Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM 2

TEKNIK TRANSMISI
“Tegangan Sepanjang Saluran Transmisi”

Nama : Frieta Rizki Andhita (161331046)


Nama Partner : Bayu Fajar P (161331040)
Egi Haris (161331045)
Firdha Rachmadhani (161331046)
Kelas : 2A-2 Teknik Telekomunikasi
Tanggal Praktikum : Selasa, 27 Februari 2018

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
I. TUJUAN
1) Tujuan Pembelajaran Umum :

Mengukur tegangan yang didistribusikan di sepanjang saluran koaksial , ketika


saluran koaksial dihubungsingkat ujungnya, dibuka ujungnya dan diterminasi
impedansi beban.

2) Tujuan Pembelajaran Khusus

1. Mengukur tegangan yang didistribusikan di sepanjang saluran koasial dengan


ujung saluran dihubungsingkat, dibuka dan diterminasi beban sebesar
impedansi karakteristik saluran tersebut, untuk berbagai harga frekuensi.
λ λ
2. Mengenal distribusi tegangan 4 dan distibusi tegangan 2 .

3. Memahami pengaruh frekuensi terhadap tegangan yang didistribusikan


disepanjang saluran koasial.
4. Memahami pengaruh impedansi beban saluran terhadap distribusi tegangan
sepanjang saluran.

II. LANDASAN TEORI

Saluran transmisi adalah alat untuk menyalurkan energi gelombang elektromagnetik


dalam bentuk sinyal listrik dari suatu titik yang disebut pengirim ke titik yang lain yang
disebut penerima. Energi gelombang elektromagnetik akan merambat mengikuti struktur
fisik dari saluran transmisi, oleh karena itu gelombang ini dinamakan gelombang
terbimbing.

Dalam penggunaannya, saluran transmisi akan terhubung ke dua perangkat, yaitu


sumber (generator) dengan penerima. Parameter-parameter yang ada di sumber yaitu :
tegangan yang dibangkitkan generator (Vg) dan impedansi dalam generator (Zg).

Ketika penerima dihubungkan dengan saluran transmisi, penerima tersebut


dipandang sebagai beban oleh saluran transmisi, sehingga impedansi sistem penerima

disebut juga impedansi beban yang disimbolkan Z L .


Semua jenis saluran transmisi memiliki impedansi karakteristik, konstanta redaman
dan konstanta fasa, sehingga parameter-parameter yang ada di saluran transmisi adalah
impedansi karakteristik (Zo), konstanta redaman ( α ) dan konstanta fasa (β).
Umumnya impedansi karakteristik saluran bersifat resistif murni, sebagai contoh kabel
koaksial tipe RG 58/U memiliki impedansi karakteristik 50 Ω.

Perhatikan gambar berikut ini :

Zg

Vg Z o , ,  ZL
VS
x

V g = Tegangan generator Z o = impedansi karakteristik saluran

V S = Tegangan di awal saluran (pada x = 0) Z L = impedansi beban saluran

Z g = impedansi dalam generator

Gambar 2.1 Potongan saluran transmisi yang diberi tegangan sumber Vg.

Jika tegangan di awal saluran atau di ujung dekat generator adalah Vsmaka tegangan
pada jarak x dari awal saluran memenuhi persamaan :

V ( x)=V S . e−α. x cos(ω. t−βx) (2.1)

dengan : = konstanta redaman (Neper/meter)

 = konstanta phasa (rad/meter)

x = referensi jarak di dalam saluran transmisi

ω = frekuensi sudut (rad/detik)

−αx
Persamaan (2.1) terdiri dari dua bagian, yaitu amplitude dan fasa.
V s .e adalah

amplitude, sedangkan cos( ωt−βx ) adalah fasa.


Dari persamaan di atas terlihat bahwa :

−α .x
1. Untuk x membesar, e
−α . x
mengecil , sehingga
V S .e mengecil, ini berarti bahwa
dengan bertambahnya panjang (jarak) saluran, amplituda tegangan semakin mengecil
(turun). Sepanjang saluran terjadi redaman yang diakibatkan oleh adanya α .
2. Untuk x berubah maka x juga berubah, yang artinya dengan perubahan jarak atau
panjang saluran maka phasa gelombang juga berubah, hal ini disebabkan oleh adanya .
3. Ketika  = 0, maka amplitude dari awal saluran sampai ujung beban akan sama, yaitu
sebesar Vs . Sedangkan fasa tetap berubah akibat perubahan jarak.

Karena setiap potongan saluran transmisi terdiri dari resistansi yang terhubung seri
dengan induktansi dan kapasitansi yang terhubung parallel dengan konduktansi, seolah-olah
tegangan didistribusikan di sepanjang saluran. Distribusi tegangan yang terjadi bergantung
pada impedansi beban saluran.

Jika saluran tidak diterminasi beban yang sama dengan impedansi karakteristik

saluran tersebut (
Z L≠Z 0 ), maka sinyal yang ditransmisikan menuju ke beban akan
dipantulkan kembali ke sumber beberapa bagian, akibatnya di saluran ada dua buah
gelombang dimana interferensi antara pantulan dengan gelombang yang datang ke saluran
akan menimbulkan gelombang berdiri (standing wave) pada saluran, ini ditandai dengan
adanya tegangan-tegangan maksimum pada suatu titik di saluran dan di titik lain muncul
tegangan-tegangan minimum.

Tegangan-tegangan maksimum dan minimum ini merupakan hasil percampuran dua


gelombang tegangan yaitu gelombang tegangan yang merambat ke arah beban atau yang
disebut gelombang tegangan datang dan gelombang tegangan yang merambat ke arah sumber
atau yang disebut gelombang tegangan pantul. Kedua jenis tegangan tersebut pada saluran
memenuhi distribusi tertentu untuk setiap jarak tertentu pula, biasanya jarak saluran
dinyatakan dalam . Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar gelombang berdiri (gambar
2.2), disini dimisalkan saluran tidak meredam, 0 atau redaman kecil sekali sehingga
diabaikan.

λ
Jarak tegangan maksimum ke tegangan minimum terdekat adalah 4 , jarak

tegangan maksimum ke tegangan maksimum terdekat dan jarak tegangan minimum ke


λ
minimum terdekat adalah 2 . Jika dimisalkan pada awal saluran terukur tegangan

minimum sedangkan pada ujung saluran terukur tegangan maksimum atau sebaliknya, maka

λ
pada saluran tersebut didistribusikan tegangan dengan sebutan distribusi tegangan 4 ,

sedangkanjika dimisalkan pada awal saluran terukur tegangan minimum sedangkan pada
ujung saluran terukur tegangan minimum juga atau pada awal saluran terukur tegangan
maksimum dan di ujung saluran terukur tegangan maksimum juga, maka pada saluran

λ
tersebut didistribusikan tegangan dengan sebutan distribusi tegangan 2 .

Vmaks

Vmin
1 
4 x , panjang
saluran
1  1 
2 2

Gambar 2.2 Bentuk gelombang berdiri untuk saluran tak meredam

Jika saluran diterminasi beban yang sama dengan impedansi karakteristik saluran
tersebut, maka tidak akan terjadi pantulan dan gelombang berdiri pada saluran. Yang terjadi
hanyalah redaman pada tegangan yang didistribusikan sepanjang saluran, jika saluran
meredam. Tetapi jika saluran tak meredam atau redaman saluran sangat kecil, maka tegangan
dari awal sampai ujung saluran akan konstan amplitudonya. Kondisi ini juga harus diikuti
oleh impedansi dalam dari generator yang digunakan sebagai sumber tegangan saluran,
dimana impedansi dalam generator harus sama dengan impedansi karakteristik saluran. Jika
di saluran transmisi tidak terdapat pantulan, maka terjadi transfer daya maksimum.
III. DIAGRAM RANGKAIAN

Pada praktikum ini digunakan 3 kondisi beban saluran, yaitu dihubungsingkat,


dibuka dan diterimnasi impedansi beban 60 Ohm.

Gambar 2.3. Diagram rangkaian percobaan dengan ujung saluran dibuka .

Gambar 2.4. Diagram rangkaian percobaan dengan ujung saluran dihubungsingkat.


Gambar 2.5. Diagram rangkaian percobaan dengan ujung saluran diterminasi beban 60 Ω.

IV. PERALATAN DAN KOMPONEN


1. Generator Fungsi :1 buah
2. Osiloskop dua kanal : 1 buah
3. Saluran koasial 50 meter : 2 buah
4. Resistor terminasi 60 Ohm : 1 buah
5. Kabel BNC to BNC, kabel sambungan dan soket : secukupnya.
6. Frequency counter : 1 buah

V. LANGKAH PERCOBAAN
A. Untuk kondisi Ujung saluran dibuka (open ended)

1. Susunlah diagram rangkaian percobaan gambar 2.3, ujung saluran koasial

dibiarkan terbuka. Set tegangan generator U 1 =2Vpp untuk setiap harga

frekuensi yang diberikan pada tabel 2.1. Ukur tegangan di titik-titik MP2
sampai dengan MP5.

2. Set generator U 1 =2Vpp dan hubungkan ke MP1. Atur frekuensi sampai


terukur tegangan maksimum pada osiloskop di MP5, berapa frekuensi yang
dihasilkan? Distribusi tegangan apa yang dihasilkan pada saluran 100 meter?
3. Pada frekuensi yang didapat dari langkah 2, ukur tegangan pada MP2 sampai
Mp5.
B. Untuk kondisi ujung saluran dihubungsingkat (short ended)

1. Ulangi langkah pengukuran 1 untuk kondisi ujung saluran dihubung singkat


(gambar 2.4).

2. Set generator U 1 =2Vpp . Atur frekuensi sehingga diperoleh tegangan

dari MP2 sampai MP5 mengikuti fungsi cosinus (awal saluran (MP1)
tegangan maksimum, akhir saluran (MP5) tegangan minimum). Pada
frekuensi berapa terjadi kondisi ini ? Ukur tegangan dari titik MP1 sampai
MP5.
3. Ulangi langkah 1 untuk kondisi saluran diterminasi beban 60 Ohm (Gambar
2.5).
4. Hitung redaman saluran koasial 100 meter dari nilai-nilai tegangan yang
terukur pada frekuensi 10, 100, 200 KHz (diambil nilai rata-rata pada ketiga
frekuensi tersebut). Lalu hitung juga redaman saluran untuk setiap meter
panjang saluran (dalam dB/m).

VI. TUGAS PRAKTIKUM

1. Apa kesimpulan Saudara tentang pengaruh frekuensi terhadap distribusi


tegangan sepanjang saluran untuk panjang saluran tetap 100 meter?
2. Mengapa pada frekuensi rendah seperti 10 KHz, 100 KHz, 200 KHz atau 300
KHz tegangan sepanjang saluran seolah-olah konstan atau perubahan dari tiap
titik pengukuran pada saluran kecil ?
3. Dapatkah Anda menyimpulkan pengaruh impedansi beban saluran terhadap
distribusi tegangan yang dihasilkan sepanjang saluran ?
4. Buat grafik tegangan fungsi jarak dari hasil pengukuran di atas untuk 3 kondisi
beban untuk tiga buah frekuensi atas (frekuensi rendah, frekuensi sedang dan
frekuensi tinggi).
VII. HASIL PERCOBAAN
VIII. ANALISA
IX. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai