Anda di halaman 1dari 177

BAB I

PENGUKURAN CATU DAYA DAN LOW PASS FILTER


(LPF)
1.1 Tujuan Pembelajaran
1.Capaian Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengukuran catu
daya LPF
2. Capaian Pembelajaran Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui dan mampu merangkai prinsip dan
tujuan dari rangkaian tersebut.
b. Mahasiswa mengetahui frekuensi input dan output dari rangkaian
LPF
c. Mahasiswa mengetahui parameter-parameter yang diukur/diamati
1.2 Dasar Teori
Konsep low-pass filter adalah dalam berbagai bentuk, termasuk sirkuit
elektronika (seperti desison penyaring yang digunakan dalam audio), digital
algoritma untuk merapikan data set, aukustik hambatan, kabur dari gambar, dan
sebagainya. Low-pass filter memakai peranan yang sama dalam pemrosesan
sinyal bawha rata-rata bergerak lakukan beberapa bidang lain, seperti keuangan,
kedua alat memberikan bentuk yang lebih halus, sinyal yang menghilangkan
jangka pendek osilasi, hanya menyisakan tren jangka panjang.
1.2.1 Pengenalan LPF
Low Pass Filter (LPF) berfungsi menruskan sinyal input yang frekuensinya
berada dibawah frekuensi tertentu, diatas frekuensi tersebut (frekuensi Cut Off)
sinyal akan diredam (FcoL). Low Pass Filter adalah filter yang lewat rendah
frekuensi tapi antenuasi (mengurangi amplitudo dari) sinyal dengan frekuensi
yang lebih tinggi dari frekuensi cut off. Jumlah yang sebenarnya antenuasi untuk
setiap frekuensi bervariasi dari filter untuk menyaring.
Kadang-kadang disebut sebagai high-cut filter, atau memotong treble
penyaring bila digunakan dalam aplikasi audio. Low Pass Filter adalah kebalikan

dari high pass filter, dan band pass filter adalah kombinasi dari low-pass dan highpass.
Konsep low-pass filter adalah dalam berbagai bentuk, termasuk sirkuit
elektronika(seperti desison penyaring yang digunakan dalam audio), digital
algoritma untuk merapikan data set, aukustik hambatan, kabur dari gambar, dan
sebagainya. Low-pass filter memakai peranan yang sama dalam pemrosesan
sinyal bawha rata-rata bergerak lakukan beberapa bidang lain, seperti keuangan,
kedua alat memberikan bentuk yang lebih halus, sinyal yang menghilangkan
jangka pendek osilasi, hanya menyisakan tren jangka panjang.
Contohnya dalam cahaya-sensing instrument menggunakan foto dioda. Jika
tingkat cahaya rendah, output diode akan sangat kecil, sehingga hal itu terjadi
setengah tertutup oleh kebisingan sensor dan penguat, yang dapat memperluas
spectrum yang sagat frekuensi tinggi. Jika sebuah low-pass filter yang
ditampilkan dioutput dari penguat, dan jika frekuensi cut off cukup tinggi untuk
memungkinkan sinyal frekuensi yang dikehendaki untuk lulus, secara keseluruhan
tingkat kebisingan dapat dikurangi.
Sebuah rangkaian yang tegangan keluarannya tetap dari dc naik sampai
penguat cut-off fc. Bersama naiknya frekuensi diatas fc, tegangan keluarannya
diperlemah (turun). Low Pass Filter adalah jenis filter yang melewatkan frekuensi
rendah serta meredam/menahan frekuensi tinggi. Bentuk respon LPF seperti
ditunjukkan gambar dibawah ini.

Gambar 1.1 Respon Frekuensi LPF dan Rangkaian LPF


Rangkaian dari gambar diatas adalah filter aktif low pass yang umum
digunakan. Penyaringan dikalakukan oleh jaringan Rc, dan OP-ampnya digunakan
sebagai penguat gain satu. Tahanan Rt sama dengan R dan dimasukkan untuk
offset dc. Di dc, reaktansi kapasitasnya tak terhingga dilintasan dc ke ground
untuk kedua terminal masukkannya akan menjasi sama.
Perbedaan tegangan antara pasak 2 dan pasak 3 pada dasarnya 0V. Karena
itu tegangan yang melintasi kapasitor C sama dengan tegangan 0 V, sebab
rangkaian ini merupakan sebuah pengikut tegangan E1 terbagi menjadi R dan C.
Tegangan kapasitornya sama dengan 0V. Persamaannya adalah :

V0 =

Dimana

1 / jwC
x E1
R+ 1/ jwC

. (1)

adalah frekuensi dari Ei

=2 f dan j sama dengan

dalam radial per detik (

1 . Dengan menuliskan kembali persamaan.

(12-1a) untuk memperoleh gain tegagan intaian-tertutup Ac1, kita mempunyai ;

Ac1 =

Vo
Ei

1
1+ jwrC

.. (2)

1.3 Gambar Rangkaian


Power Supply

LPF

Gambar 1.2 Rangkaian Percobaan LPF

1.4 Prosedur Percobaan


1. Siapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan
2. Buat rangkaian pengukur seperti gambar berikut :

Function Generator
( Input )

Power Supply
(Catu Daya)

Osiloskop
(Output)

LPF

Gambar 1.3 Blok Diagram LPF

3.
4.
5.
6.

Masukkan input 15 Hz function generator.


Ukur frekuensi dengan tegangan Vpp dan Output rangkaian di Osiloskop.
Ulangi Langkah 2 dengan input yang berbeda.
Lihat perbedaan outputnya dengan input pada langkah 2.

1.5 Hasil Percobaan


Table 1.1 Hasil Percobaan dari Rangkaian LPF
Vin

Gambar Keluaran

Volt/Di

Time/Di

Vpp

15

1V

20 ms

Hz

25

1V

20 ms

Hz

150
Hz

3,64

3,60
V

1V

4 ms

3,64
V

470

1V

1 ms

Hz

4,5

1V

KHz

6,6

1V

KHz

55
KHz

3,60

1V

40

200

3,64

200

3,60

2,72
V

800

2V

800 ns

3,60

KHz

995

2V

800 ns

KHz

2V

MH

3,04

800 ns

3,60
V

1.6 Rangkuman
Sebuah rangkaian yang tegangan keluarannya tetap dari dc naik sampai
penguat cut-off fc. Bersama naiknya frekuensi di atas fc, tegangan keluarannya
diperlemah (turun). Low Pass Filter adalah jenis filter yang melewatkan frekuensi
rendah serta merendam/menahan frekuensi tinggi.

1.7 Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan LPF ?
2. Bagaiman keluaran dari LPF tersebut ?
3. Pada frekuensi berapa keluaran dari LPF menunjukkan hasil yang
maksimum ?
1.8 Jawaban Pertanyaan
1. Low pass filter (Filter lolos Rendah) adalah filter yang hanya melewatkan
frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut-off (fc). Diatas frekuensi
tersebut, outputnya mengecil (idealnya tidak ada).
Filter ini juga berfungsi untuk menghilangkan high frequency nosie,
seperti thermal noise dan shot noise. Filter ini biasanya digunakan pada
instrumen yg merekam low frequency analytical signals (contohnya adalah
alat rekam detak jantung).

10

Gambar Low Pass Filter


2. Keluaran dari Low Pass Filter tersebut yakni jika semakin rendah
frekuensi sinyal yang dimiliki maka keluaran dari LPF tersebut akan
mengkasilkan keluaran yang maksimum dan sebaliknya, jika semakin
tinggi frekuensi sinyal yang dimiliki maka keluaran dari LPF tersebut akan
menghasilkan keluaran yang distorsi
3. Keluaran dari LPF yang menunjukkan hasil yang maksimum yakni pada
frekuensi 15 Hz
1.9 Analisa
Low pass filter (Filter lolos Rendah) adalah filter yang hanya melewatkan
frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut-off (fc), bisa juga dikatakan sebagai
sebuah rangkaian yang tegangan keluaranya tetap dari DC naik sampai ke suatu
frekuensi cut-off fc. Bersama naiknya frekuensi di atas fc, tegangan keluarannya
diperlemah (turun) Diatas frekuensi tersebut, outputnya mengecil (idealnya tidak
ada). Filter ini juga berfungsi untuk menghilangkan high frequency nosie, seperti
thermal noise dan shot noise. Filter ini biasanya digunakan pada instrumen yg
merekam low frequency analytical signals (contohnya adalah alat rekam detak
jantung).

Gambar Low Pass Filter

Kadang-kadang Low Pass Filter disebut sebagai high-cut filter, atau


memotong treble penyaring bila digunakan dalam aplikasi audio. Low Pass Filter

11

adalah kebalikan dari high pass filter, dan band pass filter adalah kombinasi dari
low-pass dan high-pass. Konsep low-pass filter adalah dalam berbagai bentuk,
termasuk sirkuit elektronika(seperti desison penyaring yang digunakan dalam
audio), digital algoritma untuk merapikan data set, aukustik hambatan, kabur dari
gambar, dan sebagainya.

1.10 Kesimpulan
1. Filter adalah sebuah rangkaian tertentu yang dirancang agar dapat
melewatkan isyarat pada daerah frekuensi tertentu. Filtering memiliki
banyak kegunaan diantaranya mengurangi aliasing serta menyiapkan
sinyal untul proses lebih lanjut.
2. Low pass filter (Filter lolos Rendah) adalah filter yang hanya melewatkan
frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut-off (fc). Atau bisa juga
dikatakan sebagai sebuah rangkaian yang tegangan keluaranya tetap dari
DC naik sampai ke suatu frekuensi cut-off fc. Bersama naiknya frekuensi
di atas fc, tegangan keluarannya diperlemah (turun). Low Pass Filter
adalah jenis filter yang melewatkan frekuensi rendah serta meredam atau
menahan frekuensi tinggi.
3. Low Pass Filter berfungsi untuk menghilangkan high frequency nosie,
seperti thermal noise dan shot noise.
1.11Saran
1. Pahami terlebih dahulu langkah kerja sebelum melakukan praktek
2. Periksa apakah alat atau modul yang akan digunakan dalam keadaan baik
dan layak digunakan atau tidak
2. Sebelum penggunaan osiloskop hendaknya dilakukan pengkalibrasian
terlebih dahulu
3. Mintalah bantuan instruktur jika mengalami kesulitan
4. Bersihkan ruangan dan alat setelah selesai melakukan praktek

12

BAB II
PENGUKURAN CATU DAYA DAN BAND PASS FILTER (BPF)
2.1 Tujuan Pembelajaran
1.Capaian Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengukuran catu
daya BPF
2. Capaian Pembelajaran Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui dan mampu merangkai prinsip dan
tujuan dari rangkaian tersebut.
b. Mahasiswa mengetahui frekuensi input dan output dari rangkaian
BPF
c. Mahasiswa mengetahui parameter-parameter yang diukur/diamati
2.2 Dasar Teori
Band Pass Filter (BPF) berfungsi meneruskan sinyal input yang berbeda
diantara dua frekuensi tertentu saja. Band Pass Filter adalah sebuah alat yang
melewati frekuensi dalam kisaran tertentu dan menolak (attenuates) frekuensi di
luar jangkauan. Sebuah contoh dari sebuah analog elektronik band-pass filter
adalah RLC (resistor-induktor-kapasitor rangkaian). Filter ini juga dapat dibuat
dengan menggabungkan sebuah low-pass filter dengan high-pass filter.
Filter filter band-pass digolongkan sebagai pita sempit atau pita lebar. Filter
pita sempit adalah sebuah filter yang mempunyai lebar pita lebih kecil dari
sepersepuluh frekuensi resonannya (B<0.1
sepersepuluh frekuensi resonannya (B>0.1
sebuah filter pita lebar.

r ). Jika lebar pitanya lebih besar


r ) filter tersebut merupakan

13

2.2.1 Pengenalan BPF


Band pass filter (BPF) berfungsi meneruskan sinyal input yang berbeda
diantara dua frekuensi tertentu saja. Band-pass filter adalah sebuah alat yang
melewati frekuensi dalam kisaran tertentu dan menolak (attenuates) frekuensi di
luar jangkauan. Sebuah contoh dari sebuah analog elektronik band-pass filter
adalah RLC (resistor-induktor-kapasitor rangkaian). Filter ini juga dapat dibuat
dengan menggabungkan sebuah low-pass filter dengan high-pass filter.
Filter filter band-pass digolongkan sebagai pita sempit atau pita lebar. Filter
pita sempit adalah sebuah filter yang mempunyai lebar pita lebih kecil dari
sepersepuluh frekuensi resonannya (B<0.1
sepersepuluh frekuensi resonannya (B>0.1

r ). Jika lebar pitanya lebih besar


r ) filter tersebut merupakan

sebuah filter pita lebar.


Perbandingan frekuensi resonan terhadap lebar pita dikenal sebagai faktor
kualitas, Q, dari rangkaiannya. Q menunjukkan selektifitas rangkaiannya. Makin
tinggi harga Q, makin selektif rangkainnya. Dalam bentuk persamaan :
Q=

r
B

(1)

B=

r
Q

rad/s ..(2)

Gambar Band Pass Filter seperti berikut ini :

14

Gambar 2.1 Rangkaian dan Respon BPF

2.3 Gambar Rangkaian


Power Supply

BPF

Gambar 2.2 Rangkaian Percobaan BPF

15

2.4 Prosedur Pengukuran


1. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan
2. Buat rangkaian pengukuran seperti fambar berikut :
Function Generator
(input)

Power Supply

BPF

(Catu Daya)

Osiloskop
(Output)

Gambar 2.3 Blok Diagram BPF


3. Masukan input 15 Hz dari function generator
4. Ukur frekuensi dengan tegangan Vpp pada output rangkaian di osiloskop
5. Ulangi langkah 2 dengan Input 25 Hz, 150 Hz, 470 Hz, 4,5 KHz, 6,6
KHz, 55 KHz, 900 KHz, dan 1 MHz.
6. Lihat perbedaan output dengan input pada langkah.

16

2.5 Hasil Pecobaan


Tabel 2.1 Hasil Percobaan dari Rangkaian BPF
Vin

Gambar Keluaran

Volt/Dip

Time/Dip

Vpp

15
Hz

1.00 V

10.0ms

200mV

25
Hz

1.00V

10.0ms

240mV

150
Hz

1.00V

10.0ms

280mV

17

470
Hz

200mV

4,5
kHz

10.0ms

328mV

1.00V

100 s

3.16V

6,6
kHz

1.00V

100 s

3.32V

55
kHz

2.00V

10.0 s

3.76V

18

800
kHz

1.00V

800ns

2.00V

995
kHz

1.00V

400ns

880mV

2.6 Rangkuman
Filter filter band-pass digolongkan sebagai pita sempit atau pita lebar.
Filter pita sempit adalah sebuah filter yang mempunyai lebar pita lebih kecil dari
sepersepuluh frekuensi resonannya (B<0.1
sepersepuluh frekuensi resonannya (B>0.1

r ). Jika lebar pitanya lebih besar


r ) filter tersebut merupakan

sebuah filter pita lebar.


Perbandingan frekuensi resonan terhadap lebar pita dikenal sebagai faktor
kualitas, Q, dari rangkaiannya. Q menunjukkan selektifitas rangkaiannya. Makin
tinggi harga Q, makin selektif rangkainnya.

19

2.7 Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan BPF ?
2. Bagaimana keluaran dari BPF tersebut ?
3. Pada Frekuensi berapa keluaran dari BPF menunjukkan hasil yang
maksimum?
2.8 Jawaban Pertanyaan
1. Band Pass Filter adalah sebuah alat yang melewati frekuensi dalam kisaran
tertentu dan menolak (attenuates) frekuensi di luar jangkauan. Sebuah
contoh dari sebuah analog elektronik band-pass filter adalah RLC
(resistor-induktor-kapasitor rangkaian). Filter ini juga dapat dibuat dengan
menggabungkan sebuah low-pass filter dengan high-pass filter.
2. Keluaran dari BPF yakni, BPF akan melewati frekuensi dalam kisaran
tertentu dan menolak (attenuates) frekuensi di luar jangkauan.
Berikut contoh keluaran BPF dengan Volt/Dip = 200 mV, Time/Dip= 10.0
ms dan Vpp = 328 mV.

20

3. Hasil maksimum pada BPF terlihat pada frekuensi 470 KHz.


2.9 Analisa
Band pass filter merupakan rangkaian filter yang hanya memperbolehkan
frekuensi dengan rentang (band) tertentu untuk dapat melewati-nya, dengan
memberi redaman yang sangat besar pada frekuensi yang terlalu tinggi dan terlalu
rendah. Band Pass Filter adalah sebuah alat yang melewati frekuensi dalam
kisaran tertentu dan menolak (attenuates) frekuensi di luar jangkauan. Sebuah
contoh dari sebuah analog elektronik band-pass filter adalah RLC (resistorinduktor-kapasitor rangkaian). Filter ini juga dapat dibuat dengan menggabungkan
sebuah low-pass filter dengan high-pass filter. Band pass filter akan meloloskan
frekuensi yang berada diantara frekuensi cut off dan menahan frekuensi lainya.
Pada perboaan pengukuran catu daya dan Band Pass Filter dengan
menggunakan Vin yang berbeda beda dapat dilihat hasil keluarannya, yakni;
dengan Vin 15 Hz di dapat Volt/Dip = 1.00 V, Time/Dip = 10.0 ms dan Vpp = 200
mV. Untuk Vin 25 Hz di dapat Volt/Dip = 1.00 V, Time/Dip = 10.0 ms dan Vpp =
240 mV. Untuk Vin 150 Hz Volt/Dip = 1.00 V, Time/Dip = 10.0 ms dan Vpp = 280
mV. Untuk Vin 470 Hz Volt/Dip = 200 mV, Time/Dip = 10.0 ms dan Vpp = 328

21

mV. Untuk Vin 4,5 kHz Volt/Dip = 1.00 V, Time/Dip = 100 s dan Vpp = 3.16
V. Untuk Vin 6,5 kHz Volt/Dip = 1.00 V, Time/Dip = 100 s dan Vpp = 3.32 V.
Untuk 55 kHz Volt/Dip = 2.00 V, Time/Dip = 10.0 s dan Vpp =3.76 V. Untuk
Vin 800 kHz Volt/Dip = 1.00 V, Time/Dip = 800 ns dan Vpp = 2.00 V. Untuk Vin
995 kHz Volt/Dip = 1.00 V, Time/Dip = 400 ns dan Vpp = 880 mV.
Dari percobaan BPF diatas didapat keluaran yang menunjukkan hasil yang
maksimum pada frekuensi 470 Hz karena gambar keluaran yang di dapat tanpa
distorsi. Dan faktanya Band pass filter akan meloloskan frekuensi yang berada
diantara frekuensi cut off dan menahan frekuensi lainya. Karena Band Pass Filter
akan meredam frekuensi yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi.

2.10 Kesimpulan
1. Filter adalah sebuah rangkaian tertentu yang dirancang agar dapat
melewatkan isyarat pada daerah frekuensi tertentu. Filtering memiliki
banyak kegunaan diantaranya mengurangi aliasing serta menyiapkan sinyal
untul proses lebih lanjut.
2. Band Pass Filter adalah sebuah alat yang melewati frekuensi dalam kisaran
tertentu dan menolak (attenuates) frekuensi di luar jangkauan.
3. Band pass filter (BPF) berfungsi meneruskan sinyal input yang berbeda
4.

diantara dua frekuensi tertentu saja.


Band Pass Filter akan meredam frekuensi yang terlalu rendah maupun
terlalu tinggi.

2.11 Saran
1. Pahami terlebih dahulu langkah kerja sebelum melakukan praktek
2. Periksa apakah alat atau modul yang akan digunakan dalam keadaan baik
dan layak digunakan atau tidak

22

3. Sebelum penggunaan osiloskop hendaknya dilakukan pengkalibrasian


terlebih dahulu
4. Mintalah bantuan instruktur jika mengalami kesulitan
5. Bersihkan ruangan dan alat setelah selesai melakukan praktek

BAB III
PENGUKURAN CATU DAYA DAN HIGH PASS FILTER (HPF)

3.1 Tujuan Pembelajaran


1.Capaian Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengukuran catu
daya HPF
2. Capaian Pembelajaran Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui dan mampu merangkai prinsip dan
tujuan dari rangkaian tersebut.
b. Mahasiswa mengetahui frekuensi input dan output dari rangkaian
HPF
c. Mahasiswa mengetahui parameter-parameter yang diukur/diamati

3.2 Dasar Teori

23

Catu daya adalah referensi ke sumber daya listrik. Perangkat atau sistem
yang memasok listrik atau jenis energi ke output beban atau kelompok beban
disebut power supply unit atau PSU. Catu daya berfungsi menyearahkan tegangan
AC menjadi tegangan DC yang teregulasi. Input jala-jala melalui transformator
diturunkan tegangan dan penyearah disearahkan menjadi tegangan searah DC.
Penyearah ini menggunakan dioda-dioda yang disusun sedemikian rupa atau
dengan dioda bridge yang memiliki input dan output. Untuk mendapatkan
keluaran DC yang baik,maka setelah disearahkan oleh penyearah,tegangan difilter
atau disaring untuk catu daya. Untuk catu daya yang menggunakan
regulator,biasanya digunakan filter kapasitor.

3.2.1 Pengenalan catu daya


Catu daya adalah referensi ke sumber daya listrik.perangkat atau sistem
yang memasok listrik atau jenis energi ke output beban atau kelompok beban
disebut power supply unit atau PSU.
Sebuah power Supply mungkin termasuk distribusi daya sistem serta
primer atau sekunder sumber daya energy seperti :
-

Aki
Baterai
Bahan bakar kimia dan bentuk lain dari penyimpangan

energy sistem
Generator atau alternator

Catu daya berfungsi menyearahkan tegangan AC menjadi tegangan DC


yang teregulasi. Input jala-jala melaui transformator diturunkan tegangan dan
penyearah disearahkan menjadi tegangan searah DC. Penyearah ini menggunakan
dioda-dioda yang disusun sedemikian rupa atau dengan dioda bridge yang
memiliki input dan output. Untuk mendapatkan keluaran DC yang baik,maka
setelah disearahkan oleh penyearah,tegangan difilter atau disaring untuk catu

24

daya. Untuk catu daya yang menggunakan regulator,biasanya digunakan filter


kapasitor.
Rangkaian penyearah biasanya output dari rangkain diberi suatu filter
kapasitor untuk menghilangkan riak sehingga diperoleh tegangan DC yang stabil.
Tegangan DC juga dapat diperoleh dari baterai. Dengan penggunaan baterai
ditawarkan sumber tegangan DC yang stabil dan portable namun dapat habis
tergantung kapasitas baterai tersebut.
Tegangan yang tersedia dari suatu sumber tegangan yang ada biasanya
tidak sesuai dengan kebutuhan.untuk itu diperlukan suatu regulator tegangan yang
berfungsi untuk menjaga agar tegangan bernilai kontstan pada nilai tertentu.
Regulator tegangan ini biasanya serupa IC dengan kode 78xx atau 79xx. Untuk
seri 78xx digunakan untuk regulator tegangan DC positif,sedangkan 79xx
digunakan untuk regulator DC negatif.Nilai xx menandakan tegangan yang akan
diregulasikan. Misalnya kebutuhan sistem adalah positif 5 volt, maka regulator
yang digunakan adalah 7805.IC regulator ini biasanya terdiri dari tiga pin yaitu
pin input,ground dan output. Dalam menggunakan IC ini tegangan input harus
lebih besar beberapa persen(tergantung pada data sheet) dari tegangan yang akan
diregulasikan.
Rangkaian elektronik pada umumnya membutuhkan tegangan DC (direct
current) dengan tegangan yang lebih rendah dibanding dengan tegangan jala-jala
yaitu 220 V AC.Sedangkan tegangan yang dipakai dalam rangkaian elektronik
biasanya hanya sekitar 3V sampai dengan 50V. untuk mendapatkan tegangan yang
rendah tersebut diperlukan suatu alat yang dapat mengubah tegangan dari AC
(Alternatif Current) menjadi tegangan DC sebesar tegangan yang dibutuhkan.
Catu daya pada umumnya terdiri dari empat bagian,yaitu traffo, penyearah,
kapasitor sebagai filter dan penghasil sinyal DC murni. Trafo dipergunakan untuk
mentransformasikan tegangan AC dari 220 V AC menjadi lebih kecil sehingga
bisa kita gunakan untuk rangkaian yang menggunakan tegangan yang rendah.
Kemudian komponen kedua setelah traffo adalah penyearah.penyearah terdiri

25

dari beberapa diode yang mengubah gelombang bolak-balik menjadi gelombang


searah,tetapi gelombang yang dihasilkan oleh penyearah belum menjadi
gelombang searah murni. Trafo dipergunakan untuk mentransformasikan tegangan
AC dari 220 V AC menjadi lebih kecil sehingga bisa kita gunakan untuk
rangkaian yang menggunakan tegangan yang rendah. Kemudian komponen kedua
setelah trafo adalah penyearah.penyearah terdiri dari beberapa diode yang
mengubah gelombang bolak-balik menjadi gelombang searah,tetapi gelombang
yang dihasilkan oleh penyearah belum menjadi gelombang searah murni. Untuk
mendapatkan

gelombang

searah

yang

murni

yang

baik

dan

konstan

diperlukannlah sebuah kapasitor dan kondesator. Dengan adanya kapasitor maka


gelombang yang dihasilkan disini berupa garis lurus dan rata
3.2.2 Penyearah Gelombang Penuh Dengan Dioda Bridge
Penyearah jembatan merupakan cara menyearahkan yang paling dikenal
karena ia menonjolkan puncak tegangan yang sama dengan penyearah setengah
gelombang dan mempunyai nilai rata-rata yang lebih tinggi daripada penyearah
gelombang penuh.
Perhatikan bahwa semua tegangan sekunder yang muncul melintasi tahanan
bab ini salah satu hal yang membuat penyearah jembatan lebih baik daripada
penyearah gelombang penuh, karena hanya setengah tegangan sekunder saja yang
mencapai keluaran. Lagipula,untuk membuat transformator yang disadap ditengah
menghasilkan tegangan yang sama disetiap setengah lilitan sekundernya cukup
sukar dan mahal.dengan menggunakan penyearah jembatan seorang perancang tak
perlu mencari sadapan tengah yang tepat penghematannya lebih besar daripada
biaya untuk tambahn dua buah dioda.
Selama setengah siklus positif D2 dan D3 mengalami prategangan
maju,selama setengah siklus negative D1 dan D4 mengalami prategangan maju
sehingga untuk kedua siklus tegangan beban mempunyai polaritas yang sama
karena arus mengalir dalam arah yang sama. Dengan mengabaikan tegangan ratarata pada diode,puncak tegangan beban adalah

26

Vout (puncak) = V2 (puncak)(1)


Karena keluaran jembatan adalah sinyal gelombang penuh,nilai rata-rata atau nilai
DC nya adalah :
Vdc = 0,636 Vout (puncak) .(2)

Gambar 3.1 Rangkaian Power Supply

3.2.3 Pengenalan HPF


High Pass Filter (HPF) berfungsi meneruskan sinyal diatas frekuensi cut
off sedangkan yang berada dibawah frekuensi cut off diredam (FcoH)
memperlemah tegangan keluaran untuk semua frekuensi dibawah frekuensi cut off
fc. Diatas fc, besarnya tegangan keluaran tetap. Garis penuh adalah kurva
idealnya,sedangkan kurva putus-putus menunjukkan bagaimana filter-filter high
pass yang praktis menyimpang dari ideal. Pengertian lain dari High Pass Filter
yaitu jenis filter yang melewatkan frekuensi tinggi serta meredam/menahan
frekuensi rendah. Bentuk respon HPF seperti ditunjukkan gambar dibawah ini.

27

Gamabar 3.2 Rangkaian dan Respon HPF

3..3 Gambar Rangkaian


Power Supply

Gambar 3.3 Rangkaian HPF

HPF

28

3.4 Prosedur Pengukuran


1. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan
2. Buat rangka pengukuran seperti gambar berikut:

Function Generator
(Input)

Power Supply
(Catu Daya)

HPF

Osiloskop
(Output)

Gambar 3.4 blok diagram HPF


3. Masukan Input 50 Hz dari Function generator
4. Ukur frekuensi dan tegangan VPP pada output rangkain diosiloskop
5. Ulangi langkah 2 dengan input 500 Hz, 5 KHz, 15 KHz, 50 KHz, 250
KHz, 620 KHz, 1,4 MHz .

29

3.5 Hasil Percobaan


Tabel 3.1 Hasil Percobaan dari Rangkaian HPF
N
O

Vin

Gambar Keluaran

Volt/Dip

Time/Dip

VPP

50 Hz

1V

10 ms

312 mV

500

2V

1 ms

2,16 V

Hz

30

1V

100 s

3,64 V

1V

40 s

3,76 V

1V

10 s

3,72 V

KHz

15
KHz

50
KHz

31

250

1V

2 s

1,96 V

KHz

620
7

KHz

1V

800 ns

880 mV

1,4

1V

400 ns

440 mV

MHz

3.6 Rangkuman

32

Catu

daya

pada

umumnya

terdiri

dari

empat

bagian

yaitu

traffo,penyearah,kapasitor sebagai filter dan pengahasil sinyal DC murni. Traffo


dipergunakan untuk mentransformasikan tegangan AC dari 220V AC menjadi
lebih kecil sehingga bisa kita gunakan untuk rangkaian yang menggunakan
tegangan yang rendah.kemudian komponen kedua setelah trafo adalah
penyearah.penyearah terdiri dari beberapa dioda yang mengubah gelombang
bolak-balik menjadi gelombang searah,tetapi gelombang yang dihasilkan oleh
penyearah belum menjadi gelombang searah murni. Untuk mendapatkan
gelombang searah yang murni yang baik dan konstan diperlukanlah sebuah
kapasitor dan kondesator. Dengan adanya kapasitor maka gelombang yang
dihasilkan disini berupa garis lurus dan rata.
High Pass Filter (HPF) berfungsi meneruskan sinyal diatas frekuensi cut
off sedangkan yang berada dibawah frekuensi cut off diredam (FcoH)
memperlemah tegangan keluaran untuk semua frekuensi dibawah frekuensi cut off
fc. Diatas fc, besarnya tegangan keluaran tetap. Garis penuh adalah kurva
idealnya, sedangkan kurva putus putus menunjukkan bagaimana filter-filter high
pass yang praktis menyimpang dari ideal.

3.7 Pertanyaan

33

1. Apa yang dimaksud dengan HPF ?


2. Bagaimana keluaran dari HPF tersebut ?
3. Pada Frekuensi berapa keluaran dari HPF menunjukkan hasil yang
maksimum ?
3.8 Jawaban Pertanyaan
1. HPF (High Pass Filter) adalah filter yang hanya melewatkan frekuensi
tinggi. yang berfungsi meneruskan sinyal di atas frekuensi cut off sedangkan
yang berada dibawah frekuensi cut off diredam (FcoH) memperlemah
tegangan keluaran untuk semua frekuensi dibawah frekuensi cut off fc.
2. Keluaran dari HPF, HPF akan memperlemah tegangan keluaran untuk semua
frekuensi dibawah frekuensi cut off dan tetap untuk tegangan diatas
frekuensi cut off.
3. Hasil maksimum pada HPF terlihat pada frekuensi 620 KHz tapi seharusnya
pada frekuensi paling tinggi yaitu 1,4 MHz

3.9 Analisa

34

HPF (High Pass Filter) adalah filter yang hanya melewatkan frekuensi
tinggi. yang berfungsi meneruskan sinyal di atas frekuensi cut off sedangkan yang
berada dibawah frekuensi cut off diredam (FcoH) memperlemah tegangan
keluaran untuk semua frekuensi dibawah frekuensi cut off fc. High Pass Filter
yaitu jenis filter yang melewatkan frekuensi tinggi serta meredam/menahan
frekuensi rendah.
Dalam percobaan yang telah dilakukan ini, dilakukan percobaan sebanyak
8 kali dengan frekuensi yang berbeda-beda yakni dari frekuensi yang terendah
sampai frekuensi yang tertinggi yang dimulai dari frekuensi 50 Hz, 500 Hz, 5
KHz, 15 KHz, 50 KHz, 250 KHz, 620 KHz, dan 1,4 MHz. Pada umumnya
keluaran yang maksimal itu dihasilkan pada frekuensi tertinggi yakni 1,4 MHz.
Namun pada percobaan ini keluaran yang lebih menunjukkan output keluaran
yang maksimal pada frekuesi 620 KHz, sedangkan pada frekuensi 1,4 MHz
gambar keluaran yang dihasilkan terdapat distorsi. Sedangkan pada faktanya kita
tahu bahwa High Pass Filter ini ialah frekuensi yang melewatkan frekuensi tinggi
dan pada frekuensi rendah sinyal akan diredam.
Secara praktek yang dilakukan tidak didapatkan hasil yang diinginkan, hal
ini sering terjadi pada praktek, mungkin hal ini terjadi karena adanya alat yang
digunakan tidak terlalu menghasilkan output yang maksimal lagi seperti
penggunaan osiloskop analog yang kini tidak terlalu berfungsi dengan baik seperti
dulu, atau bisa terjadi karena kesalahan dari praktikan, sehingga menghasilkan
keluaran yang tidak maksimal seperti fakta yang ada.

3.10 Kesimpulan

35

1. Filter adalah sebuah rangkaian tertentu yang dirancang agar dapat


melewatkan isyarat pada daerah frekuensi tertentu. Filtering memiliki
banyak kegunaan diantaranya mengurangi aliasing serta menyiapkan
sinyal untul proses lebih lanjut.
2. HPF (High Pass Filter) adalah filter yang hanya melewatkan frekuensi
tinggi. yang berfungsi meneruskan sinyal di atas frekuensi cut off
sedangkan yang berada dibawah frekuensi cut off diredam (FcoH)
memperlemah tegangan keluaran untuk semua frekuensi dibawah
frekuensi cut off fc.
3. High Pass Filter yaitu jenis filter yang melewatkan frekuensi tinggi serta
meredam/menahan frekuensi rendah.
3.11 Saran
1. Pahami terlebih dahulu langkah kerja sebelum melakukan praktek
2. Periksa apakah alat atau modul yang akan digunakan dalam keadaan baik
dan layak digunakan atau tidak
3. Sebelum penggunaan osiloskop hendaknya dilakukan pengkalibrasian
terlebih dahulu
4. Mintalah bantuan instruktur jika mengalami kesulitan
5. Bersihkan ruangan dan alat setelah selesai melakukan praktek

BAB IV
PENGUKURAN CATU DAYA DAN OP-AM
4.1 Tujuan Pembelajaran

36

1. Capaian pembelajaran umum


a. Mahasiswa mengetahui dan memahami pengukuran daya OP-AMP
2. Capaian pembelajaran khusus
a. Memahami dan mengetahui prinsip dan tujuan dari rangkaian tersebut
b. Dapat mengetahui frekuensi input dan output dari rangkaian OP-AMP
tersebut
c. Parameter-parameter yang diukur/diamati

yaitu frekuensi dan

tegangan
4.2 Dasar Teori
Penguat operational atau Op-Amp adalah rangkaian elektronik yang
dirancang dan dikemas secara khusus dengan menambahkan komponen luar
sedikit saja dapat dipakai untuk berbagai keperluan. Dengan teknologi rangkaian
terpadu (IC), Op-amp dibentuk dalam kemasan IC sehingga jauh lebih murah dan
luas pemakaiannya. Op-amp IC adalah piranti solid state yang mampu mengindera
dan memperkuat sinyal masukan baik DC maupun AC.
4.2.1 Pengenalan OP-AMP
Op-amp IC pada dasarnya terdiri atas tiga rangkaian dasar yakni, penguat
diferential impedansi masukan tinggi, penguat tegangan berpenguat tinggi dengan
pergeseran level dan penguat keluaran impedansi rendah (biasanya pengikut
emiter push-pull). Oleh karena catunya demikian, tegangan keluarannya dapat
berayun positif atau negatif terhadap bumi.

Karakteristik Op-amp yang terpenting adalah :


1. Impedansi masukan amat tinggi, sehingga arus masukan dapat diabaikan.
2. Penguat loop terbuka amat tinggi.
3. Impedansi keluaran amat rendah, sehingga keluaran penguat tidak
berpengaruh oleh pembebanan.

37

Simbol Op-amp standar dinyatakan dengan sebuah segitiga seperti tampak


pada gambar, terminal-terminal masukan pada bagian segitiga. Masukan
membalik dinyatakan dengan tanda minus (-). Tegangan DC atau AC yang
dikenakan pada masukan ini akan digeser fasanya 180 o pada keluaran. Masukan
tak membalik dinyatakan dengan positif (+). Tegangan DC atau AC yang
diberikan pada massukan ini akan sefasa tegangan keluaran. Terminal keluaran
diperlihatkan pada puncak segtiga, terminal-terminal catu dan kaki-kaki lainnya
untuk kompensasi frekuensi atau pengaturan nol diperlihatkan pada sisi atas dan
sisi bawah segitiga. Kaki-kak ini tidak selalu diperlihatkan dalam diagram
skematis, tetapi secara implisit sudah dinyatakan.
Tipa Op-amp atau nomor produk berada ditengah-tengah segitiga.
Rangkaian umum yang bukan menunjukkan Op-amp khusus memiliki simbolsimbol A1, A2 dan seterusnya atau OP1, OP2 dan seterusnya. Meskipun kita dapat
menggunakan Op-amp tanpa mengetahui secara tepat apa yang terjadi
didalamnya, tetapi akan lebih baik bila karakteristik kerjanya kita pahami dengan
mempelajari rangkaian internalnya.
Input (masukan) Op-amp seperti yang telah diketahui ada yang dinamakan
input inverting dan non-inverting. Op-amp memilik masukan tak membalik v+
(non-inverting), masukan membalik v- (inverting) dan keluaran v. Jika syarat
masukan dihubungkan dengan masukan membalik (v-), maka pada daerah
frekuensi tengah isyarat keluaran akan berlawanan fase (berlawanan tanda tangan
dengan isyarat masukan). Sebaliknya jika isyarat masukan dihubungkan dengan
masukan tak membalik (v+), maka isyarat keluaran akan sefase.
Op-amp ideal memiliki open loop gain (penguat loop terbuka) yang tak
terhingga besarnya. Seperti misalnya Op-amp LM741 yang sering digunakan oleh
banyak praktisi elektronika, memiliki karakteristik tipikal open loop gain sebesar
104~104. Penguatan yang sebesar ini membuat Op-amp menjadi tidak stabil, dan
penguatannya menjadi tidak teratur (infinte). Disinilah peran rangkaian
negativefeedback (umpan balik negatif) diperlukan, sehingga Op-amp dapat
dirangkai menjadi aplikasi dengan nilai penguatan yang terukur (finite).
Impedansi input op-amp ideal mestinya adalah tak terhingga, sehingga arus input

38

pada setiap masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan praktis, op-amp LM471


memiliki impedansi input Zin = 106 ohm. Nilai impedansi ini masih relatif sangat
besar sehingga arus input op-amp LM 471 mestinya sangat kecil.
Dalam lembar spesifikasi penguat operational, dapat ditemukan banyak
istilah-istilah yang berkaitan dengan kerja penguat operational. Beberapa istilah
dan definisinya antara lain :
a. m

:Margin fase, yaitu nilai absolut dari ingsut atau pergeseran fase

simple terbuka diantara terminal keluaran dan masukan pambalik pada


frekuensi dimana modulus penguatan simpal terbuka satu.
b. Am
: Margin bati, adalah timbal balikan darti nilai penguatan tegangan
simpal terbuka pada frekuensi terendah dimana ingsut fase simpal terbuka
sedemikian rupa sehingga keluaran sefase dengan masukan pembalik.
c. Av
: penguatan tegangan sinyal besar, yaitu nisbah dari ayunan
tegangan puncak ke puncak keluaran terhadap besar perubahan tegangan
masukan yang dibutuhkan.
d. BI
: lebar pita bati satuan (bahasa inggris : unity gain bandwith)
adalah rentang frekuensi dimana bati penguatan tegangan simpal terbuka
bernilai lebih dari satu.
e. Ci
: kapassitansi masukan, yaitu nilai kapasitansi diantara dua
terminal masukan dengan salah satu masukan dibumikan.
f. CMRR : nisbah penolakan ragam bersama (bahasa inggris : common-mode
rejection ratio) adalah nisbah atau perbandingan nilai penguatan dari selisih
tegangan listrik dalam penguatan ragam bersama (bahasa inggris : common
mode). Nilai ini diukur dengan cara menentukan nisbah perubahan pada
tegangan listrik masukan ragam bersama terhadap perubahan yang
dihasilkannya pada tegangan ofset.
g. GBW : darab lebar-pita bati (bahasa inggris : gain bandwith product)
adalah nilai hasil perkalian antara nilai penguatan tegangan simpal terbuka
dan frekuensi sinyal saat pengukuran tersebut.
h. Zic
: impedansi masukan ragam bersama, yaitu hasil penjumlahan
paralel impedansi terhadap sinyal kecil diantara tiap terminal masukan
i.

dengan bumi.
Zo
: impedansi keluaran, yaitu impedansi terhadap sinyal kecil
diantara terminal keluaran dengan bumi.

39

Gambar 4.1 SimbolPenguatoperasionalpadagambarsirkuitlistrik


Simbol penguat

operational pada rangkaian seperti pada gambar disamping,

dimana :

V+
VVout
Vs+
Vs-

: masukan non-pembalik
: masukan pembalik
: keluaran
: catu daya positif
: catu daya negatif

Catu daya pada notasi penguat operational sering kali tidak dicantumkan untuk
memudahkan penggambaran rangkaian.

Gambar4.2 Rangkaian Op-Amp

40

4.2.2 Prinsip dasar OP amp


Suatu amplifier dapat dikategorikan operasional jika memenuhi tiga karakteristik
utama, yakni :
1. Very high gain (200.000 kali)
2. Very high input impedance
3. Very low output impedance
Op-amp umumnya terdiri atas tiga stage atau amplifier yang dirangkai secara
escade. Ketiga stage itu masing-masing :
1. Differential amplifier
2. Voltage amplifier
3. Output amplifier
Differensial amplifier memiliki respon frekuensi yang sangat lebar dan
input impedance yang sangat tinggi. Voltage amplifier memberikan penguatan
yang sangat tinggi dan output amplifier memberikan output impedance yang
sangat rendah sehingga dapat mengeluarkan arus listrik yang besar terhadap
beban.

Gambar4.3 Prinsip Op Amp


4.2.3 Karakteristik Dasar OP-AMP
Penguat operasional merupakan penguat perolehan tingkat tinggi yang
sering disebut sebagai rangkaian terpadu linear dasar (atau lebih tepat analog),
yang sering difabrikasi dalam satu sampai empat unit serupa dalam satu kemasan.

41

Gambar 4.4 Rangkaiangantipenguatoperasional


Penguat OP-AMP mempunyai karakteristik ideal seperti berikut :
1. Resistansi masuk tak terhingga besar (rangkaian terbuka) akibatnya tidak
arus masuk kedua terminal masuk.
2. Resistansi keluaran Ro = 0
3. Perolehan tegangan Av tak terhingga. Tegangan keluaran Vo = -Av Vi
terhingga, (Vo<tak terhingga), sehingga Av tak terhingga berarti Vi = 0
4. Penguat Op-amp menanggapi semua frekuensi sama (lebar pita tak
terhingga)
5. Kalau V1 = V2 maka Vo = 0
4.2.4 Konfigurasi Op-amp
Tidak seperti amplifier konvensional, Op-amp mempunyai dua terminal
masukan, yakni : inverting input dan noninverting input yang massing-masing
ditandai dengan + dan -.
1. Inverting Konfiguration
Salah satu penggunaa Op-amp adalah sebagai penguat pembalik (inverting),
yaitu penguat yang keluarannya mempunyai tanda tegangan yang terbalik
dibandingkan dengan tanda tegangan masukan. Hal ini akan diakibatkan oleh apa
yang akan diuraikan sebagai berikut.

42

Gambar 4.5 (a) rangkaianpenguat, (b) rangkaianpengali


Dalam karakteristik Op-amp dikatakan bahwa salah satu sifat ideal Op-amp
adalah bahwa resistansi masuk tak terhingga besar. Akibatnya tidak ada arus,
masuk ke kedua terminal masuk. Dan semua arus hanya akan melewati R1 dan R2
seperti ditunjukkan pada gambar diatas. Disamping itu juga dikatakan bahwa
perolehan tegangan Av tak terhingga. Tegangan keluaran Vo = -Av Vi terhingga,
Vo<tak terhingga. Sehingga Av tak terhingga berarti Vi = 0, sehingga tegangan
dititik A dapat dikatakan nol (ground).

Gambar b menunjukkan rangkaian ganti yang jelas menunjukkan bahwa


Av = Vo/V1 = -R2/R1....................................................................(1)
Persamaan diatas menunjukkan bahwa perolehan penguatan tegangan pada
perbandingan tahanan paralel (R2) dan tahanan seri (R1) dari penguat tersebut.
Dari persamaan tersebut juga terlihat bahwa tanda tegangan keluaran Voter balik
dibandingkan dengan tanda tegangan masuk V1 karena ini penguat tersebut
dinamakan penguat pembalik (inverting). Jika signal dimasukkan diantara
terminal inverting input dan bumi sementara terminal non inverting input
dibumikan maka signal keluaran akan berlawanan fasa dengan signal masukan.

43

Gambar 4.6 Input dan output inverting configuration


2. Non Inverting Konfiguration
Kalau tegangan massukan tidak dimasukan lewat terminal pertama tetapi
langsung ke terminal kedua, yaitu sebesar V2, maka tegangan hasil penguatannya
Vo akan lain, tidak lagi terbalik tandanya. Pada gambar (b) ditunjukkan rangkaian
gantinya dengan memahami bahwa karena virtual ground (V1 = 0), maka
tegangan di titik A dianggap sama dengan V2, yakni VA = V2.

Gambar 4.7 (a) rangkaianpenguat, (b) rangkaianganti


Dari rangkaian ganti gambar (b) jelas bahwa :
Av = V0/VA = (R1+R2)/R1 = 1+(R2+R1).........................................(2)
Persamaan diatas menunjukkan baha perolehan dari penguatan ini selalu satu
lebih besar dari pada penguat pembalik (inverting) dan tanda tegangan hasil
penguatan tidak terbalik. Karena itu, penguat ini dinamakan pembalik (noninverting). Seperti hasilnya pada penguat pembalik diatas, dari persamaan diatas
menunjukkan bahwa perolehan penguat bukan pembalik juga hanya tergantung
pada perbandingan tahanan paralel dan tahanan seri (R1) dari penguat tersebut.

44

Sebaiknya jika signal dimasukkan diantara terminal non-inverting input dan


bumi sementara terminal inverting input dibumikan maka signal keluaran sefasa
dengan signal masukkan.

Gambar 4.8 Input dan output non inverting configuration

4.3.5

Rangkaian percobaan

45

Gambar 4.9 Rangkaian Percobaan OP-AMP

4.4 Prosedur Pengukuran


1. Siapkan semua peralatan yang dinutuhkan
2. Buat rangka pengukuran seperti gambar berikut :
Function Generator
(Input)

46

Power Supply
(CatuDaya)

Op-Amp

Osiloskop
(Output)

Gambar 4.10 Blok Diagram Op-Amp

6.

3. Masukkan input 15 Khz dari function generator


4. Ukur frekuensi dan tegangan Vpp pada output rangkaian di osiloskop
5. Ulangi langkah 2 dengan input yang berbeda
Lihat percobaan outputnya dengan input pada langkah 2

4.5 Hasil Percobaan


Tabel 4.1 hasil percobaan dari rangkaian OP-AMP Inverting
Vin

GambarKeluaran

Volt/Dip

Time/Di
p

Vpp

47

15 Hz

5.00 V

10.0
s

800
mV

25 Hz

5.00 V

2.00
s

800
mV

150 Hz

5.00 V

4.00 ms

2.80 V

470 Hz

5.00 V

1.00 ms

2.80 V

4,5 kHz

5.00 V

100
s

2.80 V

48

6,6 kHz

5.00 V

100
s

2.80 V

55 kHz

5.00 V

10.0
s

2.60 V

800 kHz

5.00 V

4.00
s

1.40 V

995 kHz

5.00 V

4.00
s

1.20 V

2.00
s

800
mV

2 MHz
5.00 V

49

Tabel 4.2 hasil percobaan dari rangkaian OP-AMP Non Inverting


Vin

Gambar Keluaran

Volt/Dip

Time/Dip

Vpp

50

15 Hz

5.00 V

4.00

800 mV

25 Hz

5.00 V

4.00

800 mV

150 Hz

5.00 V

4.00 ms

11.4 V

470 Hz

5.00 V

1.00 ms

11.2 V

51

4,5 kHz

5.00 V

100

10.8 V

6,6 kHz

5.00 V

100

10.8 V

55 kHz

2.00 V

10.0

5.84 V

800 kHz

500 mV

400 ms

500 mV

52

995 kHz

500 mV

2 MHz
500 mV

400 ms

420 mV

300 mV

4.00

4.6 Rangkuman
Salah satu penggunaan Op-amp adalah sebagai penguat pembalik
(inverting), yaitu penguat yang keluarannya mempunyai tanda tegangan yang
terbalik dibandingkan dengan tanda tegangan masukan.
Sebaliknya jika signal dimasukkan diantara terminal noninverting input dan
bumi sementara terminal inverting input dibumikan maka signal keluaran sefasa
dengan signal masukkan.

4.7 Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan OP-AMP ?

53

2. Bagaimana keluaran dari OP-AMP tersebut ?


3. Pada frekuensi berapa keluaran dari OP-AMP menunjukkan hasil yang
maksimum ?
4.8 Jawaban Pertanyaan
1. Operational Amplifier (Op-Amp) adalah salah satu rangkaian komponen
analog terintegrasi (IC) yang sering digunakan dalam berbagai kebutuhan
perancangan rangkaian elektronika.
2. Pada op-amp inverting, sinyal masukannya dibuat melalui input inverting,
dan fase keluaran dari penguat inverting ini akan selalu berbalikan dengan
inputnya. Sedangkan untuk op-amp non inverting, sinyal masukannya
dibuat melalui input non inverting, dengan demikian tegangan keluaran
rangkaian ini akan satu fasa dengan tegangan inputnya. Berikut contoh
sinyal keluaran dari op-amp.

Sinyal keluaran op-amp inverting


inverting
Pada frekuensi 150 Hz

Sinyal keluaran op-amp non


pada frekuensi 150 Hz

3. Pada op-amp inverting gelombang terbaik didapat pada frekuensi 150 Hz


dan op-amp non inverting gelombang terbaik didapat pada frekuensi 150
Hz.

54

4.9 Analisa
Pada percobaan ini, kami melakukan pengukuran catu daya dan OP-AMP.
Seperti yang kita ketahui Penguat Operational atau Op-Amp adalah rangkaian
elektronik yang dirancang dan dikemas secara khusus dengan menambahkan
komponen luar sedikit saja dapat dipakai untuk berbagai keperluan. Dengan
teknologi rangkaian terpadu (IC), Op-amp dibentuk dalam kemasan IC sehingga
jauh lebih murah dan luas pemakaiannya. Op-amp IC adalah piranti solid state
yang mampu mengindera dan memperkuat sinyal masukan baik DC maupun AC.
Seperti yang kita ketahui, input Op-Amp memiliki 2 masukan yaitu yang
dinamakan input Inverting dan Non-Inverting. Pada Op-Amp, masukan tak
membalik v+ (non-inverting), masukan membalik v- (inverting) dan keluaran v.
Jika syarat masukan dihubungkan dengan masukan membalik (v-), maka pada
daerah frekuensi tengah isyarat keluaran akan berlawanan fase (berlawanan tanda
tangan dengan isyarat masukan). Sebaliknya jika isyarat masukan dihubungkan
dengan masukan tak membalik (v+), maka isyarat keluaran akan sefase.
Pada Percobaan inverting, penguat yang keluarannya mempunyai tanda
tegangan yang terbalik dibandingkan dengan tanda tegangan masukan. Jika signal
dimasukkan diantara terminal inverting input dan bumi sementara terminal non

55

inverting input dibumikan maka signal keluaran akan berlawanan fasa dengan
signal masukan Seperti gambar di bawah ini.

Sedangkan pada percobaan Non-Inverting, jika signal dimasukkan diantara


terminal non-inverting input dan bumi sementara terminal inverting input
dibumikan maka signal keluaran sefasa dengan signal masukkan seperti gambar
dibawah ini.

Pada percobaan pengukuran catu daya dan Op-Amp ini, frekuensi yang
menunjukkan hasil yang maksimum pada input Inverting yaitu pada frekuensi 150
Hz, sedangkan untuk input yang maksimum pada Non-Inverting yaitu pada
frekuensi 150 Hz.

56

57

4.10 Kesimpulan
1. Salah satu penggunaan Op-amp adalah sebagai penguat pembalik
(Inverting) dan penguat tak mebalik (Non-Inverting)
2. Penguat pembalik (inverting) yaitu penguat yang

keluarannya

mempunyai tanda tegangan yang terbalik dibandingkan dengan tanda


tegangan masukan.
3. Penguat tak membalik (Non-Inverting) yaitu jika signal dimasukkan
diantara terminal non-inverting input dan bumi sementara terminal
inverting input dibumikan maka signal keluaran sefasa dengan signal
masukkan.
4. Keluaran maksimum pada inverting adalah pada frekuensi 150 Hz,
sedangkan pada Non-inverting di frekuensi 150 Hz.
4.11 Saran
1. Pahami terlebih dahulu langkah kerja sebelum melakukan praktek
2. Periksa apakah alat atau modul yang akan digunakan dalam keadaan baik
dan layak digunakan atau tidak
3. Sebelum penggunaan osiloskop hendaknya dilakukan pengkalibrasian
terlebih dahulu
4. Mintalah bantuan instruktur jika mengalami kesulitan
5. Bersihkan ruangan dan alat setelah selesai melakukan praktek

BAB V

58

Analog to Digital Converter (ADC)


5.1 Tujuan Pembelajaran
1. Untuk memahami teori operasi analog ke digital
2. Untuk memahami teori operasi dan karakteristik
ADC0804 dan ADC0809
3. Untuk melaksanakan analog ke digital dengan
menggunakan ADC0804 dan ADC0809
5.2 Dasar Teori
Secara umum, sinyal kontinyu yang kita ukur tegangan
atau

arus

disebut

sinyal

analog.

Jika

perangkat

dapat

mengkonversi sinyal analog ke sinyal digital, maka kita sebut


perangkat ini analog ke digital converter (ADC). ADC dapat
mengurangi efek noise dengan menggunakan teknik coding. ADC
memiliki fungsi debungging. Di sisi lain, sebuah sinyal digital juga
dapat

dengan

mudah

disimpan.

Berikutnya

kita

akan

mendiskusikan tentang teori dasar dari analog ke digital.


5.2.1 Operasi Teori ADC
Gambar 5.1 adalah kurva karakteristik dari 3-bit analog ke
digital yang ideal. Rentang input analog adalah dari 0V ke 1V.
Kita dapat membagi sinyal input ke dalam 8 rentang, pada
eachrange semua nilai analog menggunakan kode biner yang
sama untuk mewakili, dan kode biner ini sesuai dengan
pertengahan nilai. Oleh karena itu selama pengolahan converter,
terdiri

dari

ketidakpastian

2/1

setidaknya

kuantisasi

atau

sedikit

kuantisasi

signifikan
error,

dan

(LSB)
juga

termasuk converter sebelumnya yang hasthe kesalahan analog.

59

Maka semua kesalahan terdiri dari nilai error dari ADC. Salah satu
metode untuk mengurangi kesalahan kuantisasi adalah untuk
meningkatkan jumlah bit dari konverter.
Nilai kuantisasi (Q) berarti ketika perubahan keluaran
digital 1 LSB, nilai tegangan input yang diperlukan juga berubah,
ekspresi adalah
Q=

FS
1
= n
n
2 1 2

(5-

1)
Dimana FS adalah skala, nilai-nilai sama dengan [(2n-1) /
2n], 2n didefinisikan sebagai resolusi, di mana n adalah ADC
keluaran digital bit, sehingga ketika besar nilai n, semakin tinggi
resolusinya. Secara umum, manual teknis ADC mendefinisikan
resolusi bit. Misalnya, resolusi ADC0804 adalah 8 bit.
Metode konversi untuk analog ke digital berbagai, biasanya
mereka dapat dibagi sebagai metode konversi A / D digital-jalan
ADC, berturut-turut pendekatan ADC, flash ADC dan pelacakan
ADC. Dalam bab ini, hanya thesuccessive pendekatan ADC
dibahas, karena itu, kita akan membahas tentang teori operasi
berturut pendekatan ADC.

60

Gambar 5.1 Bentuk gelombang yang ideal dari analog ke


digital
Gambar 5.2 adalah diagram blok berturut-turut ADC
pendekatan, yang disediakan dengan resolusi 8-bit. Ketika kita
masukan sinyal analog, sampel-dan-terus, S & H sirkuit akan
menangkap Vin sinyal untuk menghindari perubahan sinyal
selama periode konversi. Pada saat ini, logika kontrol akan
menyimpan semua bit dan beristirahat untuk "0", diikuti dengan
bit yang paling signifikan, MSD D7 diatur ke "1". Dengan
demikian, tegangan output dari DAC adalah
V ( D )=2

n1

x Q=2

n1

V ref

1
= V ref
2
2
n

(5-2)

61

Gambar 5.2 Dasar Blok Diagram berturut pendekatan ADC


Tegangan ini adalah setengah dari tegangan referensi Vref.
jika tegangan input Vin lebih tinggi dari V (D), maka D7 tetap di
"1", jika tidak alter untuk "0". Berikutnya, membuat kedua bit D6
"1",

setelah

melewati

pikir

DAC

kemudian

mendapatkan

tegangan output V (D), pada saat ini membandingkan V baru (D)


dan Vin, jika Vin lebih tinggi dari V (D), dari D6 tetap pada " 1
"jika mengubah ke" 0 ". Demikian pula untuk orang lain sampai
perbandingan

D7

ke

D0

telah

selesai,

maka

kita

dapat

memperoleh D7 lengkap untuk D0 telah selesai, maka kita dapat


memperoleh D7 D0 untuk keluaran lengkap digit.

5.2.2 ADC0804 Analog to Digital Converter


ADC0804 adalah paket DIP 20-pin dengan 8-bit resolusi
tunggal saluran IC. Rentang tegangan input analog adalah dari
0V ke 5V dengan 5V power supply tunggal, 15 mW waktu
konsumsi daya. Sebagai hasil dari IC ini berisi resolusi 8-bi,
sehingga memiliki 28 = 256 langkah kuantisasi, jika tegangan
referensi 5V, setiap langkah akan 5/256 = 0,01953V. Kesalahan

62

disesuaikan dari ADC0804 adalah 1LSB, yang 0,01953 V, yang


meliputi kesalahan skala penuh, offset kesalahan dan kesalahan
non-linearitas.
Gambar 5.3 menunjukkan pin diagram ADC0804. Pada
gambar 7-3, D0 untuk D7 dari ADC0804 adalah 8-bit pin output,
ketika CS dan RD rendah, data digital akan dikirim ke pin output.
Jika ada pin CS dan RD yang tinggi, maka D0 untuk D7 berada
dalam kondisi mengambang.

Gambar 5.3 pin diagram ADC0804


WR adalah sinyal menulis kontrol, ketika CS dan WR
rendah, ADC0804 akan melakukan tindakan yang jelas, ketika
WR punggung ke tinggi, ADC akan memulai konversi. CLK IN (pin
4) adalah input jam. Rentang frekuensi mulai dari 100 kHz
sampai 800 kHz. Selama periode konversi, INTR adalah pada
tingkat tinggi dan kemudian setelah konversi selesai, INTR akan
setelah ke rendah. Pin 6 Vin (+) dan pin 7 Vin (-) adalah sinyal
input analog diferensial, biasanya digunakan terminal input

63

tunggal dan Vin (-) terhubung ke tanah. ADC0804 memiliki dua


terminal tanah, satu adalah tanah analog (A GND) dan satu lagi
adalah tanah digital (D GND). Pin 9 (Vref / 2) adalah tegangan
referensi, jika pin 9 mengambang, maka tegangan referensi
sama dengan tegangan listrik Vcc. ADC0804 memiliki built-in
Schmitt

memicu

seperti

pada

gambar

7-4.

Jika

kita

menambahkan resistor dan kapasitor pada CLK R (pin 19) dan


CLK IN (pin 4), kita dapat menghasilkan waktu operasi ADC, di
mana frekuensi

f CLK

1
1.1 x RC

(Hz)

(7-3)

Oleh karena itu, kita tidak perlu masukan sinyal clock


eksternal untuk terminal CLK IN. Kita dapat menentukan sinyal
clock oleh R ekternal dan C melalui pin 4 dan pin 19.
Gambar 7-5 adalah diagram sirkuit dari ADC0804 analog ke
digital inverter, berbagai masukan sinyal analog dikendalikan
oleh VR2 masukan melalui terminal Vin(+) dan di waktu yang
sama, Vin (-) adalah sirkuit pendek. Vref/2 disediakan oleh R1, R2
and VR1. C1 and R3 digunakan untuk mengontrol sirkuit clock,

CS
dan
biarkan

RD

WR

adalah sirkuit pendek, sehingga IC aktif lalu


dan

INTR

mensimulasikan sinyal kontrol.

tersambung

ke

SW1

untuk

64

65

5.2.3 ADC0809 analog ke digital


ADC0809 adalah paket DIP 28-pin, yang memiliki resolusi
8-bit dan 8-channel multiplexer IC. beroperasi dengan 5 V power
supply tunggal, rentang tegangan input analog adalah dari 0 V ke
5 V dan konsumsi daya 15 mW.

Multiplexer 8-channel dapat

lansung mengakses sinyal analog 8-single ended. Dengan


resolusi 8-bit, ADC0809 memiliki

28

= 256 langkah kuantisasi.

Oleh karena itu, Untuk tegangan kondisi power supply 5V, setiap
langkah adalah 5 V/256, jadi nilai kuantisasi (Q) adalah 0.01953
V. Jadi 00000000

(00H) mewakili 0.00V dan 11111111 (FFH)

mewakili (255/256) x 5 = 4.9805 V. Kesalahan disesuaikan

LSB, yang sama dengan 0.01953 V dimana mengandung


kesalahan skala penuh, offset error, kesalahan non-linearitas dan
kesalahan multiplexer. ADC0809 membutuhkan kelompok sinyal
input jam untuk beroperasi, rentang frekuensi sinyal clock
dimulai dari 10 kHz 1280 kHz. Pada 640 jam kHz frekuensi, khas
waktu konversi adalah 100 mikrodetik.
Gambar 5.6 adalah pin diagram ADC0809. Pada gambar 76, pin ADC0809 5,4,3,2,1,28,27 dan 26 adalah 8 port input, yang
IN7 untuk IN0. PIN 21,20,19,18,8,15,14 dan 17 adalah port
output, yang D7 ke D0 dan pin 10 adalah port input jam. Pin 11
adalah catu daya port input Vcc dan pin 12 adalah tegangan
referensi positif Vref (+) port input. Biasanya, pin 11 dan 12
dihubungkan bersama-sama. Pin 13 didasarkan dan pin 16
adalah tegangan referensi Vref negatif (-) port input yang
biasanya menghubungkan ke tanah pin 13. Pilihan saluran

66

dikendalikan oleh pin 25,24 dan 23 yang ADD A, B dan ADD ADD
C. Jika kita pilih pin 26 (IN0) sebagai port input, kemudian
menghubungkan 23,24 dan 25 ke tanah.
ADC0809

dapat

dengan

mudah

terhubung

dengan

mikroprosesor, di mana pin 6 (START), pin 7 (akhir coversion,


EOC), pin 9 (output memungkinkan, OE) dan pin 22 (alamat latch
memungkinkan, ALE) biasanya digunakan untuk mengontrol ADC
dan jam dan data konversi mikroprosesor. Ketika konversi
ADC0809 selesai, EOC dapat mengaktifkan central processing
unit (CPU). Ketika CPU siap untuk menerima data, maka akan
mengaktifkan

pin

memungkinkan
melanjutkan

EO

ALE

konversi

dan
dan

membaca
START,

berikutnya.

data.

Setelah

membiarkan
Jika

di

bawah

itu

ADC0809
kondisi

menggunakan input multi-channel, pin 23 (ADD C), 24 (ADD B)


dan 25 (ADD A), ALE dan MULAI harus diatur selama periode
memungkinkan.

Gambar 5.6 Diagram Pin dari ADC0809

67

Gambar 5.7 Diagram sirkuit dari ADC0809 analog ke

digital converter
Gambar 5.7 adalah diagram sirkuit dari ADC0809 analog ke
digital converter, yang EOC (pin 7) sinyal keluaran adalah sinyal
input MULAI dan ALE dan CLK sinyal keluaran adalah sinyal clock.
Jangkauan sinyal input port input analog Ino ditentukan oleh VR1.
The IN1 untuk IN7 rentang sinyal input ditentukan oleh R1 untuk
R7, yang merupakan kelompok resistor networks.The pilihan
saluran dikendalikan oleh SW1, SW2, SW3. Kami menggunakan
LED untuk mewakili output digital, oleh karena itu, LED "pada"
mewakili "1" dan LED "off" mewakili "0". Kecerahan LED
tergantung pada saat mengikuti melalui, sehingga hal itu
berkaitan dengan serial resistor pack.

68

5.3 Prosedur Percobaan


Percobaan 1: ADC0804 analog ke digital
1 Lihat mencari 5.5 atau DACT-17200-04 modul, biarkan J1
sirkuit terbuka.
2 Sesuaikan VR1 dan menggunakan tegangan meter digital
untuk mengukur tegangan vref / 2 terminal input (pin 9),
kemudian menyesuaikan VR1 sampai Vref / 2 tegangan
input terminal adalah 2,5 V. Pada saat ini, berbagai
masukan tegangan analog ADC0804 dimulai 0V untuk 5 v.
3 Adjust VR2 sehingga tegangan input dari terminal
masukan sinyal analog (yang pin 6) adalah 0 v.
4 Let J1 sirkuit pendek dan terhubung ke ground.Then
mempertahankan

output

signal.Observe

digital

pada

perubahan LED, LED "ON" mewakili "1", LED "dari"


mewakili "0", akhirnya mencatat hasil diukur dalam tabel
5.1.
5 membiarkan J1 rangkaian terbuka, output digital akan
bervariasi dari sinyal input analog.
6 Sesuaikan VR2, sehingga tegangan input dari analog
terminal masukan sinyal mirip dengan nilai-nilai dalam
tabel 5.1, kemudian ulangi langkah 4 dan langkah 5.
Percobaan 2: ADC0809 analog ke digital
1 Lihat mencari 5.7 atau DACT-17200-04 modul.

69

2 Dari terminal masukan CLK, masukan 120 frekuensi LHz, 1


v amplitudo dan gelombang persegi dengan 1 v offset
(yaitu tinggi 2 v, rendah 0 v).
3 Biarkan SW3, SW2 dan SW1, beralih ke GND (menekan
saklar geser), pada saat ini, sinyal analog dimasukkan dari
input IN0.
4 Sesuaikan VR1 sehingga tegangan input dari analog sinyal
input terminal IN0 adalah mirip dengan nilai-nilai dalam
tabel 5.2.
5 Perhatikan pada perubahan dari LED, LED "pada" mewakili
"1", LED "off" mewakili "0", catatan hasil diukur dalam
tabel 5.2.
6 Hitung tegangan output dari terminal input IN1, untuk IN7,
kemudian mencatat hasil diukur dalam tabel 5.3.
7 Lihat tabel 5.3, dengan menggunakan SW3, SW2 dan SW1,
pilih terminal input yang berbeda (IN1 untuk IN7) sebagai
input analog.
8 Perhatikan pada perubahan dari LED, kemudian mencatat
hasil diukur dalam tabel 5.3.

70

5.4 Hasil Percobaan


Tabel 5.1 Hasil pengukuran dari input ADC0804 single
channel.

Output Digital
Input
Tegangan

Hasil Ideal

Hasil Percobaan Hasil Percobaan


(Short Circuit)

(Open Circuit)

Digit Biner

Digit Biner

0.0

00000000

00000000

0.5

00000000

01011000

1.0

00000000

00101100

1.5

00000000

00110010

2.0

00000000

10100110

2.5

00000000

01111110

3.0

00000000

00011001

Analog (V)
Digit Biner

71

3.5

00000000

00001101

4.0

00000000

11010011

4.5

00000000

01000111

5.0

00000000

00011111

Tabel 5.2 Hasil pengukuran dari input ADC0809 single


channel.
Input Tegangan
Analog (V)
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
5.0

Output Digital
Hasil Ideal
Hasil Percobaan
Digit Biner
Digit Biner
00000000
01011000
00101100
01110010
10010110
10000001
11011001
01101101
00001011
10010111
11111111

72

Tabel 5.3 Hasil pengukuran dari input ADC0809 Multi


channel.

SW3

SW2

SW1

Input Analog (Nilai Ideal)

Output Digital ( Hasil


Percobaan)

Input

Tegangan (V)

Digit Biner

Termina
l
GND

GND

+5V

IN1

5V

11011011

GND

+5V

GND

IN2

5V

11101101

GND

+5V

+5V

IN3

5V

01001001

+5V

GND

GND

IN4

5V

01110110

+5V

GND

+5V

IN5

5V

10010010

+5V

+5V

GND

IN6

5V

10100100

+5V

+5V

+5V

IN7

5V

00000000

5.5 Pertanyaan
1 Pada gambar 5.5, apa tujuan dari R3 dan C1?
2 Pada gambar 5.7, apa tujuan dari SW1, SW2, SW3?

73

Pada Percobaan 1, apa yang dimaksud dengan non-

adjustable error pada ADC0804?


Pada Percobaan 2, apa yang dimaksud dengan nonadjustable error pada ADC0809?

5.6 Jawaban Pertanyaan


1 Pada Gambar 5.5 adalah diagram sirkuit dari ADC0804
analog ke digital inverter, tujuan dari C1 and R3 adalah
digunakan untuk mengontrol sirkuit clock.
2 Gambar 5.7 adalah diagram sirkuit dari ADC0809 analog ke
digital converter, pada SW1, SW2, SW3 adalah sebagai
Switch, yakni mengendalikan pilihan saluran, jika keatas
adalah +5V dan kebawah adalah GND.
3 Non-adjustable error dari ADC0804 pada percobaan 1
adalah 1LSB, yang 0,01953 V, yang meliputi kesalahan
skala penuh, offset kesalahan dan kesalahan non-linearitas.
4 Non-adjustable error dari ADC0809 pada percobaan 2
adalah

1 LSB, yang sama dengan 0.01953 V dimana

mengandung

kesalahan

skala

penuh,

offset

kesalahan non-linearitas dan kesalahan multiplexer.

5.7 Analisa

error,

74

Pada percobaan ini kami melakukan pengukuran tentang


pengkonversian sinyal analog ke digital, dengan menggunakan
ADC0804 dan ADC0809. Metode konversi untuk analog ke digital
biasanya dapat dibagi sebagai metode konversi A / D digital-jalan
ADC, pendekatan berturut-turut ADC, flash ADC dan pelacakan
ADC.
Pada percobaan rangkaian ADC0804 analog ke digital
(Gambar 5.5), berbagai masukan sinyal analog dikendalikan oleh
VR2 masukan melalui terminal Vin(+) dan di waktu yang sama,
Vin (-) adalah sirkuit pendek. Vref/2 disediakan oleh R1, R2 and

VR1. C1 and R3 digunakan untuk mengontrol sirkuit clock, CS


dan

WR

RD
dan

adalah sirkuit pendek, sehingga IC aktif lalu biarkan

INTR

tersambung ke SW1 untuk mensimulasikan

sinyal kontrol. Pada percobaan ini juga dibandingkan keluaran


antara short circuit dan open circuit, dan hasil yang di dapat
bahwa pada rangkaian dengan short circuit di J1 (input tegangan
analognya sama) output bilangan binernya atau perubahan LEDnya adalah 00000000 sedangkan untuk rangkaian open circuit
outpunya dapat kita lihat pada tabel 5.1. Pada diagram sirkuit
dari ADC0804 analog ke digital inverter, tujuan dari C1 and R3
adalah digunakan untuk mengontrol sirkuit clock.
Pada percobaan rangkaian ADC0809 analog ke digital,
pada diagram sirkuit dari ADC0809 analog ke digital converter

(Gambar 5.7) , yang EOC (pin 7) sinyal keluaran adalah sinyal


input MULAI dan ALE dan CLK sinyal keluaran adalah sinyal clock.
Jangkauan sinyal input port input analog Ini ditentukan oleh VR1.
Pada gambar diagram sirkuit dari ADC0809 analog ke digital

75

converter (Gambar 7-7), pada SW1, SW2, SW3 adalah sebagai


Switch, yakni mengendalikan pilihan saluran, jika keatas adalah
+5V dan kebawah adalah GND. Output dari rangakaian ini dapat
dilihat pada tabel 5.2.
Dengan menggunakan rangkaian ADC0809 multi channel,
jangkauan sinyal input dari IN0 port input analog ditentukan oleh
VR1. Lalu angkauan sinyal input IN1 sampai IN7 ditentukan oleh
R1 sampai R7, yang merupakan kelompok resistor networks. Lalu
pilihan

saluran

dikendalikan

oleh

SW1,

SW2,

SW3.

Kami

menggunakan LED untuk mewakili output digital, oleh karena itu,


LED "pada" mewakili "1" dan LED "off" mewakili "0". Kecerahan
LED tergantung pada saat mengikuti melalui, sehingga hal itu
berkaitan dengan serial resistor pack. Untuk ouput dari rangkaian
multi channel ini dapat dilihat perubahan LED-nya atau bilangan
binernya yaitu pada tabel 7-3.

76

5.8

Kesimpulan
1 Pada Gambar diagram sirkuit dari ADC0804 analog ke
digital inverter,

tujuan dari C1 and R3 adalah digunakan

untuk mengontrol sirkuit clock.


2 Pada Gambar diagram sirkuit dari ADC0809 analog ke
digital converter, pada SW1, SW2, SW3 adalah sebagai
Switch, yakni mengendalikan pilihan saluran, jika keatas
adalah +5V dan kebawah adalah GND.
3 Metode konversi untuk analog ke digital biasanya dapat
dibagi sebagai metode konversi A / D digital-jalan ADC,
pendekatan berturut-turut ADC, flash ADC dan pelacakan
ADC.
5.9 Saran
1 Sebelum melakukan percobaan hendaknya memahami
materi dan cara kerja rangkaian terlebih dahulu
2 Hendaknya melakukan pengecekan terhadap alat atau
modul yang akan digunakan, apakah masih dalam keadaan
baik atau tidak
3 Lakukan pengukuran dengan benar dan teliti
4 Jika mengalami kesulitan hendaknya bertanya kepada
dosen pembimbing atau instruktur

77

BAB VI
Digital to Analog Converter
(DAC)

6.1 Tujuan Pembelajaran


1. Untuk memahami teori dasar dari digital to analog Converter
2. Untuk memahami Penggunanan dan Karakteristik dari DAC0800
3. untuk menghasilkan tegangan analog unipolar dan bipolar dengan
menggunakan DAC0800

6.2 Dasar Teori


Digital to Analog Converter (DAC) adalah alat yang mengubah sinyal
digital ke sinyal analog. kita biasanya menyimpan sinyal digital dalam Media
transmisi. DAC mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog pada suatu orde
untuk mengontrol tampilan data atau pemrosesan sinyal analaog yang
berlangsung.Sebagai contoh, dari sistem komunikasi digital, ketika penerima
menerima modulasi sinyal digital, lalu melalui demodulator dan decoder, kita
akan memperoleh sinyal digital, dan ikuti dengan menggunakan DAC untuk
mengubah sinyal digital ini menjadi sinyal analog. Selanjutnya kita akan diskusi
teori dasar dari DAC.

78

6.2.1 Teori dasar dari Digital to Analog Converter


Pada dasarnya, DAC adalah code digital yang mewakili untuk mengubah
nilai tegangan atau arus digital menjadi analog. Gambar 6.1(a) adalah daftar dari
code binary 4-bit DAC, terminal input digital D 3,D2,D1 dan D0 dimanipulasi oleh
register dalam sistem digital. kode 4-bit mewakili 2 4=16 kelompok 2 nilai biner,
seperti yang ditunjukkan pada gambar 6.1 (b). Untuk setiap input code binary,
DAC akan mengeluarkan tegangan (Vout), yang Duakali atau lebih darinilai
biner.menurut teori ini, tegangan output analog Vout dan nilai input digital biner
yaitu setara. Jika output DAC adalah arus, Iout dari teori adalah sama.

(a)

D3

D2

D1

D0

VOUT

D3

D2

D1

D0

Vout

10

11

12

13

14

15

(b)

79

Gambar 6.1 (a) Code binary 4-bit DAC; (b) Tabel kebenaran

Gambar 6.2 Blok Diagram dasar dari DAC

Gambar 6.2 adalah Blok diagram dasar dari DAC. Tegangan acuan(Vref)
terhubung ke jaringan resistor,kode input digital digunakan untuk mengontrol
swith yang berbeda dan memutuskan apakah Vref terhubung dengan jaringan
resistor atau tidak. biasanya, output analog DAC diwakili oleh arus, jika kita ingin
mendapatkan tegangan output, kita perlu untuk menghubungkan ke amplifier.
Pada jaringan resitor memiliki arti struktur dari rangkain DAC . sirkuit
yang paling umum adalah pembobotan biner converter resistor dan R-2R jaringan
jenjang resistor, tetapi kelemahan dari biner-tertimbang resistor converter, nilai
resistor besar. karena permintaan akurasi yang tinggi, nilai kisaran resistor macam
ini sulit untuk diterapkan, terutama untuk pelaksanaan integrated circuit(IC), yang
merupakan masalah besar. tapi untuk jaringan ladder resistor R-2R, itu hanya
perlu dua nilai resistor, yang R dan 2R resitor. nilai-nilai resistor sederhana dan
dua kali ralat, oleh karena itu,mudah untuk menerapkan di integrated circuit(IC).
bab ini menggunakan jaringan resistor ladder, oleh karena itu, kita akan
membahas teori R-2R jaringan ladder resitor dibagian berikutnya.

80

Gambar 6.3 Diagram Rangkaian dari DAC dengan 4-bit R-2R jaringan
ladder resistor

Gambar 6.3 adalah gambar rangkaian dari DAC dengan 4 bit R-2R resistor
yang terhubung secara paralel, karakteristik dari rangkaian ini tidak terlalu penting
dan besaran impedansi antar A, B, C, D selalu sama.

Berdasarkan beberapa

karakteristik ini, kita dapat mnghasilkan keluaran arus sebagai berikut :


I = Vref / R

(6-1)

ID =
IC = ID/2 = I/4
IB = IC/2 = I/8
IA = IB/2 = I/16
Iout = ID + IC + IB +IA = I

D3 D2 D1 D0
+
+
+
2
4
8
16

(6-2)

81

Ketika D3, D2, D1, D0 dapat dibagi menjadi 1 atau 0 berarti tombol berada
pada posisi menyala,

Kemudian 1, sebaliknya adalah 0. Kita hanya perlu

memperhatikan nilai-nilai dari D3, D2, D1, D0 secara benar, kemudian kita akan
mendapatkan output yang dibutuhkana saat ini yaitu Iout.

6.2.2 Berat Masukan


Berat masukkan ini menggambarkan input digital dari DAC, ketika hanya
satu bit yang menunjukan nilai 1 dan bit-bit lainnya menunjukan nilai 0, maka
jangkauan sinyal keluaran dari DAC ini disebut dengan berat masukan.
Berdasarkan gambar 8-1(a), setiap kali kita melewatkan salah satu bit antara D 3,
D2, D1 dan D0 pada tingkat tinggi maka bit-bit lainnya akan bernilai 0 dan daya
terendah dari bit D0 adalah 1V, D1 adalah 2V, D2 adalah 4V dan D3 adalah
8V.untuk setiap bit, berat masukannya dimulai dari bit terendah dan akan
meningkat ketika mengikuti beratnya. Jadi dapat dikatakan bahwa Vout adalah
jumlah berat pada input digital. Sebagai contoh, untuk mendapatkan Vout dari
input digital 0111 dapat kita jumlahkan berat bit-bit D2, D1, D0 dan jumlah
nilainya adalah 4 + 2 + 1 = 7V.

6.2.3 Resolusi dan Ukuran Langkah


Resolusi dari DAC menggambarkan bahwa ketika terminal input digital
berubah menjadi suatu unit, maka hal itu akan menghasilkan perubahan yang kecil
pada terminal output analognya, biasanya akan menempati posisi LSB-nya.
Berdsarkan gambar 6.1(b), ketika nilai dari input digital berubah menjadi suatu
unit , Vout akan berubah menjadi 1V jadi resolusinya dalah 1V.
Resolusi ini biasanya disebut sebagai ukuran langkah karena Vout akan
berubah ketika input digital merubah langkah dari satu ke lainnya. Dari gambar 84 menunjukan bahwa 4 bit biner adalah sinyal input digital dari DAC, sebuah
counter memilki input clock jadi dapat tmenghasilkan 16 jenis keluaran yang

82

berkelanjutan secara melingkar. Bentuk gelombang dari DAC yaitu setiap langkah
dengan perubahan 1V. Ketika sebuah counter menghasilkan nilai 1111, maka
keluaran dari DAC ini adalah sebuah nilai maksimum, yaitu 15V.situasi ini kita
sebut sebagai keluaran dengan skala penuh. Ketika sebuah counter menghasilkan
nilai 0000, maka keluaran DAC-nya dalah 0V. Resolusi atau ukuran langkah
berfungsi untuk menyatakan sebuah perbedaan antara 2 buah langkah. Misalnya,
jika suatu ukuran langkahnya adalah 1V maka perbedaan anatar setiap langkahnya
adalah 1V.
Gambar 6.4 menunjukan 16 jenis input digital yang cocok dengan 16
tingkat dari setiap bentuk gelombang keluarannya. Dimulai dari 0V hingga 15V
(skala penuh), ada 15 ukuran langkah. Biasanya, bit N pada DAC akan
menghasilkan perbedaan tingkat sebesar 2N dan 2N-1 untuk ukuran langkahnya.

83

Gambar 6.4 Input dari DAC gelombang keluaran dengan menggunakan


counter biner
6.2.4 DAC 0800 Konventer Digital ke Analog
DAC 0800 beredar dengan harga yang murah dan biasanya menggunakan
8-bit DAC, rangkaian internalnya terdiri atas tengangan sumber catu daya, R-2R
resistor yang terhubung secara parallel dan transistor. Jangkauan tegangan sumber
catu daya berada pada kisaran

4.5 V

hingga

18 V , dibawah

5 V ,

rugi-rugi dayanya sekitar 33mW dan ketetapan waktunya sekitar 85ns. Gambar 85 adalah diagram pin DAC0800.
Gambar 6.6 adalah diagram sirkuit dari DAC0800 tegangan output
~

D0

adalah 8-bit input digital. Tegangan

referensi positif +5v dan melewati

R1

untuk menghubungkan ke

polaritas tunggal, dimana

D7

(pin14). Tegangan referensi negatif adalah GND dan melewati


menghubungkan ke
R1

V ref

(-)(pin 15). Arus referensi

I ref

V ref
R2

(+)

untuk

yang melewati

dapat dinyatakan sebagai

I ref

V ref
R1

Pada terminal arus keluaran (pin 4), arus keluaran

(6-3)

I out

adalah

84

I out

D7
D6
D5
D4
2
V ref + 4 + 8 + 16

R1

D3
D2
D1
D0
+
+
+
32
64
128
256

(6-4)

Gambar 6.5 Pin diagram DAC0800

85

-12V

+12V
C2
0.01F

C1
0.1F

C3
0.1F
R3
4.7K

Iref
3

16

13

-12V

Iout

14

R1
4.7K

DAC0800
2

+
4

15 MSB
5

10

11

12

D7

D6

D5

D4

D3

D2

D1

D0

-12V

R2
4.7K

Digital Inputs

Gambar 6.6 Diagram rangkaian DAC0800 tegangan output polaritas tunggal

Tujuannya untuk membiarkan

I out

menghubungkan ke A741 adalah

untuk mengkonversi output arus ke tegangan output. Pada gambar 6.6, tegangan
output (

V out
V out

) dari A741 adalah

I out

R3

(6-5)

Gambar 6.7 adalah diagram sirkuit dari tegangan output bipolar dari
DAC0800, perbedaan utama daro gambar 6.6 tegangan output unipolar adalah

Ou
V

86

out

sambungan dari
terminal (

V out

keluaran terminal (pin 2) ke A741 masukan positiv

), jadi tegangann keluaran (


=(

di mana

I out

I out

adalah saat skala penuh

I out =

out

dan

I out

I FS

I FSI out

V out

) dari A741 adalah

R4

adalah pelengkap arus keluaran,

(6-6)
I out + I out

, maka

(6-7)

mengganti persamaan (6-7) ke dalam persamaan (6-6), kita mendapatkan

V out =2 I out R 4I FS R4

(6-8)

87

G
ambar 6.7 diagram sirkuit dari tegangan output bipolar DAC0800

I FS=I out + I out

,Di mana

komplementer, jadi ketika


nol, maka

I out

adalah

I FS

R4

I out

dan

sama id,

I FS

. Dari uraian di atas dan persamaan (6-8), kita


V cut

I FS

dalam kaitannya

I out

tahu bahwa nilai maksimum


adalah

I out

adalah nol. Saat

I out

adalah

dari rangkaian tegangan output bipolar

dan nilai minimum adalah

I FS

R4

negatif, selain

DAC0800, ada banyak jenis DAC di pasar, seperti DAC0800 dan lain-lain Teori
dan penggunaan yang hampir sama, jika tertarik, Anda dapat merujuk ke buku
terkait.

88

6.3 Prosedur Percobaan


Percobaan 1: tegangan keluaran unipolar DAC0800
1. Lihat gambar 6.6 atau DACT-17200-04 modul, biarkan J1 short sirkuit, itu
berarti output

I out

terminal (pin 4) dari DAC0800 dihubungkan ke

terminal input (pin 2) dari A741.


2. Menghitung ukuran langkah dan mencatat perhitungan dalam tabel 6.1.
3. Dalam tabel 6.1, nilai-nilai biner yang digunakan sebagai input digital, yang
"0" mewakili GND. "1" mewakili + 5V

89

4. Menggunakan persamaan (6-4) dan persamaan (6-5) untuk menghitung nilainilai teoritis tegangan output

I out

dan arus keluaran

merekam dalam perhitungan pada tabel 6.1.


I
5. Biarkan J1 rangkaian terbuka, itu berarti out
terputus dari

masukan A741 terminal

V out

, kemudian

terminal output dari DAC0800


I out

. Kemudian biarkan meter

arus digital terhubung ke J1 untuk mengukur arus keluaran. Kemudian amati


pada output meter saat digital dan mencatat hasil yang terukur dalam tabel 6.1.
6. Hapus meter saat ini dan biarkan J1 short sirkuit. Menggunakan tegangan
meter digital untuk mengukur tegangan output (

V out

) dari A741 yang

merupakan pin 6. Kemudian amati pada output dari tegangan meter digital dan
mencatat hasil diukur dalam tabel 6.1.
D7
D0
7. Sesuaikan on / off
ke
, input nilai biner sesuai dengan nilai-nilai
biner dalam tabel 6.1. Kemudian ulangi langkah 5 dan langkah 6.

Percobaan 2: tegangan output bipolar DAC0800


1. Lihat gambar 6.7 atau DACT-17200-04 modul, biarkan J1 dan J2 short sirkuit,
itu berarti terminal keluaran
output

I out

(pin 4) dari DAC0800 terhubung ke

V terminal (pin 2) dari A741 dan

I out

terminal output (pin 2)

terhubung ke input V terminal (pin 3) dari A741.


2. Menghitung nilai langkah dan mencatat perhitungan dalam tabel 6.2.
3. Dalam tabel 6.2, nilai-nilai biner yang digunakan sebagai input digital. Yang
"0" mewakili GND, "1" mewakili + 5V.
4. Menggunakan persamaan (8-4) untuk menghitung
substitue

I out

dan

I FS

I out

dan

I FS

, maka

ke dalam persamaan (6-8). Cari nilai teoritis dari

90

V out

tegangan output
(catatan: ketika

D0

, akhirnya mencatat hasil diukur dalam tabel 6.2.


D7

ke

adalah 1,

I out

I FS

).

5. Biarkan J1 dan J2 short sirkuit. Menggunakan tegangan meter digital untuk


mengukur tegangan output

V out

, kemudian mencatat hasil diukur dalam

tabel 6.2.
6. Biarkan J1 rangkaian terbuka, J2 arus pendek. Hubungkan meter arus digital
I out

ke J1, kemudian mengukur output

saat ini. Amati pada output meter

saat digital dan mencatat hasil yang terukur dalam tabel 6.2.
7. Biarkan J2 sirkuit terbuka, J1 sirkuit pendek. Hubungkan meter digital pada
saat J2 untuk mengukur output

I out

saat ini. Amati pada output meter saat

digital dan mencatat hasil yang terukur dalam tabel 6.2.

8. Hitung I out + I out dan mencatat hasil yang diukur dalam tabel 6.2.
9. Sesuaikan on / off

D7

ke

D0

, masukan nilai-nilai biner sesuai dengan

nilai biner dalam tabel 6.2, Lalu ulangi langkah 5 dan langkah 8.

91

6.4 Hasil Percobaan


Tabel 6.1 Hasil percobaan dari tegangan output unipolar od DAC0800
Masukan Digital
D7 D 6 D5 D4 D3 D2 D1 D0

Keluaran Analog
V out

I out

Hasil Pengukuran

Hasil Pengukuran

0 0 0 0 0

0V

0 mA

0 0 0 0 1

0,019 V

0,50 mA

0 0 0 1 0

0,039 V

0,50 mA

0 0 1 0 0

0,074 V

0,51 mA

0 1 0 0 0

0,156 V

0,51 mA

1 0 0 0 0

0,309 V

0,51 mA

0 0 0 0 0

0,620 V

0,51 mA

0 0 0 0 0

1,244 V

0,51 mA

0 0 0 0 0

2,488 V

0,51 mA

1 1 1 1 1

4,94 V

0,51 mA

92

Tabel 6.2 Hasil percobaan dari tegangan output unipolar di DAC0800


Masukan Digital
D7 D 6 D5 D4 D3 D2 D1 D0

Keluaran Analog
Hasil Teori

Hasil Pengukuran

V out

V out

I out

0 0 0 0 0

-2,40 V

4,97 V

0 mA

0 0 0 1 0

-1,50 V

4,89 V

0,19 mA

0 1 0 0 0

-1,50 V

4,05 V

0,19 mA

0 0 0 0 0

-1,45 V

3,72 V

0,20 mA

1 1 1 1 1

-1,36 V

8,7 mV

0,22 mA

0 0 0 0 0

-1,45 V

32,5 mV

0,20 mA

0 0 0 1 0

-1,45 V

109,3 mV

0,20 mA

0 1 0 0 0

-1,41 V

345,3 mV

0,21 mA

0 0 0 0 0

-1,41 V

1,20 V

0,20 mA

0 0 0 0 0

-1,45 V

2,54 V

0,20 mA

1 1 1 1 1

1,08 V

5V

0,23 mA

I out

0,51
mA
0,51
mA
0,51
mA
0,51
mA
0,51
mA
0,51
mA
0,51
mA
0,51
mA
0,51
mA
0,51
mA
0 mA

I out + I out

0,51 mA
0,70 mA
0,70 mA
0,71 mA
0,73 mA
0,71 mA
0,71 mA
0,72 mA
0,71 mA
0,71 mA
0,23 mA

6.5 Pertanyaan
1. Apa tegangan output jika sinyal input digital 01101010 dalam
percobaan 1?

93

2. Cobalah untuk menggunakan langkah dengan nilai dan rentang


tegangan output untuk membandingkan perbedaan antara tegangan
output unipolar DAC0800 dan output tegangan bipolar.
3. Menurut hasil yang diukur dalam tabel 8-2, apa output saat pelengkap
(adalah hubungan

I out dan I out )?

6.6 Jawaban Pertanyaan


V ref 0 1 1 0 1 0
1
0
I
=
( + + + + + +
+
)
out
1
R 1 2 4 8 16 32 64 128 156

V out
2
3

5
4
x 0,414=4,40 x 10
4700

I out x R 3

4
= ( 4,40 x 10 ) x 4700=2,068 V

Ya. Karena hasil output pelengkap merupakan penjumalahan dari hasil


I out dan I out

94

6.7 Analisa
Digital to Analog Converter(DAC) adalah alat yang mengubah sinyal
digital ke sinyal analog. DAC mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog
pada suatu orde untuk mengontrol tampilan data atau pemrosesan sinyal analaog
yang berlangsung yang prosesnya di bantu oleh input clock yang berasal dari
function generator. Pada DAC terdapat 8 terminal masukan digital masing0masing
D0 sampai D7. Masukan ini terdapat pada pin 5-12. Masukan inilah yang
menentukan hasil analog. Seperti biasa kondisi masukan on atau off. DAC terdiri
dari rangkaian resistor, kapasitor, IC pada rangkaian sederhana agar proses
konversi bisa berjalan, sedangkan sebagai indicator output adalah LED.
DAC terdiri dari dua bagian yaitu Unipolar DAC dan Bipolar DAC. Pada
Pada Unipolar DAC kami melakukan percobaan dengan dua percobaan yakni saat
keadaan J1 short circuit dan J1 open circuit, dan dengan membiarkan salah satu
bit tinggi 1 dan seluruhnya bernilai rendah 0. Bisa dikatankan bahwa
tegangan keluaran (Vout) adalah berat digital, misalnya kondisi 00000000 yang
berarti tegangan 0V. Dan untuk arus (I) secara teori bisa dihitung dengan
menggunakan rumus berikut :

I = Vref/R

Iout = ID + IC + IB +IA

Vref dianggap 5V, sedangkan Iout kita ukur pada pin 4 . Sedangkan Vout
keluaran secara teori dapat dihitung dengan rumus berikut
Vout = Iout x R3
R3 pada rangkaian adalah 4,7 KOhm

Selanjutnya pada percobaan Bipolar DAC, pada Bipolar DAC ini hamper
sama dengan Unipolar, hanya saja kita menggunakan Iout yang berasal pada pin 2

95

IC. Dari penambahan Iout ini secara otomatis Vout ikut berubah. Secara teori Vout
dapat dihitung dengan persamaan berikut
V out

=(

I out

out

R4

Dengan
I out =

I FSI out

Dengan kondisi digital berupa D0 D7 yang beragam kita dapat


mengukur Iout dan Vout pada Unipolar DAC dan Iout,

I out dan Vout pada

Bipolar DAC. Tentu dengan kondisi D0-D7 yang berbeda tegangan keluaran dan
arus keluaran yang di dapat juga berbeda.

96

6.8 Kesimpulan
1. Digital to Analog Converter (DAC) adalah alat pengubah atau
pengkonversi sinyal digital menjadi sinyal analog
2. DAC terbagi menjadi dua yaitu Unipolar DAC dan Bipolar DAC
3. Pada Unipolar DAC semakin besar Iout makaVout juga besar

4. Pada Bipolar DAC semakin besar I out makan semakin kecil Vout
5. Tegangan Unipolar DAC semakin besar masukan bienr maka tegangan
makin naik
6. Tegangan Bipolar DAC semakin turun saat masukan biner besar

6.9 Saran
1. Pahami terlebih dahulu langkah kerja sebelum melakukan praktek
2. Periksa apakah alat atau modul yang akan digunakan dalam keadaan baik
dan layak digunakan atau tidak
3. Sebelum penggunaan osiloskop hendaknya dilakukan pengkalibrasian
terlebih dahulu
4. Mintalah bantuan instruktur jika mengalami kesulitan
5. Bersihkan ruangan dan alat setelah selesai melakukan praktek

BAB VII

97

ANALOG TO DIGITAL CONVERTER


7.1 Tujuan kurikulum
1. Memahami teori operasi analog ke digital.
2. Memahami teori operasi dan karakteristik ADC0804 dan ADC0809.
3. Untuk melaksanakan analog ke digital dengan menggunakan ADC0804
dan ADC0809.
7.2 Dasar Teori
Pada umumnya, sinyal terus menerus bahwa kita mengukur tegangan atau
status saat ini di sebut sebagai sinyal analog. Jika melalui perangkat yang dapat
mengubah sinyal analog kesinyal digital, maka kita disebut perangkat ini sebagai
analog ke digital (ADC). ADC dapat mengurangi efek dari kebisingan dan dengan
menggunakan teknik Codding, ADC memiliki fungsi debugging. Di sisi lain,
sinyal digital juga dapat dengan mudah disimpan. Selanjutnya kita akan
membahas tentangteori dasar analog ke digital.
7.2.1 Teori Operasi ADC
Gambar 7.1 adalah kurva karakteristik ideal 3-bit analog ke digital, dan
berbagai masukan analog dari 0 sampai 5 v. Kita dapat membagi sinyal input ke
3

dalam 8 ( 2

= 8) berkisar, di masing-masing berkisar semua nilai analog

menggunakan kode biner yang sama untuk mewakili, dan kode biner ini sesuai
dengan pertengahan nilai. Oleh karena itu, selama pengolahan converter, terdiri
dari

1/2 setidaknya sedikit signifikan (LSB) ketidakpastian kuantisasi atau

kuantisasi error, dan juga termasuk converter sebelumnya yang memiliki


kesalahan analog, maka semua kesalahan terdiri dari nilai error dari ADC . salah
satu metode untuk mengurangi kesalahan kuantisasi adalah untuk meningkatkan
jumlah bit dari konverter. lebih jumlah bit, lebih jumlah rentang dan sinyal data
akanlebih detail. hal ini karena

1/2 LSB menjadi kecil, oleh karena itu,

kesalahan kuantisasi akan mengurangi. nilai kuantisasi (Q) berarti ketika

98

perubahan keluaran digital 1 LSB, nilai tegangan input yang diperlukan juga
berubah, ekspresi adalah.
FS
Q= 2 n1
(7-1)
Dimana FS adalah skala penuh, nilai setara dengan [(2 ^ n-1) / 2 ^ n], 2 ^ n
didefinisikan sebagai resolusi, di mana n adalah ADC digital keluaran bit,
sehingga ketika besar nilai n , semakin tinggi resolusi. pada umumnya, manual
teknis ADC mendefinisikan resolusi bit. misalnya, resolusi ADC0804 adalah 8 bit.
Metode konversi analog ke digital berbagai biasanya dapat dibagi sebagai
metode konversi A / D adalah digital-jalan ADC. berturut-turut ADC pendekatan,
flash ADC dan pelacakan ADC. dalam bab ini, hanya berturut pendekatan ADC
dibahas, karena itu, kita akan membahas tentang teori operasi berturut pendekatan
ADC.

Gambar 7.1 Bentuk gelombang yang ideal dari analog ke digital

99

Gambar 7.2 adalah diagram blok berturut-turut ADC pendekatan, yang


disediakan dengan resolusi 8bit. Ketika kita masukan

sinyal analog, sampel

-dan-terus, S&H sirkuit akan menangkap Vin sinyal input untuk menghindari
perubahan sinyal selama periode konversi. Pada saat ini, logika kontrol akan
menyimpan semua bit dan ulang ke"0", diikuti dengan bit yang paling signifikan,
MSBD7diatur ke"1". dengan demikian, tegangan output dari DAC adalah:
V(D) = 2

n1

n1

xQ=2

V ref

1
= V ref
2
2
n

Gambar 7.2 Dasar Blok Diagram berturut pendekatan ADC


Tegangan ini adalah setengah dari tegangan referensi, Vref. jika tegangan
input Vin lebih tinggi dari V (D), maka D7 tetap di "1", jika tidak alter untuk "0".
berikutnya, membuat kedua bit D6 sebagai "1", setelah melewati DAC kemudian
mendapatkan tegangan output V (D), pada saat ini membandingkan V baru (D) ad
Vin, jika Vin lebih tinggi dari V (D), maka D6 tetap di "1" jika mengubah ke "0".
sama untuk orang lain sampai perbandingan D7 ke D0 telah selesai, maka kita
bisa mendapatkan lengkap D7 D0 untuk keluaran digital.

7.2.2 ADC0804 analog ke digital

100

ADC0804 adalah paket DIP 20 pin dengan 8 bit resolusi tunggal saluran IC.
rentang tegangan input analog adalah dari 0 V sampai 5 V dengan single 5 V
power supply. 15 konsumsi daya mW dan 100

waktu konversi. sebagai

akibat dari IC ini berisi resolusi 8 bit, sehingga memiliki

28

= 256 langkah

kuantisasi, jika tegangan referensi adalah 5 V. setiap langkah akan 5/256 =


0,01953 V. 00000000 (00H) merupakan 0.00 V dan 11111111 (FFH) merupakan
1 LSB, yang 0,01953

4,9805 V. kesalahan disesuaikan dari ADC0804 adalah

V, yang meliputi kesalahan skala penuh, offset kesalahan dan kesalahan nonlinearitas.
Gambar 7.3 menunjukkan pin diagram ADC0804. dalam gambar 7.3, D0
untuk D7 dari ADC0804 adalah 8 bit output pin, ketika
data digital akan dikirim ke pin output. jika ada pin

CS
dan RD

CS
dan RD

rendah,

yang tinggi,

maka D0 untuk D7 berada dalam kondisi mengambang.

CS

dan

WR

ADC0804 akan melakukan tindakan yang jelas, ketika

WR

punggung ke

WR

adalah sinyal menulis kontrol, ketika

rendah,

tinggi, ADC akan memulai konversi. CLK IN (pin 4) adalah input jam, rentang
frekuensi mulai bentuk 100 kHz sampai 800 kHz. selama periode konversi,

INTR

berada pada tingkat tinggi dan kemudian setelah konversi selesai, ,

INTR

akan mengubah ke rendah. pin 6 Vin (+) dan pin 7 Vin (-) adalah sinyal

input analog diferensial, biasanya digunakan terminal input tunggal dan Vin (-)
terhubung ke ground. ADC0804 memiliki dua terminal tanah, satu adalah tanah
analog (A GND) dan satu lagi adalah tanah digital (D GND). Pin9 (Vref /2) adalah
dari tegangan referensi, Jika pin9 mengambang, maka tegangan referensi
sama dengan tegangan listrik Vcc. ADC0804 memiliki pemicu Schmittbuilt-in

101

seperti pada gambar 7.4. Jika kita menambahkan resistor dan kapasitor pada
CLKR (pin 19) dan CLK IN (pin 4), maka kita dapat menghasilkan waktu operasi
ADC, di mana frekuensi
f

CLK =

1
1.1 xRC

Oleh karena itu, kita tidak perlu masukan sinyal clock eksternal untuk CLK
IN terminal. Kita dapat menentukan sinyal clock oleh Reksternal dan C melalui
pin4 dan pin9.

Gambar 7.3 pin diagram ADC0804

Gambar 7.5 adalah diagram sirkuit dari ADC0804 analog ke digital,


berbagai masukan sinyal analog dikendalikan oleh VR2 dan masukan melalui
Vin(+) terminal dan waktu yang sama, Vin(-) adalah sirkuit pendek. Vref/2
disediakan brR1, R2 dan R3 VR1. C1 dan digunakan untuk mengontrol jam dari
sirkuit, CS dan Rd yang hubung singkat, sehingga IC adalah memungkinkan,

102

maka biarkan WR dan INTR terhubung ke SW1 untuk mensimulasikan sinyal


kontrol.

7.2.3 ADC0809 analog ke digital


ADC0809 adalah paket DIP 28 pin, yang memiliki resolusi 8 bit dan 8
channel multiplexer IC. beroperasi dengan 5 v kekuatan tunggal pasokan, rentang
tegangan input analog adalah dari 0 V sampai 5 V dan konsumsi daya 15mW.
multiplexer 8 channel dapat langsung mengakses dari 8 sinyal analog tunggal
berakhir. dengan resolusi 8 bit. ADC0809 memiliki

28

= 256 langkah

kuantisasi. Oleh karena itu, untuk tegangan 5V kondisi listrik, setiap langkah
adalah 5 V / 256, sehingga nilai kuantisasi (Q) adalah 0,01953 V. sehingga
00000000 (00H) merupakan 0.00 V dan 11111111 (FFH) merupakan (255/256) x5
= 4,9805 V. kesalahan disesuaikan adalah

1 LSB, yang sama dengan 0,01953

V di mana mengandung kesalahan penuh skala, offset error, kesalahan nonlinearitas dan kesalahan multiplexer. ADC0809 memerlukan sekelompok sinyal
input jam untuk beroperasi, rentang frekuensi sinyal clock dimulai dari 10 kHz
1280 kHz. Di 640 jam kHz frekuensi, khas waktu konversi adalah 100 s .

103

104

Gambar 7.6 adalah pin diagram ADC0809, dalam gambar 7.6, pin
ADC0809 5,4,3,2,1,28,27 dan 26 adalah 8 port input, yang IN7 untuk IN0. Pin
21,20,19,18,8,15,14 dan 17 adalah port output, yang D7 ke D0 dan pin 10 adalah
port input jam. pin 11 adalah catu daya port input Vcc dan pin 12 adalah tegangan
referensi positif Vref (+) pasca masukan. biasanya, pin 11 dan 12 dihubungkan
bersama-sama. pin 13 didasarkan dan pin 16 adalah tegangan referensi Vref
negatif (-) port input yang biasanya menghubungkan ke tanah pin 1. Pilihan
saluran sre dikendalikan oleh pin 25, 24 dan 23 yang ADD A, B dan ADD ADD
C. jika pilih pin 26 (IN0) sebagai inut pelabuhan, kemudian menghubungkan
23,24 dan 25 ke ground.
ADC0809 dapat dengan mudah terhubung dengan mikroprosesor, di mana
pin 6 (START), pin 7 (akhir konversi, EOC0, pin 9 (output memungkinkan. OE)
dan pin 22 (alamat latch memungkinkan, ALE) biasanya digunakan untuk
mengontrol ADC dan jam konversi data mikroprosesor. ketika konversi ADC0809
selesai, EOC dapat mengaktifkan pin OE dan membaca data. setelah itu
memungkinkan ALE dan MULAI. membiarkan ADC0809 melanjutkan konversi
berikutnya. jika di bawah kondisi menggunakan input multi-channel , pin 23
(ADD C), 24 (ADD B) dan 25 (ADD A), ALE dan MULAI harus diatur selama
periode memungkinkan.
Gambar 7.7 adalah diagram sirkuit dari ADC0809 analog ke digital, yang
EOC (pin 7) sinyal keluaran adalah sinyal input START, dan ALE dan CLK sinyal
keluaran adalah sinyal clock. jangkauan sinyal masukan dari port input analog
IN0 ditentukan oleh VR1. IN1 untuk IN7 rentang sinyal input ditentukan oleh R1
untuk R7, yang merupakan kelompok jaringan resistor. pilihan saluran
dikendalikan oleh SW1, SW2 dan SW3. kami menggunakan LED untuk mewakili
output digital, oleh karena itu, LED "pada" mewakili "1" dan LED "off" mewakili
"0".

105

Gambar 7.6 Diagram Pin dari ADC0809

Gambar 7.7 diagram sirkuit dari ADC0809 analog ke digital converter

106

7.3 Prosedur Percobaan


Percobaan 1 : ADC0804 analog ke digital
1. mengacu pada diagram rangkaian pada Gambar 7.5 atau mencari
ACS13-1 di ACT-17300-07 modul. biarkan J1 menjadi rangkaian
terbuka.
2. menggunakan tegangan meter digital untuk mengukur ke port input
tegangan referensi (TP1). menyesuaikan Vr1 sehingga tegangan TP1
2.3 V. pada saat ini, berbagai masukan tegangan analog ADC0804
adalah 0 V sampai 5 V.
3. dengan menggunakan osiloskop, amati pada TP2 dan catat hasilnya
diukur dalam tabel 7.1.
4. menyesuaikan VR2 sehingga tegangan input dari port input sinyal
analog (TP3) adalah 0 V.
5. biarkan J1 menjadi rangkaian terbuka, yaitu untuk menjaga digital
output. mengamati pada perubahan dari LED, LED "pada" mewakili
"1", LED "off" mewakili "0", akhirnya mencatat hasil diukur dalam
tabel 7.1.
6. biarkan J1 menjadi rangkaian terbuka, yaitu sinyal keluaran digital
akan bervariasi dari sinyal input analog.

107

7. menyesuaikan VR2 sehingga tegangan input dari TP3 mirip dengan


nilai dalam tabel 7.1,

ulangi langkah 5 dan mencatat hasil yang

terukur dalam tabel 7.1.


Percobaan 2 : ADC0809 analog ke digital
1. mengacu pada diagram rangkaian pada Gambar 6.7 atau mencari
ACS13-2 di ACT-17300-07 modul.
2. di port input CLK (CLK I / P), masukan 120 kHz dan sinyal TTL
dengan 5 V offset.
3. biarkan SW3, SW2 dan SW1 beralih ke GND (menekan saklar geser),
pada saat ini. multiplexer memilih untuk menyalurkan 0 dan sinyal
analog dimasukkan dari input IN0.
4. menggunakan tegangan meter digital untuk mengukur TP1 saluran 0
menyesuaikan VR1 sehingga tegangan input dari TP1 mirip dengan
nilai pada tabel 13-2. mengamati pada perubahan dari LED, LED
"pada" mewakili "1", LED "off" mewakili "on", maka recorrd hasil
diukur dalam tabel 7.2.
5. menyesuaikan VR1 sehingga tegangan input dari TP1 mirip dengan
nilai-nilai dalam tabel 7.2. ulangi langkah 4 dan mencatat hasil yang
diukur dalam tabel 7.2.
6. menggunakan tegangan meter digital untuk mengukur TP2 saluran 1
sampai TP7 saluran 6, kemudian mencatat hasil diukur dalam tabel 7.3.
7. lihat tabel 7.3, dengan menggunakan SW3, SW2 dan SW1. pilih
terminaals input yang berbeda sebagai input analog. kemudian
mengamati pada perubahan LED dan mencatat hasil yang terukur
dalam tabel 7.3.

108

7.4 Hasil Percobaan


Tabel 7.1 Hasil Percobaan ADC0804
TP2

Bentuk Sinyal
Keluaran

Masukan
Tegangan
Analog (V)
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
5.0

Keluaran Digital
Nilai Ideal
Binary Digits

Nilai Percobaan
Binary Digits
00000000
01011000
11001100
10110010
01100110
00000001
11011001
11001101
10110011
11100111
11111111

109

Tabel 7.2 Hasil Percobaan ADC0809 chanel masukan single


Masukan

Keluaran Digital
Nilai Ideal
Binary Digits

Tegangan
Analog (V)
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
5.0

Nilai Percobaan
Binary Digits
00000000
01011000
10011100
11110010
00010110
01000001
10111001
11101101
00001011
10110111
11111111

Tabel 7.3 Hasil Percobaan ADC0809 input multi-chanel


Masukan Analog
SW1

GND
GND
GND
+5V
+5V
+5V

SW2

GND
+5V
+5V
GND
GND
+5V

SW3

+5V
GND
+5V
GND
+5V
GND

Keluaran

Terminal

Tegangan (V)

Digital
Binary Digits

Masukan
TP2
TP3
TP4
TP5
TP6
TP7

4.1
3.5
2.8
2.1
1.4
0.7

11011011
01101101
01001001
11110110
10010010
00100100

7.5 Pertanyaan
1. Pada rangkaian 7.5, apa tujuan dari R3 dan C1 ?
2. Pada rangkaian 7.7, apa tujuan dari SW1, SW2, dan SW3?

110

3. Pada percobaan 1, apakah ada pengaturan yang error dari ADC0804?


4. Pada percobaan 2, apakah ada pengaturan yang errors dari ADC0809?
7.6 Jawaban Jawaban
1. Tujuan R3 dan C1 adalah untuk mengontrol atau mengatur clock Pf sirkuit
pada ADC0804
2. Gambar 7.7 adalah diagram sirkuit dari ADC0809 analog ke digital
converter, pada SW1, SW2, SW3 adalah sebagai Switch, yakni
mengendalikan pilihan saluran, jika keatas adalah +5V dan kebawah
adalah GND.
3. Kesalahan disesuaikan (non-adjustable error) dari ADC0804 pada
percobaan 1 adalah 1LSB, yang 0,01953 V, yang meliputi kesalahan
skala penuh, offset kesalahan dan kesalahan non-linearitas.
4. Kesalahan disesuaikan (non-adjustable error) dari ADC0809 pada
percobaan 2 adalah

1 LSB, yang sama dengan 0.01953 V dimana

mengandung kesalahan skala penuh, offset error, kesalahan non-linearitas


dan kesalahan multiplexer.

7.8 Analisa
Dari percobaan kali ini praktikan melakukan percobaan mengenai analog
to digital converter (ADC). ADC (Analog to Digital Converter) berfungsi
mengubah sinyal kontinue (Analog) menjadi keluaran diskrit /digital. Sebuah

111

ADC dapat mengubah tegangan menjadi sebuah bilangan digital biner, ADC
mempunyai resolusi yang sebanding dengan skala pengukuran keseluruhan dibagi
dengan banyaknya diskrit. ADC tidak dapat membuat pengkonversian yang terus
menerus, nilai masukannya harus ditahan tetap selama waktu tertentu yaitu pada
saat konverter melakukan konversi. ADC dapat mengurangi efek noise dengan
menggunakan teknik coding. Rentang input analog adalah 0V ke 1V. Pada
percobaan kali ini kita menggunakan switch yang berfungsi mengendalikan
pilihan saluran, jika keatas adalah 5V dan kebawah adalah GND.
Untuk hasil pengukuran dari input ADC0804 Single channel, pada input
tegangan analog 0,0V 5,0V menghasilkan Digit biner 0000 0000 yang
menunjukkan keadaan LED mati semua karena J 1 terhubung dan menuju groud
sehingga tidak ada arus yang melewati rangkaian tersebut
Pada percobaan pengukuran pada modul ADC0804 dengang mem biarkan
J1 menjadi rangkaian terbuka, yaitu untuk menjaga digital output. mengamati
pada perubahan dari LED, LED "pada" mewakili "1", LED "off" mewakili "0",
akan menghasilkan digit biner yang bervariasi yaitu 00000000, 01011000,
11001100, 10110010, 01100110, 00000001, 11011001, 11001101, 10110011,
11100111, 11111111 yang menunjukkan adanya proses samping
menghasilkan

dan akan

tegangan yang naik karena analog to digital converter

menghasilkan biner yang menunjukkan berapa Vout yang di hasilkan.


Pada hasil percobaan pengukuran input ADC0809 single channel
menghasilkan digit binery yang bervariasi sampai digit biner 00000000,
01011000, 10011100, 11110010, 00010110, 01000001, 10111001, 11101101,
00001011, 10110111, 11111111 yang masing-masing menunjukkan ADC 8 bit
denganskala maksimum 255, sedangkanuntuk hasil pengkuran dari input
ADC0809

Multi

Channel

menghasilkan

digit

01101101,01001001, 11110110, 10010010, 00100100.

biner

11011011,

112

7.9 Kesimpulan
1. Analog to Digital Converter (ADC) adalah suatu perangkat yang
mengubah sinyal anlog menjadi digital
2. ADC dapat mengurangi efek dari kebisingan dan dengan menggunakan
teknik Codding

113

3.

Modul yang digunakan pada percobaan ini adalah ADC0804 dan

ADC0809.
4. Kesalahan disesuaikan (non-adjustable error) dari ADC0804 pada
percobaan 1 adalah 1LSB, yang 0,01953 V, yang meliputi kesalahan
skala penuh, offset kesalahan dan kesalahan non-linearitas.
5. Kesalahan disesuaikan (non-adjustable error) dari ADC0809pada
percobaan 2 adalah

1 LSB, yang sama dengan 0.01953 V dimana

mengandung kesalahan skala penuh, offset error, kesalahan non-linearitas


dan kesalahan multiplexer.
7.10

Saran
1. Pahami terlebih dahulu langkah kerja sebelum melakukan praktek
2. Periksa apakah alat atau modul yang akan digunakan dalam keadaan baik
dan layak digunakan atau tidak
3. Sebelum penggunaan osiloskop hendaknya dilakukan pengkalibrasian
terlebih dahulu
4. Mintalah bantuan instruktur jika mengalami kesulitan
5. Bersihkan ruangan dan alat setelah selesai melakukan praktek

BAB 8
Analog to Digital Converter

8.1 Tujuan Kurikulum


1. Memahami teori dasar digital untuk konverter analog.
2. Memahami teori operasi dan karakteristik DAC0800.

114

3.

Untuk menghasilkan tegangan analog unipolar dan bipolar dengan


menggunakan DAC0800.

8.2 Dasar Teori


Digital ke analog converter (DAC) adalah perangkat, yang mengubah sinyal
digital. kita biasanya menyimpan sinyal digital dalam garis Media atau transmisi.
maka DAC mengubah sinyal digital ke sinyal analog untuk mengontrol tampilan
data atau pemrosesan sinyal analog lanjut. misalnya, dari sistem komunikasi
digital, ketika receiver menerima sinyal modulasi digital, dan ikuti dengan
menggunakan DAC untuk mengubah sinyal digital ini untuk sinyal analog.
selanjutnya kita akan membahas teori operasi dasar dari DAC.
8.2.1 Teori Dasar Digital untuk Konverter Analog
Pada dasarnya, DAC adalah kode digital yang mewakili nilai digital
dikonversi ke tegangan atau arus analog. mencari 8.1 (a) adalah seorang jenderal
4-bit DAC kode biner, terminal input digital D3, D2, D1 dan D0 dimanipulasi
oleh register dalam sistem digital. kode 4-bit mewakili

= 16 kelompok 2

nilai biner, seperti yang ditunjukkan pada gambar 8.1 (b). untuk setiap masukan
kode biner, DAC akan menampilkan tegangan (Vout), yang merupakan urutan
ganda atau lain dari nilai biner. menurut ini, tegangan output analog Vout dan nilai
input digital biner yang setara. jika output DAC adalah saat ini, Iout, teori ini
sama.
Mengasumsikan bahwa input

10112

, nilai adalah

1110

. perhitungan

adalah sebagai berikut.


3
2
1
0
1110
x = 1x 2 + 0x 2 + 1x 2 + 1x 2 = 8 + 2 + 1 =

Gambar 7.2 adalah diagram blok dasar DAC. tegangan referensi (Vref)
digunakan untuk memberikan tegangan referensi selama konversi. karena
besarnya masukan kode biner, switch control akan menampilkan digital kode
biner yang berbeda ke jaringan resistor. biasanya, output analog DAC diwakili

115

oleh surrent, jika kita ingin mendapatkan tegangan output, kita perlu untuk
menghubungkan amplifier operasional, yang dapat mengubah arus ke tingkat
tegangan.

(a)

D3

D2

D1

D0

VOUT

D3

D2

D1

D0

Vout

10

11

12

13

14

15

(b)
Gambar 8.1 (a) Code binary 4-bit DAC; (b) Tabel kebenaran

Jaringan resistor adalah struktur utama sirkuit DAC, sirkuit yang paling
umum adalah binary-tertimbang resistor converter, seperti yang ditunjukkan pada
gambar 7.3 (a) dan R-2R tangga resistor converter, seperti yang ditunjukkan pada
gambar 7.3 (b ). tetapi kelemahan dari pembobotan biner resistor converter adalah
rentang nilai resistor terlalu besar. karena permintaan akurasi yang tinggi, nilai

116

kisaran resistor macam ini sulit untuk diterapkan, terutama untuk pelaksanaan
integrated circuit (IC), yang merupakan masalah besar. tetapi untuk resistor R-2R.
nilai resistor yang sederhana dan hanya dua kali dari relasi, oleh karena itu, mudah
untuk menerapkan di sirkuit integrasi (IC). bab ini menggunakan analog digital
converter DAC0800 jaringan resistor, yang merupakan jaringan resistor tangga R2R, oleh karena itu, kita akan membahas teori R-2R jaringan resistor tangga di
bagian berikutnya.

117

Gambar 8.3 Circuit of DAC dengan 4-bit tesistor nctwork. Gambar 8.3 (b)
adalah diagram sirkuit dari DAC dengan 4-bit R-2R jaringan resistor tangga.
Dengan menggunakan teori tumpang tindih, maka pada gambar 8.3. Pertama kita
mempertimbangkan D3 dan membiarkan sisa dioda terhubung ke tanah. Juga.
dengan menggunakan konsep dasar vimal. maka kita tahu bahwa cument mengalir
ke terminal negatif dari penguat adalah 5 v / 2R. karena kita perlu menghitung n
D2. Adapun pertimbangan D, seperti yang ditunjukkan pada gambar 8.4, dengan
menggunakan tanah vital. kita bisa mendapatkan posisi terendah saat ini menjadi t
negativc konsep tenninal dari penguat adalah 5 v / 8 R. Demikian pula untuk D,
llow5 saat ke terminal negatif dari penguat adalah 5 v / 16 R.

118

Berasumsi bahwa D1 adalah 1 dan sisanya adalah 0, seperti yang


ditunjukkan pada gambar 8.4 (a). kemudian menyederhanakan rangkaian seperti
yang ditunjukkan pada gambar 8.4 (b), kita bisa mendapatkan aliran arus melalui
resistor Rt sebagai :
I

R
5V
RT=
2R

5
R+
3R

15 V
16 R

And

2R
R+ 2 R

I RT x

15 V
16 R

2R
3R

5V
8R

Dengan menambahkan semua arus mengalir melalui terminal negatif


penguat, maka kita dapat memperoleh Iout sebagai :

I D3 +

I D2 +

I D1 +

I 5V 0V 5V 5V
+
+
+
R 2
4
8
16

5V
5 x 11
( 8+2+1 )=
V
16 R
16 R

I D0

Dengan menggunakan hukum ohm, kita dapat memperoleh tegangan


keluaran V sebagai :
V out

I out

.R

5.11
55
. R= V
16 R
16

Dimana D3, D2, D1 Dan D0, mewakili 1 atau 0, masing-masing. jika saklar
menempatkan di +5 V, itu merupakan input 1, di sisi lain, itu merupakan input 0

119

Oleh karena itu, kita hanya perlu mengontrol D3, D2, D1 dan D0 tepat, maka kita
dapat memperoleh diperlukan Output Iout saat ini.

8.2.2 Berat Masukan


Berat masukan menggambarkan bahwa dari input digital DAC, ketika hanya
satu bit adalah 1 dan bit lainnya adalah 0, DAC jangkauan sinyal keluaran disebut
berat masukan. dari angka 8.1 (a), jika setiap kali kita membiarkan salah satu bit
D3, D2, D1 dan D0 sebagai tingkat tinggi, bit lainnya adalah tingkat nol, maka
kekuatan bit terendah D0 adalah 1 V, D1 adalah 2 v, D2 adalah 4 v, D3 adalah 8 V.
untuk setiap bit, berat masukan dimulai dari bit terendah dan kemudian
meningkatkan dengan mengikuti berat. sehingga kita dapat mengatakan bahwa
Vout adalah jumlah berat input digital. misalnya, untuk menemukan Vout input
digital 0111, kita dapat menyimpulkan D2, D1 dan D0 bit berat badan dan nilai
total adalah 4 + 2 + 1 = 7 V.
8.2.3 Resolusi dan Ukuran Langkah
Resolusi DAC menggambarkan bahwa ketika terminal input digital
mengubah unit, maka akan menghasilkan perubahan kecil pada terminal output
analog, yang biasanya LSB tingkat. lihat gambar 8.1 (b), jika nilai input digital
perubahan unit Vout akan mengubah setidaknya 1 V, sehingga resolusi 1 V.
Resolusi juga disebut ukuran langkah karena Vout akan berubah, ketika
langkah input digital bervariasi dari satu ke yang lain. Gambar 8.5 menunjukkan
4-bit counter biner sebagai DAC sinyal input digital, counter memiliki input jam,
sehingga dapat output 16 jenis status terus dalam siklus. gelombang keluaran dari
DAC adalah setiap langkah dengan 1 V perubahan. ketika counter menghasilkan
1111, output DAC adalah nilai maksimum, yaitu 15 V. kita sebut situasi ini
sebagai output skala penuh. ketika counter menghasilkan 0000, output DAC
resolusi 0 V. atau ukuran langkah adalah untuk menunjukkan perbedaan antara

120

dua langkah. misalnya, jika ukuran langkah adalah 1 V maka perbedaan antara
langkah-langkah adalah 1 V.
Gambar 8.5 menunjukkan 16 jenis input digital sesuai dengan 16 tingkat
langkah keluaran gelombang. dari 0 V sampai 15 V (skala penuh), hanya ada 15
ukuran langkah. umumnya, N bit DAC akan menghasilkan

2N tingkat yang

N
berbeda dan 2 -1 langkah.

Gambar 8-4 Input dari DAC gelombang keluaran dengan menggunakan counter
biner

121

8.2.4 DAC 0800 Digital ke Analog Converter


DAC 0800 adalah murah dan biasa digunakan 8-bit DAC, sirkuit internal
terdiri dari tegangan referensi power supply, R-2R jaringan resistor tangga dan
transistor switch. rentang tegangan listrik adalah antara - 4,5 V ke - 18 V, di
bawah - 5 V kondisi, daya yang hilang sekitar 33 mW dan waktu penyelesaian
sekitar 85 ns. Angka 8.6 adalah pin diagram DAC0800.
Gambar

8.7 adalah diagram sirkuit dari DAC 0800 keluaran tegangan

polaritas tunggal, yang D7 D0 ~ adalah input digital 8-bit. tegangan referensi


positif 5V dan passe melalui R1 terhubung ke Vref () (pin 14). tegangan referensi
negatif adalah GND dan melewati R2 untuk terhubung ke Vref (-) (pin 15).
referensi Iref saat yang melewati R1 dapat dinyatakan sebagai:
I ref

V ref
= R1

Pada output arus terminal (pin 4), output Iout saat ini.
I out

V ref D7 D6 D 5 D 4 D3 D2 D1 D0
+ + + + + +
+
R1 2 4
8 16 32 64 128 256

122

Gambar 8-5 Pin diagram DAC0800


-12V

+12V
C2
0.01F

C1
0.1F

C3
0.1F
R3
4.7K

Iref
3

16

13

-12V

Iout

14

R1
4.7K

DAC0800
2

+
4

15 MSB
5

10

11

12

D7

D6

D5

D4

D3

D2

D1

D0

R2
4.7K

Digital Inputs

Output
Vout

-12V

123

Gambar 8-6 Diagram rangkaian DAC0800 tegangan output polaritas


tunggal
Tujuan untuk membiarkan Iout menghubungkan ke

A741 adalah untuk

mengubah output arus ke tegangan output. dalam gambar 8.7, tegangan output
(Vout) dari

A741 adalah :

V out
Gambar

I out

R3

8.8 adalah diagram sirkuit dari tegangan output bipolar dari

DAC0800, utama berbeda jika angka 8.7 tegangan output unipolar adalah
I
out (pin 2) untuk

sambungan dari terminal output

+
terminal ( V ), sehingga output tegangan (Vout) dari
V out

Di mana

I out

dan

I out

=(

I out

I out
)

A741 input positif


A741 adalah:

R4

adalah pelengkap arus keluaran,

I out

adalah skala penuh, Ifs, maka :


I out
= I FS - I out

Mengganti persamaan (14-7) ke dalam persamaan (7.6), kita mendapatkan :


V out

=2

I out R 4

I FS R 4

I out

124

G
ambar 8-7 diagram sirkuit dari tegangan output bipolar DAC0800

I FS

I out

I out
, di mana

komplementer, jadi ketika


adalah nol, maka

I out

I out

sama

adalah

I FS

I out
I FS

dan

I out

dalam kaitannya

, I out adalah nol. saat

I out

. dari yang disebutkan di atas dan

persamaan (8-9), kita tahu bahwa nilai maksimum Vout dari rangkaian output
Voltage bipolar adalah

I FS

R4 dan nilai minimum adalah negatif

I FS

R4.

selain DAC0800, ada banyak jenis DAC dalam ditandai, seperti DAC0808 dan
lain-lain teori dan penggunaan yang hampir sama, jika tertarik, Anda dapat
merujuk ke buku terkait.
Seperti yang kita tahu bahwa keuntungan dari unipolar / sirkuit DAC
bipolar, kita menggabungkan keduanya menjadi satu circcuit, seperti yang
ditunjukkan pada gambar 8.9, sehingga converter DAC0800 dapat digunakan
pada aplikasi yang lebih

125

8.3 Prosedur Percobaan


Percobaan 1: R-2R jaringan DAC
1

mengacu pada diagram rangkaian pada gambar 8.3 (b) atau mencari
ACS14-1 di ACT-17300-07 modul

biarkan SW1, SW2, SW3 dan SW4 beralih ke 1 ("0" mewakili


sebagai GND, "1" mewakili sebagai "+5 V").

dengan menggunakan tegangan meter untuk mengukur TP1, TP2,


TP3, TP4, TP5 jaringan R-2R dan kemudian mencatat hasil diukur
dalam tabel 8.1.

menurut switching

SW1, SW2, SW3 dan SW4 dalam tabel 8.1,

ulangi langkah 3 dan mencatat hasil yang diukur dalam tabel 8.1.
Percobaan 2: converter DAC0800
Percobaan 2-1: tegangan output unipolar DAC0800
1

Mengacu pada diagram rangkaian pada Gambar 8.9 atau mencari


ACS8.2 pada tindakan-17300-07 modul. biarkan j1 j2 dan J3 menjadi

2
3

sirkuit pendek.
Menghitung ukuran langkah dan mencatat perhitungan dalam tabel 8.2
Dalam tabel 18.22, nilai-nilai biner yang digunakan sebagai input

digital. yang "0" mewakili GND, "1" mewakili +5 V.


Menggunakan persamaan (8-5) dan persamaan

(8-6)

untuk

menghitung nilai teoritis dari arus keluaran Iout dan output tegangan

126

Vout (Rf = 4,7 kohm), kemudian merekam dalam perhitungan pada


5

tabel 8.2.
Jet J1 menjadi rangkaian terbuka, lalu hubungkan meter arus digital
untuk j1 untuk mengukur output Iout saat ini. akhirnya mencatat hasil

diukur dalam tabel 8.2.


Menghapus meteran saat ini dan biarkan j1 menjadi sirkuit pendek.
menggunakan tegangan meter digital untuk mengukur tho tegangan
output (O / P) dari uA741. kemudian merekam resultd diukur dalam
tabel 8.2.

Menurut input digital dalam tabel 8.2, menyesuaikan on / off dari D7

ke
Ulangi langkah 5 dan langkah 6, kemudian mencatat hasil diukur
dalam tabel 8.2.

Percobaan 2-2: Tegangan output bipolar DAC0800


1

Mengacu pada diagram rangkaian pada Gambar 8.9 atau mencari


ACS14-2 di ACT-17300-07 modul. biarkan j1 dan J2 menjadi sirkuit

2
3

pendek, J3 menjadi rangkaian terbuka.


Menghitung nilai langkah dan mencatat perhitungan dalam tabel 8.3.
Dalam tabel 8.3, nilai-nilai biner yang digunakan sebagai input digital,

yang "0" mewakili GND, "1" mewakili + 5V.


Menggunakan persamaan (8-4) untuk menghitung Iout dan Ifs,
kemudian subsitute Iout dan Ifs ke dalam persamaan (8-9).
menemukan nilai teoritis tegangan output, Vout, akhirnya mencatat
hasil diukur dalam tabel 8.3. (catatan: ketika D0 ke D7 adalah 1, Iout

= Ifs).
Biarkan j1 dan J2 menjadi sirkuit pendek, J3 menjadi rangkaian
terbuka. menggunakan tegangan meter digital untuk mengukur
tegangan output, Vout, kemudian merekam hasil diukur dalam tabel

8.3.
Membiarkan j1 dan j3 rangkaian terbuka, J2 menjadi sirkuit pendek.
menghubungkan meter arus digital untuk j1, kemudian mengukur arus
keluaran, Iout. akhirnya mencatat hasil diukur dalam tabel 8.3.

127

Biarkan j2 dan J3 menjadi rangkaian terbuka, J1 menjadi hubung


singkat. menghubungkan meteran digital pada saat j2 untuk mengukur

arus keluaran, Iout. akhirnya mencatat hasil diukur dalam tabel 8.3.
Menghitung Iout + Iout dan mencatat hasil yang diukur dalam tabel

8.3.
Untuk memenuhi input digital dalam tabel 8.3, menyesuaikan on / off
dari D7 ke D0. ulangi langkah 5 sampai 8, kemudian mencatat hasil
diukur dalam tabel 8.3.

8.4 Hasil Percobaan

128

Tabel 8.1 Measured results of R-2R network DAC converter.


Step Value = _____ V
Digital Inputs

Outputs

SW1

SW2

SW3

SW4

TP1 TP2 TP3

TP4

TP5

O/P

2.1

2.95

2,71

-4,64

4,64

2.17

1,08

-4,33

4,33

1.39

1.93

-4.02

4.02

0.62

0.31

-3.71

3.71

2.33

2.40

-3.41

3.41

1.55

0.77

-3.10

3.10

0.77

1.62

-2.78

2.78

1.8
6
1.5
5
1.2
4
0.9
3
0.6
2
0.3
1
0

-2.48

2.48

2.95

2.71

-2.16

2.16

2.16

1.08

-1.85

1.85

1.39

1.93

-1.54

1.54

0.62

0.31

-1.23

1.23

2.33

2.40

-0.92

0.92

0.62

0.31

-1.23

1.23

0.77

1.62

-0.30

0.30

2.1
7
1.8
5
1.5
4
1.2
3
0.9
3
1.2
4
0.3
1
0

129

Tabel 8.2 Measured results of unipolar voltage output of DAC0800.


Step Value = _____ V
INPUTS DIGITAL

OUTPUTS ANALOG

VOUT
D7 D6 D5

D4

D3 D2

IOUT

D1 D0

HASIL
PERHITUNG
AN
0 0 0 0 0 0 0 0

HASIL
PERCOBA
AN
0,4 mv

4,982
0 0 0 0 0 0 0 1

18,9 mv
0,01

0 0 0 0 0 0 1 0

0,03

0 0 0 0 0 1 0 0

38.2 mv
77

mv

0,07
0 0 0 0 1 0 0 0

153.8 mv
0,15

0 0 0 1 0 0 0 0

306.2 mv
0,31

0 0 1 0 0 0 0 0

0.6 v
0,62

0 1 0 0 0 0 0 0

1.22 v
1,25

1 0 0 0 0 0 0 0

2.4 v
2,5

1 1 1 1 1 1 1 1

4.86 v
4,95

HASIL
PERHITUNG
AN
3

HASIL
PERCOBA
AN
0 A

1,06x 10
4,15x 10

6
8,31x 10

5
1,66x 10

5
3,25x 10

5
6,64x 10

4
1,32x 10

4
2,65x 10

4
5,31x 10

1,05x 10

10 A
15

35

68

136

0.30 ma

0.55 ma

ma

130

Tabel 8.3 Measured results of bipolar voltage output of DAC0800


Step Value = _____ V
Input Digital

D7

0
0
0
0

D6

0
0
0
0

D5

0
0
0
1

D4

0
0
0
0

D3

OUTPUT ANALOG

D2

0
0
1
0

D1

0
0
0
0

D0

0
1
0
0

0
0
0
0

HASIL
PERHI
TUNG
AN

HASIL PERCOBAAN

V0UT

V0UT

I0UT

-0.6 v

-4.7 v
-4.5 v
-3.6 v

-15,1
v
30.7 v

105.7
mv
134.9
mv
1.24 v

2.4 v

4.8 v

I0UT+

I0UT+
V0UT

0 A

8 A

34
A

34 A

135
A
0.54
ma
0.55
ma
0.55
ma
0.55
ma
0.95
ma
0.95
ma
0.95
ma

135
0

0.54mA

0.55mA

0.55mA

0.55mA

0.95mA

0.95mA

0.95mA

131

8.5 Pertanyaan
1

Dalam percobaan 2-2, jika sinyal input digital 01101010, lalu apa
tegangan output?

Menurut hasil diukur dalam tabel 8.3, apa output saat pelengkap (yaitu
hubungan Iout dan Iout)?

8.6 Jawaban
I out =

=
V out

V ref 0 1 1 0 1 0
1
0
( + + + + + +
+
)
R 1 2 4 8 16 32 64 128 156

5
x 0,414=4,40 x 104
4700

I out x R 3

4
= ( 4,40 x 10 ) x 4700=2,068 V

2. Ya. Karena hasil output pelengkap merupakan penjumalahan dari hasil


I out dan I out

132

8.7 Analisa
Pada percobaan ini kami melakukan percobaan tentang DAC

untuk

menghasilkan tegangan analog unipolar dan bipolar dengan menggunakan


DAC0800. Digital ke analog converter (DAC) adalah perangkat, yang mengubah
sinyal digital. kita biasanya menyimpan sinyal digital dalam garis Media atau
transmisi. maka DAC mengubah sinyal digital ke sinyal analog untuk mengontrol
tampilan data atau pemrosesan sinyal analog lanjut. misalnya, dari sistem
komunikasi digital, ketika receiver menerima sinyal modulasi digital, dan ikuti
dengan menggunakan DAC untuk mengubah sinyal digital ini untuk sinyal
analog. selanjutnya kita akan membahas teori operasi dasar dari DAC.
Pada percobaan pertama R-2R DAC,

kami melakukan pengukuran

tegangan meter untuk mengukur TP1, TP2, TP3, TP4, TP5 jaringan R-2R dengan
membiarkan SW1, SW2, SW3 dan SW4 beralih ke 1 ("0" mewakili sebagai GND,
"1" mewakili sebagai "+5 V"), dengan nilai tegangan keluaran yang berbeda-beda.
Pada pengukuran kedua, kami melakuakn pengukuran untuk mengetahui
hasil tegangan analog unipolar dan analog bipolar dengan menggunakan
DAC0800 dan menghasilkan tegangan keluaran dan arus yang berbeda.

133

8.8 Kesimpulan
1
Digital to Analog Converter (DAC) adalah perangkat yang mengubah sinyal
2

digital ke sinyal analog


Dengan memasukkan berbagai digital input pada percobaan R-2R maka

keluaran TP1 bernilai 0


DAC0800 digunakan untuk menghasilkan tegangan analog unipolar dan
bipolar

8.9 Saran
1. Pahami terlebih dahulu langkah kerja sebelum melakukan praktek
2. Periksa apakah alat atau modul yang akan digunakan dalam keadaan baik
dan layak digunakan atau tidak
3. Sebelum penggunaan osiloskop hendaknya dilakukan pengkalibrasian
terlebih dahulu
4. Mintalah bantuan instruktur jika mengalami kesulitan
5. Bersihkan ruangan dan alat setelah selesai melakukan praktek

134

BAB IX
RF Oscillators
9.1 Tujuan Pembelajaran
1. Untuk memahami teori dasar dari osilator
2. Untuk merancang dan mengimplementasikan Colpitts dan Osilator Hartley
3. Untuk memahami pengukuran dan dan penghitungan dari frekuensi
keluaran dari osilator
9.2 Dasar Teori
Di dunia saat ini comunication nirkabel berkembang pesat dan karena
fakta ini, osilator RF menjadi salah satu anggota penting dalam komunikasi
nirkabel. Karakteristik osilator adalah dapat menghasilkan gelombang sinusoidal
atau gelombang persegi di terminal output tanpa sinyal input. Osilator mengisi
peran penting untuk sinyal modulasi atau untuk sinyal pembawa. Dalam bab ini,
kita akan fokus pada metode umpan balik untuk menganalisis teori pengoperasian
osilator. Di sisi lain, kami akan merancang dan mengimplementasikan colpitts dan
osilator Hartley. Dari pelatihan praktis, kita akan belajar pengukuran dan
perhitungan frekuensi output untuk osilator
9.2.1 Teori Pengoperasian Osilator
Biasanya ada dua cara untuk menganalisa osilator. satu adalah metode
tercermin dan yang lain adalah metode umpan balik. Dalam bab ini, metode
umpan balik akan metode analisis kami. Angka 9.1a menunjukkan struktur dasar
dari oscilator tersebut. dari angka 9.1a. Kita tahu :
Vs = Vi + (j) . Vo
Vo = A(j) . Vs = A(j) . [Vi + (j) . Vi]
Vo[1 A(j) . (j)] = A(j) . Vi

135

Fungsi transfer dari jaringan umpan balik dapat dinyatakan sebagai :


Af(j) =

V o ( j )
A ( j )
=
Vi ( j ) 1 A ( j ) ( j )

(9-1)
Definisi loop terbuka lagi
L(j) = A(j) . (j)
Dari prinsip Barkhausen, kita tahu kondisi osilasi
L(jo)=A(jo).(jo)= 1

(9-2)

Oleh karena itu kita dapat memperoleh frekuensi sudut tertentu o.


Biarkan gain loop terbuka, L(j) = 1, dan perbedaan fasa harus 0 o jadi dengan
kata lain :
|A(jo).(jo)|=1

(9-3)

Arg[A(jo).(jo)]= 0o

(9-4)

Dari persamaan di atas, jika kita ingin memuaskan persamaan (9-3) dan (94), gain loop terbuka dari jaringan umpan balik pada port input harus sama dengan
1. Pada saat yang sama fase total perbedaan harus 0 sosok 1-1b menunjukkan
struktur dasar dari umpan balik LC osilator yang Z1, Z2 dan Z3 merupakan
induktansi atau kapasitansi komponen. Angka 9.1c adalah sirkuit sinyal setara
kecil untuk osilator umpan balik LC.

136

Gambar 9.2b Struktur dasar osilator umpan balik LC.

Dari gambar 9.3c, kita dapat memperoleh gain loop tertutup sebagai
L=

V0 V f
( Z 2+ Z 3 ) Z 1
Z2
x =(A ) x
x
V Vo
r 0 + ( Z 2+Z 3 ) Z 1 Z 2+ Z 3
(A ) x

Z 1+Z 2
r o + ( Z 1+ Z 2+ Z 3 )+ Z 1(Z 2+Z 3)

(9-5)

Gambar 9.3c sinyal Kecil rangkaian setara untuk osilator umpan balik LC.

137

Asumsikan

Z i= j X i

, di mana

Z L= j X L = jL; ZC =J X C = j

1
C , Pengganti

ke dalam persamaan (9-5), ekspresi dapat ditulis sebagai :


j X2+ j X3
r0 .( j X 1 + j X 2+ j X 3 ) j X 1
V
( j X1) x ( j X2)
L= f =( A ) x

A . X1. X 2
r 0 . j ( X 1 + X 2+ X 3 ) X 1 ( X 2+ X 3 )

(9-6)
Dari persamaan (9-4), kita tahu bahwa adalah bilangan real, karena itu syarat
pertama untuk osilator adalah :
X 1 + X 2 + X 3=0

Lagi dari persamaan (9-3)

(9-7)

A ( j 0 ) . ( j 0 ) 1

A ( j 0 ) . ( j 0 )

, maka :

A . X 1. X 2
=1
X 1 . ( X 2+ X 3 )

Jadi kondisi kedua untuk osilator adalah


A

X1
X2

(9-8)
Dari segi yang disebutkan di atas, kita dapat membuat kesimpulan:
Diagram dasar osilator termasuk amplifier dan resonator untuk membentuk
jaringan umpan balik. Ketika kita beralih pada kekuasaan, sirkuit akan
menghasilkan suara. Kebisingan akan diproyeksikan oleh amplifier, dan melewati
sirkuit resonator yang memiliki fungsi filter. Apa yang tersisa adalah sinyal di

138

passband. Sinyal yang tidak diinginkan akan disaring oleh resonator. Pass melalui
sinyal kemudian akan mengirimkan ke port input dari penguat dan
dikombinasikan dengan sinyal asli, yang fase mereka sama dan diperkuat lagi. Ini
adalah bagaimana prinsip osilasi, kondisi pertama dan kedua memberitahu kita:
1. Karena gain tegangan dari penguat adalah bilangan real, karena itu
dan
Z3

Z2

Z1

adalah komponen yang sama dengan reaktansi yang sama dan

adalah komponen lain dengan reaktansi berbeda.

2. Penguatan tegangan, sebuah penguat harus lebih besar dari rasio

Z1

dan

Z2

9.2.2 Colpitts Oscillator


Gambar 9.2 adalah rangkaian ekuivalen AC dari Colpiits osilator. LC
resonan link rangkaian paralel antara basis dan kolektor dari transistor. Bagian
dari tegangan berasal dari pembagi tegangan yang dibentuk oleh

C1

dan

C2

, dan umpan ke dasar transistor. R merupakan jumlah dari total output resistor,
resistor beban bersama dengan induktor dan kapasitor resistor setara transistor.
Jika frekuensi operasi rendah, maka kita dapat mengabaikan persimpangan
kapasitansi internal transistor. Dari persamaan (9-7), frekuensi osilasi Colpitts
osilator adalah:

139

C1

C2

Gambar 9.4 AC Rangkaian Osilator Colpitts


1
f0

2 L(

C1 C
)
C1 +C

(Hz)

Kita perlu mempertimbangkan kondisi faktor umpan balik Colpitts osilator


adalah

C1

C2

. Gain tegangan A dari penguat

gm

R. Kemudian dari

persamaan (9-8), kita tahu bahwa ketika memulai osilasi, gain loop harus minimal
1, sehingga kondisi osilasi
gm

(Catatan: =

C2
C1
Z c2
Z c 2+ Z L

Zc 2
Zc 1

C1
C2 )

140

Gambar 9.3 adalah rangkaian osilator collpits.


memberikan Bias operasi untuk transistor,

C1

R1, R2

R3

dan

adalah kapasitor kopling,

R4
C2

adalah kapasitor pemotong,C3, C4 Dan L1 terdiri menjadi sirkuit resonansi untuk


memilih frekuensi operasi yang cocok.

Gambar 9.5 Diagram Circuit dari osilator colpits


9.2.3 Harley Osilator
Gambar 9.4 AC rangkaian setara oscillator.same Hartley sebagai Colpitts
Osilator, rangkaian resonansi Lc paralel menghubungkan antara basis dan kolektor
dari transistor. Yang berbeda adalah bagian dari tegangan berasal dari tegangan
pembagi dibentuk oleh L1 dan L2, dan umpan balik untuk dasar transistor.R
merupakan jumlah total dari output resistor, resistor beban bersama-sama dengan
induktor dan kapasitor resistor setara transistor . R merupakan jumlah total dari

141

output resistor, resistor beban bersama-sama dengan induktor dan kapasitor setara
resistor transistor. Jika frekuensi operasi rendah, maka kita dapat mengabaikan
persimpangan internal. Kapasitansi transistor. Oleh karena itu dari persamaan (97), frekuensi osilasi dapat diperoleh sebagai :
fo=

1
2 ( L 1+ L2 ) C

(9-11)
Faktor umpan balik Osilator Hartley adalah adalah L2 / L1. Tegangan
mendapatkan transistor penguat adalah gMR. ketika memulai osilator, penguat
loop harus minimal 1, sehingga kondisi osilasi
L1
gm R L 2
(9- 12)
(Note : =

zl 2
zl2
=
zl 2+ zc zl1

l2
l1

Angka 9.5 adalah rangkaian osilator Hartley. R1, R2 R3 dan memberikan


bias operasi untuk transistor, C1 kopling kapasitor, C2 adalah kapasitor bypass,
C3, L1 dan L2 terdiri menjadi sirkuit resonansi untuk memilih yang cocok.
frekuensi operasi

142

Selain osilator direkomendasikan di atas, ada banyak jenis osilator, seperti


RC osilator pergeseran fasa dan osilator wien untuk frekuensi yang lebih rendah.
Osilator Clapp dan Pierce osilator memiliki frekuensi yang lebih tinggi dan
memiliki stabilitas yang baik; dan sebagainya. Biasanya ketika kita perlu
merancang sebuah osilator beroperasi pada frekuensi tinggi, kita memilih pierce
osilator. Alasannya adalah dalam rangkaian Pierce Oscillator, induktor digantikan
oleh osilator kristal. Hilangnya rangkaian osilator kristal sangat rendah dan juga
memiliki sangat tinggi faktor stabilitas Q, karena osilator pierce cocok untuk
frekuensi tinggi. Osilator clapp adalah modifikasi colpitts osilator. Perbedaannya
adalah ada di kapasitor seri Cs tambahan induktor. Maka total jumlah impedansi Z
= j. [ L- (1 /

Cs)]. Karena frekuensi operasi, total impedansi berubah

lebih cepat dari induktor tunggal. Inilah sebabnya mengapa osilator clapp
memiliki stabilitas frekuensi lebih baik daripada osilator colpitts. Ketika bekerja
di frekuensi rendah, operasi frekuensi dari osilator clapp dapat ditulis sebagai
berikur:
f 0=

1
1
( Hz ) ; CT =
2 L CT
1 1 1
+ +
C s C1 C 2

143

9.3 Langkah Percobaan


Percobaan 1: Colpitts Osilator
1. Lihat gambar 9.3 atau DACT-17200-01 modul, membuat J1 dan J3 sirkuit
pendek, J2 dan J4 rangkaian terbuka, yang berarti
C4
2.

adalah 0,015

F, L1 adalah 27

C3

adalah 0,001

F,

H.

Amati pada sinyal di pelabuhan output osiloskop. Catat bentuk gelombang


output dan frekuensi pada tabel 1-1. Jika tidak dapat berosilasi atau jika
distorsi terlalu besar, kemudian memeriksa transistor DC tegangan bias cocok

3.

atau tidak.
Lepaskan J1 dan J3, memanfaatkan impedansi analyzer untuk mengukur nilai
sebenarnya dari kapasitor dan induktor, mencatat hasil yang terukur dalam

4.

tabel 9.1 dan mendapatkan nilai teoritis frekuensi output


selanjutnya membuat J2 dan J4 sirkuit pendek, J1 dan J3 rangkaian terbuka,
itu berarti perubahan

C3

untuk

C5

, perubahan

C4

untuk

C6

144

perubahan
2,7

L1

untuk

L2

, nilai-nilai mereka adalah 100 pF, 1000pF dan

H, masing-masing. Ulangi langkah 2 dan 3.

Percobaan 2: Hartley Osilator


1. Lihat gambar 9.5 atau DACT-17200-01 modul, membuat J1 dan J3 sirkuit
pendek, J2 dan J4 rangkaian terbuka, yang berarti
L2
2.

adalah 2.7

H, C3

adalah 100

L1

adalah 68

H,

p F.

Amati pada sinyal di pelabuhan output osiloskop. Catat bentuk gelombang


output dan frekuensi pada tabel 9.2. Jika tidak dapat berosilasi atau jika
distorsi terlalu besar, kemudian memeriksa transistor DC tegangan bias cocok

3.

atau tidak.
Lepaskan J1 dan J3, memanfaatkan impedansi analyzer untuk mengukur nilai
sebenarnya dari kapasitor dan induktor, mencatat hasil yang terukur dalam

4.

tabel 9.2 dan mendapatkan nilai teoritis frekuensi output


selanjutnya membuat J2 dan J4 sirkuit pendek, J1 dan J3 rangkaian terbuka,
itu berarti perubahan
perubahan

C3

untuk

L1

untuk

L3

C4

, nilai-nilai mereka adalah 470

, perubahan

H dan 150 pF, masing-masing. Ulangi langkah 2 dan 3.

L2

untuk
H , 47

L4

145

9.4 Hasil Percobaan


Tabel 9.1 Hasil pengukuran dari Colpitts Osilator
Original
Values

C3

C4

0,001
F

0,015
F

Frekuensi

1,128 MHz

Amplitudo

4,80 V

Peak to peak

5,04 V

Original
Values

C3
100 pF

L1

27
H

C4
1000
pF

Frekuensi

9,88 MHz

Amplitudo

6,24 V

Peak to peak

6,64 V

Gambar Gelombang

2,7
H

L1

Gambar
Gelombang

146

Tabel 9.2 Hasil pengukuran dari Hartley Osilator

Original
Values

L1

68
H

L2

C3

2,7
H

100 pF

Frekuensi

1,784 MHz

Amplitudo

6,00 V

Peak to peak

6,48 V

Original
Values

L1

L2

C3

470
H

47
H

150pF

Frekuensi

511,5 kHz

Amplitudo

6,64 V

Peak to peak

7,60 V

Gambar Gelombang

Gambar Gelombang

147

9.5 Pertanyaan
1. Jelaskan kondisi prinsip osilasi Barkhausen dan osilator umpan balik LC.
2. Dari percobaan 1 dan 2, membandingkan nilai teoritis dan terukur output
signal. Jika berbeda, mengapa?
3. Dari angka 1-3 Colpitts rangkaian osilator, apa fungsi dari kapasitor dan
induktor?
4. Coba untuk merancang osilator Hartley shownas mencari 1-5. Frekuensi
output 5 MHz, dan kemudian apa nilai-nilai C3, L1 dan L2.
5. Ketika frekuensi meningkatkan jangkauan RF, mengapa kita perlu
memperhatikan tata letak pada meminimalkan panjang lintasan?
9.6 Jawaban Pertanyaan
1. Prinsip Berkhausen yaitu sirkuit akan mempertahankan osilasi mapann
hanya pada frekuensi yang gain loop sama dengan kesatuan besarnya
mutlaka dan pergeseran fasa sekitar loop adalah nol atau kelipatan bulat
dari 180 derajat. Pada kondisi Berkaushen berlaku untuk osilator LC aktif.
Dalam kasus ini, nilai desain gain loop untuk kondisi mapan harus
kesatuan. Namun, tidak akan menjadi kesatuan selama operasi s-pesawat.
2. Percobaan pertama dan kedua :
Hasil Teori f0 = 1,002 MHz
Hasil Percobaan f0 = 1,128 MHz
Hasil Teori f0 = 2,252 MHz
Hasil Percobaan f0 =9,88 MHz
Hasil Teori f0 = 100,16 KHz
Hasil Percobaan f0 = 1,784 MHz

148

Hasil Teori f0 = 205,3 Hz


Hasil Percobaan f0 = 511,5 KHz
Dapat kita lihat bahwa nilai teorotis dan nilai keluaran berbeda, hal ini
kemungkinan terjadinya distorsi dikeluaran signal. dan juga Terdapat
perbedaan nilai

dari hasil teori dan hasil percobaan ini dikarenakan

mungkin terdapatnya galat (kesalahan) dari perhitungan nya atau dari


komponen pada modul yang dapat mempengaruhi nilai pada saat kita
melakukan percobaan.

3. Fungsi utama dari kapasitor C3 untuk meningkatkan stabilitas frekuensi .


Penyisipan kapasitor C3 mencegah kapasitansi liar dan parameter lain dari
transistor dari mempengaruhi C1 dan C2, C1 adalah kapasitor kopling, C2
adalah pemotong, L1 terdiri menjadi sirkuit resonansi untuk memilikii
frekuensi operasi yang cocok.
4. C3= 100 pF, L1= 68

H, L2= 2,7

149

5. Ketika Anda rute garis sinyal Anda, jangan lupa ground kembali.
Keduanya sama-sama penting. Jika sirkuit Anda sensitif terhadap kopling
magnet dari bagian lain dari sirkuit, menjaga sinyal dan ground tidak
terlalu jauh (= menghindari loop kopling magnet).
Untuk garis, efek saluran transmisi tidak masalah besar pada chip di
433MHz, tetapi Anda harus memeriksa perlawanan ohmik garis karena
penampang sangat kecil. Sempit garis pada lapisan logam tipis dapat
dengan mudah memiliki beberapa Ohm perlawanan. Anda ingin
menyimpan perlawanan kecil, sehingga menghindari garis yang sangat
sempit pada lapisan logam tipis.

150

9.7 Analisa
Karakteristik osilator adalah dapat menghasilkan gelombang sinusoidal atau
gelombang persegi di terminal output tanpa sinyal input. Osilator mengisi peran
penting untuk sinyal modulasi atau untuk sinyal pembawa. Biasanya ada dua cara
untuk menganalisa osilator. satu adalah metode tercermin dan yang lain adalah
metode umpan balik. Diagram dasar osilator termasuk amplifier dan resonator
untuk membentuk jaringan umpan balik. Ketika kita beralih pada kekuasaan,
sirkuit akan menghasilkan suara. Kebisinganakan diproyeksikan oleh amplifier,
dan melewati sirkuit resonator yang memiliki fungsi filter. Apa yang tersisa
adalah sinyal di passband. Sinyal yang tidak diinginkan akan disaring oleh
resonator. Passband melalui sinyal kemudian akan mengirimkan ke port input dari
penguat dan dikombinasikan dengan sinyal asli, yang fase mereka sama dan
diperkuat lagi.

151

Pada percobaan osilator colpitts, LC resonan linkrangkaian paralel antara


basis dan kolektor dari transistor. Bagian dari tegangan berasal dari pembagi
tegangan yang dibentuk oleh dan , dan umpan kedasar transistor. Merupakan
jumlah dari total output resistor, resistor beban bersama dengan induktor dan
kapasitor resistor setara transistor. Jika frekuensi operasi rendah, maka kita dapat
mengabaikan persimpangan kapasitansi internal transistor.
Dan begitu juga dengan percobaan osilator _Hartley, rangkaian oscillator
Hartley setara dengan Colpitts Osilator, rangkaian resonansi Lc paralel
menghubungkan antara basis dan kolektor dari transistor. Yang berbeda adalah
bagian dari tegangan berasal dari tegangan pembagi dibentuk oleh L1 dan L2, dan
umpan balik untuk dasar transistor.R merupakan jumlah total dari output resistor,
resistor beban bersama-sama dengan induktor dan kapasitor resistor setara
transistor. Jika frekuensi operasi rendah, maka kita dapat mengabaikan
persimpangan internal, Kapasitansi transistor.

9.8 Kesimpulan
1. Karakteristik osilator adalah dapat menghasilkan gelombang sinusoidal
atau gelombang persegi di terminal output tanpa sinyal input.
2. Ada dua cara untuk menganalisa osilator. satu adalah metode tercermin
dan yang lain adalah metode umpan balik.
3. Karenagaintegangandaripenguatadalah bilangan real, karena itu
adalahkomponen yang samadenganreaktansiyang samadan

dan
adalah

komponen lain dengan reaktansi berbeda.


4. Penguatan tegangan, sebuahpenguatharus lebih besar darirasio dan
5. Rangkaian oscillator Hartley setara dengan Colpitts Osilator, rangkaian
resonansi Lc paralel menghubungkan antara basis dan kolektor dari

152

transistor. Yang berbeda adalah bagian dari tegangan berasal dari tegangan
pembagi dibentuk oleh L1 dan L2, dan umpan balik untuk dasar transistor.
9.9 Saran
4
Pahami terlebih dahulu langkah kerja sebelum melakukan praktek
5
Periksa apakah alat atau modul yang akan digunakan dalam keadaan baik
6

dan layak digunakan atau tidak


Sebelum penggunaan osiloskop hendaknya dilakukan pengkalibrasian

7
8

terlebih dahulu
Mintalah bantuan instruktur jika mengalami kesulitan
Bersihkan ruangan dan alat setelah selesai melakukan praktek

BAB X
Second Order Filter
10.1 Tujuan Kurikulum
1.
2.
3.
4.

Memahami teori dasar filter.


Untuk merancang dan melaksanakan urutan kedua low-pass filter.
Untuk merancang dan melaksanakan urutan kedua tinggi-pass filter.
Untuk merancang dan mengimplementasikan kedua filter untuk bandpass.

10.2 Dasar Teori


filter mana-mana dalam sistem telekomunikasi. fungsi filter adalah untuk
menghilangkan sinyal yang tidak diinginkan dan memesan sinyal yang diinginkan
pada domain frekuensi.

153

Biasanya filter dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis: Jika diskriminasi


oleh berbagai penyaringan, maka ada empat jenis yang low-pass, high-pass, bandpass dan berhenti-menolak. Jika diskriminasi oleh respon frekuensi dari daerah
passband, maka ada dua jenis populer, yang mana Butterworth filter dan
Chebyshev filter. Jika di diskriminasi oleh komponen, maka ada dua jenis yang
filter aktif dan filter pasif.
Filter dibentuk oleh resistor, kapasitor dan induktor, sehingga jenis filter
yang disebut filter pasif. Dalam beberapa tahun terakhir, komponen aktif seperti
operasi amplifier (OP) umumnya digunakan; Oleh karena itu kita sebut jenis filter
filter aktif. Keuntungan dari filter aktif tercantum di bawah ini:
1. Setelah pengaturan sirkuit khusus, fungsi transfer memberikan milik
induktor. Oleh karena itu dapat mengganti komponen induktor.
2. Sejak operasi amplifier (OP) memiliki impedansi masukan yang tinggi dan
impedansi output yang rendah, sehingga isolasi sangat baik dan dapat
dengan mudah digunakan untuk aplikasi seri.
3. Komponen aktif memiliki fungsi penguatan. Filter aktif juga menyediakan
gain.
Dalam percobaan, kami akan memperkenalkan pelaksanaan urutan kedua
low-pass filter, high-pass filter, bandpass filter dan bandstop filter. Biasanya
frekuensi cut-off dari filter ditentukan oleh frekuensi dengan pelemahan dari 3 dB.
10.2.1 Urutan Kedua low-pass filter
Tujuan dari low-pass filter adalah untuk memungkinkan sinyal frekuensi
rendah melewati dan frekuensi tinggi sinyal menipiskan. Gambar 10.1
menunjukkan integrator pembalik dari sirkuit miler integrator, fungsi transfer
adalah:

154

Vout ( S)
=
Vin(S )

K S2
0
S2 +
S + 0 2
S

( )

(10-1)
Dimana

Gambar 10.1 Rangkaian integrator miler

Gambar 10.2 Block diagram dari order ke-2 low pass filter.

Dari rumus (10-1), kita tahu bahwa sirkuit miler integrasi adalah sesi
pertama dari low pass filter. Jadi kita gunakan 2 integrasi sirkuit Miler dan satu
inverting amplifier, kemudian kita bisa mendapatkan sesi kedua dari low pass
filter.

155

Gambar 10.2 adalah block diagram sesi kedua dari low pass filter, yang
mana merupakan kombinasi dari 2 sirkuit integrasi Miler, sebuah amplifier
pembalik dan sebuah adder.Fungsi pengiriman dapat ditulis sebagai berikut :
Vout ( S)
=
Vin(S )

K 0
0
S2 +
S + 0 2
Q

( )

(10-2)
Fungsi transfer diatas adalah bentuk standar dari sesi kedua low pass filter.
Bagaimanapun kita dapat mengikuti diagram block untuk mendesain dan
memperoleh sesi kedua low pass filter.
Gambar 9.3 adalah sirkuit diagram dari sesi kedua low pass filter, yang
berdasarkan block diagram dari gambar 9.2. Dari gambar 9.2, kita dapat
mengkombinasi adder dan Miler integrator sirkuit dengan menggantikan sebuah
operasi yang diperkuat U1 : A. Kemudian kita dapat menyimpan operasi penguat,
tapi untuk ukuan sirkuit, perhitungan akan tetap lebih rumit. Jadi kita dapat
menyimpulkan
C1 = C 2 = C
R6 = R 5 = R 4

Kemudian fungsi transfer dapat ditulis sebagai berikut


R3
1
R 1 R 3 R 4 C2
Vout ( S)
=
Vin(S )
1
1
S2 +
S+
CR2
R 3 R 4 C2

156

R3
1
R 1 R 3 R 4 C2
R3 R 4
1
1
S 2+
+
R 2 C R 3 R 4 R 3 R 4 C2
(10-3)

Bandingkan rumus (10-2) dan (10-3), kita memperoleh


K=

R3
R1

(10-4)
0=

1
C R 3 R 4

(10-5)

Q=
(10-6)

R2
R 3 R 4

157

Gambar 10.3 Diagram rangkaian urutan kedua low-pass filter


Dari angka diagram sirkuit 2-3, R1, R2, R3, C1 dan U1 : A tidak hanya terdiri
dari rangkaian integrator Miler, tetapi juga memiliki fungsi dari tertimbang musim
panas. Tujuannya adalah untuk melipatgandakan berat individu untuk sinyal input
dan sinyal output dari U1 : C. Setelah itu membuat penjumlahan dari sinyal input
dan sinyal output dari U1 : C. R4, C2, dan U1 : B terdiri dari rangkaian integrator
Miler; R5, R6 dan U1 : C terdiri dari pembalik amplifier. Menurut teori komposisi
jaringan, sirkuit ini memenuhi kondisi Butterworth. Oleh karena itu kurva respon
frekuensi pada daerah passband sangat halus dan tidak riak.
10.2.2 Urutan Kedua High-pass Filter
Frekuensi respon urutan kedua high-pass filter adalah hanya kebalikan dari
low-pass filter. Tujuannya adalah untuk memungkinkan sinyal frekuensi tinggi
melewati dan melemahkan sinyal frekuensi rendah. Gambar 10.4 adalah diagram
blok dari high-pass filter. Itu dibangun oleh dua sirkuit integrator Miler, penguat
pembalik dan dua penambah. Kita bisa mendapatkan fungsi transfer sebagai.

158

Vout (S)
=
Vin(S )

K S2
0
S2 +
S + 0 2
Q

( )

(10-7)
Fungsi di atas adalah fungsi standar high-pass filter. Kami dapat merancang
dan mendapatkan rangkaian urutan kedua high-pass filter dengan mengikuti
fungsi dari diagram blok.

Gambar 10.4 Blok diagram urutan kedua high-pass filter

R7 15 k
R3 7.5 k
R1 1.5 k
Input
(Vin)

C1 0.0047 F

2
3

I
R2 1.5 k

R4 7.5 k

C2
0.0047F

R5 15 k

1
U1 : A
LM348

6
5

R6 15 k

U1 : B
LM348

9
10

U1 : C
LM348

Gambar 10.5 Diagram Sirkuit dari Urutan Kedua High-Pass Filter

Output
(Vout)

159

Gambar 10.5 adalah diagram sirkuit dari urutan kedua filter high-pass, yang
didasarkan pada diagram blok angka 1-.4. Penambah pertama dan yang pertama
Miller sirkuit integrator digabungkan dan digantikan oleh: A. Penambah kedua
dan penguat pembalik digantikan oleh: B. Kemudian kita dapat menyimpan dua
amplifier operasi, tetapi untuk parameter sirkuit, perhitungan akan menjadi lebih
rumit. Kita :
C1 = C2 = C ; R7 =R6 = R5
Maka fungsi transfer adalah
R 5 2 R 5 1
R2
S

R2
CR 2 R 3 R 1 R 4
Vout ( S)
=
Vin(S )
1
1
S2 +
S+
R3C
R 4 R 3 C2

Jika kita asumsikan


R1R4 = R2R3
Kemudian :

Vout ( S)
=
Vin(S )

R5 2
S
R2
S2 +

1
1
S+
R 3C
R 3 R 4 C2

R 5 2
S
R2
S
1
2 R3 R 4
S+
+
R 2 C R 4 R 5 R 4 R 5C 2

(10-9)
Bandingkan persamaan (10-7) dan (10-9), kita memperoleh

(10-8)

160

K=

R5
R2

0=

(10-10)

1
C R 4 R 5

(10-11)

Q=

R3
R 4 R 5

(10-12)
Dari gambar 10.5, dan : A tidak hanyater diri dari rangkaian integrator
Miler, tetapi juga memiliki fungsi tertimbang musim panas. Tujuannya adalah
untuk melipat gandakan beratindividu untuk sinyal input dan sinyal output dari :
C. Setelah itu buat penjumlahan dari sinyal input dan sinyal ouptut dari : C. : B
terdiri sebuah sirkuit pemberat panas, yang dapat memperbanyak beratindividu
untuk sinyal input dan sinyal output dari U1: A.setelah itu buat penjumlahan dari
sinyal input dan sinyal output dari U1: A. R6, C2 dan U1: C terdiri atas rangkaian
intergrator Miler. Rangkaian ini juga memenuhi persyaratan Butter worth, karena
itu tumpang tindih tiang, meskipun kurva frekuensi respon didaerah pass band
sangat halus tanpa riak.
Rangkaian-rangkaian yang disebutkan tadi adalah filter tingkat kedua.
Sedangkan untuk filter dengan tingkat yang lebih tinggi, terdiri dari rangkaian
yang terhubung seri untuk mendapatkan efisiensi yang diperlukan (hanya nilai
komponen yang dibutuhkan untuk mendesain ulang guna memenuhi koefisien
dari penyaring Butterworth atau chebyshev). Dalam percobaan ini, IC yang kita
gunakan adalah paket LM348 dengan empat amplifier operasi (A741).
Keuntungan nit bandwidth sekitar 1 MHz, oleh karena itu sama seperti A741,
tidak diinginkan di respon frekuensi tinggi. Kemudian untuk percobaan dari
urutan kedua tinggi-pass filter, kita mengubah IC untuk LM318. Unit gain

161

bandwidth sekitar 15 MHz, sehingga kami dapat meningkatkan respon frekuensi


tinggi.
9.2.3 Urutan Kedua Bandpass Filter
Tujuan dari bandpass filter adalah untuk membuat frekuensi rendah dan
tinggi sinyal menipiskan tertentu, tetapi anable sinyal frekuensi tertentu
melewatinya. Dari angka 10.6, kita dapat melihat bahwa kurva karakteristik
adalah kombinasi dari low-pass dan high-pass filter. Pusat frekuensi adalah F 0,
bandpass 3 dB bandwidth, BW adalah f2-f1.

Gambar 10.6 Frekuensi Respon Dari Band Pass Filter

10.2.4 Urutan Kedua Bandstop Filter


Tujuan af bandstop filter untuk membuat rendah tertentu dan tinggi sinyal
frekuensi melewati , tapi menonaktifkan sinyal frekuensi tertentu melewatinya.
Dari gambar 10.7 , kita dapat melihat bahwa kurva karakteristik adalah kombinasi
dari los -pass dan high-pass filter . Pusat frekuensi adalah f0 , bandpass 3 dB
bandwidth, BW adalah f2 - f1 .

162

Gambar 10.7 Respon frekuensi bandstop penyaring

163

10.3 Langkah Percobaan


Percobaan 1 : Urutan kedua Low-Pass Filter
1. Lihat gambar 10.3 atau modul DACT - 17200-01 , membuat J1 dan J2
sirkuit pendek , J3 dan J4 rangkaian terbuka , yaitu C1 = C2 = 0,001F.
2. Dari port input , masukan 50mV amplitudo , frekuensi 10 Hz gelombang
sinus , maka dengan menggunakan osiloskop , amati pada terminal sinyal
output dan catat bentuk gelombang output dalam tabel 10.1.
3. Masukan amplitudo tetap , mengubah frekuensi untuk 100Hz , 1kHz ,
2KHz . 5KHz , 8KHz , 10 kHz , 20KHz , 50KHz , dan 100KHz ,
kemudian dengan menggunakan osiloskop , amati pada terminal keluaran
sinyal dan mencatat hasil yang diukur dalam tabel 10.1.
4. Cari penguatan tegangan masing-masing frekuensi dan mencatat hasil
yang diukur dalam tabel 10.1.
5. Dari data dalam tabel 10.1 , sketsa dan label penguatan tegangan di Plot
Bold pada gambar 10.7
6. Biarkan J3 dan J4 sirkuit pendek , J1 dan J2 rangkaian terbuka , yaitu
pertukaran C1 dan C2 untuk C3 dan C4 , C3 = C4 = 0,001F
7. Sinyal input amplitudo tetap , menyesuaikan frekuensi untuk 10Hz ,
100Hz , 200Hz , 500Hz , 800Hz , 1kHz , 2KHz , 5KHz , 10 kHz , dan
100KHz , kemudian dengan menggunakan osiloskop , amati pada sinyal
keluaran terminal dan merekam catat hasilnya ditabel 10.2
8. Cari tegangan dengan mendapatkan masing-masing frekuensi dan catat
hasil yang diukur dalam tabel 10.2.
9. Dari data di tabel 10.2, sketsa dan label gain tegangan diplottebal pada
gambar 10.8.

164

Percobaan 2: Urutan kedua High-Pass Filter


1. Lihat gambar 10.5 atau DACT-17200-01 modul, membuat J1 dan J2
short sirkuit , J3 dan J4 rangkaian terbuka, yaitu CI = C2 = 0.0047F
2. Dari port input, masukan 50 amplitudo mv, 10 Hz gelombang sinus
frequency, lalu dengan menggunakan osiloskop, amati pada terminal
sinyal output dan catat bentuk gelombang output dalam tabel 10.3
3. Masukan amplitudo tetap, mengubah frekuensi 100 Hz, 1 KHz, 2
kHz.5 kHz, 8 kHz, 10 kHz, 50 kHz, 20 kHz, maka dengan
menggunakan oscolioscope, amati pada terminal output sinyal dan
mencatat amplitudo dalam tabel 10.3.
4. Cari gain tegangan masing-masing frekuensi dan mencatat hasil diukur
dalam tabel 10.3
5. Dari data dalam tabel 10.3, sketsa dan label gain tegangan di plot tebal
pada gambar 10.9
6. Biarkan J3 dan J4 short circuit , J1 dan J2 rangkaian terbuka, yaitu
pertukaran C1 dan C2 untuk C3, dan C4, C3 = C4 = 0,015 uF
7. Sinyal input amplitudo tetap, mengubah frekuensi untuk 10 Hz, 100
Hz, 200 Hz, 500 Hz, 800 Hz, 1 kHz, 2 kHz, 5 kHz, 10 kHz, dan 100
kHz, maka dengan menggunakan osiloskop, amati pada sinyal output
terminal dan mencatat amplitudo dalam tabel 2-4
8. Cari penguatan tegangan masing-masing frekuensi dan mencatat hasil
pengukuran dalam tabel 10.4
9. Dari data dalam tabel 10.2, sketsa dan label gain tegangan di plot tebal
pada gambar 10.10.

Percobaan 3 : Urutan kedua band-pass filter


1. Pilihlah menggunakan gambar 10.3 atau modul DACT 17200-01. Buatlah
J1 and J2 short circuit, J3 and J4 open circuit, i.e C1=C2=0.001 .
2. Lihat gambar 10.5 atau FAKTA 17200-01 modul, membuat J3 dan J4
sirkuit pendek, J1 dan J2 rangkaian terbuka, yaitu C3=C4=0,015UF.
3. Hubungkan terminal output dari low-pass filter pada gambar 10.3 ke
terminal input dari pass filter tinggi di gambar 10.5

165

4. Dari terminal masukan dari gambar 10.3, masukan 50 amplitudo mV dan


10 Hz frekuensi gelombang sinus, maka dengan menggunakan
osciloscope, amati pada terminal sinyal output pass filter tinggi di gambar
10.5 dan mencatat hasil yang diukur dalam tabel 10.5.
5. Masukan sinyal amplitudo tetap, mengubah frekuensi100Hz, 200Hz,
500Hz, 800Hz, 1KHz, 2KHz, 5KHz, 8KHz, 10KHz, 50KHz, dan100KHz,
maka dengan menggunakan osiloskop, mengamati pada terminal sinyal
output dan catat hasilnya diukur dalam tabel 10.4.
6. Cari gain tegangan masing-masing frekuensi dan mencatat hasil yang
terukur dalam tabel 10.5.
7. Dari data dalam tabel 10.5, sketsa dan label gain tegangan diplot Bold
pada gambar 10.11.

10.4 Hasil Percobaan


Tabel 10.1 Hasil diukur dari respon frekuensi urutan kedua low-pass filter
(C1 =C2=0,001F)

166

LPF

J1&J2 short circuit

100 Hz
50 mV

F = 100,4 Hz
A = 19,4 V
Vpp = 20,4 V

800 Hz
50 mV

F = 801,3 Hz
A = 19,4 V
Vpp = 20 V

5 KHz
50 mV

F = 5,056 KHz
A = 18,2 V
Vpp = 19 V

Gambar Gelombang

Tabel 10.2 Hasil pengukuran dari frekuensi respon orde kedua low-pass filter
(C3=C4=0.01 F)
LPF

J3&J4 short circuit

Gambar Gelombang

167

100 Hz
50 mV

F = 100,2 Hz
A = 19,4 V
Vpp = 20,4 V

800 Hz
50 mV

F = 813,7 Hz
A = 15,8 V
Vpp = 16,8 V

5 KHz
50 mV

F = 5,16 KHz
A = 24 mV
Vpp = 1,02 V

Tabel 10.3 Hasil pengukuran dari frekuensi respon orde kedua high-pass
filter (C1=C2=0.0047 F)

168

HPF

J1&J2 short circuit

100 Hz
50 mV

F = 100 MHz
A = 120 mV
Vpp = 120 mV

800 Hz
50 mV

F = 106,4 MHz
A = 16 mV
Vpp = 16 mV

5 KHz
50 mV

F = 5,075 KHz
A = 17 V
Vpp = 17,8 V

Gambar Gelombang

Tabel 10.4 Hasil pengukuran dari frekuensi respon orde kedua high-pass
filter (C3=C4=0.015 F)

169

HPF

J3&J4 short circuit

100 Hz
50 mV

F = 5,068 kHz
A = 18,2 V
Vpp = 19,2 V

800 Hz
50 mV

F = 804 Hz
A = 6,76 V
Vpp = 7,04 V

5 KHz
50 mV

F = 3,704 MHz
A = 40 mV
Vpp = 160 mV

Gambar Gelombang

Tabel 10.5 Hasil diukur dari respon frekuensi urutan kedua band-pass filter
(C1 =C2=0,015F)

170

BPF

J1&J2 short circuit

100 Hz
50 mV

F = 100 MHz
A = 120 mV
Vpp = 120 mV

800 Hz
50 mV

F = 813,7 Hz
A = 15,8 V
Vpp = 16,8 V

5 KHz
50 mV

F = 5,056 KHz
A = 18,2 V
Vpp = 19 V

10.5 Diskusi Masalah

Gambar Gelombang

171

1. Dari gambar 10.2, cobalah untuk mendapatkan persamaan dari persamaan


matematika (10-2)
2. Asumsikan R1R4 = R2R3, C1= C2 =C dan R5 = R6 = R7 pada gambar 10-5,
cobalah

untuk

mendapatkan

perpindahan

fungsi

dari

persamaan

matematika (10-9)
3. Apa Keuntungan menggunakan operasi penguat (amplifier) ke desain
penyaringan (design filter)
4. Amati pada persamaan matematika (10-5) dan (10-11), komponen mana
yang seharusnya ditukar agar perubahan bandwith dari penyaring ?
5. Dari diagram rangkaian pada gambar 10.3, jika bandwith dari penyaring
diatur menjadi 5 Khz, lalu berapa seharusnya nilai C1dan C 2diatur?
6. Bandingkan perbedaan antara penyaring Butterworth dan penyaring
Chebyshev.
10.6 Jawaban

1.

Vout ( S)
=
Vin(S )

2.

K 0
0
S2 +
S + 0 2
Q

( )

Vout ( S)
=
Vin(S )

R5 2
S
R2
S2 +

1
1
S+
R 3C
R 3 R 4 C2

R 5 2
S
R2
R3 R 4
S
1
S 2+
+
R 2 C R 4 R 5 R 4 R 5C 2

3. Keuntungan dari filter aktif dengan OP Amps:


a. Biaya rendah: Sebagai berbagai murah OP-AMP yang mudah tersedia
dan tidak adanya induktor filter aktif, filter aktif lebih ekonomis
daripada filter pasif.
b. Komponen Kecil: Komponen yang digunakan dalam filter aktif lebih
kecil dalam ukuran dibandingkan dengan pengisi pasif.

172

c. Gain & Frekuensi penyesuaian Fleksibilitas: Dalam filter aktif sebagai


OP-AMP dapat

memberikan

keuntungan,

sinyal

input

tidak

dilemahkan dan filter aktif yang mudah untuk menyesuaikan sehingga


penyesuaian frekuensi mudah adalah mungkin.
d. Gain passband: Hal ini dapat desain untuk memberikan beberapa
keuntungan passband.
e. Tidak memuat Masalah: Sebagai OP-AMP memiliki resistansi
masukan tinggi dan tahan output yang rendah, filter aktif
menggunakan OP-AMP tidak memuat sumber input (beban)
4.

0=

1
C R 3 R 4
0=

1
C R 4 R 5

(2-5)
(2-11)

R3 dan R5 agar perubahan bandwith dari penyaring


5. C1 = C2 = C?
R3=R4=15KHz
F=5KHz
Dengan menggunakan rumus di atasmaka didapat nilaiC1 = C2 = C
adalah 2000 pF.
6. Perbedaan antara penyaring Butterworth dan penyaring Chebyshev:
-

Besaran respon vs kurva frekuensi: Respon besarnya | H (jw) | filter


Butterworth berkurang dengan meningkatnya frekuensi dari 0 hingga
tak terbatas, sedangkan besarnya respons dari filter Chebyshev
berfluktuasi atau menunjukkan riak di passband dan stopband
tergantung pada jenis filter.

Lebar Transisi Band: Lebar pita transisi lebih di Butterworth filter


yang dibandingkan dengan filter Chebyshev.

Lokasi kutub: The kutub filter Butterworth terletak hanya pada


lingkaran sedangkan filter Chebyshev terletak di elips, yang dapat
dengan mudah disimpulkan pada melihat rumus tiang untuk kedua
jenis filter.

173

Komponen yang diperlukan untuk melaksanakan filter: Jumlah kutub


di Butterworth filter lebih dibandingkan dengan filter Chebyshev
spesifikasi yang sama, ini berarti bahwa urutan Butterworth filter lebih
dari itu dari filter Chebyshev. Fakta ini dapat digunakan untuk
implementasi praktis, karena jumlah komponen yang diperlukan untuk
membangun sebuah filter spesifikasi yang sama dapat dikurangi
secara signifikan.

174

10.7 Analisa
Pada percobaan kali ini kami melakukan percobaan tentang Second Order
Filter. Dimana filter dibentuk oleh resistor, kapasitor dan induktor, sehingga jenis
filter yang disebut filter pasif. Kami melakukan pengukuran urutan kedua lowpass filter, high-pass filter dan band-pass filter dan band-stop filter dengan
menggunakan dua penyaring popular yaitu penyaring Butterworth dan penyaring
Chebyshev.
Pada percobaan urutan kedua low-pass filter, tujuan dari low-pass filter
adalah untuk memungkinkan sinyal frekuensi rendah melewati dan frekuensi
tinggi sinyal menipiskan. Kita tahu bahwa sirkuit miler integrasi adalah sesi
pertama dari low pass filter. Jadi kita gunakan 2 integrasi sirkuit Miler dan satu
inverting amplifier, kemudian kita bisa mendapatkan sesi kedua dari low pass
filter yang merupakan kombinasi dari dua sirkuit integrasi Miler, sebuah amplifier
pembalik dan adder. Dengan melakukan percobaan menggunakan modul modul
DACT - 17200-01 , membuat J1 dan J2 sirkuit pendek , J3 dan J4 rangkaian
terbuka , yaitu C1 = C2 = 0,001F. Lalu biarkan J3 dan J4 short circuit , J1 dan J2
rangkaian terbuka, yaitu pertukaran C1 dan C2 untuk C3, dan C4, C3 = C4 =
0,015 uF.
Pada percobaan urutan kedua high-pass filter, frekuensi respon urutan kedua
high-pass filter adalah hanya kebalikan dari low-pass filter. Tujuannya adalah
untuk memungkinkan sinyal frekuensi tinggi melewati dan melemahkan sinyal
frekuensi rendah.

175

Gambar adalah diagram blok dari high-pass filter. Itu dibangun oleh dua
sirkuit integrator Miler, penguat pembalik dan dua penambah. Penambah pertama
dan yang pertama Miller sirkuit integrator digabungkan dan digantikan oleh: A.
Penambah kedua dan penguat pembalik digantikan oleh: B. Kemudian kita dapat
menyimpan dua amplifier operasi. Dengan menggunakan atau DACT-17200-01
modul, membuat J1 dan J2 short sirkuit , J3 dan J4 rangkaian terbuka, yaitu CI =
C2 = 0.0047F. Lalu Biarkan J3 dan J4 short circuit , J1 dan J2 rangkaian terbuka,
yaitu pertukaran C1 dan C2 untuk C3, dan C4, C3 = C4 = 0,015 uF.
Pada percobaan urutan kedua band-pass filter, tujuan dari bandpass filter
adalah untuk membuat frekuensi rendah dan tinggi sinyal menipiskan tertentu,
tetapi anable sinyal frekuensi tertentu melewatinya. Gambar dibawah Ini adalah
kombinasi dari low-pass dan high-pass filter. Pusat frekuensi adalah F 0, bandpass
3 dB bandwidth, BW adalah f2-f1.

176

Dengan modul DACT-17200-01 modul, membuat J3 dan J4 sirkuit pendek, J1


dan J2 rangkaian terbuka, yaitu C3=C4=0,015 UF.
10.8 Kesimpulan
1. Fungsi filter adalah untuk menghilangkan sinyal yang tidak diinginkan dan
memesan sinyal yang diinginkan pada domain frekuensi.
2. Filter dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis: Jika diskriminasi oleh
berbagai penyaringan, maka ada empat jenis yang low-pass, high-pass,
band-pass dan berhenti-menolak.
3. Jika diskriminasi oleh respon frekuensi dari daerah passband, maka ada
dua jenis populer, yang mana penyaring Butterworth dan penyaring
Chebyshev . Jika di diskriminasi oleh komponen, maka ada dua jenis yang
filter aktif dan filter pasif.
4. Tujuan dari low-pass filter adalah untuk memungkinkan sinyal frekuensi
rendah melewati dan frekuensi tinggi sinyal menipiskan

177

5. Tujuan dari high-pass filter adalah Tujuannya adalah untuk memungkinkan


sinyal frekuensi tinggi melewati dan melemahkan sinyal frekuensi rendah.
6. Tujuan dari bandpass filter adalah untuk membuat frekuensi rendah dan
tinggi sinyal menipiskan tertentu, tetapi anable sinyal frekuensi tertentu
melewatinya
10.9

Saran

1. Pahami terlebih dahulu langkah kerja sebelum melakukan praktek


2. Periksa apakah alat atau modul yang akan digunakan dalam keadaan baik
dan layak digunakan atau tidak
3. Sebelum penggunaan osiloskop hendaknya dilakukan pengkalibrasian
terlebih dahulu
4. Mintalah bantuan instruktur jika mengalami kesulitan
5. Bersihkan ruangan dan alat setelah selesai melakukan praktek

Anda mungkin juga menyukai