Anda di halaman 1dari 24

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Filter merupakan suatu rangkaian yang berfungsi untuk melewatkan

sinyal frekuensi yang diinginkan dan menahan sinyal frekuensi yang tidak

dikehendaki serta untuk memperkecil pengaruh interferensi atau sinyal

pengganggu lainnya pada suatu sinyal frekuensi yang dikehendaki. Filter

dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu filter analog dan digital. Filter

analog dirancang untuk memproses sinyal analog, sedang filter digital

memproses sinyal analog dengan menggunakan teknik digital. Untuk

menghasilkan efek pemfilteran yang diinginkan, filter analog dibuat

dengan menggunakan rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen-

komponen seperti resistor, kapasitor dan op-amp, sedangkan filter digital

dapat dibuat dalam bentuk operasi software pada data yang disimpan
dalam memori komputer atau dapat diimplementasikan dengan Digital

Signal Processor (DSP)[10]. Dalam pemrosesan sinyal digital, filter

digunakan untuk memisahkan bagianbagian yang tidak diinginkan dari

suatu gelombang sinyal, seperti noise, arus harmonisa dengan cara

meredam atau melewatkan frekuensi tertentu, sehingga diperoleh

gelombang sinyal yang diinginkan.

1.2. Tujuan

Tujuan dilaksanakannya praktikum filter aktif dan pasif ini adalah :

1. Dapat memahami aplikasi rangkaian tala sebagai dasar implementai

rangkaian Filter

2. Dapat memahami karakteristik dan prinsip kerja rangkaian Filter

3. Mengetahui cara membuat filter pasif dan aktif sederhana.

4. Mengetahui spesifikasi kinerja (Respon Frekuensi) Filter :

Bandwidth, Roll-off / slope, Respon Amplitude, Respon fasa, Grup


Delay Pada akhirnya mengetahui cara realisasi filter berdasar letak

pole dan zero pada bidang-s sebagai pengganti parameter j.


BAB II TEORI PENUNJANG

2.1 Teori Dasar

Filter adalah rangkaian yang selalu digunakan pada implementasi seluruh

sistem telekomunikasi. Filter dibangun berdasarkan prinsip kerja rangkaian

tala yang pada frekuensi resonansinya rangkaian ini memiliki impedansi

terendah. Pada frekuensi itulah rangkaian melewatkan frekuensi sinyal yang

dinginkan dan meredam sinyal pada frekuensi lainnya.

Filter diklasifikasikan berdasarkan cara pemrosesannya : Filter digital

(terkuantisasi waktu dan ampitudo); Filter analog (waktu dan amplitude

kontinyu) Tipe-2 filter berdasar fungsi : Low Pass Filter, High Pass Filter,

Band Pass Filter, Notch (Band Reject/Stop) Filter Tipe-2 filter berdasar

berdasar karakteristik respon frekuensi :


Butterworth - maximally flat in passband; highly non-linear phase

response with frequency

Bessel - gentle roll-off; linear phase shift with freq.

Chebyshev - steep initial roll-off with ripples in passband

Cauer (or elliptic) - steepest roll-off of the four types but has ripples in

the passband and in the stopband

LPF BPF

Topologi filter :

Single-amplifier filters: Sallen-Key filter; Kerwin filter; Rauch filter,

Deliyannis-Friend filter, Multiple Feedback


Integrator-based filter : Tow-Thomas biquads; Ackerberg-Mossberg

filter.

Cascade designs dengan VCVS dan berpenguatan 1

Simulated LC filters: gyrator-based

Cara pengukuran :

Signal
FILTER Osiloskop
Generator

Bode Plotter

Gambar 2.1 Diagram blok cara pengukuran

Untuk memberikan pola respon frekuensi dapat digunakan Bode Plotter

Untuk mengetahui respon fasa dapat digunakan Osiloskop

2.2 Teori Tambahan

2.2.1 Filter Aktif dan Pasif

Low Pass Filter memiliki tegangan output konstan dari DC (0Hz), sampai

frekuensi Cut-off ditentukan, (c) titik. Titik frekuensi cut-off adalah 0,707
atau-3dB (dB =-20Log Vout / Vin) dari gain tegangan diizinkan untuk

lulus. Rentang frekuensi "di bawah" ini c cut-off point umumnya dikenal

sebagai Band Pass sebagai sinyal input diperbolehkan untuk melewati

filter. Rentang frekuensi "di atas" titik cut-off umumnya dikenal sebagai

Band Stop sebagai sinyal input diblokir atau dihentikan dari melewati.

Sebuah rangkaian sederhana untuk low pass filter dapat dibuat dengan

menggunakan sebuah resistor tunggal di seri dengan kapasitor non-

terpolarisasi tunggal (atau komponen reaktif tunggal) di sebuah sinyal

input Vin, sementara output sinyal Vout diambil dari seluruh kapasitor.

Frekuensi cut-off atau - 3dB, dapat ditemukan dengan menggunakan

rumus, c = 1 / (2RC). Sudut fase dari sinyal output pada c dan-45o

untuk Low Pass Filter. Keuntungan dari filter atau penyaring dalam hal

ini, umumnya dinyatakan dalam Decibel dan merupakan fungsi dari nilai

output dibagi dengan nilai input. Aplikasi pasif Filter Low Pass berada di
amplifier audio dan sistem speaker untuk mengarahkan sinyal frekuensi

bass yang lebih rendah untuk speaker bass yang lebih besar atau untuk

mengurangi noise frekuensi tinggi atau "mendesis" distorsi jenis. Bila

digunakan seperti ini di aplikasi audio filter lolos rendah kadang disebut

"high-cut", atau "cut treble" filter. Jika kita membalikkan posisi dari

resistor dan kapasitor dalam rangkaian sehingga tegangan keluaran

sekarang diambil dari resistor, kita akan memiliki sirkuit yang

menghasilkan frekuensi output kurva respons yang sama dengan yang

dari Filter High Pass, dan ini dibahas di tutorial berikutnya. Filter High

Pass adalah lawan yang tepat untuk low pass filter. Filter ini memiliki

tegangan output dari DC (0Hz), sampai ke titik cut-off tertentu (c)

frekuensi. Titik cut-off frekuensi rendah adalah 70,7% atau -3dB (dB = -20

Log Vout/Vin) dari gain tegangan yang diizinkan untuk lolos. Rentang

frekuensi "di bawah" ini point c cut-off umumnya dikenal sebagai Band
Berhenti sementara rentang frekuensi "di atas" titik cut-off umumnya

dikenal sebagai Band Pass. Frekuensi cut-off atau-3dB titik, dapat

ditemukan dengan menggunakan rumus, c = 1 / (2RC). Sudut fase dari

sinyal output pada c adalah +45 o. Umumnya, penyaring bernilai tinggi

kurang distorsi dari pass filter setara rendah.


BAB III PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Modul Pratikum Elektronika Telekomunikasi

2. Komputer

3. Software multisim

4. Kalkulator

3.2 Langkah Kerja

3.2.1 Percobaan Pertama Tentang Passive Band Stop Filter

Adapun langkah kerja dari percobaan pertama ini adalah :

1. Membuat rangkaian di multisim seperti pada gambar 3.2.1 dibawah ini :


Gambar 3.2.1 Rangkaian Rercobaan Passive Band Stop Filter

2. Setelah itu kita menghitung frekuensi resonan berdasarkan nilai

komponen yang digunakan pada rangkaian diatas.

3. Selanjutnya kita mengklik dua kali pada sumber AC dan kemudian

masukkan frekuensi resonan yang kita dapat dari hasil perhitungan tadi.

4. Langkah selanjutnya kita mengklik osiloskop dan mengatur time base

pada 10 ns/Div dan Channel A pd 500 mV/Div.

5. Lalu menjalankan simulasi dan mencatat hasil pengukuran frekuensi pada

tabel yang sudah disediakan ( terlampir pada bab 4 di sub bab 4.1 hasil

pratikum).

6. Setelah melakukan pengukuran, kita hentiakan simulasi dan mengubah

frekuensi sumber AC sesuai dengan tabel percobaan.


7. Pengaturan selanjutnya kita mengatur Bode Plotter dengan mengklik dua

kali pada Bode Plotter dan memilih Magnitude, LOG, mengatur F = 0 dB,

1 GHz, I = -200 dB, 1 mHz.

8. Kemudian kita Restart simulasi dan estimasi bandwidthnya dengan cara

men-drag marker warna merah pada nilai amplido -3 dB dan mencatat

catat nilai amplitude, frekuensinya, dan kemudian kita menghitung BW

= f2 f1.

3.2.2 Percobaan Kedua Mengenai Passive Band Pass Filter

Untuk percobaan kedua ini langkah kerja melakukan percobaannya adalah

sebagai berikut :

1. Membuat rangkaian di multisim seperti pada gambar 3.1 dibawah ini :


Gambar 3.2.2 Rangkaian Percobaan Passive Band Pass Filter

2. Setelah itu kita menghitung frekuensi resonan berdasarkan nilai

komponen yang digunakan pada gambar rangkaian diatas.

3. Selanjutnya kita mengklik dua kali pada sumber AC dan kemudian

masukkan frekuensi resonan yang kita dapat dari hasil perhitungan tadi

4. Kemudian melakukan pengaturan pada osiloskop dengan cara mengklik

dua kali pada osiloskop dan atur time base pada 5 s/Div dan Channel A

pd 200 V/Div dan Pilihlah Auto triggering dan DC coupling.

5. Setelah selesai melakukan pengaturan, sekarang kita menjalankan

simulasi dengan menekan tombol Start dan mencatat hasil pengukuran


frekuensi pada tabel yang sudah disediakan. (Tabel Terlampira pada bab

4 di sub bab 4.1 hasil pratikum).

6. Selanjutnya setelah melakukan pengukuran, sekarang kita menekan

tombol Stop untuk menghentikan simulasi dan kita mengubah frekuensi

sumber AC sesuai dengan tabel dan

7. Melukan pengaturan terhadap alat ukur Bode Plot dengan cara mengklik

dua kali pada Bode Plotter dan kemudian memilih Magnitude, LOG, dan

mengatur F = 0 dB, 1 GHz, I = -200 dB, 1 mHz.

8. Kemudian kita Restart simulasi dan estimasi bandwidthnya dengan cara

men-drag marker warna merah pada nilai amplido -3 dB dan mencatat

catat nilai amplitude, frekuensinya, dan kemudian kita menghitung BW

= f2 f1.

3.2.3 Percobaan Ketiga Mengenai Aktive Filter (LPF dan HPF)

Langkah kerja pada percobaan ketiga ini adalah :


1. Memilih menu Tools/Circuit Wizards/Filter Wizard dari main menu.

Kemudian memilih Low Pass Filter, frekuensi cut off = 9 kHz, frekuensi

stop = 19 kHz, Pilih tipe = Butterworth dan Topologi = Active.

2. Selanjutnya Mengklik Verify. Jika perhitungan berhasil, maka kita

mengklik Build Circuit. Kemudian Rangkaian akan otomatis dibuat.

Mengklik workspace dan menempatkan rangkaian filter di lokasi yg

dinginkan.

3. Langkah selanjutnya, kita memilih AC source, mengklik dua kali dan

mengubah frekuensi pada AC Source menjadi 500 Hz dan tegangan pada

12 volt.

4. Kemudian kita memilih alat ukur Bode Plotter dari Instrument panel dan

menempatkannya pada workspace. Catatatan : Koneksi IN dari Bode

Plotter harus ditempatkan pada input dan OUT pada output.


5. Setelah pengaturan selesai sekarang kita mulai menjalankan simulasi dan

menyimpan hasil pengukurannya.

6. Kita memilih marker merah dan men-drag sampai mencapai titik -3dB

yang ditunjukkan pada bagian bawah jendela. Lalu kita menghitung

slopnya.

7. Mengulangi langkah 1-6 tetapi sekarang kita memilih High Pass Filter

dengan frekuensi cut off = 13 kHz, frekuensi stop = 3.75 kHz, dan kita

memilih tipe Chebyshev, Topologi Aktif. Selanjutnya kita me-restart

simulasi.

8. Mengubah display Bode Plotter ke PHASE dan mengukur pergeseran

fasanya (leading / lagging) pada frekuensi yg ditentukan di atas.


BAB IV ANALISIS

4.1 Hasil Percobaan

Adapun hasil percobaannya adalah sebagai berikut :

A. Passive Band Stop Filter

Calculated
Measured Value
Value
BW 76,655 kHz 76,655 kHz
Fc 763,217 759301,44 Hz
Q 9,956

Decibel Gain
Frequency Amplitude (mV)
(dB)
7.6 kHz 441,523 -7,10
76 kHz 99,876 -20,01
fc = 763,217 0,413552 -7,6
7.6 MHz 102,814 -19,75
76 MHz 706,536 -3.01
B. Passive Band Pass Filter

Calculated
Measured Value
Value
BW
Fc 565,558 565,82 kHz
Q

Decibel Gain
Frequency Amplitude (mV)
(dB)
fc = 565,558 kHz 559,745 -5,04
600 Hz 19.903 -34.02
6 kHz 199.485 -14
60 kHz 2,004 -53,96
600 kHz 127.418 -17,89
6 MHz 1,731 -55,23
60 MHz 0,171314 -75,32
600 MHz 0,015378 -96,26
C. Aktive Filter (LPF dan HPF)

a. Pergeseran fasa ketika outputnya 90% = -179,679 deg.

b. Pergeseran fasa ketika outputnya 70.7% = -125,272 deg

c. Pergeseran fasa ketika outputnya 10% = -89,969 deg

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analasisi Matematis

4.2.1 Analisis Data

Dari hasil pengamatan terlihat bahwa rangkaian band stop filter ini

menahan/tidak melewatkan jangkauan frekuensi tertentu, yaitu antara

frekuensi cut off bawah dan frekuensi cut off atasnya.


Kemudian pada percobaan Band Pass Filter, filter ini hanya melewatkan

jangkauan frekuensi tertentu yaitu antara frekuensi cut off bawah dan

frekuensi cut off atasnya. Sedangkan pada percobaan rangkaian low pass

filter, frekuensi masukan yang lebih rendah dari frekuensi cut-off akan

diloloskan sedangkan frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi cut-off akan

diredam. Pada percobaan ini diperoleh frekuensi cut-offnya sebesar fc =

8,859 kHz. Setelah mengukur tegangan masukan dan tegangan keluaran

yang terjadi, dapat dihitung besar penguatannya sehingga dapat dibuat

diagram bodenya seperti ditunjukkan pada gambar 20 di lembar lampiran.

Dari gambar 20 tersebut dapat dilihat ketika frekuensi masukan yang

diberikan masih di bawah frekuensi cut-off, sinyal keluarannya diteruskan

dan saat frekuensinya melebihi frekuensi cut-off sinyal keluaran akan

dilemahkan. Hal tersebut dapat dilihat dari grafik yang terus turun dan

untuk percobaan Rangkaian high pass filter akan meneruskan frekuensi yang
lebih besar dari frekuensi cut-off dan akan meredam sinyal masukan dengan

frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut-off. Pada percobaan ini

diperoleh frekuensi cut-offnya sebesar fc = 13.171 kHz. Sama seperti pada

percobaan low pass filter setelah mengukur tegangan masukan dan

tegangan keluaran yang terjadi, dapat dihitung besar penguatannya, itu

terlihat pada diagram bodenya seperti ditunjukkan pada gambar 22.


BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN

Dilihat dari hasil pengamatan pada setiap percobaan, dapat simulkan :

1. Nilai Q atau Faktor kualitas mempengaruhi ukuran selektivitas

rangkaian resonator dan lebar pita atau bandwidthnya.. Semakin

besar nilai Q maka semakin sempit lebar pita/bandwidth.

2. percobaan low pass Filter, filter hanya melewatkan frekuensi yang

lebih rendah dari frekuensi cut-off (fc). Diatas frekuensi tsb ouputnya

mengecil (idealnya tidak ada).

3. High pass filter outputnya hanya melewatkan frekuensi diatas

frekuensi cut-off (fc). Di bawah frekuensi itu output mengecil idealnya

tidak ada.

5.2 Saran

Adapun saran dari percobaan yang sudah dilakukan ini adalah :


1. Diperlukannya pemahaman terhadap rangkaian filter baik itu filter

aktif maupun pasif.

2. Ikutilah setiap langkah atau instruksi dari modul.

3. Diperlukan ketelitiannya dalam merangkai atau membuat filter ini dan

pastikan setiap perhitungan yang sudah dilakukan adalah benar.

Anda mungkin juga menyukai