Anda di halaman 1dari 13

Tanggal Revisi :

SISTEM NAVIGASI ELEKTRONIK


– NAUTIKA/SEMESTER III

MODUL X – SESI 10
RADIO DETECTION AND RANGING (RADAR)

Gambar 10.1Marine Radar


Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Marine_radar

Radar (dalam bahasa Inggris merupakan singkatan dari Radio Detection And
Ranging, yang berarti deteksi dan penjarakan radio) adalah sistem yang digunakan untuk
mendeteksi, mengukur jarak dan membuat peta pada benda-benda seperti pesawat dan
hujan. Gelombang radio yang kuat dikirim dan sebuah penerima mendengar gema yang
kembali. Dengan menganalisa signal yang dipantulkan, pemantul gema dapat ditentukan
lokasinya dan kadang-kadang ditentukan jenisnya. Walaupun signal yang diterima kecil,
tapi radio signal dapat dengan mudah dideteksi dan diperkuat.
Gelombang radio radar dapat diproduksi dengan kekuatan yang diinginkan, dan
mendeteksi gelombang yang lemah, dan kemudian diamplifikasi (diperkuat) beberapa
kali. Oleh karena itu radar digunakan untuk mendeteksi obyek jarak jauh yang tidak dapat
dideteksi oleh suara atau cahaya.
Menurut SOLAS 1974 Consolidated Edition 2001, bahwa pesawat RADAR harus
dimiliki oleh kapal-kapal sbb :
a. Kapal dengan GRT lebih dari 300 GRT, tapi kurang dari 500 GRT harus memiliki 1
(satu) buah pesawat RADAR (300 < GRT < 500).
b. Kapal dengan GRT lebih dari atau sama dengan 500 GRT harus memilki 2 (dua) buah
pesawat RADAR.

10.1 Kegunaan Pesawat RADAR :

a. Untuk menentukan posisi kapal (position fixing) dengan cara :


1) Baringan Silang dengan 2 buah benda darat atau lebih.

2) Baringan dan jarak dari satu benda darat.

7 Mil

3) Perpotongan 2 busur jarak antara 2 benda darat atau lebih.


b. Untuk memandu kapal masuk ke pelabuhan atau perairan sempit, perairan ramai,
sungai dan untuk olah gerak.
c. Membantu mencegah tubrukkan, yaitu dengan plotting secara manual, adanya
obyek – obyek yang mendekat atau secara otomatis dengan menghubungkannya
dengan ARPA ( Authomatic Radar Plotting Aid ).
d. Dapat pula digunakan untuk memprediksi adanya hujan, badai, dan cuaca buruk
lainnya. Baik mengenai luas areanya, jarak serta arah dari gerakkannya.

10.2 Prinsip Kerja pesawat RADAR :


Pesawat pemancar (transmitter) mengirimkan gelombang radio berupa pulsa–
pulsa melalui scanner. Pulsa – pulsa yang dikirimkan (diatur oleh modulator)
tersebut setelah mengenai target ( misal : kapal lain, tanjung, pulau dll ) akan
dipantulkan kembali ke kapal dan oleh scanner RADAR akan diterima gema pulsa
tersebut. Setelah melalui penguatan, gema tersebut diubah menjadi video frequency
sehingga dapat ditampilkan pada layar RADAR (CRT).

Skema Prinsip Kerja Pesawat RADAR :

Scanner

CRT Receiver Transmit/Receiver


Switch

Sawtooth
Generator

Master Modulator Transmitter


Oscilator
Keterangan :
a. Transmitter : Sebuah oscillator yang menghasilkan gelombang
elektromagnet dengan SHF (Super High Frequency) yaitu
3 GHz – 10 GHz.
b. Modulator : Berfungsi mengatur pengiriman pulsa dari transmitter
sebanyak 500 – 3000 pulsa tiap detik tergantung skala jarak
(range) yang sedang digunakan.
c. Antenna (Scanner) : Memancarkan pulsa keluar dan menerima kembali signal
yang dipantulkan oleh target. Arah putarannya searah
jarum jam.
d. Receiver : Adalah sebuah jaringan elektronik untuk memperkuat
signal yang diterima dalam keadaan lemah dimodulasi
kembali dan dimunculkan dalam gambar berupa gema
(echo).
e. Indicator : Melalui sebuah CRT, echo yang diterima diproses dan
disajikan dalam bentuk gambar di layar RADAR

10.3 Tombol – tombol utama pesawat RADAR :

a. Stand By : tombol ini digunakan selama menunggu high tension


atau setelah selesai memakai RADAR, guna di
istirahatkan sementara.
b. Gain/Intensity : untuk mengatur dan memperjelas identifikasi beberapa
target yang berbeda serta dapat mengurangi kebisingan.
c. Contrast : untuk mengatur ketajaman gambar pada tampilan layar
RADAR.
. Range Marker : untuk menentukan jarak target dari kapal kita
e. Variable Range Marker (VRM): untuk mengukur jarak suatu target secara lebih
teliti.
f. Tunning : untuk mengatur ketepatan frequency agar diperoleh
gambar yang terbaik.
g. Electronic Bearing Line: untuk membaring suatu target atau menarik garis batas.
Garis ini berupa garis terang atau terputus – putus
dimulai dari centre.
h. Ship Heading Marker : untuk menunjukkan arah haluan kapal yang berupa
sebuah garis yang dimulai dari centre.
i. Anti Clutter (Rain & Sea): untuk membersihkan gangguan tampilan disekitar
pusat layar RADAR karena adanya ombak besar
ataupun hujan deras.
j. Course Up, North Up, Head Up : untuk menempatkan apakah haluan, arah utara
atau haluan yang berada dibagian atas layar RADAR.
k. Dimmer, panel, plooter: untuk memberikan cahaya pada tombol – tombol
ataupun layar RADAR.

10.4 Prosedur Mengoperasikan (menyalakan) pesawat RADAR :


a. Sebelum menghidupkan pesawat RADAR perlu diperiksa :
1) Scanner harus bebas dari rintangan – rintangan seperti : kawat – kawat antena
radio, ada atau tidaknya orang yang bekerja di dekat scanner, dll.
2) Out put voltage dari power supply unit harus sesuai dengan spesifikasi yang
diminta dari pesawat RADAR, serta harus stabil.
3) Tombol – tombol terutama yang ada kaitannya dengan Intensity / brilliance
(misal : gain, contrast, EBL, brilliance) harus dalam posisi minimum.
4) Letakkan Range pada posisi sesuai buku manual Pesawat RADAR (6 – 24
Mil).
5) Letakkan Beam Width pada posisi Narrow (normal)
b. Putar tombol Power pada posisi Stand By. Setelah lampu ready menyala pesawat
RADAR dapat dioperasikan ( Di – ON ).
c. Putar Tunning sampai mendapatkan tune yang maksimum.
d. Putar Gain kemudian Contrast sampai mendapatkan gambar yang diinginkan .
e. Kemudian aktifkan tombol tombol yang sesuai keperluan.

10.5 Prosedur Mematikan pesawat RADAR :

a. Putar seluruh tombol pada posisi minimum, agar pada waktu menghidupkan
kembali apabila navigator memeriksa tombol sudah pada posisi yang semestinya.
b. Putar tombol Power dri posisi ON ke Posisi Stand By.
c. Kemudian putar lagi tombol Power ke posisi OFF
10.6 Jenis – jenis pesawat RADAR :

a. Radar Primer : Pesawat RADAR yang ada di atas kapal yang memancarkan
pulsa sendiri, mengambil echo dari pancaran pulsanya dan menggambarkan hasil
echo / gema deteksinya.
b. Radar Sekunder : Rambu – rambu radio di darat yang aktif memancarkan pulsa
pada band jangkauan RADAR sehingga Radar di kapal mampu menangkap
sinyalnya dan dipresentasikan pada layar RADAR di atas kapal.

Contoh Radar Sekunder :


a. RACON (Radar Responder Beacon) : Kita mendapatkan baringan dan jarak
rambu yang bersangkutan.
b. RAMARK (Radar and Mark) : Kita mendapatkan arah rambu radio tersebut.

Tampilan RACON dan RAMARK pada pesawat RADAR :

Ship Heading Marker


( SHM )

Deteksi
Deteksi RAMARK
RACON

225º

c. Radar Reflektor :
Yaitu pelat segitiga yang diletakkan saling tegak lurus, sehingga memberikan
pantulan pulsa yang sempurna dari pancaran RADAR di kapal. Walaupun objek
lain diterima sangat lemah, pelampung yang menggunakan RADAR Reflektor
akan terdeteksi dengan jelas pada jarak maksimum. RADAR Reflektor ini
biasanya dipasang pada pelampung yang ditempatkan didaerah yang sering
mengalami cuaca buruk.
Alat lain yang hampir sama fungsinya dengan RACON, RAMARK dan Radar
Reflektor adalah :
a. Radar Echo Enhancer
b. Radar Transponder (SART)
c. Radar Flare

10.7 Dasar bekerjanya sebuah pesawat RADAR :


a. Panjang Gelombang
1) Marine RADAR biasanya menggunakan panjang gelombang 3 cm (X band),
10 cm (S band) dan 8 cm (Q band).
2) Pulse Length : adalah lamanya pulsa yang dipancarkan pesawat RADAR
(dalam µs) dengan kecepatan gelombang radio merambat di udara c = 300 m
/µs.
3) Pulse Repetition Frequency (PRF ) : Jumlah pulsa yang dipancarkan setiap
detik untuk menghasilkan echo atau gema yang kuat. Biasanya pulsa yang
dipancarkan antara 500 – 3000 pulsa/detik.
Contoh :
Sebuah antenna radar mempunyai RPM = 20, beam width (sudut pancaran) = 20° dan
PRF = 600 pulsa/detik. Berapa jumlah pulsa yang dipantulkan dan yang diterima ?
Jawab :
Putaran antenna = 360° x 20 / menit
= 360° x 20 / 60 detik
= 6° x 20 / detik
= 120 detik
Beam width = 2° berarti tiap 2° dalam 1 / 60 detik
PRF = 600 pulsa / detik maka untuk 1 / 60 detik
= 600 x 1 / 60
= 10 pulsa

b. Pengukuran Jarak dan Baringan :


1) Kecepatan gelombang radio diudara = 300 m /µs
2) Perbedaan waktu = 100 µs jadi jarak yang ditempuh = 100 x 300 = 30.000 m
3) Jadi jarak radar ke target = 30.000 : 2 = 15.000 m = 8,1 mil
c. Presentasi / Tampilan radar
Jangkauan radar (range) dapat diatur sesuai keinginan. Apabila menginginkan
data pada jarak dekat digunakan range 3 atau 6 mil untuk berlayar di alur atau
perairan yang memiliki bahaya navigasi besar, dan kalau menginginkan data dari
obyek yang lebih jauh bisa digunakan range 12, 24, 48, 96. Benda – benda pada
range tersebut akan nampak dilayar radar.
Contoh :
Penggunaan radar pada range 12 mil :

Pulau B
Pulau A Tanjung Ayu

Gerakan Scanner
15 - 25 RPM CLOCKWISE
Tampilan dalam radar adalah sbb :
Range 12 Mil

2
1 = pulau A
2 = Kapal lain
1
3 = Tanjung Ayu
4 = Kapal kita
4 3

Presentasi gambar di layar radar yang nampak adalah target pada range 12 mil, jadi
pulau B tidak nampak karena berada di luar range 12 mil.

10.8 Lebar Sudut Pancaran Mendatar (Horizontal Beam Width)


Nilai dari horizontal beam width ini = 0,6° < HBW < 0,9°, makin kecil sudut
pancaran maka radar akan lebih mampu untuk membedakan obyek yang berdekatan
atau memiliki jarak yang hampir sama.
10.9 Sudut Pancaran Tegak (Vertikal Beam Witdh)
Dibuat antara 15° sampai 30° dibuat agak besar karena untuk mengantisipasi
adanya olengan dan anggukan kapal sehingga kapal masih mampu mendeteksi
obyek meskipun kapal mengoleng dan mengangguk.

10.10 Range Resolution


yaitu : kemampuan radar untuk membedakan 2 target yang berdekatan dan
baringannya sama.
Range resolution tergantung dari :
a. Panjang pulsa
b. Ketajaman /besarnya spot pada layar radar (penyetelan gain dan contrast)
c. Jarak target ke kapal
Cara memperbaiki :
a. Mengatur tombol – tombol gain, contrast dan brilliance secara benar
b. Menggunakan panjang gelombang yang kecil
c. Bila ada gunakan tombol differentiation

A B C
HS
KAPAL

< 300 M

> 300M Echo A& B

Echo C

10.11 Bearing Resolution


yaitu kemampuan untuk membedakan 2 target yang berdekatan dan jaraknya
sama.
Bearing resolution tergantung dari :
a. Horisontal Beam Width
b. Spot atau kuat echo
Cara memperbaiki :
a. Mengatur tombol gain dan contrast secara tepat
b. Memperkecil pengaturan beam width (oleh pabrik)

< 3°

Lingkaran jarak >3°


yang sama

10.12 Shadow
yaitu : tidak terdeteksinya suatu target yang berada di belakang target lain
karena tertutup oleh ketinggian target yang di depan, walaupun secara geografis
lebih tinggi dari target yang di depan.

Ket :
A Gunung B tidak nampak
B karena tertutup bayangan
gunung A

10.13 Radar Interference


yaitu : adanya bintik – bintik pada layar radar yang disebabkan karena adanya
gangguan dari radar kapal lain yang berdekatan. Hal ini disebabkan karena PRF
kapal lain sama atau hampir sama dengan PRF kapal kita. Gangguan ini dapat
dihilangkan dengan tombol interference.
10.14 Echo Palsu (False Echo)
yaitu : adanya gambaran pada layar radar yang kenyataannya target itu hanya
ada satu tetapi ditampilkan lebih dari satu.
False echo dapat berupa :
a. Multiple Echo, yaitu : terjadi beberapa gambaran satu target pada baringan
sama yang makin melemah.

Scanner yang
berputar dan
Kapal B Kapal A memancarkan
pulsa radio

echo palsu echo asli

Ket gambar :
Pulsa yang dipancarkan RADAR Kapal A dipantulkan berupa echo yang
secara terus menerus memantul di antara kapal A dan B. 2 & 3 = echo palsu,
1 = echo asli.
b. Inderect Echo, yaitu : terjadi gambaran ganda pada satu obyek karena adanya
pantulan dari cerobong atau tiang kapal sendiri atau adanya bangunan pada
jarak dekat di seberang arah obyek.

Funnel

Arah pantulan yang salah


echo palsu
dan timbul echo palsu

c. Side Echo, yaitu : gambaran yang terjadi karena adanya pengaruh side lobe
(bukan main lobe) yang kuat sehingga terjadi gambaran palsu di kiri atau di
kanan target yang asli.
0
A a

Target
B

echo palsu
echo asli
Target

Target
echo palsu

10.15 Kekuatan Echo Suatu Target Tergantung Pada :


a. Material Target :
Target yang terbuat dari logam atau air akan lebih baik dari pada kayu, batu,
atau pasir dalam memantulkan suatu echo.
b. Bentuk Target :
Pantulan dari bidang tegak lurus sangat baik dalam menerima &
mengembalikan echo.
c. Ukuran Target :
Apabila target berukuran besar maka echo yang dihasilkan juga akan lebih baik.

d. Kapal & Bouy :


Ukuran, lambung dan bangunan atas sebuah kapal sangat mempengaruhi
ketajaman echo. Bouy kurang baik sebagai target karena rendah dan ukurannya
kecil. Supaya echonya jelas harus diberi Radar Reflektor.

e. Ice Berg & Lighthouse :


Gunung es yang besar dengan bentuk vertikal serta tinggi akan memberikan
echo yang tajam, sedangkan yang rendah mendatar akan sulit di deteksi.

f. Cuaca :
Apabila cuaca yang cerah akan menghasilkan tampilan radar yang lebih baik
daripada saat cuaca buruk.

Anda mungkin juga menyukai