Oleh:
M. AFIF GRIALDI
NIM : 1631210157
PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Disusun oleh:
Mengesahkan, Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin, KPS D III Teknik Mesin,
Penyusun menyadari bahwa laporan PKL ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penyusun mohon maaf dan mohon saran yang membangun demi
sempurnanya laporan ini.
M. Afif Grialdi
PENGESAHAN ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................ 4
1.4 Tujuan ............................................................................................................ 4
1.5 Tempat dan waktu pelaksanaan ..................................................................... 4
BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN ....................................................... 6
2. 1 Sejarah Perusahaan ....................................................................................... 6
2. 2 Visi, Misi dan Values Perusahaan ................................................................ 8
2. 2. 1 Visi ........................................................................................................ 8
2. 2. 2 Misi ....................................................................................................... 8
2. 2. 3 Values.................................................................................................... 8
2. 4 Fasilitas Bangunan Perusahaan ................................................................. 13
2. 5 Karyawan GMF AeroAsia.......................................................................... 21
2. 6 Sertifikasi GMF AeroAsia.......................................................................... 22
2. 7 Customer GMF ........................................................................................... 22
2. 8 Struktur Organisasi PT GMFAeroAsia ...................................................... 23
BAB III LANDASAN TEORI .............................................................................. 28
3.1 Konsep Struktur Pesawat Udara .................................................................. 28
3. 1. 1 Safe-Life Design .................................................................................. 28
3. 1. 2 Fail-Safe Design ................................................................................. 29
3.2 Structural Classification Pada Pesawat Udara ............................................ 30
3. 2. 1 Primary Structure ............................................................................... 31
3. 2. 2 Secondary Structure ............................................................................ 31
3. 2. 3 Tertiary Structure ............................................................................... 32
3.3 Deskripsi Struktur Fuselage Pesawat Mc Donnell Douglas DC-9 ............. 32
3.4 Radome Pesawat Mc Donnell Douglas DC-9 ............................................. 34
BAB IV PERAWATAN RADOME ...................................................................... 37
4.1 Safety Precaution ........................................................................................ 37
4.2 Alat yang diperlukan ................................................................................... 38
4.3 Prosedur Removal Radome .......................................................................... 41
4.4 Prosedur Inspection Radome ....................................................................... 44
4.5 Prosedur Installation Radome ..................................................................... 45
BAB I
PENDAHULUAN
Cost Carrier) yang ditawarkan oleh operator atau maskapai. Denga adanya Low
Cost Carrier memungkinkan kalangan masyarakat kelas menengah ke bawah dapat
menjadi pengguna alat transportasi udara tersebut. Adanya penurunan harga tiket
ini, pihak operator atau maskapai harus tetap memperhatikan pesyaratan
airworthiness setiap pesawat yang akan dioperasikan. pesyaratan airworthiness ini
dilakukan untuk mencipatakan keselamatan dalam penerbangan, hal ini sangat
penting karena keselamatan para penumpang merupakan prioritas paling utama
bagi setiap operator atau maskapai. Untuk menunjang airworthiness tersebut maka
harus ada suatu proses maintenance kepada setiap pesawat terbang yang sesuai
dengan prosedur (AMM, CMM, SRM).
Di dunia terdapat banyak perusahaan yang bergerak di bidang perawatan
pesawat terbang yang biasa disebut dengan MRO (Maintenance, Repair, and
Overhaul). Dan salah satu MRO terbaik yang ada di dunia adalah PT. GMF
AeroAsia Tbk., perusahaan yang berbasis di Jakarta ini menawarkan beberapa tipe
perawatan diantaranya perawatan berat (Base Maintenance), perawatan ringan
(Line Maintenance), Cabin Refurbishment, Engine and APU services, Power
Services, Aircraft Support Services, Material and Logistics Services dan,
Component Services. Dan salah satu komponen yang dirawat di PT. GMF AeroAsia
Tbk. Ini adalah Radome yang merupakan bagian dari Fuselage yang berada di
paling ujug depan Fuselage. Komponen ini berfungsi untuk melindungi suatu
RADAR cuaca (Weather RADAR). Selain itu Radome berfungsi untuk menambah
aspek aerodinamis suatu pesawat. Dalam melakuan proses maintenance Radome
setiap MRO harus mengacu pada Aircraft Maintenance Manual (AMM) yang
berlaku, agar Radome dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Dari latar belakang yang telah dijelaskan dia atas maka penulis menyusun
laporan ini dengan judul Perawatan Radome pada Pesawat Mc Donnell Douglas
DC-9 di Hangar 2 PT. GMF AeroAsia.
1.4 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan ini adalah :
1 Untuk mengaplikasikan teori yang telah diperoleh selama mengikuti
proses pembelajaran di kampus.
2 Mengenal budaya kerja yanga ada di PT GMF AeroAsia.dan merasakan
secara langsung dunia kerja yang sesungguhnya.
3 Memperoleh ilmu-ilmu yang tidak diperoleh di bangku perkuliahan
yang berkenaan tentang perawatan pesawat terbang.
4 Mengasah kemampuan mahasiswa dalam mengatasi suatu hambatan
kerja saat melakukan suatu pekerjaan.
BAB II
RUANG LINGKUP PERUSAHAAN
2. 1 Sejarah Perusahaan
Awalnya GMF AeroAsia merupakan Divisi Teknik Garuda Indonesia
Airlines di bandara Kemayoran dan Halim Perdanakusuma di Jakarta, Indonesia.
Pada tahun 1984, GMF AeroAsia dipindahkan ke Bandara Internasional Soekarno-
Hatta dan mengubah namanya menjadi Divisi Pemeliharaan & Rekayasa (M & E),
yang pada akhirnya berkembang menjadi unit usaha mandiri.
Untuk itulah, Garuda Maintenance Facilities Support Center didirikan pada
tahun 1984. Perkembangan fasilitas perawatan ini secara keseluruhan didanai oleh
pemerintah Indonesia. Jumlah investasi yang dikeluarkan dalam 7 tahun pertama
mencapai 200 juta dolar dan 63%-nya dikeluarkan untuk mengimpor mesin-mesin
dan peralatan berteknologi tinggi.
Dalam usaha mendongkrak kemampuannya, Garuda Maintenance
Facilities Support Center bertansformasi menjadi Strategic Business Unit dengan
nama GMF, Garuda Maintenance Facilities, pada tahun 1996 dengan mulai
melayani tiga operator transportasi udara. Dengan status baru ini GMF memiliki
manajemen sendiri namun masih tetap berada dibawah garis pertanggung jawaban
PT Garuda Indonesia.
Selanjutnya pada tahun 1998, Divisi M & E berubah menjadi Unit Bisnis
Strategis (SBU-GMF), menangani semua kegiatan pemeliharaan armada Garuda
Indonesia, sehingga memperkuat daya saingnya. Akhirnya PT Garuda Maintenance
Facility Aero Asia (GMF) didirikan berdasarkan akta No. 93 tanggal 26 April 2002
sebagaimana telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI No. 78 tanggal
27 September 2002.
Pendirian GMF ini dimaksudkan untuk melaksanakan dan menunjang
kebijakan serta program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional
warna logo yaitu keseluruhannya berwarna biru tua dengan tambahan tulisan “GMF
AeroAsia” dan tulisan “GARUDA INDONESIA GROUP” seperti yang terlihat
pada gambar 2.1.
2. 2. 2 Misi
Misi yang diemban oleh Pt. GMF AeroAsia, yaitu :
To provide integrated and reliable aircraft maintenance solutian for a safer
sky and secure quality of life of mankind.
2. 2. 3 Values
Untuk menjalankan perusahaan, Pt. GMF AeroAsia berpedoman pada lima
nilai yang ada di bawah ini :
1. Concern for people
2. Integrity
3. Professional
4. Teamwork
5. Customer focused
(Setianto, 2018: 18).
2. 3 Tujuan Perusahaan
PT. GMF AeroAsia memiliki tujuan untuk menjadi salah satu fasilitas
perawatan, repair dan overhaul pesawat terbaik khususnya di kawasan Asia-Pasifik
dan sebagai perusahaan perawatan pesawat terbaik dan terbesar di dunia pada
umumnya. Sebagai salah satu MRO di dunia, PT. GMF AeroAsia menawarkan
beberapa jasa yaitu :
1. Line maintenance
PT. GMF AeroAsia memberikan jasa Line Maintenance untuk
penerbangan Domestik dan penerbangan Internasional di Bandar Udara
Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten. Line Maintenance menangani
perawatan pesawat terbang seperti BD-Check, Daily Check, Weekly Check,
dan A-Check (perawatan sampai dengan 1100 jam terbang). Line
Maintenance melakukan perawatan ringan pada pesawat terbang seri B737,
B747, B777, A320, A330, CRJ1000, dan ATR72. Line Maintenance juga
menangani layanan overnight transit dan emergency AOG (Aircraft on
Ground). Fasilitas MCC (Maintenance Control Center) pada Line
Maintenance juga bertujuan untuk mengurangi perawatan yang tidak
terjadwal dan keterlambatan teknis.
2. Outstation Line Maintenance
Selain di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, PT.
GMF AeroAsia juga memberikan jasa Line Maintenance untuk
penerbangan domestik dan internasional yang mencakup 40 area di seluruh
Indonesia serta 5 area di seluruh dunia meliputi Amsterdam, Jeddah, Tokyo,
Singapura, dan Sydney. Jasa perawatan yang diberikan oleh Outstation Line
terbang dan Auxilliary Power Unit (APU) seperti jenis mesin CFM56-3 dan
APU GTCP85 yang terpasang di pesawat terbang seri B737-300/400/500,
jenis mesin CFM56- 7 dan APU GTCP31-9B yang terpasang di pesawat
terbang seri B737NG, serta jenis APU GTCP131-9A yang terpasang di
pesawat terbang seri A320. GMF Engine Maintenance juga tengah
berencana meningkatkan kapabilitasnya dalam melakukan perawatan mesin
CFM56-5 untuk pesawat terbang seri A320.
9. Engineering Services
Engineering Services memberikan pelayanan program perawatan
standar, modifikasi dan pengontrolannya, reliability control program,
pelayanan data komunikasi dari pesawat terbang ke darat, manajemen dan
distribusi buku panduan perawatan pesawat terbang, serta pelayanan jasa
tenaga ahli. Sejak tahun 2010, GMF telah mendapatkan sertifikasi DOA
(Design Organization Approval) dari DKU-PPU. GMF telah menunjukkan
kemampuannya dalam menangani modern jet power plants yang dilengkapi
dengan fasilitas workshop yang memadai.
10. GMF Logistic Services
GMF Logistic Services menawarkan jasa pengiriman barang untuk
area pengiriman domestik, ekspor, impor, custom brokerage, packaging,
warehousing, serta AOG services. Layanan one stop Logistic Services dapat
menjadi pilihan bagi pelanggan yang ingin menggunakan beberapa jasa
sekaligus.
11. GMF Aircraft Support Services
Layanan yang diberikan oleh GMF Aircraft Support Services
diantaranya penyediaan Ground Support Equipment (GSE) secara terpadu
baik peralatan maupun operatornya, serta perawatan dan repair peralatan
GSE. GMF Aircraft Support Services akan mengembangkan kapabilitasnya
ke dalam bisnis manufaktur seperti HLT, Dollies, Baggage Trolley,
Lavatories Cart, Water Service Cart, Trust Reverser Stand, APU Stand,
Wheel & Brake Change Stand, dan lain-lain. Area pelayanan juga akan
ditambahkan mencakup seluruh outstation di Indonesia.
12. Learning Services
Untuk memperkuat posisi GMF dalam industri MRO, dikembangkan
kurikulum training bekerja sama dengan industri aviasi kelas dunia dan
beberapa pabrik pesawat terbang Boeing, Airbus, General Electric, Rolls-
Royce, dan CFMI. Selain telah memenuhi persyaratan dari FAA dan EASA,
GMF Learning Services juga telah mendapatkan approval dari DKU-PPU,
yaitu AMTO (Aircraft Maintenance Training Organization) dengan
sertifikasi CASR 147. Lulusan GMF Learning Services diharapkan dapat
memiliki kompetensi pengetahuan sekaligus praktek yang komprehensif
dalam mendukung industri MRO dunia.
13. GMF Power Service
GMF Power Services bergerak di bidang jasa perawatan mesin
untuk sektor non penerbangan, yaitu perawatan overhaul mesin turbin gas
untuk industri. Kegiatan usaha yang dilakukan mencakup:
Perbaikan, modifikasi, dan overhaul mesin turbin gas industri
maupun aero derivatives.
Perbaikan dan renovasi komponen turbin gas komponen
Jasa pembangkitan listrik di generator utama serta perbaikan &
overhaul transformer dan motor rewinding base.
Kontrol & proteksi mesin, generator, dan motor.
Analisis kinerja & pelayanan engineering dari mesin electrical
rotary dan power plant (Jati, 2018: 9).
1. Hangar
Hangar adalah suatu ruangan yang diperuntukan sebagai tempat
penyimpanan pesawat agar tidak terkena cuaca yang ekstrim yang dapat
merusak pesawat tersebut. Situs GMF AeroAsia 972,123 m2 menampilkan
fasilitas mutakhir dan mematuhi standar internasional. Terletak di Bandara
Internasional Soekarno-Hatta dekat Jakarta, ibu kota Indonesia, GMF
adalah salah satu yang terbesar di Asia Tenggara, memiliki empat hangar
dan fasilitas lainnya. Dalam wilayah GMF terdapat 4 hangar yaitu:
Hangar 1
Gambar 2.3 menunjukkan keadaan Hangar 1 yang memiliki luas
sekitar 22.000 m2 dan dilengkapi dengan platform docking yang
bertujuan untuk heavy maintenance pesawat wide body
Hangar 2
Sebagaimana Gambar 2.4 perlihatkan, hangar 2 ini mempunyai
luas 23.000 m2 yang digunakan sebagai tempat kegiatan perawatan
ringan yang meliputi inspeksi ringan sampai "A" check untuk segala
jenis peawat.
Hangar 3
Hangar 3 yang ditunjukan oleh Gambar 2.5 digunakan untuk
heavy mentenance dan mempunyai luas area 23.000 m2. Selain itu,
hangar 3 juga dilengkapi dengan platform docking yang dirancang
untuk heavy maintenance pesawat seri Airbus A330.
Hangar 4
Dalam upaya terus menerus untuk memperbaiki layanan, GMF
AeroAsia telah menambahkan Hangar 4 baru ke fasilitas perusahaan
yang semakin luas. Dengan luas total 66.940 m2, Hangar 4 ini memiliki
kapasitas untuk melayani hingga 16 pesawat narrow body (bertubuh
sempit). Hangar narrow body terbesar di dunia ini memiliki desain yang
unik dan khas dengan kontur kupu-kupu, sebagaimana ditunjukan oleh
Gambar 2.6.
Penerangan Hangar.
Overhead crane (hanya di hangar 3).
Aircraft docking.
Regulated air pressure.
Aircraft tools and equipment.
Stock rendition office areas.
Fasilitas yang luas mencakup suku cadang, bengkel mesin dan
komponen, sel uji mesin, gedung utilitas, bangunan peralatan
pendukung tanah, toko bahan kimia, fasilitas pengolahan limbah air,
celemek luas untuk parkir pesawat terbang, pusat pelatihan, dan
kompleks perkantoran.
2. Engine Shop
aircraft skin dan composite bounding. Machine Shop pada Work Shop
ini memiliki peralatan komputer yang dioperasikan secara horizontal,
milling turn table, dua buah horizontal turning latches, grinding for
rotary surface, tooland cutter universal & internalgriding, radial,
coulomb and bench drilling machine, machine for universal milling,
sharping hydraulic pressing, production cut off, metal cutting band
sawing, hack sewing, engrawing and pantograph, surface plate and
stand, pedestal grinder and vices.
Work Shop 2
Bangunan ini mempunyai luas 11.814 m2, digunakan untuk
melayani peralatan komunikasi, navigasi, dan elektronik. Instrument
Electronic Radio and Avionic (IERA) Shop mencakup reparasi overhaul
dan pengetesan instrument penerbang, gyros, peralatan navigasi dan
komunikasi, radar cuaca dan autopilot untuk bermacam-macam tipe
pesawat termasuk yang dipasang dengan modern digital avionic pada
pesawat A-300, BOEING 747, DC-10, dan lain-lain. Pada Works Shop
ini juga dilengkapi dengan peralatan test otomatis yang disebut ATEC
5000 dan IRIS 2000 yang merupakan unit pengetesan komputer.
WorkShop ini juga memiliki Electrical Mechanical and Oxygen
(ELMO) Shop untuk pengetesan pneumatic dan Hydraulic, Fuel Flow,
Pompa tekanan bahan bakar dan oli. Peralatan pengetesan mencakup
CDS test stand, Engine Fuel Component, Mesin pengetesan hydraulic,
Overhoul Komponen Elektrik, Peralatan Oksigen, Life rats dan
emergency slide and rats.
Seluruh Work Shop dilengkapi dengan:
Suplay listrik 400HZ dan 50 HZ
Uninterrupted Power Supply Systems for Computers and highly
sensitive Equipment
Crane/ Hoist system (hanya di engine Shop)
Apron Area
Bangunan ini mempunyai luas 318.000 m2 dan mampu
menampung kurang lebih 50 pesawat semua tipe.
Utility Building
Fasilitas ini merupakan pusat kelistrikan yang memuat peralatan
utama yang diperlukan sebagai electric power source seperti generator
dan transformator. Bangunan ini mempunyai luas area 1.215 m2.
Material Department
Bangunan ini mempunyai luas area 972 m2.
Surrounding Property
Surrounding property ini mempunyai luas area 140.000 m2.
General Storage
Merupakan tempat penyimpanan suku cadang.
Cover Storage
Merupakan tempat parkir kendaraan-kendaraaan GSE.
Industrial Waste Treatment
Merupakan bangunan khusus yang digunakan untuk
menampung limbah yang berasal dari seluruh fasilitas.
Office
Merupakan pusat kegiatan administrasi perusahaan PT. GMF
Aero Asia.
Environment
Merupakan lahan penunjang bagi gedung-gedung maupun
fasilitas lain yang terdapat di PT. GMF Aero Asia (Setianto, 2018: 7).
2. 7 Customer GMF
Layanan GMF menjangkau 60 negara di 6 benua.
1. Afrika
Cameroon, DR Congo, Djibouti, Gambia, Ghana, Kenya,
Mauritius, Nigeria, Rwanda, Senegal, South Africa, Tanzania, Uganda,
Zimbabwe.
2. Amerika
Ecuador, United States of America.
3. Asia
Afghanistan, Armenia, Bangladesh, Bhutan, China, Hong Kong,
India, Indonesia, Iraq, Islamic of Iran, Japan, Kazakhstan, Kuwait,
Malaysia, Myanmar, Oman, Pakistan, Papua New Guinea, Philippines,
Qatar, Saudi,, Arabia, Singapore, South Korea, Thailand, Turkey, UAE,
Vietnam , Yemen.
4. Eropa
BAB III
LANDASAN TEORI
dari itu konsep ini mengharuskan untuk mengganti komponen atau produk yang
out of life time dengan produk atau komponen yang baru.
3. 1. 2 Fail-Safe Design
Pada konsep ini, pesawat dirancang untuk meminimalisir failure, baik
failure dalam operasi maupun fungsionalnya. Konsep ini telah
mempertimbangkan segala kemungkinan failure atau error yang dapat terjadi
saat pesawat beroperasi, sehingga para perancang struktur pesawat bisa
mempertimbangkan tindakan-tindakan yang harus dilakukan saat pesawat
mengalami failure. Tindakan-tindakan tersebut berupa mengunakan lebih dari
satu komponen yang memeiliki fungsi yang sama untuk mem-backup suatu
fungsi komponen itu tetap berfungsi saat terjadi suatu failure pada salah satu
komponen. Sehingga pesawat dapat tetap beroperasi walaupun terjadi failure
pada salah satu komponen. Contoh penerapan konsep ini pada pesawat udara
adalah penggunaan :
1. Multiple stringers and ribs pada bagian wings pesawat.
2. Multiple stringers and frames wing panels.
3. Multiple pada konstruksi Fuselage.
4. Bonded dan bolted landing gear beams.
Selain yang disebutkan dia atas masih banyak lagi contoh penerapan
safe-life design pada pesawat udara. Dan konsep ini juga diterapakan pada semua
sistem yang ada pada pesawat. Contohnya seperti sistem power supply yang ada
di pesawat terbang, dimana terdapat tiga komponen yang fungsinya sama-sama
menghasilkan power untuk pesawat yaitu generator yang terpasang di setiap
engine, APU, dan baterai. Jika sumber pertama gagal menjalankan fungsinya
maka fungsinya akan di backup oleh sumber kedua, dan jika sumber kedua juga
mengalami kegagalan maka sumber ketiga akan mengambil alih fungsinya agar
pesawat tetap dapat beroperasi dala keadaan aman. Konsep ini biasanya
diterapkan pada pesawat modern seperti sekarang, karena konsep ini sangat
cocok dengan prinsip airworthiness yang merupakan pedoman pesawat dalam
3. 2. 1 Primary Structure
Semua bagian airframe yang menerima beban paling tinggi dan jika
bagian ini mengalami kerusakan maka akan menyebabkan dampak yang fatal,
berupa failure pada pesawat sehingga peswat tidak dapat dikontrol. Contonya
spars, longerons, engine mounting, stressed skin, dll.
3. 2. 2 Secondary Structure
Semua bagian airframe yang menerima beban yang tinggi, dan jika
bagian ini mengalami kerusakan maka tidak akan menyebabkan dampak yang
fatal. Contohnya radome, flooring, dll. Dan perbedaan mendasar antara primary
dan secondary adalah secondary structure mempunyai fungsi untuk memberikan
3. 2. 3 Tertiary Structure
Bagian airframe yang menerima beban paling ringan, dan jika bagian ini
mengalami kerusakan maka tidak akan terlalu menimbulkan efek pada
pengoperasian pesawat terbang, contohnya fairing, wheel shield,
minorcomponent bracket, dll (Anonim, 2015: 9).
Selain lightning strips, pada permukaan luar radome terdapat juga suatu
komponen yang bernama radome boot yang berfungsi untuk melindungi
permukaan radome dari benturan benda-benda keras saat pesawat mengudara.
Selain berfungsi sebagai pelindung permukaan radome, rdome boot juga berfungsi
untuk memperlancar keluar masuknya sinyal yang dipancarkan oleh weather radar
saat melewati permukaan radome. Tetapi pada masa sekarang, radome boot tidak
digunakan lagi, karena perawatannya yang lumayan susah. Sehingga untuk
menggantikan fungsinya, pihak manufaktur memakai cat khusus pada permukaan
luar radome yang dapat melindungi permukaan radome dari benturan benda-benda
keras dan dapat melancarkan keluar masuknya sinyal yang dipancarkan oleh
weather radar saat melewati permukaan radome. Gambar 3.6 menunjukkan
keadaan lightning strip pada radome pesawat Mc Donnell Douglas DC-9 dan
Gambar 3.7 menunjukkan wujud dari radome boot (Anonim, 1991: 1).
BAB IV
PERAWATAN RADOME
teknisi tidak terkena sisa radiasi yang dipancarkan oleh weather radar
yang baru dioperasikan.
6. Jangan melakukan proses removal jika kecepatan angin yang ada
disekitar pesawat lebih dari 15 knots, hal ini dimaksudkan untuk
menghindarkan adanya cedera yang terjadi pada operator dan kerusakan
pada Radome itu sendiri.
1. General tool
Drawer tools pada Gambar 4.1 berisi general tools, seperti spanner,
ratchet, dan kunci-kunci yang lain untuk melepaskan fastener-fastener yang
ada pada bagian hinge Radome dan pada baHgian hold-open struts Radome.
2. Tangga
Feeler gauge pada Gambar 4.4 digunakan pada proses inpeksi untuk
mengukur clearance antara bagian aft edge pada Radome dengan bagian
fuselage skin pada pesawat.
5. Papan kayu/alas
2. Tekan locking lever yang ada pada hold-open struts agar hold-open
struts mengunci Radome tetap pada posisi terbuka. Gambar 4.8
memperlihatkan konstruksi hold-open struts.
3. Lepas hold-open struts dari Radome dengan cara melepas fastener yang
ada di antara hold-open struts dan Radome. Saat melepas fastener
tersebut Radome harus ditahan oleh beberapa orang agar tidak kembali
ke posisi menutup.
4. Lepas hinge bolts yang ada pada bagian hinge Radome dan tahan
Radome agar tidak terjatuh setelah terlepas dari hinge-nya. Gambar 4.9
menunjukkan salah satu proses removal radome.
1. Cek adanya guratan maupun dents pada bagian exterior protective yang
menyelimuti Radome.
3. Cek kelayakan screw dan nut yang ada pada bagian lightning strips yang
ada pada permukaan Radome, sebagaimana Gambar 4.11 tunjukan.
6. Hilangkan object-object yang ada diantara bagian aft edge pada Radome
dan fuselage skin untuk menghasilkan gap sebesar 0.065 sampai 0.130
inch diantara bagian aft edge pada Radome dan fuselage skin (Anonim,
1991: 204).
BAB V
5. 1 Kesimpulan
Berdasakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang diperoleh di PT. GMF
AeroAsia Tbk. dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Safety precaution sebelum melakukan remove/install Radome yaitu,
menggunakan alat pelindung diri yang telah ditentukan, menggunakan
tools yang sesuai dan memenuhi standart, melakukan setiap step yang
ada di manual, memastikan weather radar circuit breaker dalam posisi
off, jangan melakukan remove/install Radome tepat setelah weather
radar dioperasikan, jangan melakukan remove/install Radome ketika
kecepatan angin yang ada di sekitar pesawat melebihi 15 knots.
2. Peralatan yang dibutuhkan selama proses remove/install Radome yaitu,
general tools, tangga, oil can, feeler gauge, dan papan kayu/alas.
3. Prosedur dalam melakukan removal Radome yaitu, membuka Radome,
menekan locking lever, melepas hold-open struts, melepas hinge bolts,
memindahkan Radome pada papan kayu. Kemudian dilanjutkan ke
proses inspection, inspection tersebut meliputi, mengecek kondisi
exterior protective, mengecek kondisi Radome boot, mengecek kondisi
screw dan nut, mengecek clearance antara aft edge Radome dengan
fuselage skin, dan memastikan bahwa Radome telah dipasang dengan
benar. Dan prosedur terakhir adalah installation, prosedur dalam
melakukan install Radome yaitu, menahan Radome pada posisi open,
memasang Radome hinge bolts, memasang kedua hold-open struts pada
Radome, memposisikan Radome dalam posisi close dan mengunci
kedua latches, meng-adjust latches plate dan menghilangkan obyek-
obyek asing dari bagian aft edge.
5. 2 Saran
1. Karena Radome memiliki berat sekitar 55 pounds, maka dibutuhkan dua
orang atau lebih dalam melakukan proses removal/installation Radome.
2. Dalam memasang Radome hinge bolts, kita harus berhati-hati dan jeli
karena akses untuk memasang Radome hinge bolts sangat terbatas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1991, DC-9 Aircraft Maintenance Manual, Fuselage ATA 53, revision
86, dated October 01 1991, Mc Donnell Douglas Company, Missouri,
USA.
Gupita, Sari Angelina Nurma, 2016, Lifetime Prediction dari Honeywell Brake
Akibat Pembebanan pada Pesawat Boeing 737-NG, Laporan Kerja Praktek
di PT GMF AeroAsia Tbk., Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya.
Setianto, Handy, 2018, Perawatan ADF Antenna Sense Couplier pada Pesawat Mc
Donnell Douglas DC-9, Laporan Kerja Praktek di PT GMF AeroAsia
Tbk., Politeknik Negeri Malang, Malang.
Jati, Pulung Tjaroko, 2018, Perawatan Baterai NiCad Pesawat Udara, Laporan
Kerja Praktek di PT GMF AeroAsia Tbk., Politeknik Negeri Malang,
Malang.
B. ASPEK TEKNIS
Nilai
No Aspek Yang Dinilai (jika ada) Keterangan
(angka)
Nilai Rata-rata
Komentar : ...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Tangerang, 15 Februari 2019
Pembimbing Lapangan
Hery Handoyo
Skala Penilaian:
81-100 : Sangat baik (A) 61-66 : Lebih dari cukup (C+)
74-80 : Lebih dari baik (B+) 51-60 : Cukup (C)
67-73 : Baik (B) 40-50 : Kurang (D)
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK MESIN
Jalan Soekarno Hatta No. 9 Malang 65141
Telepon (0341) 404424 – 404425 Fax (0341) 404420
http://www.polinema.ac.id
Catatan: (1) Laporan PKL harus diserahkan ke koordinator PKL paling lambat dua minggu dari
pelaksanaan PKL, (2) Nilai Total Minimum yaitu C, jika Nilai Total Minimum D, berarti mahasiswa yang
bersa sangkutan diwajibkan melakukan PKL ulang di tempat lain, (3) Konversi dan Penetapan Nilai Akhir
adalah wewenang Koordinator PKL (4) Skala Penilaian 81 – 100: Sangat Baik (A), 74 – 80: Lebih dari Baik
(B+), 67 - 73: Baik (B), 61 – 66: Lebih dari Cukup (C+), 51 – 60: Cukup (C), 40 – 50: Kurang (D)
Mengesahkan, Mengetahui,
Ketua Jurusan, Koordinator PKL,