TEKNIK TRANSMISI
“Impedansi Saluran Transmisi”
Zo, α,β
ZL
Z (d1 ) d 1
Z (d 2 ) d2
Z L + Z 0 tanh ( γd )
Z (d )=Z 0
Z 0 + Z L tanh ( γd ) (3.1)
Dengan :
Z O , , ZL
in Z Z (d )
OC yang diterminasi beban terbuka ( Z L =
Gambar 3.2 Potongan saluran ∞ ).
Z O ,α ', β'
Z 0 ,α , β
Z in =Z( d )SC
Gambar 3.3 Potongan saluran yang diterminasi beban hubung singkat ( Z L = 0).
Pada kondisi ini redaman saluran ( α≈0 ) atau α dapat diabaikan terhadap
jβ , sehingga konstanta propagasi menjadi : γ= jβ , maka :
2. π
β=
dengan λ = konstanta fasa saluran dalam radian/meter
Pada percobaan ini akan diukur impedansi input saluran koaksial atau impedansi pada
jarak 100 meter dari ujung beban. Saluran diukur untuk 2 kondisi, yaitu dihubungsingkat dan
dibuka ujungnya. Impedansi diperoleh dengan cara mengukur tegangan input terhadap arus
input. Perbandingan amplitude dari tegangan dan arus akan diperoleh harga impedansi,
sedangkan beda fasa tegangan dengan arus menunjukan sudut fasa dari impedansi. Jika
tegangan tertinggal terhadap arus, maka sudut fasa impedansi adalah negative dan ini
menunjukan sifat impedansi kapasitif. Kebalikannya, jika tegangan mendahului arus, maka
sudut fasa impedansi adalah positif dan ini menunjukan sifat impedansi induktif. Dengan
cara memvariasikan harga frekuensi akan diperoleh variasi panjang saluran terhadap λ
(panjang gelombang), sehingga sifat impedansi akan dirasakan berbeda-beda untuk setiap
frekuensi, walaupun panjang saluran secara fisik tetap.
III. DIAGRAM RANGKAIAN
V. LANGKAH PERCOBAAN
2. Hitung impedansi input saluran dengan ujung terbuka, pada setiap harga
frekuensi yang diberikan, yaitu dengan perhitungan :
U1
|Z e|=
I1
F U1 I1 Ze Φ
F U1 I1 Ze Φ
10 kHz 2 Vpp 78 mA 26 Ω 0°
F U1 I1 Ze Φ
VII. ANALISIS
VIII. KESIMPULAN