PERCOBAAN III
DESAIN FILTER DIGITAL
1.1 Tujuan
1. Mengerti konsep pemetaan bilinier dan prewarping frekuensi.
2. Mempelajari persyaratan dasar pemetaan frequency-band dan struktur
parameter berbagai transformasi filter.
3. Meningkatkan kemampuan dalam desain filter digital menggunakan
prototype analog dan transformasi.
4. Mengimplementasikan seluruh konsep di atas ke dalam MatLab.
1.2 Peralatan
1. Personal Computer
2. Matlab versi 6.1
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Digital Filter
Dalam elektronika, filter digital adalah sebuah sistem yang melakukan
operasi perhitungan diskrit-waktu sinyal untuk mengurangi atau meningkatkan
aspek-aspek tertentu dari sinyal. Filter digital bekerja berdasarkan data masukan
diskrit dari cuplikan-cuplikan sinyal kontinyu yang kemudian diubah oleh
converter analog ke digital ADC (analog to digital converter) menjadi data digital
biner. Data data inilah yang nantinya akan dimanipulasi kinerja dan spectrum
sinyalnya dengan prosesor digital. Hasil dari data digital dikembalikan ke dalam
bentuk analog jika diinginkan dengan converter digital to analog DAC (digital
analog converter) untuk mengubah sinyal kembali ke bentuk analog. Penerapan
filter digital pada pengolahan sinyal yaitu dapat digunakan dalam noice reduction,
image processing, anti-aliasing dan menghilang pseudo-image pada multirate
processing, matched filtring, dan osilator digital. Perhatikan bahwa dalam filter
digital, sinyal direpresentasikan oleh urutan angka, bukan tegangan atau arus.
.......................................(3.2)
dimana:
- {bk}= koefisien feed forward
- banyaknya (total koefisien) L = M + 1
- M ditetapkan sebagai orde filter FIR
Dalam realisasi diagram blok akan dapat digambarkan seperti pada Gambar 3.2
berikut ini :
Untuk tujuan simulasi perangkat lunak kita bisa memanfaatkan fungsi standar
berikut ini: B = FIR1(N,Wn) . Ini merupakan sebuah langkah untuk merancang
filter digital FIR dengan orde sebesar N, dan frekuensi cut off Wn. Secara default
oleh Matlab ditetapkan bahwa perintah tersebut akan menghasilkan sebuah low
pass filter (LPF). Perintah ini akan menghasilkan koefisien-koesifien filter
sepanjang (N+1) dan akan disimpan pada vektor B. Karena dalam domain digital,
maka nilai frekuensi cut off harus berada dalam rentang 0<1.0. style="font-weight:
bold;"> . Contoh dari respon impulse (FIR) adalah :
2.2.1 FIR 1
Ialah Jendela-respon impulse yang terbatas berdasarkan desain filter, fir1
mengimplementasikan metode klasik berjendela linier-fase desain filter (digital
FIR1). Ini desain standar filter dalam lowpass, highpass, bandpass, dan bandstop
konfigurasi. Secara default filter dinormalkan sehingga besarnya respons dari filter
di pusat frekuensi passband adalah 0 dB. b = fir1 (n, Wn) mengembalikan vektor
baris b n +1 yang berisi koefisien perintah n lowpass FIR filter. Ini adalah
Hamming-jendela berbasis, fasa linear filter dengan frekuensi cut-off ternormalisasi
Wn. Filter output koefisien, b, diperintahkan dalam kekuatan menurun z.
..............................(3.3)
..........................(3.4)
2.2.2 FIRCLS (FIR Filter Multiband Design)
b = fircls (n, f, amp, naik, lo) menghasilkan panjang n +1 fase linier FIR filter
b. Berkekuatan frekuensi karakteristik filter ini cocok dengan yang diberikan oleh
vektor f dan amp. f adalah vektor frekuensi transisi dalam berkisar dari 0 hingga 1,
di mana 1 sesuai dengan frekuensi Nyquist. Titik pertama dari f harus 0 dan titik
terakhir 1. Poin frekuensi harus dalam urutan yang meningkat. Amp merupakan
sebuah vektor yang menggambarkan diinginkan piecewise amplitudo konstan dari
respon frekuensi. Panjang amp adalah sama dengan jumlah band dalam
penanggulangan dan harus sama dengan panjang (f) -1. dan lo adalah vektor dengan
panjang yang sama seperti amp. Mereka menetapkan batas atas dan bawah untuk
respon frekuensi di masing-masing band.
Infinite Impulse Respon (IIR) atau penyaring mitra digital analog filter.
Seperti filter internal berisi kombinasi linear input dan output. Secara teori, respon
impulse filter tidak pernah sempurna. Filter IIR biasanya membutuhkan lebih
sedikit sumber daya komputasi dari sebuah filter FIR dalam kinerjanya. Namun
karena sistem umpan balik maka urutan tinggi IIR filter dapat mengalami masalah
dengan ketidak stabilan, dan membatasi siklus, dan membutuhkan desain yang hati-
hati untuk menghindari perangkap tersebut. Selain itu, karena pergeseran fasa
secara inheren non-linear fungsi dari frekuensi yaitu waktu tunda melalui semacam
filter frekuensi bergantung dalam banyak situasi.
........................................(3.6)
dimana:
a merupakan konstanta filter pre-emhasis, biasanya bernilai 0.9. Bentuk ini
kemudian akan memberikan dasar pembentukan diagram blok yang
menggambarkan hubungan input dan output.
............................................(3.7)
-30
Magnitude
Decibel
0 -100
1.256
1.57
0 100 1.256
1.57
0 100
Frekuensi Analog dalam rad/sec Frekuensi Analog dalam rad/sec
Respons Impulse
0.1
0.05
ha(t)
-0.05
0 0.5 1 1.5 2
t (sec)
Gambar 3.6 Respons Magnitude-Log dan Respons Impulse Saat Rp=0.5, As=30
Respons Magnitude Respons Magnitude-Log
0
1
0.89
Magnitude
Decibel
-50
0 -100
1.256
1.57
0 100 1.256
1.57
0 100
Frekuensi Analog dalam rad/sec Frekuensi Analog dalam rad/sec
Respons Impulse
0.1
0.05
ha(t)
-0.05
0 0.5 1 1.5 2
t (sec)
Gambar 3.7 Respons Magnitude-Log dan Respons Impulse Saat Rp=1, As=50
BAB V
ANALISA HASIL PERCOBAAN
-30
Decibel
-100
256
57 100 1.256
1.57
0 100
Frekuensi Analog dalam rad/sec Frekuensi Analog dalam rad/sec
Respons Impulse
0.1
0.05
ha(t)
-0.05
0 0.5 1 1.5 2
t (sec)
Gambar 3.8 Respons Magnitude-Log dan Respons Impulse Saat Rp=0.5, As=30
Respons Magnitude Respons Magnitude-Log
0
1
0.89
Magnitude
Decibel
-50
0 -100
1.256
1.57
0 100 1.256
1.57
0 100
Frekuensi Analog dalam rad/sec Frekuensi Analog dalam rad/sec
Respons Impulse
0.1
0.05
ha(t)
-0.05
0 0.5 1 1.5 2
t (sec)
Gambar 3.9 Respons Magnitude-Log dan Respons Impulse Saat Rp=1, As=50
Dari gambar 3.8 dan gambar 3.9, percobaan yang dilakukan adalah
membandingkan gambar yang dihasilkan dari pengubahan nilai Rp dan As. Dari
perbandingan tersebut, dapat dianalisis bahwa nilai dari Rp dan nilai dari As
mempengaruhi Respons Magnitude-Log dari sistem. Nilai yang berpengaruh
terlihat pada nilai decibel di sumbu y. untuk Respons Impulse, tidak ada perubahan
yang sangat signifikan.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
Pada percobaan desain filter digital, didapat beberapa kesimpulan
1. Filter digital adalah proses komputasi pengubahan satu sekuen angka x[n]
yang merepresentasikan input ke sekuen y[n] yang merepresentasikan
output. Dengan memperformansikan fungsi integrasi, diferensiasi, dan
estimasi.
2. Transformasi Bilinier digunakan dalam pemrosesan sinyal digital dan
diskrit-waktu teori kontrol untuk mengubah waktu kontinyu representasi
sistem diskrit dan sebaliknya.
3. Percobaan dilakukan untuk membandingkan gambar yang dihasilkan dari
pengubahan nilai Rp dan As. Dari perbandingan tersebut, didapat bahwa
nilai dari Rp dan nilai dari As mempengaruhi Respons Magnitude-Log dari
sistem. Nilai yang berpengaruh terlihat pada nilai decibel di sumbu y. untuk
Respons Impulse, tidak ada perubahan yang sangat signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://dwiputrabudi.blogspot.co.id/2009/12/analog-dan-digital-filter-
menggunakan.html
http://analisis-wahyuadi.blogspot.co.id/2009/12/analog-dan-digital-filter-
menggunakan.html