Anda di halaman 1dari 5

Nama NIM

: Adityo Sumantri : 1004105010049

Mata Kuliah : Antena dan Propagasi

ANTENA MIMO (Multiple Input Multiple Output)

1. Pendahuluan MIMO (Multiple Input-Multiple Output) adalah sebuah teknologi antena untuk komunikasi nirkabel dimana ada beberapa antena yang digunakan pada sumber (transmitter) dan tujuan (penerima). Antena pada setiap ujung dari rangkaian komunikasi digabungkan untuk meminimalkan kesalahan dan mengoptimalkan kecepatan data. MIMO adalah salah satu dari beberapa bentuk teknologi antena cerdas , yang lainnya adalah MISO (Multiple Input-Single Output) dan SIMO (Single Input-Multiple Output). Dalam komunikasi nirkabel konvensional, satu antena digunakan di tempat pengirim dan satu antena di gunakan ditempat penerima. Dalam beberapa kasus, hal ini menimbulkan masalah karena timbulnya efek multipath. Ketika medan elektromagnetik menemui hambatan seperti bukit, lembah, bangunan, dan kabel utilitas, gelombang ini akan tercerai-berai di beberapa jalur menyebabkan keterlambatan signal atau signal tidak diterima pada waktu yang bersamaan. Dalam sistem komunikasi digital seperti internet nirkabel, dapat menyebabkan penurunan kecepatan pengiriman data dan peningkatan kesalahan. Multipath dapat timbul pada saat sebuah sinyal terpantulkan oleh penghalang. Pada saat sinyal terpantulkan, maka akan terbentuk sinyal-sinyal pantulan. Pada saat sinyal utama mencapai receiver, maka sinyal pantulan akan juga berusaha mencapai receiver. Ketika keduanya berada pada posisi yang sama, maka keduanya saling meniadakan. Karena hal inilah Anda sering mengalami hilang sinyal pada tempat yang tidak berjauhan dengan terminal radio atau sinyal ponsel. Tidak hanya sinyal radio dan ponsel saja yang mengalami hal seperti ini, pada jaringan komputer nirkabel kendala ini juga sering terjadi. Hal ini sering membuat kerja jaringan tidak maksimal. Kendala ini berlaku bagi semua standar jaringan nirkabel.

Gambar 1. Model kanal antena MIMO.

Penggunaan dua atau lebih antena, memungkinkan transmisi beberapa sinyal sekaligus dan mengurangi atau menghapus kemungkinan hilang atau terlambatnya sinyal karena multipath effect ini. Teknologi MIMO juga digunakan dalam digital TV, Wireless Local Area Network (WLAN) dan komunikasi mobile pada ponsel. Dengan menggunakan sistem seperti ini, maka tidak hanya data yang dikirim dapat lebih banyak dan cepat bahkan jarak juga dapat diperluas. Karena sinyal yang membawa data dengan MIMO tidak akan saling meniadakan, sebaliknya sinyal pantulan akan menguatkan sinyal utama. Dengan MIMO, kelemahan ini dijadikan alat untuk menduplikasikan bandwidth. Mengirim maupun menerima sinyal dengan lebih dari satu antena saja bukanlah satu-satunya sistem yang dibutuhkan oleh MIMO. Untuk dapat menjalankan atau memiliki sebuah MIMO yang baik, maka sistem antena tersebut juga harus dilengkapi dengan Digital Signal Processing yang sangat mendukung untuk dapat mengontrol dan mengolah dengan baik beberapa sinyal yang akan keluar dan masuk.

2. Penerapan Sistem MIMO Sistem MIMO (Multiple Input Multiple Output) ini menggunakan sejumlah M antena pemancar dan sejumlah N antena penerima untuk dapat mentransmisikan sinyal informasi dari beberapa pengirim ke beberapa penerima. Digunakan pada LTE, bertujuan untuk mendukung kecepatan dalam pengiriman data. Pad LTE telah mendukung tipe dari sistem MIMO, seperti: MIMO 2x2 MIMO 2x4 MIMO 4x4

Teknik Spatial Multiplexing biasanya dikombinasikan dengan orthogonal frequency division multiplexing (OFDM) atau dengan OFDMA.

3. Prinsip Kerja Sistem MIMO MIMO bukanlah standar baru di area jaringan nirkabel. Tetapi dengan menggunakan MIMO, koneksi wireless akan lebih cepat dan jarak jangkauan juga akan semakin jauh. Teknologi ini kali pertama diperkenalkan oleh seorang ahli dari Bell Laboratories pada tahun 1984. Dengan teknologi MIMO, sebuah receiver atau transmitter menggunakan lebih dari satu antena. Tujuannya adalah untuk menjadikan sinyal pantulan sebagai penguat sinyal utama sehingga tidak saling menggagalkan. MIMO juga memilki kelemahan, yaitu adanya waktu interval yang menye babkan adanya sedikit delay pada antena akan mengirimkan sinyal, meskipun pengiriman sinyalnya sendiri lebih cepat. Waktu interval ini terjadi karena adanya proses di mana system harus membagi sinyal mengikuti jumlah antenna yang dim iliki oleh perangkat MIMO yang jumlahnya lebih dari satu. Model Sistem komunikasi MIMO secara umum dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2. Diagram kinerja paada sistem MIMO.

Pada gambar dapat dijelaskan bahwa pada bagian atas merupakan kanal, sedangkan pada bagian bawah merupakan bagian signal processing dan coding. Komponen RF berada pada kanal karena mempengaruhi transfer function end-to-end (TF end to end). Dalam sistem ini, data Q dinyatakan dengan symbol vektor b (n) (n adalah indeks waktu) yang di encode kedalam kode x (n) yang berupa baseband kompleks diskrit time sebanyak dan data dalam bentuk diskrit kompleks pada sisi pemancar. Bagian coding mendistribusikan data tersebut (simbol) ke blok pulse shaping. Blok ini berfungsi untuk mengkonversi data sample time discrete menjadi sinyal kontinue dalam bentuk (x), dimana adalah frekuensi, selanjutnya akan disalurkan ke input dari kanal (pada

bagian RF chain dan antena). Kanal (H) menggabungkan sinyal input untuk memperoleh elemen output pada sistem penerima vektor sinyal rn(y). Filter yang sesuai kemudian memproduksi sample data dalam waktu discrete, dan selanjutnya space/time decoder membangkitkan data kembali dalam domain waktu ke sisi penerima, Untuk kanal linier hubungan antara input dan output kanal sistem MIMO ditulis dengan persamaan.

Sistem MIMO ini menggunakan Sejumlah M antena pemancar (transmitter) dan sejumlah N antena penerima (receiver) untuk mentransmisikan sinyal informasi. MIMO dikondisikan dengan penggunaan multiantena pada pemancar dan penerima yang bekerja pada frekuensi yang sama. Tujuannya adalah untuk menjadikan sinyal pantulan sebagai penguat sinyal utama sehingga tidak saling menggagalkan.

4. Macam Teknik yang digunakan oleh Sistem MIMO Teknik Spatial Diversity ( STBC ) Bertujuan untuk meningkatkan SNR dengan cara mengurangi fading dan meningkatkan kualitas link antara pengirim dengan penerima. STBC merupakan salah satu teknik dalam MIMO yang menggunakan diversitas ruang. Prinsipnya, sebuah simbol memiliki replika yang akan ditransmisikan orthogonal satu sama lainnya dengan cara menggeser kekompleksitasannya. STBC menawarkan diversity gain namun tidak menawarkan coding gain. Rate dalam STBC merupakan perbandingan antara jumlah inputan simbol encoder tiap operasi pengkodean k terhadap jumlah periode transmisi yang dibutuhkan untuk mengirimkan simbol berkodekan space-time melewati multiple antena p. Rumus yang digunakan sistem Spatial Diversity : R= K/P Sehingga dengan bit rate rb, symbol rate rs, dan bandwidth B, STBC memberikan efisiensi spektral sebesar . Rumus yang digunakan : =rb/B=rs.mR/rs = km/p bits/Hz

Tekhnik Spatial Multiplexing Bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dengan cara mengirimkan

beberapa aliran data secara paralel pada waktu yang bersamaan. OFDM merupakan teknik modulasi multicarrier yang antar-subcarrier-nya saling

orthogonal satu sama lain. Dengan demikian, masing-masing subcarrier dapat saling overlapping tanpa menimbulkan efek Intercarrier Interference (ICI). Hal ini dapat menghemat penggunaan bandwidth. Pada sistem Frequency Division Multiplexing (FDM), untuk mentransmisikan data secara paralel digunakan beberapa carrier yang tidakoverlap ditambah dengan guard band, sehingga memerlukan bandwidth yang lebih lebar daripada OFDM. Prinsip dari OFDM adalah membagi bit rate sinyal informasi wideband menjadi deretan data paralel dengan bit rate yang lebih rendah (narrowband). Data-data paralel tersebut dimodulasi dengan subcarrier yang saling orthogonal. Oleh karena itu, kanal yang semula bersifat frequency selective fading akan dirasakan seperti kanal flat fading oleh masing- masing subcarrier. Pada sistem OFDM, digunakan Discrete Fourier Transform (DFT) untuk menghasilkan subcarrier yang orthogonal. Selain itu, penggunaan DFT mampu mengurangi kompleksitas pada sistem pengirim dan penerima, jumlah osilator, mixer, dan filter untukmasing-masing subcarrier. Untuk mempersingkat waktu komputasi, digunakan algoritma Invers Fast Fourier Transform (FFT) pada pengirim dan FFT pada penerima.

Anda mungkin juga menyukai