Anda di halaman 1dari 8

MODUL AJAR PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI SERAT

OPTIK

MODUL 1

PERHITUNGAN REDAMAN TRANSMISI SERAT


OPTIK PADA FAKTOR PENYAMBUNGAN DENGAN
JENIS KABEL PIGTAIL SINGLE MODE

Dibuat oleh :

APRINAL ADILA .A,ST.,MKom


Popy Maria, ST.,MT
Amelia Yolanda ,ST., MT
Yustini ,SST.,MT
Deril Latika H,MT

LABORATOIRUM SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK


JURUSAN ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI PADANG
POLITEKNIK NEGERI PADANG
PROGRAM STUDI : D3/D4 TEKNIK
TELEKOMUNIKASI

JUDUL PRAKTEK: Perhitungan Redaman Transmisi


serat optik pada faktor
penyambungan dengan jenis
kabel pigtail single mode
TOPIK KEGIATAN PRAKTEK:
LOGO
Menghitung redaman transmisi kabel 01
PRODI
optik

1. Judul :
Perhitungan Redaman Transmisi serat optik pada faktor
penyambungan dengan jenis kabel pigtail single mode
2. Jumlah Jam/Pertemuan : 6 Jam , 1 kali pertemuan
3. Tujuan Praktek
Kompetensi Utama :
1. Diharapkan mahasiswa dapat mempersiapkan peralatan dan bahan untuk
pekerjaan penyambungan kabel optic single mode
2. Diharapkan mahasiswa dapat menggunakan peralatan penyambungan
3. Diharapkan mahasiswa dapat melakukan analisis hasil pengukuran
4. Diharapkan mahasiswa dapat membuat lembaran worksheet

Kompetensi Penunjang :
1. Diharapkan mahasiswa menguasai system pengukuran daya transmisi
2. Diharapkan mahasiswa menguasai teori dasar system komunikasi serat
optik
3. Diharapkan mahasiswa menguasai identifikasi peralatan yang digunakan
dalam pengukuran daya
4. Diharapkan mahasiswa menguasai sistem perhitungan redaman transmisi
dalam kabel serat optik
5. Diharapkan mahasiswa dapat mengoperasikan alat-alat bantu untuk
keperluan pengukuran
6. Diharapkan mahasiswa dapat mengoperasikan alat-alat bantu untuk
keperluan pengujian

4. Teori Dasar
4.1. Struktur Dasar Fiber Optic
Serat optic terbuat dari bahan dialektrik yang terdiri dari bahan inti yaitu kaca
(glass) dan lapisan pelindung yaitu plastik. Di dalam serat inilah energi cahaya
yang dibangkitkan oleh sumber cahaya, disalurkan (ditransmisikan) sehingga dapat
diterima diujung unit penerima (receiver). Atau fiber optic adalah saluran transmisi
yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal
cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Berdasarkan mode transmisi yang
digunakan fiber optic terdiri atas Multimode Step Index, Multimode Graded Index,
dan Singlemode Step Index. Bentuk kabel fiber optic seperti pada Gambar 1.

.
Gambar 1. Kabel Serat Optic

Fiber optic pada umumnya memiliki struktur dasar yang terdiri dari inti
serat (core), pelapis serat (cladding), dan lapisan pelindung (coating) yang terdiri
atas inner jacket. Core terbuat dari bahan kuarsa dengan kualitas yang sangat tinggi
berdiameter sebesar 9,3 μm dengan indeks bias =1,48, core berfungsi untuk
menentukan cahaya merambat dari satu ujung ke ujung lainnya. Kabel fiber optic
memiliki urutan warna core cable yang harus diperhatikan agar tidak terjadi
kesalahan saat pemasangan. Urutan warna core kabelnya adalah biru, orange, hijau,
coklat, abu-abu, putih, merah, hitam, kuning, ungu, pink, tosca (mirip biru muda).
Cladding terbuat dari bahan glass (kaca/silika) berdiameter sebesar 125 μm dengan
24 indeks bias n=1,46, cladding berfungsi sebagai cermin, yakni memantulkan
cahaya agar dapat merambat ke ujung lainnya. Coating terbuat dari bahan plastik
yang berfungsi sebagai pelindung mekanis sebagai pengkodean warna.
Hubungan indeks bias antara core dan cladding akan mempengaruhi
perambatan cahaya pada core (mempengaruhi besarnya sudut kritis) sehingga
indeks bias (n) core harus selalu lebih besar dari pada indek bias cladding (Nc >
Nd). Bentuk struktur dasar fiber optic dapat dilihat pada Gambar 2. [3]

Gambar 2. Struktur Fiber Optic


Fungsi masing-masing Struktur Serat optic :
Core (inti) : berfungsi untuk menentukan cahaya merambat dari satu ujung ke
ujung lainnya.
 Terbuat dari bahan kuarsa dengan kualitas sangat tinggi.
 Merupakan bagian utama dari serat optic karena perambatan cahaya
sebenarnya terjadi pada bagian ini.
 Memiliki diameter antara 8 μm ~ 50 μm. Ukuran core sangat mempengaruhi
karakteristik serat optic.
Cladding (lapisan) : berfungsi sebagai cermin, yakni memantulkan cahaya agar
dapat merambat ke ujung lainnya.
 Terbuat dari bahan gelas dengan indeks bias lebih kecil dari core.
 Merupakan selubung (pelapis) core.
 Hubungan indeks bias antara core dan cladding akan mempengaruhi
perambatan cahaya pada core (mempengaruhi besarnya sudut kritis)
Coating (jaket) : berfungsi sebagai pelindung mekanis, dan sebagai pengkodean
warna.
 Terbuat dari bahan plastik.
 Berfungsi untuk melindungi serat optic dari kerusakan.
 Sebagai pengkodean warna serat.
Catatan :
Indek bias (n) Core selalu lebih besar daripada indek bias Cladding (Ncore >
Ncladd).[3]

4.2.Jenis Serat Optic


Jaringan fiber optic terdiri dari beberapa jenis serat, yang biasanya dapat
dengan mudah diketahui dengan melihat transmitter (media transmisi data) yang
digunakannya. Berikut ini jenis-jenis serat optic :
4.2.1.Single Mode
Kabel jaringan fiber optic jenis single mode memiliki inti (core) yang
relatif kecil, dengan diameter sekitar 0.00035 inch atau 9 micron. Jenis kabel fiber
optic yang satu ini menggunakan tranmitter laser semikonduktor yang
mengirimkan sinar laser inframerah dengan panjang gelombang mencapai 1300-
1550 nm. Disebut „single mode‟ karena penggunaan kabel fiber optic ini hanya
memungkinkan terjadinya satu modus cahaya saja yang dapat tersebar melalui inti
pada suatu waktu. [2]
4.2.2.Multi Mode
Muliti mode merupakan jenis kabel fiber optic yang memiliki inti (core)
yang lebih besar dibanding milik kabel fiber optic jenis single mode yakni
berdiameter sekitar 0.0025 inch atau 62.5 micron. Dengan ukuran yang lebih besar,
maka penggunaan kabel fiber optic jenis ini memungkinkan ratusan modus cahaya
tersebar melalui serat secara bersamaan. Kabel fiber optic multi mode ini
menggunakan LED sebagai media transmisinya, serta lebih ditujukan untuk
kepentingan komersil. [2]

Gambar 3. Single mode dan multi mode


4.2. Kabel Patch Cord
Patch cord adalah kabel fiber optic dengan panjang tertentu yang sudah
terpasang konektor di ujungnya. digunakan untuk menghubungkan antar perangkat
atau ke koneksi telekomunikasi. Patch cord adalah kabel fiber indoor yang dipakai
hanya untuk di dalam ruangan saja. Ada yang simplex (1 core) dan ada pula yang
duplex (2 core), Single mode dan Multimode. Patch cord mempunyai banyak sekali
jenis konektor, karena masing-masing perangkat / alat yang digunakan mempunyai
tipe yang berbeda pula disesuaikan dengan kebutuhan. [4]

Gambar 4. Kabel Patch cord

4.5.Kabel Pigtail Fiber Optic


Pigtail adalah sepotong kabel yang hanya memiliki satu buah konektor
diujungnya, pigtail akan disambungkan dengan kabel fiber yang belum memiliki
konektor. Biasanya kabel pigtail di install di OTB (Optical Distribution Box) dan
disambung. [4]

Gambar 5. Kabel Pigtail


4.6.Redaman Transmisi Serat Optik
Redaman adalah turunanya level tegang sinyal yang diterima akibat
karakteristik media. Sehingga redaman merupakan gangguan dalam sistem komunikasi
yang mempengaruhi kinerja dari sistem komunikasi. Pada sistem komunikasi serat
optic redaman tergantung dari beberapa keadaan. Tetapi yang utama adalah redaman
tergantung pada panjang gelombang yang digunakan. Redaman sinyal atau rugi-rugi
serat optic didefenisikan sebagai perbandingan antara daya output optic (Pout) terhadap
daya input optic (Pin) sepanjang serat L. Redaman serat optic merupakan fungsi
panjang gelombang, maka pengukuran harus dilakukan sesuai dengan panjang
gelombang pada perangkat transmisi. Bila perangkat bekerja pada panjang
gelombang 1550 nm, maka sumber cahaya yang digunakan juga harus 1550 nm [3].
Menurut rekomendasi ITU-T, kabel serat optic harus mempunyai koefisien redaman
0.5 dB/km untuk panjang gelombang 1310 nm dan 0.4 dB/km untuk panjang
gelombang 1550 nm. Tapi besarnya koefisien ini bukan merupakan nilai yang mutlak,
karena harus mempertimbangkan proses pabrikasi, desain komposisi serat, dan desain
kabel. Untuk itu terdapat range redaman yang masih diijinkan yaitu 0.4 dB/km untuk
panjang gelombang 1310 nm dan 0.3 dB/km untuk panjang gelombang 1550 nm.[7]

( ) ............................................................(.1)
dengan :
α = Redaman (dB)
Pin = Daya input (w)
Pout = Daya output (w)

5. Bahan/Peralatan yang digunakan


1. Power Meter Optik : 1 Buah
2. OTDR : 1 Buah
3. Light Source : 1 Buah
4. Optical Terminal Box (OTB) : 1 Buah
5. Kabel optic single Model 10 m : 6 Buah
6. Kabel Patch cord (SC to FC) : 2 buah

7. Diagram Rangkaian percobaan

Gambar 6. Diagram Rangkaian percobaan


8. Langkah Kerja
1. Siapkan peralatan diatas meja praktikum.
2. Cek kondisi peralatan
3. Job 1. Perhitungan redaman Fiber Optic Pigtail Tanpa Sambungan
a. Berikan input 1 mW melalui light source pada input pengirim
b. Ukur daya yang diterima dalam watt dan dBm dengan menggunakan
OPM atau OTDR dengan panjang gelombang pada OPM atau
OTDR seperti dalam tabel , data hasil pengukuran dimasukan dalam
tabel 1 dan 2
Tabel 1 . Hasil Pengukuran Tanpa Sambungan dengan OPM
Pin Pout Pout Redaman /
λ
(watt) (dBm) μw watt α(dB)

850
1300
1310
1490
1550
1625
Tabel 2 . Hasil Pengukuran Tanpa Sambungan dengan OPM pada
OTDR

Pin Pout Pout Redaman /


λ
(watt) (dBm) μw watt α(dB)

850
1300
1310
1490
1550
1625

c. Hitung nilai redaman (dB) dengan menggunakan rumus, dan


masukan hasil perhitungan kedalam tabel.

( )
4. Job 2. Perhitungan redaman Fiber Optic Pigtail menggunakan Sleeve
Protection 6cm satu sambungan
5. Job 3. Perhitungan redaman menggunakan Sleeve Protection 6cm dua
sambungan
6. Job 4. Perhitungan redaman menggunakan Sleeve Protection 4cm satu
sambungan
7. Job 5. Perhitungan redaman menggunakan Sleeve Protection 4cm dua
sambungan
8. Job 6. Perhitungan redaman menggunakan Adapter Barrel
Untuk langkah 4 s/d 7 lanjutan perhitungan sessuai dengan langkah 3

9. Pembahasan/Analisa
10. Kesimpulan

Daftar Pustaka

[1] E. K. Wadhana, I. H. Setijono, and M. Sc, “KOMUNIKASI SERAT OPTIC


MENGGUNAKAN METODE OPTICAL LINK,” pp. 1–11.
[2] R. E. N. P. Iswan Umaternate1, M. Zen Saifuddin2, Hidayat Saman3, “Sistem
Penyambungan dan Pengukuran Kabel Fiber Optic Menggunakan Optical Time
Domain Reflectometer ( OTDR ) pada,” vol. 0, no. 1, pp. 26–34, 2016.
[3] D. Sistem and K. Serat, Buku Ajar SKSO D4. 1880.
[4] F. Hilman, “Perancangan dan Implementasi Fiber Optic di Lab.Komunikasi
Bergerak Gedung Elektronika Politeknik Negeri Balikpapan,” 2018.
[5] D. I. Pt, T. Indonesia, T. Area, N. Solo, T. Elektro, U. Diponegoro, J. P. H.
Soedarto, S. Kode, and P. Telp, “TEKNIK PENYAMBUNGAN SERAT OPTIC
DENGAN METODE PENYAMBUNGAN FUSI ( FUSION SPLICING ),” no.
195906191985111000, pp. 1–8.
[6] M. M. A. Lf, S. T. Mt, T. Elektro, U. Diponegoro, J. P. H. Soedarto, S. Kode, and
P. Telp, “TEKNIK PENYAMBUNGAN METODE PENYAMBUNGAN
MECHANICAL PADA SERAT OPTIC ( MECHANICAL SPLICING ),” pp. 1–9.
[7] I. Umaternate and Z. Mabud, “Sistem Komunikasi Serat Optic dengan Metode
Power Link Budget pada Link Sofifi-Jailolo di PT . Telkom Sofifi,” vol. 4, no. 1,
pp. 20–29, 2017.

Anda mungkin juga menyukai