Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM SISTEM

KOMUNIKASI FIBEROPTIK
LAPORAN PRAKTIKUM 2
PENYAMBUNGAN FO DENGAN KONEKTOR
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Praktikum Sistem Komunikasi Fiber Optik
Semester 4

PEMBIMBING :
M. Nanak Zakaria, S.T., M.T.

Penyusun:

Nama : Adelio Farel Erga Septiant


NIM : 2031130059
Kelas : TT-2B

TEKNIK TELEKOMUNIKASI
TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2022
PRAKTIKUM 2
PENYAMBUNGAN FO DENGAN KONEKTOR

1. PENDAHULUAN
1.1. Pokok Bahasan

• Menyambung Fiber Optik

• Terminasi Konektor FO

• Besar Redaman Sambungan Terminasi


1.2. Tujuan
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan :

• Mengetahui fungsi termination Tools.

• Dapat melakukan penyambungan dan pemasangan konektor FO dengan


menggunakan terminasi.

• Mengetahui kualitas hasil penyambungan dengan konektor termination.


1.3. Alat dan Bahan
1. Kabel Fiber Optik 2 Meter : 3 Buah
2. Konektor SC : 3 Buah
3. Konektor FC : 3 Buah
4. Konverter SC dan FC
5. Tang Crimping khusus kabel FO
6. Alkohol
7. Tisu
8. Lakban
9. Laser FO
10. Light Source
11. Power Meter
1.4. Teori Dasar
Terminasi Kabel Fiber Optic
Terminasi adalah sebuah teknik memasang konektor di ujung kabel FO. Istilah
terminasi tidak jauh berbeda dengan istilah crimping. Jika istilah crimping
digunakan untuk kabel ethernet, maka terminasi adalah istilah untuk kabel FO.
Ada beberapa jenis konektor pada fiber optik, diantaranya adalah :
a. SC (Subsciber Connector) : Konektor SC di gunakan untuk kabel fiber
optic yang single mode, konektor ini mudah untuk di dapat karena memang
banyak tersedia di pasaran dan harganya juga tidak begitu mahal, konektor
dengan sistem cabut pasang ini juga simple, akurasinya juga baik bila di pasang
ke perangkat lain.

Gambar 1.1 Konektor tipe SC

b. FC (Fiber Connector) : Konektor jenis ini di gunakan untuk kabel fiber


optik yang single mode, biasanya di gunakan untuk backbone pada sebuah
jaringan, selain itu kabel ini mempunyai akurasi yang sangat tinggi jika di
hubungkan dengan transmitter maupun receiver. Konektor ini ada sistem drat
ulirnya jadi posisi dapat di atur sehingga jika di pasangkankan dengan
perangkat lain akurasi nya tidak akan mudah berubah.

Gambar 1.2 Konektor tipe FC

c. ST (Straight Tip) : Konektor ini mirip dengan konektornya BNC, dan


pada umumnya konektor ini digunakan untuk kabel fiber yang single atau pun
multi mode. dalam pemasangan nya juga sangat mudah.
Gambar 1.3 Konektor tipe ST

d. LC : adalah jenis konektor fiber optik yang saat ini paling sering
digunakan untuk menghubungkan antar switch menggunakan SFP, jenis
konektor LC ini lebih dominan dengan 2 cabang yang terpisah RX/TX, di
gunakan juga untuk jenis kabel fiber optic singel dan multi mode.

Gambar 1.4 Konektor tipe LC

e. Bionic : Jenis konektor ini adalah jenis konetor yang pertama kali
munculuntuk konektor fiber optik, dan untuk penggunaannya sangat jarang
sekali sekarang. tetapi tetap masih ada yang menggunakan nya untuk
menghubungkan perangkat yang ada di server server dan data center dengan
perangkat versi lama.

Gambar 1.5 Konektor tipe Bionic


2. PEMBAHASAN
2.1. Eksperimen
2.1.1. Persiapan Penyambungan Alat
dan bahan :

• Kabel FO yang akan diterminasi

• Konektor (yang digunakan disini adalah konektor SC, dan FC)

• Tang Crimping khusus kabel FO

• Lem konektor

• Pengering lem

• Amplas

• Koin pengamplas

• Bolpen pemotong core

• Scope kit (mikroskop)

• Suntikan

• Alkohol dan tisu

• Lakban untuk menempelkan sisa potongan core

Gambar 1.6 Tool Set

2.1.2. Proses Pemasangan Konektor


Ambil serat optik yang sudah dikupas pada Praktikum I dan sudah di splicing
pada praktikum IV, kemudian lakukan terminasi untuk beberapa jenis sebagai
berikut:
- FC – FC - SC – SC
- FC – SC
Adapun langkah-langkah terminasi adalah :
a. Kupas pelindung kabel bagian luar lalu bersihkan gel di dalamnya
dengan alkohol caranya oleskan alkohol di tisu lalu usap kabelnya
dengan tisu tersebut.

b. Kupas lagi kabel yang lebih kecil dan lap dengan tisu.
c. Di dalam lapisan helai itu adalagi lapisan kaca tapi belum core/inti fiber
nya. Untuk itu diperlukan alat pengupas yang di persiapkan tadi.
Kupas perlahan kulit pembungkus helai itu dengan alat pengupas. d.
Suntikan lem di konektornya lalu masukkan fibernya.

e. Setelah itu potong sisa fiber dengan alat potong biasanya ada di dalam
termination kit. Kemudian siapkan alas dan alat penggosoknya lalu gosok.

f. Lalu test dengan teropong atau mikroskop jika terdapat 1 lingkaran luar
dan 1 lingkaran dalam yang utuh bulat nya maka terminasi berhasil dan
siap di tancapkan.
g. Dengan menggunakan power meter dan light source ukur loss
daya masing-masing hasil penyambungan anda baik dengan splicer
maupun dengan konektor, lakukan analisa.

Gambar 1.7 Pengukuran Loss kabel hasil terminasi.

Lakukan pengukuran untuk masing-masing sambungan konektor anda, tulis


dalam tabel.

2.2. Hasil Pengamatan


Dalam Eksperimen serat optik ini data yang akan diambil adalah sebagai berikut:
Setting :
- Panjang Gelombang OPM : 1550 nm
- Panjang Gelombang LS : 1550 nm
- Frekuensi : 1000 Hz
Tabel Hasil Eksperimen 1.1 (Menggunakan rangkaian Gambar 1.7)
Percobaan ke- Konektor Pin (dBm) Pout (dBm) Loss daya
Penghubung (dB)
1 FC-FC -27.99 -30.44 2.45
2 FC-FC-SC-FC -27.99 -35.29 7.3
3 FC-FC- -27.99 -44.27 16.28
SCSCSC-FC
- Pin adalah daya output yang ada pada light source, ditentukan dari pabrik
- Pout adalah daya yang ditunjukkan oleh power meter
- Bandingkan hasil pengukuran (Pout) pembacaan power meter dengan Pout hasil
perhitungan dari spesifikasi patch cord
- Tuliskan masing-masing redaman jenis konektor yang terpasang pada kabel yang
telah anda pasang konektor (ambil data dari sumber yang valid)

2.3. Analisa Data


Pada Praktikum ini, saya mengamati besar loss daya penghubung dari tiga
percobaan yang berbeda. Alat yang digunakan dalam pengamatan ini yaitu Light
Source sebagai sumber dan Power Meter sebagai output.
Percobaan pertama saya langsung menghubungkan kabel dengan konektor FC-
FC tanpa menggunakan Konverter dari light source ke power meter. Sehingga loss
daya penghubung yang didapat bernilai 2.45 dB. Percobaan kedua saya
membutuhkan Konverter FC ke SC agar kedua kabel dapat terhubung. Didapatkan
nilai loss daya penghubung sebesar 7.3 dB. Percobaan ketiga saya membutuhkan
dua Konverter yaitu FC ke SC dan SC ke SC. Sehingga didapat loss daya
penghubung yang lumayan besar yaitu 16.28 dB.

3. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari hasil eksperimen yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Nilai redaman Connector maksimumnya yaitru 0,25 dB (Individual), namun
nilai redaman untuk connector secara Berpasangan adalah maksimum 0,7
dB.
2. Untuk pelaksanaan uji akhir kabel optik bertujuan untuk mengukur
besarnya loss daya penghubung, yaitu merupakan selisih dari Pout dan Pin.
3. Loss daya penghubung paling besar berada di percobaan ke-3

3.2. Referensi
Bondan.(2022 , April Selasa). redaman konektor : https://indo-
digital.com/pemahaman-pengukuran-redaman-rugi-rugi-serat-optik.ht ml

Anda mungkin juga menyukai