TAHUN 2017
i
LAPORAN
ON THE JOB TRAINING
TAHUN 2017
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
FASHARKAN PESUD
PUSPENERBAL JUANDA SIDOARJO
DISUSUN OLEH :
DINAS PENDIDIKAN
PEMBIMBING
PENGUJI 1 PENGUJI 2
KEPALA SEKOLAH
ii
LEMBAR PENGESAHAN II
Pembina Instruktur
Mengetahui,
a.n Kafasharkan Pesud Puspenerbal
Kabagdalhar/Padukdik
Jonhar rahap
Mayor Laut (E) NRP 11611/P
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada ALLAH SWT, atas rahmat dan
hidayatnya kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktek kerja lapangan di
FASHARKAN PESUD PUSPENERBAL Juanda Sidoarjo.
Dalam laporan ini akan saya ungkapkan secara objektif apa yang telah kami
dapat selama praktek kerja lapangan di FASHARKAN PESUD PUSPENERBAL
Juanda Sidoarjo, Alhamdulillah berkat kerja sama dan disiplin serta bimbingan dan
bantuan dari para pembina dan instruktur, kami dapat melaksanakan praktek kerja
lapangan tentang pengetahuan dan teknologi di bidang kedirgantaraanya itu pesawat
terbang modern baik pesawat yang menggunakan turbojet maupun turboprop yang
serba canggih.
Dengan selesainya praktek kerja lapangan ini tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Bpk. Drs. Samsuri, MM selaku kepala sekolah SMK Negeri 4 Kota Depok, yang
memberikan kesempatan untuk melakukan On The Job Training di FASHARKAN
PESUD PUSPENERBAL Juanda Sidoarjo.
2. Bpk. Kafasharkan Pesud dhi. Kabagdalhar Mayor Laut (E) Jonhar Harapan.
3. Bpk. Drs. Djauhar Sulistyo. D. MBA selaku pembina di FASHARKAN PESUD
PUSPENERBAL Juanda Sidoarjo.
4. Bpk Pembimbing dan Instruktur yang telah membantu terlaksananya On The Job
Training.
5. Bpk. Sutadi S.Pd dan Ibu Iin Inawati selaku guru pembimbing On The Job
Training yang telah memberikan saran dan motivasi bagi kami selaku Siswa/Siswi
SMK Negeri 4 Depok.
6. Ibu Andhini Pramitha selaku guru dan wali kelas yang selalu mendukung dalam
telaksananya kegiatan On The Job Training ini.
7. Bpk. Budi prasodjo, S. Si selaku ketua kurikulum pelaksana On The Job Training
dan waka kurikulum.
8. Bpk. Suyanto, MT selaku kepala bengkel.
iv
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan, mungkin di sebabkan karena adanya keterbatasan
kamampuaan yang kami miliki, namun berkat bantuaan dan dukungan dari berbagai
pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Laporan ini menunjukkan bahwa kami benar - benar telah selesai
melaksanakan praktek kerja lapangan secara nyata dan selanjutnya akan di evaluasi
oleh pihak DU/DI maupun SMK Negeri 4 Depok sebagai persyaratan agar kami
dapat mengikuti Ujian tahun 2018 – 2019.
Demikian laporan ini kami susun, jika ada kesalahan kami mohon maaf yang
sebesar – besarnya dan terima kasih atas waktu dan perhatian yang telah diberikan
untuk kami.
Penyusun
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
vi
4.1 Jadwal Penyusunan Laporan ................................................................ 21
4.2 Prinsip Kerja Altimeter......................................................................... 21
4.2.1 Prisnsip Kerja Altimeter ..................................................... 22
4.2.2 Cara Kerja Altimeter .......................................................... 23
4.2.3 Konstruksi Altimeter .......................................................... 25
4.2.4 Altimeter Errors ................................................................. 27
4.2.5 Jenis Ketinggian ................................................................. 27
4.2.6 Remove And Installation Altimeter .................................... 28
4.2.7 Technical Manual............................................................... 31
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Atmospheric Pressure and Barometer Raedings at Different Altitudes ........ 7
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Upaya penyiapan tenaga kerja yang terampil sesuai dengan kebutuhan dunia
usaha dan industri, didekati melalui kebijakan “link and match” adalah
penyelenggaraan kegiatan On The Job Training.
Pada dasarnya On The Job Training merupakan penyelenggaraan yang
mengintegrasikan secara tersistem pendidikan dunia usaha dan industri.
Pengintegrasian kegiatan pendidikan ini akan menghilangkan perbedaan standar
nilai sekolah dan dunia kerja serta sekaligus mendekatkan supply dan demand
ketenaga kerjaan.
Landasan pelaksanaan kegiatan On The Job Training Sekolah menengah
Kejuruan (SMK) di dasarkan atas arahan Garis - garis Besar Haluan Negara
(GBHN) 1993 dan ketentuan dalam Undang - Undang No. 2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional serta peraturan - peraturan pendukungnya antara lain:
1. GBHN
Meningktakan kualitas tenaga kerja merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah dan masyarakat serta Badan Usaha yang memakai tenaga kerja.
2. UU SPN No. 2 tahun 1989 Ban W Pasal (1)
Penyelenggaraan pendidikan pelaksanaan dua jalur yaitu jalur pendidikan sekolah
dan jalur pendidikan luar sekolah.
3. PP No. 39 Bab 3 Pasal 4 Butir (3)
Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan Pendidikan Nasional dapat
berbentuk pemberian kesempatan magang dan atau latihan kerja.
4. Kep. Mendikbud No. 4990/U/1992 Pasal 33 Butir (6)
Kerjasama SMK dengan dunia usaha terutama bertujuan untuk meningkatkan
kesesuaian program SMK dengan kebutuhan dunia usaha yang diusahakan dengan
asas saling menguntungkan. Kerjasama SMK dengan dunia usaha antara lain
meliputi On The Job Training dan magang.
2
1.3 Perumusan Masalah
Dalam laporan praktek kerja lapangan di Fasharkan Pesud Puspenerbal
Juanda Sidoarjo ini, kami batasi melalui perumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa fungsi Altimeter ?
2. Bagaimana cara kerja Altimeter ?
3. Bagaimana cara membongkar serta memasang kembali Altimeter ?
5. Melatih para Siswa/Siswi agar memiliki rasa tanggung jawab, disiplin, dan
teliti terhadap pekerjaan yang dikerjakan.
3
melaksanakan On The Job Training. Adapun manfaat dari kegiatan On The Job
Training bagi Siswa/Siswi adalah sebagai berikut:
1. Menambah wawasan mengenai perusahaan.
2. Menambah pemahaman tentang dunia kerja yang sebenarnya dalam bidang
teknisi penerbangan.
3. Menambah teman dan informasi di dunia kerja nantinya.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
Tekanan sebesar 1 atm ini setara dengan tekanan yang diberikan oleh
kolom air raksa setinggi 760 mm. Satuan tekanan selain dengan atm atau mmHg
juga dapat dan sering dinyatakan dalam satuan kg/m2. Dan juga Tekanan udara
merupakan tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu terkandung
dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak
daripada kandungan uap air dalam udara dingin. kalau udara banyak mengandung
uap air didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap
air sebanyak itu. Uap air berubah menjadi titik-titik air, udara yang mengandung
uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh.
5
Dari sinilah didapatkan satuan tekanan dengan menggunakan tinggi air raksa.
Satuan satuan tekanan tersebut yaitu 29,92 in Hg atau 76 cm atau sama dengan
1013,25 ml pada rata-rata permukaan laut. Jadi tekanan atmosfir menggunakan
satuan - satuan sebagai berikut; pounds per-square inch, inches of merqury dan
millibars. Tekanan udara akan selalu berubah-ubah pada setiap waktu, hal ini
mungkin dipengaruhi oleh perubahan suhu ataupun kepadatan (density) udara.
Harga tekanan, suhu dan density yang berubah-ubah tersebut akan mempersukar
dalam menghitung ketinggian (altitude), kecepatan di udara (air speed) dan
kecepatan perubahan ketinggian (rate of altitude) dari suatu pesawat terbang.
Untuk mengatasi persoalan ini maka oleh I.C.A.N. (International Commission for
Aerial Navigation) dibuatlah suatu standar atmosfir atau dikenal dengan I.C.A.N
atmosfir. I.C.A.N atmosfir sebagai berikut:
- Tekanan atmosfir rata-rata pada permukaan laut sama dengan 1013,25 m.h.
atau 29.921 in. Hg.
- Suhu rata-rata pada permukaan laut + 15°C (59°F).
- Suhu udara berkurang 1,98°C tiap naik 1000 feet, dari +15°C (sea level)
sampai - 56,5°C (69,7°F) pada ketinggian 36.089 feet. Di atas ketinggian
tersebut suhu tetap (- 56,5°C).
Tekanan, suhu dan kepadatan di dalam Atmosfir standar dapat dilihat pada Tabel :
6
Gambar 2.1 Atmospheric Pressure and Barometer Raedings at Different Altitudes
7
menghitung kecepatan terbang dengan cara jarak atau waktu dan juga merupakan
navigasi.
Sebagaimana pionir - pionir yang lain juga turut ambil bagian dalam
penerbangan ini, maka banyaklah jenis - jenis pesawat terbang yang berbeda -
beda bermunculan atau diproduksi sebagian pesawat ini sudah mempergunakan
ruangan. Di samping itu juga sudah diketahui bahwa pilot bisa hilang
keseimbangan dan mempunyai kesulitan untuk mengendalikan pesawat apabila
ada gangguan - gangguan luar waktu terbang, sehingga dibutuhkan instrumen -
instrumen untuk membantu pilot waktu dapat terbang dalam keadaan buta (blind
flying condition). Untuk blind flying maka dibuatlah Turn & Bank Indicator
dengan prinsip gyroscope, gyro horizon dan directional gyro. Demikian juga
halnya dengan dibuatnya altimeter, air speed indicator, rate of climb dan juga
bermacam-macam engine instrument - instrument seperti penunjukkan tekanan,
penunjukkan temperature, sehingga semakin banyak dan rumitnya sistem
instrumen pesawat terbang tersebut, dengan demikian maka diperlukan
pengkotak-kotakan instrumen - instrumen tersebut (instrument grouping) seperti
flight instrument, navigational instrument dan lain - lain.
Dengan demikian majunya teknologi pesawat udara seperti timbulnya
pesawat - pesawat modern yang mempunyai kapasitas besar ataupun kecepatan
yang semakin besar hingga melebihi kecepatan suara,maka setiap perubahan
desain maupun sistem dari pesawat dari pesawat terbang tersebut membutuhkan
perubahan sebagian dari instrumen - instrumen ataupun penambahan instrumen -
instrumen yang baru, seperti halnya penggunaan electronic display instrument,
computerized measuring elements, integrated instrument dan system flight control
yang otomatis memungkinkan manusia dapat memperbanyak tugas yang dapat
dilaksanakan dalam batas-batas kemampuan yang normal. Maka salah satu dari
instrumen tersebut terbentuklah “Flight Instrument”.
8
a. Instrumen harus tahan getaran yang terus menerus selama motor berputar.
b. Harus tahu kejutan yang hebat waktu mendarat dan ketika taxying didarat
c. Penunjukan jarum penunjuk (pointer) harus tetap atau tepat, walau
bagaimanapun posisi pesawat dan tahan terhadap pengurangan teknan karena
perubahan tinggi.
d. Harus ringan, tahan karatan dan komponen - komponennya harus seimbang
(balance)
e. Penunjukkan pada skala harus terang, sehingga dapat dilihat dengan jelas, baik
siang maupun malam hari.
f. Instrumen harus mudah dipancing, dilepas, distel (adjustment) dan ukuran
instrumen harus standar.
Meskipun tiap-tiap instrumen memberikan penunjukkan yang teliti bagi
penerbang, penunjukkan ini tidak berdiri sendiri, ada hubungan antara berbagai
pembacaan instrumen ini memungkinkan mengemudikan pesawat dengan aman
pada waktu blind flying atau dalam keadaan penglihatan (visibility) yang buruk.
Instrumen - instrumen yang termasuk “Flight Instrument” adalah :
a) Air speed indicator
b) Altimeter
c) Vertical speed indicator
d) Turn and bank indicator
e) Artificial horizon
f) Heading Indicator
9
Gambar 2.2 Air Speed Indicator
b) Altimeter
Altimeter adalah instrumen yang berfungsi untuk menunjukkan ketinggian
pesawat terhadap permukaan air laut (sea level). Penunjukan altimeter diperoleh
dengan mengukur perbedaan tekanan antara kapsul aneroid yang
didalam altimeter dengan tekanan luar yang didapatkan dari port static.
Ketinggian pesawat terhadap permukaan air laut ditunjukan dalam satuan feet.
Vertical speed indicator atau rate of climb indicator adalah salah satu dari
ketiga instrumen yang termasuk dalam group instrument. Instrumen ini dipakai
untuk mengetahui kecepatan naik atau turun dan kecepatan vertikal dari pesawat,
diukur dalam satuan feet per menit.
10
Gambar 2.4 Vertical Speed Indicator
Turn & Bank indicator adalah salah satu instrumen pesawat yang
menggunakan gyroscope, sebagai detecting element. Instrumen ini termasuk
instrumen utama didalam penggunaan instrumen terbang buta (bling flying
instrument). Walaupun demikian,dengan perkembangan dunia teknologi didalam
pesawat terbang dan disesuaikan dengan kebutuhan operasi pesawat, maka Turn
& bank indicator digolongkan ke dalam golongan instrumen terbang (pesawat
terbang keci).
e) Artificial Horizon
Altitude indicator (dikenal juga sebagai artificial horizon)
menunjukkan altitude pesawat terhadap horizon. Instrumen ini menggunakan
11
space gyro, dimana ia mempunyai tiga sikap gerak yang bebas, yaitu pitching,
rolling dan yawing.
f) Heading Indicator
Heading Indicator atau Directional Gyro merupakan instrumen yang
menunjukkan heading dari pesawat relatif terhadap arah utara berdasarkan letak
geografis bumi. Instrumen ini dikalibrasi berdasarkan arah utara kutub magnet
bumi (dari Magnetic Compass) untuk meningkatkan kepresisian penunjukan arah.
Pada pesawat - pesawat jet saat ini, Heading Indicator digantikan oleh HSI
(Horizontal Situation Indicator) yang selain menampilkan informasi heading juga
menampilkan informasi navigasi (VOR/ILS).
12
13
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN
Puspenerbal Juanda Sidoarjo. Jam masuk prakerin yaitu, setiap hari Senin
sampai dengan Jumat mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.00 WIB.
Pada masa awal Penerbal tahun 1955-1965, kesatuan ini sempat diperkuat
oleh pesawat sayap tetap berkemampuan ofensif seperti pembom Il-28 Beagle. 60
tahun yang lalu melalui surat keputusan KSAL No. 1.29.1.24 terbentuk organisasi
Biro Penerbangan Angkatan Laut yang kedudukannya di bawah Staf Umum ALRI
di Jakarta. Sesuai tuntutan tugas, dalam kurun waktu puluhan tahun organisasi
13
yang mewadahi para penerbang TNI Angkatan Laut tersebut mengalami
perkembangan. Dari Biro Penerbangan kemudian berganti nama menjadi
Komando Penerbangan Angkatan Laut (Konerbal), Staf Umum Angkatan Laut
7/Udara (SUAL-7Udara), Staf Khusus Kasal bidang Penerbangan TNI AL
(Susnerbal), dan Dinas Penerbangan TNI AL (Disnerbal). Akhirnya pada 13 Juni
2006, dalam rangka alih bina teknis, seluruh komponen Penerbangan TNI
Angkatan Laut bernaung di bawah organisasi Pusat Penerbangan TNI Angkatan
Laut (Puspenerbal) dan berkedudukan di Juanda, Surabaya. Selama masa
pengabdiannya, Penerbangan TNI Angkatan Laut telah memberikan kontribusi
besar terhadap tugas pokok TNI AL sebagai Fleet Air Wing di berbagai
penugasan seperti, Operasi Trikora, Dwikora, Jaya Wijaya, Penumpasan
PGRS/Paraku, Cendrawasih II, Seroja, Pengusiran Kapal Lusitania Expresso,
serta Operasi Pemulihan Keamanan di Aceh.Pusat Penerbangan TNI Angkatan
Laut (Puspenerbal) yang kini telah ditingkatkan statusnya dari Dinas Penerbangan
TNI Angkatan Laut (Dispenerbal) adalah salah satu bagian Badan Pelaksana
Pusat TNI Angkatan Laut yang dipimpin oleh seorang Komandan
(Danpuspenerbal) berpangkat Laksamana Pertama. Puspenerbal selaku Badan
Pelaksana Pusat (Balakpus) Mabesal, merupakan pusat pembinaan terhadap
Satuan-satuan Penerbangan TNI Angkatan Laut di bidang personel maupun
kesiapan unsur-unsur udara. bukan hanya sebagai satuan tempur,namun juga
berpartisipasi berbagai tugas operasi yang dilakukan Korps Marinir serta
menyediakan fasilitas angkutan taktis logistik dan personil bagi sistem pangkalan
laut dan udara. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Puspenerbal mengemban
fungsi penerbangan yang meliputi: Pengintaian Udara Taktis, Anti Kapal Atas
Permukaan Air, Anti Kapal Selam, Pendaratan Pasukan Pendarat (Pasrat) Lintas
Helikopter, dukungan Logistik Cepat, Patroli Maritim, Operasi Tempur Laut,
serta penyelenggaraan fungsi pembinaan materiil Penerbangan Angkatan Laut.
Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan Pesawat Udara disingkat Fasharkan
Pesud adalah unsur pelaksana Puspenerbal yang berkedudukan langsung di bawah
Dan puspenerbal. Fasharkan Pesud memiliki tugas melaksanakan pemeliharaan
dan perbaikan Pesawat Udara, fasilitas pendukung serta materiel udara
Puspenerbal. Sebelumnya satuan ini bernama Skadron Udara 900.
14
3.5 Struktur Organisasi Fasharkan Pesud
15
Gambar 3.2 Logo Fasharkan Pesud Puspenerbal
16
Gambar 3.5 Kegiatan Perbaikan Gambar 3.6 Bengkel Ekasen
17
4. Kamis Swing Compass M Ridho G
Serda LPU 120086
14-09-2017
18
14. Senin - Pengenalan rivet (cherry Eddy
max, counter sank & solid) Serda LPU 63095
09-10-2017
- Pengenalan PRC (A1 & A2)
- Pengenalan jenis cleco &
baking bar
- Menyanding nose pesawat
15. Selasa - Pembelajaran tentang Suyanto
navigasi, varian dari VHF Serda LPU 70856
10-10-2017
navigasi. VOR dan jenisnya
- Pembelajaran ADF dan
indikatornya
16. Rabu Pengenalan bagian engine Kukuh
BOLKOW dan NOMAD Serda LPU 78954
11-10-2017
19
fider
22. Senin Melaksanakan praktek test, cek dan Miskidi
kalibrasi EGT (Exhaust Gas Serda LPU 87944
23-10-2017
Temperature) pada pesawat CASA
20
BAB IV
PEMBAHASAN
b. Bimbingan
c. Perbaikan Laporan
a. Bimbingan Laporan
b. Perbaikan Laporan
c. Sidang Laporan
21
Gambar 4.1 Altimeter
22
sebaliknya jika mengalami penurunan maka pesawat berada pada ketinggian yang
menjauhi sea level (semakin tinggi). Altimeter dikenal juga dengan Altitude
Meter.
23
3. Jarum penunjuk segitiga 10.000 feet.
1x putaran jarum panjang artinya naik atau turun 1000 feet. 1x putaran jarum
pendek, artinya naik atau turun 10,000 feet.
24
4.2.3 Konstruksi Altimeter
25
dua logam yang berbeda koefisien muainya, sehingga bila terjadi perubahan suhu
maka huruf U akan makin terbuka atau makin tertutup.
Kesimpulan:
1. Aneroid yang terdapat di dalam case instrumen akan mengembang bila pesawat
naik. Hal ini disebabkan karena tekanan di dalam aneroid lebih besar dari
tekanan statik.
2. Aneroid yang terdapat di dalam case instrumen akan mengkerut bila pesawat
turun. Hal ini disebabkan karena tekanan didalam aneroid lebih kecil dari
tekanan statik.
3. Mengembang dan mengkerutnya aneroid ini disambungkan dengan diteruskan
melalui sebuah tuas mekanik. Tuas mekanik ini pada satu ujungnya
dihubungkan pada rocking shaft sehingga berputar.
4. Rocking shaft ini memutar gear yang di hubungkan dengan 3 (tiga) buah jarum
penunjuk dial pointer.
5. Jarum penunjuk dial pointer akan diam bila terjadi keseimbangan tekanan
udara di dalam aneroid dan di dalam case instrumen.
Sebuah penunjukan counter pada sisi sebelah kanan skala penunjukkan terlihat
skala barometric dalam satuan inci Hg atau milibar yang dihubungkan dengan
roda – roda gigi ke zero setting knob.
26
logam yang berbeda koefisien muainya, sehingga bila terjadi perubahan suhu
maka mulut huruf U akan makin terbuka atau makin tertutup.
27
Gambar 4.5 Jenis Ketinggian Altitude
phillips screwdriver
Majun
Membongkar Altimeter :
1. Siapkan alat untuk membuka atau membongkar altimeter,
2. Buka baut satu persatu pada case, memakai phillips screwdriver dengan
cara memutar screwdriver ke arah kiri dan membuka dari baut bagian atas
kiri dahulu lalu baut bagian bawah kanan dan lanjut ke baut bagian atas
kanan lalu baut bagian bawah kiri (ziczac), dan
3. Setelah dibuka bersihkan bagian yang kotor atau berdebu menggunakan
majun.
28
Memamasang kembali Altimeter :
1. Setelah dibersihkan, pasang kembali baut satu pesatu pada case secara
benar menggunakan phillips screwdriver dengan cara memutar scewdriver
ke arah kanan dan memasang baut dari baut bagian bawah kiri lalu baut
bagian atas kanan dan baut bagian bawah kanan lalu baut bagian atas kiri
(ziczac).
29
Gambar 4.7 Mekanisme Sensitif Altimeter
30
4.2.7 Technical Manual
31
32
33
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari paparan atau penjelasan di atas, maka penulis sesuai dengan judul
laporan “Remove And Installation Altimeter” dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
34
dan Setelah dibuka bersihkan bagian yang kotor atau berdebu
menggunakan majun. Memasang Kembali Altimeter : Pertama setelah
dibersihkan, pasang kembali baut satu pesatu pada case secara benar
menggunakan phillips screwdriver dengan cara memutar scewdriver ke
arah kanan dan memasang baut dari baut bagian bawah kiri lalu baut
bagian atas kanan dan baut bagian bawah kanan lalu baut bagian atas kiri
(ziczac).
5.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang laporan di atas dengan
sumber - sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggung jawabkan. Untuk
saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah dijelaskan.
35
5.3 Penutup
Demikianlah laporan yang kami buat. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih
karena kesediaannya untuk membaca laporan yang kami buat untuk memenuhi tugas
kelulusan sekolah. Tentunya masih banyak kekurangan karena berbagai keterbatasan
kami baik itu berupa pengetahuan maupun bahan referensi, Oleh karena itu masukan
berupa saran dan kritik sangat kami harapkan.
36
DAFTAR LAMPIRAN
Agama : Islam
NISN : 0013833891
37
LAMPIRAN
Operating Navigasi
38
Pengelasan Pada Pesawat Casa
Pengetesan ASI
39
DAFTAR PUSAKA
40