Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH TEKNOLOGI MULTIMEDIA

PENERAPAN IoT PADA INDUSTRI MANUFAKTUR

(SMART STREET LIGHT)

OLEH :

1. ADYANUL HAQ (2011071018)


2. HIDAYATUL RAHMAN (2011073009)
3. M FACHREL FARHAN (2011072017)
4. SIROJA ESCIRANA (2011072011)
5. SUKMA ADILLAH NELFIZA (2011071014)

DOSEN PEMBIMBING : RAMIATI, S.ST.,M.KOM

SARJANA TERAPAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT yang mana telah
memberikan ridho-Nya serta taufik-hidayah dan kecerdasan kepada kami sehingga
dapat menyelesaikan makalah teknologi multimedia tentang penerapan IoT dalam
industri smart manufacturing (Smart Street Light) tepat waktu dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah Teknologi Multimedia meskipun terdapat hambatan dan rintangan
yang kami alami saat pengerjaan makalah ini namun atas kuasa Allah swt kami mampu
menyelesaikan dengan tepat waktu.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini terutama kepada
dosen pembimbing kami, Ibuk Ramiati, ST.,SST.,M.KOM. Tentunya makalah ini tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mengalami kekurangan yang


mana dari segi bahasa dan tulisan. Hal itu disebabkan kurangnya ilmu pengalaman serta
kemampuan kami namun kami tetap berusaha semaksimal mungkin untuk
menyelesaikan makalah ini. untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan makalah yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan pada umumnya bagi segenap pembaca.

Padang, 21 Oktober 2022

Kelompok 2

i
Daftar isi

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


Daftar isi ................................................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 3
BAB II....................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Internet of Things ...................................................................................... 4
2.2 Arsitektur Internet of Things (IoT) ....................................................................... 4
2.3 Sistem Kerja Internet of Things (IoT) .................................................................. 7
2.4 Perkembangan industry Manufactur (Smart Street Light) pada IoT ............... 9
2.5 Arsitektur dari Penerapan IoT pada Manufaktur (Smart Street Light) ......... 10
2.6 Sistem dari Smart Street Light ............................................................................ 11
2.7 Kelebihan dan Kekurangan pada penerapan IoT di industry manufaktur .... 11
Kelebihan Smart Manufacturing dalam Industri 4.0 .................................................... 11
BAB III ................................................................................................................................... 16
PENUTUP .............................................................................................................................. 16
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 16
3.2 Saran ............................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang setiap waktu.
Selama kurung waktu dua decade, berbagai macam perkembangan inovasi teknologi
seperti smart home, smart city, smart car dan automation machine sudah diaplikasikan
pada kehidupan manusia. Hal tersebut disebabkan peran dari internet sebagai media
penghubung device to device dengan menggunakan komunikasi wireless. Salah satu
teknologi yang berkembang saat ini dapat menghubungkan segala sesuatu dengan
memanfatkan komunikasi wireless yaitu IoT (Internet of Things). Teknologi ini
memfasilitasi agar segala sesuatu dapat di kontrol dengan cepat dan mudah. IoT akan
menjadi teknologi masa depan karena semua objek akan saling terhubung dan tersedia
secara online sehingga dapat dengan mudah untuk berkomunikasi.

Pengguna teknologi kini dapat menciptakan suatu interaksi antara perangkat


perangkat keras yang nyata dengan dunia virtual. Kehadiran teknologi tersebut
memberikan kemudahan pengelolaan dan optimalisasi peralatan elektronik/listrik yang
menggunakan internet. Setiap peralatan yang berada di lingkungan manusia dapat
saling terhubung dan bertukar informasi melalui koneksi internet.

Lebih dari beberapa dekade yang telah lalu, manufaktur telah berevolusi dari
aktifitas mekanis yang dilakukan pekerja (Tradisional Manufacturing) menuju proses
aktifitas manufaktur berdasarkan penerapan teknologi informasi (Advanced
Manufacturing) menggunakan konsep dasar dari IoT (Internet of Things).

Perkembangan teknologi informasi menjadi bagian penting dari evolusi


manufaktur, proses mekanik perlahan berubah menjadi proses otomatis. Perubahan
tersebut tidak serta merta dilakukan dalam waktu yang singkat, perlu proses panjang
untuk mengimplementasikan teknologi informasi kedalam proses manufaktur agar

1
berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Seiring dengan perkembangan
teknologi dan iilmu pengetahuan, terciptalah teknologi manufaktur lanjutan dengan
memanfaatkan teknologi terkini (advanced manufacturing system).

Lampu Penerangan Jalan Umum (Smart Street Light) merupakan salah satu
infrastruktur yang mendukung kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan di malam
hari. Lampu tersebut merupakan bagian dari bangunan pelengkap jalan terdiri atas
sumber cahaya, elemen optik, elemen elektrik, struktur penopang dan pondasi tiang
lampu yang digunakan untuk menerangi jalan dan lingkungan di sekitar jalan yang
membutuhkan penerangan dengan pemasangan di kiri atau kanan dan atau di tengah
jalan.

Oleh karena itu berdasarkan pemaparan diatas maka penulis mengambil judul
dari makalah ini adalah “Penerapan IoT dalam Industri Manufactur (Smart Street
Light) ”.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam melakukan pembahasan mendalam tentang penerapan IoT dalam industri
smart manufacturing ( Smart Street Light ), dibutuhkan uraian dari jawaban untuk
pertanyaan dan pernyataan berikut :

a. Apa pengertian dari IoT ?


b. Bagaimana Arsitektur dari IoT ?
c. Bagaimana Sistem kerja dari IoT ?
d. Jelaskan perkembangan dari industry manufaktur (Smart Street Light) ?
e. Bagaimana Arsitektur dari penerapan IoT pada industri manufaktur (Smart
Street Light) ?
f. Bagaimana Sistem dari Smart Street Light ?
g. Jelaskan kelebihan dan kekurangan pada penerapan IoT di industry
manufaktur?

2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mendapatkan jawaban
dari rumusan masalah, yaitu :

a. Mengetahui pengertian dari Internet Of Things (IoT)


b. Mengetahui Arsitektur dari IoT
c. Mengetahui Sistem kerja dari IoT
d. Mengetahui perkembangan dari industry manufaktur (Smart Street Light)
e. Mengetahui Arsitektur dari penerapan IoT pada industri manufaktur (Smart
Street Light)
f. Mengetahui Sistem dari Smart Street Light
g. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pada penerapan IoT di industry
manufaktur

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Internet of Things


Internet Of Things (IoT) merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus menerus.
Suatu benda dikatakan IoT apabila terdapat pada suatu benda elektronik, atau peralatan
apa saja yang tersambung ke suatu jaringan local dan global melalui sensor yang
tertanam dan selalu aktif.

Cara kerja dari IoT yaitu dengan memanfaatkan sebuah argumentasi


pemrograman yang setiap perintah dari suatu argument menghasilkan sebuah interaksi
dan komunikasi antara sesama mesin yang terhubung secara otomatis dan yang menjadi
media penghubung antara perangkat tersebut adalah internet. Jadi, Internet of
Things (IOT) itu adalah sistem perangkat komputasi yang saling terkait, mesin mekanik
dan digital, objek, hewan atau manusia yang dilengkapi dengan pengidentifikasi unik
dan kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan.

2.2 Arsitektur Internet of Things (IoT)


Mirip dengan model OSI, arsitektur IOT juga dibagi menjadi beberapa lapisan
yang terdiri dari protokol yang berbeda di setiap lapisan. Pada gambar di bawah
menunjukkan arsitektur IOT berdasarkan fungsionalitas setiap lapisan:

 Sensor Connectivity Dan Network Layer: Ini terdiri dari sensor / reader
(pembaca) yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan data dari
lingkungan, jaringan untuk mengumpulkan dan mentransfer data sensor / reader
dan aktuator untuk mencapai target sesuai data sensor. Jaringan sensor dapat
berupa Wi-Fi, Ethernet, XBee, Bluetooth atau jaringan kabel.

 Gateway Dan Network Layer: Layer atau lapisan ini menyimpan sebagian
besar data dari sensor, reader, tag, dll. Dan mentransfer data ini ke Management

4
Service Layer, yang merupakan lapisan berikutnya. Ia juga bertanggung jawab
untuk berbagai protokol jaringan untuk berbagai perangkat IOT. Gateway dapat
berupa mikrokontroler, embedded OS, modul Komunikasi Radio atau Signal
processor dan modular. Jaringan dapat berupa Wi-Fi, Ethernet, LAN atau
WAN.

 Management Service Layer: Lapisan ini mengamankan analisis perangkat


IOT, analisis informasi, dan manajemen perangkat. Ini terdiri dari layanan
dukungan operasional untuk memodelkan, mengkonfigurasi dan mengelola
perangkat IOT, Billing Support System untuk mendukung penagihan dan
pelaporan, dan layanan aplikasi IOT / M2M untuk mengontrol dan
mengenkripsi data, mengelola aturan dan proses bisnis, dll. Dengan kata
sederhana, lapisan ini memungkinkan ekstraksi informasi yang diperlukan dari
data sensor yang dikumpulkan.

 Application Layer: Lapisan ini menggunakan data yang dikumpulkan untuk


melayani tujuan yang diperlukan. Ini mencakup otomatisasi rumah, perawatan
kesehatan, pengawasan, retail, tracking, dan otomasi industri.

Arsitektur referensi diusulkan yang berfokus pada penyediaan solusi lengkap


untuk memfasilitasi desain, pengembangan, dan kesiapan lingkungan cerdas sesuai
model Internet of Things. Gambar di bawah menunjukkan arsitektur domain Internet
of Things (IoT) yang disederhanakan.

5
Seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas, Model arsitektur Internet of
Things dapat dibagi lagi menjadi tiga lapisan utama, yaitu :

a. Layer paling bawah terdiri dari grup perangkat keras (hardware), yang lagi-lagi
dibagi menjadi dua kelompok perangkat.
 Grup perangkat pertama adalah perangkat terbatas yang
memiliki sumber daya dan fitur terbatas dan karenanya
bergantung pada perangkat lain untuk melakukan beberapa
proses. Perangkat eksternal adalah gateway pintar yang
memiliki threat untuk mengekspos fungsionalitas kepada klien.
 Grup perangkat kedua adalah perangkat yang tidak dibatasi
yang memiliki cukup fitur dan sumber daya yang diperlukan
untuk menjalankan proses. Bahkan jika perangkat yang tidak
dibatasi tidak memiliki fitur yang diperlukan untuk melakukan
proses tertentu, mereka memiliki komponen middleware yang
menyediakan fungsionalitas langsung ke klien melalui platform
atau layanan cloud pihak ketiga.

6
b. Layer berikutnya atau lapisan tengah dalam arsitektur Internet of Things adalah
lapisan perangkat lunak (software), yang mendukung open source platfrom.
Tugas dari layer ini adalah untuk menyediakan mekanisme untuk
mendefinisikan dan mengatur fungsionalitas perangkat keras seperti sensor,
aktuator, penanganan proses, dll. Dan juga mengaturnya agar kita dapat
membangun sebuah layanan atau service (baik sederhana atau kompleks).
Level perangkat lunak juga memiliki tugas menerapkan protokol yang
diperlukan, driver konektivitas dan standar komunikasi.
c. Layer terakhir dalam arsitektur Internet of Things adalah layer pengguna. Layer
ini terdiri dari klien yang memanfaatkan layanan yang disediakan oleh lapisan
perangkat lunak. Klien dapat berupa ponsel pintar, TV, laptop, mesin pintar,
peralatan rumah tangga, dll.

2.3 Sistem Kerja Internet of Things (IoT)


Sebelum masuk pembahasan system kerja dari IoT, kita harus mengetahui model
komunikasi IoT. Di bawah ini adalah berbagai jenis model komunikasi yang digunakan
dalam IOT.

 Publish Subscribe Communication Model: Model ini mencakup penerbit,


broker atau konsultan dan konsumen. Penerbit adalah sumber data, yang
mengirim data ke topik, dikelola oleh broker. Konsumen berlangganan topik
dari konsultan dan tidak memiliki hubungan langsung dengan penerbit.

 Request Response Model: Ini melibatkan komunikasi dua arah antara klien dan
server. Klien mengirim permintaan ke server, yang memproses permintaan,
mengambil data dari sumber daya, menyiapkan dan mengirim respons ke klien.

 Push Pull Model: Ini melibatkan komunikasi langsung antara penerbit dan
konsumen, di mana data didorong ke antrian oleh penerbit, dan ditarik atau
diambil dari antrian oleh konsumen. Antrian bertindak sebagai penyangga dan
memungkinkan komunikasi antara produsen dan konsumen.

7
 Exclusive Pair Model: Ini adalah komunikasi dupleks state-full, bi-directional,
antara klien dan server, di mana pengaturan koneksi antara klien dan server
tetap utuh sampai permintaan dikirim oleh klien untuk menutup koneksi.

Jadi, berdasarkan penjelasan di atas, mari kita memiliki pemahaman sederhana tentang
bagaimana sebenarnya sistem Internet of Things bekerja.

 Data dikumpulkan dari lingkungan atau environment oleh sensor / device. Di


sini, sensor dapat berupa sensor mandiri atau device yang terembedded dengan
sensor seperti ponsel pintar kita. Data ini dapat berupa data sederhana seperti
pembacaan suhu atau jarak atau data kompleks seperti video feed.

 Data yang terkumpul kemudian dikirim ke cloud (internet storage) melalui


saluran konektivitas seperti Wi-Fi, Satelit, Bluetooth, LAN, dll., Dipilih sebagai
tradeoff antara berbagai parameter seperti konsumsi daya, jangkauan dan
bandwidth, sesuai aplikasi IOT tertentu.

 Setelah data diterima oleh cloud, ia akan diproses oleh program perangkat
lunak. Ini melibatkan penggalian informasi yang diperlukan dari data yang
diterima. Ini dapat sesederhana menentukan apakah suhu atau jarak pembacaan
berada dalam batas yang dapat diterima atau serumit mengidentifikasi objek
menggunakan informasi video yang diterima.

 Setelah data diproses oleh perangkat lunak, hasil akhirnya dikomunikasikan


kepada pengguna melalui email, teks atau pemberitahuan. Terkadang,
tergantung pada hasilnya, pengguna dapat mengubah parameter yang
diperlukan dan memengaruhi sistem. Misalnya, jika pembacaan suhu rumah
terlalu rendah, pengguna mungkin meningkatkan suhu pemanas dari jarak jauh
untuk meningkatkan tingkat panas. Juga, kadang-kadang, parameter yang
diberikan mungkin secara otomatis disesuaikan untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan, daripada intervensi manusia.

8
2.4 Perkembangan industry Manufactur (Smart Street Light) pada IoT
Dalam dunia industri, sistem IoT merupakan konsep sistem perangkat fisik
yang terhubung jaringan internet untuk saling menerima dan berbagi data. Melalui
sistem IoT, perangkat-perangkat fisik dapat saling terhubung satu dengan yang lain
tanpa melihat batasan tempat. Sementara Industrial Internet of Things (IIoT) adalah
cara untuk transformasi digital di bidang manufaktur. Industrial IoTmenggunakan
jaringan sensor untuk mengumpulkan data produksi penting dan menggunakan
perangkat lunak cloud untuk mengubah data menjadi insight tentang efisiensi operasi
manufaktur.

Penerapan IoT di sektor manufaktur yaitu terlihat saat memantau lini produksi
dan pemeliharaan perangkat terutama ketika mendapatkan notifikasi adanya deteksi
kegagalan dalam peralatan industri. Lebih sedikit biaya operasi, waktu kerja efisien dan
bisa meningkatkan performa. Ada beberapa cara di mana IoT dapat digunakan di sektor
manufaktur, dan itulah alasan untuk melanjutkan investasi oleh berbagai perusahaan.
Salah satu diantara aplikasi IoT dalam sector manufaktur adalah Smart Street Light
atau penerangan jalan umum.

Smart Lighting System merupakan sebuah sistem inovatif dari sebuah lampu
penerangan jalan biasa, dimana Smart Lighting System akan mampu untuk
menyesuaikan cahaya keluarannya sesuai dengan cahaya yang terdapat pada
lingkungan. Penerangan jalan umum (Smart Street Light) digunakan untuk menerangi
jalan, sehingga pengguna jalan mendukung kenyamanan dan keselamatan dimalam
hari. Terdapat keterbatasan sistem pemeriksaan dan pelaporan kerusakaan lampu PJU.

Pada kawasan perkotaan, Smart Street Light difungsikan untuk; (1)


memberikan kontras antara obyek dan permukaan jalan, (2) membantu navigasi
pemakai jalan, (3) mempertinggi tingkat keselamatan dan kenyamanan pemakai jalan,
khususnya pada malam hari, (4) memberikan kontribusi pada keamanan lingkungan,
dan (5) mendukung keindahan lingkungan jalan.

9
Pengendalian Smart Street Light secara konvensional dengan saklar tidak
efektif dalam konsumsi daya, sumber daya manusia dan kesulitan pengoperasian
(menyalakan dan mematikan). Beberapa metode untuk mengatasi masalah tersebut
adalah: (1) metode pengendalian waktu untuk menghidupkan dan mematikan lampu
pada waktu-waktu tertentu dan (2) metode pengendalian intensitas cahaya (sensor
cahaya tertentu) untuk menghidupkan dan mematikan lampu sesuai kondisi
pencahayaan tertentu.

2.5 Arsitektur dari Penerapan IoT pada Manufaktur (Smart Street Light)

Tahap awal adalah membaca nilai sensor arus, kemudian membaca sensor
tegangan, setelah kedua sensor selesai membaca, Arduino Mega 2560 akan
menghitung nilai tegangan dan arus kemudian mikrokontroler akan mengirim data
LCD, sedangkan data yang dikirim internet berbentuk grafik, nilai yang dikirim akan
otomatis di tersimpan dalam ID ThingSpeak, dan bisa di unduh.

Kemampuan smart lighting system untuk menginformasikan kerusakan lampu


lampu penerangan secara otomatis dari jarak jauh. Indikasi kerusakan pada lampu PJU
dapat dilihat melalui pengukuran nilai tegangan dan arus. Selanjutnya data tersebut
dikirim menggunakan jaringan internet secara automatis.

10
2.6 Sistem dari Smart Street Light
Sistem pemantauan penerangan jalan umum ini dapat memudahkan petugas
untuk mengetahui kondisi lampu pada malam hari. Kondisi lampu yang dimaksud
diperoleh dari data nilai tegangan dan arus lampu PJU. Sensor Tegangan ZMPT101B
dihubungkan langsung dengan sumber (PLN), sedangkan untuk sensor arus di
hubungkan secara seri. Nilai arus dan tegangan yang telah dibaca oleh arduino akan
ditampilkan di LCD. ESP8266-01 akan mengirimkan ke internet.

Server penyimpanan data ini menggunakan internet of thing platform dengan


alamat website yaitu api.ThingSpeak.com. Selanjutnya data yang tersimpan tersebut
diteruskan ke sebuah I/O platform (input output platform) yaitu berupa grafik dan
indikator untuk menyajikan atau menampilkan data tegangan dan arus. Sistem ini
memerlukan koneksi jaringan internet. Modul ESP8266-01 digunakan sebagai
penyedia jaringan komunikasi data antara Arduino Mega 2560 dengan web server.
Arduino Mega 2560 akan mengelola dan mengirim data ke ThingSpeak. Data yang
diolah seperti data dari sensor tegangan ZMPT101b dan sensor arus ACS712.

Dengan demikian komponen-komponen yang diperlukan adalah:

(1) sensor untuk mengukur tegangan PLN yaitu sensor ZMPT101B

(2) sensor untuk mengukur arus pada lampu jalan yaitu sensor ACS 712

(3) modul WiFI yaitu ESP 8266-01

(4) rangkaian pemroses menggunakan mikrokontroler Arduino Mega2560

(5) antarmuka untuk menampilkan grafik data pada ponsel dan laptop yaitu
ThingSpeak

2.7 Kelebihan dan Kekurangan pada penerapan IoT di industry manufaktur


Kelebihan Smart Manufacturing dalam Industri 4.0
Saat ini, ada banyak perusahaan besar yang menerapkan sistem smart
manufacturing dalam operasionalnya. Tujuan utama penggunaan sistem ini tentu saja

11
untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Sebelumnya, penerapan sistem ini
adalah sebagai pendukung atau pelengkap operasional produksi. Akan tetapi,
penerapan sistem ini di masa sekarang jauh melebihi hal tersebut. Bisa dibilang, smart
manufacturing telah menjadi bagian dari proses produksi itu sendiri.

Bahkan, sistem ini juga telah menjadi sebuah keharusan dalam suatu
perusahaan. Khususnya jika perusahaan tersebut ingin bisa bersaing secara
internasional. Hal ini karena era industri 4.0 menjadikan persaingan semakin kuat.
Bukan hanya di kancah nasional, tapi juga internasional.

1. Mempercepat Proses Operasional dan Menurunkan Biaya Operasional

Secara konsep dasar teknologi manufacturing cerdas yang saat ini


digunakan bekerja dengan cara meniru anggota tubuh manusia. Seperti mata,
lengan, kaki, dan otak. Bukan hanya secara bentuk, tapi juga bisa secara fungsi
atau gerakan. Umumnya, satu perangkat manufaktur cerdas memiliki lebih dari
satu fungsi gerak seperti tubuh manusia. Dengan begitu, proses operasional
yang berjalan di pabrik bisa berjalan dengan lebih cepat. Apalagi jika pabrik
tersebut perlu mengurus hingga ribuan stok dalam satu hari.

Banyak pabrik di Indonesia yang telah memanfaatkan teknologi ini.


Biasanya, teknologi yang digunakan merupakan inovasi dalam bentu Artificial
Intelligence (AI), 3D visual, Internet of Things (IoT), dan robotik. Selain
menghasilkan proses yang lebih cepat, penggunaan teknologi cerdas ini juga
dapat meminimalisir kesalahan, dan pada akhirnya tentu saja menurunkan biaya
operasional yang diperlukan.

2. Solusi dalam Menghadapi COVID-19

Kondisi pandemi masih menjadi tantangan industri hingga saat ini.


Apalagi, virus penyebab pandemi dapat menyebar melalui kontak fisik.
Sehingga, anjuran untuk menjaga jarak aman sangat ditegaskan. Lalu,
bagaimana teknologi dapat membantu mengatasi masalah ini? Saat ini, sudah
ada beberapa teknologi yang hadir untuk membantu penanganan pandemi.

12
Khususnya COVID-19 atau pandemi dengan pola yang mirip dengan kondisi
tersebut. Salah satu contoh smart manufacturing adalah teknologi social
distance detector. Teknologi ini memanfaatkan kecerdasan buatan untuk
mendeteksi jarak antar manusia yang berada di ruangan yang sama.

Selain itu, ada pula teknologi attendance-with-mask system. Teknologi


ini membuat sistem absensi di perusahaan menjadi lebih cepat. Sistem tersebut
juga bisa membantu mendeteksi penggunaan masker pada karyawan. Apakah
masker sudah digunakan dengan tepat atau belum. Teknologi cerdas lainnya
adalah teknologi spotter dengan basis kecerdasan buatan. Teknologi ini
membantu menghitung kapasitas ruangan atau bangunan secara real time.
Sistem ini akan mendeteksi apakah kapasitas bangunan atau ruangan
sudah overflow atau belum. Jika hampir overflow, sistem akan membunyikan
alarm jika ada orang baru yang akan memasuki ruangan.

Bukan hanya di lingkungan ruangan dan gedung saja, sistem smart


manufacturing juga bisa diterapkan di gudang. Misalnya dengan memanfaatkan
mobil UVC trolley atau autonomous UVC robot. Mesin ini bisa dikontrol
dengan menggunakan aplikasi mobil. Serta bisa melakukan sanitasi
menggunakan sinar UVC.

3. Simulator Industri untuk Pelatihan SDM

Pelatihan dan peningkatan SDM adalah hal yang penting bagi


perusahaan. Secara tidak langsung, SDM yang berkualitas dapat membantu
meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan. Untuk menjalankan hal
ini, manfaat smart manufacturing bisa menjadi solusi. Salah satu pelatihan
SDM yang membutuhkan banyak biaya adalah pelatihan teknisi. Akan tetapi,
hal ini bisa diatasi dengan teknologi manufacturing cerdas, yaitu dengan
mengadakan pelatihan berkonsep simulator.

Selain menghemat biaya, pelatihan dengan simulator juga memberikan


banyak manfaat lainnya. Seperti penggunaan waktu yang lebih efisien, risiko

13
kecelakaan yang lebih bisa diminimalisir, hasil tes simulasi yang lebih cepat
dan akurat, dan lain-lain. Selain itu, pelatihan dengan basis simulator juga tidak
mengurangi pengalaman training dengan praktik langsung. Ada beberapa
simulator yang saat ini bisa Anda temukan di pasaran. Di antaranya adalah
forklit simulator, heavy equipment simulator, painting simulator, dan modern
capture atau sealer simulator. Setiap simulator biasanya sudah didesain dengan
ukuran, bentuk, berat, dan kontrol yang sama dengan peralatan asli.

Keuntungan lain menggunakan simulator adalah hasil training bisa


diketahui dengan cepat. Sehingga, Anda tidak perlu menunggu berhari-hari
untuk mengetahui nilai peserta. Beberapa simulator juga diprogram agar bisa
memberikan feedback kepada peserta simulasi. Sehingga, peserta dapat
meningkatkan kompetensinya dengan lebih baik.

 Kelemahan Smart Manufacturing

Penggunaan smart manufacturing memang memberikan dampak positif


terhadap proses produksi. Akan tetapi, sistem ini tentu memiliki beberapa kelemahan.
Sebagai pelaku usaha, ada baiknya juga mengetahui apa saja kelemahan sistem smart
manufacturing ini. Sehingga, Anda bisa mengambil keputusan dengan tepat sesuai
dengan kebutuhan Anda.

1. Berkurangnya Lapangan Pekerjaan

Salah satu kelemahan utama sistem ini adalah berkurangnya lapangan


kerja. Sistem manufacturing cerdas mengandalkan mesin dan teknologi untuk
menjalankan berbagai kegiatan usaha. Termasuk bagian-bagian yang biasa
dikerjakan oleh manusia. Pada industri padat karya, penerapan sistem
manufactur seperti ini dapat menyebabkan pengurangan lapangan kerja secara
signifikan. Karena itu, pada beberapa industri yang mengutamakan penyerapan
tenaga kerja, sistem ini perlu dipertimbangkan dengan baik.

14
2. Termasuk Investasi Mahal

Penggunaan teknologi memang memberikan banyak keuntungan.


Seperti menurunkan tingkat kesalahan dan meningkatkan produktivitas, serta
efisiensi kerja. Meski begitu, tidak semua usaha bisa mengganti tenaga kerja
dengan mesin secara langsung. Alasan paling utama adalah karena sistem dan
teknologi adalah investasi yang mahal. Bukan hanya harus berinvestasi pada
mesin dan peralatan saja, Anda juga perlu berinvestasi pada SDM.

Tidak semua tenaga kerja di Indonesia memahami operasional sistem


atau alat dengan baik. Sehingga, Anda perlu memberikan pelatihan terlebih
dahulu. Jika tidak, kerusakan alat akibat kesalahan pengoperasian bisa
memberikan kerugian besar bagi perusahaan.

3. Terlalu Tergantung pada Internet

Umumnya, manfaat smart manufacturing baru terasa secara maksimal


jika Anda memiliki koneksi internet yang stabil dan lancar. Sebagian besar
teknologi manufacturing cerdas bergantung pada koneksi internet. Tanpa
adanya koneksi yang stabil dan lancar, proses produksi justru akan terhambat.
Selain itu, karena selalu terkoneksi ke internet, peluang terjadinya kejahatan
siber juga akan semakin tinggi. Penjahat siber bisa saja masuk ke sistem Anda
dan mencuri data rahasia dan sensifitif milik perusahaan.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Internet Of Things (IoT) merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus menerus.
Suatu benda dikatakan IoT apabila terdapat pada suatu benda elektronik, atau peralatan
apa saja yang tersambung ke suatu jaringan local dan global melalui sensor yang
tertanam dan selalu aktif.

Internet of things (IoT) bisa menjadi anugerah bila digunakan secara efektif,
memanfaatkan informasi yang diperoleh untuk penggunaan maksimal, meningkatkan
gaya hidup kita dan meningkatkan pengetahuan kita. Namun, itu juga bisa menjadi
sebuah masalah jika digunakan dengan cara yang salah. Penerapan IoT di sektor
manufaktur yaitu terlihat saat memantau lini produksi dan pemeliharaan perangkat
terutama ketika mendapatkan notifikasi adanya deteksi kegagalan dalam peralatan
industri. Lebih sedikit biaya operasi, waktu kerja efisien dan bisa meningkatkan
performa. Ada beberapa cara di mana IoT dapat digunakan di sektor manufaktur, dan
itulah alasan untuk melanjutkan investasi oleh berbagai perusahaan. Salah satu diantara
aplikasi IoT dalam sector manufaktur adalah Smart Street Light atau penerangan jalan
umum.

Pengembangan sistem yang menerapkan IoT untuk sistem pemantauan lampu


PJU dengan fungsi untuk mengetahui kondisi (kerusakan) lampu diindikasikan dari
data tegangan dan arus. Dengan adanya perkembangan teknologi yang membantu
manusia untuk melakukan digitalisasi, membuat sebuah data yang awalnya ditulis di
atas kertas mulai pelan-pelan beralih menjadi data digital seperti excel, yang dimana
bisa dibagikan dan dilihat oleh semua orang yang berada dalam perusahaan tersebut.

Contoh implementasi industry 4.0 bisa dilihat dengan adanya sebuah alat yang
melakukan monitoring terhadap berjalannya sebuah mesin produksi. Efektivitas dan
Efisiensi dari mesin tersebut bisa dioptimalkan lebih tinggi dengan adanya transparansi

16
terhadap data yang memperlihatkan kondisi mesin tersebut. Kerusakan pada mesin
tersebut sendiri bisa dicegah dengan adanya peringatan melalui pesan digital (email,
SMS) jika mesin sudah menunjukkan sebuah gejala kerusakan (temperatur yang diluar
batas normal, getaran mesin yang berlebih, maupun pemakaian energi yang tidak
sesuai).

3.2 Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam
pembuatan makalah ini dikarenakan keterbatasan waktu dan kurangnya informasi dan
praktik, maka penulis menyarankan untuk penerapan IoT dalam Industri manufaktur
bisa lebih dijelaskan dan penerapan yg lebih dekat dengan manufaktur seperti Smart
City atau Pembuatan Robot, sehingga hal yg sangat berhubungan dengan manufaktur
dalam penerapan IoT lebih jelas baik secara arsitektur maupun secara sistem
pengembangannya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Adam Dkk. (2020). Penerapan IoT untuk Sistem Pemantauan Lampu Penerangan Jalan Umum.
Medan

https://www.kelaspc.com/pengertian-internet-of-things/#3-arsitektur-internet-of-things-iot

https://www.telkomiot.com/blog/smart-manufacturing-sebuah-solusi-menuju-industri-4-0/

https://mycarrier.telkom.co.id/id/article/iot-dan-industri-manufaktur

Dimitrios Serpanos dan Marilyn Wolf. (2018). Internet-of-Things (IoT) Systems,


Architectures, Algorithms, Methodologie. Atlanta, GA, USA

18

Anda mungkin juga menyukai