Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

ANTENNA & PROPAGASI

Oleh:

Nama : Bagaskara Riko Pangestu


NIM : 4315030008
Kelas : BM 4
Dosen : Catur Apriono

Program Studi S1 Terapan Broadband Multimedia


Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Jakarta
2017
BAB 2
DASAR TEORI

Pengertian
Antena adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi gelombang
elektromagnetik kemudian memancarkannya ke ruang bebas atau sebaliknya yaitu menangkap
gelombang elektromagnetik dari ruang bebas dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Antena
juga tergolong sebagai Transduser karena dapat mengubah suatu bentuk energi ke bentuk energi
lainnya.
Antena merupakan salah satu komponen atau elemen terpenting dalam suatu rangkaian dan
perangkat Elektronika yang berkaitan dengan Frekuensi Radio ataupun gelombang
Elektromagnetik. Perangkat Elektronika tersebut di antaranya adalah perangkat komunikasi yang
sifatnya tanpa kabel atau wireless seperti Radio, Televisi, Radar, Ponsel, Wi-Fi, GPS dan juga
Bluetooth. Antena diperlukan baik bagi perangkat yang menerima sinyal maupun perangkat yang
memancarkan sinyal. Dalam bahasa Inggris, Antena disebut juga dengan Aerial.
Di bidang elektronika, definisi antena adalah transformator/struktur transmisi antara
gelombang terbimbing (saluran transmisi) dengan gelombang ruang bebas atau sebaliknya.
Antena adalah salah satu elemen penting yang harus ada pada sebuah teleskop radio, TV, radar,
dan semua alat komunikasi nirkabel lainnya. Sebuah antena adalah bagian vital dari suatu
pemancar atau penerima yang berfungsi untuk menyalurkan sinyal radio ke udara. Bentuk antena
bermacam macam sesuai dengan desain, pola penyebaran dan frekuensi dan gain. Panjang antena
secara efektif adalah panjang gelombang frekuensi radio yang dipancarkannya. Antena dipol
setengah gelombang adalah sangat populer karena mudah dibuat dan mampu memancarkan
gelombang radio secara efektif.

Fungsi Antena
Fungsi antena adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal elektromagnetik, lalu
meradiasikannya (pelepasan energi elektromagnetik ke udara/ruang bebas). Dan sebaliknya,
antena juga dapat berfungsi untuk menerima sinyal elektromagnetik (penerima energy
elektromagnetik dari ruang bebas) dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Pada radar atau
sistem komunikasi satelit, sering dijumpai sebuah antena yang melakukan kedua fungsi
(peradiasi dan penerima) sekaligus. Namun, pada sebuah teleskop radio, antena hanya
menjalankan fungsi penerima saja.

Cara Kerja Antena


Pada umumnya Antena terdiri dari elemen atau susunan bahan logam yang terhubung
dengan saluran Transmisi dari pemancar maupun penerima yang berkaitan dengan gelombang
elektromagnetik. Untuk membahas lebih lanjut mengenai cara kerjanya, kita mengambil sebuah
contoh pada sebuah Stasiun Pemancar Radio yang ingin memancarkan programnya, pertama kali
stasiun pemancar tersebut harus merekam musik atau menangkap suara si pembicara melalui
Mikrofon yang dapat mengubah suara menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut akan masuk
ke rangkaian pemancar untuk dimodulasi dan diperkuat sinyal RF nya.
Dari Rangkaian Pemancar Radio tersebut, sinyal listrik akan mengalir ke sepanjang kabel
transmisi antena hingga mencapai Antenanya. Elektron yang terdapat dalam sinyal listrik
tersebut bergerak naik dan turun (bolak-balik) sehingga menciptakan radiasi elektromagnetik
dalam bentuk gelombang radio. Gelombang yang menyertakan program radio tersebut kemudian
akan dipancarkan dan melakukan perjalanan secepat kecepatan cahaya.
Pada saat ada orang mengaktifkan radionya sesuai dengan frekuensi pemancar di jarak
beberapa kilometer kemudian, gelombang radio yang dikirimkan tersebut akan mengalir melalui
Antena dan menyebabkan elektron bergerak naik dan turun (bolak-balik) pada Antena yang
bersangkutan sehingga menimbulkan energi listrik. Energi listrik ini kemudian diteruskan ke
rangkaian penerima radio sehingga kita dapat mendengarkan berbagai program dari Stasiun
Radio.

Karakteristik dan Parameter Kinerja Antena


Antena memiliki beberapa karakteristik penting dalam mendukung kinerjanya.
Karakteristik atau Parameter Kinerja ini perlu diperhatikan saat kita membuat Antena dan juga
pada saat kita memilih jenis Antena yang kita perlukan.
Enam Karakteristik atau Parameter Kinerja Antena tersebut di antaranya adalah sebagai
berikut :
1. Keterarahan (Directivity)
Keterarahan atau Directivity adalah perbandingan antara dentisitas daya antenna pada
jarak sebuah titik tertentu relatif terhadap sebuah radiator isotropis. Yang dimaksud dengan
Radiator Isotropis adalah pemancaran radiasi Antena secara seragam ke semua arah.
2. Pola radiasi
Pola radiasi antena adalah plot 13-dimensi distribusi sinyal yang dipancarkan oleh
sebuah antena, atau plot 3-dimensi tingkat penerimaan sinyal yang diterima oleh sebuah
antena. Pola radiasi antena dibentuk oleh dua buah pola radiasi berdasar bidang irisan,
yaitu pola radiasi pada bidang irisan arah elevasi (pola elesi. Pola radiasi 3-dimensi inilah
yang umum disebut sebagai pola radiasi antena dipol. Sebuah antena yang meradiasikan
sinyalnya sama besar ke segala arah disebut sebagai antena isotropis. Antena seperti ini akan
memiliki pola radiasi berbentuk bola. Namun, jika sebuah antena memiliki arah tertentu, di
mana pada arah tersebut distribusi sinyalnya lebih besar dibandingkan pada arah lain, maka
antena ini akan memiliki directivity. Semakin spesifik arah distribusi sinyal oleh sebuah
antena, maka semakin directivity antena tersebut.
Antena dipol termasuk non directive antenna. Dengan karakter seperti ini, antena
dipol banyak dimanfaatkan untuk sistem komunikasi dengan wilayah cakupan yang luas.
Pada astronomi radio, antena dipol digunakan pada teleskop radio untuk melakukan
pengamatan pada rentang High Frekuensi (HF). Bentuk data yang dapat diperoleh adalah
variabilitas intensitas sinyal yang dipancarkan oleh sebuah objek astronomi. Namun,
karena antena dipol tidak memiliki directivity pada arah tertentu, teleskop radio elemen
tunggal yang menggunakan antena jenis ini tidak dapat digunakan untuk melakukan
pencitraan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pola radiasi, yang pertama adalah
Half Power Beamwidth (HPBW), atau yang biasa dikenal sebagai beamwidth suatu antena.
Dalam astronomi radio, beamwidth adalah resolusi spasial dari sebuah teleskop radio, yaitu
diameter sudut minimum dari dua buah titik yang mampu dipisahkan oleh teleskop radio
tersebut. Secara teori, beamwidth untuk0 antena yang berbentuk parabola dapat ditentukan.
3. Gain
Gain (directive gain) adalah karakter antena yang terkait dengan kemampuan antena
mengarahkan radiasi sinyalnya, atau penerimaan sinyal dari arah tertentu. Gain bukanlah
kuantitas yang dapat diukur dalam satuan fisis pada umumnya seperti watt, ohm, atau
lainnya, melainkan suatu bentuk perbandingan. Oleh karena itu, satuan yang digunakan
untuk gain adalah desibel.
Gain antena adalah tetap, dua pengertian yang berbeda antara gain antena, transmit
power dan EIRP atau daya terpancar, dengan menurunkan transmit power tidak akan
mengubah gain antena dan pola radiasinya, hanya menurunkan EIRP atau daya terpancar ke
udara.
Antena dengan gain rendah mempunyai pola radiasi yang berbeda dengan antena
sejenis yang punya gain besar. Pola radiasi antena dengan gain rendah bersifat melebar
sehingga energi yang dipancarkan terdistribusi luas secara sektoral (sudut). Sedangkan
antena dengan gain besar memiliki pola pancar yang sempit, energi yang dipancarkan tidak
melebar, tetapi pada arah pancaran utamanya, energi ini bisa menjangkau tempat yang lebih
jauh.
Besar gain dari suatu antena menentukan kemampuan antena tersebut untuk
memfokuskan energi yang dipancarkannya ke suatu arah. Contoh: antena dengan gain 20 dB
lebih fokus dibandingkan antena dengan gain 10 dB.
4. Polarisasi
Polarisasi didefinisikan sebagai arah orientasi dari medan listrik. Antena dipol
memiliki polarisasi linear (vertikal atau horizontal). Mengenali polarisasi antena amat
berguna dalam sistem komunikasi, khususnya untuk mendapatkan efisiensi maksimum
pada transmisi sinyal. Pada aplikasi radio, WLAN dan radio seluler, polarisasi yang
digunakan adalah polarisasi linier vertikal. Antena pemancar dan penerima harus
diorientasikan vertikal. Sedangkan pada aplikasi TV broadcast, polarisasi yang digunakan
adalah polarisasi linier horizontal. Sedangkan pada aplikasi RFID (radio frequency
identification), polarisasi yang digunakan adalah polarisasi sirkuler.
Pada astronomi radio, tujuan mengenali polarisasi sinyal yang dipancarkan oleh
sebuah objek astronomi adalah untuk mempelajari medan magnetik dari objek tersebut.
5. VSWR
Untuk radio (pemancar atau penerima) untuk memberikan kekuatan untuk antena,
impedansi dari garis radio dan transmisi harus juga disesuaikan dengan impedansi antena.
Parameter VSWR adalah ukuran yang numerik menggambarkan seberapa baik antena
impedansi cocok untuk radio atau terhubung ke saluran transmisi.

VSWR adalah singkatan dari Voltage Standing Wave Ratio, dan juga disebut sebagai
Standing Wave Ratio (SWR). VSWR adalah fungsi dari koefisien refleksi, yang
menggambarkan kekuatan tercermin dari antena. Jika koefisien refleksi diberikan oleh
kemudian VSWR didefinisikan oleh rumus berikut:

Koefisien refleksi juga dikenal sebagai S11 atau return loss. Lihat tabel VSWR di
bawah ini untuk melihat pemetaan numerik antara kekuasaan tercermin, S11 dan VSWR.
VSWR selalu bilangan real dan positif untuk antena. Semakin kecil VSWR, semakin
baik antena cocok untuk saluran transmisi dan kekuatan yang lebih dikirim ke antena.
VSWR minimum adalah 1,0. Dalam hal ini, tidak ada daya yang tercermin dari antena, yang
sangat ideal.
Sering antena harus memenuhi kebutuhan bandwidth yang diberikan dalam hal
VSWR. Misalnya, antena mungkin mengklaim mengoperasikan 100-200 MHz dengan
VSWR <3. Ini berarti bahwa VSWR kurang dari 3,0 selama rentang frekuensi tertentu.
Spesifikasi VSWR ini juga menyiratkan bahwa koefisien refleksi kurang dari 0,5 (yaitu.,
<0,5) selama rentang frekuensi yang dikutip.
6. Bandwidth
Bandwidth adalah satu lagi parameter antena yang mendasar. Bandwidth
menggambarkan rentang frekuensi di mana antena benar dapat memancarkan atau menerima
energi. Sering kali, bandwidth yang diinginkan adalah salah satu parameter penentuan
digunakan untuk memutuskan antena. Misalnya, banyak jenis antena memiliki bandwidth
yang sangat sempit dan tidak dapat digunakan untuk operasi wideband.
Bandwidth adalah perbedaan antara frekuensi atas dan bawah dalam satu set terus
menerus frekuensi. Hal ini biasanya diukur dalam hertz.
Bandwidth biasanya dikutip dalam hal VSWR. Misalnya, antena dapat digambarkan
sebagai beroperasi pada 100-400 MHz dengan VSWR <1,5. Pernyataan ini menyiratkan
bahwa koefisien refleksi kurang dari 0,2 di rentang frekuensi yang dikutip. Oleh karena itu,
dari daya yang dikirim ke antena, hanya 4% dari daya yang dipantulkan kembali ke
pemancar. Atau, kembali kerugian S11 = 20 * log10 (0,2) = - 13,98 dB.

Perhatikan bahwa di atas tidak berarti bahwa 96% dari daya yang dikirim ke antena
ditransmisikan dalam bentuk radiasi EM; kerugian masih harus diperhitungkan.
Juga, pola radiasi akan bervariasi dengan frekuensi. Secara umum, bentuk pola radiasi
tidak berubah secara radikal.
Ada juga kriteria lain yang dapat digunakan untuk mengkarakterisasi bandwidth. Ini
mungkin polarisasi pada rentang tertentu, misalnya, antena dapat digambarkan memiliki
polarisasi melingkar dengan rasio aksial <3dB (kurang dari 3 dB) 1,4-1,6 GHz. Bandwidth
polarisasi ini menetapkan rentang di mana operasi antena adalah sekitar sirkuler
terpolarisasi.
Bandwidth sering ditentukan dalam hal yang Fractional Bandwidth (FBW). FBW
adalah rasio rentang frequecny (frekuensi tertinggi dikurangi frekuensi terendah) dibagi
dengan frekuensi pusat. Antena Q juga berhubungan dengan bandwidth (tinggi Q adalah
bandwidth yang lebih rendah, dan sebaliknya).

Penggunaan antena

1. Penggunaan antena pada radio

Antena adalah salah satu elemen penting yang harus ada pada sebuah teleskop radio.
Fungsinya adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal elektromagnetik, lalu
meradiasikannya. Dan sebaliknya, antena juga dapat berfungsi untuk menerima sinyal
elektromagnetik dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Sehingga sinyal radio yang
dipancarkan oleh stasiun radio dapat ditangkap oleh radio.

2. Penggunaan antena pada televisi

Berdasarkan peraturan internasional yang berkaitan dengan pengaturan penggunaan


frekuensi (Radio Regulation) untuk penyiaran televisi pada pita frekuensi VHF dan UHF.
Sejarah pertelevisian di Indonesia diawali pada tahun 1962 oleh TVRI di Jakarta dengan
menggunakan pemancar televisi VHF. Pembangunan pemancar TVRI berjalan dengan cepat
terutama setelah diluncurkannya satelit palapa pada tahun 1975. Pada tahun 1987, yaitu
lahirnya stasiun penyiaran televisi swasta pertama di Indonesia, stasiun pemancar TVRI
telah mencapai jumlah kurang lebih 200 stasiun pemancar yang keseluruhannya
menggunakan frekuensi VHF, dan pemancar TV swasta pertama tersebut diberikan alokasi
frekuensi pada pita UHF. Kebijaksanaan penggunaan pita frekuensi VHF untuk TVRI dan
UHF untuk swasta. Sehingga untuk menangkap siaran TV digunakan antena VHF dan UHF.

3. Penggunaan antena pada radar

Radar atau Radio Detection and Ranging adalah suatu alat yang sistemnya
memancarkan gelombang elektromagnetik berupa gelombang radio dan gelombang mikro.
Pantulan dari gelombang yang dipancarkan tadi digunakan untuk mendeteksi obyek. Radar
menggunakan spektrum gelombang elektromagnetik pada rentang frekuensi 300 MHz
hingga 30 GHz atau panjang gelombang 1 cm hingga 1 meter. Komponen sistem radar :
1. Transmiter untuk membangkitkan sinyal radio dari osilator.
2. Waveguide adalah penghubung antara Transmiter dan Antena.
3. Receiver adalah penerima pantulan sinyal radio
4. Signal processor adalah peralatan yang mengubah sinyal analog ke sinyal digital.
5. Radar Controller adalah penghubung yang akan mengantarkan informasi ke user
Antena Dipol

Antena dipol adalah antena radio yang dapat dibuat dari kabel sederhana, dengan
pengisi berada di tengah elemen driven. Antena ini terdiri dari dua buah logam konduktor
atau kabel, berorientasi sejajar dan kolinier dengan lainya (segaris dengan yang lainya),
dengan sela kecil di tengahnya. Tegangan frekuensi radio diterapkan pada tengah-tengah di
antara dua konduktor. Antena ini adalah antena paling sederhana dan praktis dari sudut
pandang secara teoretis. Antena ini digunakan sebagai antena, terutama antena "telinga
kelinci", antena televisi tradisional, dan sebagai elemen driven pada berbagai jenis antena,
seperti pada antena Yagi. Antena dipol ditemukan oleh seorang fisikawan Jerman yang
bernama Heinrich Hertz sekitar tahun 1886 dialah orang yang merintis eksperimen dengan
gelombang radio.

Karakteristik Antena Dipol

Antena ini memiliki panjang yang lebih pendek dari panjang gelombangnya. Antena
ini memiliki daya tahan radiasi yang rendah dan reaktansi yang tinggi, membuat antena ini
tidak efisien, tetapi antena ini sering digunakan untuk panjang gelombang yang amat
panjang. Dipol yang panjangnya setengah dari panjang gelombang sinyal, juga sering
disebut dipol setengah gelombang, dan lebih efisien. Dalam teknik radio, istilah dipol
biasanya bermakna sebuah setengah gelombang dipol.

Penggunaan Antena Dipol

Antena dipol sudah umum digunakan untuk menangkap sinyal UHF pada televisi.
Tetapi, antena ini dipasang berada di dalam ruangan.
BAB 3
PERENCANAAN ANTENA

Software Merancang Antena


Penulis menggunakan software CST versi 2016.07 student edition. Software tersebut sudah
umum digunakan untuk merancang antena. Tidak hanya merancang antena, tapi melakukan
komputasi yang efisien untuk desain elektromagnetik dan analisis, mendesain kabel, mendesain
PCB, dan masih banyak lagi.

Dimensi Antena
Untuk dimensi antena, penulis menggunakan dimensi silinder sebagai. Untuk diameter luar
antena, penulis mengisi panjang diameter 0,5 cm sedangkan diameter dalam penulis tidak
mengisinya alias 0. Untuk X center, dan Y center penulis tidak mengisinya juga. Untuk Z min
penulis mengisi panjangnya 1 cm, dan untuk panjang Z max penulis mengisi panjangnya 11,045
cm. Bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1. Dimensi Antena

Bahan Material Antena


Bahan untuk pembuatan antena adalah bahan yang bersifat menghantarkan listrik
(konduktor) yang baik. Tentu saja logam adalah benda yang paling bagus daya hantar listriknya,
namun di antara jenis logam tentu ada lagi jenis logam yang lebih baik lagi. Logam yang paling
baik untuk antena adalah emas, namun emas sangat tidak mungkin kalau hanya untuk membuat
antena televisi. Untuk itu ada bahan lain yang tidak kalah bagusnya yaitu tembaga. Tembaga
memang paling bagus, namun jika untuk membuat antena yang berada di luar ruangan justru bisa
membahayakan. Kenapa demikian? Karena bahan dari tembaga ini juga disukai oleh yang
namanya petir. Karena masalah tersebut, tembaga biasanya hanya dibuat untuk bahan
menyesuaikan impedansi antena/balun saja. Pada akhirnya bahan logam yang terpilih untuk
membuat antena adalah aluminium, selain daya hantarnya yang bagus juga bobotnya yang sangat
ringan. Pilihlah antena yang terbuat dari aluminium murni, bukan aluminium campuran.
Aluminium murni memang sangat cocok untuk bahan antena, sayangnya saat ini sulit ditemui
pada antena TV dijual di pasaran. Kebanyakan antena yang ada sekarang terbuat dari campuran
aluminium dan seng, dan itu pun sangat tipis dan mudah bengkok. Sekedar informasi, aluminium
murni biasanya warnanya lebih buram dan tidak mengkilat. Selain itu aluminium murni lebih
lunak daripada yang sudah dicampur dengan bahan lain seperti seng.
Dikarenakan bahan aluminium murni sangat sulit didapatkan, maka dari itu penulis
menggunakan bahan tembaga. Karena tembaga, sangat umum digunakan untuk pembuatan
antena seperti antena dipol. Bisa dilihat gambar di bawah ini.
Gambar 2. Bahan Antena

Frequency Center & Bandwidth


Untuk frequency center (frekuensi pusat / frekuensi kerja antena) penulis menginginkan
sebesar 550 MHz. Dengan melakukan perhitungan yang teliti & mencari informasi yang akurat,
penulis mendapatkan frekuensi yang diinginkan. Bisa dilihat pada gambar 3.
Untuk bandwidth nya penulis menggunakan pengukuran pada grafik. Yaitu memberikan
titik di S1,1 : -10 dB di kedua titik. Rumus bandwidth adalah : Frekuensi atas Frekuensi
Bawah. Maka dari itu frekuensi 595,39 MHz dikurangi frekuensi 513,85 MHz sama dengan
81,54 MHz. Bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3. Frekuensi Center & Bandwidth

Farfield
Untuk farfield nya, tampilannya bisa dilihat gambar 4 & gambar 5. Dari tampilan farfield
Polar didapatkan main lobe magnitude, main lobe direction, dan angular width. Untuk main
lobe magnitude nya 2,07 dbI tanpa linear scalling. Jika linear scalling nya di beri tanda
ceklis main lobe magnitude nya menjadi 1,61. Untuk main lobe direction nya 90 derajat
tanpa linear scalling. Jika linear scalling nya di beri tanda ceklis main lobe direction nya
tidak berubah. Untuk angular width nya 80,1 derajat tanpa linear scalling. Jika linear
scalling nya di beri tanda ceklis angluar width nya tidak berubah.

Gambar 4. Farfield tanpa Linear Scaling

Gambar 5. Farfield Linear Scaling


BAB 4
KESIMPULAN
Antena merupakan salah satu transduser, karena dapat mengubah energi listrik menjadi
energi elektromagnetik.
Ada 6 karakteristik parameter antena yaitu, Keterarahan (Directivity), Pola radiasi, Gain,
Polarisasi, VSWR, dan Bandwidth.
Jika VSWR nya mendekati satu, maka tidak ada daya yang tercemin dari antena, dan
antena sangat ideal.
Jika S Parameternya semakin mendekati -20 dB,
Antena merupakan alat yang sangat berguna untuk di bidang telekomunikasi.
REFERENSI
Anonymous. 2016. Antena Dipol.
https://id.wikipedia.org/wiki/Antena_dipol. Akses Maret 2017.
Anonymous. 2017. Antena (radio).
https://id.wikipedia.org/wiki/Antena_(radio). Akses Maret 2017.
Kho Dickson. 2017. Pengertian Antena dan Parameter Karakteristiknya.
http://teknikelektronika.com/pengertian-antena-parameter-karakteristiknya/. Akses
Maret 2017.
Anonymous. 2013. Antena TV Yang Bagus.
http://www.spiderbeat.com/antena-tv-yang-bagus/. Akses Maret 2017.
Anonymous. 2009. VSWR (Voltage Standing Wave Ratio).
http://www.antenna-theory.com/definitions/vswr.php. Akses Maret 2017.
Anonymous. 2009. Bandwidth.
http://www.antenna-theory.com/basics/bandwidth.php. Akses Maret 2017.
Anonymous. 2017. Bandwidth (signal processing).
https://en.wikipedia.org/wiki/Bandwidth_(signal_processing). Akses Maret 2017.

Anda mungkin juga menyukai