DISUSUN OLEH :
PALEMBANG
2019
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK
Disusun oleh :
Nama : Amelia Salsabila Putri
Jurusan : Teknik Elektro
Program Studi : Teknik Elektronika
Waktu Pelaksanaan : 20 November s/d 21 Desember 2018
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-
Nya, sehingga Kerja Praktek dan penulisan Laporan Kerja Praktek di PT. GMF
AeroAsia Tbk. Pajang,Benda, Kota Tanggerang ,Banten dapat diselesaikan.
1. Bapak Dr. Ing. Ahmad Taqwa, M.T., selaku Direktur Politeknik Negeri
Sriwijaya.
2. Bapak Yudi Wijanarko, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Sriwijaya.
3. Bapak Amperawan, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Elektronika Politeknik Negeri Sriwijaya.
4. Bapak DR.RD.Kusumanto, S.T., M.M. selaku Dosen Pembimbing.
5. Bapak Kas Nugroho selaku general manager unit TW.
6. Bapak Rudi Gunawan selaku manager teori unit TW.
7. Bapak Heri Handoyo selaku manajer praktek unit TW.
8. Bapak Dasyuti selaku supervisor dan sekaligus pembimbing lapangan
Pesawat DC 9 yang telah banyak membantu selama kami melaksanakan
kerja praktek di PT. GMF AeroAsia Tbk.
iii
9. Bapak Iman Abdurachman selaku advisor dan sekaligus pembimbing
dalam pembuatan laporan KP yang telah banyak membantu selama kami
melaksanakan kerja praktek di PT. GMF AeroAsia Tbk.
10. Bapak Abas sebagai wali kelas POLSRI.
11. Bapak-bapak Instruktur unit TW.
12. Kedua orang tua kami.
13. Dan kepada semua pihak yang telah membantu.
Semoga ilmu yang didapat penulis menjadi amalan dan pahala kepada pihak-
pihak yang telah membantu. Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan laporan
kerja praktek ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis mengharapkan dan menerima saran serta kritik yang
bersifat membangun guna pelajaran di kemudian hari.
Akhir kata, penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat baik kepada penulis
ataupun kepada pembaca pada umumnya.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
2.2.2 Engine Shop ................................................................................. 12
vi
3.3 Jenis-jenis baterai .............................................................................. 26
vii
4.5.11 Polarization Test ........................................................................ 50
LAMPIRAN .......................................................................................................... 55
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor industri merupakan salah satu tulang punggung perekonomian dan
pembangunan di Indonesia. Oleh karena itu, untuk menciptakan perekonomian
yang stabil maka dibutuhkan pengembangan di sektor industri yang kokoh dan
berkelanjutan. Untuk mencapai hal demikian maka perlu ada pemahaman
terhadap perkembangan teknologi dan ilmu-ilmu yang berkelanjutan dalam
bidang penerapan yang ada. Sejalan dengan hal tersebut maka diperlukan
peranan para akademisi terhadap perkembangan industri di Indonesia.
Sebagai persiapan mahasiswa untuk mampu bersaing di zaman modern
dan untuk mengenal perkembangan IPTEK , maka dari itu diadakannya suatu
program, yaitu Kerja Praktik (KP) atau Praktik Kerja Lapangan (PKL). Salah
satu pilihan lokasi Kerja Praktik (KP) atau Praktek Kerja Lapangan (PKL)
yang memiliki hubungan dalam jurusan saya sendiri yaitu Electrical Avionic,
saya memilih PT.GMF AeroAsia Tbk. Sebagai tempat pelaksanaan Kerja
Praktik (KP),perusahaan ini ialah perusahaan maintenance (perawatan)
pesawat terbesar di Indonesia dan memiliki teknologi yang cukup tinggi dan
lengkap dalam bidang perawatan pesawat.
Semakin bertambahnya tahun, kebutuhan akan dalam menggunakan
pesawat sebagai transportasi umum maka semakin besar juga, maka dari itu
pihak-pihak dalam hal ini adalah operator (airlines) dan AMO (Aircraft
Maintenance Organization) atau disebut juga bengkel harus bisa menjaga
kepercayaan penumpang dalam hal pemenuhan standar dan keselamatan pada
pesawat adalah salah satunya dalam memaintenance baterai pesawat karena
baterai pesawat merupakan salah satu hal yang vital dalam dunia aviasi
dimana baterai pesawat dapat digunakan dalam keadaan darurat saat pesawat
mengalami kegagalan sistem ketika sedang mengudara.
Karena faktor ini Penulis mengambil kesempatan untuk melakukan kerja
praktik dan mempelajari mekanisme perawatan baterai pesawat khususnya
Nicad Battery beserta standar keselamatannya itu sendiri, guna mendapatkan
1
pengalaman dan ilmu tentang perawatan Nicad Battery untuk digunakan pada
kemudian hari.
1.2.2 Manfaat
Bagi Mahasiswa :
Mahasiswa dapat mengenal komponen pesawat yang sesungguhnya
dan dapat mengembangkan wawasan dalam dunia industri,
khususnya di PT. GMF AeroAsia Cengkareng – Indonesia.
Menambah kemampuan tentang cara menyelesaikan masalah-
masalah yang dihadapi di dunia industri khususnya di dunia
perawatan pesawat terbang PT. GMF AeroAsia, Tbk., sehingga
dapat menjadi bekal memasuki dunia kerja di masa yang akan
datang.
2
Bagi Perusahaan :
Dapat memberikan masukan atau informasi tentang hasil-hasil
kajian dan penelitian yang dapat memperbaiki kekurangan-
kekurangan yang ada pada perusahaan tersebut.
Perbaikan dan masukan bagi perusahaan baik teknis maupun non-
teknis, yang berhubungan dengan Maintenance, Repair and
Overhaul (MRO).
3
menangani dan menguasai bidang nya masing-masing untuk mencari
data-data yang diperlukan mengenai komponen Nickel-Cadmium
Battery (NICAD Battery).
2. Study Literatur / Pustaka
Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mempelajari
buku-buku manual pesawat A330-200, ATA chapter 24 pada bagian
nickel-cadmium battery.
3. Metode Observasi
Melakukan pengamatan langsung terhadap komponen Nickel-
Cadmium Battery (NICAD Battery) pada pesawat A330-200.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan ini, penulis membuat suatu sistematika
penulisan yang dari beberapa bab dimana masing-masing bab terdapat
uraian-uraian sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang kerja praktek dan alasan pemilihan judul
laporan kerja praktek, tujuan penelitian, batasan masalah, waktu dan
tempat pelaksanaan, metode pengambilan data, hingga sistematika
penulisan laporan.
BAB IV PEMBAHASAN
4
Penulis akan membahas penjelasan tentang cara kerja perawatan Nickel-
Cadmium Battery (NICAD Battery) A330-200.
5
BAB II
TINJAUAN UMUM PT. GMF AEROASIA, Tbk.
6
Akhirnya PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF) didirikan
berdasarkan akta No. 93 tanggal 26 April 2002 sebagaimana telah diumumkan
dalam Tambahan Berita Negara RI No. 78 tanggal 27 September 2002.
Pendirian GMF ini dimaksudkan untuk melaksanakan dan menunjang
kebijakan serta program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan
nasional pada umumnya, khususnya di bidang jasa perawatan pesawat terbang,
perawatan komponen dan kalibrasi, perawatan mesin untuk pesawat dan industri,
pembuatan dan perawatan sarana pendukung, jasa engineering, jasa layanan
material, logistik, pergudangan dan konsinyasi serta jasa konsultan, pelatihan dan
penyediaan tenaga ahli di bidang perawatan pesawat, komponen dan mesin.
Sesuai dengan pasal tiga (3) anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup
kegiatan perusahaan adalah dalam bidang jasa perawatan pesawat terbang,
perawatan komponen dan kalibrasi, perawatan mesin, pembuatan dan perawatan
sarana pendukung, serta jasa engineering.
Lepas dari PT Garuda Indonesia pada Agustus 2002 memberikan
fleksibilitas yang lebih bagi GMF. Dengan identitas baru, GMF Aero Asia
berkembang menjadi salah satu fasilitas perawatan, repair dan overhaul pesawat
terbaik dan dianggap sebagai perusahaan perawatan pesawat terbaik dan terbesar
di kawasan ini, memberikan keunggulan solusi terintegrasi untuk semua
pelanggan di seluruh dunia.
Perusahaan beroperasi secara komersial tanggal 1 Agustus 2002. Kantor
pusat perusahaan berkedudukan di Gedung Manajemen Garuda Indonesia,
Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang. Pada tahun 2007, perusahaan
mempunyai 18 kantor perwakilan domestic dan tiga (3) kantor perwakilan
internasional. Pada tanggal 31 Desember 2007 dan 2006, perusahaan mempunyai
karyawan tetap masing-masing 2.362 karyawan dan 2.394 karyawan.
Secara operasional perusahaan ini berada dibawah naungan PT Garuda
Indonesia, tetapi sistem pelaporan keuangan dan sistem administrasinya secara
resmi terpisah dari induk PT Garuda Indonesia. Dengan demikian PT GMF
AeroAsia mempunyai tanggung jawab untuk memberikan dukungan dalam
7
melaksanakan operasi jasa penerbangan dan juga tetap mendukung operasi
penerbangan Garuda.
PT GMF AeroAsia memiliki logo berbentuk kepala dan sayap garuda seperti logo
milik maskapai Garuda Indonesia, namun terdapat perbedaan pada warna logo yaitu
keseluruhannya berwarna biru tua dengan tambahan tulisan “GMF AeroAsia” dan tulisan
“GARUDA INDONESIA GROUP” seperti terlihat pada gambar 2.1 dibawah ini :
8
2.2 Fasilitas
Fasilitas yang luas mencakup suku cadang suku cadang, bengkel mesin
dan komponen, sel uji mesin, gedung utilitas, bangunan peralatan pendukung
tanah, toko bahan kimia, fasilitas pengolahan limbah air, celemek luas untuk
parkir pesawat terbang, pusat pelatihan, dan kompleks perkantoran. Untuk
mengenal lingkup kerja PT. GMF Aero Asia dapat diuraikan sebagai berikut:
2.2.1 Hangar
Gambar 2. 2 Hangar 1
9
Hangar 2
Hangar ini dipergunakan untuk perawatan ringan semua tipe pesawat,
hangar ini mempunyai luas 23.000 m2. Hangar 2 didedikasikan untuk
inspeksi perawatan ringan sampai cek "A".
Gambar 2. 3 Hangar 2
Hangar 3
Hangar ini dipergunakan untuk heavy mentenance yang mempunyai luas
area 23.000 m2. Hangar 3 dilengkapi dengan platform docking yang
dirancang untuk heavy maintenance pesawat seri Airbus A330.
Gambar 2. 4 Hangar 3
10
Hangar 4
Dalam upaya terus menerus untuk memperbaiki layanan, GMF AeroAsia
telah menambahkan Hangar 4 baru ke fasilitas perusahaan yang semakin
luas. Dengan luas total 66.940 m2, Hangar 4 memiliki kapasitas untuk
melayani hingga 16 pesawat narrow body (bertubuh sempit), yang
menampilkan satu line yang diperuntukkan sebagai hangar painting
(pengecatan). Hangar narrow body terbesar di dunia membanggakan
dengan desain unik yang khas dari hangar berbentuk kotak standar dengan
kontur kupu-kupu yang jarang ditemukan di tempat lain.
Gambar 2. 5 Hangar 4
11
2.2.2 Engine Shop
Pengoperasian pertama kali pada tahun 1994, diperuntuhkan untuk
overhaul engine SPEY, JT8D, JT9D-7Q, CF680C2, APU dan CFM 56-3B1.
2.2.3 Engine Test Cell
Bangunan ini dipergunakan untuk pengetesan seluruh engine pesawat
termasuk APU sampai mencapai 450 KN (100.000 lb) trust, yang diselesaikan
pada tahun 1989. Peralatannya meliputi system control untuk semua tipe engine
dan APU. Engine-engine yang telah diuji pada engine Test Cell, antara lain SPEY
MK555-15H, CF6-80C2, CMF56-3B1, JT8D-9D, JT9D-59/7Q, GTCP36-4A,
GTC85-98D dan GTCP-700.
2.2.4 Spesial Store
Bangunan ini mempunyai luas 2.268 m2.
2.2.5 Bangunan Work Shop
Work Shop 1
Bangunan ini mempunyai luas 10.785 m2 dan digunakan untuk
reparasi dan overhaul dari berbagai macam komponen besar, terdapat juga
sheet-metal work shop yang mempunyai kemampuan untuk memperbaiki
dan melakukan overhaul untuk komponen boeing 747, DC-10, A-300,DC-
9, F-28, Boeing 737 dan juga control penerbangan, radar domesgalleys,
engine pylons, cowling dan trust reverse doors dan balancing flight
surface. Pada workshop ini terdapat pula areal untuk service dan overhaul
brakes, tires, undercarriage, upholstery, sheet, carpet cutting dan panel
seperti terdapat pada paint shop, bagian pusat perbaikan dan cleaning
area. Selain itu juga mampu membuat Flight Control Cable dan Aircraft
Tubing yang membantu menahan panas pada aircraft skin dan composite
bounding. Machine Shop pada Work Shop ini memiliki peralatan komputer
yang dioperasikan secara horizontal, milling turn table, dua buah
horizontal turning latches, grinding for rotary surface, tool and cutter
universal & internalgriding, radial, coulomb and bench drilling machine,
12
machine for universal milling, sharping hydraulic pressing, production cut
off, metal cutting band sawing, hack sewing, engrawing and pantograph,
surface plate and stand, pedestal grinder and vices.
Work Shop 2
Bangunan ini mempunyai luas 11.814 m2, digunakan untuk
melayani peralatan komunikasi, navigasi, dan elektronik. Instrument
Elektronik Radio dan Avionic (IERA) Shop mencakup reparasi overhaul
dan pengetesan instrument penerbang, gyros, peralatan navigasi dan
komunikasi, radar cuaca dan autopilot untuk bermacam-macam tipe
pesawat termasuk yang dipasang dengan modern digital avionic pada
pesawat A-300, BOEING 747, DC-10, dan lain-lain.
Pada Work shop ini juga dilengkapi dengan peralatan test otomatis
yang disebut ATEC 5000 dan IRIS 2000 yang merupakan unit pengetesan
komputer. Work Shop ini juga memiliki Electrical Mechanical and
Oxygen (ELMO) Shop untuk pengetesan pneumatic dan Hydraulic, Fuel
Flow, Pompa tekanan bahan baker dan oli. Peralatan pengetesan
mencakup CDS test stand, Engine Fuel Component, Mesin pengetesan
hydraulic, Overhoul Komponen Elektrik, Peralatan Oksigen, Life rats dan
emergency slide and rats.
13
2.2.6 Ground Support Equipment (GSE) Centre
Gedung GSE terletak bersebelahan dengan engine shop yang berfungsi
menyiapkan Ground Equipment dalam keadaan siap pakai untuk mendukung
kelancaran operasional pesawat terbang saat berada di darat. Kegiatannya meliputi
pemeriksaan dan penggantian part-part yang rusak, perbaikan equipment dan
overhaul engine. Bangunan ini mempunyai luas 5.832 m2.
2.2.7 Apron Area
Bangunan ini mempunyai luas 318.000 m2 dan mampu menampung
kurang lebih 50 pesawat semua tipe.
14
2.2.14 Office
Merupakan pusat kegiatan administrasi perusahaan PT. GMF Aero Asia.
2.2.15 Environment
Merupakan lahan penunjang bagi gedung-gedung maupun fasilitas lain yang
terdapat di PT. GMF Aero Asia.
15
2.3. Struktur Organisasi PT. GMF AeroAsia, Tbk.
Setiap perusahaan pada dasarnya menginginkan agar tujuan perusahaan
dapat tercapai, maka untuk mewujudkan itu diperlukan struktur organisasi karena
struktur organisasi merupakan salah satu aspek yang menunjukkan batasan
wewenang dan tanggung jawab setiap karyawan, dengan adanya struktur
organisasi maka akan terlihat jelas pemisahan
tangung jawab setiap individu dalam seluruh jenjang organisasi, sehingga tugas-
tugasnya dapat dilaksanakan secara efektif dan terarah.
16
Dari bagan system Organisasi tersebut, jelas bahwa PT GMF AeroAsia
memilki :
1. 1 orang CEO (Chief Executive officer) atau Direktur Utama
2. 1 orang COO (Chief Operating Officer)
3. 4 orang EVP (Executive Vice President)
4. EVP Corporate Development & Marketing
5. EVP Finance
6. EVP Base Operation
7. EVP Human Capital & Corporate Affair
8. 16 orang VP (Vice President)
Struktur Bussines Function terdiri dari enam dinas, yaitu :
1. Dinas Line Maintenance /TL.
2. Dinas Base Maintenace /TB.
3. Dinas Component Maintenace /TC.
4. Dinas Engine Maintenance /TR.
5. Dinas Engine Service /TE.
6. Dinas Trade and asset Management /TM.
7. Dinas Pendidikan dan pelatihan/TW
Dinas yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan perawatan dan
perbaikan mesin pesawat di PT GMF AeroAsia adalah Dinas Engine
Maintenance/TR. Dinas Engine Maintenance /TR terdiri dari 3 Divisi, yaitu :
1. Engine Maintenance Support - TRS.
2. Turbine Component Service- TRP
3. Engine / Auxiliary Power Unit Service – TRJ
17
Dalam menjalankan tugasnya Dewan Direksi GMF dibantu oleh Executive
Commite yang terdiri dari sebelas orang Vice President , di mana masing-masing
VicePresident tersebut menangani masing-masing unit, yaitu:
1. Engine Maintenance(TR), unit ini bertanggung jawab atas jasa perawatan
mesin.
2. Base Maintenance(TB), unit ini yang bertanggung jawab dalam
perawatan pesawat yang meliputi berbagai layanan, mulai dari perawatan
rutin menengah hingga overhaul , pelaksanaan perbaikan struktur dan sistem
pesawat yang ringan hingga perawatan besar, termasuk modifikasinya.
3. Component Maintenance (TC), mempunyai tugas dan wewenang untuk
memperbaiki dan merawat komponen pesawat agar selalu layak pakai.
4. Line Maintenance(TL), unit yang mempunyai tugas dalam jasa perawatan
pesawat seperti perawatan sebelum terbang (PreFlight Check), perawatan
harian (Daily Check ) dan Transit Check.
5. Engineering Service (TE), mempunyai tugas dalam rekayasa perawatan
pesawat terbang seperti standar perawatan modifikasi, program pengendalian
kehandalan, perpustakaan & distribusi dokumentasi teknik dan pelayanan jasa
tenaga ahli.
6. Trade & Asset Management (TM), unit ini bertugas dalam mengelola asset,
mengelola pergudangan (logistic), penjualan aset terutama yang tidak
terpakai dan mengenai eksport maupun import
7. Internal Audit &Control (TI), bertugas dalam pengendalian program
kerja, masalah angaran dan internal audit.
8. Quality Assurance(TQ), bertanggungjawab atas standar dan kualitas produk
pekerjaan perawatan pesawat serta pengembangannya.
9. Corporate Strategic & Development (TS), bertugas untuk menangani masalah
fasilitas perusahaan, sumber daya manusia, mengembangkan & memelihara
sistem informasi manajemen, dan menjaga hubungan komunikasi antar
karyawan, manajemen dan pemegang saham di perusahaan sesuai dengan tujuan
perusahaan. Sedangkan Unit Corporate Strategic & Development (TS)
18
membawahi 4 pelaksana operasi, salah satunya adalah Information
Technology& Bussiness Process Engineering
10. Corporate Finance (TA), meliputi tanggungjawab atas aktivitas keuangan,
administrasi dan kontrol arus kas. Unit Corporate Finance (TA) membawahi 3
bidang pelaksana operasi yaitu, Bidang Treasury, Bidang Revenue
& Risk Management dan Bidang Accounting & Financial Report.
11. Business Coorporate & Development (TP), mempunyai tugas dan
wewenang mencari pelanggan dan juga memasarkan produk-produk yang
ditangani atau dihasilkan PT GMF AeroAsia Tbk. ke pasar domestik maupun
internasional dan termasuk juga menangani masalah pengembangan bisnis.
12. Training and learning service, merupakan unit untuk sarana
pembelajaran basic maupun type rating tentang pesawat terbang.
19
Penerbangan Eropa (European Aviation Safety Agency / EASA) Bengkel
Perbaikan yang Disetujui No. 145.0062, dan Kantor Perbaikan Disetujui Australia
Civil Aviation Safety Authority (CASA) No.1-VLRQ9.
Selanjutnya mengkonfirmasikan kemampuan GMF sebagai MRO kelas
dunia, GMF AeroAsia juga telah mendapatkan sertifikasi dari otoritas
keselamatan dan kelaikan lainnya, termasuk namun tidak terbatas pada Singapura,
Thailand, Malysia, India, Vietnam, Yemen, Pakistan, Bangladesh, Nigeria, Uni
Emirat Arab , Korea Selatan, Bahrain, Oman, Republik Islam Iran, Irak, dan
negara-negara lain dengan total lebih dari 25 negara.
20
diselenggarakan oleh FAA & JAA / EASA untuk mendapatkan semua
informasi dan isu terbaru terkait Keselamatan Penerbangan.
21
Arabia, Singapore, South Korea, Thailand, Turkey, UAE, Vietnam ,
Yemen.
EROPA
France, Germany, Greece, Iceland, Ireland, Moldova, Netherlands,
Portugal, Spain, Sweden, Switzerland, United Kingdom.
AUSTRALIA
Australia.
OCEANIA
Fiji, New Zealand, Solomon Islands.
22
BAB III
LANDASAN TEORI
23
Gambar 3. 1 Airbus A330-200
24
A330-300 : A330-300, yang melakukan penerbangan perdananya
pada 1993, dibangun sebagai pengganti A300. Pesawat ini berdasar pada badan
A300-600 yang dipanjangkan tetapi dengan sayap, penyeimbang dan perangkat
lunak terbang-dengan-kabel baru. A330-300 mengangkut 295 penumpang dalam
konfigurasi kabin tiga-kelas (335 dalam 2 kelas dan 440 dalam kelas tunggal)
dengan jarak 10,500 km (5,650 NM). Pesawat ini memiliki kapasitas kargo besar,
dapat disamakan dengan Boeing 747 pertama. Beberapa maskapai melakukan
penerbangan kargo tengah malam setelah penerbangan penumpang pada siang
hari. Pesawat ini menggunakan dua mesin General Electric CF6-80E, Pratt &
Whitney PW4000 atau Rolls-Royce Trent 700, kesemuanya diberi nilai ETOPS-
180.
Baterai listrik adalah alat yang terdiri dari 2 atau lebih sel
elektrokimia yang mengubah energi kimia yang tersimpan menjadi energi listrik.
Tiap sel memiliki kutub positif (katoda) dan kutub negatif (anoda). Kutub yang
bertanda positif menandakan bahwa memiliki energi potensial yang lebih tinggi
daripada kutub bertanda negatif. Kutub bertanda negatif adalah sumber elektron
yang ketika disambungkan dengan rangkaian eksternal akan mengalir dan
memberikan energi ke peralatan eksternal. Ketika baterai dihubungkan dengan
rangkaian eksternal, elektrolit dapat berpindah sebagai ion didalamnya, sehingga
terjadi reaksi kimia pada kedua kutubnya. Perpindahan ion dalam baterai akan
mengalirkan arus listrik keluar dari baterai sehingga menghasilkan kerja. Meski
sebutan baterai secara teknis adalah alat dengan beberapa sel, sel tunggal juga
umumnya disebut baterai.
a. Baterai Zinc-Carbon
Baterai Mengandung bahan Zinc yang berguna sebagai Kutub Negatif dan
juga sebagai pembungkus Baterainya. Sedangkan Kutub Positifnya terbuat
dari Karbon yang berbentuk Batang . Baterai jenis Zinc-Carbon merupakan
jenis baterai yang relatif harganya murah dibandingkan dengan jenis baterai
lainnya.
b. Baterai Alkaline
26
hydroxide yang mengandung Zat Akali sehingga namanya disebut dengan
Baterai Alkaline
c. Baterai Lithium
27
timbal dimodifikasi agar mampu lebih lama menyimpan energi dan
mengurangi ongkos pemeliharaan.
b. Baterai Ni-Cd
Baterai Ni-Cd merupakan jenis baterai sekunder yang
menggunakan bahan dari Nickel Oxide Hydroxide dan Metallic Cadmium
sebagai bahan Elektrolitnya.dan juga kandungan baterai ini terdapat racun
yang membahayakan manusia. Baterai Ni-Cd akan melakukan discharge
sendiri sekitar 30% per bulan saat tidak digunakan.
c. Baterai Ni-MH
Baterai Ni-MH mempunyai keunggulan yang hampir sama
dengan Ni-Cd, tapi baterai Ni-MH unggul di kapasitas 30% lebih tinggi
dibandingkan dengan Baterai Ni-Cd ,serta tidak mengandung racun
sehingga aman untuk manusia.
d. Baterai Li-Ion
28
3.4 Nikel-Kadmium Baterai (Nicad baterai)
29
Mesin pesawat, terutama turbin, membutuhkan arus yang sangat
tinggi untuk memulai. Pelepasan baterai timbal-asam tingkat tinggi
menyebabkan tegangan output turun, karena peningkatan resistansi
internal yang disebabkan oleh penumpukan simpanan sulfat. Kekurangan
ini menyebabkan pengembangan sel alkali untuk penggunaan pesawat.
30
Konstruksi sel ditunjukkan pada Gambar 3.6 di mana kelompok
plat lengkap dipasang dalam wadah plastik tertutup dan fungsi baterai
NiCad yang terhubung pada sistem pesawat yaitu :
(1) Untuk menghidupkan mesin atau APU dengan mengacu pada sistem
pesawat.
3.4.1 Elektrolit
Elektrolit adalah larutan alkali dari kalium hidroksida dan air
suling atau deionisasi dengan berat jenis 1,24 hingga 1,30. Berat jenis
elektrolit tidak berubah selama pengisian atau pengosongan sehingga tidak
dapat digunakan untuk menunjukkan status pengisian. Elektrolit tidak
berperan aktif dalam reaksi kimia dan hanya digunakan untuk
menyediakan jalur untuk aliran arus. Selama pengisian sel terjadi
pertukaran ion. Oksigen dihilangkan dari lempeng negatif dan
31
ditambahkan ke lempeng positif, elektrolit bertindak sebagai konduktor
terionisasi. Pelat positif, oleh karena itu, dibawa ke tingkat oksidasi yang
lebih tinggi. Ketika sel terisi penuh semua oksigen dikeluarkan dari
lempeng negatif, hanya menyisakan kadmium logam, dan lempeng positif
adalah hidroksida nikel yang sangat teroksidasi.
32
Gambar 3. 8 Nickel-Cadmium cell
electrolyte levels
33
3.4.2 Karakteristik
1. Data teknis
Tegangan nominal 24 V
Nilai kapasitas C1Ah 40 Ah (lihat catatan dibawah)
Terminal baterai Konektor sesuai dengan MS
3509
Elektrolit Solusi KOH
Volume konsumsi elektrolit 60 cm3 (3.66 in3) per cell
Dimensi maksimal baterai
- Panjang 268.4 mm (10.57 in)
- Lebar 300 mm (11.8 in)
- Tinggi 262 mm (10.31 in)
Berat maksimum baterai 34.8 kg (76.7 lbs)
Catatan: 40 Ah pada tingkat 1 jam dicatat sebagai 40 C1Ah atau 40
C1Ah. Kesetaraan nilai saat ini: 40 A = 1 C1A dan 4 A = 0,1 C1A
untuk baterai 40 C1Ah ini.
2. Karakteristik operasional
Temperatur pengoperasian: - 40 hingga + 71 ° C (- 40 hingga +
160 ° F)
3. Karakteristik listrik
Tabel 3. 2 Daftar Nilai yang digunakan untuk memperbaiki baterai
34
3.4.3 Kapasitas baterai
Kapasitas baterai diukur dalam ampere-jam. Kapasitas ampere-jam
sama dengan produk arus dalam ampere dan waktu dalam jam di mana
baterai akan memasok arus ini. Kapasitas ampere-jam berbanding terbalik
dengan arus pelepasan. Misalnya, baterai 400 ampere-jam akan
menghasilkan 400 ampere selama 1 jam atau 100 ampere selama 4 jam.
Baterai penyimpanan diberi peringkat sesuai dengan tingkat pemakaian
dan kapasitas ampere-jam. Sebagian besar baterai dinilai sesuai dengan
tingkat pemakaian 20 jam. Yaitu, jika baterai yang terisi penuh benar-
benar habis selama periode 20 jam, itu habis pada tingkat 20 jam. Jadi, jika
baterai dapat mengirimkan 20 ampere terus menerus selama 20 jam,
baterai memiliki peringkat 20 ampere x 20 jam, atau 400 ampere-jam.
Oleh karena itu, peringkat 20 jam sama dengan arus rata-rata yang mampu
disediakan baterai tanpa gangguan selama interval 20 jam.
35
sebagai arus yang stabil selama durasi pengisian. Terlepas dari kecepatan
pengisian, lebih banyak energi harus disuplai ke baterai daripada
kapasitasnya yang sebenarnya, untuk memperhitungkan kehilangan energi
selama pengisian, dengan biaya yang lebih cepat menjadi lebih efisien.
Misalnya, muatan "semalam", mungkin terdiri dari memasok arus yang
setara dengan sepersepuluh peringkat amperehour (C/10) selama 14-16
jam; yaitu, baterai 100 mAh membutuhkan 10 mA selama 14 jam, dengan
total 140 mAh untuk diisi daya pada tingkat ini. Pada laju pengisian cepat,
yang dilakukan pada 100% dari kapasitas terukur baterai dalam 1 jam
(1C), baterai dapat menampung sekitar 80% dari pengisian, sehingga
baterai 100 mAh membutuhkan waktu 125 mAh untuk diisi daya (yaitu,
sekitar 1 jam dan lima belas menit). Beberapa baterai khusus dapat diisi
hanya dalam 10–15 menit pada tingkat pengisian 4C atau 6C, tetapi ini
sangat jarang. Ini juga sangat meningkatkan risiko sel-sel terlalu panas dan
ventilasi karena kondisi tekanan berlebih internal: tingkat kenaikan suhu
sel diatur oleh resistansi internal dan kuadrat dari tingkat pengisian. Pada
tingkat 4C, jumlah panas yang dihasilkan dalam sel adalah enam belas kali
lebih tinggi dari panas pada tingkat 1C. Kelemahan dari pengisian yang
lebih cepat adalah risiko pengisian yang lebih tinggi, yang dapat merusak
baterai. dan peningkatan suhu yang harus dialami sel (yang berpotensi
memperpendek umurnya).
36
mengimbangi laju buangan ini; untuk menjaga baterai terisi penuh.
Namun, jika baterai akan disimpan tidak terpakai dalam jangka waktu
lama, baterai harus habis hingga paling banyak 40% dari kapasitas
(beberapa produsen merekomendasikan pemakaian penuh dan bahkan
hubungan arus pendek setelah benar-benar habis, dan disimpan dalam
pendingin) , lingkungan kering.
a. Pengisian berlebihan
b. Elektrokimia
Sel NiCd yang terisi penuh berisi:
1. pelat elektroda positif oksida-hidroksida nikel (III)
2. pelat elektroda negatif kadmium
3. pemisah, dan
4. elektrolit alkali (kalium hidroksida).
37
maksimum yang jauh lebih tinggi daripada sel alkali ukuran yang setara.
Sel-sel alkali memiliki konstruksi gelendong dimana sel casing diisi
dengan elektrolit dan mengandung batang grafit yang bertindak sebagai
elektroda positif. Karena area elektroda yang relatif kecil bersentuhan
dengan elektrolit (berlawanan dengan desain jelly-roll), resistansi internal
untuk sel alkali berukuran ekivalen lebih tinggi yang membatasi arus
maksimum yang dapat dikirim.
38
dihilangkan jika konsumsi air yang diukur pada pemeriksaan rutin
berada dalam batas yang diijinkan.
b. Pemeriksaan reguler (regular check)
Pemeriksaan reguler sama dengan pemeriksaan berkala, kecuali
bahwa baterai juga habis dalam. ('balancing'), diikuti oleh siklus
pemeriksaan kapasitas.
c. Perbaikan umum (General Overhaul)
Perbaikan umum sama dengan pemeriksaan reguler kecuali
bahwa baterai juga dibongkar dan dibersihkan dan diperiksa secara
menyeluruh.
39
BAB IV
PEMBAHASAN
3. Kacamata pelindung
4. Sepatu pengaman
5. Pencuci mata
6. Apron
40
4.4 Daftar bagian ilustrasi baterai
41
090 Link
095 Link
100 Cell
110 Nut
120 Washer, spring
130 Washer, possitve
polarity
42
4.5 Flow chart Pemeriksaan Reguler NICAD Battery (Regular Check)
43
Periksa tautan dan semua mur atau sekrup atas dan ring.
Periksa konektor daya utama untuk bukti busur, korosi, retakan, atau ulir
silang terminal. Ganti konektor yang rusak.
Periksa konektor listrik untuk pin yang bengkok atau longgar, korosi,
retak, koneksi kabel yang salah.
Periksa termistor, termostat, dan / atau rakitan termokopel (sebagaimana
berlaku) untuk setiap kerusakan atau sambungan kawat longgar, retak,
penyok, atau kerusakan fisik lainnya.
Periksa secara visual semua isolasi kabel untuk memastikan tidak ada
bukti retak, terpotong, atau menggelegak. Apa saja bukti kerusakan pada
sensor suhu dan / atau rakitan alat pemanas selubung menunjukkan perlu
untuk penggantian Saft baru perangkat.
44
Lapisi semua mur (atau sekrup) atas dan tautan dengan Mineral vaselin.
45
Gambar 4. 5 Nut Tightness
46
Gambar 4. 6 Cell
Shorting
47
CATATAN: Periksa tegangan sel di awal pengisian. Jika ada sel
yang menunjukkan kenaikan tegangan langsung di atas 1,5 V,
tambahkan 5 cm3 air suling atau deionisasi ke sel itu.
48
Sesuaikan tingkat elektrolit, satu sel pada satu waktu,
menggunakan instruksi berikut:
49
8. Pada titik dalam langkah 6 ketika cairan berlebih ditarik ke dalam
jarum suntik, level yang tepat untuk sel tersebut telah tercapai.
Keluarkan kelebihan cairan ke dalam wadah terpisah untuk
dibuang. Jangan gunakan kembali cairan yang dikeluarkan dari sel.
Tanyakan kepada otoritas setempat untuk pembuangan limbah
berbahaya secara tepat.
50
4.5.12 Supplementary Test
Di akhir pengisian lengkap (lihat Constant Current Charge),
lanjutkan pengisian selama 5 jam pada 0,1 C1A.
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penjabaran bahasan mengenai mekanisme perawatan Baterai Nicad
(Nickel-Cadmium) pada pesawat Airbus 330-200, dapat ditarik kesimpulan :
1. Baterai nikel-kadmium (baterai NiCd atau baterai NiCad) adalah
jenis baterai yang dapat diisi ulang menggunakan nikel oksida
hidroksida dan kadmium logam sebagai elektroda.
2. Baterai Nicad terletak dibawah cockpit atau didekat APU.
3. Baterai Nicad digunakan pada pesawat terbang karena lebih efisien
dibandingkan baterai-baterai lain seperti Lead Acid.
4. Kegunaan Baterai Ni-Cd di pesawat terbang adalah untuk
menghidupkan mesin atau APU dengan mengacu pada sistem
pesawat, jika darat, sebelum memasok daya listrik ke sistem pesawat
dan dalam penerbangan, jika terjadi malfungsi atau kegagalan dalam
sistem catu daya baterai bisa sebagai back up system.
5. Ada beberapa cara dalam melakukan perawatan baterai pada pesawat
terbang yaitu Pemeriksaan berkala (periodical check), Pemeriksaan
reguler (regular check), dan Perbaikan umum (General Overhaul).
6. Pemeriksaan Reguler (regular check) adalah perawatan listrik,
penyesuaian level elektrolit, dan uji kapasitas.
7. Visual Inspection merupakan salah satu bagian penting pada
perawatan pesawatan terbang karena pada tahap ini dapat dilihat
apakah pesawat masih tergolong bagus apa tidak, jika tidak maka
akan dilakukan General Overhaul pada baterai tersebut, sebaliknya
apabila hasil visual inspection bagus maka dilanjutkan ke tahap
selanjutnya.
8. Pada insulation check apabila nilai pada baterai lebih kecil dari 2MΏ
maka harus di Overhaul.
9. Pada tahap Adjust Electrolyte Level digunakan air suling (distillated
water)
52
10. Setiap mur harus dicek dan ditorsi dengan satndar yang telah
ditentukan.
5.2 Saran
Penulis menyarankan agar komponen dan peralatan selama praktik di
PT.GMF AeroAsia, Tbk lebih ditingkatkan lagi. Hal tersebut diharapkan dapat
memaksimalkan pemahaman dalam praktikum mahasiswa.
53
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Baterai
Diakses pada 13 Januari pukul 12.30
https://duniapendidikan.co.id/baterai-pengertian-jenis-dan-manfaatnya/
Diakses pada 26 Desember pukul 10.15
https://pasarmainandotcom.blogspot.com/2015/04/perbedaan-baterai-nicd-
nicad-nimh-li.html
Diakses pada 26 Desember pukul 12.40
https://en.wikipedia.org/wiki/Nickel%E2%80%93cadmium_battery
Diakses pada 13 Januari pukul 13.10
https://id.wikipedia.org/wiki/Baterai_asam_timbal
Diakses pada 30 Desember pukul 14.25
54
LAMPIRAN
55
Lampiran 2 Data PIR
56
Lampiran 3 Data Visual Inspection
57
Lampiran 4 Record data filmaster saat refill battery liquid
58
(a)
(b)
59
Lampiran 6 Record Final Charge
60