ST
Tujuan pembelajaran:
Instrumentation:
input dari pitot tube 200 knot output pada pointer ASI ind 200 knot
4. Calibration:
adalah suatu metode dalam pengukuran instrument
dengan mengkonversikan nilai hasil pengukuran dalam
suatu bentuk satuan/unit
dilakukan dalam jangka waktu satu tahun
5. Calibrate:
suatu pekerjaan penyesuaian (adjustment) pada suatu
instrument untuk mendapatkan suatu hasil yang akurat
6. Correction:
Penambahan atau pengurangan suatu bilangan dari
hasil pengukuran instrument untuk mendapatkan
suatu hasil yg akurat
7. Error:
perbedaan penunjukan pada suatu instrument jika di
bandingkan dengan instrument master
8. Tolerance:
suatu nilai yang di ijinkan untuk suatu nilai kesalahan
penunjukan yang tertentu (permissible error)
9. Hysteresis:
perbedaan pembacaan dari suatu kondisi maksimum
menuju minimum
III. INSTRUMENT REQUIREMENT, STANDARD
& CLASIFICATION
1. REQUIREMENTS
A. LOCATION
penempatan instrument pada pesawat terbang harus
sedemikian rupa sehingga mudah di baca:
- symmetrical position on pilot fwd vision
- comfortable line of vision
- minimum deviation
REQUIREMENT LOCATION OF AIRCRAFT INSTRUMENT
B. VISIBILITY
-Instrument harus diberi penerangan yang cukup (sufficient
illumination) khususnya untuk penerbangan malam (night
flying) atau cuaca buruk (bad weather).
-Penerangan tdk menyilaukan mata (minimum reflection).
-Dihindarkan dari pantulan langsung atau penyinaran
langsung(direct rays).
2. STANDARD
A. ICAO STANDARD
- International Standard of airworthiness
- Airworthiness Certification approval tags
B. FAA STANDARD
- FAR: Technical Standard Order (TSO) for electronic
equipment
C. DGCA
CASR (Civil Aviation Safety Regulation)
D. JAA (Joint Aviation Authority)
E. BCAA (British Civil Aviation Authority)
3. Classification
A. Based on function:
a. flight instruments
b. powerplant/engine instruments
c. navigation instruments
d. auxiliary instruments
a. Flight Instrument: istrument yang memberikan
gambaran/indikasi tentang pesawat saat kondisi
terbang dan membantu dalam mengontrol
pergerakannya.
1. Basic Six
Terdiri dari: ASI,Gyro horizon,VSI dan Altimeter,
Direction ind, To&Benk ind.
2. Basic “T” terdiri dari: ASI,Aproach
horizon,Altimeter
dan Horizontal Situation ind.
Basic “T” Basic Six
b. Power plant
instrument:
pengelompokan
instrument yg identik
untuk mencegah
kesalahan
pembacaan.
EX.powerplant instrument :
fuel pressure,oil temp & oil
pressure
C. Navigation instrument: instrument yang menyediakan
informasi yang memungkinkan pilot untuk memandu pesawat
dengan akurat sampai tujuan.
Ex.vor/localizer instrument, magnetic compass.
d. Auxiliary instrument: instrument yang di
kelompokkan dalam instrument tambahan.
Ex. oxygen ind,OAT ind,
Cabin Altimeter, Flap position
indicator.
B. Based on principle operation:
- mechanical instruments (ex: tacho meter ind,N1 ind,N2 ind)
- electrical instruments/electronic instruments (ex: battery
voltage ind,ampere meter ind)
- gyroscopic instruments (ex: AH,DGI,T & B)
- pressure instruments (ex: oil press ind,fuel press ind,cabin
press ind)
- temperature instruments (ex: oil temp ind,fuel temp
ind,cabin temp ind,OAT ind,TAT ind,EGT ind,TIT ind,TOT ind)
EVALUASI : 4 pilihan ganda dan 2 Essay.
Pilihan ganda : pilih salah satu jawaban yg anda anggap benar.
1. QUANTITATIVE DISPLAY
2. QUALITATIVE DISPLAY
3. QUANTITATIVE & QUALITATIVE DISPLAY
( MULTI FUNCTION DISPLAY UNIT/MFDU )
4. HEAD UP DISPLAY ( HUD )
1. QUANTITATIVE DISPLAY
suatu cara penunjukkan pada instrument dengan
menggunakan angka/nilai/jumlah. Quantitative display
terdiri dari:
A. Circular Scale Display
penunjukan dg menggunakan pointer.
- High range long scale display -
Concentric scales
- fix & rotating scale
- triple pointer
Concentric scales Fixed & rotating scales
2. MECHANISMS
1. Lever mechanism
2. Rod mechanism
3. Gear mechanism Mechanical
4. Hair spring mechanism
5. Temperature compensator mechanism
1. ELEMENTS (Major elements)
1. Detecting element
mempunyai fungsi sbg detector yg mendeteksi setiap perubahan-perubahan
secara fisik di sekitar elements tsb.
2. Measuring element
mempunyai fungsi mengukur perubahan yang terdeteksi oleh detecting element
3. Coupling element
merupakan penghubung antara measuring element & indicating element.
Mempunyai fungsi memperbesar hasil pengukuran dari measuring element
4. Indicating element
berfungsi sbg penunjukan hasil pengukuran setelah diperbesar atau diperkuat
oleh Coupling element
Elements (Major elements) :
2. MECHANISMS
1. Lever mechanism
Terdapat pada coupling element, terdiri dari:
- Lever link
- Lever arm
- Pinion gear
ada dua adjustment yg dpt dilakukan pada lever
mechanism: - lever length mechanism
- lever angle mechanism
2. Rod mechanism
Merupakan penghubung antara detecting,
measuring, coupling dan indicating element
Gear mechanism:
3. Gear mechanism
Berfungsi sebagai:
- mengatur gerakan
- merubah gerakan (linear motion –
rotary motion)
Berfungsi sebagai :
- Anti Backlash
- Controlling Devices
- Restoration of element
membantu kembali mechanism ke posisi
semula.
5. Temperature compensator mechanism
1. INSTRUMENT PANEL
A. Accordance with: - number of instrument
- size of aircraft
- cockpit lay out
B. Instrument panel position in front of pilot. Typical
position of panel:
- Main instrument panel (primary flight instrument) within
normal line of vision
- Overhead
- On control pedestal
- Side (left & right)
C. Instrument panel made of light alloy, with:
- Sufficient strength
- Rigidity
- Shock proof mounting
- Non magnetic
1. Pitot Tube
2. Lines: - Pitot line
- Static line
3. Drain system
4. Pitot Static Instruments
- Airspeed Indicator
- Altimeter
- Vertical Speed Indicator
1. PITOT TUBE
A. Position Error:
Posisi dari pitot tube yang tdk segaris dg arah
aliran udara, sehingga pembacaan airspeed
harus mengalami beberapa koreksi.
Capsule deflection quadratis:
SOAL:
1. Jelaskan 2 macam pitot static system?
2. Sebutkan dan jelaskan basic pitot static system
komponen?
3. Jelaskan prinsip kerja dari Airspeed Indicator?
4. Jelaskan macam2 pembacaan dari Airspeed
Indicator?
5. Jelaskan compensator pada Airsped indicator
untuk mengatasi masalah "square law
caracteristic”?
Bernoulli’s Equation principle:
Total pressure (pitot pressure/head pressure)=
Dynamic pressure + Static pressure= ½ ρ.v² + ρ.g.h
Total pressure diperoleh dari gerakan maju pesawat (ACFT fwd
motion).
Amplifier
Capsule induction Servo Gear Pointer
Pick off tranducer motor
RADIO ALTIMETER
Prinsip kerja:
Memancarkan dan menerima gelombang radio.
Keuntungan: Sensitive & Accurate
Digunakan untuk menentukan Maksimum Safe Height.
Kelemahan : - Penunjukkan selalau berubah bergantung kondisi permukaan (ground).
- Maksimum range 2500 ft.
ALTITUDE ALERTING SYSTEM
System ini di design untuk peringatan/alert
flight crew dengan aural dan visual pada saat
pswt approach (mencapai ketinggian
tertentu), atau terjadi deviasi dari ketinggian
yang di setting/select.
STALL WARNING SYSTEMS
System ini yang dipakai oleh pswt kecil terdiri
dari hinge-vane-type sensor yang dipasang di
leading edge wing.Pd pswt turbofan
engine/pswt besar di samping kiri /kanan
nose pswt
Stall: sudut stall tergantung design aerofoil
antara 12⁰ dan 18⁰
4. VERTICAL SPEED INDICATOR (RATE OF
CLIMB INDICATOR)
Fungsi:
Untuk menunjukkan kecepatan terbang vertical saat climb atau
descend dlm unit feet/minute (ft/mnt).
Prinsip kerja:
Mengukur kecepatan perubahan tekanan static (rate of static
pressure change).Static pressure dihubungkan ke dlm capsule
terhubung langsung sehingga capsule akan langsung
menyesuaikan dengan perubahan tekanan statis sedangkan
pada instrument case melalui metering unit sehingga akan
terlambat menyesuaikan dengan perubahan tekanan statis.
Fungsi metering unit: - sebagai penghambat
- mengkonstankan rate of flow
Type metering unit: - Capillary orifice
- Ceramic type
INSTANTANEOUS VERTICAL SPEED INDICATOR
(IVSI)
- Basic element sama seperti convensional VSI,
tetapi ada penambahan accelerometer unit
- Di design agar penunjukkan differencial
pressure effect lebih cepat terutama saat awal
climb atau descend.
- Accelerometer terdiri dari cylinder
kecil/dashpot, yg di dlm nya terdapat piston
yang ditahan oleh spring dan oleh massanya
agar balance.
AIR DATA SYSTEM
- Computer yg prinsip dasarnya adalah electro-
mechanical analogue type.
- Computer menerima pressure data dari pitot-static
system pswt
- Computer menghitung (compute) electric signal dan
mengirimnya melalui synchronous link dan servo
system ke indicator.
- Electric signal juga di kirim ke automatic flight control
system.
- Sensing pressure berupa 2 unit pressure tranducer.
CENTRAL AIR DATA COMPUTER (CADC)
VIII. GYROSCOPIC INSTRUMENT
Gyroscopic :
- Benda yang berbentuk bola dapat berputar pada porosnya
- Benda yang berbentuk wheel/disc yang terbuat dari metal
(gyro rotor) yang dapat berputar bebas pada tiga buah
sumbu porosnya.
Pada gyro terdapat tiga gerakan rotasi :
- Lateral axis : Spinning
- Longitudinal axis : Topple/Tilting
- Vertical axis : Veering/Drift
Gyro dapat berputar pada tiga poros karena gyro mempunyai
frame yang disebut GIMBAL. Terdapat dua yaitu:
- Inner gimbal (Spinning)
- Outer gimbal (Tilting/Topple freedom)
(Casing inst)
Outer
Inner Gimbal
Dari gyro yang digunakan untuk instrument yaitu sifat dari gyro.
Ada dua sifat yang dimiliki gyro yaitu:
- Rigidity in space
- Gyro precession
Syarat dari kedua sifat tersebut adalah gyro rotor harus spinning.
1. Rigidity in space
Kemampuan gyro untuk dapat mempertahankan posisi poros
putar (position) dan arah bidang putar (Direction of Plane
Rotation). Syarat untuk mendapatkan rigidity adalah gyro harus
spinning.
2. Gyro Precession
Merupakan sifat kebalikan dari rigidity yaitu terjadi perubahan
posisi poros putar (Position) dan arah bidang putar (direction
of plane rotation). Syarat untuk mendapatkan precession
adalah gyro harus spinning dan adanya External force (gaya
ganggu). External force yang diterima oleh gyro akan
dipindahkan 90⁰ searah dengan putaran gyro.
Gyro precession :
Gyro rigidity :
Type gyro berdasarkan konstruksinya:
- Earth gyro
posisi gyro Horizontal, mempunyai dua gimbal yaitu inner dan
outer gymbal dan digunakan untuk instrument Artificial
Horizon Indicator (Attitude indicator).
Tilting/topple
on longitudinal axis
- Coefficient C
Disebabkan oleh pengaruh Hard Iron pada komponen Q (lateral
axis).
Coefficient C = Deviation North – Deviation South
2
- Coefficient B
Disebabkan oleh pengaruh Hard Iron pada komponen P
(longitudinal axis).
Coefficient B = Deviation East – Deviation West
2
- Coefficient A
Disebabkan oleh pengaruh misalignment dari compass
Coefficient A = Deviation N+S+E+W+NE+NW+SE+SW
8
X. SYNCHRONOUS DATA – TRANSMISSION
SYSTEM
XI. FLIGHT DIRECTOR SYSTEM
XII. INERTIAL NAVIGATION/REFERENCE
SYSTEMS (INS/IRS)
XIII. ENGINE INSTRUMENTS
XIV. MEASUREMENT OF FUEL QUANTITY &
FUEL FLOW
XV. MEASUREMENT OF TEMPERATURE
XVI. MEASUREMENT OF PRESSURE
XVII. ENGINE POWER & CONTROL
INSTRUMENTS
XVIII. ELECTRONIC FLIGHT INSTRUMENT
SYSTEM
XIX. ELECTRONIC FOR ENGINE &
AIRFRAME SYSTEM CONTROL
XX. FLIGHT MANAGEMENT SYSTEMS