaannya, termasuk pemeriksaan dalam
hukum udara, yang dapat diterima menghadap Direktur Umum dan
berkaiatan dengan tugas-tugas dan bertanggung-jawab atas seorang
pemegang lisensi dalam kategori mencari lisensi.
(c) Telah lulus tes lisan yang mencakup pemahaman seseorang dan
penerapan praktek tentang tugas dan pertanggung-jawaban yang dilatih oleh
pemegang lisensi
(d) Memenuhi persyaratan pengalaman yang ditetapkan dalam Subpart ini.
(e) Mampu membaca, menulis dan memahami bahasa Inggris teknis yang
akan digunakan dalam petunjuk-petunjuk pabrik.
(f) Memiliki SATU yang lengkap hal berikut ini :
(g)
(1) Pengalaman selama dua puluh bulan dalam praktek penerbangan
yang berkaitan dengan prosedur-prosedur, praktek, material, alat-alat, alat-
alat mesin, dan perlengkapan yang secara umum digunakan dalam
konstruksi, pemeliharaan, atau memodifikasi kerangka pesawat udara,
powerplant, atau perlengkapan avionic atau
(2) Kursus pelatihan terpadu, yang meliputi sedikitnya dua belas bulan
pengalaman dan pelatihan yang disupervisi, dilakukan oleh pemegang
sertifikat organisasi pelatihan pemeliharaan yang diterbitkan menurut CASR
part 147 yang berwenang dalam melaksanakan kursus tersebut.

SUBPART D - RATING (TIPE PESAWAT TERTENTU) LISENSI

65.51 Dapat dipergunakan


(a) Subpart ini menjelaskan pengaturan tentang peraturan dalam rating
kelompok dan rating type (tipe pesawat tertentu).
(b) Setiap kategori lisensi merupakan rating (tipe pesawat tertentu) yang
dijamin sebagaimana yang ditetapkan dalam subpart ini.
(c) Direktur Umum dapat mengeluarkan sebuah lisensi dan rating (tipe
pesawat tertentu) dengan batasan-batasan tertentu
(d) Hak dan batasan dari sebuah lisensi yang dikeluarkan menurut bagian
ini adalah seperti yang dijelaskan dalam bagian ini dan dalam bagian 43.

BATK Sem 2 98
65.53 Persyaratan yang harus dipenuhi
Yang menjadi persyaratan untuk pengakuan terhadap sebuah rating (tipe
pesawat tertentu) kelompok atau tipe seseorang harus :
(a) memiliki sertifikat dasar dalam kategori yang menyangkut rating (tipe
pesawat tertentu), dan
(b) paling tidak memiliki kelengkapan sebagai berikut :
(1) Pengalaman praktek selama enam bulan pada tipe atau kelompok
pesawat terbang atau komponen-komponen untuk rating (tipe pesawat
tertentu) yang diharapkan, dan
(2) Mengajukan skedul pengalaman dalam sebuah format yang disepakati
oleh Direktur Umum, dan
(c) Telah berhasil melengkapi :
(1) Pemeriksaan-pemeriksaan yang telah disepakati bersama dengan
Direktur Umum, atau
(2) Kursus pelatihan yang berkaiatan dengan jenis pesawat udara atau
komponen-komponen untuk rating (tipe pesawat tertentu) yang diharapkan :
(i) Dilaksanakan oleh pemegang sertifikat organisasi pelatihan
penerbangan yang dikeluarkan sesuai dengan Bagian 147 yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan pelatihan tersebut atau
(ii) Dilaksanakan oleh perusahaan pesawat udara atau komponen
yang kapable, atau
(iii) Disepakati oleh pihak yang berkompeten dalam melakukan
kerjasama kontrak dengan negara asing

SUBPART E – SERTIFIKAT PERSETUJUAN PEMELIHARAAN


65.61 Dapat Dipergunakan
Subpart ini menjelaskan aturan-aturan yang mengatur penerbitan sertifikat
persetujuan pemeliharaan dan hak serta batasan mengetani sertifikat
tersebut.

65.63 Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi


Untuk memenuhi sebuah sertifikat pemeliharaan yang diakui seseorang harus
memenuhi sebagai berikut :
(a) Usia tidak kurang dari 21 tahun dan memiliki pengalaman praktek
yang disepakati oleh Direktur Umum, untuk jenis atau kjelompok pesawat
udara atau komponen khusus yang dilengkapi dengan sertifikat pemeliharaan
yang diakui, dan
(b) Untuk tipe atau kelompok pesawat udara atau komponen khusus yang
dilengkapi sertifikat pemeliharaan yang diakui harus dipenuhi
(1) Berhasil menyelesaikan kursus pelatihan yang diakui Direktur Umum,
dan
(2) Lulus pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan persyaratan Hukum
udara dan Laik udara yang telah disepakati Direktur Umum.

BATK Sem 2 99
APPENDIX A

Kelompok Dan Tipe Rating (tipe pesawat tertentu)


1. Kelompok
Rating (tipe pesawat tertentu) dikeluarkan dalam kelompok-kelompok berikut
:

(a) Airframe
Kelompok 1 : Pesawat udara tidak bertekanan dilapisi logam padat dengan
gigi pendaratan tetap dan tidak melebihi beban 5700 kg
Kelompok 2 : Pesawat udara tidak bertekanan dilapisi logam padat selain dari
Kelompok 1
Kelompok 3 : Pesawat udara dengan menggunakan struktur tubular atau
terutama kayu yang dilapisi dengan kain.
Kelompok 4 : Pesawat udara yang mengutamakan konstruksi plastik fiber
yang kuat (FRP) atau bahan yang sama
Kelompok 5 : Helikopter bermesin piston
Kelompok 6 : Helikopter bermesin turbin

(b) Mesin
Kelompok 1 : mesin piston normalnya dihisap
Kelompok 2 : Mesin piston radial atau supercharged, turbocharged
(c) Listrik
Kelompok 1 : sistem listrik dalam pesawat udara tidak bertekanan sebesar
5700 kg atau kurang dan airframe tidak bertekanan memiliki sumber
kekuatan utamanya dari :
(i) Generator DC, atau
(ii) Generator starter, atau
(iii) Alternator yang dilengkapi dengan self-contained rectifier
Kelompok 2 : sistem listrik memperoleh sumber tenaga listrik utamanya dari
:
(i) Generator DC, atau generator starter, dan memiliki frekuensi alternator
installed untuk servis kedua, atau
(ii) frekuansi AC tetap dari alternator yang dikendalikan oleh unit constant
speed driver

(d) Instrumen
Kelompok 1 : sistem instrumen pesawat udara bersifat umum, sistem
instrumen pesawat udara dasar; sistem oksigen; sistem-sistem pendingin
udara dan kabin bertekanan selain dari sistem yang disesuaikan dengan
pesawat udara tidak bertekanan sebesar 5700 kg atau lebih
Kelompok 2 :Sistem navigasi dan yang melibatkan sistem komputer data
udara, instrumen pengendali servo, sistem-sistem remote gyro yang meliputi
remot pembaca kompas, sistem kontrol penerbangan otomatis dan sistem
navigasi inersial selain dari sistem yang sesuai dengan pesawat udara tidak
bertekanan sebesar 5700 kg atau lebih.

(e) Radio

BATK Sem 2 100


Kelompok 1 : sistem komunikasi airbornes yang meliputi VHF, HF, CVR,
audio dan ELT
Kelompok 2 : sistem navigasi airbornes yang meliputi ADF, VOR, ILS, VLF,
Omega, marker beacon, GPS dan GNSS
Kelompok 3 : radar pertama dan kedua airborne meliputi radar cuaca, doppler,
radio altimeter, DME, transponder dan TCAS.

2. Tipe
Rating (tipe pesawat tertentu) untuk pesawat udara atau komponen berikut
yang dilakukan oleh Direktur Umum seperti rating tipe pesawat udara atau
tipe komponen tersendiri
(a) Airframe :
Pesawat udara dan helikopter tidak bertekanan yang diakui Direwktur Umum
tidak termasuk kedalam rating (tipe pesawat tertentu) Airframe kelompok 5
dan 6
(b) Mesin :
Turbin powerplant
(c) Listrik:
Sistem listrik dan pemasangan peralatan dalam pesawat udara bertekanan
dengan berat maksimum take off lebih dari 5700 kg
(d) Instrumen :
Sistem penerbangan terpadu dimasukan kedalam pesawat tidak bertekenan
dengan berat maksimum take off lebih dari 5700 kg
(e) Radio
Melengkapi instalasi radio dalam pesawat udara bertekanan dengan
berat maksimum take off lebih dari 5700 kg
(f) Komponen
Perawatan dan overhaul dari komponen pesawat udara didaftar dalam
154.31 dan 145.33

BATK Sem 2 101


APPENDIX B

Silabus pemeriksaan
Seorang pemohon lisensi atau sertifikat yang dikeluarkan bagian ini harus
menunjukkan tingkat kemampuan yang berkaitan dengan hak atas jaminan
atau bertanggung jawab atas lisensi atau sertifikat yang dipegangnya paling
tidak dalam subjek berikut :
(a) Persyaratan Laik udara dan Hukum Udara
Aturan dan peraturan yang berkaitan dengan pemegang lisensi atau
sertifikat yang meliputi persyaratan laik udara yang dapat digunakan untuk
mengatur sertifikasi dan melanjutkan laik udara untuk pesawat udara dan
perawatan pesawat yang disetujui organisasi pemeliharaan pesawat udara.
(b) Ilmu pengetahuan alam dan Ilmu pengetahuan umum Pesawat udara
(c) Teknik Pesawat
Karakteristik dan aplikasi bahan-bahan konstruksi pesawat termasuk
dasar-dasar konstruksi dan fungsi struktur pesawat, teknik mengencangkan,
dan yang berasosiasi dengan sistem, mekanik, fluida, listrik dan sumber
tenaga listrik, instrumen pesawat dan sistem display, sistem kontrol pesawat,
dan navigasi pesawat dan sistem komunikasi.
(d) Perawatan Pesawat
Tugas-tugas yang diberikan untuk memastikan kelaikan terbang
pesawat termasuk metode dan prosedur untuk pemulihan, penggantian,
modifikasi atau pendeteksian retifikasi struktur pesawat, komponen dan
sistem sesuai dengan metode sebagaimana digambarkan didalam manual
perawatan relevan dan standar kelaikan terbang yang dapat digunakan.
(e) Kinerja manusia dan keterbatasan
Kinerja manusia dan keterbatasan relevan dengan tugas perijinan atau
pemegang sertifikat.

BATK Sem 2 102


a. Rangkuman

CASR PART 65 LICENSING of AIRCRAFT MAINTENANCE ENGINEERS


(LISENSI INSINYUR PEMELIHARAAN PESAWAT UDARA)
Setiap mekanik / teknisi yang bkerja di bengkel pemeliharaan pesawat udara
harus mempunyai izin / lisensi
Ada tiga jenis lisensi : Basic Licens, Rating dan AMEL

b. Tugas

c. Tes Formatif

1) Persyaratan untuk mendapatkan Basic Licensi adalah ?


2) Yang dimaksud dengan Rating adalah ?
3) Persyaratan untuk mendapatkan AMEL ?

BATK Sem 2 103


7. Part 145

31-12-08 CASR 145, Amdt. 3


PERUSAHAAN KEPUTUSAN MENTERI Perhubungan NOMOR: KM 17
Tahun 2009
Tanggal: 17 Feb 2009
KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL PERATURAN (C.A.S.R.)
BAGIAN 145
Perubahan 3
DISETUJUI PEMELIHARAAN ORGANISASI
REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
i
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
DAFTAR ISI
DAFTAR
Sub A. UMUM ................................................. ....................................... A-1
Peraturan Referensi ............................................... 145.0 ....................... A-1
145.1 Penerapan ................................................ ...................................... A-1
145,3 Definisi istilah .............................................. .............................. A-1
145,5 Sertifikat dan spesifikasi operasional Persyaratan .................... A-1
Sub B. SERTIFIKASI ................................................. ............................. B-1
145,51 Permohonan sertifikat .............................................. .................... B-1
145,53 Isu sertifikat .............................................. .............................. B-2
145,55 Durasi dan pembaharuan sertifikat ............................................ ...... B-
2
145,57 Perubahan atau pengalihan sertifikat. ........................................... B-3
Ratings ................................................ 145,59 .......................................... B-3
Terbatas ............................................... 145,61 peringkat ......................... B-4
Sub C. PERUMAHAN, FASILITAS, PERALATAN, BAHAN, DAN DATA... C-1
General ................................................ 145.101 ..........................................C-1
145.103 Perumahan dan Persyaratan fasilitas .......................................... C-1
145.105 Perubahan lokasi, perumahan, atau fasilitas ............................... C-1
Satelit AMO ............................................... 145.107 .................................. C-2
145.109 Peralatan, bahan, dan Persyaratan data ................................. C-2
Sub D. STAF ................................................. .................................. D-1
Personil Persyaratan ............................................... 145.151 .................... D-1
145.153 Manager atau Pengawas Personil Persyaratan ............................ D-1
Inspeksi Persyaratan .............................................. 145.155 staf .... D-2
145.157 Sertifikasi Personil berwenang untuk menyetujui item untuk kembali
ke Layanan tahun ...................................... ................................................ D-2
Auditor Persyaratan ............................................... 145.159 ...................... D-2
145.161 Manajemen Records, Pengawas, Inspeksi dan staf Sertifikasi .....D-3
ii
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
Pelatihan Persyaratan ............................................... 145.163 .................. D-3
Bahan berbahaya pelatihan .............................................. 145.165 .......... D-4
Sub E. OPERASI ATURAN ................................................ ....................... E-1
145.201 Keistimewaan dan keterbatasan sertifikat .................................. . E-1
145.203 Pekerjaan Dilakukan di lokasi lain ............................................ ....E-1
BATK Sem 2 104
145.205 Pemeliharaan, pemeliharaan preventif, dan perubahan bagi
pemegang sertifikat di bawah saham Dilakukan 121, 125 dan 135, dan untuk
maskapai penerbangan asing atau orang asing yang pesawat yang beroperasi
terdaftar di kereta Indonesia tahun umum di bawah Bagian CASR 129 ......E-2
Pemberitahuan bahan berbahaya 145 206 Otorisasi ........................... E-2
AMO pengguna ............................................... 145.207 ............................. E-2
AMO pengguna .............................................. 145.209 bahagia ..................E-3
145.211 Kualitas dan sistem keamanan ...................................................... E-4
145.213 Inspeksi pemeliharaan, pemeliharaan preventif, atau perubahan E-5
Kemampuan daftar ............................................... 145.215 ....................... E-5
Kontrak Pemeliharaan ............................................... 145.217 ....................E-6
Pencatatan ................................................ 145.219 ................................. E-6
145.221 Laporan dari kegagalan, malfungsi, cacat atau ........................... E-7
Ditjen Perhubungan Udara inspeksi ............................... 145.223 ............ E-7
LAMPIRAN A - BAHAN BERBAHAYA ........................................ APP.A1
LAMPIRAN B - SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN ................. APP.B1
iii
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
PERUBAHAN REKOR DAFTAR
Perubahan Nomor Tanggal Issue Dimasukkan Dengan Menyisipkan Tanggal
Asli 14 Maret 1997
1
February 8 Oktober 2003
Dimasukkan ke dalam
Perubahan 2
Ditjen Perhubungan Udara Maret 31 Desember 2008 -
iv
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
v
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
Sub A. UMUM
145.0 Peraturan Referensi
Ini Keselamatan Penerbangan Sipil Peraturan (CASR) Part 145 Pemeliharaan
Disetujui untuk
Organisasi menetapkan Peraturan Pelaksana sebagaimana disyaratkan oleh
Undang-Undang Nomor Aviation 1,
2.009 Bab VIII "Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara" Pasal 49,
Bab X "Air
Transportasi "Pasal 136 dan Bab XIII" Aviation Safety Act "Pasal 314.
145.1 Penerapan
Tangan ini Menjelaskan bagaimana Mendapatkan Organisasi Pemeliharaan
Disetujui (AMO) sertifikat. Tangan ini berisi aturan aussi a AMO sertifikat
harus mengikuti berkaitan dengan kinerja TIK pemeliharaan, pemeliharaan
preventif, atau perubahan pesawat tahun, badan pesawat, mesin pesawat
udara, baling-baling, alat, atau komponen untuk berbagi Berlaku Yang Bagian
43. Ini aussi Berlaku untuk-setiap orang yang memegang, atau wajib memiliki,
Sertifikat AMO Ditempatkan di bawah bagian ini.
145,3 Definisi istilah

BATK Sem 2 105


Untuk Tujuan bagian ini, definisi Berikut berlaku:
(A) Manajer Akuntabel berarti mengelompokkan orang yang ditunjuk oleh
AMO sertifikat yang bertanggung jawab dan kewenangan atas semua Memiliki
AMO Itu Apakah Melakukan operasi di bawah Bagian 145, Termasuk
Memastikan staf itu mengikuti règlements AMO dan melayani sebagai kontak
primer dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara tersebut.
(B) Pasal berarti pesawat pengelompokan tahun, badan pesawat, mesin
pesawat udara, baling-baling, alat, atau bagian komponen.
(C) yang bertanggung jawab langsung berarti pengelompokan Memiliki
tanggung jawab untuk pekerjaan yang AMO sertifikat melakukan itu
pemeliharaan, pemeliharaan preventif, perubahan, atau fungsi lainnya
Mempengaruhi kelaikan udara pesawat. Seseorang yang bertanggung jawab
langsung Tidak perlu mengamati dan hidup Stock setiap fisik pekerja harus
tersedia Terus bertujuan untuk konsultasi mengenai hal-hal yang memerlukan
instruksi atau keputusan dari otoritas yang lebih tinggi.
(D) Line Maintenance berarti:
(1) Setiap layanan terjadwal yang dihasilkan dan dari kejadian tak terduga,
emas
(2) cek Terjadwal yang Mengandung pelayanan dan / atau inspeksi tidak
memerlukan peralatan pelatihan itu, Specialized, atau fasilitas.
145,5 Sertifikat dan spesifikasi operasional persyaratan.
(A) Tidak ada orang yang dapat beroperasi sebagai AMO sertifikat tanpa, atau
pelanggaran, sebuah AMO
sertifikat, rating, atau operasi spesifikasi Ditempatkan di bawah bagian ini.
(B) Sertifikat dan spesifikasi operasi disertifikasi Diterbitkan Untuk AMO harus
tersedia di tempat untuk diperiksa oleh publik dan Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara tersebut.
Sub Bagian A-1 A
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
Sub B. SERTIFIKASI
145,51 Aplikasi untuk sertifikat
(A) Sertifikat AMO melamar tahun harus dibuat dan rating dalam format
diterima Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan harus menyertakan
Berikut:
(1) Sebuah AMO pengguna untuk disetujui oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara sebagaimana disyaratkan oleh pasal 145.207;
(2) Sebuah kontrol kualitas pengguna untuk disetujui oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara seperti yang dipersyaratkan oleh bagian
145 211 (c);
(3) Daftar menurut jenis, membuat, model atau, seperti yang tepat, dari setiap
Item Stock untuk yang Permohonan dibuat;
(4) Sebuah Struktur Organisasi dari AMO dan nama-nama dan judul dari
pengelolaan dan personil Pengawas;
(5) Penjelasan mengenai perumahan dan fasilitas, termasuk alamat fisik,
Sesuai dengan Pasal 145.103;
(6) Sebuah daftar fungsi pelayanan, untuk disetujui oleh Ditjen Hubud, yang
akan Dilakukan untuk AMO di bawah kontrak oleh orang lain di Sesuai
dengan Pasal 145.217, dan
(7) Sebuah program pelatihan untuk disetujui oleh Direktorat Jenderal

BATK Sem 2 106


Perhubungan Udara dalam Sesuai dengan Bagian
145.163.
(B) The peralatan, personil, data teknis, dan perumahan dan fasilitas yang
diperlukan untuk sertifikat dan rating, atau untuk tahun tambahan harus
berada di tempat untuk pemeriksaan Peringkat pada saat sertifikasi atau
persetujuan rating oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara tersebut.
Pemohon dapat memenuhi persyaratan ini peralatan ayat jika pemohon HAS
kontrak diterima oleh Dirjen Perhubungan Udara dengan orang lain untuk
membuat peralatan yang tersedia untuk pemohon pada saat sertifikasi dan di
Setiap Waktu Itu Sangat Diperlukan Ketika pekerjaan berada di bawah
Menjadi dilakukan oleh AMO.
(C) Selain memenuhi Persyaratan lain yang berlaku untuk sertifikat AMO
tahun dan rating, pemohon untuk tahun sertifikat AMO dan rating terletak di
luar Republik Indonesia harus memenuhi persyaratan berikut:
(1) Pemohon harus menunjukkan que le AMO sertifikat dan / atau rating yang
Diperlukan untuk Mempertahankan atau mengubah Berikut:
(I) Indonesian pesawat terdaftar dan artikel untuk digunakan pada pesawat
Indonesia yang terdaftar, atau
(Ii) Negeri-terdaftar pesawat udara yang dioperasikan di bawah ketentuan dari
Bagian 121 atau
Bagian 135, dan artikel untuk digunakan pada tesis pesawat.
(D) Permohonan untuk tahun penilaian tambahan, Amandemen AMO
sertifikat, atau perpanjangan sertifikat harus AMO tahun dibuat dalam format
yang dapat diterima Direktorat Jenderal Perhubungan Udara tersebut. Aplikasi
tersebut harus mencakup hanya itu informasi yang diperlukan untuk
mendukung perubahan atau pembaharuan sertifikat.
Sub Bagian B B-1
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
145,53 Isu sertifikat
(A) Kecuali sebagaimana disediakan dalam ayat (b) bagian ini, orang yang
memenuhi Persyaratan dari tahun ini untuk berbagi Apakah Berhak sertifikat
AMO dengan penilaian yang tepat resep spesifikasi seperti operasi dan
keterbatasan seperti Diperlukan untuk kepentingan keamanan.
(B) Jika orang itu terletak di negara dengan mana Republik Indonesia bilateral
keselamatan penerbangan HAS kesepakatan, Ditjen Perhubungan Udara
dapat menemukan que le orang memenuhi Persyaratan saham ini didasarkan
pada sertifikasi dari otoritas penerbangan sipil dari negara itu. Sertifikasi ini
harus dibuat Sesuai dengan prosedur pelaksanaan ditandatangani oleh
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara atau Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara yang ditunjuk.
(C) Sebelum tahun AMO sertifikat dapat ditempatkan untuk AMO tahun That
is Terletak di dalam Republik Indonesia, pemohon menyatakan secara tertulis
itu Haruskah semua "karyawan bahan berbahaya" bagi kontraktor TIK AMO,
Subkontraktor atau dilatih.
(D) Sebelum sertifikat dapat ditempatkan AMO tahun untuk AMO terletak di
luar That is Republik Indonesia, pemohon menyatakan secara tertulis Yang
Akan digunakan untuk semua kontraktor TIK AMO, Subkontraktor atau
melakukan fungsi pekerjaan Mengenai transportasi barang berbahaya (bahan
berbahaya) dilatih sebagai digarisbawahi pada edisi PALING saat ini

BATK Sem 2 107


Penerbangan Sipil Internasional Petunjuk Organisasi Teknis untuk Transport
Aman Barang Berbahaya oleh Air.
145,55 Durasi dan pembaharuan sertifikat
(A) Sebuah sertifikat atau rating Ditempatkan ke AMO tahun yang terletak di
Republik Indonesia Harus Tetap di Force untuk periode Seperti Ditentukan
oleh urutan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara tidak Akan Melampaui
satu (1) tahun sejak tanggal penerbitan, KECUALI jika AMO menyerahkan
sertifikat atau menunda atau mencabut Ditjen Perhubungan Udara itu.
(B) Sebuah sertifikat atau rating Diterbitkan Untuk AMO terletak di luar tahun
Republik Indonesia berlaku sejak tanggal penerbitan Sampai hari terakhir dari
bulan ke-24 tanggal efektif dari masalah KECUALI jika AMO menyerahkan
sertifikat atau menunda atau mencabut Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara itu . Ditjen Perhubungan Udara dapat memperbaharui sertifikat atau
rating untuk 24 bulan jika AMO dioperasikan sesuai dengan HAS Persyaratan
yang berlaku Bagian 145 précédentes sertifikat Dalam periode durasi.
(C) Sebuah sertifikat AMO terletak di luar Republik Indonesia Yang Berlaku
untuk pembaharuan sertifikat AMO TIK harus:
(1) Menyerahkan permohonan pembaharuan TIK selambat-lambatnya 30 hari
sebelum sertifikat berakhir saat AMO. Jika permintaan pembaharuan tidak
dibuat dalam periode ini, AMO harus mengikuti prosedur dalam menerapkan
bagian 145,51.
(2) Kirim permintaan untuk TIK pembaharuan kepada Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara. (D) Pemegang tahun berakhir, menyerah, ditangguhkan,
atau dicabut sertifikat harus kembali ke Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara tersebut.
(D) Pemegang tahun berakhir, menyerah, ditangguhkan, atau dicabut sertifikat
harus kembali ke Direktorat Jenderal Perhubungan Udara tersebut.
Sub Bagian B B-2
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
145,57 Perubahan atau pengalihan sertifikat.
(A) Sertifikat AMO Pemegang tahun harus mengajukan permohonan
perubahan sertifikat TIK dalam format yang dapat diterima Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara tersebut. Sebuah perubahan sertifikat adalah pemegang
sertifikat jika Diperlukan:
(1) Mengubah lokasi AMO, atau
(2) Permintaan untuk menambah atau mengubah nilai.
(B) Jika pemegang sertifikat AMO tahun menjual atau mengalihkan aset TIK,
pemilik baru harus mengajukan permohonan untuk tahun Diubah sertifikat
Sesuai dengan pasal 145,51.
145,59 Ratings
Berikut adalah peringkat Ditempatkan di bawah sub bagian ini: (a) peringkat
Airframe.
(1) Kelas 1: Konstruksi Composite pesawat kecil. (2) Kelas 2: Konstruksi
Composite pesawat yang luas. (3) Kelas 3: All-logam konstruksi pesawat
kecil. (4) Kelas 4: All-logam konstruksi pesawat terbang yang luas.
(B) peringkat Powerplant.
(1) Kelas 1: Mesin reciprocating dari 400 tenaga kuda atau kurang.
(2) Kelas 2: mesin reciprocating lebih dari 400 tenaga kuda. (3) Kelas 3: mesin
Turbin.

BATK Sem 2 108


(C) peringkat Propeller.
(1) Kelas 1: baling-baling tetap-lapangan dan tanah-adjustable dari kayu,
logam, atau konstruksi komposit.
(2) Kelas 2: baling-baling lain, dengan membuat. (D) peringkat Radio.
(1) Kelas 1: Komunikasi peralatan. Radio peralatan Mengirimkan dan / atau
Penerimaan digunakan dalam pesawat untuk mengirim atau tahun menerima
komunikasi dalam penerbangan, Terlepas dari frekuensi carrier atau jenis
modulasi yang digunakan. Peralatan ini termasuk sistem interfon pesawat
tambahan dan terkait, sistem penguat, sinyal listrik atau elektronik Intercrew
perangkat, dan peralatan yang sama. Peralatan ini Tidak termasuk peralatan
yang digunakan untuk navigasi atau membantu navigasi pesawat, peralatan
yang digunakan untuk mengukur ketinggian atau clearance medan,
pengukuran peralatan lainnya dioperasikan pada prinsip-prinsip radio atau
radar, atau mekanik, instrumen listrik, gyroscopic, atau elektronik terpisah
Yang komunikasi peralatan radio.
(2) Kelas 2: peralatan Navigational. Sebuah sistem radio yang digunakan
dalam pesawat untuk tahun en navigasi rute atau pendekatan. Ini Tidak
termasuk peralatan yang dioperasikan pada prinsip-prinsip radio radar atau
berdenyut frekuensi, atau peralatan yang digunakan untuk mengukur
ketinggian atau pembersihan medan.
(3) Kelas 3: Radar peralatan. Sebuah sistem elektronik pesawat dioperasikan
di radar atau prinsip-prinsip radio frekuensi berdenyut.
Sub Bagian B B-3
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
(E) peringkat Instrumen.
(1) Kelas 1: Mekanik. Diafragma, Bourdon tube, aneroid, alat sentrifugal optik,
atau mekanis didorong digunakan pada pesawat atau mengoperasikan
pesawat, Termasuk takometer, indikator kecepatan udara, alat pengukur
tekanan pemandangan melayang, kompas magnetik, altimeter, atau
instrumen mekanis mirip.
(2) Kelas 2: Listrik. Self-sinkron dan listrik-instrumen menunjukkan indikasi
dan sistem, remote menunjukkan indikasi Termasuk instrumen, alat pengukur
suhu kepala silinder, atau instrumen listrik serupa.
(3) Kelas 3: Gyroscopic. Sebuah alat atau sistem menggunakan prinsip
gyroscopic dan dimotivasi oleh tekanan udara atau energi listrik, Termasuk
unit kontrol pilot otomatis, indikator gilirannya dan bank, gyros arah, dan Unit
mereka dan kompas gerbang fluks dan gyrosyn.
(4) Kelas 4: Elektronik. Sebuah alat siapa operasi tergantung pada tabung
elektron, transistor, atau perangkat sejenis, termasuk kapasitansi-jenis alat
pengukur kuantitas, amplifier sistem, dan analisis mesin.
(F) peringkat Aksesori.
(1) Kelas 1: Sebuah aksesori mekanik Itu tergantung pada gesekan, hidrolika,
hubungan mekanis, atau tekanan pneumatik untuk operasi, Termasuk rem
roda pesawat, pompa mekanis didorong, karburator, majelis pesawat roda,
struts shock absorber dan unit servo hidrolik.
(2) Kelas 2: Sebuah aksesori listrik Itu tergantung pada energi listrik untuk TIK
operasi, dan generator, Termasuk starter, regulator tegangan, motor listrik,
pompa bahan bakar elektrik didorong magnetos, atau aksesoris listrik serupa.
(3) Kelas 3: Sebuah aksesori elektronik Itu tergantung pada penggunaan

BATK Sem 2 109


tahun transistor tabung elektron, atau perangkat serupa, Termasuk
supercharger, temperatur, kontrol AC, atau kontrol elektronik serupa.
145,61 Terbatas peringkat
(A) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dapat mengakhiri Peringkat
terbatas pada AMO sertifikat Itu Menjaga atau mengubah hanya jenis tertentu
dari badan pesawat, powerplant, baling-baling, radio, alat, atau aksesori, atau
daripadanya saham, atau melakukan hanya Pemeliharaan peralatan khusus
dan keterampilan tidak memerlukan biasanya Dilakukan bawah peringkat
AMO lainnya. Peringkat seperti mungkin terbatas pada model mesin pesawat
tertentu, atau berasal dari, atau ke-sejumlah suku cadang yang dibuat oleh
produsen khusus.
(B) Isu-isu Direktorat Jenderal Perhubungan Udara terbatas peringkat untuk:
(1) airframes dari make khusus dan model, (2) Mesin dari membuat dan
khusus model, (3) Propeller dari make khusus dan model;
(4) Instrumen dari make khusus dan model;
(5) Radio peralatan make khusus dan model, (6) Aksesoris dari make khusus
dan model;
(7) Landing komponen gigi;
Sub Bagian B B-4
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
(8) Floats, dengan membuat;
(9) pemeriksaan tak rusak, pengujian, dan pengolahan; (10) peralatan darurat;
(11) Rotor pisau, dengan membuat dan model, dan
(12) Pesawat kain kerja.
(C) Untuk rating terbatas untuk Layanan Khusus, spesifikasi operasi AMO
harus Mengandung spesifikasi yang digunakan untuk melakukan layanan
khusus. Spesifikasi mungkin:
(1) Sebuah spesifikasi sipil atau militer yang saat ini digunakan oleh industri
dan disetujui oleh
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, atau
(2) Sebuah spesifikasi yang dikembangkan oleh pemohon dan disetujui oleh
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara tersebut.
Sub Bagian B B-5
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
Sub C. PERUMAHAN, FASILITAS, PERALATAN, BAHAN, DAN DATA
145.101 Umum
Sebuah AMO sertifikat harus Menyediakan perumahan, fasilitas, peralatan,
bahan, dan memenuhi data yang berlaku Bahwa Persyaratan untuk
Penerbitan sertifikat dan peringkat yang memegang AMO.
145.103 Perumahan dan fasilitas Persyaratan
(A) Setiap AMO sertifikat harus menyediakan:
(1) Perumahan untuk fasilitas, peralatan, bahan, dan staf dengan penilaian
TIK yang konsisten.
(2) Fasilitas untuk Benar melakukan pemeliharaan, pemeliharaan preventif,
atau perubahan atau item dari Layanan Khusus untuk yang itu dinilai. Fasilitas
harus menyertakan Berikut:
(I) ruang kerja yang cukup dan untuk Daerah pemisahan yang tepat dan
perlindungan dari semua item jatuh pada pemeliharaan, pemeliharaan
preventif, atau perubahan;

BATK Sem 2 110


(Ii) wilayah kerja Segregated Mengaktifkan operasi lingkungan berbahaya
atau sensitif Seperti lukisan, las pembersih,, kerja avionik, kerja elektronik,
dan mesin harus dilakukan dengan benar dan dalam manner Itu Tidak
mempengaruhi layanan atau produk perubahan lainnya atau kegiatan;
(Iii) rak Cocok, kerekan, nampan, berdiri, dan segregasi lainnya berarti
pengelompokan untuk penyimpanan dan perlindungan dari semua artikel
menjalani perawatan, pemeliharaan preventif, atau perubahan;
(Iv) Cukup Ruang untuk memisahkan artikel dan bahan ditebar untuk
menginstal dari item tersebut menjalani perawatan, pemeliharaan preventif,
atau perubahan, dan
(V) Ventilasi, pencahayaan, dan kontrol suhu, kelembaban, dan persyaratan
iklim lainnya Memastikan staf yang memadai untuk melakukan perawatan,
pemeliharaan preventif, atau perubahan terhadap standar yang dibutuhkan
oleh bagian ini.
(B) Setahun AMO sertifikat dengan rating badan pesawat harus Memberikan
perumahan permanen cocok untuk menyertakan jenis Terbesar dan model
pesawat yang terdaftar di TIK operasi spesifikasi.
(C) Sebuah sertifikat AMO dapat melakukan perawatan, pemeliharaan
preventif, atau perubahan pada item luar perumahan jika TIK menyatakan
bahwa Apakah fasilitas yang sesuai dapat diterima oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara dan memenuhi Persyaratan Bagian 145.103 (a) n que le
pekerjaan dapat dilakukan dalam Sesuai dengan Persyaratan Bagian CASR
43.
145.105 Perubahan lokasi, perumahan, atau fasilitas
(A) Sebuah AMO sertifikat tidak dapat mengubah lokasi perumahan tanpa TIK
persetujuan tertulis dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara tersebut.
(B) Sebuah AMO sertifikat tidak mungkin TIK untuk Membuat Setiap fasilitas
pertukaran atau perumahan diperlukan oleh bagian 145 103 Itu Bisa Memiliki
dampak yang signifikan terhadap TIK Kemampuan untuk melakukan
Sub Bagian C-1 C
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
pemeliharaan perawatan, pencegahan, atau perubahan di bawah TIK AMO
sertifikat dan spesifikasi operasi tanpa persetujuan tertulis dari Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara tersebut.
(C) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dapat menentukan kondisi,
Termasuk Setiap pembatasan yang diatur Yang satu AMO sertifikat harus
beroperasi ketika sedang mengubah lokasi, perumahan, atau fasilitas.
145.107 Satellite AMO
(A) Sebuah sertifikat AMO di bawah kendali manajerial lain AMO sertifikat
dapat beroperasi sebagai TIK satelit dengan Sertifikat AMO sendiri diterbitkan
oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara tersebut. Sebuah satelit AMO:
(1) Tidak boleh mengadakan Peringkat bintang tidak Dimiliki oleh AMO
sertifikat dengan kontrol manajerial;
(2) Harus memenuhi Persyaratan untuk setiap Peringkat Saham memegang;
(3) Harus menyerahkan pengguna AMO tahun untuk disetujui oleh Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara sebagaimana disyaratkan oleh pasal 145 207,
dan
(4) Harus menyerahkan manual mutu kendali untuk disetujui oleh Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara sebagai diperlukan oleh bagian 145.211 (c).

BATK Sem 2 111


(B) kecuali Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Menunjukkan Jika tidak,
personil dan peralatan dari AMO sertifikat dengan kontrol manajerial dan dari
setiap Efek satelit AMOS dapat dibagi. Namun, staf inspeksi harus ditunjuk
untuk setiap Saham dan satelit satelit AMO tersedia AMO pada saat
penentuan kelaikan Setiap atau kembali ke layanan dibuat. Dalam
circonstances lain, staf inspeksi dapat berada jauh dari tempat harus tersedia
untuk pesanan melalui telepon, radio, atau alat elektronik lainnya.

(C) A AMO satelit tidak mungkin berada di negara lain selain negara domisili
dari AMO sertifikat dengan kontrol manajerial.
145,109 Peralatan, bahan, dan persyaratan data
(A) Kecuali seperti yang ditentukan oleh Ditjen Hubud, sebuah AMO sertifikat
harus memiliki perlengkapan, peralatan, dan bahan yang diperlukan untuk
melakukan pemeliharaan, pemeliharaan preventif, atau perubahan dalam
sertifikat AMO dan spesifikasi operasi sesuai dengan Bagian 43. The
perlengkapan, peralatan, dan bahan harus berada di tempat dan di bawah
kontrol AMO ketika pekerjaan sedang dilakukan.
(B) A AMO sertifikat harus memastikan semua peralatan pengujian dan
inspeksi dan alat-alat yang digunakan untuk membuat keputusan kelaikan
udara pada artikel yang dikalibrasi dengan standar yang dapat diterima
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara tersebut.
(C) perlengkapan, peralatan, dan bahan yang harus direkomendasikan oleh
produsen artikel atau harus setidaknya setara dengan yang direkomendasikan
oleh produsen dan diterima Direktorat Jenderal Perhubungan Udara tersebut.
(D) A AMO sertifikat harus mempertahankan, dalam format yang dapat
diterima oleh Dirjen Perhubungan Udara, dokumen dan data yang diperlukan
untuk kinerja pemeliharaan, pemeliharaan preventif, atau perubahan dalam
sertifikat AMO dan spesifikasi operasi sesuai dengan Bagian 43. Dokumen-
dokumen berikut dan data harus diakses saat ini dan ketika pekerjaan yang
relevan yang sedang dilakukan:
Sub Bagian C C-2
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
(1) Kelaikan Udara arahan,
(2) Instruksi untuk kelaikan terus, (3) manual Pemeliharaan,
(4) Overhaul manual,
(5) manual Standar praktik, (6) Layanan buletin, dan
(7) data yang berlaku lainnya diterima atau disetujui oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara tersebut.
Sub Bagian C C-3
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
SUB BAGIAN D. PERSONIL
145,151 Personil persyaratan
Setiap AMO sertifikat harus:
(A) Menetapkan karyawan AMO sebagai manajer akuntabel;
(B) Memberikan jumlah yang cukup dan personil yang memenuhi syarat untuk
manajer atau supervisor, personel sertifikasi, auditor, mekanik dan personil
kerja khusus untuk merencanakan, mengawasi, audit, melaksanakan, dan
sertifikasi atau menyetujui untuk kembali ke layanan pemeliharaan,
pemeliharaan preventif, atau perubahan yang dilakukan di bawah sertifikat
AMO dan spesifikasi operasi;
BATK Sem 2 112
(C) Menetapkan dan mengontrol kompetensi personel yang terlibat dalam
audit mutu sesuai dengan prosedur dan standar yang dapat diterima oleh
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara tersebut.
(D) Memastikan memiliki jumlah karyawan yang cukup dengan pelatihan atau
pengetahuan dan pengalaman dalam kinerja pemeliharaan, pemeliharaan
preventif, atau perubahan disahkan oleh sertifikat AMO dan spesifikasi
operasional untuk memastikan semua pekerjaan dilakukan sesuai dengan
Bagian CASR 43, dan
(E) Tentukan kemampuan karyawan noncertificated yang melakukan fungsi
perawatan didasarkan pada pelatihan, pengetahuan, pengalaman, atau
praktis tes.
145,153 Manager atau Pengawas personil persyaratan
(A) A AMO sertifikat harus memastikan memiliki cukup banyak manajer atau
supervisor untuk mengelola dan mengarahkan pekerjaan yang dilakukan di
bawah sertifikat AMO dan spesifikasi operasional. Para manajer atau
supervisor harus mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh setiap individu
yang tidak terbiasa dengan metode, teknik, praktek, alat bantu, peralatan, dan
alat-alat yang digunakan untuk melakukan pemeliharaan, pemeliharaan
preventif, atau perubahan.
(B) Setiap manajer atau supervisor harus:
(1) Jika dipekerjakan oleh AMO terletak di dalam Republik Indonesia:
(I) Jadilah berlisensi di bawah Bagian CASR 65 ketika langsung dan / atau
mengawasi pekerjaan yang dilakukan seperti yang dijelaskan dalam 145,153
(a).
(Ii) Jadilah dilatih dalam manajemen dasar dan / atau pengawas dasar.
(Iii) Jadilah dilatih dalam sistem manajemen keselamatan, bahan berbahaya,
dan faktor manusia.
(2) Jika dipekerjakan oleh AMO terletak di luar Republik Indonesia:
(I) Memiliki minimal 18 bulan pengalaman praktis dalam pekerjaan yang
dilakukan; atau
(Ii) Jadilah dilatih di atau benar-benar akrab dengan metode, teknik, praktek,
alat bantu, peralatan, dan alat-alat yang digunakan untuk melakukan
pemeliharaan, pemeliharaan preventif, atau perubahan.
(C) A AMO sertifikat harus memastikan manajer atau supervisor memahami,
membaca, dan menulis bahasa Inggris.
Sub Bagian D D-1
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
Personel Inspeksi 145,155 persyaratan
(A) A AMO sertifikat harus memastikan bahwa orang-orang yang melakukan
pemeriksaan di bawah sertifikat AMO dan spesifikasi operasi yang akrab
dengan peraturan yang berlaku di CASRs dan dengan metode pemeriksaan,
teknik, praktek, alat bantu, peralatan, dan alat-alat yang digunakan untuk
menentukan kelaikan artikel yang pemeliharaan, pemeliharaan preventif, atau
perubahan yang sedang dilakukan, dan mahir dalam menggunakan berbagai
jenis peralatan inspeksi dan alat bantu pemeriksaan visual yang tepat untuk
artikel yang sedang diperiksa, dan
(B) Setiap personel inspeksi harus:
(1) Jadilah dilatih dalam teknik inspeksi dan prosedur.
(2) Jadilah dilatih dalam sistem manajemen keselamatan, bahan berbahaya,

BATK Sem 2 113


dan faktor manusia.
(C) A AMO sertifikat harus memastikan inspektur memahami, membaca, dan
menulis bahasa Inggris.
145,157 Sertifikasi Personil untuk menyetujui sebuah artikel untuk kembali ke
layanan
(A) A AMO sertifikat harus memastikan setiap personel sertifikasi untuk
menyetujui artikel untuk kembali ke layanan di bawah sertifikat AMO dan
operasi spesifikasi yang akrab dengan peraturan yang berlaku di CASRs dan
mahir dalam penggunaan metode berbagai pemeriksaan, teknik, praktek,
bantu, peralatan, dan alat-alat yang tepat untuk pekerjaan yang sedang
dilakukan dan disetujui untuk kembali ke layanan, dan:
(1) Jika karyawan oleh AMO sertifikat terletak di dalam Republik Indonesia: (i)
Jadilah berlisensi di bawah Bagian CASR 65.
(Ii) Jadilah dilatih dalam sistem manajemen keselamatan, bahan berbahaya,
dan faktor manusia.
(2) Jika karyawan oleh AMO sertifikat terletak di luar Republik Indonesia harus
memiliki lisensi dan memenuhi persyaratan ICAO Annex 1.
(B) A AMO sertifikat harus memastikan setiap orang yang berwenang untuk
menyetujui sebuah artikel untuk kembali ke layanan memahami, membaca,
dan menulis bahasa Inggris.
145,159 Auditor persyaratan
(A) A AMO sertifikat harus memastikan bahwa orang-orang yang melakukan
audit internal dan eksternal dalam rangka mempertahankan standar kualitas
yang dapat diterima oleh Ditjen Perhubungan Udara akrab dengan ketentuan
yang berlaku di CASRs, metode audit dan teknik audit.
(B) Setiap auditor harus:
(1) Memenuhi kualifikasi 145,155 Persyaratan Pemeriksaan Personil. (2)
Jadilah dilatih dalam teknik dan prosedur audit.
Sub Bagian D D-2
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
145,161 Rekaman personel manajemen, pengawasan, inspeksi, dan
sertifikasi
(A) A AMO sertifikat harus menjaga dan membuat tersedia dalam format yang
dapat diterima oleh Ditjen Perhubungan Udara sebagai berikut:
(1) Sebuah daftar personil manajemen dan pengawasan yang mencakup
nama-nama pejabat AMO yang bertanggung jawab atas manajemen dan
nama-nama pengawas yang yang mengawasi fungsi perawatan.
(2) Sebuah daftar dengan nama-nama dari semua personil inspeksi.
(3) Sebuah daftar personil sertifikasi yang berwenang untuk menandatangani
rilis pemeliharaan untuk menyetujui sebuah artikel dipertahankan atau diubah
untuk kembali ke layanan.
(4) Ringkasan kerja setiap individu yang namanya pada daftar nama personil
yang dibutuhkan oleh ayat (a) (1) melalui (a) (3) dari bagian ini. Ringkasan
harus berisi informasi yang cukup pada setiap individu yang tercantum pada
daftar untuk menunjukkan kepatuhan dengan persyaratan pengalaman bagian
ini dan harus meliputi:
(I) Hadir judul,
(Ii) Jumlah tahun pengalaman dan jenis pekerjaan pemeliharaan yang
dilakukan, (iii) kerja yang relevan masa lalu dengan nama majikan dan

BATK Sem 2 114


periode kerja,
(Iv) Lingkup pekerjaan saat ini, dan
(V) Jenis lisensi diadakan dan peringkat pada lisensi yang, jika berlaku.
(B) Dalam waktu 5 hari kerja dari perubahan, roster yang dibutuhkan oleh
bagian ini harus mencerminkan perubahan yang disebabkan oleh perubahan
terminasi,, penugasan dalam tugas atau ruang lingkup tugas, atau
penambahan personil.
145,163 Pelatihan persyaratan
(A) A AMO sertifikat harus memiliki program pelatihan karyawan disetujui oleh
Ditjen Perhubungan Udara yang terdiri dari pelatihan awal dan berulang.
(1) Seorang pemohon untuk sertifikat AMO harus menyerahkan program
pelatihan untuk disetujui oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sebagai
diperlukan oleh bagian 145,51 (a) (7).
(2) Program pelatihan meliputi pelatihan dalam pengetahuan dan
keterampilan yang berhubungan dengan kinerja manusia, termasuk koordinasi
dengan personil pemeliharaan lainnya.
(B) Program pelatihan harus memastikan setiap karyawan yang ditugaskan
untuk melakukan pemeliharaan, pemeliharaan preventif, atau perubahan, dan
fungsi inspeksi mampu melakukan tugas yang diberikan.
(C) A AMO sertifikat harus mendokumentasikan, dalam format yang dapat
diterima oleh Dirjen Perhubungan Udara, pelatihan individu karyawan yang
dipersyaratkan dalam ayat (a) dari bagian ini. Catatan-catatan pelatihan harus
disimpan selama minimal 2 tahun.
(D) A AMO sertifikat harus menyerahkan revisi program pelatihan untuk
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sesuai dengan prosedur yang
dipersyaratkan oleh pasal 145,209 (e).
Sub Bagian D D-3
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
145,165 berbahaya materi pelatihan.
(A) Setiap AMO yang memenuhi definisi majikan HAZMAT berdasarkan ayat
CASR 171,8 harus memiliki program berbahaya materi pelatihan yang
memenuhi persyaratan pelatihan Bagian CASR 172 sub bagian H.
(B) Seorang karyawan AMO tidak dapat melakukan atau langsung mengawasi
fungsi pekerjaan yang tercantum dalam bagian 121,1001 atau 135,501 untuk,
atau atas nama Bagian 121 atau 135 operator yang termasuk pemuatan
barang untuk transportasi pada pesawat udara yang dioperasikan oleh 121
Bagian atau Bagian 135 pemegang sertifikat kecuali orang yang telah
menerima pelatihan sesuai dengan Bagian 121 atau Bagian DGCA 135
operator menyetujui program berbahaya materi pelatihan.
Sub Bagian D D-4
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
SUB BAGIAN E. USAHA ATURAN
145,201 Keistimewaan dan keterbatasan sertifikat
(A) Sebuah sertifikat AMO dapat:
(1) Lakukan perawatan, pemeliharaan preventif, atau perubahan sesuai
dengan Bagian 43 pada setiap artikel yang itu dinilai dan dalam keterbatasan
dalam spesifikasi operasi.
(2) Aturlah agar orang lain untuk melakukan pemeliharaan, pemeliharaan
preventif, atau perubahan dari setiap artikel untuk yang AMO sertifikat

BATK Sem 2 115


berperingkat. Jika orang itu tidak bersertifikat di bawah Bagian CASR 145,
yang AMO sertifikat harus memastikan bahwa orang non-sertifikat mengikuti
sistem pengendalian kualitas setara dengan sistem diikuti oleh AMO sertifikat.
(3) Menyetujui untuk kembali untuk melayani setiap artikel untuk yang
berperingkat setelah telah melakukan pemeliharaan, pemeliharaan preventif,
atau perubahan yang sesuai dengan Bagian CASR 43.
(B) A AMO sertifikat tidak dapat mempertahankan atau mengubah pasal yang
tidak dinilai, dan tidak dapat mempertahankan atau mengubah artikel untuk
yang berperingkat jika memerlukan data teknis khusus, peralatan, atau
fasilitas yang tidak tersedia untuk itu .
(C) A AMO sertifikat tidak dapat menyetujui untuk kembali ke layanan:
(1) pasal Setiap kecuali pemeliharaan, pemeliharaan preventif, atau
perubahan dilakukan sesuai dengan data teknis yang berlaku disetujui atau
data diterima Direktorat Jenderal Perhubungan Udara tersebut.
(2) Setiap artikel setelah perbaikan besar atau perubahan besar kecuali
perbaikan besar atau perubahan besar dilakukan sesuai dengan data teknis
yang berlaku disetujui, dan
(3) Setiap pesawat eksperimental setelah perbaikan besar atau perubahan
besar yang dilakukan menurut pasal 43.1 (b) kecuali perbaikan besar atau
perubahan besar dilakukan sesuai dengan metode dan data teknis yang
berlaku diterima Direktorat Jenderal Perhubungan Udara tersebut.
145,203 Pekerjaan dilakukan di lokasi lain
Sebuah AMO sertifikat sementara dapat mengangkut material, peralatan, dan
personel yang dibutuhkan untuk melakukan perawatan, pemeliharaan
preventif, perubahan, atau layanan khusus tertentu pada sebuah artikel untuk
yang berperingkat ke tempat lain selain lokasi tetap yang AMO jika memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
(A) Pekerjaan ini diperlukan karena keadaan khusus, seperti yang ditentukan
oleh
Direktur Jenderal Perhubungan Udara; atau
(B) Hal ini diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut secara berulang,
dan manual AMO meliputi prosedur untuk mencapai perawatan, pemeliharaan
preventif, perubahan, atau layanan khusus di tempat selain lokasi fixed AMO.
Bagian Sub E E-1
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
145,205 Pemeliharaan, pemeliharaan preventif, dan perubahan dilakukan
untuk pemegang sertifikat di bawah bagian 121, 125 dan 135, dan untuk
maskapai penerbangan asing atau orang asing yang mengoperasikan
pesawat udara Indonesia terdaftar di kereta umum di bawah CASR Bagian
129 (a) AMO sertifikat yang melakukan pemeliharaan, pemeliharaan preventif,
atau perubahan untuk sebuah kapal udara atau operator komersial yang
memiliki program pemeliharaan kelaikan udara terus menerus di bawah
CASR, Bagian 121 125 atau Bagian 135 harus mengikuti angkutan udara atau
program operator komersial dan bagian berlaku dari manual pemeliharaan.
(B) Sebuah AMO sertifikat yang melakukan pemeliharaan, pemeliharaan
preventif, atau perubahan untuk maskapai penerbangan asing atau orang
asing yang beroperasi pesawat terdaftar Indonesia di bawah CASR Part 129
harus mengikuti operator DGCA menyetujui program pemeliharaan.
(C) Meskipun kebutuhan perumahan bagian 145,103 (b), Ditjen Perhubungan

BATK Sem 2 116


Udara dapat memberikan persetujuan untuk AMO sertifikat untuk melakukan
line maintenance untuk maskapai sertifikat di bawah Bagian 121 atau Bagian
135, atau maskapai penerbangan asing atau orang asing yang beroperasi
seorang Indonesia Pesawat yang terdaftar di kereta umum di bawah CASR
Bagian 129 pada setiap pesawat itu angkutan udara atau orang, asalkan:
(1) The AMO sertifikat melakukan line maintenance tersebut sesuai dengan
manual operator, jika berlaku, dan menyetujui program pemeliharaan;
(2) The AMO sertifikat memiliki peralatan yang diperlukan, personil terlatih,
dan data teknis untuk melakukan pemeliharaan jalur tersebut, dan
(3) operasi The AMO sertifikat dengan spesifikasi termasuk otorisasi untuk
melakukan line maintenance.
145,206 Pemberitahuan otorisasi bahan berbahaya
(A) Setiap AMO harus mengakui penerimaan 121 Bagian atau Bagian 135
pemberitahuan operator yang diperlukan dalam ayat CASR 121,1005 (e) dan
135,505 (e) sebelum melakukan pekerjaan untuk, atau atas nama pemegang
sertifikat itu.
(B) Sebelum melakukan pekerjaan untuk atau atas nama 121 Bagian atau
Bagian 135 operator, masing-masing AMO harus memberitahukan karyawan,
kontraktor, atau subkontraktor yang menangani atau mengganti komponen
pesawat atau barang lain diatur oleh CASR Bagian 171 hingga 180 setiap
sertifikat operasi pemegang spesifikasi otorisasi memungkinkan, atau
larangan, membawa bahan berbahaya. Pemberitahuan ini harus disediakan
setelah pemberitahuan oleh 121 Bagian atau Bagian 135 operator operasi
tersebut spesifikasi otorisasi / penunjukan.
145,207 AMO pengguna
(A) A AMO sertifikat harus mempersiapkan dan mengikuti panduan AMO
disetujui oleh
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
(B) A AMO sertifikat harus menjaga pengguna AMO saat ini.
(C) pengguna saat A AMO sertifikat ini AMO harus dapat diakses untuk
digunakan oleh AMO
personil yang dibutuhkan oleh sub bagian D dari bagian ini.
(D) A AMO sertifikat harus menyediakan Dirjen Perhubungan Udara dengan
manual AMO saat ini dalam format yang dapat diterima Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara tersebut.
Bagian Sub E E-2
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
(E) A AMO sertifikat harus memberitahu Ditjen Perhubungan Udara setiap
revisi panduan AMO sesuai dengan prosedur yang dipersyaratkan oleh pasal
145,209 (j).
145,209 AMO pengguna isi
Seorang pengguna AMO sertifikat ini harus meliputi: (a) Sebuah bagan
organisasi mengidentifikasi:
(1) Setiap posisi manajemen dengan kewenangan untuk bertindak atas nama
AMO, (2) Wilayah tanggung jawab ditugaskan untuk setiap posisi manajemen,
dan (3) Tugas, tanggung jawab, dan kewenangan masing-masing posisi
manajemen;
(B) Prosedur untuk memelihara dan merevisi daftar nama diperlukan oleh
bagian 145,161;

BATK Sem 2 117


(C) Penjelasan mengenai operasi AMO sertifikat, termasuk fasilitas
perumahan,, peralatan, dan bahan seperti yang dipersyaratkan oleh sub
bagian C dari bagian ini;
(D) Prosedur untuk:
(1) Merevisi daftar kemampuan diatur dalam pasal 145,215 dan
memberitahukan DAGC revisi ke dalam daftar, termasuk seberapa sering
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara akan diberitahu revisi, dan
(2) The evaluasi diri yang diperlukan menurut pasal 145,215 (c) untuk
merevisi daftar kemampuan, termasuk metode dan frekuensi evaluasi
tersebut, dan prosedur untuk melaporkan hasilnya kepada manajer yang tepat
untuk pemeriksaan dan tindakan;

(E) Prosedur untuk merevisi program pelatihan yang dibutuhkan oleh bagian
145,163 dan mengirimkan revisi ke Dirjen Perhubungan Udara untuk disetujui;
(F) Prosedur untuk mengatur pekerjaan yang dilakukan di lokasi lain sesuai
dengan pasal 145,203;
(G) Prosedur untuk pemeliharaan, pemeliharaan preventif, atau perubahan
yang dilakukan menurut pasal 145,205;
(H) Prosedur untuk:
(1) Memelihara dan merevisi informasi kontrak pemeliharaan diperlukan oleh
bagian 145,217 (a) (2) (i), termasuk mengirimkan revisi Dirjen Perhubungan
Udara untuk persetujuan, dan
(2) Mempertahankan dan merevisi informasi kontrak pemeliharaan diperlukan
oleh bagian 145,217 (a) (2) (ii) dan memberitahu Ditjen Perhubungan Udara
revisi terhadap informasi ini, termasuk seberapa sering Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara akan diberitahu revisi;
(I) Penjelasan dari catatan yang diperlukan dan sistem pencatatan yang
digunakan untuk memperoleh, menyimpan, dan mengambil catatan yang
diperlukan;
(J) Prosedur untuk merevisi manual AMO dan memberitahu Ditjen
Perhubungan Udara dari revisi manual, termasuk seberapa sering Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara akan diberitahu revisi, dan
(K) Penjelasan dari sistem yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
mengontrol bagian-bagian dari AMO
manual.
Bagian Sub E E-3
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
145,211 Kualitas dan sistem keselamatan
Sistem kendali mutu.
(A) A AMO sertifikat harus menetapkan dan memelihara sistem pengendalian
kualitas yang dapat diterima oleh Dirjen Perhubungan Udara yang menjamin
kelaikan dari artikel di mana AMO atau kontraktornya melakukan
pemeliharaan, pemeliharaan preventif, atau perubahan.
(B) personil AMO harus mengikuti sistem kontrol kualitas ketika melakukan
pemeliharaan, pemeliharaan preventif, atau perubahan di bawah sertifikat
AMO dan spesifikasi operasional.
(C) A AMO sertifikat harus mempersiapkan dan menjaga saat manual kontrol
kualitas dalam format yang disetujui oleh Dirjen Perhubungan Udara yang
mencakup hal-hal berikut:

BATK Sem 2 118


(1) Penjelasan sistem dan prosedur yang digunakan untuk:
(I) Memeriksa bahan baku yang masuk untuk memastikan kualitas yang dapat
diterima;
(Ii) Melakukan pemeriksaan awal dari semua artikel yang dipertahankan;
(Iii) Memeriksa semua artikel yang telah terlibat dalam kecelakaan untuk
kerusakan tersembunyi sebelum perawatan, pemeliharaan preventif, atau
perubahan yang dilakukan;
(Iv) Membentuk dan memelihara kemampuan personil inspeksi;
(V) Membentuk dan memelihara data teknis saat ini untuk menjaga artikel, (vi)
Kualifikasi dan surveilling orang noncertificated yang melakukan
pemeliharaan, perawatan pencegahan, atau perubahan untuk AMO;
(Vii) Melakukan pemeriksaan akhir dan kembali ke pelayanan artikel
dipertahankan, (viii) pengukuran Mengkalibrasi dan alat uji yang digunakan
dalam mempertahankan artikel,
termasuk interval di mana peralatan akan dikalibrasi, dan
(Ix) Mengambil tindakan korektif pada kekurangan;
(2) Referensi, mana yang berlaku, standar pemeriksaan produsen untuk
artikel tertentu, termasuk referensi untuk data ditentukan oleh produsen yang;
(3) Sebuah contoh dari bentuk inspeksi dan pemeliharaan dan instruksi untuk
mengisi formulir atau referensi ke manual bentuk terpisah, dan
(4) Prosedur untuk merevisi manual kontrol kualitas yang dipersyaratkan
dalam bagian ini dan memberitahu Ditjen Perhubungan Udara mengenai
revisi, termasuk seberapa sering Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
akan diberitahu revisi.
(D) A AMO sertifikat harus memberitahu Ditjen Perhubungan Udara revisi ke
manual kontrol kualitas.
Sistem jaminan kualitas.
(A) AMO bersertifikat harus menetapkan sistem jaminan kualitas yang
mencakup audit internal independen untuk memantau kepatuhan dengan
pesawat yang dibutuhkan / standar pesawat komponen dan kecukupan
prosedur untuk memastikan bahwa prosedur tersebut memanggil praktek
perawatan yang baik dan layak terbang pesawat / komponen pesawat .
Bagian Sub E E-4
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
(B) Sebuah umpan balik kualitas sistem pelaporan kepada manajer
bertanggung jawab yang menjamin tindakan koreksi yang tepat dan tepat
waktu diambil sebagai tanggapan terhadap laporan yang dihasilkan dari audit
internal independen dibentuk untuk memenuhi ayat (a).
Sistem manajemen keselamatan.
(A) Efektif tanggal 1 Januari 2009, AMO bersertifikat wajib memiliki Sistem
Manajemen Keselamatan (SMS) yang diterima Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara yang, minimal:
(1) Mengidentifikasi bahaya keselamatan dan mengkaji dan mengurangi
resiko;
(2) Memastikan bahwa tindakan perbaikan yang diperlukan untuk
mempertahankan tingkat yang dapat diterima keselamatan
diimplementasikan;
(3) Menyediakan untuk memonitor berlanjut dan penilaian reguler tingkat
keselamatan yang dicapai, dan

BATK Sem 2 119


(4) Bertujuan untuk melakukan perbaikan terus menerus pada seluruh tingkat
keselamatan.
(B) Untuk dapat diterima oleh Dirjen Perhubungan Udara, SMS harus
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Lampiran B dari Bagian ini.
145,213 Inspeksi pemeliharaan, pemeliharaan preventif, atau perubahan
(A) A AMO sertifikat harus memeriksa setiap artikel yang di atasnya telah
dilakukan pemeliharaan, pemeliharaan preventif, atau perubahan seperti yang
dijelaskan dalam ayat (b) dan (c) bagian ini sebelum menyetujui artikel yang
untuk kembali ke layanan.
(B) A AMO sertifikat harus menyatakan pada rilis pemeliharaan sebuah artikel
bahwa artikel tersebut layak terbang sehubungan dengan pemeliharaan,
pemeliharaan preventif, atau perubahan yang dilakukan setelah:
(1) The AMO melakukan pekerjaan pada artikel, dan
(2) Inspektur Sebuah memeriksa artikel di mana AMO telah melakukan
pekerjaan dan menentukan untuk menjadi layak terbang sehubungan dengan
pekerjaan yang dilakukan.
(C) Untuk tujuan ayat (a) dan (b) bagian ini, inspektur harus memenuhi
persyaratan 145,155.
(D) Kecuali untuk individu yang dipekerjakan oleh AMO terletak di luar
Republik Indonesia, hanya seorang karyawan berlisensi di bawah Bagian
CASR 65 berwenang untuk menandatangani inspeksi akhir dan rilis
pemeliharaan untuk AMO.
145,215 Kemampuan daftar
(A) AMO sertifikat dengan rating yang terbatas dapat melakukan perawatan,
pemeliharaan preventif, atau perubahan pada sebuah artikel jika artikel
tersebut terdaftar pada daftar kemampuan arus diterima oleh Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara atau spesifikasi AMO operasi.
(B) Daftar Kemampuan harus mengidentifikasi setiap artikel dengan membuat
dan model atau nomenklatur lain yang ditunjuk oleh produsen artikel dan akan
tersedia dalam format yang dapat diterima Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara tersebut.
(C) Sebuah artikel dapat terdaftar pada daftar kemampuan hanya jika artikel
ini adalah dalam lingkup peringkat sertifikat AMO, dan hanya setelah AMO
telah melakukan evaluasi diri sesuai dengan prosedur menurut pasal 145,209
(d) (2).
Bagian Sub E E-5
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
The AMO harus melakukan ini evaluasi diri untuk menentukan bahwa AMO
memiliki semua, fasilitas perumahan, peralatan material,, data teknis, proses,
dan personil terlatih di tempat untuk melakukan pekerjaan pada artikel seperti
yang dipersyaratkan oleh Bagian CASR
145. The AMO harus mempertahankan pada file dokumentasi evaluasi.

(D) Setelah daftar artikel tambahan pada daftar kemampuan, yang harus
memberikan AMO Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dengan salinan
dari daftar direvisi sesuai dengan prosedur yang dipersyaratkan dalam bagian
145,209 (d) (1).
145,217 Kontrak pemeliharaan
(A) AMO sertifikat dapat kontrak fungsi pemeliharaan berkaitan dengan
sebuah artikel ke sumber luar disediakan:
BATK Sem 2 120
(1) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menyetujui The fungsi
pemeliharaan untuk dikontrakkan ke sumber luar, dan
(2) The AMO memelihara dan membuat tersedia untuk Ditjen Perhubungan
Udara, dalam format yang dapat diterima oleh Dirjen Perhubungan Udara,
informasi berikut:
(I) Fungsi pemeliharaan dikontrak untuk setiap fasilitas luar, dan
(Ii) Nama dari setiap fasilitas luar kepada siapa fungsi AMO pemeliharaan
kontrak dan jenis sertifikat dan peringkat, jika ada, yang dimiliki oleh masing-
masing fasilitas.
(B) A AMO sertifikat dapat kontrak fungsi pemeliharaan berkaitan dengan
sebuah artikel kepada orang noncertificated disediakan:
(1) Orang noncertificated menganut sistem kontrol kualitas setara dengan
sistem yang dianut oleh AMO;
(2) The AMO sertifikat tetap secara langsung bertanggung jawab atas
pekerjaan yang dilakukan oleh orang noncertificated, dan
(3) The AMO sertifikat verifikasi, uji dan / atau inspeksi, bahwa pekerjaan telah
dilakukan memuaskan oleh orang noncertificated dan bahwa artikel tersebut
layak terbang sebelum menyetujui untuk kembali ke layanan.
(C) A AMO sertifikat tidak dapat memberikan persetujuan hanya untuk
kembali ke layanan dari jenis produk-sertifikat lengkap menyusul kontrak
pemeliharaan, pemeliharaan preventif, atau perubahan.
145,219 Penyimpanan Catatan
(A) A AMO sertifikat harus menyimpan rekaman dalam bahasa Inggris yang
menunjukkan kepatuhan dengan persyaratan CASR Bagian 43. Catatan harus
disimpan dalam format yang dapat diterima Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara tersebut.
(B) A AMO sertifikat harus memberikan salinan rilis pemeliharaan kepada
pemilik atau operator dari artikel yang pemeliharaan, pemeliharaan preventif,
atau perubahan dilakukan.
(C) A AMO sertifikat harus mempertahankan catatan yang diperlukan oleh
bagian ini setidaknya selama 2 tahun sejak tanggal artikel itu disetujui untuk
kembali ke layanan.
(D) Catatan ditentukan dalam bagian ini harus disimpan untuk jangka waktu
minimal 90 hari setelah unit yang mereka lihat telah secara permanen ditarik
dari layanan.
Bagian Sub E E-6
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
(E) A AMO sertifikat harus membuat semua catatan yang diperlukan tersedia
untuk pemeriksaan oleh
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan Komite Nasional Keselamatan
Transportasi (KNKT).
145,221 Laporan dari kegagalan, malfungsi, atau cacat
(A) A AMO sertifikat harus melaporkan kepada Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara dalam waktu 96 jam setelah menemukan kegagalan,
kerusakan, atau cacat dari sebuah artikel. Laporan harus dalam format yang
dapat diterima Direktorat Jenderal Perhubungan Udara tersebut.
(B) Laporan yang dipersyaratkan berdasarkan ayat (a) bagian ini harus
mencakup banyak informasi sebagai berikut tersedia:
(1) Pesawat nomor registrasi;

BATK Sem 2 121


(2) Ketik, membuat, dan model dari artikel;
(3) Tanggal penemuan kegagalan, kerusakan, atau cacat; (4) Sifat kegagalan,
kerusakan, atau cacat;
(5) Waktu sejak perbaikan terakhir, jika berlaku;
(6) semu penyebab kegagalan, kerusakan, atau cacat, dan
(7) informasi terkait lainnya yang diperlukan untuk identifikasi lebih lengkap,
penentuan keseriusan, atau tindakan korektif.
(C) Pemegang sertifikat AMO yang juga pemegang Bagian CASR 121, 125
atau 135 sertifikat, sertifikat tipe (termasuk sertifikat tipe tambahan);
persetujuan bagian produsen, atau otorisasi agar standar teknis, atau yang
penerima lisensi dari pemegang sertifikat tipe, tidak perlu melaporkan
kegagalan, kerusakan, atau cacat pada bagian ini jika kegagalan, kerusakan,
atau cacat telah dilaporkan dalam bagian 21,, 121 125 atau 135 dari CASR
tersebut.
(D) A AMO sertifikat dapat menyampaikan Laporan Layanan Kesulitan
sebagai berikut:
(1) A Part CASR 121 pemegang sertifikat di bawah Bagian 121, disediakan
laporan memenuhi persyaratan Bagian 121 dari CASR, yang sesuai.
(2) A Part CASR 125 pemegang sertifikat di bawah Bagian 125, disediakan
laporan dipertanggungjawabkan dalam hal persyaratan Bagian 125 dari
CASR, yang sesuai.
(3) A Part CASR 135 pemegang sertifikat di bawah Bagian 135, disediakan
laporan memenuhi persyaratan Bagian 135 dari CASR, yang sesuai.
(E) A AMO sertifikat berwenang untuk melaporkan kegagalan, kerusakan,
atau cacat dalam ayat (d) dari bagian ini tidak harus melaporkan kegagalan
yang sama, kerusakan, atau cacat pada ayat (a) dari bagian ini. Salinan
laporan yang diajukan berdasarkan ayat (d) bagian ini harus diteruskan ke
pemegang sertifikat.
145,223 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara inspeksi
(A) A AMO sertifikat harus mengijinkan Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara untuk memeriksa bahwa AMO setiap saat untuk menentukan
kepatuhan dengan CASRs.
(B) A AMO sertifikat tidak mungkin kontrak untuk kinerja fungsi pemeliharaan
pada sebuah artikel dengan orang noncertificated kecuali menyediakan dalam
kontrak dengan orang noncertificated bahwa Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara dapat melakukan inspeksi dan mengamati kinerja pekerjaan orang
noncertificated pada artikel.
Bagian Sub E E-7
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
(C) A AMO sertifikat tidak dapat kembali untuk melayani setiap artikel yang
fungsi pemeliharaan dilakukan oleh orang noncertificated jika orang
noncertificated tidak mengizinkan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
untuk melakukan inspeksi dijelaskan dalam ayat (b) dari bagian ini.
Bagian Sub E E-8
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
LAMPIRAN A
BERBAHAYA BAHAN
Untuk keperluan bagian ini, definisi berikut ini berlaku:
Bahan berbahaya berarti suatu zat atau bahan yang mampu berpose risiko

BATK Sem 2 122


masuk akal untuk kesehatan, keselamatan, dan harta benda jika diangkut
dalam perdagangan. Istilah meliputi bahan berbahaya, limbah berbahaya,
polusi laut, bahan suhu tinggi, bahan ditunjuk sebagai berbahaya, dan bahan-
bahan yang memenuhi kriteria menentukan bagi kelas bahaya dan divisi
sesuai dengan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) Petunjuk
Teknis.
Karyawan Hazmat berarti:
(1) Seseorang yang:
(I) Bekerja secara penuh waktu, paruh waktu, atau sementara oleh majikan
HAZMAT dan yang dalam perjalanan waktu penuh seperti, paruh waktu atau
pekerjaan sementara secara langsung mempengaruhi keselamatan bahan
berbahaya transportasi;
(Ii) Self-employed (termasuk operator pemilik dari kendaraan bermotor, kapal,
atau pesawat udara) pengangkutan bahan berbahaya dalam perdagangan
yang dalam perjalanan wirausaha tersebut secara langsung mempengaruhi
keselamatan bahan berbahaya transportasi;
(Iii) orang yg mengirim sinyal kereta api, atau
(Iv) Sebuah kereta api pemeliharaan-of-way karyawan.
(2) Istilah ini meliputi orang pribadi, bekerja pada penuh waktu, paruh waktu,
atau secara sementara oleh majikan HAZMAT, atau yang bekerja sendiri,
yang selama kerja:
(I) Loads, membongkar, atau menangani bahan berbahaya;
(Ii) Desain, manufaktur, fabricates, inspects, tanda, memelihara, reconditions,
perbaikan, atau tes komponen paket, wadah atau kemasan yang diwakili,
ditandai, bersertifikat, atau dijual sebagai memenuhi syarat untuk digunakan
dalam mengangkut bahan berbahaya dalam perdagangan.
(Iii) Mempersiapkan bahan berbahaya untuk transportasi;
(Iv) Bertanggung jawab untuk keselamatan transportasi bahan berbahaya;
(V) Mengoperasikan kendaraan yang digunakan untuk mengangkut bahan
berbahaya.
Majikan Hazmat berarti:
(1) Seseorang yang mempekerjakan atau menggunakan setidaknya satu
karyawan HAZMAT secara penuh waktu, paruh waktu, atau sementara, dan
yang:
Lampiran A App-A1
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
(I) Transports bahan berbahaya dalam perdagangan;
(Ii) Menyebabkan bahan berbahaya yang diangkut dalam perdagangan; atau
(Iii) Desain, manufaktur, fabricates, inspects, tanda, memelihara, reconditions,
perbaikan atau tes paket, kontainer, atau komponen kemasan yang diwakili,
ditandai, bersertifikat, atau dijual oleh orang itu sebagai memenuhi syarat
untuk digunakan dalam mengangkut bahan berbahaya dalam perdagangan;
(2) Orang yang bekerja sendiri (termasuk operator pemilik dari kendaraan
bermotor, kapal, atau pesawat udara) mengangkut material dalam
perdagangan, dan yang:
(I) Transports bahan berbahaya dalam perdagangan;
(Ii) Menyebabkan bahan berbahaya yang diangkut dalam perdagangan; atau
(Iii) Desain, manufaktur, fabricates, inspects, tanda, memelihara, reconditions,
perbaikan atau tes paket, kontainer, atau komponen kemasan yang diwakili,

BATK Sem 2 123


ditandai, bersertifikat, atau dijual oleh orang itu sebagai memenuhi syarat
untuk digunakan dalam mengangkut bahan berbahaya dalam perdagangan;
atau
(3) Sebuah departemen, lembaga, atau perangkat Pemerintah Republik
Indonesia, yang:
(I) Transports bahan berbahaya dalam perdagangan;
(Ii) Menyebabkan bahan berbahaya yang diangkut dalam perdagangan; atau
(Iii) Desain, manufaktur, fabricates, inspects, tanda, memelihara,
reconditions, perbaikan atau tes paket, kontainer, atau komponen kemasan
yang diwakili, ditandai, bersertifikat, atau dijual oleh orang itu sebagai
memenuhi syarat untuk digunakan dalam mengangkut bahan berbahaya
dalam commerce.
Lampiran A App-A2
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
LAMPIRAN B
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
1. Wajib dasar
Peraturan ini diundangkan di bawah kewenangan hukum dalam UU
Penerbangan Sipil Nomor 15/1992 tentang Penerbangan, Peraturan
Pemerintah 3/2001 tentang Keselamatan Penerbangan dan Keamanan, dan
Kementerian Perhubungan Keputusan 37/2006 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Perhubungan.
2. Lingkup dan penerapan
a. Cakupan
(1) Peraturan ini menguraikan persyaratan untuk keselamatan penyedia
layanan
Manajemen Sistem (SMS) yang beroperasi sesuai dengan ICAO Annex 6
- Pengoperasian Pesawat, ICAO Annex 11 - Layanan Lalu Lintas Udara, dan
ICAO Annex 14 - aerodromes.
(2) Dalam konteks peraturan ini, istilah "penyedia layanan" harus dipahami
untuk menunjuk setiap organisasi yang menyediakan jasa penerbangan
terkait. Istilah meliputi operator pesawat, organisasi perawatan, penyedia
layanan lalu lintas udara dan operator bandar udara, sebagaimana berlaku.
(3) Peraturan ini membahas proses keselamatan penerbangan terkait dan
kegiatan daripada keselamatan kerja, perlindungan lingkungan, atau kualitas
layanan pelanggan.
(4) Penyedia layanan bertanggung jawab atas keamanan layanan atau produk
dikontrak atau dibeli dari organisasi lain.
(5) Peraturan ini menetapkan persyaratan minimum yang dapat diterima,
penyedia layanan dapat menetapkan persyaratan yang lebih ketat.
b. Penerapan dan penerimaan
Efektif 1 Januari 2009, penyedia layanan harus memiliki di tempat Sistem
Manajemen Keselamatan (SMS) yang diterima oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) bahwa, sebagai minimum:
(1) mengidentifikasi bahaya keselamatan dan mengkaji dan mengurangi
resiko;
(2) memastikan bahwa tindakan perbaikan yang diperlukan untuk
mempertahankan tingkat yang dapat diterima keselamatan
diimplementasikan;

BATK Sem 2 124


(3) menyediakan untuk memonitor berlanjut dan penilaian reguler tingkat
keselamatan yang dicapai, dan
(4) bertujuan untuk membuat perbaikan berkelanjutan untuk keseluruhan
tingkat keselamatan.
3. Referensi
ICAO Annex 6 - Pengoperasian Pesawat, ICAO Annex 11 - Layanan Lalu
Lintas Udara, dan ICAO Annex 14 - aerodromes, dan ICAO Manajemen
Keselamatan Manual (Doc 9859).
Lampiran B App-B1
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
4. Definisi
Untuk tujuan Keputusan ini, istilah:
Tingkat yang dapat diterima keselamatan berarti kinerja keselamatan
minimum yang penyedia layanan harus dicapai, sedangkan yang melakukan
fungsi inti bisnis mereka, diungkapkan oleh sejumlah indikator kinerja
keselamatan dan target kinerja keselamatan.
Akuntabilitas berarti kewajiban atau kesediaan untuk
mempertanggungjawabkan perbuatan seseorang.
Eksekutif Akuntabel berarti seseorang, satu diidentifikasi yang mungkin
menjadi Chief Executive Officer, Dewan Ketua Direksi, mitra atau pemilik yang
memiliki tanggung jawab penuh untuk SMS organisasi dan memiliki otoritas
penuh untuk masalah sumber daya manusia, masalah keuangan utama,
tanggung jawab langsung untuk pelaksanaan urusan organisasi, wewenang
akhir atas operasi di bawah sertifikat, dan tanggung jawab akhir untuk semua
masalah keamanan.
Konsekuensi berarti hasil potensial (s) dari bahaya.
Hazard berarti kondisi, obyek atau kegiatan dengan potensi cedera
menyebabkan untuk personil, kerusakan pada peralatan atau struktur,
kerugian materi, atau pengurangan kemampuan untuk melakukan fungsi yang
ditentukan.
Mitigasi berarti langkah-langkah untuk mengatasi potensi bahaya atau untuk
mengurangi kemungkinan risiko atau keparahan.
Predictive berarti sebuah metode yang menangkap kinerja sistem seperti yang
terjadi secara real-time operasi normal.
Proaktif berarti penerapan suatu pendekatan yang menekankan pencegahan
melalui identifikasi bahaya dan pengenalan tindakan mitigasi risiko sebelum
peristiwa risiko-bantalan terjadi dan mempengaruhi kinerja keselamatan.
Probabilitas berarti kemungkinan bahwa suatu peristiwa atau kondisi yang
tidak aman mungkin terjadi.
Reaktif berarti penerapan pendekatan mana pengukuran keselamatan
sebagai menanggapi peristiwa yang sudah terjadi, seperti insiden dan
kecelakaan.
Risiko berarti penilaian, dinyatakan dalam bentuk probabilitas diprediksi dan
tingkat keparahan, dari konsekuensi (s) dari bahaya mengambil sebagai
referensi situasi terburuk mendatang.
Manajemen risiko berarti identifikasi, analisis dan eliminasi, dan / atau mitigasi
pada tingkat yang memadai dari risiko yang mengancam kemampuan
organisasi.
Keselamatan berarti keadaan di mana risiko membahayakan orang atau

BATK Sem 2 125


kerusakan harta benda dikurangi menjadi, dan dipertahankan pada atau di
bawah, tingkat yang dapat diterima melalui proses identifikasi bahaya dan
manajemen resiko.
Lampiran B App-B2
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
Keselamatan penilaian berarti analisis sistematis dari perubahan yang
diusulkan untuk peralatan atau prosedur untuk mengidentifikasi dan
mengurangi kelemahan sebelum perubahan dilaksanakan.
Jaminan keselamatan berarti apa penyedia layanan lakukan berkaitan dengan
pemantauan keamanan dan pengukuran kinerja.
Keselamatan Audit berarti apa Otoritas Penerbangan Sipil melakukan
berkaitan dengan program keselamatan, dan penyedia layanan tampil
berkaitan dengan SMS.
Sistem Manajemen Keselamatan (SMS) berarti pendekatan sistematis untuk
mengelola keselamatan, termasuk struktur organisasi yang diperlukan,
akuntabilitas, kebijakan dan prosedur.
Manajer Keselamatan berarti orang yang bertanggung jawab untuk
memberikan bimbingan dan arahan untuk pengoperasian sistem manajemen
organisasi keamanan.
Keselamatan berarti pengawasan kegiatan Otoritas Penerbangan Sipil
sebagai bagian dari program keamanannya, dilakukan berkaitan dengan
penyedia layanan SMS, untuk mengkonfirmasi pemenuhan organisasi terus
kebijakan keselamatan perusahaan, tujuan, sasaran dan standar.
Keselamatan indikator kinerja berarti tujuan didirikan dari SMS penyedia
layanan, terkait dengan komponen utama dari sebuah SMS penyedia layanan,
dan dinyatakan dalam istilah numerik.
Keselamatan pemantauan kinerja berarti kegiatan penyedia layanan sebagai
bagian dari SMS-nya, dalam rangka untuk mengkonfirmasi pemenuhan
organisasi terus kebijakan keselamatan perusahaan, tujuan, sasaran dan
standar.
Keselamatan berarti target kinerja sasaran menengah atau jangka panjang
dari SMS penyedia layanan, ditentukan berat apa yang diinginkan dan apa
yang realistis bagi penyedia layanan individu, dan dinyatakan dalam istilah
numerik.
Kebijakan Keselamatan berarti pernyataan yang mencerminkan filosofi
organisasi manajemen keselamatan, dan menjadi fondasi dimana SMS
organisasi dibangun. Kebijakan keselamatan menguraikan metode dan proses
yang akan digunakan organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan
keselamatan.
Program Keselamatan berarti serangkaian terpadu peraturan dan kegiatan
yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan.
Persyaratan keselamatan berarti prosedur operasional, teknologi, sistem dan
program yang ukuran keandalan, kinerja ketersediaan, dan / atau akurasi
dapat ditentukan. diperlukan untuk mencapai indikator kinerja keselamatan
dan target kinerja keselamatan.
Keparahan berarti kemungkinan konsekuensi dari suatu peristiwa atau kondisi
yang tidak aman, mengambil sebagai referensi situasi terburuk mendatang.
Sistem berarti terorganisir set proses dan prosedur.
Sistematis berarti bahwa keselamatan kegiatan pengelolaan akan dilakukan

BATK Sem 2 126


sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, dan diterapkan secara
konsisten di seluruh organisasi.

Lampiran B App-B3
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
5. Umum
Penyedia layanan harus menetapkan, memelihara dan mematuhi Sistem
Manajemen Keselamatan (SMS) yang sesuai dengan sifat, ukuran dan
kompleksitas operasi yang berwenang untuk dilakukan di bawah sertifikat
operasi dan bahaya keselamatan dan risiko yang terkait dengan operasi.
6. Keselamatan kebijakan dan tujuan
a. Persyaratan umum
(1) Suatu penyedia layanan harus menetapkan kebijakan keselamatan
organisasi.
(2) Kebijakan keselamatan harus ditandatangani oleh Accountable Executive
organisasi.
(3) Kebijakan keselamatan harus sesuai dengan semua persyaratan hukum
yang berlaku dan standar internasional, praktek industri terbaik dan
mencerminkan komitmen organisasi akan mengenai keselamatan.
(4) Kebijakan keselamatan harus dikomunikasikan, dengan dukungan terlihat,
seluruh organisasi.
(5) Kebijakan keselamatan harus menyertakan pernyataan yang jelas tentang
penyediaan sumber daya manusia dan keuangan yang diperlukan untuk
pelaksanaannya.
(6) Kebijakan keselamatan harus, antara lain, meliputi tujuan sebagai berikut:
(A) Komitmen untuk menerapkan SMS;
(B) Komitmen terhadap perbaikan terus menerus dalam tingkat keamanan, (c)
Komitmen manajemen resiko keselamatan;
(D) Komitmen untuk mendorong karyawan untuk melaporkan masalah
keselamatan, (e) Pembentukan standar yang jelas untuk perilaku yang dapat
diterima, dan
(F) Identifikasi tanggung jawab manajemen dan karyawan berkenaan dengan
kinerja keselamatan.
(7) Kebijakan keselamatan harus ditinjau secara berkala untuk memastikan
tetap relevan dan sesuai dengan organisasi.
(8) Suatu penyedia layanan harus menetapkan tujuan keselamatan untuk
SMS.
(9) Tujuan keselamatan harus dikaitkan dengan indikator kinerja keselamatan,
target kinerja keselamatan dan persyaratan keselamatan penyedia layanan
SMS.
b. Struktur organisasi dan tanggung jawab
(1) Suatu penyedia layanan harus mengidentifikasi Eksekutif Akuntabel
bertanggung jawab dan akuntabel atas nama penyedia layanan untuk
memenuhi persyaratan peraturan ini, dan harus memberitahu Ditjen
Perhubungan Udara nama orang tersebut.
(2) The Executive Akuntabel akan menjadi orang, satu diidentifikasi yang,
terlepas dari fungsi lain, harus memiliki tanggung jawab utama untuk
pelaksanaan dan pemeliharaan SMS.

BATK Sem 2 127


Lampiran B App-B4
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
(3) The Executive Akuntabel wajib memiliki:
(A) Kendali sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk operasi yang
berwenang untuk dilakukan di bawah sertifikat operasi;
(B) Kontrol penuh dari sumber daya keuangan yang diperlukan untuk operasi
yang berwenang untuk dilakukan di bawah sertifikat operasi;
(C) otoritas akhir atas operasi yang berwenang untuk dilakukan di bawah
sertifikat operasi;
(D) langsung tanggung jawab atas pelaksanaan urusan organisasi, dan
(E) Final tanggung jawab untuk semua masalah keamanan.
(4) Suatu penyedia layanan harus menetapkan struktur keamanan yang
diperlukan untuk pelaksanaan dan pemeliharaan SMS organisasi.

(5) Suatu penyedia layanan harus mengidentifikasi tanggung jawab keamanan


dari semua anggota manajemen senior, terlepas dari tanggung jawab lain.
(6) Keselamatan yang berhubungan dengan posisi, tanggung jawab dan
wewenang harus ditetapkan, didokumentasikan dan dikomunikasikan ke
seluruh organisasi.
(7) Suatu penyedia layanan harus mengidentifikasi Manajer Keselamatan
untuk menjadi anggota manajemen yang akan menjadi titik fokus individu dan
bertanggung jawab untuk pengembangan dan pemeliharaan SMS yang
efektif.
(8) Manajer Keselamatan harus:
(A) Memastikan bahwa proses yang diperlukan untuk SMS ditetapkan,
diterapkan dan dipelihara;

(B) Melaporkan kepada Eksekutif Akuntabel pada kinerja SMS


dan pada setiap kebutuhan perbaikan, dan
(C) Memastikan promosi keselamatan seluruh organisasi.
c. SMS rencana pelaksanaan
(1) Suatu penyedia layanan harus mengembangkan dan memelihara rencana
implementasi SMS.
(2) Rencana pelaksanaan SMS akan menjadi definisi pendekatan organisasi
akan mengadopsi untuk mengelola keamanan dengan cara yang akan
memenuhi kebutuhan keselamatan organisasi.
(3) Rencana Pelaksanaan SMS harus meliputi: (a) kebijakan dan tujuan
keselamatan;
(B) Keselamatan perencanaan,
(C) Sistem deskripsi; (d) analisis Gap;
(E) komponen SMS;
(F) Keselamatan peran dan tanggung jawab, (g) Keselamatan kebijakan
pelaporan;
(H) Sarana keterlibatan karyawan;
(I) pelatihan Keselamatan;
Lampiran B App-B5
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
(J) Keselamatan komunikasi;
(K) Keselamatan pengukuran kinerja, dan
(L) Manajemen review kinerja keselamatan.
(4) Rencana Pelaksanaan SMS harus didukung oleh manajemen senior
organisasi.
(5) Suatu penyedia layanan harus, sebagai bagian dari pengembangan SMS
rencana pelaksanaan, melengkapi uraian sistem. (6) Uraian sistem harus
meliputi:
(A) interaksi sistem dengan sistem lain dalam sistem transportasi udara;
(B) Fungsi sistem;
BATK Sem 2 128
(C) pertimbangan kinerja Diperlukan manusia sistem operasi, komponen
Hardware (d) sistem;
(E) Software komponen dari sistem;
(F) prosedur terkait yang menentukan pedoman untuk operasi dan
penggunaan sistem;
(G) Operasional lingkungan, dan
(H) Kontrak dan membeli produk dan jasa.
(7) Suatu penyedia layanan harus, sebagai bagian dari pengembangan SMS
rencana pelaksanaan, melengkapi analisis kesenjangan, untuk:
(A) mengidentifikasi pengaturan keamanan dan struktur yang mungkin sudah
ada di seluruh organisasi, dan
(B) menentukan pengaturan keamanan tambahan yang diperlukan untuk
menerapkan dan memelihara SMS organisasi.
(8) Rencana pelaksanaan SMS eksplisit akan membahas koordinasi antara
SMS penyedia layanan dan SMS dari organisasi lain penyedia layanan harus
antarmuka dengan selama penyediaan layanan.
d. Koordinasi perencanaan tanggap darurat
Sebuah penyedia layanan harus mengembangkan dan mempertahankan,
atau mengkoordinasikan, sesuai, suatu tanggap darurat / kontingensi rencana
yang harus memastikan:
(1) Tertib dan efisien transisi dari normal untuk operasi darurat, (2) Penetapan
otoritas darurat;
(3) Penugasan tanggung jawab darurat;
(4) Koordinasi upaya untuk mengatasi keadaan darurat, dan
(5) Aman kelanjutan dari operasi, atau kembali ke operasi normal sesegera
mungkin.
Lampiran B App-B6
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
e. Dokumentasi
(1) Suatu penyedia layanan harus mengembangkan dan memelihara
dokumentasi SMS, dalam kertas atau bentuk elektronik, untuk
menggambarkan berikut:
(A) kebijakan keselamatan;
(B) tujuan keselamatan;
(C) persyaratan SMS, prosedur dan proses;
(D) Tanggung jawab dan wewenang untuk prosedur dan proses, dan
(E) output SMS.
(2) Penyedia jasa harus, sebagai bagian dari dokumentasi SMS,
mengembangkan dan memelihara Sistem Manajemen Keselamatan Manual
(SMSM), untuk berkomunikasi pendekatan organisasi untuk keselamatan
seluruh organisasi.
(3) SMSM harus mendokumentasikan semua aspek dari SMS, dan isinya
harus mencakup hal-hal berikut:
(A) Lingkup Sistem Manajemen Keselamatan, (b) kebijakan dan tujuan
keselamatan;
(C) akuntabilitas Keselamatan, (d) personel keamanan kunci;
(E) Dokumentasi prosedur pengendalian;
(F) Identifikasi bahaya dan skema manajemen risiko, (g) Keselamatan
pemantauan kinerja;
(H) tanggap darurat / perencanaan kontingensi, (i) Manajemen perubahan,

BATK Sem 2 129


dan
(J) Keselamatan promosi.
7. Keselamatan manajemen risiko
a. Umum
(1) Suatu penyedia layanan harus mengembangkan dan mempertahankan
Keselamatan Pengumpulan Data dan sistem Pengolahan (SDCPS) yang
menyediakan untuk identifikasi bahaya dan analisis, penilaian dan mitigasi
resiko keselamatan.
(2) SDCPS Sebuah penyedia layanan harus mencakup metode reaktif,
proaktif dan prediktif dari koleksi data keselamatan.
b. Identifikasi bahaya
(1) Suatu penyedia layanan harus mengembangkan dan memelihara sarana
formal untuk secara efektif mengumpulkan, merekam, bertindak dan
menghasilkan umpan balik tentang bahaya dalam operasi, yang
menggabungkan reaktif, proaktif dan prediktif metode pengumpulan data
keselamatan. Cara formal pengumpulan data keamanan harus mencakup
sistem pelaporan wajib, sukarela dan rahasia.
(2) Proses identifikasi bahaya harus mencakup langkah-langkah berikut: (a)
Pelaporan bahaya, peristiwa atau masalah keamanan;
(B) Pengumpulan dan menyimpan data keselamatan;
Lampiran B App-B7
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
(C) Analisis data keamanan, dan
(D) Distribusi informasi keselamatan disuling dari data keselamatan.
c. Manajemen risiko
(1) Suatu penyedia layanan harus mengembangkan dan memelihara proses
manajemen risiko formal yang menjamin analisis, penilaian dan mitigasi risiko
konsekuensi bahaya ke tingkat yang dapat diterima.
(2) Risiko konsekuensi dari setiap bahaya yang diidentifikasi melalui proses
identifikasi bahaya diuraikan dalam bagian 7.2 dari peraturan ini akan
dianalisis dalam bentuk probabilitas dan tingkat keparahan kejadian, dan
dinilai untuk mereka tolerabilitas.
(3) Organisasi harus mendefinisikan tingkatan manajemen dengan
kewenangan untuk membuat keputusan risiko keselamatan tolerabilitas.
(4) Organisasi harus menentukan kontrol keamanan untuk setiap risiko yang
dinilai sebagai ditoleransi.
8. Jaminan keamanan
a. Umum
(1) Suatu penyedia layanan harus mengembangkan dan mempertahankan
proses jaminan keselamatan untuk memastikan bahwa risiko keselamatan
kontrol dikembangkan sebagai konsekuensi dari identifikasi bahaya dan
aktivitas manajemen risiko berdasarkan ayat 7 mencapai tujuan yang
diinginkan.
(2) Keselamatan proses penjaminan berlaku bagi SMS apakah kegiatan dan /
atau operasi yang dilakukan secara internal atau outsource.
b. Keselamatan kinerja pemantauan dan pengukuran
(1) Penyedia jasa harus, sebagai bagian dari kegiatan jaminan keselamatan
SMS, mengembangkan dan memelihara sarana yang diperlukan untuk
memverifikasi kinerja keselamatan organisasi dibandingkan dengan kebijakan

BATK Sem 2 130


keselamatan yang disetujui dan tujuan, dan untuk memvalidasi efektivitas
kontrol keamanan diterapkan resiko .
(2) Keselamatan kinerja pemantauan dan pengukuran berarti harus mencakup
hal-hal berikut:
(A) Keselamatan pelaporan, (b) audit keselamatan;
(C) survei Keselamatan, (d) Ulasan Keselamatan;
(E) Keselamatan penelitian, dan
(F) investigasi keselamatan internal.
(3) Prosedur pelaporan keselamatan harus menetapkan kondisi untuk
memastikan pelaporan keselamatan yang efektif, termasuk kondisi di bawah
perlindungan dari disiplin / administratif tindakan berlaku.
Lampiran B App-B8
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
c. Manajemen perubahan
(1) Penyedia jasa harus, sebagai bagian dari kegiatan jaminan keselamatan
SMS, mengembangkan dan mempertahankan proses formal untuk
manajemen perubahan.
(2) Proses formal untuk manajemen perubahan harus:
(A) Mengidentifikasi perubahan dalam organisasi yang dapat mempengaruhi
proses mapan dan jasa;
(B) Jelaskan pengaturan untuk memastikan kinerja keselamatan sebelum
menerapkan perubahan, dan
(C) Menghilangkan atau memodifikasi kendali resiko keselamatan yang tidak
lagi dibutuhkan karena perubahan dalam lingkungan operasional.
d. Perbaikan terus-menerus dari sistem keselamatan
(1) Penyedia jasa harus, sebagai bagian dari kegiatan jaminan keselamatan
SMS, mengembangkan dan memelihara proses formal untuk mengidentifikasi
penyebab bawah kinerja SMS, menentukan implikasi dalam
pengoperasiannya, dan untuk memperbaiki situasi yang melibatkan bawah
performa standar memesan untuk memastikan perbaikan berkesinambungan
dari SMS.
(2) Perbaikan terus-menerus dari SMS penyedia layanan meliputi:
(A) evaluasi Proaktif dan reaktif dari fasilitas, peralatan dokumentasi, dan
prosedur, untuk memverifikasi efektivitas strategi untuk mengendalikan risiko
keselamatan, dan
(B) Evaluasi proaktif dari kinerja individu, untuk memverifikasi pemenuhan
tanggung jawab keselamatan.
9. Keselamatan promosi
a. Umum
Penyedia layanan harus mengembangkan dan mempertahankan pelatihan
keselamatan formal dan kegiatan keselamatan komunikasi untuk menciptakan
sebuah lingkungan di mana tujuan keselamatan organisasi dapat dicapai.
b. Keselamatan pelatihan
(1) Penyedia jasa harus, sebagai bagian dari kegiatan promosi keselamatan,
mengembangkan dan memelihara program pelatihan keselamatan yang
memastikan bahwa personil yang terlatih dan kompeten untuk melakukan
tugas SMS.
(2) Ruang lingkup pelatihan keselamatan harus sesuai dengan keterlibatan
individu dalam SMS.

BATK Sem 2 131


(3) The Executive Akuntabel harus menerima pelatihan keselamatan
kesadaran tentang:
(A) kebijakan dan tujuan keselamatan;
(B) SMS peran dan tanggung jawab, dan
(C) Keselamatan jaminan.
Lampiran B App-B9
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
c. Keselamatan komunikasi
(1) Penyedia jasa harus, sebagai bagian dari kegiatan promosi keselamatan,
mengembangkan dan memelihara sarana formal untuk komunikasi
keselamatan, untuk:
(A) Memastikan bahwa semua staf sepenuhnya menyadari SMS, (b)
Menyampaikan informasi keselamatan kritis;
(C) Jelaskan mengapa tindakan keamanan khusus yang diambil;
(D) Jelaskan mengapa prosedur keselamatan yang diperkenalkan atau
diubah, dan
(E) Sampaikan informasi keselamatan generik.
(2) sarana komunikasi formal keselamatan meliputi: kebijakan Keselamatan
(a) dan prosedur;
(B) Berita surat, dan
(C) Buletin.
d. Kebijakan mutu
Sebuah penyedia layanan harus memastikan bahwa kebijakan mutu
organisasi adalah konsisten dengan, dan mendukung pemenuhan kegiatan
SMS.
e. Pelaksanaan SMS
(1) Suatu penyedia layanan dapat mengimplementasikan SMS dengan
pendekatan bertahap, yang meliputi empat tahap seperti yang dijelaskan
dalam sub-ayat (2) huruf melalui (5) dari ayat ini.
(2) Tahap 1 harus menyediakan cetak biru tentang bagaimana persyaratan
SMS akan bertemu dan diintegrasikan dengan kegiatan kerja organisasi, dan
kerangka akuntabilitas untuk pelaksanaan SMS:
(A) Identifikasi Eksekutif Akuntabel dan akuntabilitas keamanan dari manajer;
(B) Identifikasi orang (atau kelompok perencanaan) dalam organisasi yang
bertanggung jawab untuk melaksanakan SMS;
(C) Jelaskan sistem (udara operator, penyedia jasa ATC, organisasi
pemeliharaan yang disetujui, bersertifikat lapangan terbang operator);
(D) Melakukan analisis kesenjangan sumber daya yang ada organisasi
dibandingkan dengan persyaratan nasional dan internasional untuk
membangun SMS;
(E) Mengembangkan rencana implementasi SMS yang menjelaskan
bagaimana organisasi akan menerapkan SMS atas dasar kebutuhan nasional
dan standar internasional dan Praktek Direkomendasikan (SARPs), deskripsi
sistem dan hasil analisis kesenjangan;
(F) Mengembangkan dokumentasi yang relevan dengan kebijakan
keselamatan dan tujuan, dan
(G) Mengembangkan dan membangun sarana untuk komunikasi keamanan.
(3) Tahap 2 harus mempraktekkan unsur-unsur rencana implementasi SMS
yang mengacu pada proses manajemen risiko keselamatan reaktif:

BATK Sem 2 132


(A) Identifikasi bahaya dan manajemen risiko menggunakan proses reaktif;
Lampiran B App-B10
31-12-08 CASR 145, Amdt. 3
(B) Pelatihan relevan untuk:
i. SMS komponen rencana implementasi, dan
ii. Keselamatan manajemen risiko (proses reaktif). (C) Dokumentasi relevan
untuk:
i. SMS komponen rencana implementasi, dan
ii. Keselamatan manajemen risiko (proses reaktif).
(4) Tahap 3 harus mempraktekkan unsur-unsur rencana implementasi SMS
yang mengacu pada proses keselamatan manajemen risiko proaktif dan
prediktif:
(A) Identifikasi bahaya dan manajemen resiko dengan menggunakan proses
proaktif dan prediktif
(B) Pelatihan relevan untuk:
i. SMS komponen rencana implementasi, dan
ii. Keselamatan manajemen risiko (proses proaktif dan prediktif). (C)
dokumentasi yang relevan untuk:
i. SMS komponen rencana implementasi, dan
ii. Keselamatan manajemen risiko (proses proaktif dan prediktif). (5) Tahap 4
harus dimasukkan ke dalam praktek jaminan keselamatan operasional:
(A) Pengembangan tingkat yang dapat diterima (s) keamanan, (b)
Pengembangan indikator keselamatan dan sasaran, (c) SMS perbaikan terus-
menerus;
(D) Pelatihan relevan dengan operasional jaminan keamanan, dan
(E) Dokumentasi relevan dengan jaminan keselamatan operasional.
Lampiran B App-B11

BATK Sem 2 133


8. Part 147

SUB BAGIAN A-UMUM

Penerapan 147,1.

Bagian ini mengatur persyaratan untuk mengeluarkan Organisasi Pelatihan


Perawatan Pesawat (AMTO) sertifikat dan peringkat yang terkait, dan aturan
operasi umum bagi pemegang sertifikat tersebut dan peringkat.

147,3 kursus pelatihan Diakui

(A) Ketentuan Pasal 147,1 meliputi penerbitan Pelatihan Pemeliharaan


Sertifikat organisasi untuk menyediakan pesawat dasar dan pemeliharaan
avionik pelatihan dan / atau pesawat udara dan pesawat latih jenis peralatan.

(B) Setelah memenuhi ketentuan yang berlaku Bagian ini, Direktur Jenderal
akan memberikan sertifikat ke sebuah organisasi pelatihan kualifikasi untuk
satu atau kedua mengikuti jenis pelatihan perawatan pesawat:
(1) pelatihan dasar pesawat - ditujukan untuk pelatihan awal siswa
baik dalam pesawat umum atau pemeliharaan avionik, penyelesaian yang
akan berhak lulusan untuk kredit terhadap waktu pengalaman total yang
dibutuhkan untuk memenuhi syarat untuk lisensi Pemeliharaan Pesawat
Insinyur sesuai dengan CASR Part 65.
(2) Pesawat dan kursus pesawat jenis peralatan - biasanya ditujukan untuk
berlisensi dan berpengalaman Pemeliharaan Pesawat Insinyur, dan, di mana
berlaku, akan memberikan lulusan untuk peringkat jenis pada Pesawat yang
ada Teknisi Lisensi sesuai dengan Bagian CASR 65.

147.5 Sertifikat diperlukan.

Tidak ada orang yang bisa beroperasi sebagai organisasi perawatan pesawat
pelatihan yang disetujui tanpa, atau pelanggaran, sebuah perawatan pesawat
sertifikat pelatihan organisasi dikeluarkan di bawah bagian ini.

147.7 Aplikasi dan masalah.

(A) Permohonan sertifikat dan rating, atau rating tambahan, di bawah ini
Bagian dibuat pada formulir, dan dengan cara yang ditentukan oleh Direktur
Jenderal, dan disampaikan dengan:
(1) Dua salinan manual prosedur pelatihan;
(2) Penjelasan dari kurikulum yang diusulkan;
(3) Daftar fasilitas dan peralatan yang akan digunakan;
(4) Daftar instruktur, termasuk kelas lisensi dan peringkat diadakan dan
mereka lisensi nomor, dan
(5) Pernyataan tentang jumlah maksimum mahasiswa organisasi
mengharapkan untuk mengajar pada satu waktu.

BATK Sem 2 134


(B) Pemohon yang telah memenuhi persyaratan bagian ini berhak untuk
pesawat terbang pemeliharaan pelatihan organisasi sertifikat dan peringkat
yang terkait resep spesifikasi operasi dan keterbatasan.

147,9 Durasi sertifikat.

(A) Sebuah perawatan pesawat sertifikat pelatihan organisasi akan tetap


berlaku untuk periode seperti ditentukan oleh Direktur Jenderal segera.

(B) Pemegang sertifikat yang diserahkan, ditangguhkan, atau dicabut, wajib


mengembalikannya kepada Direktur Jenderal.

SUB BAGIAN B - PERSYARATAN PERSETUJUAN - UMUM

147.13 Pelatihan Manual Prosedur

Seorang pemohon untuk persetujuan pelatihan perawatan pesawat organisasi


harus menyiapkan
Pelatihan Manual Prosedur dan menyerahkan dua salinan ke kantor tepat
Direktur Jenderal. Setiap pengguna harus memiliki nomor seri, dan harus
mencakup setidaknya berikut:
(A) suatu sistem untuk amandemen;
(B) daftar pemegang manual, dengan nomor seri;
(C) bagan organisasi, menunjukkan tanggung jawab dan pelaporan tingkat
masing-masing anggota organisasi;
(D) deskripsi tugas dan tanggung jawab tingkat pelaporan terdaftar di bagan
organisasi;
(E) rencana sederhana lantai fasilitas, menunjukkan lokasi hanggar,
ruang kelas, bengkel-bengkel dan kantor-kantor, dan deskripsi umum fasilitas
sebagai diperlukan oleh bagian 147,15;
(F) instruktur kualifikasi seperti yang dipersyaratkan oleh pasal 147,17;
(G) deskripsi dari sistem kontrol kualitas yang menjamin kebijakan dan
prosedur secara efektif di tempat seperti yang dipersyaratkan oleh pasal
147.19;
(H) salinan dari kurikulum tentu saja seperti yang dipersyaratkan oleh pasal
147,31;
(I) sampel salinan pertanyaan ujian, yang harus mencerminkan semua mata
pelajaran diajarkan, dan menjadi wakil dari tingkat kesulitan pemeriksaan
sebagai Seluruh seperti yang dipersyaratkan oleh 147,55;
(J) penjelasan tentang sarana yang kehadiran siswa dan nilai dapat
diverifikasi seperti yang dipersyaratkan oleh 147.53 dan 147,55;
(K) uraian tentang pengecualian terhadap persyaratan kehadiran seperti yang
dijelaskan dalam 147.53;
(L) prosedur untuk pengembangan pemeriksaan seperti yang dipersyaratkan
oleh Bagian 147,55;
(M) salinan sertifikat kelulusan sebagaimana diharuskan oleh 147,57;
(N) daftar nama dan tanda tangan dari semua individu yang berwenang
menandatangani sertifikat, formulir dan surat-surat;
(O) deskripsi prasyarat kursus untuk pelatihan dasar seperti yang

BATK Sem 2 135


dipersyaratkan oleh 147,33;
(P) untuk kursus pelatihan jenis, penjelasan rinci tentang bagaimana
perubahan kursus dikendalikan;
(Q) daftar bahan referensi seperti yang dipersyaratkan oleh 147,21;
(R) deskripsi pelatihan bantu tersedia untuk pelatihan dasar seperti yang
dipersyaratkan oleh 147,15
dan Lampiran A.

147,15 Fasilitas - Umum

(A) Sebagai berlaku untuk pelatihan yang diberikan, dan jumlah maksimal
siswa diharapkan akan diajarkan pada satu waktu, fasilitas harus memiliki:

(1) pendinginan ventilasi, tepat dan pencahayaan;


(2) dalam jumlah yang cukup ruang kelas, yang akan, terpisah dari workshop,
laboratorium dan daerah khusus lainnya.

(B) Peralatan kelas berikut harus tersedia:


(1) Cocok duduk dan menulis permukaan untuk setiap siswa, seperti meja
atau meja dan kursi;
(2) permukaan menulis Cocok untuk instruktur seperti papan tulis, papan
tulis, membalik grafik;
(3) Podium dan / atau meja untuk instruktur;
(4) Overhead proyektor dan layar;
(5) Slide proyektor film, video player dan monitor;
(6) Dinding grafik, dan
(7) Visual pelatihan alat bantu, seperti yang diperlukan untuk setiap mata
pelajaran saja.

(C) organisasi pelatihan harus memiliki perpustakaan teknis, dalam terkontrol


lingkungan, dan siswa harus memiliki akses masuk ke daerah termasuk
semua bahan.

(D) Organisasi pelatihan harus memiliki pasokan yang cukup dari bahan,
bengkel peralatan dan alat-alat, termasuk alat-alat khusus, dan lain-lain
peralatan digunakan dalam pemeliharaan pesawat, yang harus sesuai untuk
tujuan yang mereka harus digunakan, dan dalam kondisi kerja yang
memuaskan.

(F) fasilitas tambahan dan persyaratan peralatan harus sebagaimana


tercantum dalam

Lampiran A.

147,17 Instruktur persyaratan

Organisasi pelatihan harus:


(A) Memberikan jumlah yang sesuai instruktur, yang dilisensikan di pesawat

BATK Sem 2 136


pemeliharaan atau memiliki pengalaman yang luas dalam khusus yang tepat,
dan dilatih dalam teknik instruksional.
(B) Memastikan bahwa instruktur spesialis yang tidak memiliki pengalaman
dalam pesawat pemeliharaan tidak berwenang untuk memberikan instruksi
dalam perawatan pesawat.
(C) Menerapkan kebijakan dan prosedur untuk memastikan evaluasi instruktur
' pengajaran teknik, akurasi teknis dan kesesuaian untuk presentasi
Tentu saja tujuan.
(D) Melaksanakan program pengembangan terstruktur profesional untuk
memastikan yang tepat up-dating pengetahuan instruktur dan keahlian pada
terus dasar.

147.19 persyaratan sistem kontrol Kualitas

(A) Sebuah sistem pengendalian mutu harus ditetapkan untuk memastikan


bahwa kebijakan dan prosedur yang dijelaskan dalam Manual Pelatihan
Prosedur yang efektif dalam tempat.

(B) Organisasi pelatihan harus menunjuk seseorang yang akan bertanggung


jawab untuk memastikan integritas dari program pengendalian mutu.

(C) Orang yang ditunjuk sesuai dengan ayat (b) wajib memiliki:
(1) Minimal lima tahun pengalaman dalam pemeliharaan pesawat udara;
(2) Pengalaman sebagai pelatih dan / atau administrator di sebuah pelatihan
diakui organisasi;
(3) Menunjukkan kemampuan untuk mengelola program kontrol kualitas.

147,21 Referensi Material

(A) organisasi pelatihan harus:


(1) memberikan setiap siswa dengan salinan manual pelatihan kursus yang
mengandung semua bahan subjek tertutup.
(2) memastikan bahwa semua publikasi yang berkaitan dengan setiap kursus
pelatihan yang tersedia dan up-to-date.
(3) memastikan bahwa sekurang-kurangnya publikasi, seperti yang berlaku
untuk pelatihan diberikan, tersedia dan up-to-date:
(I) Indonesian Civil Aviation Act;
(Ii) Indonesia Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (CASRs);
(Iii) Instruksi Staf Ditjen Hubud (bila disediakan oleh Ditjen Hubud);
(Iv) Ditjen Hubud Penasehat Edaran;
(V) Indeks Direktif Kelaikan Udara Berlaku di Indonesia;
(Vi) FAA Advisory Edaran AC 43-13-1A & 2A;
(Vii) Jenis Sertifikat dan Sertifikat Type Tambahan untuk sekolah dasar
pelatihan pesawat udara;
(Viii) satu set lengkap manual termasuk pemeliharaan, perbaikan, struktural
perbaikan, bagian ilustrasi katalog, buletin layanan dan layanan instruksi
untuk pesawat pelatihan utama, dan
(Ix) satu salinan dari setiap buku teks yang dibutuhkan untuk program studi.

BATK Sem 2 137


147,23 Kelas Ukuran

Kelas akan terbatas pada jumlah siswa yang konsisten dengan ukuran
ruang dan jenis peralatan digunakan untuk presentasi dari kursus materi, dan
agar setiap siswa dapat dengan jelas melihat semua presentasi dan pelatihan
bantu.

147.25 Pengawasan siswa

Ketika melaksanakan tugas-tugas praktis dalam wilayah kerja rasio tidak


kurang dari satu instruktur atau supervisor yang memenuhi syarat untuk setiap
enam siswa harus dimanfaatkan.

147,27 Servis pesawat

Dimana pesawat dengan Sertifikat Kelaikan Udara berlaku digunakan untuk


tujuan pelatihan, organisasi pelatihan harus menerapkan kebijakan dan
prosedur untuk memastikan pesawat berada dalam kondisi kelaikan udara
sebelum penerbangan.

SUB BAGIAN C - PERSETUJUAN PERSYARATAN UNTUK PELATIHAN


DASAR

147,31 Kurikulum persyaratan

(A) Kurikulum untuk pesawat dasar dan program pelatihan pemeliharaan


avionik meliputi mata pelajaran dan barang-barang diatur dalam Lampiran C
Bagian 65.

(B) Organisasi pelatihan wajib memiliki kebijakan dan prosedur untuk


memastikan bahwa tujuan kurikulum sedang dipenuhi.

(C) Apabila Direktur Jenderal telah menerbitkan pedoman kurikulum untuk


jenis pelatihan yang terlibat, kurikulum harus memenuhi persyaratan.

(D) Organisasi pelatihan harus mematuhi kurikulum yang disetujui, yang akan
tidak dapat diubah tanpa persetujuan terlebih dahulu dari Direktur Jenderal.

(E) Kurikulum meliputi:


(1) Rincian jumlah yang diberikan dari jam untuk setiap mata pelajaran;
(2) tujuan Kursus, termasuk tingkat kompetensi dan keterampilan untuk
menjadi dicapai oleh siswa;
(3) Rincian proyek-proyek praktis akan selesai oleh individu atau kelompok,
baik di fasilitas atau di lapangan;
(4) Rasio teori ke praktis (hands-on) waktu bengkel;
(5) Suatu jadwal ujian atau tes yang akan diberikan.

BATK Sem 2 138


147,33 Mahasiswa Prasyarat

Setiap organisasi pelatihan harus menetapkan prosedur untuk penerimaan


mahasiswa yang memastikan bahwa siswa memiliki pengetahuan yang
diperlukan dan kemampuan untuk belajar dan memahami isi kursus.

Pelatihan 147,35
Persyaratan pelatihan dasar minimum adalah 3000 jam untuk pesawat dasar
pemeliharaan dan 3000 jam untuk program pemeliharaan avionik dasar.

147,37 Pengalaman kredit

Sebuah kredit pengalaman satu bulan untuk setiap 100 jam waktu pelatihan
akan dikreditkan terhadap persyaratan pengalaman total isu Pesawat suatu
Teknisi lisensi untuk lulusan perawatan pesawat dasar dan avionik dasar
pemeliharaan program.

SUB BAGIAN D - PERSETUJUAN PERSYARATAN UNTUK PELATIHAN


TYPE

147.41 kursus pelatihan Type - General

(A) pesawat atau pesawat peralatan kursus pelatihan jenis yang disetujui oleh
Direktur Umum diakui sebagai memenuhi persyaratan pelatihan wajib
pengesahan atas pesawat yang berlaku atau pesawat tipe peralatan pada
ada AME lisensi.

(B) program jenis Disetujui dapat dilakukan dengan baik disetujui Indonesia
Pesawat organisasi pelatihan pemeliharaan atau oleh organisasi luar negeri
diterima oleh Direktur Jenderal sesuai dengan Bagian 65, Lampiran B.

(C) Menjalankan kursus jenis yang disetujui diperlukan untuk memenuhi


syarat untuk Jenis Peringkat yang ditentukan dalam Bab 65.

(D) program Tipe tidak akan diakui sebagai pemberian kredit terhadap
Pengalaman persyaratan untuk edisi awal Engineer Pemeliharaan Pesawat
lisensi.

147.43 Pengetahuan prasyarat

Organisasi pelatihan harus menetapkan kriteria untuk memastikan bahwa


siswa mampu belajar dan memahami materi jenis kursus pelatihan.

147,45 Kurikulum

(A) Kecuali sebagaimana diatur dalam (b), kurikulum untuk kursus jenis
pesawat lengkap meliputi pesawat termasuk seluruh mesin dan baling-baling.

BATK Sem 2 139


(B) Pengecualian untuk (a) akan dibuat ketika pemohon untuk dukungan jenis
berdasarkan kursus pesawat disetujui:
(1) berhasil menyelesaikan kursus mesin yang terpisah, atau
(2) memegang rating pada pesawat lain yang memiliki mesin yang sama.

(C) panjang Course dapat bervariasi sesuai dengan kompleksitas pesawat


atau peralatan jenis dan sebagaimana ditentukan oleh Direktur Jenderal.

SUB BAGIAN E - ATURAN OPERASI

147,51 Penyimpanan Catatan

(A) Setiap organisasi pelatihan harus menyimpan catatan saat ini untuk setiap
siswa terdaftar, termasuk kehadiran dan nilai, dan akan mempertahankan
catatan ini untuk jangka waktu tidak kurang dari 5 tahun sejak tanggal
kelulusan.
(B) rekaman yang disyaratkan oleh (a) harus dibuat tersedia bagi Direktur
Jenderal atas permintaan.

147.53 Kehadiran

(A) Kecuali sebagaimana diatur dalam (b), jadwal pelatihan harus memastikan
bahwa siswa melakukan tidak melebihi delapan jam pelatihan, atau
dikombinasikan tugas / pelatihan dalam satu hari, atau lebih dari enam hari
atau empat puluh jam tugas / pelatihan waktu dalam setiap tujuh hari periode.
(B) Pengecualian untuk (a) dapat dilakukan di mana tidak tersedianya
peralatan tersebut sebagai simulator pesawat atau dinyatakan akan
menyebabkan siswa kehilangan sebagian kurikulum.
(C) Organisasi pelatihan akurat harus mendokumentasikan kehadiran siswa,
memastikan bahwa kehadiran masing-masing siswa dicatat dan dikendalikan
untuk setiap kelas, bengkel atau laboratorium.
(D) Siswa yang kehilangan lebih dari 5% tentu kurikulum melalui adanya
tidak akan memenuhi syarat untuk setiap kredit pengalaman kecuali waktu
yang hilang terdiri melalui studi tambahan didokumentasikan yang meliputi
bagian-bagian dari setara dengan yang luput dari program asli kurikulum.
(E) Siswa yang lulus dari kursus pelatihan dasar tetapi yang telah terjawab
lebih dari 5% dari kurikulum saja melalui adanya masih dapat memenuhi
syarat sebagai memenuhi persyaratan untuk kursus dapat diterima, tetapi
tanpa pengalaman.

147,55 Ujian

(A) Pemeriksaan harus dikembangkan sesuai dengan kebijakan yang disetujui


dan prosedur untuk memastikan bahwa siswa telah mencapai tujuan kursus.
(B) Pemeriksaan yang dibutuhkan dapat ditulis tes atau kombinasi tertulis,
tes lisan dan praktis.
(C) The passing grade untuk semua pemeriksaan yang diperlukan akan

BATK Sem 2 140


menjadi 70%.
(D) Setiap siswa harus mencapai nilai kelulusan dalam setiap bagian dari
kursus kurikulum agar memenuhi syarat untuk kredit yang sesuai.
(E) Siswa yang menyelesaikan kursus pelatihan dasar, tetapi tidak mencapai
lewat suatu kelas dalam ujian akhir, tidak akan berhak atas kredit terhadap
mengalami persyaratan untuk lisensi Pemeliharaan Pesawat Insinyur, tapi
bisa masih diterima sebagai telah menyelesaikan kursus dapat diterima,
dikenakan Pernyataan oleh organisasi pelatihan bahwa siswa menyelesaikan
kurikulum.

147,57 Wisuda Sertifikat

(A) organisasi pelatihan harus memberikan sertifikat kelulusan untuk masing-


masing siswa yang berhasil menyelesaikan kursus disetujui.

(B) Sertifikat ini diperlukan oleh (a) meliputi:


(1) nama dan lokasi dari organisasi pelatihan;
(2) jenis pelatihan dicapai;
(3) nama lengkap siswa;
(4) tanggal penyelesaian saja;
(5) segel mengangkat timbul;
(6) tanda tangan pejabat yang berwenang, dan
(7) nomor persetujuan Ditjen Hubud saja.

(C) Sampel sertifikat harus dimasukkan dalam Manual Pelatihan Prosedur,


dengan "sample" kata ditandai diagonal halaman.

147.59 Pemeliharaan persyaratan instruktur

(A) Setiap pesawat disetujui perawatan organisasi pelatihan harus, mengikuti


awal persetujuan atau persetujuan penambahan rating, terus memberikan
nomor instruktur memegang lisensi Pemeliharaan Pesawat Insinyur tepat dan
peringkat bahwa Direktur Jenderal menentukan diperlukan untuk memberikan
yang memadai instruksi kepada siswa.

(B) Organisasi dapat terus memberikan instruktur spesialis yang tidak


berlisensi Pemeliharaan Engineers Pesawat untuk mengajar matematika,
fisika, penyusunan, dasar listrik, hidrolik dasar, dan mata pelajaran yang
sama.

147,61 Pemeliharaan fasilitas dan peralatan

(A) Setiap pesawat disetujui perawatan organisasi pelatihan akan terus


menyediakan fasilitas dan peralatan sama dengan standar yang dibutuhkan
pada saat awal masalah sertifikat dan rating yang dimilikinya.

(B) Sebuah organisasi yang disetujui tidak dapat membuat perubahan besar

BATK Sem 2 141


dalam fasilitas dan peralatan yang telah disetujui untuk kurikulum tertentu,
kecuali bahwa perubahan disetujui terlebih dahulu oleh Direktur Jenderal.

147,63 Pemeliharaan persyaratan kurikulum

(A) Setiap pesawat disetujui perawatan organisasi pelatihan harus mematuhi


disetujui kurikulum.

(B) Suatu organisasi tidak dapat mengubah kurikulumnya disetujui kecuali


perubahan itu disetujui oleh Direktur Jenderal, di muka.

147. 65 Tampilan sertifikat

Setiap pemegang pesawat pemeliharaan sertifikat pelatihan organisasi dan


peringkat akan menampilkan sertifikat dan peringkat di tempat yang biasanya
diakses oleh publik dan tidak dikaburkan. Sertifikat harus tersedia untuk
diperiksa oleh Direktur Jenderal.

147,67 Perubahan lokasi

(A) Pemegang sertifikat perawatan pesawat pelatihan organisasi mungkin


tidak membuat perubahan dalam lokasi fasilitas kecuali perubahan itu
disetujui di muka oleh Direktur Jenderal.

(B) Pemberitahuan perubahan lokasi harus dilakukan kepada Direktur


Jenderal, ditulis, setidaknya 30 hari sebelum tanggal relokasi yang
direncanakan.

(C) Selisih relokasi akan mengakibatkan penangguhan sertifikat.

147,69 Inspeksi

Direktur Jenderal, mungkin, setiap saat, memeriksa pelatihan perawatan


pesawat organisasi untuk menentukan kepatuhan dengan bagian ini.

147,71 Iklan

(A) Sebuah pesawat disetujui perawatan organisasi pelatihan tidak akan


membuat laporan yang terkait dengan organisasi yang palsu atau dirancang
untuk menyesatkan setiap orang mempertimbangkan pendaftaran di
dalamnya.

(B) Setiap kali sebuah organisasi perawatan pesawat pelatihan menunjukkan


di iklan yang disetujui oleh Direktur Jenderal, hal itu jelas akan membedakan
antara kursus yang disetujui dan yang tidak disetujui.
Halaman 11

BATK Sem 2 142


LAMPIRAN A

FASILITAS DAN PERALATAN PERSYARATAN


UNTUK ORGANISASI PERAWATAN DISETUJUI PELATIHAN

1. TUJUAN

Lampiran ini rincian fasilitas minimum dan persyaratan peralatan yang


pemohon untuk sertifikat Perawatan Pesawat Terbang Pelatihan Organisasi
harus bertemu untuk memenuhi syarat untuk persetujuan untuk memberikan
pelatihan di salah satu atau semua hal berikut
Kategori:
(A) perawatan pesawat Dasar umum.
(B) Dasar avionik pemeliharaan.
(C) pesawat atau pesawat jenis peralatan pelatihan

2. FASILITAS PERSYARATAN - UMUM

Untuk tujuan pelatihan dalam Pemeliharaan Pesawat Dasar Umum dan


Dasar Pemeliharaan Avionics, organisasi pelatihan wajib memiliki kebijakan
dan prosedur di tempat untuk memastikan bahwa fasilitas mensimulasikan
sedekat mungkin lingkungan kerja yang sebenarnya pada operator pesawat
udara, seperti yang dijelaskan di bawah ini:

Anggar

Hanggar harus dari ukuran yang cukup untuk menampung pesawat pelatihan
dan peralatan, termasuk meja, bangku, dan jack berdiri, dan untuk
mengizinkan pembongkaran, pemeriksaan dan perawatan umum dari mesin
pesawat,, avionik, instrumen, sistem listrik dan lainnya dan peralatan.

Bengkel

Bagian dan bengkel bahan harus ditempatkan di daerah pelatihan dan harus:
(A) Jadilah bengkel khas, termasuk bagian untuk menerima, menyimpan
(terikat dan karantina) dan penerbitan di rumah bagian bersertifikat dan
material.
(B) Jadilah diatur untuk memastikan pemisahan yang tepat dari tempat kerja.
(C) Memiliki prosedur untuk kontrol semua, instrumen dikalibrasi alat dan
peralatan.

CATATAN: Untuk memenuhi kebutuhan (c), kalibrasi dapat disimulasikan


untuk beberapa batas, seperti menambahkan stiker tanggal untuk peralatan
dikalibrasi dan mengubah mereka secara teratur, bagaimanapun, kalibrasi
yang tepat harus dilakukan pada peralatan yang akan digunakan untuk
sertifikasi pesawat, mesin, avionik, instrumen dan sistem pesawat lainnya dan
peralatan.

BATK Sem 2 143


Page 12

(D) Memastikan bahwa produk yang mudah terbakar disimpan dalam ruang
tertutup terpisah dari daerah lain, dan bahwa daerah benar berventilasi,
memiliki disegel sistem listrik dan retensi tumpahan cairan.

3. FASILITAS PERSYARATAN - Pemeliharaan Pesawat Dasar Umum

Selain persyaratan Bagian 2, persyaratan fasilitas untuk Kursus Basic


Pemeliharaan Pesawat Pelatihan harus mencakup hal-hal berikut:

Sheet Metal Bengkel

Bengkel lembaran logam harus memiliki ruang yang cukup untuk


menampung peralatan, diperlukan untuk membuat dan memperbaiki lembaran
logam, termasuk meja, bangku istirahat, dan penyok.

Woodworking Dan Bengkel Kain

Bengkel woodworking dan kain (s) harus dari ukuran yang cukup
mengandung
diperlukan peralatan termasuk meja, bangku, gergaji, Sanders dan joiner
untuk
mengarang dan memperbaiki struktur kayu.

Baterai Bengkel

Bengkel baterai akan terpisah dari wilayah kerja lain dan menjadi
Ukuran memadai untuk menampung dua wilayah terpisah, satu untuk nikel
kadmium baterai dan satu untuk baterai asam timbal, dan harus memasukkan
tepat ventilasi dan sistem listrik disegel.

Paint Shop

Daerah lukisan akan terpisah dari wilayah kerja lain dan menjadi cukup
ukuran untuk doping dan lukisan semprot.

Membersihkan dan degreasing

Daerah membersihkan & degreasing harus dalam ruang terpisah berventilasi,


dan dilengkapi dengan washtanks dan peralatan yang memadai degreasing.

Mesin run-up

Mesin menyala daerah akan menjadi ruang, aman dan terpisah jauh dari
pekerjaan daerah, dan dapat menjadi uji mesin sel atau area dasi-down untuk
menjalankan pesawat yang sebenarnya.

BATK Sem 2 144


Peralatan dan komponen bengkel

Bengkel-bengkel peralatan dan komponen harus dilengkapi dengan memadai


peralatan, termasuk bangku, berdiri, alat uji dan alat-alat khusus untuk
membongkar, memperbaiki, merakit, pengujian, layanan dan memeriksa:

Halaman 13

(A) avionik;
(B) listrik;
(C) powerplants;
(D) bahan bakar;
(E) pneumatik dan vakum;
(F) instrumen: magnet, gyro, pitot-statis;
(G) hidrolik;
(H) helikopter powertrains; dan
(I) baling-baling.

4. FASILITAS PERSYARATAN - Dasar Avionics Maintenance

Selain persyaratan Bagian 2, persyaratan fasilitas untuk Kursus Basic


Pelatihan Pemeliharaan Avionics harus meliputi:

Bengkel Baterai

Bengkel baterai akan terpisah dari wilayah kerja lain dan menjadi
Ukuran memadai untuk menampung dua wilayah terpisah, satu untuk nikel
kadmium baterai dan satu untuk baterai asam timbal, dan harus memasukkan
tepat ventilasi dan sistem listrik disegel.

Peralatan dan komponen bengkel

Bengkel-bengkel peralatan dan komponen harus dilengkapi dengan memadai


peralatan, termasuk bangku, berdiri, alat uji dan alat-alat khusus untuk
membongkar, memperbaiki, merakit, pengujian, layanan dan memeriksa
semua avionik, listrik dan instrumen peralatan, termasuk:
• radio;
• navigasi;
• navigasi radio;
• alternator, generator, starter;
• Trus;
• instrumen:
• magnetik;
• gyroscopic;
• pitot-static, dan
• auto-pilot.

BATK Sem 2 145


5. FASILITAS PERSYARATAN - Type Pelatihan

(A) Fasilitas untuk kursus jenis pesawat tidak perlu rumit sebagai dasar untuk
kursus pelatihan, bagaimanapun, organisasi pelatihan harus memiliki, atau
memiliki siap akses, fasilitas yang sesuai dengan persyaratan kursus konten.
(B) Jika simulator atau maket yang digunakan, mereka harus ditempatkan di
tempat yang terpisah daerah dengan ruang yang cukup untuk menampung
peralatan dalam diterima fashion untuk display, inspeksi dan operasi.

(C) Jika pesawat yang digunakan, fasilitas hanggar harus menyediakan ruang
yang cukup untuk mengandung pesawat dan peralatan yang diperlukan untuk
bengkel, sebagaimana yang berlaku pada disetujui kurikulum, memungkinkan
untuk:
(1) pembongkaran, inspeksi, pemeliharaan, perbaikan, penyesuaian dan
perakitan pesawat udara;
(2) mencari, memeriksa, troubleshooting, pengujian fungsional dan
menjelaskan fungsi berbagai bidang dan komponen pesawat terbang.

6. PERALATAN DAN PERSYARATAN PELATIHAN AID - General

(A) alat bantu pelatihan yang instruksi yang akan diberikan, dan praktis kerja
pengalaman yang diperoleh, akan sangat beragam untuk menunjukkan
berbeda metode konstruksi, pemeriksaan perakitan, dan operasi mana siswa
dapat diharapkan untuk menghadapi kelulusan berikut.

(B) Harus ada unit bantuan peralatan pelatihan yang cukup sehingga tidak
lebih dari enam siswa akan bekerja pada setiap satu unit pada suatu waktu.

(C) Jika pesawat dan peralatan yang digunakan untuk tujuan instruksional
hanya sistem yang sederhana, seperti pesawat dengan landing gear tetap,
maka pelatihan bantu atau maket operasional sistem lebih rumit harus
disediakan.

(D) Pesawat dimaksud dalam Pasal 6 dan 7 tidak perlu disertifikasi sebagai
layak terbang, bagaimanapun, mereka akan menjadi majelis lengkap yang
dapat digunakan dalam
semua aspek pelatihan sampai dengan dan termasuk berjalan tanah.

7. PERALATAN PERSYARATAN - Pemeliharaan Pesawat Dasar Umum

Peralatan persyaratan untuk kursus Pelatihan Perawatan Pesawat Terbang


Dasar harus
meliputi:

Pesawat terbang

(A) pesawat Setidaknya satu sesuai dengan kurikulum kursus.


(B) Dalam hal organisasi pelatihan yang menawarkan sayap tetap dan rotary

BATK Sem 2 146


pelatihan, satu sayap tetap dan satu sayap putar.
(C) Pesawat diperlukan oleh (a) dan (b) harus dari tipe disertifikasi oleh
kontraktor negara untuk operasi sipil, dan harus lengkap dalam semua aspek,
termasuk mesin, baling-baling atau sistem rotor, instrumen, radio, mendarat
gear, landing lampu dan peralatan lainnya dan aksesoris.
(D) Berbagai struktur badan pesawat, sistem badan pesawat dan komponen,
powerplants, sistem powerplant dan komponen kualitas dan jenis
cocok untuk menyelesaikan proyek-proyek praktis yang dibutuhkan oleh
kursus
kurikulum.
Halaman 15

8. PERALATAN PERSYARATAN - Dasar Avionics Maintenance

Peralatan persyaratan untuk Pemeliharaan program Pelatihan Dasar Avionics


harus mencakup hal-hal berikut:
(A) Setidaknya satu pesawat yang dilengkapi dengan paket avionik yang
komprehensif.
(B) Pesawat diperlukan oleh (a) harus dari tipe disertifikasi oleh suatu kontrak
negara untuk operasi sipil, dan harus lengkap dalam semua aspek, termasuk
mesin, baling-baling atau sistem rotor, instrumen, radio, listrik
sistem, landing gear, lampu pendaratan dan peralatan lainnya dan
aksesoris.
(C) Berbagai badan pesawat dipasang sistem avionik dan komponen dari
kualitas dan jenis yang cocok untuk menyelesaikan proyek-proyek praktis
yang dibutuhkan oleh
Tentu saja kurikulum.

9. PERALATAN PERSYARATAN - Type Pelatihan

Untuk memastikan bahwa siswa dapat menemukan dan mengidentifikasi


semua komponen pesawat dan
efektif memeriksa, memecahkan masalah, dan melakukan tes fungsional dari
semua pesawat
sistem, setiap kursus jenis pesawat harus menyediakan minimal 50%
handson
latihan
jam
dengan
apa saja

kombinasi dari instruksional berikut


Peralatan:
(A) Seorang pelatih simulator atau prosedur tipe kompatibel dengan atau
mirip dengan
pesawat pelatihan yang sedang diberikan.

BATK Sem 2 147


(B) Sebuah pesawat dari jenis pelatihan yang sedang diberikan.
(C) bantuan pelatihan mock-up yang sesuai dengan jenis pesawat.

BATK Sem 2 148


2. Kegiatan Belajar 9
a. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan observasi dan tanya jawab denngan model pembelajaran


Discovery Learning pada materi pokok Pengenalan dan penerapan Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Indonesia, diharapkan peserta didik terlibat aktif,
dapat tanya jawab dan bekerja sama dalam kegiatan pembelajaran

Uraian Materi

C. Teknik dan Prinsip Pemeriksaan

Gambar 2 - 50 Pemeriksaan Keliling Pesawat Udara

BATK Sem 2 149


1. Maksud Inspection
Sebuah pesawat udara diberikan Approved Type Certificate (sertifikat persetujuan
tipe) bila DSKU menyetujui disainnya yang semuanya sesuai dengan persyaratan
untuk pensertifikatan di bawah bagian-bagian yang sesuai dengan CASR. Pesawat
dikonstruksi dengan nyata di bawah sertifikat produksi yang dimaksud bahwa
fasilitas produksi dengan ketat dimonitor dan pesawat yang dibuatnya.
Bila pesawat meninggalkan pabrik dan bergabung dengan penerbangan umum, ia
menjadi tanggung jawab pemilik atau operator untuk menentukan bahwa pesawat
melanjutkan semua persyaratan dari sertifikat orisinalnya. Untuk alasan ini, jadual
pemeriksaan harus sudah diset oleh pabrik dan diimplementasikan oleh teknisi
perawatan pesawat.

2. Jenis Inspection

a. Preflight Inspection
Regulasi mensyaratkan bahwa sebelum tiap terbang, pilot sendiri menjamin
bahwa pesawatnya dalam kondisi untuk terbang. Ini maksudnya bahwa di sana
cukup bahan bakar untuk terbang, jumlah oli cukup, dan tidak ada indikasi
kerusakan pesawat. Pabrik menerbitkan setiap pesawat pemeriksaan jalan
keliling secara keseluruhan dan ini adalah prosedur yang diakui, ini adalah
tanggungjawab pilot untuk menggunakan metoda ini, atau melaksanakan
pemeriksaan menyeluruh yang sejenis.

b. Annual and One handred Inspection


Baik pabrik airframe (konstruksi) maupun engine normalnya
merekomendasikan pemeriksaan dengan interval dua puluh lima atau lima
puluh jam. Pemeriksaan ini akan menambah umur pesawat dan keselamatan
penerbangan. Pemeriksaan komplit setiap dua belas bulan kalender. Jika
pesawat dioperasikan untuk penyewaan, pemeriksaan yang sejenis harus
dilakukan untuk setiap seratus jam operasi. Item khusus yang diperiksa akan
bervariasi pada setiap pesawat udara dan check list diperlukan untuk
pemeriksaan. Bagaimanapun, tidak ada satu catatan yang melingkupi seluruh
persyaratan untuk semua pesawat. Sebuah tipe check list seperti tertera di sini
mungkin dimodifikasi sesuai keperluan khusus.
Jika pesawat meninggalkan pabrik, sudah ditetapkan memenuhi seluruh
persyaratan untuk sertifikasi. Jika, setelahnya dalam service sewaktu-waktu,
sebuah kesalahan terlihat untuk melanjutkan pencegahan sesuai persyaratan,
Airworthiness Directive diberikan terhadap pesawat, untuk melanjutkan
legalitas terbang, AD harus dilaksanakan, dan sebelum tiap pemeriksaan
dilakukan, inspector harus menentukan apakah ada AD untuk airframe, engine,
atau komponen.

c. Special Inspection

1) Altimeter and Static System Check


Regulasi mensyaratkan bahwa setiap pesawat beroperasi dengan aturan
instrument terbang mempunyai altimeter dan static system yang diperiksa
setiap dua puluh empat bulan kalender. Pemeriksaan altimeter harus
BATK Sem 2 150
dilakukan di bengkel, yang diakui beroperasinya. Terdiri atas tes ketelitian,
dan tes lainnya yang menentukan kondisi instrument tersebut. Mekanik
dengan rating (tipe pesawat tertentu) airframe bisa melakukan
pemeriksaan static system, yang terdiri atas pemeriksaan kebocoran
system, distorsi, dan kehadiran air dalam saluran.

2) Transponder Check
Radar beacon transponder yang berhubungan dengan traffic control radar
harus diperiksa setiap dua puluh empat bulan kalender oleh bengkel yang
diakui, disertifikasi untuk pemeriksaan ini. Catatan harus dibuat untuk
pesawat pada pemeriksaan ini.

3) Emergency Locator Transmitter Check


ELT ini kecil, berisi transmitter biasanya ditempatkan di bagian ekor
pesawat. Sebuah hentakan akan memicu untuk melanjutkan transmisi pada
sweeping tone dua frequency darurat, 406 MHz dan 243.0 MHz. ELT harus
diperiksa pada setiap pemeriksaan regular untuk kondisi batterei, yang
diganti pada interval waktu tertentu. Ini harus dicatat pada kasus ELT di
mana teknisi bisa melihatnya.

4) Progressive Inspection
Beberapa pengoperasian menahan pesawatnya yang begitu sibuk yang
bisa merugikan mereka untuk beberapa hari dari waktunya untuk
pemeriksaan tahunan. Akibatnya, provisi khusus dibuat untuk pemeriksaan
progresif. Ini identik dengan keseluruhan annual inspection tetapi
ditampilkan mengikuti jadual yang diakui yang mengijinkan pemeriksaan
ditampilkan bagian dari waktu. Sebelum progressive inspection bisa
dimulai, pesawat harus mempunyai annual inspection yang komplit dan
pemeriksaan harus dilakukan sebelum annual inspection berikutnya
dilaksanakan. Pemeriksan progresif mungkin dilakukan hanya oleh
mekanik A & P (Airframe & Power plant) yang memegang Inspection
Authorization ( wewenang pemeriksaan).

5) Continuous Airworthiness Ispection Program


Persyaratan pemeriksaan tahunan atau seratus jam adalah cukup umum.
Pada pemeriksaan tipe ini untuk kesesuaian pesawat yang ditenagai
turbine yang lebih rumit dan untuk pesawat besar digunakan oleh gabungan
operator. Untuk pesawat ini, persyaratan pemeriksaan tahunan dan seratus
jam diganti dengan continuous airworthiness inspection program oleh
operator pesawat besar atau yang ditenagai turbine, menggunakan secara
ekstrim skedul pemeriksaan detail pada pesawat. Skedul ini
mengidentifikasi baik jam, siklus, atau waktu kalender untuk setiap item
pada pesawat. Beberapa komponen diperiksa lebih sering daripada tipe
program lainnya, dan beberapa bagian yang ausnya sedikit, mungkin
diperiksa sedikit jarang.

BATK Sem 2 151


( CONTOH FORMAT PEMERIKSAAN PESAWAT UDARA )

ANNUAL INSPECTION FORM

Make & Model ……………… N …………………….. Date ………………………


Serial No. ……………… Year ………………… Tach Time ………………………
Owner ……………………………………… Airframe Total ……………………..
Address …………………………………… Engine Total …………………………
……………………………………………… Engine TSMOH ……………………..

MODEL/PART SERIAL APPROVE


ITEM MAKE
NO NO. D
Engine
Prop
Carb
Mags : Left
: Right
Generator/Alternator
Starter
Misc. Acces.
ELT
Altimeter
Seat Belts

II
ADDITIONAL
AD NO. DESCRIPTION COMPLIANCE
COMPLIANCE

III Flight Manual Required : Yes ……… No ……….

Special Markings/Placards required : ………………..………………………

IV Aircraft papers in order :

Yes No
Regristration
Airworthiness Certificate
Radio License
Flight Manual
Special Markings

V Altimeter Static Test Date of Compliance ………………………………………

BATK Sem 2 152


VI Special Inspection (Service Manual, Bulletins, Inspec. Aids, etc.)

Reference Inspection Completed

INSPECTION REPORT

Work Order No. ……


Make Model Serial No. Regriatration No.

Owner Date

Type of Inspection Tach Time

A. PROPELLER GROUP L R 10 50 Ins.


1. Inspect spinner and back plate
2. Inspect blades for cracks and corrosion
3. Inspect hub for cracks and corrosion
4. Check for grease and oil leaks
5. Check mounting bolts and safety
1. Constant speed – check blades for
tightness and hub pilot tube
7. Constan speed – remove prop. Remove
sludgo
8. Lubricate as per manual
9. Inspect complete assembly
10. Replace spinner

B. ENGINE GROUP
1. Remove engine cowls
2. Clean cowling, check for cracks
Missing fasteners, etc.
3. Compression check : / 80
L #1 #2 #3 #4 #5 #6
R #1 #2 #3 #4 #5 #6
4. Drain oil
5. Check oil screens and clean
6. Replace oil filter element
7. Check oil temp sender unit for leaks and
security
8. Clean and check oil radiator fins
9. Remove and flush oil radiator

BATK Sem 2 153


10. Clean and check fuel screens
11. Drain carburator
12. Service fuel injector nozzles
13. Check fuel system for leaks
14. Check oil lines for leaks and security
15. Check fuel lines for leak and security
16. Service air cleaner
17. Check induction air and heat ducts
18. Check condition of carb heat box
19. Check mag points for proper clearance
20. Check mags for oil seal leakage
21. Check breaker felts for lubrication
22. Check distributor block for cracks,
burned area, corrosion, height of
contack springs
23. Check ignition harness and insulators
24. Check mag to engine timing - Left
- Right
25. Service or replace spark plugs
26. Check condition of generator or
alternator
27. Check condition of starter
28. Check condition and tension of drive
belts
29. Check hydraulic pump and strainer
30. Check vacuum pump and lines
31. Inspect exhaust stacks, gasket, etc.
32. Inspect muffler and shrouds
33. Check engine buffles
34. Check breather tube for obstructions,
security
35. Check crankcase for leaks, cracks, etc.
36. Check engine mount for cracks, loose
mounts
37. Check engine mount bushings
38. Check firewall seals
39. Check throttle, carb heat, mixture and
prop governor controls for travel and
operating (tipe pesawat tertentu) (tipe
pesawat tertentu) condition
40. Check cowl flap condition and operation
41. Inspect engine for general condition,
loose part, chafing, proper safeties,
proper installation, etc

BATK Sem 2 154


42. Fill engine with oil
43. Clean engine
44. Lubricate all controls
45. Reinstall engine cowl

C. CABIN GROUP
1. Inspect cabin doors for damage and operation
2. Check windows for general condition
3. Check upholstery for general condition
4. Check seats, seat belts, and moundtings
5. Check trim operation
6. Check flap operation
7. Check fuel selector valve operation
8. Check operation of fuel drain
9. Check landing, navigation, cabin, and instrument lights
10. Check rudder pedals
11. Check brake cylinders for operation and leaks
12. Check brake fluid level
13. Check control wheels, column, pulley, cables
14. Check instrument, lines, and attachments
15. Service filters for gyro instruments
16. Check condition in general under panel for loose
wires, looseequipment, chafin, etc.
17. Check condition of heater controls and ducts, air
vents, and air conditioning duct
18. Lubricate controls
19. Check condition of instrument panel shock mounts
20. Check altimeter calibration

BATK Sem 2 155


D. FUSELAGE AND EMPENNAGE GROUP
1. Remove inspection plates and panels
2. Check general condition of aircraft skin
3. Check baggage door(s) latches. And hinges
4. Service battery
5. Check bulkheads and stringers for damage
6. Check wiring for damage and security
7. Check security of all lines (fuel, hydraulic, etc.)
8. Check cables, turnbuckles, guides, and pulleys for
safeties, damage, and operation
9. Check radio antennas for mounting and electrical
connections
10. Check rotation beacon or strobes for secrity and
operation
11. Check empennage surface for damage
12. Check rudder hinges, horn, and attachments
13. Check vertical fin attachments
14. Check elevator or stabilizer hinges, horn, and
attachment
15. Check horizontal attachments
16. Check trim mechanism
17. Service hydraulic and brake systems
18. Service cabin heater
19. Lubricate as per manual
20. Reinstall inspection plates and panels
E. WING GROUP
1. Remove inspection plates and fairing
2. Check surface and tips for damage , loose rivets, etc.
3. Check aileron, hinges, cables, pulleys, and bellcranks
for damage and operation
4. Check flap for damage and operation
5. Check fuel tanks for leaks and water
6. Check fuel tank vents
7. Fuel tank marked for octane and capacity
8. Check wing attachment bolts
9. Check pitot tube for security
10. Check stall warning indicator for operation
11. Lubricate as per manual
12. Reinstall inspection plates and fairings

BATK Sem 2 156


F. LANDING GEAR GROUP
1. Put airplane on jacks
2. Check tires for wear and damage
3. Remove wheels for cracks, corrosion, broken bolts
4. Check tire pressure N ………. M …………..
5. Check brake linings and drum or disc
6. Check brake lines for security and condition
7. Check oleo struts for leaks and scoring
8. Check gear forks, torque links, etc., for general
condition
9. Check gear attachment bolts
10. Check nose gear steering control and travel
11. Check shimmy dampener
12. Check gear doors and attachments
13. Retract gear, check for proper clearance and
operation
14. Check warning horn and lights
15. Check safety “squawk” switch
16. Check oleo fluid level and air pressure
17. Inspect all hydraulic lines and electrical wires for
security, routing, and general condition
18. Lubricate as per manual
19. Remove airplane from jacks

G. OPERATIONAL INSPECTION
1. Check fuel pump
2. Check fuel quantity and pressure or flow gage
3. Check alternator or generator output
4. Check vacuum gage
5. Check gyro for noise and roughness
6. Check cabin heater operation
7. Check electronic equipment operation
8. Check air conditioner operation
9. Check parking brake
10. Check oil pressure and temperature
11. Check manifold pressure
12. Check alternate air
13. Check propeller smoothness
14. Check prop governor action
15. Check mag RPM Variation L. Engine
R. Engine
L ………………………………
Mag R ………………………………
16. Check static RPM
17. Check idle RPM

BATK Sem 2 157


18. Check mag switch operation
19. Check throttle and mixture operation
20. Check idle mixture
H. GENERAL
1. Aircraft conforms to …….. specifications
2. All AD notes complied with …………………
3. Manufacturer’s service letters, bulletin, instructions
complied with …
4. Aircraft papers in proper order
a. Registration ……………………………………..
b. Airworthiness Certificate ……………………
c. Radio License
d. flight Manual

Signature of Mechanic or Inspector

…………………………………………

Certificate No . ……………………………………

BATK Sem 2 158


DAFTAR PUSTAKA

Aerodynamic Basic Handbook. Oklahoma: U.S. Government Printing Office Superintendant of


Documents, 1976.

Aircraft System Basic Handbook. Oklahoma: U.S. Government Printing Office Superintendant of
Documents, 1976.

Airframe and Powerplant Mechanics Airframe Handbook. Oklahoma: U.S. Government Printing Office
Superintendent of Documents, 1976.

Airframe and Powerplant Mechanics Powerplant Handbook. Oklahoma: U.S. Government Printing
Office Superintendent of Documents, 1976.

Earll M. Murman, R. John Hansman, John Paul Clarke. Aircraft System And Product Development :
Teaching The Conceptual Phase. Massachusetts: American Institute of Aeronautics and Astronautics,
Inc., 2001.

Hydraulic & Pneumatic Aircraft System. Oklahoma: U.S. Government Printing Office Superintendant
of Documents, 1976.

Mechanics Airframe Handbook. Oklahoma: U.S. Government Printing Office Superintendant of


Documents, 1976.

Mechanics Powerplant Handbook. Oklahoma: U.S. Government Printing Superintendant of


Documents, 1976.

Talay, Theodore A. Introduction to the Aerodynamics of Flight. Washington, D.C.: Langley Research
Center, 1975.

BATK Sem 2 159

Anda mungkin juga menyukai