Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM 2

TEKNIK TRANSMISI
“Impedansi Saluran Transmisi”

Nama : Frieta Rizki Andhita (161331046)


Nama Partner : Bayu Fajar P (161331040)
Egi Haris (161331045)
Firdha Rachmadhani (161331046)
Kelas : 2B-1 Teknik Telekomunikasi
Tanggal Praktikum : Rabu, 7 Maret 2018

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
I. TUJUAN

1. Tujuan Pembelajaran Umum :


Memahami karakteristik impedansi di sepanjang saluran transmisi.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus :


1. Mengukur impedansi input saluran koasial dengan ujung saluran dibuka,
dihubungsingkat dan diterminasi beban 60 Ohm untuk berbagai harga
frekuensi.
2. Memahami bahwa impedansi input pada setiap jarak tertentu dari beban saluran
memiliki harga dan sifat yang berbeda-beda.
3. Memahami sifat impedansi input saluran untuk berbagai harga frekuensi
dengan mengukur sudut fasa dari impedansi input tersebut.

II. LANDASAN TEORI


Impedansi didefinisikan sebagai perbandingan tegangan terhadap arus. Impedansi di
saluran transmisi merupakan perbandingan tegangan di suatu jarak di saluran terhadap arus di
jarak tersebut. Tegangan dan arus di saluran transmisi merupakan fungsi jarak, sehingga
perbandingan tegangan terhadap arus pun di saluran transmisi juga merupakan fungsi jarak,
atau dengan kata lain impedansi di saluran transmisi merupakan fungsi jarak. Perhatikan
gambar potongan saluran di bawah ini :

Zo, α,β
ZL

Z (d1 ) d 1
Z (d 2 ) d2

Gambar 3.1. Potongan saluran yang diterminasi impedansi beban Z L .


Impedansi pada jarak d1 dari beban merupakan perbandingan tegangan pada jarak d 1
dari beban terhadap arus pada jarak d1 dari beban. Sedangkan Impedansi pada jarak d2 dari
beban merupakan perbandingan tegangan pada jarak d2 dari beban terhadap arus pada jarak d2
dari beban. Secara umum impedansi saluran pada jarak d dari beban memenuhi persamaan :

Z L + Z 0 tanh ( γd )
Z (d )=Z 0
Z 0 + Z L tanh ( γd ) (3.1)
Dengan :

Z L= impedansi beban (Ω)

Z o = impedansi karakteristik (Ω)

γ = konstanta propagasi saluran

II.1. Kondisi ujung saluran dibuka ( Z L=∞ )


Perhatikan gambar di bawah ini :

Z O , ,  ZL  

in Z  Z (d )
OC yang diterminasi beban terbuka ( Z L =
Gambar 3.2 Potongan saluran ∞ ).

Impedansi saluran pada jarak d dari beban ( Z L=∞ ) :


Z0
Z ( d )OC= =Z 0 cot anh (γd )
tanh( γd) (3.2)

II.2. Kondisi ujung saluran dihubungsingkat ( Z L=0 )


Perhatikan gambar di bawah ini :

Z O ,α ', β'
Z 0 ,α , β

Z in =Z( d )SC

Gambar 3.3 Potongan saluran yang diterminasi beban hubung singkat ( Z L = 0).

Impedansi saluran pada jarak d dari beban hubung singkat ( Z L=0 ) :

Z (d )SC =Z 0 tanh(γd ) (3.3)


Jika persamaan (3.2) dikalikan persamaan (3.3) maka diperoleh harga impedansi
karakteristik saluran yang memenuhi persamaan :

Z 0 =√ Z( d )sc . Z (d )oc (3.4)


II.3. Saluran Tidak meredam ( α << atau α sangat kecil )

Pada kondisi ini redaman saluran ( α≈0 ) atau α dapat diabaikan terhadap
jβ , sehingga konstanta propagasi menjadi : γ= jβ , maka :

a. Impedansi saluran pada jarak d dari beban saluran terbuka ( Z L≈∞ ),


memenuhi
persamaan :
Z0
Z (d )OC=− j
tan( βd ) (3.5)

2. π
β=
dengan λ = konstanta fasa saluran dalam radian/meter

b. Impedansi saluran pada jarak d dari beban saluran dihubungsingkat ( Z L≈0 ),


memenuhi persamaan :

Z (d )SC = jZ 0 tg(βd ) (3.6)

Pada percobaan ini akan diukur impedansi input saluran koaksial atau impedansi pada
jarak 100 meter dari ujung beban. Saluran diukur untuk 2 kondisi, yaitu dihubungsingkat dan
dibuka ujungnya. Impedansi diperoleh dengan cara mengukur tegangan input terhadap arus
input. Perbandingan amplitude dari tegangan dan arus akan diperoleh harga impedansi,
sedangkan beda fasa tegangan dengan arus menunjukan sudut fasa dari impedansi. Jika
tegangan tertinggal terhadap arus, maka sudut fasa impedansi adalah negative dan ini
menunjukan sifat impedansi kapasitif. Kebalikannya, jika tegangan mendahului arus, maka
sudut fasa impedansi adalah positif dan ini menunjukan sifat impedansi induktif. Dengan
cara memvariasikan harga frekuensi akan diperoleh variasi panjang saluran terhadap λ
(panjang gelombang), sehingga sifat impedansi akan dirasakan berbeda-beda untuk setiap
frekuensi, walaupun panjang saluran secara fisik tetap.
III. DIAGRAM RANGKAIAN

Gambar 3.6. Diagram rangkaian percobaan untuk pengukuran impedansi dengan


ujung saluran terbuka.

Gambar 3.7. Diagram rangkaian percobaan untuk pengukuran impedansi dengan


ujung saluran dihubungsingkat dan diterminasi impedansi beban 60Ω.

IV. PERALATAN DAN KOMPONEN

1. Generator fungsi : 1 buah


2. Osiloskop dua kanal : 1 buah
3. Probe adapter : 1 buah
4. Saluran koasial 50 meter : 2 buah
5. Resistor 1 Ohm : 1 buah
6. Resistor terminasi 60 Ohm : 1 buah
7. Kabel BNC to BNC, kabel sambungan dan soket : secukupnya

V. LANGKAH PERCOBAAN

V.1. Saluran dengan ujung terbuka ( Z L=∞ )


1. Susunlah diagram rangkaian percobaan gambar 3.6, ujung saluran dibuka.
Set tegangan input U 1 =2Vpp (harus dijaga konstan untuk setiap

frekuensi). Ukurlah tegangan pada resistor 1 Ohm ( ΔU 2 ). Besarnya


ΔU 2
I1=
arus yang melalui resistor 1 Ohm adalah 1Ohm .
Tentukan sudut fasa dari arus ini dibandingkan terhadap input tegangan
U 1 =2Vpp , untuk berbagai harga frekuensi seperti yang diberikan pada

tabel 3.1. (Disini bandingkan sudut fasa dari U 1 dengan ΔU 2 ).


Sudut fasa :
a/mm
ϕ= . 180 °
b /mm
dengan : a = jarak antara maksimum gelombang 1 dengan maksimum
gelombang 2, atau minimum gelombang 1 dan minimum gelombang 2.
b = panjang setengah gelombang.

2. Hitung impedansi input saluran dengan ujung terbuka, pada setiap harga
frekuensi yang diberikan, yaitu dengan perhitungan :
U1
|Z e|=
I1

V.2. Saluran dengan ujung tertutup (dihubungsingkat)


1. Ulangi langkah 1 dari percobaan sebelumnya (pada saat ujung saluran
dibuka), tetapi untuk kondisi ujung saluran dihubungsingkat ( Z L=0 ),
gambar 3.7. Masukkan data pengukuran pada tabel 3.2.
2. Ulangi langkah percobaan 2 sebelumnya, masukkan data perhitungan pada
tabel 3.2.
V.3. Saluran diberi beban 60 Ohm.
1. Sama dengan langkah sebelumnya, tetapi saluran diberi beban 60 Ohm.
Masukkan data pengukuran pada tabel 3.3.

VI. HASIL PERCOBAAN


Tabel 3.1 (Untuk beban saluran terbuka)

F U1 I1 Ze Φ

10 kHz 2 Vpp 31,2 mA 64 Ω -

100 kHz 2 Vpp 44 mA 45 Ω 108°

200 kHz 2 Vpp 50,4 mA 40 Ω 135°

300 kHz 2 Vpp 62 mA 32 Ω 25,7°

400 kHz 2 Vpp 86 mA 23 Ω 41,5°

500 kHz 2 Vpp 74 mA 27 Ω 0°

600 kHz 2 Vpp 64 mA 31 Ω 0°

700 kHz 2 Vpp 44 mA 45 Ω 20°

1 Mhz 2 Vpp 56 mA 36 Ω 72°

Tabel 3.2 (Untuk beban saluran hubung singkat)

F U1 I1 Ze Φ

10 kHz 2 Vpp 78 mA 26 Ω 0°

100 kHz 2 Vpp 66,4 mA 30 Ω 30°

200 kHz 2 Vpp 56 mA 36 Ω 36°

300 kHz 2 Vpp 25,6 mA 78 Ω 60°

400 kHz 2 Vpp 24 mA 83 Ω 60°

500 kHz 2 Vpp 40 mA 50 Ω 72°

600 kHz 2 Vpp 48 mA 42 Ω 135°


700 kHz 2 Vpp 56 mA 36 Ω 67,5°

1 Mhz 2 Vpp 80 mA 25 Ω 72°

Tabel 3.3 (untuk beban saluran 60 Ohm)

F U1 I1 Ze Φ

10 kHz 2 Vpp 44,8 mA 45 Ω 0°

100 kHz 2 Vpp 48 mA 42 Ω 0°

200 kHz 2 Vpp 45,6 mA 44 Ω 45°

300 kHz 2 Vpp 47,2 mA 42 Ω 51,4°

400 kHz 2 Vpp 44 mA 45 Ω 30°

500 kHz 2 Vpp 43,2 mA 46 Ω 36°

600 kHz 2 Vpp 60 mA 33 Ω 67,5°

700 kHz 2 Vpp 62 mA 32 Ω 45°

VII. ANALISIS
VIII. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai