Anda di halaman 1dari 65

BAB II

PEMBAHASAN
2.1

Definisi, Prinsip Kerja Dasar Sistem Radar, Sonar dan Navigasi


1) Definisi Dan Prinsip Dasar Sistem Radar
A. Pengertian Radar
Radar adalah singkatan dari Radio Detection and Ranging, yang berarti
deteksi dan penjangkauan melalui gelombang radio yaitu suatu sistem gelombang
elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat
map benda-benda seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor dan
informasi tentang cuaca yang berubah-ubah.
Panjang gelombang yang dipancarkan radar adalah beberapa milimeter
hingga satu meter. Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan dipantulkan dari
suatu benda tertentu akan ditangkap oleh radar. Dengan menganalisa sinyal yang
dipantulkan tersebut, pemantul sinyal dapat ditentukan lokasinya dan kadangkadang dapat juga ditentukan jenisnya. Meskipun sinyal yang diterima relatif
lemah/kecil, namun radio sinyal tersebut dapat dengan mudah dideteksi dan
diperkuat oleh radar.
Radar adalah deteksi objek sistem yang menggunakan gelombang radio
untuk menentukan jangkauan, ketinggian, arah, atau kecepatan benda. Hal ini
dapat digunakan untuk mendeteksi pesawat, kapal, pesawat ruang angkasa, peluru
kendali, kendaraan bermotor, formasi cuaca, dan medan. Penetapan radar atau
antena mentransmisikan pulsa gelombang radio atau gelombang mikro yang
memantul dari benda di jalan mereka. Tujuannya mengembalikan sebagian kecil
dari energi gelombang untuk hidangan atau antena yang biasanya terletak di
tempat yang sama dengan pemancar.

B. Bagian-Bagian Radar

1) Timer (trigger)
Bagian ini berfungsi untuk membangkitkan pulsa-pulsa yang bertegangan
tinggi yang diteruskan pada modulator dan indikator dalam waktu yang sama.
Untuk menyamakan waktu ini, maka diperlukan pengukur waktu yang
berguna mengukur waktu pemancaran pulsa-pulsa radio yang dipancarkan itu.
2) Modulator
Bagian ini berfungsi untuk memodulir gelombang radio (pulsanya) yang
dipancarkan dan untuk memperkuat atau mempertinggi tegangan pulsa yang
akan dipancarkan. Tegangan tinggi ini didapat dari tabung magnetron. Dengan
demikian guna membangkitkan tegangan tinggi, pemancar harus dijalankan
(dihidupkan) lebih dahulu (stand by)
3) Pemancar (transmitter)
Memberikan energi yang besar pada pulsa-pulsa dalam bentuk yang disebut
tenaga puncak (peak power) yang kemudian disalurkan kepenghantar
gelombang (wafeguide) terus ke antena, dari antena pulsa itu disalurkan ke
udara dalam bentuk elektron yang berputar. Bagian pemancar ini pada
instalasi dikapal disatukan dalam satu kabin atau kotak.
4) Penghubung TR dan Anti TR
Tenaga gelombang radio yang dipancarkan oleh bagian pemancar
(transmitter) dan tenaga gema pulsa yang kembali dari sasaran melalui antena
ke bagian penerima (receiver) sama-sama melalui penghantar gelombang
yang sama. Untuk mengatur penyaluran energi pulsa ke antena dan dari
antena

penerima

tersebut

dilakukan

secara

berganti-ganti

dengan

menggunakan penghubung (swich) elektronik (neon) yang dinamakan TR dan


2

anti TR swich (TR = Transit and Receive). Penghubung TR bertugas


mencegah pulsa-pulsa yang bertegangan tinggi dari pemancar masuk ke
bagian penerima yang sensitif terhadap tegangan tinggi. dengan demikian TR
mencegah penerima dari kerusakan dan mencegah hilangnya energi yang
dipancarkan (bila masuk ke bagian penerima). Anti TR menyalurkan energi
gema-gema pulsa ke bagian penerima dan mencegah masuknya energi ini ke
bagian pemancar.
5) Bagian penerima (receiver)
Memisahkan (mendeteksi) dan memperkuat energi yang diterima dari sasaran.
Hasil deteksi selubung getaran radio ini diperkuat disalurkan ke bagian
penguat gambar (video amplifier) lalu diteruskan ke bagian indikator atau PPI
unit.
6) Bagian PPI (Plan Position Indikator)
Kadang-kadang disebut juga sebagai display unit, fungsinya untuk
memperlihatkan sasaran gambar yang terkena pancaran pulsa dan menentukan
arah serta jarak sasaran dalam azimut PPI dilengkapi dengan Tabung Sinar
Katoda (Cathode Ray Tube) dan rangkaian yang disebut dasar waktu (time
base) yang mengatur panjang atau lamanya sweep sesuai dengan jarak
lamanya waktu yang digunakan.
7) Bagian Antena
Antena terdiri dari tiga bagian khusus yaitu :

Motor yang memutar antena

Servo atau sinkro sistem yang terdiri dari generator sinkro (servo).

Pada antena yang mengatur putaran gir mikro swit pada antena dan
motor sinrkonnya pada putaran pembelok TSK.

Mikro swit gunanya untuk menunjukkan cahaya haluan (heading


plas) kecuali antena yang berbentuk parabol itu, ketiga bagian ini biasanya
ditempatkan dalam satu kotak yang disebut pedestal.

C. Komponen Gelombang Radar

Gambar 1.Komponen Gelombang Radar


Ada tiga komponen utama yang tersusun di dalam sistem radar, yaitu antena,
transmitter (pemancar sinyal) dan receiver (penerima sinyal) .

Antena yang terletak pada radar merupakan suatu antena reflektor


berbentuk piring parabola yang menyebarkan energi elektromagnetik dari
titik fokusnya dan dipantulkan melalui permukaan yang berbentuk
parabola. Antena radar memiliki dua akutub (dwi kutub). Input sinyal
yang masuk dijabarkan dalam bentuk phased-array (bertingkat atau
bertahap). Ini merupakan sebaran unsur-unsur objek yang tertangkap
antena dan kemudian diteruskan ke pusat sistem radar.

Gambar 2. Antena

Pemancar sinyal berfungsi untuk memancarkan gelombang


elektromagnetik melalui reflektor antena. Hal ini dilakukan agar sinyal
objek yang berada didaerah tangkapan radar dapat dikenali. Pada
umumnya, transmitter memiliki bandwidth dengan kapasitas yang besar.
Transmitter juga memiliki tenaga yang cukup kuat, efisien, bisa dipercaya,
ukurannya tidak terlalu besar dan tidak terlalu berat, serta mudah dalam
hal perawatannya.

Penerima sinyal (receiver). berfungsi sebagai penerima kembali


pantulan gelombang elektromagnetik dari sinyal objek yang tertangkap
oleh radar melalui reflektor antena. Pada umumnya, receiver memiliki
kemampuan untuk menyaring sinyal yang diterimanya agar sesuai dengan
pendeteksian yang diinginkan, dapat memperkuat sinyal objek yang lemah
dan meneruskan sinyal objek tersebut ke pemroses data dan sinyal (signal
and data processor), dan kemudian menampilkan gambarnya di layar
monitor (display).

Komponen pendukung Dari Radar


1) Waveguide, berfungsi sebagai penghubung antara antena dan transmitter.
2) Duplexer, berfungsi sebagai tempat pertukaran atau peralihan antara
antena dan penerima atau pemancar sinyal ketika antena digunakan dalam
kedua situati tersebut.
5

3) Software, merupakan suatu bagian elektronik yang berfungsi mengontrol


kerja seluruh perangkat dan antena ketika melakukan tugasnya masingmasing.
D. Manfaat Radar
Manfaat dari adanya radar yaitu :
1. Untuk mengetahui intensitas curah hujan, mendeteksi kecepatan, dan arah
angin (Cuaca)

Weather Radar, merupakan jenis radar cuaca yang memiliki


kemampuan untuk mendeteksi intensitas curah hujan dan cuaca buruk,
misalnya badai.

Wind Profiler, merupakan jenis radar cuaca yang berguna untuk


mendeteksi

kecepatan

dan

arah

angin

dengan

menggunakan

gelombang suara.
2. Untuk mendeteksi posisi dan keberadaan pesawat terbang lain (Militer)

Airborne Early Warning (AEW), merupakan sebuah sistem radar yang


berfungsi untuk mendeteksi posisi dan keberadaan pesawat terbang
lain. Sistem radar ini biasanya dimanfaatkan untuk pertahanan dan
penyerangan udara dalam dunia militer.

Radar pemandu peluru kendali, biasa digunakan oleh sejumlah


pesawat tempur untuk mencapai sasaran/target penembakan. Salah
satu pesawat yang menggunakan jenis radar ini adalah pesawat tempur
Amerika Serikat F-14. Dengan memasang radar ini pada peluru
kendali udara (AIM-54 Phoenix), maka peluru kendali yang
ditembakkan ke udara itu (air-to-air missile) diharapkan dapat
mencapai sasarannya dengan tepat.

3. Untuk mencapai sasaran/target penembakan (Kepolisian)


Radar biasa dimanfaatkan oleh kepolisian untuk mendeteksi kecepatan
kendaraan bermotor saat melaju di jalan. Radar yang biasa digunakan

untuk masalah ini adalah radar gun (radar kecepatan) yang berbentuk
seperti pistol dan microdigicam radar.
4. Untuk mengatur jalur perjalanan kapal agar setiap kapal dapat berjalan
dengan baik dan tidak bertabrakan (Pelayaran).
Dalam bidang pelayaran, radar digunakan untuk mengatur jalur perjalanan
kapal agar setiap kapal dapat berjalan dan berlalu lalang di jalurnya
masing-masing dan tidak saling bertabrakan, sekalipun dalam cuaca yang
kurang baik, misalnya cuaca berkabut.
5. Untuk mengatur lalu lalang serta kelancaran lalu lintas udara bagi setiap
pesawat terbang yang akan lepas landas (take off), terbang, maupun yang
akan mendarat/landing (Penerbangan)
Dalam bidang penerbangan, penggunaan radar terlihat jelas pada
pemakaian Air Traffic Control (ATC). Air Traffic Control merupakan
suatu kendali dalam pengaturan lalu lintas udara. Tugasnya adalah untuk
mengatur lalu lalang serta kelancaran lalu lintas udara bagi setiap pesawat
terbang yang akan lepas landas (take off), terbang di udara, maupun yang
akan mendarat (landing). ATC juga berfungsi untuk memberikan layanan
bantuan informasi bagi pilot tentang cuaca, situasi dan kondisi bandara
yang dituju.
E. Prinsip Kerja Radar

Gambar 3. Prinsip Kerja Radar (a)

Umumnya,

radar

beroperasi

dengan

cara

menyebarkan

tenaga

elektromagnetik terbatas di dalam piringan antena. Tujuannya adalah untuk


menangkap sinyal dari benda yang melintas di daerah tangkapan antena yang
bersudut 20o 40o. Ketika ada benda yang masuk ke dalam daerah tangkapan antena
tersebut, maka sinyal dari benda tersebut akan ditangkap dan diteruskan ke pusat
sistem radar untuk kemudian diproses sehingga benda tersebut nantinya akan tampak
dalam layar monitor/display.
Prinsip Kerja Radar, sama halnya seperti pada Echo (gema) dan Efek Doppler
yang sering kita alami setiap hari. Seperti telah diketahui radar menggunakan prinsip
pancaran gelombang radio dalam bentuk microwave band. Pulsa yang dihasilkan
oleh unit pemancar (transmitter unit) dikirim ke antena melalui swich pemilih
pancar/terima elektronik (T/R electronic switch). Pada saat pengiriman sinyal antena
akan berputar 10 hingga 30 kali/menit dengan memancarkan denyutan/pulsa 500
hingga 3000 kali/detik. Ketika pemancaran, pulsa ini akan dipantulkan kembali
apabila mengenai sasaran dalam bentuk gema radio (radio echo). Pulsa yang
dipantulkan ini akan diterima kembali oleh antena dan dikirim ke unit penerima
(receiver) melalui switch pemilih pancar/terima. Pulsa ini akan di kuatkan dan akan
dideteksi dalam bentuk sinyal radio yang seterusnya dibesarkan lagi kekuatannya
pada indicator.
Setiap kali gelombang elektrik dipancarkan, bintik-bintik putih akan
terbentang dari pusat skrin/skop radar dengan kecepatan konstan dan akan membuat
garis sapuan. Garis sapuan ini akan bergerak disekeliling pusat skop dan berputar
searah jarum jam dimana putarannya selaras dengan putaran antena. Apabila sinyal
video (video signal) digunakan dalam indikator, bintik putih diatas garis sapuan ini
akan diubah kedalam bentuk gambar/bayang-bayang. Posisi gambar ini akan sejalan
dengan arah gelombang elektrik yang dipancarkan serta jarak posisi gambar ini
dengan pusat skop radar adalah berdasarkan jarak kapal dengan sasaran di suatu
tempat. Dengan demikian posisi penerima sinyal kapal senantiasa berada di pusat
skop pada tabung sinar katoda dan dikelilingi oleh objek/sasaran.
8

Gambar 4. prinsip kerja radar (b)


Echo (Gema)
Echo adalah sesuatu yang dialami sepanjang waktu. Jika kita berteriak ke
dalam sumur atau jurang, maka terjadi gema beberapa saat kemudian. Gema terjadi
karena beberapa gelombang suara dalam teriakan kita memantul kembali dari
permukaan (baik air di dasar sumur atau dinding) hingga ketelinga. Lamanya waktu
antara saat berteriak dan saat mendengar gema ditentukan oleh jarak antara kita dan
permukaan yang menciptakan echo.
Efek Doppler
Kita mungkin mengalaminya setiap hari (seringkali tanpa disadari). Pergeseran
Doppler terjadi ketika suara yang dihasilkan atau terpantul dari benda yang bergerak.
Pergeseran Doppler dalam keadaan ekstrim menciptakan ledakan sonik. Contohya,
saat kita mendengar suara sirine ambulan mendekati kita yang sedang diam ditepi
jalan suara sirine makin keras, namun setelah melewati kita maka suara sirine
semakin mengecil seiring makin jauhnya jarak kita dengan mobil sirine. Terdengar
keras lemahnya suara yang didengar tersebut bisa dikatakan sebagai pergeseran
doppler atau efek doppler.
F. Keuntungan Dan Kekurangan Penggunaan Radar
1) Keuntungan Penggunaan Radar Diantaranya :
Untuk remote sensing. sensor radar tersedia pada semua kapabilitas cuaca
sebagaimana energi gelombang mikro menembus awan dan hujan.

Sensor radar merupakan system penginderaan jauh yang aktif. (active

remote sensing system)


Independen terhadap cahaya matahari, menyediakan sumber energi
sendiri, dan juga mampu meneyediakan kemampuan pada siang/malam.

ada penetrasi partial terhadap vegetasi dan tanah.


2) Kerugian Radar diantaranya :
Radar sensitive terhadap topografi, permukaan yang kasar seperti tanah
lapang (terrain) dan penutup tanah (ground cover), sifat-sifat dielektrik
(dielectric properties) (moisture content), dan gerakan.
2) Definisi dan Prinsip Kerja Dasar Sistem Sonar
a. Pengertian Sonar
Sonar merupakan kependekan dari Sound Navigation and Ranging, bila
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia bisa berarti pengukuran jarak dan navigasi
suara. Dengan kata lain, Sonar merupakan teknik yang digunakan untuk menentukan
posisi (jarak) dan navigasi dengan menggunakan gelombang suara (akustik).
Sistem Sonar adalah sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air
yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi obyek di
bawah laut atau untuk mengukur jarak bawah laut. Sejauh ini sonar telah luas
digunakan untuk mendeteksi kapal selam dan ranjau, mendeteksi kedalaman,
penangkapan ikan komersial, keselamatan penyelaman, dan komunikasi di laut.
Navigasi sendiri merupakan tata cara menjalankan pesawat ataupun kapal
laut. Banyak metode navigasi, salah satunya adalah Sonar. Metode lainnya
menggunakan kompas, Radar, GPS ataupun dengan astronomi. Lebih spesifik lagi,
teknik sonar dapat digunakan untuk mencari keberadaan suatu objek yang berada di
dalam atau dasar laut. Pada peralatan sonar terdapat suatu alat yang memancarkan
gelombang bunyi yang merambat dalam air, gelombang bunyi tersebut akan
memantul kembali ketika mengenai suatu obyek.
b.

Jenis-jenis Sonar

Pada dasarnya terdapat dua tipe sonar; aktif dan pasif.


1) Sonar aktif

10

Sonar jenis aktif memancarkan gelombang bunyi dan menerima gelombang


bunyi. Dimana sinyal sonar aktif dikirim dan diterima kembali. Sonar aktif
menggunakan transmitter, dan mengkonversi energi listrik menjadi energi suara dan
memancarkan gelombang suara tersebut. Transmitter ini bila digunakan di dalam air,
bisa menghasilkan gelombang suara berdenging dan kuat. Gelombang suara ini
merambat di dalam air hingga akhirnya menabrak sebuah objek kemudian objek
tersebut memantulkan gelombang suara tadi ke segala arah. Beberapa gelombang
pantulan akan memantul kembali ke alat sonar dan ditangkap oleh sebuah alat
receiver. Kemudian receiver ini mengkonversikan energi suara pantulan tersebut
kembali ke bentuk energi frekuensi listrik, kemudian komputer akan menganalisa
frekuensi listrik ini buat menentukan lokasi dan jeda objek dari alat sonar. Sonar akan
memperhitungkan jeda objek dengan mengukur waktu nan dibutuhkan oleh
gelombang suara buat memancar dari transmitter, memantul dari objek, dan diterima
kembali oleh receiver. Metode perhitungan jeda ini disebut echo ranging. gelombang
suara memiliki kecepatan tempuh 1,5 km/detik di dalam air.
2) Sonar Pasif
Sonar pasif hanya bisa menerima gelombang suara dan dipancarkan oleh
sumber suara lain, dan tak bisa memancarkan gelombang suara. Tipe sonar ini bisa
digunakan untuk memperkirakan arah dari sebuah objek, namun tidak dapat
digunakan untuk menentukan jeda lokasi objek tersebut. Dalam penggunaan di
bidang kemiliteran, sonar pasif memiliki kelebihan tersendiri, yaitu tidak

bisa

dideteksi oleh sonar dan dimiliki oleh pihak lawan. Pada umumnya, semua kapal
selam menggunakan sonar tipe ini, sedangkan hampir seluruh kapal bahari tempur
dan berada di atas permukaan air menggunakan sonar aktif sebab jenis kapal ini
mengeluarkan bunyi dan terlalu bising sehingga tidak memungkinkan penggunaan
tipe sonar pasif. Cara kerja sonar pasif ini hanya menerima gelombang suara dari
sumber suara seperti kapal, ikan, maupun obyek lain yang mengemisikan bunyi.
c.

Bagian-Bagian dari Sonar.

Bagian-bagian sonar adalah sebagai berikut:


11

1) Echo sounder adalah salah satu peralatan elektronik yang terdapat di kapal
guna untuk mengukur kedalaman air laut. Prinsip kerja echo sounder adalah
pengukuran kedalaman laut berdasarkan pulsa getaran suara. Getaran pulsapulsa tersebut dipancarkan dari transduser kapal secara vertical ke dasar laut
selanjutnya permukaan dasar laut akan memantulkan kembali pulsa-pulsa itu
kemudian diterima oleh transduser kapal.
2) Hidrofon (Alat pendengaran dalam laut)
3) Display (Monitor)
d. Fungsi sonar
1) Sebagai penentuan kedalaman dasar laut.
2) Mencari area yang banyak dihuni biota laut seperti ikan
3) Mengetahui keberadaan kapal selam musuh apabila terjadi perang
4) Mencari keberadaan benda-benda tenggelam seperti kapal ataupun hal yang
e.

lain.
Cara Kerja Sistem Sonar
Secara sederhana berikut ini sebagai contoh sebuah kapal konventional

melepas sinyal ke dalam air, maka pantulan akan memberikan efek Echo (gema) dan
mengembalikannya kepada sistem penerima (receiver), setelah itu sistem penerima
tadi melakukan kalkulasi mengenai jarak objek dari lokasi kapal dan juga informasi
informasi yang dibutuhkan lain nya, seperti pemetaan laut ( pengukuran laut,
topografi laut, dll). Sebuah sonar terdiri dari sebuah pemncar, transduser,
penerima/receiver dan layar monitor.

12

Gambar 5. Skema sederhana bagaimana sebuah sistem sonar berkerja


f.

Tingkat Akurasi Sonar


Akurasi sonar ternyata bisa di dipengaruhi oleh tingkat salinitas (kadar garam)

dari perairan. Suhu dan salinitas mengubah kerapatan air, yang dapat mempercepat
atau memperlambat sinyal kembali.
g.

Dampak Positif dan Dampak Negatif dari Sonar


Frekuensi yang digunakan pada sistem sonar umumnya berada pada daerah

ultrasonic, yaitu di atas 20.000 Hz, karena pada rentang frekuensi tersebut tidak bisa
terdengar oleh manusia dan panjang gelombangnya pada daerah ultrasonic sangatlah
kecil, sehingga difraksi gelombang yang terjadi juga akan semakin kecil dan
gelombang tidak akan menyebar. Karena kecilnya panjang gelombang yang
digunakan, sistem sonar ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi objek-objek yang
kecil pula yang berada di bawah air, seperti misalnya ikan yang berenang.
Selain berdampak positif pada kehidupan, sonar juga mempunyai dampak
negatif. Salah satu dampak negatif dari penggunaan sonar yaitu sonar dapat
menyebabkan terganggunya sistem navigasi pada hewan-hewan mamalia laut,
misalnya lumba-lumba dan paus. Hal ini dapat diakibatkan karena terjadi kerancuan
sistem sensor pada hewan tersebut karena terpapar sinyal sonar dari kapal, yang pada
dasarnya hewan tersebut juga memancarkan sinyal untuk mendeteksi objek di
sekitarnya, sama halnya dengan sistem sonar. Sehingga mengakibatkan arah atau jalur
pergerekan hewan tersebut menjadi tidak tepat. Hal inilah yang mungkin
mengakibatkan banyak lumba-lumba ataupun paus yang terdampar di pantai.
Teknologi Sonar bisa saja diaplikasikan dari hewan mamalia laut yang benar
benar mengandalkan indera suaranya untuk mengindentifikasi wilayah dan juga untuk
mencari makan. Sangat disesalkan juga apabila teknologi sonar itu yang membuat
mamalia laut sekarang terancam bahaya dengan terdampar ke pesisir.

13

Gambar6. Teknologi terisnpirasi dari mamalia laut dan dikembangkan


menjadi sebuah teknologi yang namanya Sonar

Gambar 7. Mamalia laut sekarang terancam bahaya dengan terdampar ke pesisir.


h.

Aplikasi Sonar Dalam Kehidupan Sehari-hari


Pelaksanaan Teknologi Sonar Dalam Kehidupan Manusia Sehari-hari, Sonar

bisa diaplikasikan kedalam berbagai unsur kehidupan manusia, terutama buat ruang
lingkup di bidang kemiliteran, bidang ilmu pengetahuan, dan penggunaanpenggunaan lain dan bersifat komersial.
1) Angkatan bahari telah menggunakan teknologi sonar buat mendeteksi
keberadaan kapal laut, kapal selam, dan ranjau di dalam laut.
2) Helikopter bisa menurunkan unit sonar ke dalam bahari dengan menggunakan
kabel untuk fungsi pendeteksian dan hampir sama. Sedangkan pesawat udara
bisa menjatuhkan unit sonar spesifik dan disebut sonobuoys, dimana kemudian
alat tersebut bisa mengirimkan frekuensi balik melalui gelombang radio, dan
membantu pihak militer untuk mendeteksi posisi dan keberadaan musuh di
suatu areal tertentu.

14

3) Para ilmuwan telah menggunakan sonar jenis spesifik untuk memindai keadaan
dasar bahari dan dasar danau, mereka kemudian menggunakan perangkat lunak
komputer spesifik buat memperkirakan peta penampang dasar bahari dan/atau
dasar danau dengan taraf akurasi yang sangat tinggi.
4) Beberapa tipe sonar telah membantu para ilmuwan untuk memperkirakan jenis
material dan membentuk kanvas area di dasar bahari dan/atau dasar danau, dan
bahkan bisa memperkirakan apa yang berada di balik dasar bahari dan/atau
dasar danau tersebut.
5) Kapal-kapal penangkap ikan juga telah memanfaatkan teknologi sonar untuk
mendeteksi keberadaan dan kedalaman kumpulan ikan pancingan, serta untuk
menentukan areal penangkapan ikan yang optimal.
6) Alat ultrasound juga merupakan salah satu hasil dari pengembangan teknologi
sonar. Dokter menggunakan alat ultrasound tersebut untuk memindai dan
mendiagnosa

penyakit

jantung,

mengamati

dan

memeriksa

proses

perkembangan janin, dan mendeteksi anomali serta gangguan internal tubuh


lainnya.
7) Perusahaan kilang minyak pun bisa memanfaatkan teknologi sonar ini untuk
mendeteksi kemungkinan lokasi tambang minyak bumi buat proses pengeboran
minyak bumi lepas pantai.
8) Penggunaan teknologi sonar dan memungkinkan manusia untuk bisa
i.

berkomunikasi dengan hewan, khususnya dengan lumba-lumba.


Kelebihan Dan Kelemahan Sonar
1. Sonar memiliki kelebihan dibanding alat navigasi lain yakni Radar. Karena
gelombang elektromagnetik lebih banyak mengalami pelemahan ketika
merambat di air dibandingkan gelombang akustik, maka gelombang akustik
menjadi satu-satunya alat navigasi yang efektif untuk penerapan di bawah
air. Sedangkan
2. kelemahan sonar beberapa diantaranya adalah: kecepatan pengembalian
sinyal yang dipengaruhi suhu dan salinitas air laut, dan beberapa kapal antiradar juga mengembangkan teknologi material anti-sonar sehingga

15

diperlukan sonar yang lebih canggih untuk bisa memantulkan material


tersebut.
3) Definisi dan Prinsip Kerja Dasar Sistem Navigasi
A. Pengertian Navigasi
Navigasi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata navis yang artinya
perahu atau kapal dan agake yang artinya mengarahkan, secara harafiah artinya
mengarahkan sebuah kapal dalam pelayaran. Navigasi adalah suatu teknik untuk
menentukan kedudukan dan arah lintasan perjalanan secara tepat, atau suatu kegiatan
mengontrol arah perjalanan baik di peta maupun di medan sebenarnya dengan tepat
hingga sampai ke tujuan.
Pada kondisi terdahulu, istilah navigasi digunakan untuk melakukan perjalanan
di alam bebas hanya dibantu oleh peta, kompas dan kemampuan berorientasi yaitu
usaha memperkirakan atau menentukan tempat kedudukan setepat mungkin dengan
cara mengamati, mempelajari, mengenali keadaan sekitar selama perjalanan
dilakukan.
Sekarang, navigasi sudah mengalami perkembangan, sehingga terdapat
beberapa jenis perangkat navigasi lain, yaitu perangkat navigasi yang tergabung
dalam navigasi elektronik. Navigasi elektronik sering digunakan karena perannya
cukup dibutuhkan untuk hasil yang lebih akurat dan penggunaannya lebih praktis,
mengingat medan kedudukan yang ingin dicari kadang kala tidaklah selalu aman.
Dari waktu ke waktu seiring dengan perkembangan jaman kata navigasi tidak
lagi hanya digunakan dalam dunia maritime tetapi sering juga digunakan di daratan
dan udara. Navigasi adalah proses langsung dalam pelayaran yang dapat memandu
selama pelayaran berlangsung. Navigasi atau pandu arah juga merupakan cara
menentukan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya maupun pada peta.
Sebelum pedoman arah ditemukan, pandu arah dilakukan dengan melihat kedudukan
benda-benda langit seperti matahari dan bintang-bintang dilangit, yang tentunya
bermasalah kalau langit sedang mendung.
B. Alat-alat Navigasi

16

Alat navigasi sangatlah penting peranannya untuk kepentingan pelayaran,


sebab alat navigasi merupakan sebuah alat yang dapat membantu para Nahkoda atau
jurumudi agar arah atau tujuan pelayaran dapat ditentukan secara tepat dan efisien.
Alat Navigasi terdiri dari : Navigasi Manual dan Navigasi Elektronik
o Alat Navigasi Manual adalah sebuah alat navigasi yang dioperasikan secara
manual atau tradisional. Sedangkan
o Alat Navigasi elektronik adalah alat navigasi yang pengoperasiannya
memakai system elektronika dan langsung berhubungan dengan satelit.
C. Beberapa contoh alat navigasi
1. Radar (Radio Detection Navigator)
2. RDF (Radio Direction Finding)
3. SONAR (Sound Navigation Ranging)
4. GPS (Global Position System)
D. Prinsip Kerja Alat Navigasi
Adapun prinsip kerja alat-alat navigasi terserbut antara lain adalah :
1. Radar
Sebuah pemancar Radar kapal maupun darat akan menghasilkan pulsa
gelombang pendek dari gelombang-gelombang radio dan pancaran pulsa
gelombang tersebut diarahkan pada area tertentu (melalui Scanner Radar),
apabila salah satu gelombang radio dari pulsa-pulsa itu mengenai suatu target
sebagian energi ini akan dipantulakan oleh kapal tersebut ke segala arah.
Termasuk dikembalikan kearah kapal yang memancarkan gelombang tadi.
2. RDF
Bila sebuah kumparan ditempatkan pada sebuah magnet maka pada kumparan
tersebut

akan

diinduksikan

tegangan

listrik.

Gelombang-gelombang

elektromagnetik yang dipancarkan oleh antena pemancar yang dialiri oleh


arus bolak balik (AC) di stasiun pemancar juga akan menginduksi kumparan
sehingga terjadi tegangan listrik
3. Sonar
Prinsip kerja Sonar adalah memberikan informasi akurat dengan cara
mengirimkan gelombang magnetik dari transmitter ke target pada permukaan
dasar perairan dan mengembalikan bunyi gelombang dalam waktu tertentu

17

dan diterima kembali oleh receiver , maka pada layar monitor akan terbaca
gambaran dasar perairan
4. GPS (Global Position System)
Prinsip kerjanya adalah menentukan posisi kapal, dimana pada alat ini dapat
memberikan informamsi keberadaan kapal pada posisi sebenarnya menurut
garis lintang dan bujur bumi. GPS dapat menentukan posisi kapal dalam tiga
dimensi yaitu Latitude, Longitude dan Altitude diatas permukaan perairan.
Alat Navigasi merupakan peralatan yang digunakan untuk penentu arah
pelayaran dan untuk menentukan posisi kapal. Semua alat Navigasi sangat diperlukan
untuk kepentingan pelayaran, karena alat navigasi dapat memandu navigator diwaktu
dan tempat selama pelayaran berelangsung. Merencanakan trek pelayaran harus
dimulai dari perhitungan pelayaran yang telah digambarkan pada peta laut, kemudian
diprogramkan pada alat navigasi seperti GPS sebagai pedoman arah haluan kapal
untuk menuju tujuan pelayaran. Semua trek pelayaran sudah terencana secara teliti
untuk mengefisienkan alur pelayaran dan sudah termasuk perhitungan pengaruh arus
dan angin.
4) Perbedaan Radar dan Sonar
Perbedaan dari kedua nya adalah pada sumber energi pancaran dan medium
perambatan nya. Sonar yang menggunakan gelombang suara frekuensi relatif tinggi.
Bila pada sonar, gelombang suara merambat pada medium air sedangkan pada radar,
gelombang elektromagnetik merambat pada medium udara. persamaan dari Sonar dan
Radar adalah sama sama sebagai sistem navigasi dan pengukuran jarak. Ibarat radar
adalah mata di angkasa maka Sonar adalah mata di air.
2.2
Perkembangan Radar, Sonar dan Navigasi
1. Perkembangan Radar
Diakhir tahun 1940-an, radar telah diintegrasikanke dalam sistem pemanduan
lalu lintas udara . Sejak itu telah banyak kemajuan yang dicapai baik peralatan
maupun prosedur sehingga radar saat ini mempunyai kinerja jauh lebih baik
18

dibandingkan yang dibayangkan semula beberapa tahun yang lampau. Peralatan radar
saatini telah dipasang di hampir seluruh unit pemandu lalu lintas udara di seluru
dunia. Sistem radar sangat membantu tenaga pemandu lalu lintas udara yaitu menjaga
keselamatan, kelancarandan keteraturan lalul intas udara.
Keberadaan radar pertama kali adalah merupakan gagasan dari dua ilmuan
Jerman yaitu Heinrich dan Christian Hulsmeyer, pada tahun 1922. Percobaan
dlakukan oleh kedua ilmuan tersebut dan selanjutnya mereka dapat mempraktekandi
lapangan. Mereka gunakan untuk menghindarkan tabrakan antar kapal laut di lautan.
Dari situlah akhirnya membawa arah perkembangan radar. Sistem radar pertamakali
digunakan pada tahun 1925 oleh Gregory Briet dan Merle A. Tune dari Amerika.
Pada tahun 1930, dilakukan penyelidikan penggunaan radio untuk mencari
kapal laut dan pesawat terbang musuh oleh Angkatan Laut Amerika Serikat. Dan
hasilnya adalah alat tersebut mampu mendeteksi pesawat dengan mengunakan
panntulan gelombang radio. Setelah berhasil dilakukan lagi untuk selanjutnya
penelitian mengembangkan instrument untuk mengumpulkan data, mencatat data
secara otomatis dan mengkorelasikan data untuk menunjukan posisi, sudut dan
kecepatan kapal laut atau pesawat terbang.
Kemajuan berlanjut pada tahun berikutnya dilakukan oleh Angkatan Darat dan
Laut Amerika. Selama Perang Dunia II, industri radar mencapai puncaknya. Banyak
perusahaan elektronik yang memperoleh kontrak untuk pembatan peralatan radar.
Badan Penerbangan Inggris mengakui kuntungan yang diperoleh dari radar dalam
sistem pengendalian Lalu Lintas Udara. Pada Badan Meteorologi Amerika
memanfaatkan radar dalam melacak badai untuk mengadakan perkiraan cuaca sedini
mungkin.
Penggunaan radar dalam pengendalian Lalu Lintas Udara pertama kalinya
adalah untuk alat bantu pendaratan. Setelah pengembangan peralatan yang lebih
baik,peralatan tersebut kemudian ditingkatkan untuk mengatur arus lalulintas. Radar
telah memungkinkan pengendalian Lalu lintas Udara untuk melihat dan mengarahkan

19

pesawat guna menghindarkan tabrakan antar pesawat atau antara pesawat dan
rintangan di darat.
2. Perkembangan Sonar
Sonar sudah dikenal sejak tahun 1490 dari catatan harian Leonardo da Vinci,
pembuat lukisan Monalisa yang terkenal itu. Dari catatan harian tersebut ia
menyatakan seperti ini : Dengan menempatkan ujung pipa yang panjang didalam
laut dan ujung lainnya di telinga Anda, maka Anda dapat mendengarkan kapal-kapal
laut di kejauhan. Hal ini berarti sejak tahun tersebut sonar sudah dikenal orang.
Penelitian tentang perambatan suara di dalam air yang merupakan prinsip
dasar sonar dilakukan Daniel Colloden pada tahun 1822, beliau menggunakan sebuah
lonceng bawah air untuk menghitung kecepatan perambatan suara di dalam air. Lalu
penelitian selanjutnya dilakukan juga oleh Lewis Nixon pada percobaannya di tahun
1906, bertujuan untuk mengukur puncak sebuah gunung es. Pada tahun-tahun
berikutnya penelitian tentang sonar semakin berkembang maju. Terutama untuk
tujuan kepentingan pihak militer. Terlebih ketika kapal selam mulai banyak
digunakan dalam pertempuran di laut.
Di bidang militer, peralatan sonar yang berfungsi sebagai pendeteksi
keberadaan sebuah kapal selam dibuat oleh Paul Langevin pada tahun 1915.
Penggunaan teknologi sonar untuk kepentingan sipil mulai terlihat perkembangannya
pada era 1970an. Pada waktu itu mulai diadakan pembuatan sistem sonar yang
disebut Analog Echo Integrator, dan Echo Counter. Peralatan ini sangat berguna
untuk menentukan stok persediaan ikan di suatu kawasan perairan.
Tidak lama kemudian beberapa negara seperti Amerika, Jepang, Norwegia,
dan Jerman mulai mengembangkan peralatan Digital Echo Integrator Dual Beam
Acoustyc System, Quasy Ideal Beam System, dan Split Beam Acoustic Sistem yang
semakin membuat keakuratan data bagi banyak penelitian sumber daya kelautan
yang makin giat dilakukan oleh banyak negara.
[http://johan-suryantoro.com/2008/06/sonarl].

20

Penggunaan teknologi sonar di Indonesia sejak tahun 1960an ketika


pemerintahan Presiden Soekarno banyak membeli kapal-kapal perang beberapa
negara seperti Amerika, Rusia, Italia dan Belanda. Penelitian penggunaan teknologi
sonar di Indonesia harus digiatkan karena laut di Indonesia memiliki 2/3 luas yang
lebih besar dibanding luas daratannya. Kawasan laut seluas ini seharusnya bisa
dikelolah dengan cara-cara yang profesional. [Akhmad Rifai,2003
3. Perkembangan Navigasi
Pada jaman awal modern, sistem navigasi ini kemudian di kembangkan lagi.
Dengan Astrolabe dan Jacob Staff (tongkat jacob), sebuah alat untuk menentukan
sudut langit, orang-orang Portugis, Belanda, Spanyol, dan Inggris dapat menjelajah
hampir keseluruh dunia pada abad ke-15. Mereka hanya memperkirakan sudut
Longitude. Pada abad ke-18 navigasi menjadi lebih akurat dengan penemuan Sextant
dan pengembangan Chronometer. Mulai abad ke-20, muncul radio navigasi yang
dapat menentukan posisi seseorang berdasarkan lokasi dari berbagai stasiun radio.
Navigasi satelit : Awal dari pada konsep GPS Ide untuk membangun navigasi
dengan satelit bermula dari seseorang peneliti ruang angkasa Jerman bernama, Karl
Hans Janke, pada 11 mei 1993, ia mendaftarkan sebuah paten di Berlin untuk sebuah
Indikator Posisi, terutama untuk pesawat udara, yang kemudian diberikan pada 11
November 1943. dalam paten tersebut, ia menggambar dua buah perangkat (satelit)
yang saling berjauhan dan mengirim sinyal elektromagnetis secara permanen.
Namun, Karl Hans Janke harus dikarantina karena menderita penyakit Schizophreni
di daerah bekas Jerman timur dan akhirnya ia meninggal dunia pada tahun 1988.
Di kemudian hari, idenya lalu di kembangkan, pada tahun 1978, AS
mengirimkan satelit navigasi pertamanya ke orbit Bumi. Pada awalnya proyek ini
hanya untuk keperluan militer, namun pada tahun 1983, proyek ini dibuka untuk
sipil. Pemicunya adalah tragedi penembakan pesawat komersil Korea yang tersesat di
atas wilayah bekas Uni Soviet. Kemudian, munculah GPS atau Global Positioning
System pada tahun 2001, EU menetapkan proyek GALILEO, program navigasi
satelit eropa. Sementara itu, bisnis marak dengan perangkat navigasi untuk semua
21

orang, apalagi setelah militer AS menonaktifkan ketidak akuratan Artifisial pada


sistem GPS sejak bulan Mei 2000.
2.3

Jenis-jenis Radar dan Penentuan Posisi, Jarak dan Ketinggian Objek


1. Jenis-jenis Radar
a. Doppler Radar
Doppler radar merupakan jenis radar yang mengukur kecepatan radial dari
sebuah objek yang masuk ke dalam daerah tangkapan radar dengan
menggunakan Efek Doppler. Hal ini dilakukan dengan memancarkan sinyal
microwave (gelombang mikro) ke objek lalu menangkap refleksinya, dan
kemudian dianalisis perubahannya. Doppler radar merupakan jenis radar yang
sangat akurat dalam mengukur kecepatan radial. Contoh Doppler radar adalah
Weather Radar yang digunakan untuk mendeteksi cuaca.

Gambar 8. Doppler Radar


b. Bistatic Radar
Bistatic radar merupakan suatu jenis sistem radar yang komponennya
terdiri dari pemancar sinyal (transmitter) dan penerima sinyal (receiver), di
mana kedua komponen tersebut terpisah. Kedua komponen itu dipisahkan
22

oleh suatu jarak yang dapat dibandingkan dengan jarak target/objek. Objek
dapat dideteksi berdasarkan sinyal yang dipantulkan oleh objek tersebut ke
pusat antena. Contoh Bistatic radar adalah Passive radar. Passive radar adalah
sistem radar yang mendeteksi dan melacak objek dengan proses refleksi dari
sumber non-kooperatif pencahayaan di lingkungan, seperti penyiaran
komersial dan sinyal komunikasi.

Gambar 9. Bistatic Radar


2. Penentuan posisi jarak dan ketinggian objek
a. Penentuan posisi jarak dan ketinggian objek pada pesawat
Dengan adanya target yang aktif dan dua frekuensi carrier yang
berbeda, maka pada SSR kita akan dapat mendeteksi suatu pesawat yang
cukup jauh yaitu 200 NM. Dengan Radar SSR, yang merupakan radar deteksi
aktif dengan pesawat terpasang transponder, informasi yang didapatkan lebih
dari deteksi PSR, yaitu :

jarak pesawat

posisi pesawat

kode pesawat

ketinggian pesawat

23

kecepatan pesawat
Secondary Surveillance Radar (SSR) adalah radar yang bekerja

dengan bantuan alat yang bernama transponder di pesawat udara. Secara


sederhana cara kerjanya adalah sebagai berikut:
a. SSR di darat memancarkan sinyal yang disebut dengan interrogation pada
frekuensi 1030 Mhz
b. Jika mendapatkan sinyal interogasi, maka transponder akan menjawab/
memberikan sinyal balasan pada frekuensi 1090 Mhz
c. Dekoder yang ada di SSR akan menghitung jarak pesawat tersebut dari
lamanya sinyal sampai kembali ke SSR
d. Arah pesawat tersebut akan ditentukan oleh arah antena radar SSR yang
berputar 360 derajat.

Gambar 10.Secondary Surveillance Radar (SSR)


Jadi misalnya antena SSR sedang mengarah ke timur pada arah 090 dan
mendapatkan jawaban (reply) dari sebuah transponder, maka jarak dan posisi
pesawat akan diketahui oleh SSR.
Manfaat dari SSR :
Menghasilkan informasi dari transponder pesawat yang mengirimkan
jawaban dengan membawa identitas dari pesawat
24

Jarak jangkau pancaran adalah 200 NM


Daya nya adalah 2,5 Kwatt
Informasi yang dapat dihasilkan oleh secondary surveillance radar adalah:

Jarak: Salah satu cara yang bisa dipakai untuk mengukur jarak suatu objek
dari antena ialah dengan mengirimkan sinyal gelombang radio (radiasi
elektromagnetik) dan mengukur jeda waktu pantulan gelombangnya.
Jarak(Range) Pesawat Terbang Menunjukkan jarak pesawat terbang
terhadap staiun radar atau bandar udara dalam satuan Nautical

Mile(NM) dimana 1NM=1,852 kilometer


Kecepatan: Perbedaan frekuensi antara

sinyal

gelombang

yang

dipancarkan dan sinyal gelombang yang dipantulkan kembali dapat

digunakan untuk menghitung kecepatan dari benda tersebut.


Posisi Merupakan nilai sekian derajat terhadap titik utara stasiun radar
kearah pesawat terbang dengan putaran searah jarum jam(Clock

Wise/Cw)
Ketinggian
Ketinggian dari suatu pesawat harus diketahui baik pilot maupun ATC (air
traffic control) untuk menyeimbangkan pesawat agar tidak berada pada
jalur yang salah. Ketinggian Pesawat Terbang Menunjukkan ketinggian

pesawat udara terhadap permukaan laut dengan satuan feet.


Kode pesawat
Kode pesawat digunakan untuk mengetahui pesawat jenis apa yang sedang
terbang pada saat itu. Dan untuk membedakan pesawat satu dengan yang

lainnya.
b. Penentuan posisi jarak dan ketinggian objek pada kapal
Antenna (scanner) adalah salah satu bagian penting Radar yang
berfungsi untuk menghantarkan proses pemancaran tenaga frekuensi radio (rf) yang dikirim dari transmitter unit ke sekeliling kapal secara horizontal
dalam bentuk alur (beam) dan seterusnya menerima kembali gema radio yang
dipantulkan oleh sasaran untuk diteruskan ke receiver unit.

25

Briliance Controladalah kontrol yang berfungsi untuk mengatur


kecerahan-skrin radar dan Course-up stabilization adalah penampilan radar
dimana haluan dikemudikan-menunjukkan pada angka 0? dari skala kursor
layar radar bukan arah utara.
Diskriminasi baringan (Bearing discrimination)adalah kemampuan
sebuah radar untuk memisahkan sasaran yang terletak pada jarak yang sama
dan satusama lain berdekatan Diskriminasi jarak (Range discrimination) juga
kemampuan sebuah radar untuk membedakan jarak pemisahan sasaran yang
terletak pada baringan yang sama dan satu sama lain berdekatan. Display
unitadalah bagian dari Radar yang berfungsi untuk menampilkan data yang
diterima oleh receiver unit, Ionosfiradalah lapisan gas terion yang melindungi
permukaan bumi yang jarak-nya sekitar 100 km atau lebih dari permukaan
bumi, Jarak maksimum (maximum range)adalah batas maksimum dimana
sasaran dapat dideteksi yang tergantung pada panjang gelombang, kekuatan
pancaran,keinggian dan disain antenna, ukuran dan jenis objek serta
sensitifitas alatpenerima. Jarak minimum (minimum range)adalah jarak
terdekat suatu sasaran yang dapat dideteksi oleh radar dan dapat ditampilkan
dalam skrin rada

2.4

Radar Cuaca dan Pemetaan


1. Pengertian Radar Cuaca
Radar Cuaca adalah peralatan radar yang didesain khusus untuk pengamatan

cuaca karena memungkinkan untuk menentukan lokasi presipitasi sehingga dapat


mendeteksi tingkat lemah/kuatnya suatu badai sebagai suatu fenomena cuaca. Radar
cuaca juga dapat mendeteksi kandungan partikel air dan es di dalam atau di bawah
awan yang sangat mungkin untuk jatuh sebagai hujan, salju atau rambun.
Radar

Cuaca

dapat

digunakan

untuk

mengetahui

posisi

hujan

memperhitungkan gerakannya, memperkirakan jenisnya (apakah hujan, salju, hujan

26

es, dan sebagainya). Sebagai alat pengamat fenomena meteorologi dan presipitasi,
Radar Cuaca mampu memberikan informasi yang lebih detail untuk mendukung
pelayanan bagi publik dalam skala dan waktu yang dibutuhkan.
Radar cuaca berkerja dengan cara memancarkan getaran dari gelombang
elektromagnetik energi pada frekuensi microwave ke dalam atmosfer. Saat getaran ini
mengenai objek, beberapa energi elektromagnetic terhambur kembali ke radar. Hal ini
sering disebut pantulan kembali, dan ini adalah dimana Reflectivity berasal.
Reflectivity adalah tingkat efiensi target yang menangkap dan mengembalikan energi
dari radar, hal ini tergantung pada bentuk fisik dari target, seperti ukuran, bentuk,
komposisi, dll.

Gambar 11. Pendeteksian Cuaca


Radar cuaca modern kebanyakan radar yang memakai prinsip Doppler (pulseDoppler radars) , mampu mendeteksi gerakan tetesan hujan untuk menentukan
intensitas curah hujan. Kedua jenis data dapat dianalisa untuk menentukan struktur
badai dan potensi mereka untuk menyebabkan cuaca buruk.
Energy yang dikembalikan ke radar akan dianalisis oleh komputer untuk
mengetahui lokasi dan intensitas dari precipitasi, dan informasi tentang arah dan
kecepatan angin. Informasi ini kemudian digambarkan dalam tampilan radar.

27

Gambar 12. Tampilan Hasil Pantauan Radar


Terdapat banyak jenis radar yang digunakan untuk mendeteksi presipitasi dan
kondisi cuaca lainnya. Jenis yang paling umum digunakan di USA adalah Pulse radar
yang dibuat oleh National Weather Services NEXRAD ( NEXt generation RADar )
WRS-88D System. Selain itu, ada pula jenis Phase-Array radar yang jarang dipakai
namun lebih canggih digunakan untuk militer dan juga penelitian atmosfer.

Gambar 13. Radar NEXRAD WSR-88D

28

Radar jenis NEXRAD WSR-88D memiliki antena pada sudut yang kecil,
mengirim getaran setiap detik, kemudian menerima kembali energy atau hamburan
energi dari objek. Kemudian radar berputar kembali dan mengulangi proses ini.
Setiap selesai satu kali putaran, sudut elevasi antena pada radar akan bertambah dan
proses akan diulangi kembali dengan sudut yang lebih besar. Radar ini mengirimkan
dan menerima gelombang dengan sangat cepat sehingga dapat menscan seluruh area
atmosfer di dekatnya sekitar 5 menit.
National Weather Service sekarang ini telah meningkatkan gelombang radar
menjadi dual-polarisasi radar. Radar jenis WSR-88D memancarkan dan menerima
gelombang yang memiliki gerak horizontal. Dual-polarisasi radar juga mengirimkan
dan menerima data dalam arah vertikal, sehingga menyediakan gambar lengkap dari
target di atmosfer.

Gambar 14. Conventional dan Dual Polarization Radar


Teknologi ini memungkinkan forcaster untuk :
o Mengidentifikasi target yang bukan termasuk cuaca dengan mudah
o Membedakan hujan, salju, dan salju yang meleleh
o Mendeteksi kapan Hail (es) terjadi pada Badai

29

Gambar 15. Phase-Array Radar


Phase-array Radar tidak memiliki antena yang berputar seperti pada WSR-88D
dan justru langsung memancarkan getaran elektomagnet melalui banyak antena kecil.
Sebagian besar memiliki kapasitas dual-polarisasi yang bagus. Tipe radar ini
sepertinya akan menggantikan jenis radar WSR-88D pada masa mendatang.
Dikarenakan tidak melakukan perputaran antena maupun menambahan sudut,
Phase-Array radar mampu menscan lebih cepat dan area yang diinginkan lebih
spesifik, seperti contoh Sel Tunggal dari Thunderstorm. Alat ini juga bisa digunakan
untuk menscan area yang banyak secara bersamaan.

Gambar 16. phase array radar mampu mengamati banyak fenomena secara
bersamaan
Untuk sebagian aplikasi, phase-radar terlihat sama seperti NEXRAD WSR88D radar dan interpretasi dari keduannya sangatlah mirip.

30

Produk radar yang paling umum digunakan disebut base Reflektivity. Ini
terdiri dari nilai yang berhubungan dengan penghamburan gelombang yang terjadi
dari target. Dalam gambar ini, reflektivity terletak di tengah disebut ground clutter.
Energi yang diterima dari objek di dekat tanah seperti pohon, bangunan ataupun
partikel-partikel di udara. Di sebelah utara/atas dari ground clutter menunjukkan
intensitas dari presipitasi. Posisi dari presipitasi berhubungan dengan 2 faktor, yaitu :

Sudut elevasi dari Antena ( seberapa tingg tiang radar diletakkan )


Waktu yang diperlukan gelombang elektromagnetik untuk kembali ke radar
2. Komponen Utama Radar Cuaca :
Pemancar (transmitter)
Terdiri atas sebuah tabung osilator bebas (magnetron) yang bekerja dalam
implusi antara 0,5 dan 2,0 s dan menimbulkan daya emisi sebesar 100 kW

dan 2,0 MW.


Antena
Alat ini adalah bagian yang memancarkan impulsi daya dan menerima echo.
Antena yang memusatkan energi radioelektrik yang terletak di dalam sebuah
kerucut relatif kecil antara 0,5 dan 3 memberikan gain. Umumnya radar
meteorologi menggunakan satu antena unik, untuk memancarkan dan
menerima energi dengan menggunakan sebuah komutator otomatik untuk

menutup penerima pada waktu transmitter bekerja.


Penerima (receiver)
Alat ini mendeteksi dan mengubah signal yang diterima dalam bentuk video.
Kita tak dapat mendeteksi echo dimana amplitudonya di bawah kebisingan
khusus dari penerima, karenanya kita berusaha mengecilkan kebisingan
semaksimal mungkin.

Indikator
Alat ini bekerja

sebagai

osiloskop.

Umumnya

radar

meteorologi

menggunakan indikator RHI (Range Height Indicator) dan indikator


panoramik PPI (Plan Position Indicator).

31

Gambar 17. Diagram Dasar Instalasi Radar Meteorologi


Selain beberapa komponen di atas, sistem radar juga terdiri dari beberapa
komponen pendukung lainnya, yaitu :

Waveguide, berfungsi sebagai penghubung antara antena dan transmitter.


Duplexer, berfungsi sebagai tempat pertukaran atau peralihan antara
antena dan penerima atau pemancar sinyal ketika antena digunakan dalam

kedua situati tersebut.


Software, merupakan suatu bagian elektronik yang berfungsi mengontrol
kerja seluruh perangkat dan antena ketika melakukan tugasnya masingmasing.

32

Gambar 18. Mekanisme yang terjadi pada radar cuaca


Prinsip radar, komponen utamanya adalah transmitter, antena dan penerima
(receiver). Transmitter membangkitkan pulsa energi pendek pada frekuensi radio
dalam spektrum elektromagnetik. Pulsa-pulsa energi ini difokuskan oleh antena ke
dalam sinar yang sempit yang menjalar dengan kecepatan cahaya. Jika pulsa-pulsa
tersebut menangkap sebuah obyek dengan karakteristik refraktif yang berbeda dengan
udara, maka ada arus yang diinduksikan dalam objek yang mengganggu pulsa dan
menyebabkan

beberapa

energi

dihamburkan.

Sebagian

energi

ini

akan

diretrodifusikan ke antena dan jika komponen energi yang diretrodifusikan cukup


besar maka energi akan dideteksi oleh antena.
Atau dapat dikatakan gelombang elektromagnetik (RF energy) yang
dipancarkan ke udara bebas dan akan kembali sebagai echo signal jika membentur
suatu target. Radar adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi atau menentukan
suatu lokasi target di udara maupun daratan, pemetaan cuaca (mapping weather)

33

berupa awan atau badai dan pemetaan daratan (ground mapping). Selain untuk
menampilkan target, radar juga dapat menentukan :
a. Bearing (sudut target)
b.

Distance (jarak target)

c. Elevation (sudut ketinggian target)


d.

Speed (kecepatan target)

e. Relative size
Fungsi utama radar adalah mengukur jarak dan memuat objek (target) yang
diretrodifusikan. Jarak diselesaikan dengan putaran waktu yang memperhitungkan
waktu antara transmisi (pemancaran) suatu pulsa dan penerimaan sebuah sinyal. Arah
target ditentukan dengan mencatat elevasi dan azimut antena pada saat sinyal
diterima.
Presipitasi ataupun fenomena meteorologi lain yang menghasilkan echo
adalah target yang diamati oleh Radar Cuaca. Target antara lain berupa awan (Cloud),
hujan (Rain), salju (Snow), rambun (Hail), petir (Lighting), Badai (Stroms) dan
Squall Line.
Selain echo dari target yang diinginkan, ada juga echo yang tercampur dan
terekam pada layar monitor. Echo tersebut bukan dari fenomena meteorologi, dikenal
sebagai Clutter. Ada 4 macam clutter yang penting diketahui yaitu: Ground Clutter,
Sea Clutter, Weather Clutter dan Particular Clutter.
Ground clutter terjadi akibat pantulan kuat (echo) yang berasal dari target
yang tak bergerak yang sering terlihat dekat lokasi radar (Radar Site), yakni berupa
bukit-bukit, gedung-gedung dan pepohonan. Pada kondisi normal target terlihat pada
layar monitor dengan jarak yang lebih jauh dari sebenarnya. Sea Clutter yaitu
pantulan dari benda-benda di permukaan laut. Weather Clutter yaitu pantulan dari
awan, hujan dan salju. Particular Clutter yaitu pantulan dari kelompok burung atau
inversi suhu. Untuk melenyapkan clutter dapat dilakukan dengan menengadahkan
antena dengan dengan konsekuensi target pada ketinggian rendah akan ikut lenyap
34

pada layar radar atau dengan Moving Target Indicator (MTI) yang berfungsi untuk
mengurangi atau bahkan menghilangkan clutter yang dihasilkan dari sasaran diam
tanpa mengubah arah antena yaitu dengan merekayasa sedemikian rupa sehingga
sasaran yang diam tidak tampak di layar radar.
Awan (Cloud) tersusun oleh partikel-partikel air yang sangat kecil, kristal es
atau keduanya, tergantung pada suhu dan beberapa faktor lainnya. Awan yang penting
untuk diamati adalah jenis awan-awan hujan dalam bentuk tunggal (isolated) maupun
kelompok (cluster).
Hujan (Rain) mudah dideteksi oleh banyak radar. Hubungan antara
reflektivitas radar dan rata-rata curah hujan yaitu:

Di mana : Z = Faktor reflektivitas radar (mm6/mm3)


A dan b = konstanta
R = Rata-rata curah hujan (mm/jam)
Salju (Snow) tidak selalu dapat dideteksi oleh radar. Ada beberapa perbedaan
penting antara salju dan hujan, salah satu perbedaannya adalah rata-rata presipitasi
salju biasanya lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata curah hujan. Biasanya
hujan masih dapat dideteksi pada jarak yang jauh dari radar, sedangkan salju pada
jarak maksimum radar sudah tidak terlihat.
Rambun (Hail) didefinisikan sebagai presipitasi dalam bentuk es dengan
diameter sekitar 5 mm, berbentuk bola atau es tak beraturan yang terbentuk dari awan
konvektif, biasanya awan Cumulonimbus (Cb).
Hasil pengamatan radar berupa gambar (citra) yang dapat dilihat pada layar
monitor radar. Gambar

tersebut memiliki

makna

bila pengamat

mampu

menerjemahkan informasi yang terkandung di dalamnya dengan interpretasi gambar.

35

Interpretasi adalah kegiatan mendeteksi dan menilai arti penting obyek dari
suatu target yang terlihat pada layar monitor radar. Tampilan citra radar perlu
diinterpretasi dengan teliti agar menghasilkan informasi yang benar.
3. Pemetaan Radar
A. Penginderaan Jauh
Penginderaan Jauh merupakan gambaran yang terekam oleh kamera atau oleh
sensor lainnya. Dalam bahasa Inggris, citra adalah image atau imagery,
batasannya adalah :
1. Image adalah gambaran suatu obyek atau suatu perwujudan, umumnya
berupa peta, gambar, atau foto.
2. Imagery adalah gambaran visual tenaga yang direkam dengan
menggunakan alat penginderaan jauh.
Citra merupakan gambaran dua dimensional yang menggambarkan
bagian dari permukaan bumi, hasil dari perekaman sensor atas pantulan atau
pancaran spektral objek yang disimpan pada media tertentu (Danoedoro,
2001).
Klasifikasi citra dapat dilakukan secara manual (visual) maupun secara
digital. Klasifikasi secara manual dilakukan dengan bertumpu pada
kenampakan pada citra, seperti misalnya rona atau warna, bentuk, ukuran,
tinggi atau bayangan, tekstur, pola, letak atau situs dan asosiasi dengan obyek
lainnya.
Klasifikasi secara digital dapat dilakukan dengan bantuan komputer,
dan biasanya bertumpu pada informasi spektral obyek (yang diwakili oleh
nilai pixel citra) pada beberapa saluran spektral sekaligus. Oleh karena itu,
klasifikasi secara digital sering disebut sebagai klasifikasi multivariat atau
klasifikasi multispektral.
Pada penginderaan jauh, sensor merekam tenaga yang dipantulkan atau
dipancarkan oleh obyek di permukaan bumi. Rekaman tenaga ini akan

36

diproses dan akan membuahkan data penginderaan jauh. Data penginderaan


jauh dapat berupa data digital atau data numerik untuk dianalisis dengan
menggunakan komputer. Data ini juga dapat berupa data visual yang pada
umumnya dianalisis secara manual. Data visual dibedakan lebih jauh atas data
citra dan data noncitra. Data citra berupa gambaran yang mirip wujud aslinya
atau paling tidak berupa gambaran planimetrik. Data noncitra pada umumnya
berupa garis atau grafik. Sebagai contoh data noncitra adalah grafik yang
mencerminkan beda suhu yang direkam disepanjang daerah penginderaan. Di
dalam penginderaan jauh yang tidak menggunakan tenaga elektromagnetik,
contoh data noncitra antara lain berupa grafik yang menggambarkan gravitasi
maupun daya magnetik di sepanjang daerah penginderaan.
B. Sistem Penginderaan Jauh
Foto yang dibuat dari satelit
Citra Nonfoto
Spektrum elektromagnetik yang digunakan berdasarkan spektrum

elektromagnetik yang digunakan dalam penginderaan, citra nonfoto.


Citra inframerah termal
Citra yang dibuat dengan spektrum inframerah termal Citra radar dan
citra gelombang mikro

Sensor
Berdasarkan sensor yang digunakan, citra nonfoto dibedakan atas :
Citra tunggal
Citra multispektral
Citra yang dibuat dengan saluran jamak. Berbeda dengan citra tunggal
yang umumnya dibuat dengan saluran lebar, citra multispektral pada
umumnya dibuat dengan saluran sempit.
Wahana
Berdasarkan wahananya citra nonfoto dibedakan atas :
Citra dirgantara (Airborne Image)
Citra yang dibuat dengan wahana yang beroperasi di udara atau
dirgantara. Sebagai contoh misalnya citra inframerah termal, citra
radar, dan citra MSS yang dibuat dari udara. Istilah citra dirgantara
jarang sekali digunakan.
37

Citra satelit (Satelit atau Spaceborne Image)


Citra yang dibuat dari antariksa atau angkasa luar. Citra satelit
dibedakan lebih jauh atas penggunaan utamanya yaitu :
1.

Citra satelit untuk penginderaan planet, misalnya citra satelit


Ranger (AS), citra satelit Viking (AS), citra satelit Luna (Rusia),
dan citra satelit Venera (Rusia).

2.

Citra satelit untuk penginderaan cuaca, misalnya citra NOAA


(AS), dan citra meteor (Rusia).

3.

Citra satelit untuk penginderaan sumberdaya bumi, misalnya citra


Landsat (AS), citra Soyus (Rusia), dan citra SPOT yang diorbitkan
oleh Prancis pada tahun 1986.

4.

Citra satelit untuk penginderaan laut, misalnya citra Seasat (AS)


dan citra MOS (Jepang) yang akan diorbitkan pada tahun 1986.

Menurut Prof. Dr. Sutanto (1986), pada dasarnya interpretasi citra terdiri dari
dua kegiatan utama, yaitu perekaman data dari citra dan penggunaan data tersebut
untuk tujuan tertentu. Lihat gambar di bawah ini

38

Gambar 19. Sistem Penginderaan Jauh.


Perekaman data dari citra berupa pengenalan objek dan unsur yang tergambar
pada citra serta penyajiannya ke dalam bentuk tabel, grafik atau peta tematik. Urutan
kegiatan dimulai dari menguraikan atau memisahkan objek yang rona atau warnanya
berbeda dan selanjutnya ditarik garis batas/delineasi bagi objek yang rona dan
warnanya sama. Kemudian setiap objek yang diperlukan dikenali berdasarkan
karakteristik spasial dan atau unsur temporalnya.
Objek yang telah dikenali jenisnya, kemudian diklasifikasikan sesuai dengan
tujuan interpretasinya dan digambarkan ke dalam peta kerja atau peta sementara.
Kemudian pekerjaan medan (lapangan) dilakukan untuk menjaga ketelitian dan
kebenarannya. Setelah pekerjaan medan dilakukan, dilaksanakanlah interpretasi akhir
dan pengkajian atas pola atau susunan keruangan (objek) dapat dipergunakan sesuai
tujuannya.
Untuk penelitian murni, kajiannya diarahkan pada penyusunan teori,
sementara analisisnya digunakan untuk penginderaan jauh, sedangkan untuk
penelitian terapan, data yang diperoleh dari citra digunakan untuk analisis dalam
bidang tertentu seperti geografi, oseanografi, lingkungan hidup, dan sebagainya.
Untuk lebih jelasnya lihat kembali gambar di atas Dalam menginterpretasi citra,
pengenalan objek merupakan bagian yang sangat penting, karena tanpa pengenalan
identitas dan jenis objek, maka objek yang tergambar pada citra tidak mungkin
dianalisis. Prinsip pengenalan objek pada citra didasarkan pada penyelidikan
karakteristiknya pada citra. Karakteristik yang tergambar pada citra dan digunakan
untuk mengenali objek disebut unsur interpretasi citra (Sutanto, 1986).
Proses
Proses SIG meliputi memanggil, memanipulasi, dan menganalisis data yang
telah tersimpan dalam computer.
Macam-macam analisis data:
1) Analis islebar

39

Analisis lebar mengolah data dalam computer yang menghasilkan daerah


tepian sungaidenganlebar tertentu
2) Analisis penjumlahan aritmatik (arithmethic addition)
Analisis ini menghasilkan penjumlahan. Dapat digunakan untuk peta
berklasifikasi yang akan menghasilkan klasifikasi baru.
3) Analisis garis bidang
Analisis ini digunakan untuk menentukan wilayah atau region dalam
radius tertentu. Misalnya untuk menentukan daerah rawan gempa, rawan
2.5

banjir, dan sebagainya.


Radar Astronomi
Radar merupakan singkatan dari radio detection and ranging. Dimana

pengertian radar secara umum adalah seperangkat sistem yang digunakan untuk
mendeteksi serta mengukur jarak suatu benda dengan menggunakan gelombang
elektromagnetik. Sistem radar ini menangkap gelombang radio yang dipancarkan
dengan menggunakan sebuah penerima gelombang radio. Melalui gelombang radio
tersebut dapat dianalisa pantulan sinyal yang diterima, sehingga pemantul sinyal
dapat diketahui keberadaannya. Walaupun sinyal yang diterima relatif lemah, namun
radar dapat dengan mudah mendeteksi dan memperkuat sinyal tersebut.
1. Pengertian Radar Astronomi
Radar astronomi ialah cabang ilmu alam yang melibatkan pengamatan bendabenda langit (seperti halnya bintang, planet, komet, nebula, gugus bintang, atau
galaksi) serta fenomena-fenomena alam yang terjadi di luar atmosfer bumi (misalnya
radiasi) latar belakang kosmik (radiasi CMB). Ilmu ini secara pokok mempelajari
pelbagai sisi dari benda-benda langit - seperti asal-usul, sifat fisika/kimia,
meteorologi, dan gerak - dan bagaimana pengetahuan akan benda-benda tersebut
menjelaskan pembentukan dan perkembangan alam semesta.
Cabang astronomi mempelajari fenomena benda angkasa melalui pengukuran
karakteristik gelombang radio yang dipancarkannya. Gelombang radio mempunyai
panjang gelombang yang lebih panjang dibandingkan gelombang cahaya. Untuk
mendapatkan sinyal yang bagus, astronomi radio membutuhkan antena besar atau

40

kelompok antena-antena kecil yang bekerja secara bersamaan (contohnya: Very Large
Array di New Mexico, Amerika Serikat).
Dalam bidang astronomi, radar merupakan teknik yang sering digunakan
untuk mempelajari ukuran asteroid, bentuk, rotasi, fitur permukaan dan untuk
meningkatkan perhitungan orbit asteroid. Pengukuran jarak dan kecepatan asteroid
menggunakan radar memungkinkan perhitungan orbit asteroid jauh ke masa depan.
Jadi, Radar astronomi adalah seperangkat sistem yang digunakan untuk
mengamati, mendeteksi serta mengukur jarak benda-benda langit terdekat dengan
merefleksikan objek target sinyal microwave off dan menganalisis refleksi sinyal,
kemudian mengumpulkan data dari pengamatan atas benda-benda langit, yang
kemudian akan dianalisis menggunakan prinsip-prinsip dasar fisika serta terpusat
pada upaya pengembangan model-model komputer/analitis guna menjelaskan sifatsifat benda-benda langit serta fenomena-fenomena alam lainnya dalam radar.
2. Konsep Radar
Konsep radar adalah mengukur jarak dari sensor ke target. Ukuran jarak
tersebut didapat dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan gelombang
elektromagnetik selama penjalarannya mulai dari sensor ke target dan kembali lagi ke
sensor. Radar merupakan sistem komunikasi elektronik yang digunakan untuk
mendeteksi obyek pada jarak jauh dimana secara visual tidak dapat dilihat.
Berdasarkan prinsip bahwa sinyal frekuensi radio dipantulkan oleh target yang
konduktif (pesawat, kapal, cuaca, permukaan daratan, planet, dan lain-lain).
Beroperasi dengan mengirimkan sinyal tertentu dan kemudian mendeteksi pantulan
sinyal tersebut.
Jarak obyek ditentukan dengan menghitung waktu antara sinyal dikirim dan
sinyal diterima. Energi elektromagnetik dibangkitkan didalam perangkat disebut
dengan Transmitter. Kemudian melanjutkan sinyal ke antenna melalui duplexer,
sebuah perangkat yang memungkinkan mengirim dan menerima gelombang
elektromagnetik dengan satu antenna. Kemudian obyek atau target yang berada dalam

41

beam antenna akan menangkap energi tersebut dan dipantulkan kembali dengan arah
menyebar.
3. Komponen sistem radar
Secara umum radar di bentuk dengan tiga komponen utama yaitu antena,
transmitter, dan receiver. Dimana ketiga sistem tersebut sangatlah penting dalam
membuat radar, sebagaimana terlihat pada bagan sistem di bawah ini :

Gambar 20. Bagan sistem radar


a. Antena
Antena merupakan seperangkat komponen yang sangat vital dari sebuah
pemancar atau penerima untuk menyalurkan sinyal gelombang elektromagnetik ke
udara. Dimana bentuk antena bermacam macam sesuai dengan desain antena, pola
radiasi yg diinginkan, frekuensi kerja dan gain yang dapat ditentukan. Panjang antena
secara efektif adalah panjang gelombang frekuensi radio yang dipancarkannya.

42

Gambar 21. Sistem antena parabolic pada radar


Pada umumnya antena radar berbentuk seperti parabola dimana berfungsi
untuk memancarkan sinyal elektromagnetik dari titik fokusnya dan dipantulkan
melalui permukaan parabola sebagai berkas sempit. Selain itu juga didalam radar
rerdapat antena dipole, input sinyal yang masuk dijabarkan dalam bentuk array yang
merupkan pancaran objek yang tertangkap antena, yang kemudian setelah itu
informasi diteruskan ke pusat informasi sistem radar.

Gambar 22. Contoh antena parabolic radar


b. Transmitter
Transmitter merupakan komponen sistem yang berfungsi untuk memancarkan sinyal
informasi,

dimana

didalam

transmitter

43

terdapat

proses

modulasi

untuk

menggabungkan antara sinyal informasi dengan sinyal pembawanya ( carrier ) yang


kemudian akan dipancarkan.

Gambar 23. Contoh Transmitter berupa tabung


Transmitter pada radar menghasilkan detak detak pulsa dengan durasi pendek dan
daya yang sangat kuat, dimana detak detak pulsa tersebut diradiasikan oleh antena.
Oleh karena itu pada transmitter radar dibutuhkan beberapa karakteristik, yaitu :
Transmitter harus memiliki kemampuan untuk menghasilkan daya pancar radio
frekuensi (RF) yang dibutuhkan dan daya pancar puncak yang dibutuhkan.
Transmitter harus dapat menyesuaikan lebar pita radio frekuensi (RF bandwith).
Transmitter harus dapat memiliki stabilitas frekuensi yang tinggi terhadap
perangkat signal processing.
Transmitter harus efisien, tahan dan mudah dalam perawatannya serta sesuai
dengan yang diharapkan baik secara perangkat maupun biaya yang mudah di
jangkau.
c. Receiver
Receiver merupakan komponen sistem yang befungsi untuk menerima
gelombang elektromagnetik yang dipancarkan. Pada sistem radar receiver digunakan
untuk menerima pantulan gelombang elektromagnetik dari objek yang tertangkap
oleh radar melalui reflector antena. Pada umumnya receiver radar mempunyai
kemampuan untuk menyaring sinyal, yang berfungsi untuk

akurasi dari radar

tersebut. Selain itu pula receiver mempunyai kemampuan untuk menguatkan sinyal
yang diterima bila sinyal pantulan yang diterima terlalu lemah.
44

Sinyal pantulan yang ditangkap oleh radar bergantung pada beamwidth dari
antena yang digunakan oleh radar, biasanya antena parabolic yang digunakan
memiliki beamwidth sekitar 200 400. Oleh karena itu radar hanya mampu
menangkap objek benda yang melintas di sekitar coverage antena yang kemudian
sinyal tersebut akan di proses oleh signal processing dan kemudian akan ditampilkan
pada display.
4. Kegunaan radar astronomi
Pada penggunaannya, radar astronomi menggunakan gelombang mikro.
Semua benda yang memancarkan gelombang mikro bisa diamati dan dipelajari
karakteristiknya. Semua yang memiliki temperatur di atas 0 K (-273oC atau 0o
mutlak) pasti memancarkan gelombang mikro. Semakin tinggi temperaturnya
semakin kuat gelombangnya. Ini berarti kita bisa mempelajari semua yang ada di
jagad raya, termasuk lapisan atmosfer, ozon, planet-planet, dan bintang. Kita juga
bisa memantau perubahan cuaca bumi dengan bantuan gelombang mikro ini. Alat
penerima gelombang mikro yang paling sensitif adalah radiometer.
Jika radiometer diarahkan ke langit, alat ini bisa berfungsi sebagai
radiotelescope (teleskop yang menangkap transmisi gelombang radio). Dua
radiotelescope yang paling besar adalah Arecibo di Puerto Rico dan Very Long
Baseline Array (VLBA) di New Mexico.

Gambar 24. Radio telescope

45

5. Prinsip pergeseran merah pada radar astronomi (Red Shift)


Penerapan penelitian dalam bidang astronomi misalnya, dalam menentukan
kecepatan galaksi yang jauh. Kecepatan ini dapat ditentukan dengan pergeseran
Doppler yang disebut dengan pergeseran merah (red shift) pada cahaya dari galaksigalaksi yang jauh. Karena galaksi-galaksi bergerak menjauhi kita, maka cahaya yang
akan dipancarkan bergeser menuju panjang gelombang yang lebih panjang (menuju
frekuensi yang lebih rendah), yaitu gelombang cahaya merah. Makin besar
pergeseran frekuensi, makin besar kecepatan menjauhnya. Ditemukan bahwa makin
jauh galaksi dari kita, makin cepat galaksi ini menjauh. Pengamatan ini merupakan
dasar dari gagasan tentang jagad raya yang mengembang.
Pergeseran Merah adalah gejala bahwa frekuensi cahaya kalau diamati, di
bawah situasi tertentu, bisa lebih rendah daripada frekuensi cahaya ketika terpancar di
sumber. Ini biasanya terjadi kalau sumber menjauh dari pengamat, seperti pada efek
Doppler. Secara khusus, istilah pergeseran merah dipakai untuk menjelaskan
pengamatan bahwa spektrum cahaya yang terpancar oleh galaksi jauh bergeser ke
frekuensi yang lebih rendah (terhadap akhir merah spektrum, dan begitu pula
namanya) kalau dibandingkan dengan spektrum bintang yang lebih dekat. Ini diambil
sebagai bukti bahwa galaksi menjauh dari satu sama lain, bahwa alam semesta
berkembang dan dimulai sejak ledakan Dahsyat.

Gambar 25. Pergeseran merah dalam pengamatan radar


46

Pergeseran merah dalam pantauan radar astronomi menurut teori relativitas


disebabkan oleh Perluasan ruang dalam model yang sekarang dipakai oleh kosmologi
menganggap benar perluasan ruang. Cahaya akan mengalami pergeseran merah jika
ruang meluas. Dalam arti, memperluas angkasa dan perpindahan sumber adalah
perspektif berbeda atas gejala itu juga: daripada sebuah sumber bergerak, seseorang
dapat secara alternatif dan sepadan mengambil sebuah sumber diam dan ruang di
antara sumber dan pengamat yang memuai dan efek gravitasi, teori relativitas umum
memuat bahwa perpindahan cahaya itu lewat bidang gravitasi yang kuat akan
mengalami pergeseran merah atau biru. Ini diketahui sebagai Pergeseran Einstein.
Efek ini sangat kecil tetapi dapat diukur di bumi menggunakan efek
Mossbauer. Namun efek ini cukup berarti di dekat lubang hitam dan sewaktu benda
mendekat ke cakrawala, perubahan merah menjadi tak terhingga. Pergeseran Merah
Gravitasi ditawarkan sebagai keterangan pergeseran merah dari quasars di 1960-an,
walaupun ini secara luas tidak disetujui sekarang. Pergeseran merah yang dilihat di
astronomi bisa diukur karena spektrum emisi dan absorbsi untuk atom adalah khas
dan diketahui dengan baik.
6. Radar Astronomi Pada Satelit Observasi
Radar astronomi dirancang khusus dan ditempatkan pada satelit observasi
yang dimana kegunaannya untuk mengamati bumi dari orbit, mirip dengan satelit
mata-mata tetapi ditujukan untuk penggunaan non-militer seperti pengawasan
lingkungan, meteorologi, pembuatan peta, dan lain-lain. Banyak jenis observasi dapat
dibuat dari satelit, termasuk pengintai militer, pemetaan medan, fotografi astronomi,
inspeksi internasional, pengamatan awan, dan fotografi Bumi.
Pengamatan dapat dilakukan dengan berbagai cara, menggunakan sensor yang
beroperasi di bagian yang berbeda dari spektrum elektromagnetik. Sensor pertama
kali digunakan oleh manusia adalah mata telanjang. Berikutnya datang fotografi
dengan kemampuannya untuk merekam dalam jumlah besar bentuk permanen dari
informasi rinci. Kemudian disusul pengembangan radar pengintai, intersepsi
elektronik, dan pengintaian inframerah.
47

Satelit observasi bumi digunakan untuk mengamati permukaan bumi,


permukaan laut, arus laut, awan, dan lain-lain dari ruang angkasa. Instrumen
observasi dipasang pada satelit untuk tujuan penginderaan jauh. Ada waktu
pengembangan yang relatif singkat untuk misi durasi jangka panjang. Setelah
diluncurkan, ia memiliki keuntungan untuk dapat mengamati wilayah yang luas.
Operasi instrumen dapat dengan mudah dilakukan dari konsol stasiun kontrol darat.
7. Masalah radar astronomi pada penginderaan jauh berbasis satelit
Kendala yang terletak pada radar astronomi yaitu terletak pada waktu
pengembangan yang panjang dari perencanaan operasi yang sebenarnya, investasi
awal yang signifikan, risiko kegagalan peluncuran dan ketidakmampuan untuk
memperbaiki satelit di ruang angkasa.
8. Jenis kegunaan satelit observasi
Terdapat beberapa jenis pembagian radar pada satelit observasi bumi, diantaranya
sebagai berikut :
Satelit sumber daya alam
Landsat (Land Resources Satelite), USA
Luna, Rusia
ERS (Earth Resources Satelite), Uni Eropa
Satelit cuaca
Tiros (Thermal Infrared Obsevation Satelite), USA
NOAA (Tiros-N Advance Satelite), USA
Skylab, USA
Meteor, Rusia
Meteosat, Uni Eropa
GOES, USA
Himawari, Jepang
ATS, Jepang
Satelit observasi samudera
Zeasat, USA
MOS (Marine Obsrvation Satelite), Jepang
SPOT (System Probotyre de Observation De la Terra), Prancis
Marinesat, USA
48

Satelit telekomunikasi
ECHO 1, USA
Palapa A1, milik Indonesia diorbitkan oleh USA
Garuda 1, milik Indonesia diorbitkan oleh Rusia
Telkom 1, milik Indonesia diorbitkan oleh Uni Eropa
Satelit militer
SAS (Satelite Areal Survei), USA
COSMOS, Rusia
Close Lock, USA
Big Bird, USA
Bhaskara, India
China sat 1, RRC
Satelit observasi planet
Viking, USA
Ranger, USA
Vinera, Rusia
Ruma, Rusia
2.6

Radar Pertanian Dan Radar Perikanan


A. Radar Pertanian
Indonesia adalah negara agraris, dimana data dan informasi lahan pertanian

merupakan elemen penting untuk pemantauan di bidang pertanian, seperti pola tanam
dan

kalender

tanam,

agar

perencanaan pengelolaan pertanian dapat dilakukan

tepat sasaran dan bijaksana. Informasi sumber daya lahan berupa data digital baik
tabular maupun spasial merupakan salah satu data yang menjadi pertimbangan utama
para pembuat kebijakan pada tingkat nasional, provinsi dan kabupaten dalam
menentukan arah pembangunan yang produktif dan berkelanjutan. Oleh karena itu
diperlukan pelayanan informasi sumberdaya lahan yang cepat dan akurat.
Teknologi modern Sistem Informasi Geografi (SIG) dan penginderaan jauh
(inderaja) dapat digunakan untuk mendapatkan data spasial digital dengan cepat dan
akurat, sehingga mampu menjawab masalah kebutuhan informasi para pemangku
kebijakan. Multi konsep dalam inderaja mampu memberikan berbagai informasi

49

spasial dan multi informasi yang lain (multi spektral, multi sensor, multi spasial,
multi waktu, multi polarisasi dan multi tahap).
Aplikasi teknologi inderaja yang multi konsep tersebut dapat dimanfaatkan
untuk memprediksi luas area panen dan produktivitasnya, sehingga tingkat
ketersediaan beras nasional dapat diprediksi tiap musim panen.
Metodologi inderaja yang banyak menggunakan citra satelit

optik,

yang

digunakan saat ini, seringkali terkendala oleh tutupan awan , terutama pada saat
musim hujan. Disamping itu ketergantungan pada data satelit memerlukan biaya yang
besar serta lambatnya pengadaan data sehingga menyebabkan informasi
1) Sistem Informasi Geografi
Sistem Informasi Geografi (SIG) dapat diartikan sebagai suatu sistem yang
dibangun untuk mengumpulkan, mengolah, dan menginformasikan data data yang
berkaitan dengan geografis (geo = bumi, grafis = gambaran/penulisan).
Pemanfaatan SIG dalam bidang pertanian pada umumnya diperlukan beberapa
data masukan, berupa data spasial seperti : peta rupa bumi, peta geologi, foto udara,
citra satelit atau citra radar, dan data atribut seperti : data iklim, dan data social
penduduk. Peta rupa bumi digunakan sebagai dasar pembuatan peta administrasi dan
peta kontur.
Di bidang pertanian, produk SIG sangat berguna untuk memprediksi luas area
dan produksi komoditas pertanian, penetapan centra pertanian, pemetaan potensi
sumberdaya lahan, pengembangan agroindustri, dan agropolitan, serta prediksi
sebaran hama dan penyakit tanaman. Produk SIG yang dibuat pada skala besar (detil)
dan menggunakan data masukan beresolusi tinggi memberikan keakuratan hasil
(produk) yang tinggi, namun daerah cakupan produk SIG umumnya tidak terlalu luas.
Produk SIG yang dibuat dengan skala kecil serta menggunakan data masukan
beresolusi rendah umumnya mempunyai tingkat keakuratan hasil yang rendah, namun
mencakup daerah pemetaan yang luas.

50

Sejalan

dengan

kemajuan

teknologi

komputer

dan

telekomunikasi,

pemanfaatan SIG dalam bidang pertanian pada saat ini telah mengalami banyak
kemajuan, diantaranya adalah :

Untuk perumusan/ penetapan rencana strategi pengembangan pertanian;


Prediksi luas panen dan produksi pertanian;
Penetapan zona pengembangan agroindustri dan agribisnis;
Penetapan zona agrowisata, agropolitan, dan agroekologi;
Estimasi ledakan hama dan penyakit tanaman pertanian;
Monitoring perubahan tataguna lahan pertanian;
Monitoring daerah rawan erosi, longsor, kekeringan, banjir dan banjir bandang;
Penetapan daerah centra komoditas pertanian unggulan;
Evaluasi sumberdaya lahan pertanian;
Pembuatan jalur transportasi/ perdagangan komoditas pertanian antar daerah;
Analisis pemasaran sarana produksi pertanian;
Sebagai alat bantu analisis spasial berbagai penelitian pertanian; dan
Sebagai alat bantu interaksi, komunikasi dan informasi antar petani dan para
pemerhati pertanian berbagai daerah/ negara.
Pemanfaatan SIG dalam bidang pertanian sekarang ini banyak didukung oleh

kemajuan teknologi kedirgantaan yang menghasilkan berbagai citra muka bumi


dengan resolusi yang sangat tinggi serta mudah diakses oleh setiap orang, seperti foto
udara dan citra satelit yang mampu menampilkan secara detil vegetasi penutup tanah.
Gambaran kajian yang mendukung optimalisasi lahan dalam bidang pertanian
melalui analisis sistem informasi geografi :
a) Kajian Erosi Tanah, Kajian erosi tanah diperlukan data-data yang berkaitan
dengan faktor-faktor penyebab erosi, seperti : data curah hujan harian selama 5
sampai 10 tahun terakhir, data sifat dan karakteristik tanah untuk menghitung
besarnya erodibiltas tanah, data panjang dan derajad lereng, data vegetasi dan
pertanaman yang diusahakan dan data tindakan konservasi tanah yang sudah atau
sedang dikerjakan pada bidang lahan yang dikaji.
b) Kajian Serangan Hama Penyakit Tanaman, Kajian serangan hama penyakit
tanaman data geospasial yang diperlukan antara lain data fisiografi wilayah,
seperti bentuk lahan (landform), kelerengan, jenis tanah, dan sebaran vegetasi/
51

tanaman, data iklim, terutama curah hujan, intensitas penyinaran matahari, dan
arah angin, data pola penggunaan lahan dan data sosial penduduk, yang meliputi
adat istiadat/ perilaku masyarakat, mata pencaharian, tingkat perekonomian, dan
tingkat pendidikan penduduk.
c) Pembuatan Sarana Pengairan Dan Jaringan Irigasi, Pembuatan sarana pengairan
dan jaringan irigasi diperlukan data geospasial berupa data bentuk lahan makro,
kelerengan dan lithologi, data penggunaan lahan, data sebaran penduduk dan
kepemilikan lahan dan data sumber-sumber air alami, terutama jenis sumber air,
lokasi, dan debit air.
Berikut merupakan Contoh dari SIG :

B.

Web Gis Marketing


Map Info
Inteligence Tracking System (i-Ts)
Google Earth
Web Gis on Google Maps
Web Gis Simpotenda
Web Gis News and information
GPS
Radar Perikanan
Penggunaan radar sangat luas, alat ini bisa digunakan di bidang meteorologi,

pengaturan lalu lintas udara, deteksi kecepatan oleh polisi, dan terutama oleh militer.
Pada pertahanan laut Indonesia sendiri jenis radar yang dipakai adalah Automatic
Radar Plotting Aid (ARPA) kemampuan dapat membuat trek menggunakan kontak
radar. Sistem ini dapat menghitung saja tracking, kecepatan dan titik terdekat
pendekatan (CPA), sehingga tahu jika ada bahaya tabrakan dengan kapal lain atau
daratan.
Alat navigasi kapal ARPA khusus memberikan presentasi dari situasi navigasi
kapal pada saat itu dan dapat memprediksi navigasi atu arah kapal beberapa saat
kemudian dengan menggunakan teknologi komputer. alat navigasi kapal ARPA dapat
memperhitungkan risiko tabrakan kapal, dan memungkinkan operator untuk melihat
manuver kapal.
52

Berikut ini adalah fungsi alat navigasi ARPA :


Dapat menuntukan arah navigasi kapal dengan persentasi RADAR KAPAL
Kemampuan untuk menampilkan informasi tabrakan penilaian langsung pada
PPI, dengan menggunakan vektor (benar atau relatif) atau Prediksi grafis Luas
Bahaya (PAD) layar.
Kemampuan untuk melakukan manuver kapal, termasuk perubahan. Tentu saja,
perubahan kecepatan, dan tentu saja gabungan / perubahan kecepatan. Otomatis
stabilisasi tanah untuk keperluan navigasi.
ARPA proses informasi radar jauh lebih cepat dari radar konvensional namun
masih tunduk pada keterbatasan yang sama.
data ARPA seakurat data yang berasal dari input seperti giro dan log kecepatan
kapal
.

Gambar 26. Bentuk Arpa dalam monitor


2.7

Radar pertahanan dan keamanan


A. Ancaman Militer
Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata dan

terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan


negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer
dapat berupa agresi, pelanggaran wilayah, pemberontakan bersenjata, sabotase,

53

spionase, aksi teror bersenjata, ancaman keamanan laut dan udara, serta konflik
komunal.
Agresi suatu negara yang dikategorikan mengancam kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa Indonesia mempunyai bentukbentuk mulai dari yang berskala paling besar sampai dengan yang terendah. Invasi
merupakan bentuk agresi yang berskala paling besar dengan menggunakan kekuatan
militer bersenjata yang dikerahkan untuk menyerang dan menduduki wilayah
Indonesia. Invasi berlangsung secara eskalatif, mulai dari kondisi politik yang terus
memburuk, diikuti dengan persiapan-persiapan kekuatan militer dari negara yang
akan melakukan invasi.
Agresi juga dapat berupa bombardemen, yakni penggunaan senjata dalam
bentuk lain, blokade pelabuhan, pantai, wilayah udara atau seluruh wilayah negara,
dan dapat pula berbentuk serangan bersenjata negara lain terhadap unsur satuan darat,
laut, dan udara. Keberadaan atau tindakan unsur kekuatan bersenjata asing dalam
wilayah NKRI yang bertentangan dengan ketentuan atau perjanjian yang telah
disepakati merupakan salah satu bentuk agresi yang mengancam kedaulatan negara
dan keselamatan bangsa.
Tindakan suatu negara yang mengizinkan penggunaan wilayahnya oleh negara
lain untuk melakukan agresi atau invasi terhadap NKRI digolongkan ke dalam
ancaman agresi. Pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran untuk
melakukan tindakan kekerasan di wilayah NKRI adalah pelanggaran kedaulatan
negara yang dikategorikan sebagai bentuk agresi suatu negara.
Bentuk lain dari ancaman militer yang peluang terjadinya cukup tinggi adalah
tindakan pelanggaran wilayah Indonesia oleh negara lain. Konsekuensi Indonesia
yang memiliki wilayah yang sangat luas dan terbuka berpotensi terjadinya
pelanggaran wilayah.
Indonesia memiliki sejumlah objek vital nasional dan instalasi strategis yang
rawan terhadap aksi sabotase secara langsung dengan mengunakan serangan militer
maupun tidak langsung dengan menggunakan pihak lain seperti kelompok separatis
54

atau teroris, sehingga seluuh objek pital harus dilindungi untuk menghindarkan
kerugian besar bagi Bangsa Indonesia. Aksi-aksi sabotase tersebut didukung dengan
adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimanfaatkan oleh pihakpihak lawan untuk merancang ancaman sehingga memiliki intensitas yang lebih
tinggi dan kompleks.
Fungsi pertahanan negara ditujukan untuk memberikan perlindungan terhadap
objek-objek vital nasional dan instalasi strategis dari setiap kemungkinan aksi
sabotase dengan mempertinggi kewaspadaan yang didukung oleh teknologi yang
mampu mendeteksi dan mencegah secara dini.
B. Alutsista Pertahanan Udara
Wilayah udara nasional Indonesia yang sangat luas merupakan tantangan bagi
kekuatan pertahanan matra udara untuk mengamankannya. TNI Angkatan Udara
(TNI AU) memiliki tugas pokok menjaga kedaulatan Negara khususnya di wilayah
udara. Dengan kondisi geografis wilayah Indonesia yang sangat luas dan potensi
konflik yang rawan terjadi dengan pihak asing, maka dibutuhkan suatu Sistem
Pertahanan Udara Nasional (Sishanudnas) yang memadai, yang dapat menjamin
keamanan wilayah udara nasional.
Alutsista Pertahanan udara dapat di tentukan berdasarkan jenis pertahanan yaitu
difensif dan ofensif,Radio Detecting and Ranging (radar) merupakan salah satu Alat
Utama dan Sistem Persenjataan (Alutsista) yang dimiliki oleh TNI AU. Pada saat ini
Satuan Radar (Satrad) TNI AU berjumlah 19 dan tersebar di berbagai wilayah
Indonesia. Dalam dunia militer radar digunakan untuk memonitor lalu-lintas pesawat
militer , memantau pergerakan pesawat asing yang masuk ke wilayah negara kita dan
mengamati daerah perbatasan terhadap ancaman pesawat asing dan turut juga juga
membantu dalam lalu lintas pesawat sipil.
Hal itu disebabkan oleh kondisi Alutsista yang sebagian besar sudah
melampaui dan akan berakhir masa pakainya. Alutsista pertahanan matra udara
memiliki kekhasan yang sangat terikat dengan ketentuan kelaikan operasional yang

55

ditentukan pabrik pembuatnya sehingga tidak mungkin menunda-nunda penggantian


atas Alutsista berkategori demikian.
Di samping Alutsista yang usianya kritis, seperti diuraikan di atas, pertahanan matra
udara tidak mungkin mengandalkan kemampuan pesawat tempur semata, tetapi juga
harus didukung oleh alat penginderaan jarak jauh. Satuan radar untuk pertahanan
udara belum dapat tercukupkan sampai dengan saat ini sehingga pengamatan
terhadap ruang udara belum maksimal.
C. Radar Militer
Salah satu, tugas pokok TNI Angkatan Udara adalah menjaga dan
mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia di udara yang
dilaksanakan baik secara mandiri maupun bersama-sama dengan unsur kekuatan
lainnya. Berkaitan dengan tugas pokok tersebut diatas, maka penggelaran radar yang
berfungsi sebagai "mata" dalam sistem pertahanan udara nasional ditujukan untuk
dapat mendeteksi setiap ancaman yang datangnya dari wahana udara, baik berawak
maupun tidak berawak. Hasil penelitian yang dilakukan di Dinas Penerangan TNI
Atgkatan Udara dan Komando Pertahanan Udara Nasional, diperoleh data bahwa
belurn seluruhnya wilayah udara nasional dapat diliput oleh radar pertahanan udara
maupun radar untuk kepentingan Air Traffic Control (ATC) yang terdiri dari 16 unit
radar pertahanan udara dan 22 unit radar sipil.
Bila dicermati dari pola penggelaran baik radar hanud maupun radar sipil,
maka akan terlihat adanya ketimpangan antara jumlah radar yang ada di wilayah
Barat dan wilayah Timur Indonesia. Kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa
pertimbangan antara lain: disatu sisi untuk mengantisipasi adanya kemungkinan
menjalarnya faham ideologi komunis dari taut Cina selatan, sisi lainnya bahwa
prediksi ancaman udara berasal dari negara-negara barat tanpa melintas samudera
pasifik.
Oleh karena itu agar dapat mengawasi dan mengidentifikasi setiap bentuk
ancaman kedaulatan NKRI dari segala arah khususnya melalui wahana udara, penulis
beranggapan bahwa dengan mengkaji permasalahan sbb: peranan radar, jumlah radar
56

yang dibutuhkan dan iokasi penempatannya serta faktor-faktor yang mempengaruhi


dalam proses pengawasan ruang udara, akan memberikan kontribusi yang sangat
positif utamanya dalam rangka mengurangi maraknya penerbangan gelap yang
memasuki wilayah udara nasional.
Radar (yang dalam bahasa Inggris merupakan singkatan dari Radio Detection
and Ranging, yang berarti deteksi dan penjarakan radio) adalah suatu sistem
gelombang elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan
membuat map benda-benda seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor
dan informasi cuaca (hujan).
Panjang gelombang yang dipancarkan radar bervariasi mulai dari milimeter
hingga meter. Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan dipantulkan dari suatu
benda tertentu akan ditangkap oleh radar. Dengan menganalisis sinyal yang
dipantulkan tersebut, pemantul sinyal dapat ditentukan lokasinya dan melalui analisis
lebih lanjut dari sinyal yang dipantulkan dapat juga ditentukan jenisnya. Meskipun
sinyal yang diterima relatif lemah/kecil, namun radio sinyal tersebut dapat dideteksi
dan diperkuat oleh penerima radar.
D. Radar pengawas bandar udara
Radar pengawas bandar udara atau airport surveillance radar (ASR) adalah
sistem radar yang digunakan di bandara untuk mendeteksi dan menampilkan posisi
pesawat di terminal area.
E. Aplikasi Radar Pada Militer
Airborne Early Warning (AEW), merupakan sebuah sistem radar yang
berfungsi untuk mendeteksi posisi dan keberadaan pesawat terbang lain. Sistem radar
ini biasanya dimanfaatkan untuk pertahanan dan penyerangan udara dalam operasi
militer.Radar pemandu peluru kendali, biasa digunakan oleh sejumlah pesawat
tempur untuk mencapai sasaran/target penembakan. Salah satu pesawat yang
menggunakan jenis radar ini adalah pesawat tempur Amerika Serikat F-14. Dengan
memasang radar ini pada peluru kendali udara (AIM-54 Phoenix), maka peluru
kendali yang ditembakkan ke udara itu (rudal Udara ke Udara) diharapkan dapat
57

mencapai sasarannya dengan tepat.Dalam pelayaran, radar digunakan untuk mengatur


jalur perjalanan kapal agar setiap kapal dapat berjalan dan berlalu lalang di jalurnya
masing-masing dan tidak saling bertabrakan, sekalipun dalam cuaca yang kurang
baik, misalnya cuaca berkabut.penerapan radar diangkatan laut merupakan mata
untuk mengawasi wilayah laut dan udara sehingga dapat mengamankan wilayah
NKRI termasuk pengamanan terhadap kapal,pangkalan.
F. Pada Penerbangan
Dalam bidang penerbangan, penggunaan radar terlihat jelas pada pemakaian
Air Traffic Control (ATC). Air Traffic Control merupakan suatu kendali dalam
pengaturan lalu lintas udara. Tugasnya adalah untuk mengatur lalu lalang serta
kelancaran lalu lintas udara bagi setiap pesawat terbang yang akan lepas landas (take
off), terbang di udara, maupun yang akan mendarat (landing). ATC juga berfungsi
untuk memberikan layanan bantuan informasi bagi pilot tentang cuaca, situasi dan
kondisi bandara yang dituju. radar mempunyai kelebihan dalam komunikasi . radar
yang sangat kuat dapat membantu pilot untuk melihat cuaca.Radar Pada pengunaan
militer merupakan sesuatu yang harus di utamakan,kecangihan radar sangat
menentukan keamanan wilayah udara suatu Negara,dengan kemampuan radar yang
canggih militer dapat mengawasi dan mengidentifikasi bila terjadinya inviltrasi atau
pelangaran wilayah kedaulatan di sebuah Negara dengan cepat tanpa melakukan
tindakan pembiaran yang dapat merugikan.
Satuan radar yang meliputi radar titik, terminal, dan wilayah ditingkatkan jarak
capainya sehingga seluruh wilayah Indonesia berada dalam cakupan efektif sistem
radar yang digelar. Penambahan satuan radar baru diarahkan untuk digelar wilayah
yang belum ada satuan radarnya serta wilayah-wilayah yang mempunyai nilai
strategis. Satuan radar dikembangkan melalui interkoneksi dengan sistem satelit
sehingga terwujud integrasi antara radar, pesawat, pengintaian, kapal, dan sistem
roket yang dimiliki setiap angkatan.
Kemampuan radar militer pada setiap pangkalan seharusnya secara bertahap
ditingkatkan guna mendukung operasional TNI AU dengan memproyeksikan pada
58

Lanud (Pangkalan Udara) Induk. Pengembangan kemampuan Kohanudnas (Komando


Pertahanan Udara Nasional) dilaksanakan secara bertahap menjadi empat Kosek
(komando sektor) dengan memaksimalkan satuan-satuan radar yang berkemampuan
tinggi serta satuan rudal dan satuan meriam.
Radar Dibalik Cakrawala.
Banyak Negara yang mengutamakan penggunaan Radar Jarak Jauh atau radar
dengan kemampuan mendikteksi target di balik cakrawala, Radar dibalik cakrawala
adalah jenis sistem radar dengan kemampuan untuk mendeteksi target pada jarak
yang sangat panjang atau jauh, biasanya ratusan hingga ribuan kilometer. Beberapa
sistem radar dibalik cakrawala dikerahkan mulai pada 1950-an dan 1960-an sebagai
bagian dari system radar peringatan dini. radar seperti ini biasanya digunakan untuk
mengawasi Negara yang dianggap membahayakan untuk keamanan nasional Negara
tersebut,jenis radar jarak jauh ini dapat di tempatkan di wilayah darat dengan
mempertimbangan datangnya arah ancaman. dengan cakupan yang luas dan
kemajuan technology radar,pada saat ini over the horizon radar memiliki banyak
keunggulan untuk melakukan pengawasan wahana udara bahkan sampai pada
wilayah udara Negara lain sehingga dapat memberikan peringatan dini pada ancaman
dengan memanfaatkan wahana udara.dengan luasnya wilayah udara yang dimiliki
Indonesia seharusnya Pemerintah mulai mempertimbangkan pengunaan over the
horizon radar yang dioperasikan Oleh TNI untuk pertahanan udara difensif sehingga
kemampuan TNI dalam melakukan pengawasan udara akan semakin baik.
Tetapi harus diwaspadai jika pengawasan dan pengamatan dengan radar
dibalik cakrawala oleh Negara lain dilakukan terhadap wilayah udara Indonesia,hal
ini yang justru akan merugikan seluruh bangsa Indonesia termasuk TNI.dampak
pengunaan jenis Radar ini terhadap Indonesia adalah Negara asing akan dengan
mudah mengawasi wilayah udara dan mengamati setiap manuper dari pesawat militer
TNI-AU,Pergerakan kapal TNI AL, Melihat aktifitas dan pengawasan oleh Negara

59

asing terhadap beberapa wilayah udara dan laut Indonesia.sebaiknya pemerintah


terutama departemen Pertahanan dan TNI mulai mempertimbangkan pemilihan
alutsista

yang

memiliki

kemampuan

teknology

yang

mampu

memiliki

penekanan,pencegahan, perlawanan dari aktifitas radar yang di arahkan kepada


wilayah NKRI dengan tujuan merugikan.dengan membentuk satuan khusus pada
tingkat lanud yang menangani Electronic Warfare.hal ini untuk menekan radar yang
diarahkan oleh pihak asing sekaligus penyeimbang kawasan.
Radar Jamming Dan Tipuan
Pengunaan radar jemming pada militer sebagai pertahanan defensive.Radar
jamming dan Tipuan adalah emisi radio frekuensi sinyal yang disengaja untuk
mengganggu pengoperasian radar dengan menjenuhkan penerima dengan noise atau
informasi palsu.
mengakibatkan

Jamming adalah suatu istilah dimana terdapat gangguan yang


kemacetan

pada

saat

penerimaan

maupun

pengiriman

data.Penyebabnya di dalam penerimaan sinyal data biasanya adalah karena


interferensi atau gangguan dari sinyal yang mempunyai frekuensi sama atau hampir
sama,Akibatnya adalah kesulitan bagi sistem untuk mengetahui data yang kabur.
Jamming radar merupakan salah satu pokok komponen tempur elektronik
(EC).Secara khusus, itu adalah serangan elektronik (EA). Komponen peperangan
elektronik (EW). Jamming radar dirancang untuk melawan sistem radar yang
memainkan peran penting dalam mendukung pertahanan udara musuh sistem
terintegrasi.
Tujuan utama Jemming dari gangguan radar adalah untuk menciptakan
kebingungan dan menyangkal informasi penting untuk meniadakan efektivitas sistem
radar musuh.kemampuan Jamming saat ini dapat mengacaukan sinyal di suatu
tempat. Dengan teknik ini sinyal bisa di-ground-kan, sehingga sinyal tidak bisa
ditangkap sama sekali. Jamming akan lebih berbahaya apabila dilakukan oleh orang

60

yang tidak bertanggung jawab atau pihak yang ingin mengancam stabilitas Nasional,
yang dengan aksinya menggakibatkan jaringan di suatu kota lumpuh.
Ada dua jenis gangguan pada radar: jamming Teknik dan Elektronik.
Jamming Mekanik
Jamming mekanik disebabkan oleh perangkat yang mencerminkan atau
merefleksikan energi radar yang kembali diterima oleh radar untuk menghasilkan
pengembalian sebuah target atau Sasaran palsu pada lingkup operator. Perangkat
jamming mekanik termasuk sekam , reflektor sudut , dan umpan.
Jamming Elektronik
Jamming elektronik adalah bentuk Electronic Warfare dimana jammers
memancarkan sinyal campur menuju radar musuh, memblokir penerima dengan
sinyal energi sangat terkonsentrasi. Dua gaya teknik utama adalah teknik suara dan
teknik repeater. Ketiga jenis gangguan kebisingan spot, sweep, dan rentetan.

61

BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan
Radar merupakan singkatan dari Radio Detection and Ranging, yang berarti

deteksi dan penjangkauan melalui gelombang radio yaitu suatu sistem gelombang
elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map
benda-benda seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor dan informasi
cuaca (hujan).
Prinsip Kerja Radar, sama halnya seperti pada Echo (gema) dan Efek Doppler
yang sering kita alami setiap hari. Seperti telah diketahui radar menggunakan prinsip
pancaran gelombang radio dalam bentuk microwave band. Pulsa yang dihasilkan
oleh unit pemancar (transmitter unit) dikirim ke antena melalui swich pemilih
pancar/terima elektronik (T/R electronic switch).
Sonar merupakan kependekan dari Sound Navigation and Ranging, bila
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia bisa berarti pengukuran jarak dan navigasi
suara. Dengan kata lain, Sonar merupakan teknik yang digunakan untuk menentukan
posisi (jarak) dan navigasi dengan menggunakan gelombang suara (akustik).
Secara sederhana berikut ini sebagai contoh sebuah kapal konventional
melepas sinyal ke dalam air, maka pantulan akan memberikan efek Echo (gema) dan
mengembalikannya kepada sistem penerima (receiver), setelah itu sistem penerima
tadi melakukan kalkulasi mengenai jarak objek dari lokasi kapal dan juga informasi
informasi yang dibutuhkan lain nya, seperti pemetaan laut ( pengukuran laut,
topografi laut, dll).

62

Navigasi adalah suatu teknik untuk menentukan kedudukan dan arah lintasan
perjalanan secara tepat, atau suatu kegiatan mengontrol arah perjalanan baik di peta
maupun di medan sebenarnya dengan tepat hingga sampai ke tujuan. adapun
perkembangan radar, jenis-jenis radar yaitu; Doppler radar dan bistatic radar,
penentuan posisi jarak dan ketingggian objek pada pesawat, kapal. Radar Cuaca
adalah peralatan radar yang didesain khusus untuk pengamatan cuaca karena
memungkinkan untuk menentukan lokasi presipitasi sehingga dapat mendeteksi
tingkat lemah/kuatnya suatu badai sebagai suatu fenomena cuaca. pemetaan radar
seperti penginderaan jauh. Radar astronomi ialah cabang ilmu alam yang melibatkan
pengamatan benda-benda langit (seperti halnya bintang, planet, komet, nebula, gugus
bintang, atau galaksi) serta fenomena-fenomena alam yang terjadi di luar atmosfer
bumi (misalnya radiasi) latar belakang kosmik (radiasi CMB). radar pertanian
digunakan untuk pemantauan di bidang pertanian seperti pola tanam dan kalender
tanam, agar perencanaan pengelolaan pertanian dapat dilakukan tepat sasaran dan
bijaksana. Alat navigasi kapal ARPA khusus memberikan presentasi dari situasi
navigasi kapal pada saat itu dan dapat memprediksi navigasi atu arah kapal beberapa
saat kemudian dengan menggunakan teknologi komputer. alat navigasi kapal ARPA
dapat memperhitungkan risiko tabrakan kapal, dan memungkinkan operator untuk
melihat manuver kapal.
3.2.

Saran
Disarankan bagi semua pihak khususnya bagi semua mahasiswa pendidikan

teknik elektro komunikasi, untuk mencari tau lagi lebih dalam mengenai prinsip kerja
dari system radar, sonar dan navigasi serta penerapannya dalam kehidupan seharihari, disitu juga mahasiswa dapat mencari tau lagi lebih mendalam tentang jenis-jenis
radar dan penentuan posisi, jarak dan ketinggian dari suatu objek, mahasiswa juga
dapat mendalami tentang radar cuaca, pemetaan, radar astronomi, radar pertanian dan
perikanan serta radar pertahanan dan keamanan, agar dapat menambah wawasan bagi
mahasiswa PTK elkom yang memprogramkan mata kuliah radar dan navigasi ini.
Dengan berbagai materi yang disajikan di bab II dapat membantu mahasiswa untuk
63

lebih mengenal tentang radar dan sonar serta memahami prinsip kerja dari radar dan
sonar itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.dw.com/id/apa-itu-teknik-sonar/a-18167202
http://cobasains.blogspot.co.id/2012/01/sonar-navigasi-dengan-gelombang-suara.html
http://www.sainshack.com/howitworks/bagaimana-cara-kerja-sonar
https://bukudaulay.wordpress.com/2012/12/07/pengenalan-alat-navigasi-electronikdi-atas-kapal/
Gunawan, P. N. (2013). Makalah Radar Navigasi . Radar Gun sebagai Salah Satu
Penerapan Radar dalam Kehidupan Sehari - hari.
https://yandiyulio.wordpress.com/2009/04/07/penginderaan-jauh-dan-sisteminformasi-geografi/
BPP Technology (1993). ERS-1, LANDSAT, SPOT : Applications, a complementary
approach, Collection of course materials.
Hanssen (1998) , Atmospheric heterogeneities in ERS tandem SAR Interferometry,
DEOS Report no 98.1.
Ismullah Ishak H. (1997). Phase unwrapping in Synthetic Aperture Radar
Interferometry as a cost flow minimization problem, DEOS Delft,
Dulbahri, 1985. Interpretasi Citra Untuk survey Vegetasi. Puspics Bakorsurtanal
UGM, Yogyakarta.
Lillesand and Kiefer, 1993. Remote Sensing And Image Interpretation, Jhon Villey
and Sons, New York.
Sutanto, 1986. Penginderaan Jauh Jilid I, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sindoro, Alexander. 2006. 100 Penciptaan Terbesar Sepanjang Masa. Karisma,
Jakarta
William,caper. Navigasi dan Penerapannya. 2008, karisma, Tanggerang

64

Puntodewo, Atie, Dkk.2003. Sitem Informasi Geografi Untuk Pengelolaan SDA.


Center for International Forestry Research
SJ. Sisno. 2011. Sistem Infoemasi Geografis untuk Pertanian. Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

65

Anda mungkin juga menyukai