Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN LAB TEKNIK PENGUKURAN FREKUENSI TINGGI

Percobaan No. 3

Pengukuran Karakteristik Low Pass Filter

Oleh:
Kelompok 5/Kelas 3NK

Iswatun Hasanah (201344017)

Liza Febbyanti (201344018)

Meitha Noer Meidayanti (201344019)

Michael Galileo Hasian (201344020)

Tanggal percobaan : 19/09/2022

Tanggal pengumpulan laporan: 26/09/2022

PRODI TELEKOMUNIKASI – TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

SEPTEMBER 2022
1. Percobaan No: 03
2. Judul Percobaan: Karakteristik Low Pass Filter
3. Tujuan:

Berikut adalah tujuan dari percobaan pengukuran karakteristik Low Pass Filter:
 Memahami karakteristik Low Pass Filter (LPF)
 Mengukur response frekuensi
 Mengukur insertion loss
 Mengukur flatness pada daerah pass band
 Mengukur pass band
 Mengukur 3dB bandwidth
 Shape Factor

4. Landasan Teori

Low Pass Filter (LPF) atau Filter Lolos Bawah adalah filter yang hanya
melewatkan sinyal dengan frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut-off (fc) dan
akan melemahkan sinyal dengan frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi cut-off (fc).
Pada filter LPF yang ideal sinyal dengan frekuensi diatas frekuensi cut-off (fc) tidak
akan dilewatkan sama sekali (tegangan output = 0 volt). Komponen Low pass filter
dapat dirangkai dengan menggunakan komponen pasif seperti Resistor dan Kapasitor
atau Induktor.

Gambar 1.1. Rangkaian Komponen Penyusun Low Pass Filter

 Insertion Loss (IL)


Insertion Loss merupakan sebuah parameter yang diperlukan untuk
karakterisasi sebuah filter. IL adalah rugi sisipan yang dapat menunjukkan ukuran
efisiensi sebuah filter. Makin kecil nilai IL makin baik efisiensi sebuah filter. IL
merupakan perbandingan daya sebelum dan sesudah disisipkan filter. Daya
tersebut berbanding lurus dengan kuadrat tegangan atau kuadrat arusnya. Satuan
dari IL dinyatakan dengan decibel (dB) [2].
 Ripple
Ripple menunjukkan ukuran dari kerataan passband pada LPF dan
dinyatakan dalam dB.
 Frekuensi cut-off
Pada LPF, frekuensi cut-off merupakan frekuensi yang menjadi batas untuk
melewatkan sinyal masukan yang memiliki frekuensi yang lebih rendah dari
frekuensi cut off. Frekuensi cut-off merupakan suatu frekuensi di mana respon
gain dari LPF tersebut turun menjadi 70,7% dari gain maksimumnya. Dengan
kata lain, gain (H(ω)) dari LPF tersebut bernilai 1/√2 atau 0,707. Pada frekuensi
cut-off, energi yang didisipasi pada rangkaian bernilai setengah dari energi
maksimumnya [3].
 Pass Band
Pass Band adalah wilayah (pita frekuensi) di mana filter harus melewatkan
input ke outputnya dengan penguatan unit. Pada low pass filter, passband
mencapai dari frekuensi nol hingga batas frekuensi tertentu. [4] Pita frekuensi
sinyal input yang melewati filter memiliki redaman kurang dari 3 dB. [5] Dapat
dikatakan pula bahwa pass band adalah rentang frekuensi yang diperbolehkan
melewati filter.
 Stop Band dan Stop Band Attenuation
Stop Band pada low pass filter adalah wilayah spektrum (rentang frekuensi)
di mana filter dimaksudkan untuk tidak mengirimkan inputnya. Dengan kata lain,
stop band adalah pita frekuensi sinyal input yang terhalang atau lebih dilemahkan
oleh filter. Konvensi umum adalah bahwa amplitudo pada stop band adalah 3 dB
di bawah amplitudo input. [5] Dapat dikatakan pula bahwa stop band adalah
frekuensi yang diblokir oleh filter. Sedangkan Stop Band Attenuation adalah
atenuasi minimum yang diinginkan dalam stop band. [6]
 Shape Factor (SF)
Shape Factor merupakan perbandungan redaman besar terhadap redaman
kecil atau dapat dikatakan, seberapara miring suatu kurva terhadap nilai idelanya.
Gambar 1.2. Lebar Pita pada Passband dan Stopband pada Lpf

 Faktor Kualitas (Q)


Faktor kualitas pada low pass filter merupakan perbandingan antara frekuensi
tengah fO atau fC pada pusat grafik dengan lebar bidang frekuensi dengan respon
3 dB di bawahnya (Bandwidth).

5. Setup Pengukuran
5.1. Setup Kalibrasi
5.2. Setup Pengukuran Karakteristik LPF
6. Alat/Bahan yang diperlukan
 Komputer
 Tracking Generator
 Spectrum Analyzer Signal Hound USB-SA124B
 Software Signal Hound
 Kabel BNC
 Konektor N female to BNC male
 Konektor N female to BNC female
 Filter LPF 300 MHz

7. Metode Percobaan
7.1 Proses Kalibrasi

Gambar 3.1. Diagram Blok Proses Kalibrasi Spectrum Analyzer


Dilakukan kalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan Spectrum Analyzer
dengan mengubungkan Spectrum Analyzer ke Tracking Generator dengan
menggunakan kabel BNC to BNC. Pada perangkat lunak Signal Hound, atur
frekuensi start dan stop yang rentangnya disesuaikan dengan filter LPF yang di
mana pada praktikum ini digunakan filter LPF 300MHz, klik start pada menu
Tracking Generator. Kemudian, pada Tracking Generator Setup pilih Sweep
Thru Immediately dan klik OK. Pada layar, sinyal akan berada pada level 0 dB.
Lalu, pada tampilan saat akan memulai tracking generator, klik Store Thru.
Setelah itu, lepaskan konektor BNC to BNC pada Tracking dan Spectrum
Analyzer.

7.2 Pengukuran Karakteristik LPF

Gambar 3.2. Diagram Blok Pengukuran Karakteristik LPF


Untuk menala Low Pass Filter, hubungkan LPF di antara port tracking generator
serta spectrum analyzer ke port lainnya dengan menggunakan konektor N to
BNC. Kemudian, beri mark pada hasil grafik untuk kemudian dilakukan
pengamatan dan perhitungan parameter-parameter pada LPF.

8. Hasil dan Analisis

Gambar 4.1. Grafik Respon Low Pass Filter pada Software Signal Hound

Dari hasil pengukuran diketahui nilai-nilai berikut:


1. Start Frequency = 300 MHz
2. Stop Frequency = 400 MHz
3. Center Frequency = 350 MHz
4. Mark 1 = Ripple tertinggi pada 4 dBm dengan frekuensi 314,2 MHz
5. Mark 2 = Ripple terendah pada -3,9 dBm dengan frekuensi 302,2
MHz
6. Mark 3 = 2,9 dBm dengan frekuensi 312,6 MHz
7. Mark 4 = -35,1 dBm dengan frekuensi 382,6 MHz

8.1. Perhitungan Insertion Loss


Insertion Loss adalah nilai hilangnya sinyal pada saat melewati filter, nilai
insertion loss dapat diketahui dengan cara mencari selisih antara daya yang
dikirim dan daya yang diterima. Nilai insertion loss LPF yang ideal adalah 0 dB.
ripple tertinggi−ripple terendah
Titik tengahripple=
2
4−(−3,9 )
¿
2
7,9
¿
2
¿ 3,95 dBm
Insertion Loss=Vref −titik tengahripple
¿ 5−3,95
¿ 1,05 dBm

8.2. Perhitungan Flat Band


Flat Band=titik tengah ripple−1 dB
¿ 3,95−1
¿ 2,95 dBm

8.3. Perhitungan Frekuensi Cut-off

Frekuensi cut-off pada saat flat band 2,95 dBm adalah 312,6 MHz.

8.4. Perhitungan Nilai Shape Factor


BW −40 dB 382,6 MHz
Shape Factor= = =1,2
BW −3 dB 316,8 MHz
Shape factor yang baik adalah sebesar 1,2. Hasil yang didapatkan berada dalam
rentang ideal shape factor LPF yaitu 1 s/d 2.
9. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, LPF (Low Pass Filter) digunakan
untuk meloloskan sinyal yang lebih kecil frekuensinya dibandingkan dengan frekuensi
Cut-Off. Berdasarkan grafik respon frekuensi yang ditunjukan pada hasil LPF 300
MHz. Karakteristik LPF yang digunakan didapatkan melalui perhitungan Insertion
Loss, Frekuensi Cut-off, dan Nilai Shape Factor.
1. Nilai Insertion Loss yang dihasilkan dari filter ini terbilang besar, Nilai Insertion
Loss LPF ideal adalah mendekati 0 dB.
2. Frekuensi Cut-Off yang didapatkan pada praktikum ini sebesar 312,6 MHz.
Frekuensi Cut-Off lebih besar daripada nilai filter sehingga diredam oleh LPF.
Semakin besar nilai frekuensi yang melebihi frekuensi cut-off maka redaman yang
didapat akan semakin besar.
3. Nilai Shape Factor yang dihasilkan pada praktikum ini sebesar 1,2. Nilai shape
factor yang didapat berada dalam rentang shape factor ideal. Nilai Shape factor
ideal berada pada rentang 1 s/d 2.
Daftar Pustaka
Dikshon kho, "Pengertian Low Pass Filter (LPF) atau Tapis Lolos Bawah,"
https://teknikelektronika.com/pengertian-low-pass-filter-lpf-atau-tapis-lolos-bawah/

T. Akbar, M. Ramdhani and E. Kurniawan, "IMPLEMENTATION AND INSERTION LOSS


ANALYSIS OF ELECTROMAGNETIC COMPATIBILITY (EMC) BASED FILTER FOR
LIGHT EMITTING DIODE (LED)," ISSN : 2355-9365, pp. 2-3, 2017.

M. Puckette, "Low Pass and High Pass Filter," 03 March 2006. [Online]. Available:
http://msp.ucsd.edu/techniques/v0.08/book-html/node124.html. [Accessed 25 September
2022].
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai