LAPORAN PRAKTIKUM
FILTER AKTIF
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elektronika Telekomunikasi Semester 3
PEMBIMBING:
Disusun Oleh:
3.1 Tujuan
• Mengukur besarnya frekuensi Cut-Off pada filter aktif Low Pass orde satu.
• Mengukur besarnya frekuensi Cut-Off pada filter aktif Low Pass orde dua.
• Mengukur besarnya frekuensi Cut-Off pada filter aktif high Pass orde dua.
Filter Pasif
Gambar 3.1 menunjukkan salah satu bentuk low pass filter. Pada frekuensi rendah reaktansi
induktif dari L1 dan L2 sangat rendah. Reaktansi kapasitif dari C1 dan C2 sangat tinggi.
Kita boleh mengatakan bahwa inductor berfungsi sabagai rangkaian hubung singkat,
sementara kapasitor berfungsi sebagai rangkaian terbukaa, sehingga pada frekuensi rendah
Vout = Vin.
Ketika frekuensi input bertammbah, inductor melai menunjukkan XL tinggi dan kapasitor
menunjukkan XC rendah. Pada saat frekuensi tinggi, inductor mencul sebagai rangkaian
terbuka dan kapasitor berfungsi sebagai rangkaianhubung singkat. Ketika hal ini tarjadi
maka Vout = 0V.
Gambar 3.1 (c) menunjukkan rangkaian high pass filter. High pass filter ini bekerja
berlawanan dengan low pass filter. Jika yang dilewatkan frekuensi tinggi dan meredam
frekuensi rendah dinamakan high pass filter.
Gambar 3.1 (b) dan (d) menunjukkan hubungan antara keluaran filter dan masukkan
frekuensi. Pada frekuensi cut off (fc ), fc berada pada titik setengah daya dimana filter
keluaran adalah 3 dB “turun” daroi keluaran maksimum (0,707 x puncak output).
Mengingat bahwa bandwidth juga diukur dari titik setangah daya.
3.1(a) 3.1(b)
3.1(c) 3.1(d)
Desibel
Decibel 0,1 bel (dB) adalah cara menggambarkan penguatan peredaman. Desibel juga
digunakan pada penguatan tegangan (positif atau negative). Penguatan dalam decibel pada
rangkaian filter adalah
A dB = 20 log Av
Pada rangkaian filter. Jika filter mempunyai masukkan 1V pada 1KHz dan keluaran
0,707V penguatan tegangannya adalah:
Av =
Decibel (dB) adalah unit logaritmik yang menunjukkan rasio kuantitas fisik (biasanya daya
atau intensitas ) relatif terhadap level referensi tersirat atau ditentukan. Sebuah rasio dalam
desibel adalah sepuluh kali logaritma basis 10 untuk rasio dari dua kuantitas daya. [1]
Menjadi rasio dari dua pengukuran kuantitas fisik dalam satuan yang sama, itu adalah unit
berdimensi . Decibel adalah sepersepuluh dari sebuah bel, sebuah unit jarang digunakan.
Desibel ini secara luas dikenal sebagai ukuran tingkat tekanan suara , tetapi juga digunakan
untuk berbagai macam pengukuran lainnya dalam sains dan teknik , yang paling menonjol
dalam akustik
, elektronik , dan teori kontrol . Dalam elektronik, yang mendapatkan amplifier, atenuasi
sinyal, dan sinyal ke rasio noise sering dinyatakan dalam desibel. Ini menganugerahkan
sejumlah keuntungan, seperti kemampuan untuk mudah merupakan jumlah yang sangat
besar atau kecil, sebuah skala logaritmik yang kira-kira sesuai dengan persepsi manusia
terhadap suara dan cahaya, dan kemampuan untuk melakukan perkalian rasio dengan
penambahan dan pengurangan sederhana.
Sebuah desibel (dB) adalah sepersepuluh dari bel a (B), yaitu 1 B = 10 dB. ratio bel adalah
logaritma rasio dari dua kuantitas kekuatan 10:1, dan untuk dua jumlah lapangan di rasio
. Sebuah jumlah lapangan adalah kuantitas seperti tegangan,, suara tekanan saat
ini, kekuatan medan listrik, kecepatan dan densitas muatan, alun-alun yang dalam sistem
linier sebanding dengan kekuasaan. Sebuah jumlah daya kekuatan atau kuantitas
berbanding lurus dengan daya, misalnya kepadatan energi, intensitas akustik dan intensitas
cahaya.
Filter Aktif
Filter aktif mempunyai beberapa manfaat lebih dari filter pasif. Pada pengguanan OP-Amp
sebagai komponen dasar komponen aktif. Perubahan penguat filter dapat dicapai. Op-Amp
juga kemungkinan menyetel range filter lebih lebar tanpa merubah respon frekuensi dan
dapat memisahkan sumber karena Zin tinggi dan Zout rendah.
Tetapi filter aktif tidak sempurna. Ada beberapa kekurangannya. Pertama, respon frekuensi
tergantung pada pengunaan tipe Op-Amp dan sebagian besar tidak mempunyai respon
frekuensi tinggi yang layak. Kedua, op-amp keberadaannya memerlukan daya operasi
diman a filter pasif tidak memrlukan daya operasi. Rangkaian low pass filter terlihat pada
gambar 3.3 (a) dan gambar
(b) menunjukan respon frekuensinya.
3.3(a) 3.3(b)
A AdB, dB
1000 60
100 40
10 20
8 18
4 12
2 6
1 0
0,707 -3
0,5 -6
0,25 -12
0,125 -18
0,1 -20
0,01 -40
0,001 -60
Dikatakan filter aktif karena selain menggunakan beberapa resistor dan kapasitor juga
menggunakan beberapa komponen aktif seperti OpAmp, dengan penguatan yang bisa
diatur sesuai dengan yang kita inginkan. Besarnya nilai tanggapan biasa dinyatakan dalam
volt ataupun dalan dB dengan bentuk respon yang berbeda pada setiap jenis filter. Besar
nilai respon dapat diperoleh dari perhitungan fungsi alih:
Rangakain ini dianggap filter orde satu karena pengurangan rata-rata 6 dB/oktaf melewati
fc. Untuk penambahan frekuensi dua kalinya terdapatperedaman 6 dB pada sinyal keluaran.
Dengan Cin parallel dengan Rf, Xc menjadi factor penentu pada penguatan rangkaian. Pada
frekuensi rendah Xc adalah tinggi (terhingga) akan tidak mempengaruhi Rf. Dengan
demikian penguatan rangkaian sangat tingggi. Namun pada frekuensi tertinggi Xc menjadi
berkurang dan impedansi parallel Xc dan Rf akan menjadi lebih rendah. Denagan demikian
penguatan rangakaian menjadi rendah. Sehingga frekuansi masukkan menjadi takhingga,
Xc mendekati 0 dan penguatan sekalipun juga 0. Frekuensi dari rangkaian dapat dihitung
dengan :
fc =
Rangkaian pada gambar 3.3 terdapat paergeseran penguatan dan dapat mengontrol
frekuensi cutoff. Pergeseran ini C menyebabkan nilai fc tercapai. Pergeseran dari R 1
digunkan mengubah penguatan rangkaian.
fc =
Vout
Vi
Gambar 3.6 LPF orde satu
2. Atur Keluaran Generator Fungsi Sehingga diperoleh keluaran filter sebesar 1 Vpp,
frekuensi 100 Hz. Ukur besar tegangan input dan lengkapi table 3.1
3. Besarkan frekuensi Generator fungsi ke 200 Hz dan ukur Vout (kondisi Vin tetap) dan
lengkapi table 3.1
4. Ulangi langkah ke-3 diatas sesuai dengan frekuensi yang ada dalam table 3.1
5. Hitung besar penguatan (Av = Vout/Vin) serta dalam bentuk dB (AvdB = 20 log Av)
6. Gunakan hasil pengukuran untuk mengambarkan kurva respon frekuensi filter (AvdB
sebagai fungsi frekkuensi)
Vi
Vou
3. Besarkan frekuensi Generator fungsi ke 200 Hz dan ukur Vout (kondisi Vin tetap)
dan lengkapi table 3.2
4. Ulangi langkah ke-3 diatas sesuai dengan frekuensi yang ada dalam table 3.2
5. Hitung besar penguatan (Av = Vout/Vin) serta dalam bentuk dB (AvdB = 20
log Av).
6. Gunakan hasil pengukuran untuk mengambarkan kurva respon frekuensi filter
(AvdB sebagai fungsi frekkuensi)
Vou
Vi
2. Atur Keluaran Generator Fungsi Sehingga diperoleh keluaran filter sebesar 1 Vpp,
frekuensi 100 Hz. Ukur besar tegangan input dan lengkapi table 3.
Table 3.3 Pengukuran HPF Orde Dua
Frekuensi (Hz) Vin (Vpp) Vout (Vpp) Av Av (dB)
100
200
500
1000
2000
5000
10000
3. Besarkan frekuensi Generator fungsi ke 200 Hz dan ukur Vout (kondisi Vin tetap) dan
lengkapi table 3.3
4. Ulangi langkah ke-3 diatas sesuai dengan frekuensi yang ada dalam table 3.3
5. Hitung besar penguatan (Av = Vout/Vin) serta dalam bentuk dB (AvdB = 20 log Av).
6. Gunakan hasil pengukuran untuk mengambarkan kurva respon frekuensi filter
(AvdB sebagai fungsi frekkuensi)
A. LPF Orde 1
C. HPF Orde 2
Untuk perhitungan frekuensi cut off menggunakan rumus berikut
1
𝐹𝑐 =
2𝜋√𝑅1 𝐶1 𝑅2 𝐶2
1
=
2(3,14)√(104 )(0,02.10−6 )(22.103 )(0,01.10−6 )
=1073 Hz
=1,073 kHz
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa terdapat selisih antara
hasil perhitungan, menggunakan osiloskop, dan blode potter. Hal ini dikarenakan kurangnya
teliti dalam melakukan perhitungan atau menentukan skala pada frekuensi saat mengukur
menggunakan osiloskop. Namun, selisih tersebut tidak jauh berbeda.