Anda di halaman 1dari 11

KOMUNIKASI DATA

SEMESTER IV TH 2017/2018

SPREAD SPECTRUM

Firmansyah (4315030012)
Broadband Multimedia 4

PROGRAM S1 TERAPAN
PROGRAM STUDI BROADBAND MULTIMEDIA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
TAHUN 2016/2017
Spread Spektrum

Spread Spectrum adalah sebuah metode komunikasi dimana semua sinyal komunikasi disebar
di seluruh spektrum frekuensi yang tersedia. Pada awalnya dikembangkan untuk kepentingan militer
dan intelejen. Ide dasarnya adalah untuk menyebarkan sinyal informasi melalui bandwidth yang lebih
luas untuk mencegah dilakukannya pencegatan informasi dan gangguan-gangguan lainnya. Istilah

Spread Spectrum digunakan karena pada sistem ini sinyal yang ditransmisikan memiliki
bandwidth yang jauh lebih lebar dari bandwidth sinyal informasi (mencapai ribuan kali). Proses
penebaran bandwidth sinyal informasi ini disebut spreading. Spread Spectrum jenis pertama yang
dikembangkan dikenal dengan nama Frequency Hopping atau lompatan frekuensi. Versi yang terbaru
adalah Direct Squence Spread Spectrum

Sebuah sistem spread-spectrum harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Sinyal yang dikirimkan menduduki bandwidth yang jauh lebih lebar daripada bandwidth minimum
yang diperlukan untuk mengirimkan sinyal informasi.

2. Pada pengirim terjadi proses spreading yang menebarkan sinyal informasi dengan bantuan sinyal
kode yang bersifat independen terhadap informasi.

3. Pada penerima terjadi proses despreading yang melibatkan korelasi antara sinyal yang diterima dan
replika sinyal kode yang dibangkitkan sendiri oleh suatu generator lokal.
Pada bagian pertama menunjukkan bahwa bit-bit data yang akan ditransmisikan ke penerima.
Kemudian pada bagian kedua menunjukkan gambar kode PN yang akan digunakan untuk spreading
data yang akan ditransmisikan. Kode ini unik untuk setiap user dan akan digunakan kembali dalam
proses decode di penerima. Suatu isyarat yang sudah disebar hanya bisa disusun ulang menjadi data
asli dengan menggunakan kode PN yang sama.

Selanjutnya pada bagian ketiga hasil proses spreading yaitu perkalian antara bit data yang
akan dikirim dengan kode PN yang digunakan untuk spreading. Kemudian sebelum dikirimkan,
isyarat ini akan dimodulasi dengan isyarat pembawa dengan frekuensi tertentu. Kemudian, hasil
tersebut pada contoh ini dimodulasi dengan modulasi BPSK yang siap untuk ditransmisikan. Dalam
modulasi BPSK, perubahan nilai bit data di tandai dengan perubahan fase sinyal. Dari gambar terlihat
bahwa fase akan berubah ketika bit data berganti nilai. Berikut contoh lain proses spreading dan
despreading dengan multiple access.

Manfaat dari Sistem Spread Spectrum.

Imunitas dari berbagai noise dan multipath distortion


Termasuk gangguan (Jamming)
Dapat mengacak sinyal
Hanya receiver yang mengetahui pengacakan kode dapat mendapat kembali sinyal
Beberapa user dapat mengunakan bandwidth yang lebih besar dengan sedikit interferency
Telepon seluler
Code division multiplexing (CDM)
Code division multiple access (CDMA).

Jenis Spread Spectrum

A. Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS)

Gambar 3, Penggunaan channel pada FHSS

Dalam skema Frequency Hopping Spread Spectrum, sinyal disiarkan sepanjang


rangkaian frekuensi radio yang kelihatannya acak, melompat dari frekuensi ke frekuensi pada
titik pisah (split-socond intervals). Sebuah receiver, melompat di antara frekuensi secara sinkron
dengan transmitter, lalu menangkap pesan. Sehingga orang-orang yang berusaha mendengarkan
secara diam diam hanya akana mendengar bunyi titik titik yang tidak jelas. Upaya untuk
mengganggu sinyal hanya akan berhasil dengan cara menghantam sedikit bit-nya.
Gambar 4, Sistem Frequency Hopping Spread Spectrum pada Transmitter

Untuk transmisi data biner dimasukkan ke dalam sebuah modulator dengan


menggunakan beberapa skema pengkodean digital-ke-analog, semacam Frequency-shift
keying(FSK) atau Binary Phase-Shift Keying(BPSK). Sinyal yang dihasilkan dipusatkan
disekitar beberapa frekuensi dasar. Sumber jumlah pseudorandom menyajikan apa yang
dilampirkan dalam indeks didalam tabel frekuensi. Pada masing masing interval yang berurutan,
dipilih sebuah frekuensi baru dari tabel. Frekuensi ini kemudian dimodulasikan melalui sinyal
yang dihasilkan dari modulator awal agar menghasilkan sinyal yang baru dengan bentuk yang
sama namun sekarang dipusatkan di tengah tengah frekuensi yang dipilih dari tabel.

Gambar 5, Sistem
Frequency Hopping Spread Spectrum pada Receiver

Sedangkan pada penerima, sinyal spektrum penyebaran didemodulasikan menggunakan


sejumlah frekuensi yang sama yang didapatkan dari tabel kemudian didemoduasikan agar
menghasilkan data output. Sebagai contoh, bila FSK digunakan, modulator memilih salah satu
dari dua frekuensi, katakanlah f0 atau f1, berkaitan dengan transmisi biner 1 atau biner 0.Sinyal
FSK biner yang dihasilkan diartikan ke dalam frekuensi melalui suatu jumlah yang ditentukan
melalui urutan output dari generator sumber pseudorandom. Sehingga, bila frekuensi yang
dipilih pada waktu I adalah f1 maka sinyal pada waktu I adalah baik fi + fo maupun fi + f1.

Sinyal ditransfer secara bergantian dengan menggunakan 1MHz atau lebih dalam
rentang sebuah pita frekuensi tertentu yang tetap. Prinsip dari metoda frequency hopping adalah
menggunakan pita yang sempit yang bergantian dalam memancarkan sinyal radio. Secara
periodik antara 20 sampai dengan 400ms (milidetik) sinyal berpindah dari channel frekuensi satu
ke channel frekuensi lainnya. Pita 2.4GHz dibagi-bagi ke dalam beberapa sub bagian yang
disebut channel/kanal. Salah satu standar pembagian channel ini adalah sistem ETSI (European
Telecommunication Standard Institute) dengan membagi channel, dimulai dengan channel 1
pada frekuensi 2.412MHz, channel 2 pada frekuensi 2.417MHz, channel 3 pada frekuensi
2.422MHz dan seterusnya setiap 5MHz bertambah sampai channel 13.

Dengan teknologi DSSS maka untuk satu perangkat akan bekerja menggunakan 4
channel (menghabiskan 20MHz, tepatnya 17MHz). Dalam implementasinya secara normal pada
lokasi dan arah yang sama hanya 3 dari 13 kanal DSSS yang bisa dipakai. Parameter lain yang
memungkinkan penggunaan lebih dari 3 channel ini adalah penggunaan antena (directional
antenna) dan polarisasi antena itu sendiri (horisontal/vertikal).

Slow and Fast FHSS

Frekwensi bergeser tiap-tiap Tc Detik

Durasi dari signal element adalah Ts detik

TsSlow FHSS memiliki Tc

Fast FHSS memiliki Tc < Ts

Biasanya fast FHSS memberikan improved performance dalam noise (or jamming)

Slow Frequency Hop Spread Spectrum menggunakan MFSK (M=4, k=2)

Fast Frequency Hop Spread Spectrum menggunakan MFSK (M=4, k=2)


B. Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS)

Direct Sequence Spread Spectrum dipilih karena adanya kemudahan dalam mengacak
data yang akan dispreading. Dalam DSSS spreading hanya menggunakan sebuah generator noise
yang periodik yang di sebut Pseudo Noise Generator. Kode yang digunakan pada sistem spread
spectrum memiliki sifat acak tetapi periodik sehingga disebut sinyal acak semu (pseudo
random). Kode tersebut bersifat sebagai noise tapi deterministik sehingga disebut juga noise
semu (pseudo noise). Pembangkit sinyal kode ini disebut Pseudo Random Generator (PRG) atau
pseudo noise generator (PNG). PRG inilah yang akan melebarkan dan sekaligus mengacak
sinyal data yang akan dikirimkan. Dalam skema ini, masing masing bit pada sinyal yang asli
ditampilkan oleh bit- bit multipel pada sinyal yang ditransmisikan, yang disebut kode
tipis(chipping). Kode tipis yang menyebarkan secara langsung sepanjang band frekuensi yang
lebih luas sebanding dengan jumlah bit yang dipergunakan. Oleh karena itu, kode tipis 10-bit
menyebarkan sinyal sepanjang band frekuensi yang 10 kali lebih besar dibandingkan kode tipis
1-bit.

Satu teknik dengan spektrum penyebaran deretan langsung adalah dengan


mengkombinasikan stream informasi digital dengan bit stream pseudorandom menggunakan
OR-eksklusif contoh pada gambar 6.
Gambar 6.Contoh Direct Sequence Spread Spectrum

Patut dicatat bahwa bit informasi dari satu membalikan bit-bit pseudorandom dalam
kombinasi tersebut, sementara bit informasi 0 menyebabkan bit-bit pseudorandom
ditransmisikan tanpa mengalami inversi. Kombinasi bit stream memiliki data rate yang sama
dengan deretan pseudorandom yang asli, sehingga memiliki bandwidth yang lebih lebar
dibandingkan dengan stream informasi. Pada contoh ini, bit stream lebih besar 4 kali lipat rate
informasi.

Gambar 7a.Direct Sequence Spread Spectrum pada Transmitter


Gambar 7b.Direct Sequence Spread Spectrum pada Receiver

Gambar 7 menunjukkan implementasi deretan langsung yang khusus. Dalam hal ini,
stream informasi dan stream pseudorandom bahkan dikonversi ke sinyal-sinyal analog lalu
dikombinasikan, bukannya menunjukkan OR-eksklusif dari dua stream dan kemudian
memodulasikannya. Penyebaran spektrum dapat dicapai melalui teknik deretan langsung yang
ditentukan dengan mudah. Sebagai contoh, anggap saja sinyal informasi memiliki lebar bit
sebesar tb yang ekuivalen terhadap rate data = 1/tb. Dalam hal ini, bandwidth sinyal tergantung
pada teknik pengkodean, kira-kira 2/tb. Hampir sama dengan itu, bandwidth sinyal
pseudorandom asalah 2/Tc dimana Tc adalah lebar bit pseudorandom input. Bandwidth sinyal
yang dikombinasikan kira-kira sebesar jumlah dari 2 bandwidth tersebut. Jumlah penyebaran
yang dicapai adalah hasil langsung dari rate data pseudorandom. Semakin besar data rate
pseudorandom input, semakin besar jumlah penyebarannya.

Contoh Direct Sequence Spread Spectrum Menggunakan BPSK


Gam
bar 8, Contoh DSSS menggunakan BPSK

Approximate spectrum sinyal DSSS


Gambar 9, Approximate spectrum sinyal DSSS

Anda mungkin juga menyukai