Anda di halaman 1dari 7

BAB I

FILTER AKTIF
1. Tujuan :
Mengukur besarnya frekuensi cut-off pada filter aktif Low Pass orde satu.
Mengukur besarnya frekuensi cut-off pada filter aktif Low Pass orde dua.
Mengukur besarnya frekuensi cut-off pada filter aktif High Pass orde dua.
2. Alat dan Bahan :
R1 = 1 K

: 1 buah

R2 = 10 K

: 3 buah

R3 = 22 K

: 1 buah

C1 = 0.01 F

: 2 buah

C2 = 0.022 F

: 1 buah

Op-Amp (LM 741)

: 1 buah

Osiloskop Dual Trace

: 1 buah

Power Supply

: 1 buah

Generator Fungsi

: 1 buah

Protoboard

: 1 buah

Test Probe Adapter

: 1 buah

Kabel Penghubung Secukupnya


3. Teori Dasar
Ada dua tipe rangkaian filter yaitu filter aktif dan pasif. Filter pasif menggunakan
komponen pasif, yaitu : Kapasitor dan Induktor. Rangkaian filter aktif menggunakan
komponen aktif. Komponen aktif yang digunakan pada percobaan ini adalah OP-AMP.
Filter Pasif
Gambar 3.1 menunjukkan salah satu bentuk Low Pass filter. Pada frekuensi rendah
reaktansi induktif dari L1 dan L2 sangat rendah. Reaktansi kapasitif dari C1 dan C2 sangat
tinggi. Kita boleh mengatakan bahwa inductor berfungsi sebagai rangkaian hubung singkat,
sementara kapasitor berfungsi sebagai rangkaian terbuka, sehingga pada frekuensi rendah :
Vout = Vm.
Ketika frekuensi input bertambah, inductor mulai menunjukkan X1. Tinggi dan
Kapasitor menunjukkan Xc rendah. Pada saat frekuensi tinggi, inductor muncul sebagai

rangkaian terbuka dan kapasitor berfungsi sebagai rangkaian hubung singkat. Ketika hal ini
terjadi maka Vout = 0V.
Gambar 3.1 (c) menunjukkan rangkaian high pass filter. High pass filter ini bekerja
berlawanan dengan low pass filter. Jika yang dilewatkan frekuensi tinggi dan meredam
frekuensi rendah dinamakan high pass filter.
Gambar 3.1 (b) menunjukkan hubungan antara keluaran filter dan masukan frekuensi.
Pada frekeunsi cut off (fc), fc berada pada titik setengah daya dimana filter keluaran adalah 3
dB turun dari keluaran maksimum (0,707 x puncak output). Mengingat bahwa bandwidth
juga diukur dari titik setengah daya.

Gambar 3.1
(a) Low Pass Filter, (b) Kurva Respon Low Pass
(c) High Pass Filter, (d) Kurva Respon High Pass
Desibel
Desibel, 0,1 bel (B) adalah cara menggambarkan penguatan atau peredaman. Desibel
juga digunakan pada penguatan tegangan (positif atau negatif).
Penguatan dalam desibel pada rangkaian filter adalah
A dB = 20 log Av
Dimana logaritma dasar 10 dan Av merupakan penguatan tegangan (Av = Aout/Ain) pada
rangkaian filter. Jika filter mempunyai masukan 1 V pada 1 kHz dan keluaran 0,707 V,
penguatan tegangannya adalah
Av = Aout/Ain = 0,707/1 = 0,707
Rangkaian penguatan decibel adalah :
A dB = 20 log Av = 20 log 0,707 = 20 (-0,15) = -3 dB
Bila peredaman 6 dB, penguatan tegangan terbagi menjadi dua. Untuk masing-masing
penambahan 6 dB, penambahan menjadi dua kali lipat. Lihat gambar 3.2.

Filter Aktif
Filter Aktif mempunyai beberapa manfaat lebih dari filter pasif. Pada penggunan OPAMP sebagai komponen dasar filter aktif. Perubahan penguatan filter dapat dicapai. OP-AMP
juga memungkinkan menyetel range filter lebih lebar tanpa merubah respon frekuensi dan
dapat memisahkan beban dari sumber karena Zin tinggi dan Zout rendah.
Tetapi filter aktif tidak sempurna. Ada beberapa kekurangannya. Pertama, respon
frekuensi tergantung pada penggunaan tipe OP-AMP dan sebagian besar tidak mempunyai
respon frekuensi tinggi yang layak. Kedua, OP-AMP keberadaannya memerlukan daya
operasi dimana filter pasif tidak memerlukan daya operasi.
Rangkaian Low Pass filter aktif terlihat pada gambar 3.3 (a) dan gambar 3.3 (b)
menunjukkan respon frekuensinya.

Gambar 3.2

AdB , dB

1000

60

100

40

10

20

18

12

0.707

-3

0.5

-6

0.25

-12

0.125

-18

0.1

-20

0.01

-40

0.001

-60

Perbandingan penguatan tegangan dan penguatan dalam dB

Rangkaian ini dianggap filter orde satu karena pengurangan rata-rata 6 dB / oktaf
melewati fc. Untuk penambahan frekuensi dua kalinya, terdapat peredaman 6 dB pada sinyal
keluaran. Dengan Cin parallel dengan Rf, Xc menjadi factor penentu pada penguatan
rangkaian. Pada frekuensi rendah Xc adalah tinggi (terhingga) akan tidak mempengaruhi Rf.
Dengan demikian, penguatan rangkaian sangat tinggi. Namun pada frekuensi tertinggi Xc
menjadi berkurang dan impedansi parallel Xc dan Rf akan menjadi lebih rendah. Dengan

demikian penguatan rangkaian menjadi rendah. Sehingga frekuensi masukan mendekati


terhingga, Xc mendekati 0 dan penguatan rangkaianpun juga nol. Frekuensi cut off dari
rangkaian dapat dihitung dengan :
Fc = 1 / 2RFC
Rangkaian pada gambar 3.3 terdapat penegsetan penguatan dan dapat mengontrol
frekuensi cut off. Pengesetan nilai C, menyebabkan nila Fc tercapai. Pengesetan dari
R1digunakan mengubah penguatan rangkaian.
Low Pass Filter
Low Pass Filter mengalami perubahan output pada 12 dB / oktaf. Kurva respon
rangkaian ini ditunjukkan pada gambar 3.4 (b). Filter aktif telah dijelaskan pada gambar 3.4
(a). Pada rangkaian ini, 2 Kapasitor mempengaruhi OP-AMP.

Gambar 3.3

(a) LPF Orde Satu, (b) kurva respon LPF

Salah satu yang digunakan sebagai feedback R, sebagai filter orde satu dan yang
lainnya berasal dari masukan input sampai ground. Pada frekuensi rendah, rangkaian Xc
tinggi. Oleh karena itu C1 tidak mempengaruhi masukan dan C2 memberikan nilai Xc tinggi
untuk penguatan OP-AMP tinggi.Frekuensi masukan bertambah, C1 menunjukkan Xc
rendah. Kemudian sinyal output OP-AMP berkurang. Xc pada C2 juga berkurang.
Jadi,penguatan rangkaian berkurang sementara satu kapasitor sinyal masukan rendah yang
lain membatasi penguatan OP-AMP. Hasil keluaran membentuk kurva filter orde satu.
Frekuensi filter ini dapat dihitung dengan :
Fc = 0,707 / 2Rc
Second Order High Pass Filter
Rangkaiannya menunjukkan pada gambar 3.5 (a) bekerja kebalikan dengan gambar
3.4 (a). Pada frekuensi rendah C1 dan C2 mempunyai Xc tinggi dan daerah-daerah sinyal OPAMP terlihat. Pada frekuensi rendah, filter keluaran adalah nol. Frekuensi tinggi, Xc dari C1
dan C2 menjadi rendah, kebanyakan sinyal input dilewatkan. Pelewatan C1 ini untuk
mengendalikan level input dan C2 untuk mengontrol level feedback.

Gambar 3.4

(a) LPF Orde Dua, (b) Kurva Respon

Gambar 3.5

(a) HPF Orde Dua, (b) Kurva respon

3.3. Prosedur Percobaan


A. LPF Orde Satu
1. Buat Rangkaian berikut ini :

3.6 Rangkaian LPF Orde Satu


2. Besarkan frekuensi generator fungsi ke 200 Hz dan ukur Vout (kondisi Vin tetap) dan
lengkapi tabel 3.1.
Tabel 3.1 Pengukuran LPF Orde Satu
Frekuensi (Hz)

Vin (Vpp)

Vout (Vpp)

Av

Av (dB)

100

1V

1000mv

200

1V

1000mv

500

1V

904mv

0,92

-0,87

1000

1V

744mv

0,744

-0,2,56

1250

1V

704mv

0,704

-3,04

1500

1V

664mv

0,664

-3,5

2000

1V

616mv

0,616

-4,2

5000

1V

544mv

0,544

-5,2

10000

1V

144mv

0,144

-16,8

3. Ulangi langkah ke-2 diatas sesuai dengan frekuensi yang ada dalam tabel 3.1.
4. Hitung besar penguatan (Av = Vout/Vin) serta dalam bentuk dB (Av dB = 20 log Av).
5. Gunakan hasil pengukuran untuk menggambar kurva respon frekuensi filter (Av dB
sebagai fungsi frekuensi).
B. LPF Orde Dua
1.

Buat rangkaian berikut ini :

Gambar 3.7

Rangkaian LPF Orde Dua

2. Atur keluaran Generator fungsi sehingga diperoleh keluaran filter sebesar 1 Vpp,
frekuensi 100 Hz. Ukur besar tegangan input dan lengapi tabel 3.2.
3. Besarkan frekuensi generator fungsi ke 200 Hz dan ukur Vout (kondisi Vin tetap) dan
lengkapi tabel 3.2.
4. Ulangi langkah ke-3 diatas sesuai dengan frekuensi yang ada dalam tabel 3.2.
Hitung besar penguatan (Av = Vout / Vin) serta dalam bentuk dB (Av dB = 20 log Av).
5. Gunakkan hasil pengukuran untuk menggambar kurva respon frekuensi filter (Av dB sebagai
fungsi frekuensi).

Tabel 3.2
Frekuensi (Hz)
100
200
500
1000
2000
5000
10000

Vin (Vpp)

Pengukuran LPF Orde Dua


Vout (Vpp)

Av

Av (dB)

C. HPF Orde Dua


1. Buat rangkaian berikut ini :

Gambar 3.8

Rangkaian HPF Orde Dua

2. Atur keluaran generator fungsi sehingga diperoleh keluaran filter sebesar 1 Vpp, frekuensi
10 kHz. Ukur besar tegangan input dan lengkapi tabel 3.3
Tabel 3.3

Pengukuran HPF Orde Dua

Frekuensi (Hz)

Vin (Vpp)

Vout (Vpp)

Av

Av (dB)

100
200
500
1000
2000
5000
10000

3. Ukut besar Vout dengan keadaan Vin tetap untuk setiap frekuensi diatas.
4. Ulangi langkah ke-3 diatas sesuai dengan frekuensi yang ada dalam tabel 3.3.
5. Hitung besar penguatan (Av = Vout / Vin) serta dalam bentuk dB (Av dB = 20 log Av).
6. Gunakkan hasil pengukuran untuk menggambar kurva respon frekuensi filter (Av dB
sebagai fungsi frekuensi).

Anda mungkin juga menyukai