Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI


SEMESTER III TH 2014/2015









JUDUL

AMPLITUDO MODULASI (AM)

GRUP 2

3D
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2014



PEMBUAT LAPORAN : KELOMPOK 2

NAMA PRAKTIKAN : 1. Cintia Clarissa Putri
2. Dwi Herry Saputro
3. Evi Septiana
4. Farhah Zakiyah

TGL. SELESAI PRAKTIKUM : 4 September 2014


TGL. PENYERAHAN LAPORAN : 11 September 2014

NILAI :

KETERANGAN :






















AMPLITUDE MODULATION (AM)

I. TUJUAN
1. Menampilkan bentuk sinyal AM.
2. Menentukan indeks modulalsi dengan pola trapesium.
3. Menjelaskan apa yang disebut over modulasi dan distorsi modulasi dari
sinyal AM.
II. DIAGRAM RANGKAIAN


(a)













(b)

III. ALAT DAN KOMPONEN YANG DIGUNAKAN

No Alat
Jumlah
1 DC Power Supply 15 V
1
2 Teaching Panel CF Transmitter, 16 KHz
1
3 Function Generator
1
4 Osiloskop
1
5 BNC to Banana
3
6 BNC to BNC
1
7 Jumper
secukupnya

IV. DASAR TEORI
4.1 Pengertian Modulasi

Modulasi adalah proses perubahan suatu gelombang periodik sehingga menjadikan suatu
sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan proses modulasi, suatu informasi (biasanya
berfrekuensi rendah) bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa
gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Terdapat tiga parameter kunci pada suatu gelombang
sinusiuodal yaitu : amplitudo, fase dan frekuensi. Ketiga parameter tersebut dapat dimodifikasi
sesuai dengan sinyal informasi (berfrekuensi rendah) untuk membentuk sinyal yang
termodulasi.

4.2 Modulasi Amplitudo

Modulasi Amplitudo (Amplitude Modulation, AM) adalah proses menumpangan sinyal
informasi ke sinyal pembawa (carrier) dengan sedemikian rupa sehingga amplitudo gelombang
pembawa berubah sesuai dengan perubahan simpangan (tegangan) sinyal informasi. Pada jenis
modulasi ini amplitudo sinyal pembawa diubah-ubah secara proporsional terhadap amplitudo
sesaat sinyal pemodulasi, sedangkan frekuensinya tetap selama proses modulasi.
Modulasi jenis ini adalah modulasi yang paling mudah dan sederhana sederhana,tetapi
mudah dipengaruhi oleh keadaan transmisinya.seperti: redaman oleh udara,noise,interfrensi
dan bentuk-bentuk gangguan lainnya.Gelombang pembawa (carrier wave) diubah amplitudonya
sesuai dengan signal informasi yang akan dikirimkan. Modulasi ini disebut juga linear
modulation, artinya bahwa pergeseran frekuensinya bersifat linier mengikuti signal informasi
yang akan ditransmisikan.

Di pemancar radio dengan teknik AM, amplitudo gelombang carrier akan diubah seiring
dengan perubahan sinyal informasi (suara) yang dimasukkan. Frekuensi gelombang carrier-nya
relatif tetap. Kemudian, sinyal dilewatkan ke RF (Radio Frequency) Amplifier untuk dikuatkan
agar bisa dikirim ke jarak yang jauh. Setelah itu, dipancarkan melalui antena.
Tentu saja dalam perjalanannya mencapai penerima, gelombang akan mengalami redaman
(fading) oleh udara, mendapat interferensi dari frekuensi-frekuensi lain, noise, atau bentuk-
bentuk gangguan lainnya.
Gangguan-gangguan itu umumnya berupa variasi amplitudo sehingga mau tidak mau
akan memengaruhi amplitudo gelombang yang terkirim.Akibatnya,informasi yang akan dikirim
pun akan berubah,dan ujung-ujungnya mutu informasi yang diterima jelas berkurang, dan efek
yang kita rasakan sangat nyata.Cara mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh
redaman,noise,dan interferensi cukup sulit.
Pengurangan amplitudo gelombang (yang mempunyai amplitudo lebih kecil),akan
berdampak pada pengurangan sinyal asli.Semantara peningkatan amplitudo sinyal asli juga
menyebabkan peningkatan amplitudo gangguan. Dilema itu bisa saja di atasi dengan
menggunakan teknik lain yang lebih rumit. Tapi,rangkaian penerima akan menjadi lebih
mahal,sementara hasil yang diperoleh belum kualitas Hi-Fi dan belum tentu setara dengan harga
yang harua di bayar.


Gambar 1.1. Modulasi AM

Modulasi amplitudo (amplitude modulation) menggunakan sinusoidal, pesan (message)
terlihat pada selubung (envelope) dari sinyal yang termodulasi (modulated signal). Pada
receiver, pesan/message dapat diperoleh kembali dengan mendemodulasi (demodulation)
sinyal.





Jika sinyal pemodulasi dinyatakan sebagai e
m

= V
m

sin
m

t dan sinyal pembawanya
dinyatakan sebagai e
c

= V
c

sin
c

t , maka sinyal hasil modulasi disebut sinyal termodulasi atau
e
AM
. Berikut ini adalah analisis sinyal termodulasi AM.
e
AM

= V
c

(1 + m sin
m

t ) sin
c

t
= V
c
.
sin
c

t + m . V
c

.

sin
c

t . sin
m

t
= V
c .
sin
c

t + m.V
c
.cos(
c

-
m
) t - m.V
c
.cos(
c

+
m
) t


Gambar Spektrum frekuensi sinyal termodulasi AM

Jika sinyal frekuensi rendah mangendalikan amplitudo dari sinyal frekuensi tinggi, kita
dapatkan modulasi amplitudo. Langkah langkah berikut ini perlu diketahui :
a. Sinyal frekuensi rendah harus menyelubungi sinyal frekuensi tinggi.
b. Cacat sinyal termodulasi disebabkan oleh karakteristik non linier.
c. Penghilangan komponen modulasi yang tidak diinginkan, contohnya :
penghilangan cacat sinyal dalam suatu rangkaian osilator dan penghilangan
komponen yang tidak diinginkan melalui sebuah filter high pass.

Berikut ini adalah gambar pembentukan modulasi amplitudo :





Demodulasi frekuensi tinggi sama dengan sinyal frekuensi rendah.
Ciri-ciri utama dari modulasi amplitudo adalah :
Penyelubung atas dan bawah adalah simetris terhadap garis tengah.
Harga punak ke puncak (peak to peak) dari pembawa adalah berubah sesuai
dengan perubahan input pembawa frekuensi tinggi.
Garis tengah dari hasil modulasi akan melewatkan modulasi frekuensi tinggi
dengan jaringan yang sama dan sebangun.
4.3 Indeks Modulasi (m)

Parameter ini merupakan perbandingan antara amplitudo puncak sinyal pemodulasi
(V
m
) dengan amplitudo puncak sinyal pembawa (V
c
). Besarnya indeks modulasi
mempunyai rentang antara 0 dan 1. Indeks modulasi sebesar nol, berarti tidak ada
pemodulasian, sedangkan indeks modulasi sebesar satu merupakan pemodulasian
maksimal yang dimungkinkan. Besarnya indeks modulasi AM dinyatakan dengan
persamaan:
atau

Indeks modulasi juga dapat dinyatakan dalam persen

Penggambaran Indeks Modulasi


Penggambaran Y/t

Penggambaran X-Y

Pada saat indeks modulasi lebih besar dari 100%, maka akan terjadi over modulasi.
Sedangkan pada saat indeks modulasi memiliki rentang 0-1 berarti tidak ada
pemodulasian. Serta indeks modulasi dengan nilai = 1 maka terjadi pemodulasian
maksimal.






























V. DATA PERCOBAAN
o Lembar kerja 1 (langkah kerja 5.1)


Gambar TP3 diatas adalah gambar sinyal envelope.
Envelope upper dan lower simetris dengan posisi zero dan sesuai dengan sinyal
LF. Pada posisi zero sinyal HF mempunyai bentuk sama pada saat amplitude
sinyal LF positif, menyebabkan amplitude modulasi HF bertambah.
Perbandingan FLF : FHF = 1 : 1. Dengan modulasi gelombang kotak puncak HF
tidak cacat linieritas tetap.











o Lembar kerja 2 (langkah kerja 5.2)



Kedua gambar diatas menjelaskan bahwa kedua gambar tersebut
memiliki beda fase dan amplitudo yang berbeda. Karena di setiap
masukkan memiliki delay yang berbeda-beda, sehingga menyebabkan
amplitudo dan beda fase yang berbeda-beda.
Vpp max = 4 Vpp
Vpp min = 0,2 Vpp





o Lembar kerja 3 (langkah kerja 5.3)
Pada saat V
LF
= 6 Vpp


Vpp max = 6,2 Vpp
Vpp min = 2,4 Vpp




Pada saat V
LF
= 8 Vpp


Vpp max = 7 Vpp
Vpp min = 4 Vpp




Sisi samping trapezium merupakan V
min
. Sisi samping pada V
LF
= 6 Vpp
adalah 3,4 Vpp. Sedangkan pada V
LF
= 8 Vpp memiliki sisi samping 4 Vpp.
Sehingga setiap diberi masukkan berbeda juga memiliki sisi samping yang
berbeda.

Semakin besar V
LF
maka semakin besar V
max
dan V
min
, sehingga gambar yang
dihasilkan oleh osiloskop akan semakin besar.









VI. ANALISA DATA
Dari hasil percobaan diatas, dapat dilihat terdapat 2 jenis gelombang
yang muncul di dalam osiloskop. Diantaranya gelombang sinyal informasi dan
gelombang sinyal envelope.





Dapat dilihat bahwa sinyal amplitude yang telah termodulasi akan selalu
mengikuti sinyal informasi. Karena pada dasarnya sinyal carrier selalu konstan,
dan hanya memilliki sifat penghantar (pembawa) tidak memiliki informasi/data
apapun.
Pembawa frekuensi tinggi / carier signal disebut juga HF ,frekuensi dan
amplitudo dari gelombang signal carier selalu konstan maka signal carier tidak
mengandung informasi apapun.
Sinyal frekuensi rendah / modulating signal (umumnya sinyal audio dan
mengandung informasi karena ,frekuensi dan amplitudo dari gelombang
modulating signal bervariasi) disebut juga LF.
Gelombang AM akan terbentuk jika sinyal carier yang berfrekuensi tinggi
dimodulasi oleh sinyal yang berfrekuensi rendah (sinyal audio) dengan ciri-ciri :
1. Penyelubung atas dan bawah simetris terhadap garis tengah
2. Harga dari peak to peak dari pembawa adalah berubah sesuai dengan
perubahan input pembawa frekuensi tinggi
3. Garis tengah dari hasil modulasi akan melewatkan modulasi frekuensi
tinggi dengan bagian yang sama dan sebangun
Dari data percobaan diatas sinyal input diberikan frekuensi dari function
generator sebesar 1000Hz dengan amplitude 2 Vpp ke. Outputnya mempunyai
suatu pita frekuensi. Maka akan dihasilkan lebarbidang samping atas dan bawah.
Kedua lebarbidang tersebut sama dengan lebar gelombang sinyal informasi.
Bagian sisi atas dan sisi bawah pita frekuensi yang terlihat pada output
merupakan bentuk gelombang informasi yang dimodulasikan dengan sinyal
pembawa yang frekuensinya lebih besar. Dari gambar yang terlihat bahwa sinyal
termodulasi dihasilkan dengan cara sinyal informasi menumpangi sinyal carier.
Pada dua sisi band tersebutlah sinyal pembawa (HF) ditumpangkan oleh sinyal
informasi (LF).
Sinyal informasi yang terdapat dalam sinyal pembawa akan selalu tetap
(tidak mengalami perubahan). Karena sinyal pembawa yang akan mengikuti
bentuk gelombang dari sinyal informasi. Sinyal informasi dimodulasi dengan
merubah nilai amplitudonya. Apabila gelombang pembawa dimodulasikan, lebar
bidang frekuensi gelombang AM diperpanjang antara batas atas dan batas
bawah dari lebar bidang samping atas dan lebar bidang samping bawah. Lebar
bidang gelombang AM ini ditentukan oleh lebar bidang sinyal informasi dan
disebut sebagai lebar lebar bidang yang dimiliki. Bentuk sinyal envelope sama
dangan bentuk sinyal informasi yang dimodulasikan. Amplitudo dari sinyal
pembawa merupakan titik posisi zero untuk sinyal informasi. Untuk amplitudo
gelombang AM, semakin besar amplitudo sinyal informasi amplitudo sinyal
pembawa juga makin besar dan sebaliknya.
Pada saat posisi zero sinyal HF mempunyai bentuk yang sama pada saat
amplitude sinyal LF positif, hal ini tidak menyebabkan amplitude modulasi HF
bertambah, tapi yang bertambah itu merupakan amplitude dari sinyal informasi
yang dimodulasi. Jadi pada saat memodulasi, harus memperhatikan nilai
amplitudo kedua sinyal. Jika sinyal LF berubah, maka akan mempengaruhi
gelombang termodulasinya, karena gelombang output dari band sinyal
termodulasinya bergantung pada bentuk sinyal informasi.
Besarnya amlplitudo sinyal informasi akan mempengaruhi nilai indeks
modulasi pada sinyal output termodulasi. Nilai indeks modulasi yang mendekati
nilai 1 akan mempengaruhi kualitas sinyal termodulasi yang menyebabkan sinyal
informasi tidak dapat terbaca pada sinyal termodulasinya. Begitupun jika nilai
indeks modulasi kurang dari 1. Indeks modulasi yang baik rata rata berkisar
pada kisaran 0,80. Pada keadaan tersebut sinyal informasi dapat terbaca dengan
jelas pada sinyal termodulasinya.Indeks modulasi ini sangat dipengaruhi oleh
besar amplitudo sinyal LF. Sehingga dalam modulasi ini harus diperhatikan dalam
perubahan amplitudo sinyal LF maupun sinyal HF-nya.
Semakin besar signal carier / pembawa frekuensi tinggi yang
dimodulasikan oleh sinyal frekuensi rendah semakin besar pula hasil
modulasinya. Bahkan saat dimasukkan V
LF
6 dan 8 V
PP
terjadi over modulasi,
inndeks modulasi sendiri bagi penerima diekspresikan sebagai perbandingan
antara sinyal pembawa dengan sinyal pembawa yang tidak termodulasi.
Bandwidth sinyal termodulasi didapat anatara rentang (fc+fm)-(fc-fm).
Jadi bandwidthnya ialah dua kali dari sinyal modulasi. Filter yang terjadi sebelum
mixer merupakan filter untuk kanal sinyal HF yang akan menjadi sinyal pembawa
bagi sinyal informasi yang akan digabungkan.

Sinyal audio berada pada sideband sehingga efisiensi transmisi semakin
baik jika sinyal sideband semakin besar, dapat disimpulkan pula bahwa semakin
besar indeks modulasi maka sinyal sideband akan semakin besar dan efisiensi
transmisi juga semakin besar.
Dari data langkah kerja 5.1 dan 5.2 bahwa gelombang termodulasi dapat
diketahui dari amplitudo maksimum (Vpp Max) sebesar 3,4 Vpp dan Amplitudo
minimum (Vpp Min) sebesar 0.8 Vpp pada saat A = 2 Vpp. Indeks modulasi dari
hasil perhitungan sebesar 62 %. Hal ini berarti gelombang dalam keadaan Under
Modulation (m < 100 %) sehingga gelombang masih dapat dimodulasi dengan
baik (tidak cacat). Jika Amplitudo gelombang informasi dinaikkan seperti A = 2,6
Vpp, maka bentuk gelombang pada Oscilloscope akan berubah. Amplitudo
minimum akan mengecil dan mencapai nilai nol, yakni Vmax = 4 Vpp dan Vmin =
0,2 Vpp. Jika nilai Amplitudo minimum (Vpp Min) mencapai nilai nol, maka
gelombang dalam keadaan modulasi kritis, indeks modulasi (m) menjadi 100 %.

VII. KESIMPULAN
Gelombang AM akan terbentuk jika sinyal carier yang berfrekuensi tinggi
dimodulasi oleh sinyal yang berfrekuensi rendah (sinyal audio).
Amplitudo Modulasi merupakan modulasi dimana amplitude berubah
sesuai dengan amplitude signal modulating (audio).
Jika sinyal LF ( low frequency ) ke upper Envelope maka output dari upper
Envelope akan sama dengan modulating signal
Semakin besar sinyal pembawa frekuensi tinggi yang dimodulasikan oleh
sinyal frekuensi rendah maka semakin besar pula hasil modulasinya dan
efisiensi transmisi juga semakin besar.
Pada saat indeks modulasi kurang dari 1 (m < 1) disebut Under
Modulation.
Pada saat indeks modulasi 1 (m = 1) disebut Modulasi Kritis.
Pada saat indeks modulasi lebih dari 100 (m > 1) disebut Over Modulation
(Modulasi cacat)
Kondisi terbaik adalah Under Modulation (m < 1) karena dihasilkan
bentuk gelombang termodulasi yang tidak cacat.

VIII. REFERENSI
AMPLITUDO Modulasi (AM)
Posted by Mbah Paijo in Radio Komunikasi
Modulasi amplitudo mempunyai pengertian yaitu metode modulasi di mana
amplitudo gelombang carrier (pembawa) dibuat bervariasi menurut harga sesaat
dari sinyal pemodulasi. Dengan kata lain, bila gelombang pembawa dimodulasikan
ke amplitudo, maka amplitudo bentuk gelombang tegangan pembawa dibuat
berubah sesuai dengan tegangan yang memodulasi. Jenis modulasi ini kemudian
disebut sebagai modulasi amplitudo (AM).
Dalam sistem modulasi amplitudo sinyal suara ditumpangkan pada frekuensi
pembawa yang berupa gelombang radio, sehingga pada sistem ini amplitudonya
yang berubah-ubah. Kelemahan sistem modulasi amplitudo adalah mudah
terganggu oleh derau cuaca, akan tetapi modulasi amplitudo ini dapat menjangkau
jarak jauh dan dapat dipantulkan oleh lapisan ionosfer. Bentuk gelombang
termodulasi AM dapat dilihat pada gambar .
Keluaran osilator ini kemudian masuk ke bagian frequency multipier (pengali
frekuensi) untuk menambahkan atau mengurangi besarnya frekuensi yang terdapat
pada bagian frequency multipier ini. Dan selanjutnya diberikan ke bagian power
amplifier untuk dipancarkan.
Namun dalam penggunaan telemetri pita lebar, jaringan penggandeng, penyesuai
dan tapis dapat mengubah amplitudo dan fase pita sisi sinyal AM, yang
mengakibatkan distorsi. Tapis yang digunakan untuk membatasi lebar pita sinyal
dalam penggunaan telemetri pita lebar mengakibatkan modulasi amplitudo dalam
sinyal akibatnya tidak adanya pita sisi yang tersaring. Namun tingkat-tingkat penguat
mode campuran kelas C dapat memotong sinyal yang membangkitkan pita sisi di
luar pita lewat tapis.
Dalam Modulasi Amplitudo, apabila gelombang pembawa (fo) dimodulasikan oleh
sinyal informasi yang berfrekuensi 30 Hz sampai 15 kHz maka akan dihasilkan
lebarbidang samping atas dan bawah. Kedua lebarbidang tersebut sama dengan
lebar gelombang sinyal informasi. Apabila tidak terjadi modulasi, frekuensi
gelombang AM sama seperti frekuensi gelombang pembawa (fo). Apabila
gelombang pembawa dimodulasikan, lebarbidang frekuensi gelombang AM
diperpanjang antara batas atas dan batas bawah dari lebarbidang samping atas dan
lebarbidang samping bawah. Batas perpanjangan maksimum sama dengan dua kali
frekuensi sinyal informasi maksimum. Lebar bidang gelombang AM ini ditentukan
oleh lebarbidang sinyal informasi dan disebut sebagai lebar lebarbidang yang
dimiliki. Oleh karena itu, apabila sinyal yang dipancarkan mempunyai lebarbidang
frekuensi dari 30 Hz sampai 15 kHz, gelombang termodulasi memiliki lebarbidang 30
kHz. Sedangkan untuk amplitudo gelombang AM, makin besar amplitudo sinyal
informasi amplitudo sinyal pembawa juga makin besar dan sebaliknya.
Penerima AM berfungsi untuk mendapatkan kembali sinyal informasi sinyal
termodulasi amplitudo yang telah diterima. Pada sistem ini menggunakan teknik PLL
(Phase Locked Loop) yang merupakan pengunci atau menyamakan fase sinyal yang
diterima yaitu dengan cara membandingkan lebarbidang sinyal yang diterima (sinyal
termodulasi amplitudo) dengan sinyal hasil proses looping dari rangkaian PLL itu
sendiri
Hasil proses perbandingan ini berupa harga amplitudo sinyal informasi, dimana bila
sinyal termodulasi amplitudo mempunyai frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi
sinyal hasil proses looping, maka amplitudo sinyal keluaran PLL akan naik dan
sebaliknya.
Pembanding fasa berfungsi sebagai pembanding antara frekuensi sinyal termodulasi
amplitudo dengan sinyal f
o
, kemudian diberikan ke bagian loop tapis untuk diperoleh
tegangan DC yang merupakan keluaran dari PLL.
Sumber : (Idris,Kamal.1996) & Shato media online
Radio AM
Radio AM adalah contoh yang paling umum dari jenis modulasi. Pita frekuensi yang
digunakan untuk radio AM adalah sekitar 550-1720 kHz. Ini adalah rentang
frekuensi pembawa yang tersedia. Informasi yang ditransmisikan adalah musik dan
berbicara yang jatuh dalam spektrum audio. Audio spektrum penuh berkisar hingga
20 kHz, tetapi radio AM membatasi frekuensi modulasi atas untuk 5 kHz. Hal ini
menghasilkan bandwidth maksimum 10 kHz. Oleh karena itu, FCC dapat
menetapkan frekuensi stasiun yang 10 kHz terpisah tanpa takut tumpang tindih
(dalam kenyataannya, masih dapat beberapa tumpang tindih karena spektrum tidak
hanya berakhir pada band-sisi, itu sebenarnya jenis taper off perlahan-lahan. Ini
"ekor" bisa tumpang tindih jika sinyal cukup kuat. Anda dapat membuat anda
penerima lebih selektif dengan mengubah dari "jauh" ke "lokal" pengaturan untuk
menghilangkan ini dengan mengorbankan sensitivitas). Jadi jika kita mengisi band
AM, menempatkan setiap stasiun kHz 10, ada 107 frekuensi pemancar yang tersedia.
Praktek membatasi frekuensi 5 kHz atas untuk menghilangkan beberapa informasi
asli (yang jatuh pada 5-20 kHz) jangkauan. Karena kemampuan untuk mereproduksi
sinyal tepat disebut kesetiaan, ada kerugian kesetiaan dalam siaran AM. Ini adalah
salah satu alasan bahwa radio AM tidak suara yang baik (dibandingkan dengan radio
FM, seperti yang akan kita lihat nanti). Talk radio relatif tidak terpengaruh karena
percakapan telah sangat sedikit sinyal di atas 5 kHz pula. Hal ini mungkin
menjelaskan mengapa radio talk jauh lebih umum pada AM dari FM.
Bandwidth
Sekarang alat-alat yang di tempat, kita dapat mulai membuat beberapa evaluasi
kinerja sinyal AM. Contoh pertama adalah bandwidth.
Bandwidth dari sinyal selalu penting karena berbagai alasan, tapi didominasi, ini
menentukan berapa banyak saluran (atau stasiun) tersedia dalam band tertentu.
Kami melihat bahwa mungkin ada maksimum 107 stasiun radio AM. Jika Anda
meningkatkan kesetiaan radio AM dengan membuat modulasi frekuensi atas 10 kHz,
Anda akan dua kali lipat bandwidth sinyal, dan sebagai hasilnya hanya diperbolehkan
53 stasiun radio. Jika Anda mencoba meningkatkan band AM, Anda akan kehilangan
beberapa band lainnya, seperti radio amatir.
Bandwidth dari sinyal AM dapat dengan mudah diprediksi dengan menggunakan
rumus akrab sekarang: BW = 2 f
m.

Anda mungkin juga menyukai