Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

SISTEM ANTENA PENERIMA PADA


RADAR

DI SUSUN OLEH

BAYU SUKARTA

D411 12 279

MUJAHIDAH ACHIRU

D411 12 275

ANDI. MUH. SYAFAAT

D411 12 294

MAHARANI AYU L.

D411 12 285

MUH. ISFAN TAUHID

D411 12 292

UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015

I.

PENDAHULUAN
Radar kependekan dari radio detection and ranging. Radar merupakan sistem
gelombang elektromagnetik yang digunakan untuk mendeteksi, mengukur jarak
dan membuat map benda-benda seperti pesawat terbang, kendaraan bermotor dan
informasi cuaca/hujan..
Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dari suatu benda dapat ditangkap
oleh radar kemudian dianalisa untuk mengetahui lokasi dan bahkan jenis benda
tersebut. Walaupun sinyal yang diterima relatif lemah, namun radar dapat dengan
mudah mendeteksi dan memperkuat sinyal tersebut.

II. SEJARAH RADAR


Tahun 1865 seorang ahli fisika Inggris James Clerk Maxwell
mengembangkan dasar-dasar teori terntang elektromagnetik. Dan satu tahun
kemudian, Heinrich Rudolf Hertz seorang ahli fisika Jerman berhasil
membuktikan teori Maxwell dengan menemukan gelombang elektromagnetik.
Penggunaan gelombang elektromagnetik untuk mendeteksi keberadaan suatu
benda, pertama diterapkan oleh Christian Hlsmeyer pada tahun 1904 dengan
mempertunjukkan kebolehan mendeteksi kehadiran dari suatu kapal pada cuaca
berkabut tebal, tetapi belum sampai mengetahui jarak kapal tersebut.
Pada tahun 1921 Albert Wallace Hull menemukan Magnetron sebagai
tabung pemancar sinyal/transmitter efisien. Tahun 1922 A. H. Taylor and
L.C.Young dan tahun 1930 L. A. Hyland dari Laboratorium Riset kelautan
Amerika Serikat, berturut-turut berhasil menempatkan transmitter pada kapal kayu
dan pesawat terbang untuk pertama kalinya.
Sebelum Perang Dunia II yakni antara tahun 1934 hingga 1936, ilmuan dari
Amerika, Jerman, Prancis dan Inggris mengembangkan sistem radar. Namun
setelah Perang Dunia II sistem radar berkembang sangat pesat, baik tingkat
resolusi dan portabilitas yang lebih tinggi, maupun peningkatan kemampuan
sistem radar sebagai pertahanan militer. Hingga saat ini sistem radar sudah lebih
luas lagi penggunaannya yakni meliputi kendali lalu lintas udara (Air Traffic
Control), pemantau cuaca dan jalan.
III.

JENIS-JENIS RADAR
1. Doppler Radar Radar Doppler merupakan jenis radar yang menggunakan Efek
Doppler untuk mengukur kecepatan radial dari sebuah objek yang masuk daerah
tangkapan radar. Radar jenis ini sangat akurat dalam mengukur kecepatan radial.
Contoh Radar Doppler yaitu Weather radar yang digunakan untuk mendeteksi
cuaca.

2. Bistatic Radar Radar Bistatic adalah jenis sistem radar yang mempunyai
kompenen pemancar sinyal (transmitter) dan penerima sinyal (receiver)
dipisahkan oleh suatu jarak yang dapat dibanding dengan jarak target/objek.
Objek dideteksi berdasarkan pantulan sinyal dari objek tersebut ke pusat antena.
Contoh Radar Bistatic yaitu Passive radar.

IV.

SISTEM RADAR

Terlihat pada gambar d

iatas bahwa sistem radar terdiri atas 3 komponen utama yaitu antenna,
transmitter dan receiver. Selain tiga komponen tersebut, sistem radar juga terdiri
dari beberapa komponen pendukung lainnya, yaitu Waveguide, berfungsi sebagai
penghubung antara antena dan transmitter. Duplexer, berfungsi sebagai tempat
pertukaran atau peralihan antara antena dan penerima atau pemancar sinyal
ketika antena digunakan dalam kedua situati tersebut. Software, merupakan suatu
bagian elektronik yang berfungsi mengontrol kerja seluruh perangkat dan antena
ketika melakukan tugasnya masing-masing.
Umumnya, radar beroperasi dengan cara menyebarkan tenaga
elektromagnetik terbatas di dalam piringan antena. Tujuannya adalah untuk
menangkap sinyal dari benda yang melintas di daerah tangkapan antena yang
bersudut 200 400. Ketika ada benda yang masuk ke dalam daerah tangkapan
antena tersebut, maka sinyal dari benda tersebut akan ditangkap dan diteruskan
ke pusat sistem radar untuk kemudian diproses sehingga benda tersebut nantinya
akan tampak dalam layar monitor/display. Pada laporan ini kami hanya akan
focus pada antenna yang digunakan pada sistem radar.
V. ANTENA PENERIMA YANG DIGUNAKAN PADA RADAR
Antena radar adalah suatu antena reflektor berbentuk parabola yang
menyebarkan energi elektromagnetik dari titik fokusnya dan dicerminkan melalui
permukaan yang berbentuk parabola sebagai berkas sempit (gbr.A). Antena radar
merupakan dwikutub (gbr.B). Input sinyal yang masuk dijabarkan dalam bentuk
phased-array yang merupakan sebaran unsur-unsur objek yang tertangkap antena
dan kemudian diteruskan ke pusat sistem radar (gbr.C).

Antenna radar pada dasarnya menggunakan antenna reflector yang berbentuk


parabola. Antenna reflector terdiri atas dua jenis yaitu antenna reflector dasar dan

antenna reflector banyak. Reflector banyak terbagi lagi menjadi dua bagian yaitu
antenna cassegrain dan antenna Gregorian.
1. Antenna reflector dasar (parabola)

Antenna ini adalah antenna parabola dengan sistem reflector dasar. Dapat
dilihat pada gambar di atas parabola hanya terdiri atas feeder dan reflector.
Feeder berfungsi sebagai tempat pencatuan sistem antenna sedangkan
reflector berfungsi sebagai pengarahan energy antenna.
2. Antena cassegrain

Antenna cassegrain adalah antenna parabola dengan sistem banyak


reflector. Berbeda dengan antenna parabola dasar antenna ini memiliki 3
bagian utama yaitu horn feeder, main reflector dan sub reflector yang
berbentuk hyperboloid.

3. Antenna Gregorian

Sama halya dengan antenna cassegrain antenna ini juga memiliki 3 bagian
utama yaitu feed horn, main reflector dan sub reflector. Hanya saja
perbedaanya adalah bentuk sub reflektornya. Antenna Gregorian sub
reflektornya berbentuk ellipsoidal.
Ketiga antenna diatas merupakan antenna yang biasa digunakan pada sistem
radar dan navigasi. Antena ini digunakan karena mampu memancarkan sinyal
dengan gain yang besar pada beamwidth tertentu yaitu antara 200-400. Selain
antenna diatas masih banyak antenna parabola lain yang biasa digunakan untuk
sistem radar, namun yang paling sering digunakan adalah ketiga jenis antenna
diatas. Pembagunan sebuah sistem radar biasanya antenna disediakan tempat
khusus yang cukup luas karena diameter parabolanya juga besar.
Pada umumnya sistem antenna radar terdiri atas beberapa sub penyusun yang
perangkatnya berada pada tempat yang sama. Bagian dari sistem antenna tersebut
adalah pedestal yang kemudian berisi lagi dengan beberapa komponen. Bagian ini
disebut dengan bagian khusus antenna. Bagian tersebut adalah :
1. Motor yang memutar antenna
2. Servo atau sinkro sistem yang terdiri dari generator sinkro (servo). Pada
antenna yang mengatur putaran gir mikro swit pada antenna dan motor
sinkronnya pada putaran pembelok TSK.
3. Mikro swit gunanya untuk menunjukkan cahaya haluan (heading plas) kecuali
antenna yang berbentuk parabola.

VI.

BAGIAN-BAGIAN PADA ANTENA


Antena adalah suatu tranducer (pengubah) yang dapat merubah besaran listrik
menjadi gelombang elektromagnetik untuk kemudian dipancarkan ke angkasa,
dan sebaliknya. Dengan kata lain antena dapat berfungsi sebagai penguat daya
dan mengubah dari gelombang RF terbimbing menjadi gelombang ruang bebas.
Persyaratan Utama ANTENA :
Antena harus memiliki gain pengarahan yang tinggi level side lobe yang
rendah.
Antena harus memiliki noise temparatur yang rendah
Antena harus memiliki efisiensi dan cross poll yang tinggi.
Antena harus dapat mudah digerakkan.
Bagian-bagian Penting Antena

Main Reflektor

Berfungsi untuk memantulkan sinyal yang datang dari satelit menuju satu titik
fokus (sub reflector) serta memantulkan sinyal yang dipancarkan dari titik fokus
(sub reflector) menuju satelit agar diperoleh gain yang cukup besar.

Sub Reflector

Berfungsi untuk memantulkan kembali sinyal dari main reflector menuju titik api
(feed horn), dan sebaliknya.

Feed Horn

Pada sisi penerima bagian ini berfungsi untuk menangkap sinyal dari satelit yang
telah dikumpulkan oleh main reflector dan sub reflector untuk diteruskan ke
LNA. Sebaiknya pada sisi pemancar berfungsi untuk melepaskan sinyal dari HPA
yang selanjutnya dipancarkan ke satelit.

Duplexer

Adalah komponen wave guide yang mempunyai fungsi sebagai pemisah antara
sinyal transmisi dan sinyal receive.

Polarizer

Adalah komponen wave guide yang mempunyai fungsi untuk memilih polaritas
sinyal sesuai dengan bidang polaritas yang dikehendaki.

Manual Jack

Merupakan bagian antena yang digunakan untuk mengatur arah antena secara
manual.
VII.

BEAMWIDTH ANTENA
Beamwidth disebut juga half power beamwidth atau 3 dB beamwidth. Lobe
utama (main lobe) adalah lobe yang mempunyai arah dengan pola radiasi
maksimum. Biasanya juga ada lobe-lobe yang lebih kecil dibandingkan dengan
main lobe yang disebut dengan minor lobe. Lobe sisi (side lobe) adalah lobelobe selain yang dimaksud.
Perssamaan beamwidth antenna parabola adalah sebagai berikut :

Dimana :
F
= frekuensi kerja dalam GHz
D
= diameter antenna dalam satuan meter.
Dari persamaan diatas dapat di ambil kesimpulan :
Makin besar diameter antenna dan frekuensi, akan berakibat semakin kecil
beamwidth dari antenna dan makin panjang bentuk main lobenya. Hal ini
berarti semakin tajam direktivitasnya sehingga harus lebih cermat dalam
pengarahan antenna, apabila menyimpang sedikit saja boresightnya dari LOS
akan besar sekali kemorosotan gain antenna tersebut.
VIII. GAIN PADA ANTENA
Gain antena parabolik sangat bervariasi tergantung dari diameternya, kaitan
antara besarnya gain dengan diameter parabola dilukiskan dengan persamaan
berikut ini:

.(1)
(2)
G = Gain (penguatan)
= 3,14
D = diameter (meter)
F = Fokus (meter)
= panjang gelombang (meter)
Untuk menghitung panjang gelombang (
:

) digunakan persamaan berikut

..(3)
= panjang gelombang (meter)
f = frekuensi (MHz)
Untuk menentukan jarak titik fokus yaitu dari titik nol ke F (dimana
driven antena diletakkan) ditentukan oleh persamaan berikut :
.(4)
F = jarak titik F dari titik nol (meter)
Q= faktor kualitas berkisar antara 2-4 (ambil 2,6)
D= diameter parabola (meter)
Contoh :
Antena parabolik dengan diameter (D) = 0,9554 meter, Faktor kualitas (Q)
=2,6 f = 2,4 GHz , hitunglah gain antena !
Dengan persamaan (3) kita dapat menghitung panjang gelombangnya

dengan persamaan (4) kita dapat menghitung jarak titik fokus dari titik nol
=

=0,38514 m=38,5 cm
dan dengan persamaan (2) kita dapat menghitung gain antena sebagai berikut :

dikonversikan dalam Bell, yaitu dalam dB, penguatan antena = 10 log G=10 log
297,58 =10 x 2,4736= 24,736 dB, jadi gain antenanya adalah 24,736 Db
IX.

POLA RADIASI ANTENA


Sistem antenna parabola sesuggungnya meruapakan suatu sistem antenna
reflector yang memiliki feeder berupa antenna horn. Jadi penentuan pola
radiasinya sebenarnya merupakan superposisi antara gain feeder dengan gain
reflektornya. Perhatikan gambar berikut :
Misalkan gain feeder 12 dB pola radiasinya adalah

Berdasarkan gambar terlihat bahwa pola radiasinya masih masih memiliki side
lobe yang signifikan besar.
Dimisalkan lagi gain reflector adalah 24 dB pola radiasinya

Terlihat bahwa nilai side lobe lebih kecil dari feeder. Sehingga jika kedua gain ini
bekerja pada satu sistem antenna yang sama maka pola radiasinya adalah sebagai
berikut :

Dari gambar dapat disimpulkan bahwa dengan reflector gain antenna dapat
ditingkatkan dengan menyusunnya sesuai dengan sistem parabola. Jika
berdasarkan contoh diatas maka gain antenna parabola adalah 36 dB. Itulah
mengapa pada sistem radar digunakan antenna parabola karea hanya dengan
antenna parabola kita bisa mendapatkan gain diatas 30 dB.
X. KESIMPULAN

Antenna penerima yang digunakan pada sistem radar adalah antenna

parabola
3 jenis antenna parabola yang sering digunakan pada sistem radar adalah

antenna reflector dasar, antenna cassegrain dan antenna Gregorian


Bagian utama dari antenna parabola umumnya terdiri atas feeder dan main

reflector, untuk cassegrain dan Gregorian memiliki 3 bagian yaitu feeder,


main reflector dan subreflektor.
Feeder antenna parabola adalah antenna horn
Pola radiasi antenna parabola adalah merupakan superposisi antara gain

feeder dengan gain reflector


Dengan antenna parabola kita bisa mendapatkan gain di atas 30 dB.
Gain antenna merupakan penguatan dan pengarahan energy antenna dalam

dB
Beamwidth antenna adalah sudut penerimaan dan pemancaran antenna

dalam derajat.
Umunya beamwidth antenna parabola adalah 20-40 derajat.

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2012. Teknik dasar elektronika komunikasi. Bandung: satu nusa


Alaydrus, mudrik. 2011. Antenna prinsip dan aplikasi. Yogyakarta: graham
ilmu.
http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Transportasi/Radar(HASAN)
%20-%20upload/semua.html
http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?fenomena&1364039911
http://teknologi.kompasiana.com/internet/2010/08/20/macam-macam-antena233481.html
http://www.parabola-digital.com/2014/01/pengertian-gain-polarisasi-padaantena.html
https://id.scribd.com/doc/121164264/Antena-Parabola
https://www.academia.edu/6347703/Pointing_antena_parabola_dan_perhitunga
n_interferensi_satelit

Anda mungkin juga menyukai