Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI
(UNIT 3- IMPEDANCE MATCHING CIRCUIT)

SITI AISYAH NATASYA


(1931130058)
24
2C- TEKNIK TELEKOMUNIKASI

TEKNIK TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jalan Soekarno-Hatta No.9 Malang 65141, Jawa Timur
Telp. (0341) 404424, 404425, Fax. (0341) 404420
Website : www.polinema.ac.id
2020

1
UNIT 4

IMPEDANCE MATCHING CIRCUIT


4.1 Tujuan

 Mengetahui desain Impedance matching Circuit Tipe L,T, π


 Menghitung daya sumber IMC tipe L, T, π
 Menghitung daya beban IMC tipe L, T, π

4.2 Alat dan Bahan

Papan PCB ukuran 12 x 17 3 buah


Resistor 100 Ω, 1000 Ω, 2200 Ω 3 buah
Induktor 100 µH, 330 µH 3 buah
Kapasitor 100 pF, 39 pF, 10 nF, 33 nF 3 buah
Banana socket Secukupnya
Osciloskop 1 buah
Generator Fungsi 1 buah

4.3 Landasan Teori

Dalam upaya pembuatan sistem ini, didukung oleh beberapa teori


dasar yang menunjang pokok bahasan mengenai perencanaan dari sistem yang
akan di buat.

4.3.1 Impedansi
Impedansi listrik atau secara singkat sering disebut dengan impedansi
adalah ukuran hambatan listrik pada sumber arus bolak-balik (AC atau alternating
current). Impedansi listrik juga sering disebutkan sebagai jumlah hambatan listrik
sebuah komponen elektronik terhadap aliran arus dalam rangkaian pada frekuensi
tertentu. Sedangkan di wikipedia, impedansi listrik atau electrical impedance
didefinisikan sebagai ukuran penolakan terhadap arus bolak-balik sinusoid.
impedansi atau dalam bahasa Inggris disebut dengan impedance ini biasanya
dilambangkan dengan huruf Z.
2
Seperti yang disebutkan sebelumnya, impedansi adalah ukuran hambatan
listrik pada sumber arus bolak-balik sedangkan yang dimaksud dengan resistansi
adalah kemampuan suatu bahan benda untuk menghambat atau mencegah aliran
arus listrik. Impedansi pada dasarnya lebih kompleks daripada resistansi karena
adanya efek kapasitansi dan induktansi yang bervariasi dengan frekuensi arus
yang melewati rangkaian. Singkatnya, impedansi adalah bentuk resistansi yang
tergantung pada frekuensi.
Impedansi dan resistansi memiliki persamaan yaitu hambatan listrik yang
dimiliki oleh sebuah komponen terhadap arus listrik dan sama-sama menggunakan
ohm (Ω) sebagai satuan unit pengukurannya. Namun berbeda dengan resistansi,
jumlah hambatan listrik pada impendansi akan berubah seiring dengan perubahan
frekuensi sinyal. Ini menandakan bahwa tahanan atau hambatan suatu komponen
akan bervariasi tergantung pada frekuensi sinyal yang masuk ke komponen
tersebut.
Jadi sangat jelas bahwa resistansi adalah nilai dan ukuran yang tidak
tergantung pada frekuensi. Resistansi tidak memperhitungkan frekuensi sinyal
yang melewatinya, karena pada dasarnya frekuensi tidak akan mempengaruhi
ketahanan komponen yang tidak reaktif. Berbeda dengan komponen reaktif yang
jumlah hambatan listriknya dapat berubah tergantung pada frekuensi inputnya.
Impedansi akan bervariasi sesuai dengan frekuensi sinyal yang masuk. Inilah letak
perbedaan antara resistansi (resistance) dan impedansi (impedance).[2]

4.3.2 PCB
PCB adalah singkatan dari Printed Circuit Board yang dalam bahasa
Indonesia sering diterjemahkan menjadi papan rangkaian cetak atau papan sirkuit
cetak. Seperti namanya yaitu papan rangkaian tercetak (Printed Circuit Board),
PCB adalah papan yang digunakan untuk menghubungkan komponen-komponen
elektronika dengan lapisan jalur konduktornya.
PCB ditemukan oleh seorang ilmuwan Austria yang bernama Paul Eisler
pada tahun 1936. Paul Eisler menggunakan PCB pertama kalinya di sebuah
rangkaian radio. Kemudian pada tahun 1943, Amerika Serikat mulai
memanfaatkan teknologi PCB ini pada radio militer dalam skala yang lebih besar.
Tiga tahun setelah perang dunia kedua yaitu pada tahun 1948, PCB mulai
digunakan untuk produk-produk komersil oleh perusahaan-perusahaan Amerika
Serikat.
Secara struktur, PCB terdiri dari beberapa lapisan dan dilaminasi menjadi
satu kesatuan yang disebut dengan PCB. Ada PCB yang berlapis satu lapisan
tembaga (single sided), ada juga yang berlapis dua lapisan tembaga (double sided)
dan ada juga PCB yang memiliki beberapa lapisan tembaga atau sering disebut
dengan multilayer PCB.[3]

4.3.3 Resistor
Resistor digunakan dalam rangkaian elektronik komponennya terbuat dari
bahan isolator yang didalamnya terdapat nilai seseuai nilai hambatan yang
dibutuhkan bentuknya dapat ditunjukan pada gambar 2. resistor tetap. Resistor ini
didesain dengan dua kutub yang berguna dalam menahan arus listrik jika dialiri
oleh tegangan listrik diantara kedua kutubnya.
Nilai tegangannya berbanding dengan arus listrik yang mengalir sesuai
dengan hukum ohm yaitu V=IR. Satuan dari resistensi sebuah resistor bersifat
resistif dilambangkan dengan Ohm dengan simbol Ω (Omega).

Gambar 2. 1 Resistor Tetap [4]


Fungsi Resistor:
Adapun fungsi resistor yang sering diketahui adalah sebagai penghambat arus
listrik yang mengalir suatu rangkaian elektronik. Adanya resistor ini dapat
menyebabkan arus listrik tersalurkan sesuai kebutuhan. Fungsi resistor antara
lain:
 Membagi, membatasi dan mengatur arus dalam suatu rangkaian
 Menurunkan tegangan sesuai kebutuhan yang diperlukan oleh rangkaian
elektronika.
 Membagi tegangan.

4.3.4 Kapasitor
Kapasitor (capacitor) atau disebut juga dengan kondensator (condensator)
adalah komponen elektronika pasif yang dapat menyimpan muatan listrik dalam
waktu sementara dengan satuan kapasitansinya adalah farad. Satuan kapasitor
tersebut diambil dari nama penemunya yaitu Michael Faraday (1791 ~ 1867) yang
berasal dari Inggris. Namun farad adalah satuan yang sangat besar, oleh karena itu
pada umumnya kapasitor yang digunakan dalam peralatan elektronika adalah
satuan farad yang dikecilkan menjadi pikofarad, nanofarad dan microfarad.
Konversi Satuan Farad adalah sebagai berikut :
1 Farad = 1.000.000µf (mikro Farad)
1µf = 1.000nf (nano Farad)
1µf = 1.000.000pf (piko Farad)
1nf = 1.000pf (piko Farad)
Kapasitor merupakan komponen elektronika yang terdiri dari 2 pelat
konduktor yang pada umumnya adalah terbuat dari logam dan sebuah Isolator
diantaranya sebagai pemisah. Dalam rangkaian elektronika, kapasitor disingkat
dengan huruf “C”.[5]

4.3.5 Induktor
Induktor merupakan komponen elektronika pasif yang sering ditemukan
dalam rangkaian elektronika, terutama pada rangkaian yang berkaitan dengan
frekuensi radio. Induktor atau dikenal juga dengan coil adalah komponen
elektronika pasif yang terdiri dari susunan lilitan kawat yang membentuk sebuah
kumparan. Pada dasarnya, induktor dapat menimbulkan medan magnet jika dialiri
oleh arus listrik. Medan magnet yang ditimbulkan tersebut dapat menyimpan
energi dalam waktu yang relatif singkat. Dasar dari sebuah induktor adalah
berdasarkan hukum induksi faraday.
Kemampuan induktor atau coil dalam menyimpan energi magnet disebut
dengan induktansi yang satuan unitnya adalah Henry (H). Satuan henry pada
umumnya terlalu besar untuk komponen induktor yang terdapat di rangkaian
elektronika. Oleh karena itu, satuan-satuan yang merupakan turunan dari henry
digunakan untuk menyatakan kemampuan induktansi sebuah induktor atau coil.
Satuan-satuan turunan dari henry tersebut diantaranya adalah milihenry (mH) dan
microhenry (µH). Simbol yang digunakan untuk melambangkan induktor dalam
rangkaian elektronika adalah huruf “L”. [6]
4.3.6 Teori Transfer Daya Maksimum
Transfer daya maksimum terjadi jika nilai resistansi beban sama dengan
nilai resistansi sumber, baik dipasang seri dengan sumber tegangan ataupun
dipasang paralel dengan sumber arus dan nilai reaktansi sumber adalah negatif
dari nilai reaktansi beban.
Daya listrik ditransfer dari satu tempat ke tempat lainnya melalui saluran
transmisi. Saluran transmisi meliputi impedansi, oleh sebab itu arus listrik yang
mengalir akan menimbulkan rugi daya yang sepanjang saluran. Pada umumnya
dikehendaki meminimalkan rugi daya tersebut, sehingga daya yang sampai ke
tujuan semaksimal mungkin.
Perhatikan gambar rangkaian yang merupakan suatu model sistem transfer
daya maksimum.

Gambar 2. 2 Rangkaian Elektronika [7]

ZS adalah impedansi saluran yang sudah ada jadi tetap. Hendak ditentukan
beban ZB supaya daya yang diterimanya maksimum. Biarkan ZS = RS+jXS dan
ZB = RB+jXB . RS dan XS sudah ada, jadi dianggap tetap, RB dan XB dapat
diubah secara bebas. Daya aktif beban adalah :

Supaya PB maksimum, penyebut suku terakhir haruslah minimum yaitu


salah satu persyaratan haruslah XB = -XS. Persoalan menjadi : maksimumkan PB
dengan merubah-rubah RB. Haruslah dipenuhi persyaratan : dPB/dRB = 0.
Jadi persyaratan yang harus dipenuhi supaya daya yang ditransfer maksimum
adalah
ZB = ZS*
Yaitu impedansi beban dan impedansi saluran transmisi (termasuk impedansi
sumber) saling berkonjugasi. [7]

4.3.7 Penyesuai Impedansi Bentuk L

a. Impendansi hanya komponen resistif

Rumus yang digunakan :


XS RP
Q  Q  R P -1 R S Q  Q 
S P S
RS P
XP

Gambar 2. 3 Rangkaian Penyesuai Impedansi Bentuk L[8]


Keterangan :
Qs = Faktor kualitas seri Rp = Resistansi paralel
Xs = Reaktansi Seri = Xc Rs = Resistansi seri = Rc
Xp = Reaktansi Pararel
Qp = Faktor kualitas paralel
b. Bila impendansi sumber atau beban bilangan kompleks:
Terdapat 2 prinsip dasar yaitu absorpsi dan resonansi. Dasar perhitungan
masih menggunakan sumber atau beban bilangan riil (resistif saja). Pertama
adalah absorbsi, langkah-langkah :
1. Menganggap impendansi beban dan impendansi sumber hanya komponen
resistif.
2. Menghitung Xc-total (atau Xseri total) dan Xp-total
3. Melakukan absorbsi sehingga:
j(XS + XC’) = jXseri total (untuk komponen induktif) j(XL
// XP’) = jXparalel total (untuk komponen kapasitif) XC’
dan XP’ adalah hasil yang dihitung.
Kedua adalah resonansi, langkah-langkah :
1. Menghitung harga Xrl dan Xrs agar pada beban dan sumber terjadi
resonansi (menghilangkan komponen imajiner pada beban dan sumber).
2. Setelah terjadi resonansi pada beban dan sumber, menghitung Xp’ dan
Xc’. (menggunakan: impendansi beban = Rl dan impendansi sumber = Rs)
3. Menghitung Xc’ seri-dengan Xrs maupun Xp’ paralel-dengan Xrl. [8]

4.3.8 Penyesuai Impedansi Bentuk T

Gambar 2. 4 Rangkaian Penyesuai Bentuk T [8]

Rv
Q  -1 Rv (Rvirtual) ditentukan harus lebih besar dari Rs maupun
R kecil
Rl dan dihitung berdasarkan Q yang diinginkan. Rkecil = Pilih
yang kecil [Rs, Rl].
Rv
Q -1
R kecil
Xc1 dan Xp1 menyepadankan Rs dengan Rv; Xc2 dan Xp2 menyepadankan Rv
dengan Rl.
Xp1 dan Xp2 dapat digabungkan menjadi satu komponen. [8]
4.3.9 Penyesuai Impedansi Bentuk π

Gambar 2. 5 Penyesuai Impedansi Benrtuk π [8]

R
Q  besar -1
Rv Langkah langkah; Rv (Rvirtual) ditentukan harus lebih kecil
dari Rs maupun Rl dan dihitung berdasarkan Q yang diinginkan.
Rbesar = Pilih yang besar [Rs, Rl]. Xc1 dan Xp1 menyepadankan Rs dengan Rv.
Xc2 dan Xp2 menyepadankan Rv dengan Rl. Xc1 dan Xc2 dapat digabungkan
menjadi satu komponen. [8]

4.3 Prosedur Percobaan

A. Impedance Matching Circuit Tipe L


1. Buat rangkaian seperti berikut :

Spesifikasi:
- frekuensi 5 MHz
- Rsumber 100 Ω,
- Rbeban = 1000 Ω.
2. Hitung Nilai komponen L1 dan C1 ?
3. Rangkai rangkaian yang diperoleh dari prosedur 1 dan 2
4. Atur Generator Fungsi dengan frekuensi 1 MHz tegangan 10 Vpp
5. Lihat dan catat hasil tegangan sumber dan beban
6. Ubah nilai frekuensi dengan 2 MHz, 3 MHz, 4 Mhz, dan 5 MHz.
7. Lihat dan catat setiap perubahan frekuensi untuk nilai tegangan sumber dan
beban pada Tabel 4.1
6. Hitung nilai daya sumber dan beban dengan rumus P = V2/Z
7. Bandingkan nilai daya sumber dan beban

Tabel 4. 1 Hasil Perhitungan Daya IMC Tipe L


LOW PASS

Tegangan Daya Daya


Frekuensi Tegangan Transf
No. Sumber Sumber Beban
GF (MHz) Beban (V) er
(V) (Watt) (Watt)
Daya
(%)
1. 1 0,771044 6,605 0,0059 0,0436 13,6274
2. 2 1,124 7,18 0,0126 0,0516 24,5066
3. 3 1,71 8,282 0,0292 0,0686 42,6306
4. 4 2,602 9,978 0,0677 0,0996 68,0029
5. 5 3,547 11,18 0,1258 0,1250 100,6558
HIGH PASS

Tegangan Daya Daya


Frekuensi Tegangan Tran
No. Sumber Sumber Beban
GF (MHz) Beban (V) sfer
(V) (Watt) (Watt)
Daya
(%)
1. 1 0,493783 0,329198 0,0024 0,0001 2249,8724
2. 2 1,127 1,493 0,0127 0,0022 569,8076
3. 3 2,108 4,142 0,0444 0,0172 259,0127
4. 4 3,402 8,783 0,1157 0,0771 150,0316
5. 5 3,528 11,18 0,1245 0,1250 99,5803

B. Impedance Matching Circuit Tipe T


1. Buat rangkaian seperti berikut :

Gambar 4.2Impedance Matching Circuit Tipe T


Spesifikasi:
Q = 10, Rsumber 100 Ω, Rbeban = 1000 Ω, frekuensi 5 MHz.
2.Hitung nilai komponen L1 dan L2 dan C1

3. Rangkai rangkaian yang diperoleh dari prosedur 1 dan 2


4. Atur Generator Fungsi dengan frekuensi 1 MHz tegangan 10 Vpp
5. Lihat dan catat hasil tegangan sumber dan beban
6. Ubah nilai frekuensi dengan 2 MHz, 3 MHz, 4 Mhz, dan 5 MHz.
7. Lihat dan catat setiap perubahan frekuensi untuk nilai tegangan sumber dan
beban pada Tabel 4.1
6. Hitung nilai daya sumber dan beban dengan rumus P = V2/Z
7. Bandingkan nilai daya sumber dan beban

Tabel 4. 1 Hasil Perhitungan Daya IMC Tipe T

Tegangan Daya Daya


Frekuensi Tegangan Transf
No. Sumber Sumber Beban
GF (MHz) Beban (V) er
(V) (Watt) (Watt)
Daya
(%)

1. 1 0,477434 5,413 0,0023 0,0293 7,7795


2. 2 0,275523 4,317 0,0008 0,0186 4,0733
3. 3 0,361851 4,116 0,0013 0,0169 7,7287
4. 4 0,985007 5,381 0,0097 0,0290 33,5083
5. 5 3,567 11,164 0,1272 0,1246 102,0861
B. Impedance Matching Circuit Tipe π
1. Buat rangkaian seperti berikut :

Gambar 4.3 Impedance Matching Circuit Tipe π


Spesifikasi:
Q = 10, Rsumber 100 Ω, Rbeban = 1000 Ω, frekuensi 5 MHz.

2.Hitung nilai komponen L1 dan C1 dan C2

3. Rangkai rangkaian yang diperoleh dari prosedur 1 dan 2


4. Atur Generator Fungsi dengan frekuensi 1 MHz tegangan 10 Vpp
5. Lihat dan catat hasil tegangan sumber dan beban
6. Ubah nilai frekuensi dengan 2 MHz, 3 MHz, 4 Mhz, dan 5 MHz.
7. Lihat dan catat setiap perubahan frekuensi untuk nilai tegangan sumber dan
beban pada Tabel 4.1
6. Hitung nilai daya sumber dan beban dengan rumus P = V2/Z
7. Bandingkan nilai daya sumber dan beban
Tabel 4. 1 Hasil Perhitungan Daya IMC Tipe π

Tegangan Daya Daya


Frekuensi Tegangan Transfe
No. Sumber Sumber Beban
GF (MHz) Beban (V) r Daya
(V) (Watt) (Watt)
(%)
1. 1 7,055 0,0153 0,4977 0,0000 212623456,7901
2. 2 7,003 0,139577 0,4904 0,0000 2517332,2145
3. 3 6,887 0,615759 0,4743 0,0004 125094,6192
4. 4 6,491 2,535 0,4213 0,0064 6556,4279
5. 5 3,639 11,169 0,1324 0,1247 106,1538

Anda mungkin juga menyukai