Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK PENGUKURAN FREKUENSI TINGGI


PENGUKURAN KARAKTERISTIK LOW PASS FILTER

Disusun oleh:
Kelompok 8

Wizur Syam Budi (201331061)


Yonathan Ohita Daeli (201331062)
Yudha Prasetio (201331063)
Yusup Yamelita Jouito Sitanggang (201331064)

Kelas:
3B-TTE

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
OKTOBER 2022
I. PERCOBAAN NO: 4

II. JUDUL PERCOBAAN


Pengukuran Karakteristik Low Pass Filter

III. TUJUAN
Diakhir percobaan mahasiswa dapat:
1. Mahasiswa dapat memahami karakteristik Low Pass Filter (LPF).
2. Mahasiswa mampu mengukur karakteristik Low Pass Filter (LPF) yaitu
insertion loss, ripple, shape factor, attenuation, dan factor kualitas.

IV. LANDASAN TEORI


4.1 Low Pass Filter

Low Pass Filter (LPF) atau Filter Lolos Bawah adalah filter yang hanya melewatkan
sinyal dengan frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut-off (fc) dan akan
melemahkan sinyal dengan frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi cut-off (fc). Pada
filter LPF yang ideal sinyal dengan frekuensi diatas frekuensi cut-off (fc) tidak akan
dilewatkan sama sekali (tegangan output = 0 volt). Rangkaian low pass filter RC
merupakan jenis filter pasif, dengan respon frekuensi yang ditentukan oleh konfigurasi
R dan C yang digunakan.
Low Pass Filter atau tapis pelewat rendah digunakan untuk meneruskan sinyal
berfrekuensi rendah dan meredam sinyal berfrekuensi tinggi. Sinyal dapat berupa
sinyal listrik seperti perubahan tegangan maupun data-data digital seperti citra dan
suara.
Gambar 4.1. Kurva Karakteristik LPF
4.2 Kurva Respon Filter Ideal
LPF yang ideal yaitu LPF yang sama sekali tidak melewatkan sinyal dengan
frekuensi diatas frekuensi cut-off (fc) atau tegangan output pada sinyal frekuensi diatas
frekuensi cut-off sama dengan 0V.

Gambar 4.2 a) menunjukan tanggapan frekuensi ideal, (b) menunjukan tanggapan


frekuensi praktik dari Low Pass Filter.

Pada tanggapan frekuensi Low Pass Filter ideal, sinyal yang berada di atas frekuensi
cut-off tidak akan dilewatkan. Sementara pada tanggapan frekuensi Low Pass Filter
praktik, sinyal di atas frekuensi cut-off akan dilemahkan, sehingga membentuk suatu
daerah yang disebut dengan transition band (pita transisi), yang nilai kemiringannya
dinyatakan dalam dB/oktav atau dB/dekade. Nilai kemiringan dari pita transisi
dipengaruhi oleh orde filter, dimana semakin besar orde filter akan membuat nilai
kemiringan dari pita transisi semakin besar dan bentuknya akan semakin curam
(mendekati bentuk tanggapan frekuensi ideal). Pada tanggapan frekuensi praktik, juga
diketahui nilai penguatan dari frekuensi cut-off yaitu sebesar 0,707 (atau -3 dB).
4.3 Parameter Pengukuran Low Pass Filter
a. Ripple (Riak)
Ripple atau Riak merupakan ukuran dari kerataan passband rangkaian resonansi yang
dinyatakan dalam dB. Secara fisik, ripple dapat diukur dalam karakteristik respon sebagai
perbedaan antara attenuasi maksimum pada passband dengan attenuasi minimum pada
passband.
b. Insertion Loss
Insertion Loss adalah loss yang ditimbulkan oleh pemasangan suatu rangkaian antara
sumber tegangan dan suatu beban. Jika komponen-komponen disisipkan antara generator
dan beban, beberapa signal akan diserap dalam komponen-komponen tersebut. Hal ini
terjadi karena sifat dari komponen itu sendiri yang bersifat resistive losses. Sehingga
signal yang ditransmisikan tidak semuanya sampai ke beban. Kondisi ini terjadi dengan
asumsi tidak dilakukannya impedansi matching. Attenuasi yang dihasilkan dari kejadian
itu disebut sebagai insertion loss dan dinyatakan dalam dB.
c. Shape Factor
Frekuensi cut-off adalah frekuensi sinyal di mana pada frekuensi tersebut daya sinyal
turun menjadi setengah dari daya sinyal pada passband, atau –3 dB dari daya pada
passband. Antara passband dengan stopband ada daerah transisi. Bandwidth filter ini
ditentukan dari nol hingga fc. Bandwidth ini disebut bandwidth 3 dB (redaman kecil).
Bandwidth pada redaman 60 dB disebut bandwidth 60 dB (redaman besar). Perbandingan
antara bandwidth 60 dB dan bandwidth 3 dB disebut shape factor. Shape Factor dapat
dihitung dengan formula sebagai berikut:
Pada percobaan ini untuk mendapatkan nilai Shape Factor dengan perbandingan dari
bandwidth 3 dB dan bandwidth 40 dB. Shape factor dikatakan baik apabila hasil
perbandingan tersebut adalah 1<SF<2.
V. SETUP PENGUKURAN
5.1. Setup Thru Callibration

Gambar 5.1. Setup Thru Callibration

5.2. Setup Pengukuran Karakteristik LPF

Gambar 5.2. Setup Pengukuran Karakteristik LPF

VI. ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN


1. DUT: Low Pass Filter 300 MHz dan 1000 MHz
2. Kabel BNC to BNC
3. Kabel RJ 45
4. Komputer
5. Software Signal Hound
6. Spectrum Analyzer USB-SA124B (100 KHz to 12,4 GHz)
7. Tracking Generator
VII. METODE PERCOBAAN
a. Setup Kalibrasi
Sebelum melakukan pengukuran, hal pertama yang harus dilakukan adalah
melakukan kalibrasi alat yang akan digunakan yaitu dengan mengatur spektrum analyzer
dan tracking generator yang keduanya dihubungkan ke komputer/PC. Pada spectrum
analyzer dan tracking generator terdapat 1 terminal depan dan 3 terminal belakang.
Untuk terminal reff spectrum analyzer dan tracking generator saling terhubung.
Kemudian, terminal sinkronisasi yang ada pada spectrum analyzer dan tracking
generator keduanya pun saling terhubung. Selanjutnya, terminal usb pada spectrum
analyzer dan tracking generator terhubung ke PC dengan port usb komputer. Terakhir,
input pada spectrum analyzer dihubungkan dengan terminal output tracking generator.
Kemudian buka aplikasi Signal Hound pada komputer/PC. Ketika LED pada
spektrum analyzer dan tracking generator berkedip maka menandakan bahwa
konfigurasi telah benar, namun jika lampu LED berwarna merah/hijau menyala dalam
keadaan lama maka konfigurasi masih belum benar. Pengaturan frekuensi dilakukan
pada software di menu frequency controls, dengan mengatur start, center, dan stop
frekuensi yang akan digunakan. Pada bagian menu tracking generator pilih ‘Sweep thru
immediately’ dan klik OK lalu tekan tombol ‘Store Thru’ dan jika berhasil maka akan
muncul garis lurus 0 dB yang menandakan sinyal telah terkalibrasi dengan benar.
Gambar 7.1 setup thru callibration

Gambar 7.2 Hasil thru calibration

b. Setup Pengukuran Low Pass Filter (LPF)


Pada pengukuran LPF terminal input pada spectrum analyzer dan terminal output
pada tracking generator dihubungkan ke DUT (Device Under Test). Pada praktikum kali
ini dilakukan percobaan dengan 2 buah DUT yaitu dengan frekuensi kerja 300 MHz dan
1000 MHz. Lalu ke software Signal Hound. Sama seperti proses kalibrasi sebelumnya,
konfigurasi terlebih dahulu frekuensi start, center, dan stop sesuai dengan DUT yang
digunakan. Setelah proses setup selesai, amati hasil kurva LPF yang muncul.
Diantaranya ripple, rata-rata ripple, frekuensi cut-off, insertion loss, dan shape factor.

VIII. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Filter pada Frekuensi 300 MHz

Keterangan marker:
 Marker 1 = ripple dengan nilai tertinggi
 Marker 2 = ripple dengan nilai terendah
 Marker 3 = daya –3dB
 Marker 4 = daya –60dB

Berikut perhitungan berdasarkan respon frekuensi:


1. Ripple maximum = 5,9 dB pada frekuensi 8,50000 MHz
2. Ripple minimum = -1,6 dB pada frekuensi 136,5000 MHz
Ripple max+ Ripplemin 5,9+ (−1.6 )
3. Ripple= = =2,15
2 2
4. Insertion Loss =
IL= A ref − Aripple rata2

IL= A ref − ( )
A max + Amin
2

IL=10−( )
5,9+ (−1,6 )
2
IL=7,85 dB

4. Daya –3dB pada frekuensi 210,5000 MHz


5. Daya –60dB pada frekuensi 305,5000 MHz
BW 43,6 dB 404,5 MHz
6. Shape factor =SF= = =1,3
BW 3 dB 305,5 MHz

Frekuensi Ripple Ripple BW – BW –


Ripple Insertion Shape
cut Max Min 3dB 60dB
(dB) Loss (dB) Factor
off(MHz) (dB) (dB) (MHz) (MHz)
210,5000 5,9 -1,6 2,15 7,85 210,5000 305,5000 1,3

Tabel 8.1 Data Hasil Praktikum LPF 300MHz

2. Filter pada Frekuensi 1000 MHz

Keterangan marker:
 Marker 1 = ripple dengan nilai tertinggi
 Marker 2 = ripple dengan nilai terendah
 Marker 3 = daya –3dB
 Marker 4 = daya –60dB

Berikut perhitungan berdasarkan respon frekuensi:


5. Ripple maximum = 3,1 dB pada frekuensi 350,5000MHz
6. Ripple minimum = -1,8 dB pada frekuensi 35,50000 MHz
Ripple max+ Ripplemin 3,1+ (−1.8 )
7. Ripple= = =0,65
2 2
8. Insertion Loss =
IL= A ref − Aripple rata2

IL= A ref − (A )
max + Amin
2

IL=10−( )
3,1+ (−1,8 )
2
IL=9,35 dB

7. Daya –3dB pada frekuensi 1005,5000 MHz


8. Daya –60dB pada frekuensi 1865,5000 MHz

BW 59,9 dB 1865,5 MHz


9. Shape factor =SF= = =1,85
BW 3 dB 1005,5 MHz

Frekuensi Ripple Ripple Insertion BW –


Ripple BW – 3dB Shape
cut Max Min Loss 60dB
(dB) (MHz) Factor
off(MHz) (dB) (dB) (dB) (MHz)
1005,5000 3,1 -1,8 0,65 9,35 1005,5000 1865,5000 1,85

Tabel 8.2 Data Hasil Praktikum LPF 1000MHz

Pada praktikum ini dilakukan percobaan untuk menentukan karakteristik dari Low Pass
Filter (LPF) yang terdiri dari Insertion Loss, Frekuensi Cut Off, Shape Factor, dan Ripple.
Pada percobaan ini digunakan Low Pass Filter berfrekuensi 300 MHz dan 1000 MHz.
I.1. LPF 300 MHz
a. Insertion Loss
Nilai Insertion Loss diperoleh dengan menentukan terlebih dahulu amplitudo referensi
(Aref). pada percobaan ini, nilai amplitudo referensi yaitu 10 dB. Kemudian kita perlu
menentukan nilai amplitudo maksimal dan nilai amplitudo minimal dari ripple pada
grafik di atas. Pada grafik di atas, nilai amplitudo maksimal yaitu 5,9 dBm dan nilai
amplitudo minimal yaitu -1,6 dBm. Kemudian nilai-nilai tesebut dimasukan ke dalam
persamaan berikut:
IL= A ref − Aripple rata 2

IL= A ref − (A )
max + Amin
2

IL=10−( )
5,9+ (−1,6 )
2
IL=7,85 dB
Ketentuan nilai IL yang diperbolehkan yaitu IL < 1dB, sedangkan IL yang diperoleh pada
percobaan ini yaitu sebesar 7,85 dB. Hal ini berarti filter yang diukur tidak sesuai dengan
ketentuan yang diisyaratkan. Hasil pengukuran yang tidak akurat ini disebabkan karena
filter yang diukur mengalami kerusakan.

b. Frekuensi Cut Off


Nilai frekuensi cut off dengan mengetahui nilai dari Aripple rata2. Kemudian dari Aripplerata2
tersebut, tentukan titik -3 dB nya sehingga diperoleh fcutoff nya yaitu:
f cutoff −3 dB =305,5 MHz
Nilai fcut off tersebut mendekati nilai frekuensi kerja dari LPF yang digunakan, yaitu 300
MHz.

c. Shape Factor
Nilai shape factor diperoleh dari perbandingan antara nilai bandwidth amplitudo 60 dB
dengan bandwidth frekuensi cut off. Pada percobaan ini, bandwidth amplitudo 60 dB
yang diambil yaitu 43,6 dB karena bandwidth pada amplitudo 60 dB memiliki bentuk
yang cacat. Nilai shape factor dari LPF 300 MHz yang diperoleh yaitu:
BW 43,6 dB 404,5 MHz
SF= = =1,3
BW 3 dB 305,5 MHz
Nilai shape factor di atas memenuhi ketentuan karena nilai SF 1,3 memenuhi ketentuan 1
≤ SF ≤ 2.

d. Ripple
Nilai ripple diperoleh dari selisih antara titik puncak maksimum dan titik lembah
minimum dari grafik di atas. Sehingga diperoleh ripple:
ripple= A max− A min=5,9−(−1,6 )=7,5 dB
I.2. LPF 1000 MHz
a. Insertion Loss
Nilai Insertion Loss diperoleh dengan menentukan terlebih dahulu amplitudo referensi
(Aref). pada percobaan ini, nilai amplitudo referensi yaitu 10 dB. Kemudian kita perlu
menentukan nilai amplitudo maksimal dan nilai amplitudo minimal dari ripple pada
grafik di atas. Pada grafik di atas, nilai amplitudo maksimal yaitu 3,1 dBm dan nilai
amplitudo minimal yaitu -1,8 dBm. Kemudian nilai-nilai tesebut dimasukan ke dalam
persamaan berikut:

IL= A ref − Aripple rata 2

IL= A ref − (A )
max + Amin
2

IL=10−( )
3,1+ (−1,8 )
2
IL=9,35 dB
Ketentuan nilai IL yang diperbolehkan yaitu IL < 1dB, sedangkan IL yang diperoleh pada
percobaan ini yaitu sebesar 9,35 dB. Hal ini berarti filter yang diukur tidak sesuai dengan
ketentuan yang diisyaratkan. Hasil pengukuran yang tidak akurat ini disebabkan karena
filter yang diukur mengalami kerusakan.
b. Frekuensi Cut Off
Nilai frekuensi cut off dengan mengetahui nilai dari Aripple rata2. Kemudian dari Aripplerata2
tersebut, tentukan titik -3 dB nya sehingga diperoleh fcutoff nya yaitu:
f cutoff −3 dB =1005,5 MHz
Nilai fcut off tersebut mendekati nilai frekuensi kerja dari LPF yang digunakan, yaitu 1000
MHz.
c. Shape Factor
Nilai shape factor diperoleh dari perbandingan antara nilai bandwidth amplitudo 60 dB
dengan bandwidth frekuensi cut off. Pada percobaan ini, bandwidth amplitudo 60 dB
yang diambil yaitu 59,9 dB karena bandwidth pada amplitudo 60 dB memiliki bentuk
yang cacat. Nilai shape factor dari LPF 300 MHz yang diperoleh yaitu:
BW 59,9 dB 1865,5 MHz
SF= = =1,85
BW 3 dB 1005,5 MHz
Nilai shape factor di atas memenuhi ketentuan karena nilai SF 1,85 memenuhi ketentuan
1 ≤ SF ≤ 2.
d. Ripple
Nilai ripple diperoleh dari selisih antara titik puncak maksimum dan titik lembah
minimum dari grafik di atas. Sehingga diperoleh ripple:
ripple= A max− A min=3,1−(−1,8 )=4,9 dB

IX. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa LPF
atau Low pass filter adalah filter yang melewatkan tegangan rendah atau digunakan
untuk meneruskan sinyal berfrekuensi rendah dan meredam sinyal berfrekuensi tinggi.
Data yang dihasilkan dari praktikum yaitu pada kurva chebyshev low pass filter (LPF)
diperoleh nilai rata rata ripple 2,15 dBm untuk f = 300 MHz 0,65 dBm untuk f = 1000
MHz; insertion loss 7,85 dBm untuk f = 300 MHz dan 9,35 dBm untuk f = 1000
MHz; frekuensi Cut Off pada frekuensi 300 MHz sebesar 305,5MHz dan 1005,5 MHz
pada frekuensi 1000 MHz. Lalu shape factor = 1,3 untuk f = 300 MHz dan 1.85 untuk
f = 1000 MHz. Shape factor yang ideal nilai nya adalah 1 namun pada praktikum
shape factor yang dihasilkan lebih dari 1 artinya masih sangat jauh untuk mendekati
idealnya. Sebab semakin kecil shape factor makaripplr yang diperolaeh akan semakin
besar. Pada low pass filter (LPF) tidak memiliki factor kualitas (Q) hal ini
dikarenakan pada low pass filter tidak mempunyai frekuensi tengah dan frekuensi cut
off high sehingga nilai dari faktor kualitas (Q) tidak dapat dihitung.
X. DAFTAR PUSTAKA

Elektronika Dasar.web.id. (2020, 19 Juni). Low Pass Filter (LPF) RC. Diakses pada
18 Oktober 2022, dari http://elektronika-dasar.web.id/low-pass-filter-lpf-rc/

Anda mungkin juga menyukai