Konsep radar adalah mengukur jarak dari sensor ke target. Ukuran jarak tersebut didapat dengan
cara mengukur waktu yang dibutuhkan gelombang elektromagnetik selama penjalarannya mulai
dari sensor ke target dan kembali lagi ke sensor. Radar digunakan untuk mendeteksi dan
menentukan lokasi suatu target berdasar karakteristik perambatan gelombang elektromaknit
(g.e.m.). Hal ini dapat dilaksanakan dengan jalan mendeteksi pantulan dari g.e.m dengan bentuk
tertentu, seperti bentuk sinusoidal yang dimodulasi pulsa, setelah g.e.m. yang semula
dipancarkan tersebut dipantulkan kembali oleh target / objek yang dikenalinya. Dengan cara ini
Radar telah meningkatkan kemampuan manusia untuk mengamati/melihat ligkungannya,
terutama secara fisik. Walau demikian tidak berarti bahwa Radar telah bisa menggantikan fungsi
dari mata sebagai panca untuk melihat, sama sekali tidak. Radar hanya dapat memperpanjang
jarak jangkau dari mata sampai batas tertentu, sehingga manusia dapat melihat apa yang tidak
dapat diamatinya secara langsung dengan mata. Pengertian “melihat” yang dilakukan oleh Radar
juga tidak sama dengan pengertian melihat pada mata, karena dalam hal ini Radar tidak dapat
misalnya membedakan warna dari objekyang ditinjaunya. Namun demikian dalam “melihat” ini
Radar punya kelebihan lain yang tidak dimiliki oleh mata, yakni kemampuannya utk
“menembus” kegelapan ,kabut ,awan, salju ataupun bahan-bahan tertentu lainnya.n Satu hal yang
paling penting dan patut dicatat adalah kesanggupan Radar untuk menentukan jarak yang tepat
dari suatu target. Pada dasarnya suatu sistem Radar terdiri dari bagian-bagian :
1. Oscillator : Sebagai pembangkit g.e.m.
2. Antena Pemancar : Meradiasikan g.e.m. yang dihasilkan Oscillator
3. Antena Penerima :
4. Penerima yang akan mendeteksi enersi g.e.m yang ditangkap oleh antena Penerima.
Bila sebahagian dari sinyal yang dipancarkan Radar sampai pada suatu target, maka target
tersebut akan meradiasikannya kembali ke segala arah. Antena Penerima selanjutnya akan
menangkap enersi yang kembali dan meneruskannya kebagian Penerima dimana sinyal tersebut
dideteksi dan dianalisa untuk mengetahui kehadiran, posisi atau kecepatan target tersebut, relatif
terhadap Radar. Jarak dari target diketahui dengan mengukur waktu yang dibutuhkan oleh sinyal
Radar untuk merambat menuju target dan kembali lagi ke Penerimanya. Sedang arah target
ditentukan oleh arah datangnya pantulan g.e.m. itu sendiri. Jika target tersebut bergerak relatif
terhadap Radar, maka kecepatan target diukur berdasar “Efek Doppler”, yakni pergeseran
frekuensi carrier yang terjadi setelah mengalami pemantulan. Berdasar “efek Doppler”
disamping dapat membedakan target bergerak dari target diam, Radar juga dapat mengetahui
lintasan gerak dari suatu target. Sistem Radar mulanya dikembangkan dengan tujuan utama
untuk mengetahui kedatangan dan posisi pesawat musuh serta mengarahkan dengan tepat senjata
anti pesawat udara kepadanya. Meski Radar yang modern telah mempunyai beragam fungsi,
namun tugas pertamanya sebagai pengukur jarak masih tetap merupakan salah satu dari
fungsinya yang penting, karena sampai dengan saat ini masih belum ada satupun sistem lain
yang mampu mengukur jarak secepat dan seakurat yang dilakukan Radar. Jarak target terhadap
Radar dapat diketahui dengn mengukur waktu TR , yaitu waktu yang dibutuhkan oleh sinyal
Radar untuk mencapai target dan kembali lagi ke Penerimanya. Karena kecepatan rambat g.e.m.
sama dengan kecepatan cahaya, maka :
Efek Dopler
R = c. TR / 2 ………………………………………………… (I-1)
Dimana:
R = jarak target terhadap Radar
C = kecepatan cahaya = 3. 108 m/det
TR = waktu yang dibutuhkan sinyal Radar untuk mencapai target dan kembali lagi ke
Penerimanya Untuk perhitungan praktis biasanya digunakan :
R (km ) = 0.15 TR (μdet) …………………………….….. (I-2) atau
R (nmi) = 0. 081 TR (μdet)
Pada umumnya gelombang Radar merupakan gelombang pembawa sinusoidal yang dimodulasi
pulsa sehingga menghasilkan sinyal yang terputus-putus, yang mirip deretan pulsa.
Bentuk umum dari sinyal Radar yang berupa :
a. Deretan pulsa yang terbentuk dari sinyal sinusoidal yang terputus-putus.
b. Pulsa pantul yang diterima seblm pulsa berikutnya terkirim. Deretan dari pulsa tersebut
hendaknya sedemikian rupa sehingga pantulannya telah kembali / dideteksi Penerima sebelum
pengiriman pulsa berikutnya. Jika deretan pulsa terlalu berdekatan, ada kemungkinan terjadinya
“second time around echo”, yakni penerimaan pantulan/echo terjadi setelah pengiriman pulsa
berikutnya. Karena “second time around echo” ini memungkinkan terjadinya kekeliruan atau
salah penafsiran, maka kemungkinan timbulnya dikurangi dengan memberi batasan : R unamb =
c / 2fp
Dimana :
R unamb = Maximum unambiguous range = Jarak maksimum untuk menghindari timbulnya
“second time around echo
fp = Kecepatan / frekuensi pulsa
c = Kecepatan cahaya
Selain itu sesuai dengan keperluannya, adakalanya sinyal kontinu (contineous wave) lebih tepat
dipakai sebagai sinyal Radar, yakni bagi Radar dengan efek Doppler sebagai prinsip kerjanya.
Kegunaan radar
1. Cuaca
Weather Radar, merupakan jenis radar cuaca yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi
intensitas curah hujan dan cuaca buruk, misalnya badai.Wind Profiler, merupakan jenis radar
cuaca yang berguna untuk mendeteksi kecepatan dan arah angin dengan menggunakan
gelombang suara (SODAR).
2. Militer
Airborne Early Warning (AEW), merupakan sebuah sistem radar yang berfungsi untuk
mendeteksi posisi dan keberadaan pesawat terbang lain. Sistem radar ini biasanya dimanfaatkan
untuk pertahanan dan penyerangan udara dalam dunia militer. Radar pemandu peluru kendali,
biasa digunakan oleh sejumlah pesawat tempur untuk mencapai sasaran/target penembakan.
Salah satu pesawat yang menggunakan jenis radar ini adalah pesawat tempur Amerika Serikat F-
14. Dengan memasang radar ini pada peluru kendali udara (AIM-54 Phoenix), maka peluru
kendali yang ditembakkan ke udara itu (air-to-air missile) diharapkan dapat mencapai sasarannya
dengan tepat.
3. Kepolisian
Radar biasa dimanfaatkan oleh kepolisian untuk mendeteksi kecepatan kendaraan bermotor saat
melaju di jalan. Radar yang biasa digunakan untuk masalah ini adalah radar gun (radar
kecepatan) yang berbentuk seperti pistol dan microdigicam radar.
4. Pelayaran
Dalam bidang pelayaran, radar digunakan untuk mengatur jalur perjalanan kapal agar setiap
kapal dapat berjalan dan berlalu lalang di jalurnya masing-masing dan tidak saling bertabrakan,
sekalipun dalam cuaca yang kurang baik, misalnya cuaca berkabut. Secara specifik
kegunaannya :
Untuk menentukan posisi kapal dari waktu ke waktu. Dalam menentukan posisi kapal
dengan radar dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu menggunakan baringan dengan
baringan, menggunakan baringan dengan jarak dan menggunakan jarak dengan jarak.
Memandu kapal keluar – masuk pelabuhan atau perairan sempit. Pada posisi Head Up,
radar sangat efektif dan efisien untuk membantu para nakhoda atau pandu dalam melayarkan
kapalnya keluar-masuk pelabuhan, sungai atau alur pelayaran sempit.
Membantu menemukan ada atau tidaknya bahaya tubrukan. Dengan melihat pada layar
Cathoda Ray Tube (CRT) adanya pantulan atau echo dari awan yang tebal.
Membantu memperkirakan hujan melewati lintasan kapal. Dengan melihat pada layar
radar (Cathoda Ray Tube) adanya pantulan atau echo dari awan yang tebal.
5. Penerbangan
Dalam bidang penerbangan, penggunaan radar terlihat jelas pada pemakaian Air Traffic Control
(ATC). Air Traffic Control merupakan suatu kendali dalam pengaturan lalu lintas udara.
Tugasnya adalah untuk mengatur lalu lalang serta kelancaran lalu lintas udara bagi setiap
pesawat terbang yang akan lepas landas (take off), terbang di udara, maupun yang akan mendarat
(landing). ATC juga berfungsi untuk memberikan layanan bantuan informasi bagi pilot tentang
cuaca, situasi dan kondisi bandara yang dituju.