Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN LAB TEKNIK PENGUKURAN FREKUENSI TINGGI

Percobaan No. 2

Pengukuran Karakteristik Kabel Koaksial

Oleh:
Kelompok 5/Kelas 3NK

Iswatun Hasanah (201344017)


Liza Febbyanti (201344018)
Meitha Noer Meidayanti (201344019)
Michael Galileo Hasian (201344020)

Tanggal percobaan : 12/09/2022

Tanggal pengumpulan laporan: 19/09/2022

PRODI TELEKOMUNIKASI – TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

SEPTEMBER 2022
1. Percobaan No: 02

2. Judul Percobaan: Karakteristik Kabel Koaksial

3. Tujuan:
Berikut adalah tujuan dari percobaan pengukuran karakteristik kabel koaksial:
• Memahami tentang karakteristik, sifat, dan konstruksi kabel koaksial.
• Menghitung impedansi karakteristik (Zo) berdasarkan ukuran penampang kabel.
• Mengukur impedansi karakteristik (Zo) kabel.
• Mengukur faktor redaman kabel koaksial (att).

4. Landasan Teori
Kabel Koaksial merupakan jenis kabel yang pada dasarnya menggunakan dua
buah konduktor. Dengan pusat kebel yang berupa inti kawat yang padat dan dilingkupi
sekat, kemudian dililit lagi dengan menggunkan kawat yang berselaput konduktor. Jenis
kabel ini umunya digunakan untuk sebuah jaringan bandwith yang tinggi. Selain itu
kabel coaxial mampu pengalir pada tembaga (centre core). Kabel ini juga umunya lebih
banyak digunakan untuk men-transmisikan data sinyal frekuensi dengan ketinggian
mulai dari 300 kHz keatas.

Karena kabel ini mempunyai kemampuan dalam menyalurkan frekuensi tinggi,


maka oleh sebab itulah sistem transmisi ini menggunakan kabel koaksial yang pada
dasarnya memiliki kapasitas kanal yang memang cukup besar. Alat yang dibgunakan
untuk menyusun beberapa kanal telpon menjadi suatu band frekuensi tertentu (base
band) atau sebaliknya. Sedangkan untuk LTE (Line Terminal Equipment) Coaxial
merupakan interface antara multiplex dengan kabel coaxial.

Kabel koaksial biasa digunakan dalam jaringan LAN terutama Topologi Bus yang
banyak menggunakan kabel koaksial. Kesulitan utama dari penggunaan kabel koaksial
yakni mengkin sedikit sulit dalam mengukur apakah kabel coaxial yang digunakanya
memang benar-benar matching atau sebaliknya (tidak). Karena apabila tidak diukur
secara benar, maka kemungkinan besar akan dapat merusak NIC (Network Interface
Card) yang biasa dipergunakan pada kinerja jaringan menjadi terhambat, dan tidak
dapat mencapai kemampuan maksimal. Untuk mentransmisikan frekuensi tinggi mulai
dari 300 kHz keatas, dan penggunaan kabel ini mempunyai kanal frekuensi yang sangat
besar. Dalam penggunaan sehari-hari, kabel coaxial banyak dijumpai pada antena
televisi, antena pemancar radio, dan juga kabel jaringan LAN. Penggunaan kabel
koaksial dalam jaringan internet mampu melengkapi pada sebuah instalasi kabel UTP,
yang berperan penting dalam sebuah jaringan LAN.
Kabel ini sering digunakan sebagai kabel antena TV. Kabel ini memang kabel
yang banyak digunakan pada sebuah jaringan LAN. Karena kebel ini memiliki sifat
yang mampu memberi perlindungan pada sebuah derau yang tinggi, murah dan mampu
mengirimkan transmisi data dengan kecepatan standar. Untuk mentransmisikan sinyal
frekuensi tinggi mulai 300 kHz keatas. Karena kebel ini memiliki kemampuan dalam
menyalurkan frekuensi tinggi. Maka dengan demikian system transmisinya
menggunakan kabel koaksial yang memiliki kapasitas kanal yang besar.
Kegunaan kabel coaxial adalah untuk melakukan sebuah transmisi data dengan
kecepatan tinggi, selain itu juga biasa digunakan untuk membagi sinyal broadband atau
sinyal frekuensi. Kabel coaxial dapat kita temukan pada barang-barang elektronik misal
seperti antena TV, parabola dan masih banyak lagi.

▪ Kelebihan Kabel Coaxial

1. Penguatannya dari repeater tidak sebesar kabel STP atau UTP. Kabel coaxial lebih
murah ketimbang kabel fiber optic, selain itu juga teknologinya pun sudah tidak
asing lagi.
2. Kabel coaxial sudah digunakan selama puluhan tahun untuk berbagai jenis
komunikasi data.
3. Dapat digunakan untuk menyalurkan informasi sampai dengan 900 kanal telepon.
4. Dapat ditanam di dalam tanah sehingga biaya perawatan lebih rendah .
5. Karena menggunakan penutup isolasi maka kecil kemungkinan terjadi interferensi
dengan sistem lain .
6. Murah dan jarak jangkauannya cukup jauh.
7. Sangat baik sebagai transmitter. Kemampuannya jauh lebih prima jika
dibandingkan dengan kawat biasa. Selain itu kabel koaksial juga lebih cenderung
tahan terhadap arus yang semakin mengecil pada frekuensi yang justru meninggi.
Dari hal tersebut yang menjadikan kabel coaxial semakin populer dalam hal
penggunaan.
▪ Kekurangan Kabel Coaxial

1. Mempunyai redaman yang relatif besar, sehingga untuk hubungan jarak jauh harus
dipasang repeater-repeater.
2. Apabila jenis kabel coaxial dipasang diatas tanah, biasanya rawan terhadap
gangguan fisik yang dapat mengakibatkan putusnya hubungan kabel.
3. Susah pada saat instalasi.
4. Biaya perawatan serta pengadaan yang jauh lebih mahal dibandingkan jenis kabel
lainnya.
5. Optimalisasi fungsi kabel koaksial ikut dipengaruhi oleh kondisi temperature.

Kabel koaksial terdiri dari beberapa jenis, diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Kabel koaksial thin (RG-58)
Kabel koaksial thin (RG-58) atau yang bisa disebut dengan 10Base2 (thinnet).
Yang dimana angka 2 menunjuk panjang maksimum untuk segment kabel tersebut
adalah 200 meter, namun kenyataannya hanya samapai 185 meter.

2. Kabel koaksial thick (RG-8)


Kabel koaksial thick (RG-8) disebut juga dengan10Base5 (thicket), dengan
spaseifikasi teknis Spesifikasi Teknis dari kabel ini adalah :

1. Mampu menjangkau bentangan maksimum 500 meter.


2. Impedansi terminator 50 Ohm.
3. Membutuhkan Transceiver sebelum dihubungkan dengan computer.

Untuk membedakan dengan media transmisi yang lain, kabel ini memiliki ciri
khusus atau karakteristiknya sendiri, diantaranya:

• Kabel tembaga (centre core): Ada di tengah tengah yang berguna untuk media
konduktor listrik.
• Lapisan plastik (dielectric insulator) yang berguna untuk memisahkan antara kabel
tembaga serta lapisan metal yang menyelubungi.
• Lapisan metal (metallic shield): Berguna untuk melindungi dari gangguan
interferensi elektromagnetik dari sekeliling kabel.
• Lapisan plastic (plastic jacket): Merupakan lapisan terluar yang berguna untuk
melindungi bagian luar kabel.

Selain 4 komponen yang sudah dijelaskan di atas, karakteristik kabel coaxial ini
juga bisa diklasifikasikan sebagai berikut:

• Biaya rata rata per node terjangkau


• Kecepatan serta keluaran transmisi data 10 hingga 100 MBps
• Media serta ukuran konektor medium yakni tidak terlalu kecil namun juga tidak
terlalu besar
• Panjang kabel maksimal adalah 500 meter
5. Setup Pengukuran
Pengukuran Vin Kabel Koasial (VinCable untuk kemudian datanya dimasukkan ke
persamaan Loss)
Oscilloscope
Sweep Oscillator OFF ON
VERTICAL HORIZONTAL
POSITION MODE POSITION POSITION
BAND CH1
CH2
POW ER LEVEL DUAL X-Y
CHOP VOLT/DIVADD CHOP VOLT/DIV
START STOP
TIME/DIV
MARKER MARKER

SWEEP RF DC DC
OUT AC GND AC GND

TRACE
CH 1 CH 2 GND
ROTATION PWR

RF detector

in Directional Coupler
out

CPL

Terminator Terminator
50 ohm 50 ohm

Gambar 1.1. Setup Pengukuran Vin Koaksial


Pengukuran Vout Kabel Koaksial (VoutCable untuk kemudian datanya dimasukkan ke
persamaan Loss)
Oscilloscope
Sweep Oscillator OFF ON
VERTICAL HORIZONTAL
POSITION MODE POSITION POSITION
BAND CH1
CH2
POW ER LEVEL DUAL X-Y
CHOP VOLT/DIVADD CHOP VOLT/DIV
START STOP
TIME/DIV
MARKER MARKER

SWEEP RF DC DC
OUT AC GND AC GND

TRACE
CH 1 CH 2 GND
ROTATION PWR

RF detector

in Directional Coupler out

CPL

Terminator Terminator
50 ohm 50 ohm

Gambar 1.2. Setup Pengukuran Vout Koaksial


Pengukuran Vinc
Oscilloscope
Sweep Oscillator OFF ON
VERTICAL HORIZONTAL
POSITION MODE POSITION POSITION
BAND CH1
CH2
POW ER LEVEL DUAL X-Y
CHOP VOLT/DIVADD CHOP VOLT/DIV
START STOP
TIME/DIV
MARKER MARKER

SWEEP RF DC DC
OUT AC GND AC GND

TRACE
CH 1 CH 2 GND
ROTATION PWR

in Directional Coupler
out

Terminator
50 ohm

CPL

Terminator
50 ohm

RF detector

Gambar 1.3. Setup Pengukuran Vinc


Pengukuran Vref
Oscilloscope
Sweep Oscillator OFF ON
VERTICAL HORIZONTAL
POSITION MODE POSITION POSITION
BAND CH1
CH2
POW ER LEVEL DUAL X-Y
CHOP VOLT/DIVADD CHOP VOLT/DIV
START STOP
TIME/DIV
MARKER MARKER

SWEEP RF DC DC
OUT AC GND AC GND

TRACE
CH 1 CH 2 GND
ROTATION PWR

Directional Coupler out


in

CPL

Terminator
50 ohm
RF detector

Gambar 1.4. Setup Pengukuran Vref

6. Alat/Bahan yang diperlukan


- Sweep Oscillator
- Oscilloscope
- RF Detector
- Bi- Directional Coupler
- Terminator
- Adapter N- male to BNC-male
- Kabel penghubung BNC-male to BNC- male
7. Metode Percobaan
- Pengukuran Vin Kabel Koasial (VinCable untuk kemudian datanya dimasukkan
ke persamaan Loss)
Directional Coupler
RF detector
Vin
Main line Vout cable
Vin

Vin = 300mV
F = 200 – 800MHz

Terminator Terminator
50 ohm 50 ohm

Gambar 2.1. Diagram Pengukuran Vin Koaksial

Pengukuran tegangan masukan pada kabel koaksial (VinCable) diawali dengan


menghubungkan port RF output pada sweep oscillator ke port input dual directional
coupler, menghubungkan port sweep out pada sweep oscillator ke channel 1 osiloskop,
dan menghubungkan port output pada dual directional coupler yang sudah terhubung
ke RF detector ke channel 2 osiloskop untuk menunjukkan hasil tegangan output.
volt
Kemudian, VinCable dihitung melalui osiloskop dengan perhitungan Div V × . pada
div

setiap level frekuensinya dimulai dari 200MHz sampai dengan 800MHz.

- Pengukuran Vout Kabel Koaksial (VoutCable untuk kemudian datanya


dimasukkan ke persamaan Loss)
Directional Coupler
RF detect or
Vin
Main line Cable
Vin
Vout
cable

Vin = 300mV
F = 200 – 800MHz

Terminator Terminator
50 ohm 50 ohm

Gambar 2.2. Diagram Pengukuran Vout Koaksial


Untuk mengukur tegangan keluaran pada kabel koaksial (VoutCable), hubungan di
antara port-port pada dual directional coupler dengan port-port pada sweep oscillator
dan osiloskop hampir serupa dengan hubungan pada pengukuran VinCable.
Perbedaannya adalah sebelum port output dual directional coupler tersebut
dihubungkan ke RF detector, port output dihubungkan terlebih dahulu ke kabel
koaksial. VoutCable pun dihitung melalui osiloskop dengan perhitungan Div V ×
volt
.pada setiap level frekuensinya dimulai dari 200MHz sampai dengan 800MHz.
div

- Pengukuran Vinc

Directional Coupler

Vin
Main line
Vin Cable

Terminator
Terminator 50 ohm
50 ohm
Vin = 300mV
F = 200 – 800MHz

Terminator
RF detector 50 ohm

Vinc

Gambar 2.3. Diagram Pengukuran Vinc

Dalam pengukuran Voltage Incident atau Vinc, RF output pada sweep oscillator perlu
dihubungkan dengan port A atau port input directional coupler sebagai input sinyal.
Pada port C atau port output directional coupler perlu disambungkan dengan kabel
koaksial kemudian diberi beban atau diterminasi seperti pada diagram di atas dimana
diagram coupler diterminasi oleh resistor 50ohm. Bagian port B directional coupler
juga perlu diterminasi beban 50ohm. Kemudian, port D directional coupler
dihubungkan dengan RF detector untuk mengubah sinyal RF menjadi DC, yang mana
output detector yang berupa sinyal DC tersebut dihubungkan ke channel 2 osiloskop
yang berfungsi untuk membaca nilai Vinc. Sweep oscillator dihubungkan ke channel 1
osiloskop untuk memperlihatkan rentang frekuensi yaitu 200 MHz - 800 MHz yang
berasal dari sweep oscillator. Nilai Vinc dihitung menggunakan osiloskop dengan
volt
rumus Div V × .
div

- Pengukuran Vref
Directional Coupler

Vin
Main line
Vin Cable

Terminator
50 ohm

Vin = 300mV
F = 200 – 800MHz

Terminator
50 ohm RF detector

Vref

Gambar 2.4. Diagram Pengukuran Vref

Untuk mengukur nilai dari tegangan pantul (Vref) sama seperti pengukuran Vinc,
namun port D pada directional coupler diterminasi dengan beban sebesar 50Ω, dan pada
port B dihubungkan denga RF generator yang selanjutnya dihubungkan ke channel 2
osiloskop, sedangkan channel 1 dihubungkan dengan sweep oscillator sebagai tegangan
input (Vin). Kemudian Port C pada directional coupler disambungkan dengan kabel
koaksial dan ujung dari kabel koaksial dihubungkan dengan beban 50Ω. Untuk
mengetahui nilai dari Vref yaitu dengan membaca hasil dari pengukuran yang tampil
pada layar osiloskop dengan mengalikan antara jumlah kotak (div) dari garis ground ke
sinyal Vref dengan besar dari volt/div yang ada pada osiloskop, atau dengan persamaan
volt
Vref = div × .
div

8. Hasil dan Analisis


Pada praktikum ini, dilakukan pengukuran untuk mencari nilai parameter dari kabel
koaksial dengan rentang frekuensi 200MHz sampai 800MHz, serta nilai tegangan input sebesar
300mV. Praktikum kali ini menggunakan Coaxial Cable: RG 213, sehingga hasil pengukuran
pada praktikum akan dibandingkan dengan datasheet. Berikut hasil pengukuran yang didapat,
- Loss dan Attenuation
Untuk pengukurannya dipilih 200, 300, 400, 500, 600, 700, dan 800MHz yang digunakan
untuk mencari nilai tegangan input kabel (VInCable) dan tegangan output kabel (VOutCable)
berdasarkan hasil yang tampak pada osiloskop. Setelah didapatkan kedua nilai tersebut, dicari
nilai dari Loss dan Attenuation dengan rumus di bawah ini,
𝑽𝒊𝒏 𝑪𝒂𝒃𝒍𝒆 𝑳𝒐𝒔𝒔
𝑳𝒐𝒔𝒔 (𝒅𝑩) = 𝟐𝟎 𝐥𝐨𝐠 ( ) dan 𝑨𝒕𝒕 (𝒅𝑩/𝒎) =
𝑽𝒐𝒖𝒕 𝑪𝒂𝒃𝒍𝒆 𝒍

Nilai dari Loss dicari dengan menggunakan perhitungan berikut:


• Frekuensi 200 MHz • Frekuensi 600 MHz
𝑉𝑖𝑛𝑐𝑎𝑏𝑙𝑒 = 200 𝑚𝑉 𝑉𝑖𝑛𝑐𝑎𝑏𝑙𝑒 = 200 𝑚𝑉
𝑉𝑜𝑢𝑡𝑐𝑎𝑏𝑙𝑒 = 120 𝑚𝑉 𝑉𝑜𝑢𝑡𝑐𝑎𝑏𝑙𝑒 = 40 𝑚𝑉
200 200
𝐿𝑜𝑠𝑠 = 20 log 𝐿𝑜𝑠𝑠 = 20 log
120 40
𝐿𝑜𝑠𝑠 = 4,43 𝑑𝐵 𝐿𝑜𝑠𝑠 = 13,97 𝑑𝐵
• Frekuensi 300 MHz • Frekuensi 700 MHz
𝑉𝑖𝑛𝑐𝑎𝑏𝑙𝑒 = 200 𝑚𝑉 𝑉𝑖𝑛𝑐𝑎𝑏𝑙𝑒 = 200 𝑚𝑉
𝑉𝑜𝑢𝑡𝑐𝑎𝑏𝑙𝑒 = 100 𝑚𝑉 𝑉𝑜𝑢𝑡𝑐𝑎𝑏𝑙𝑒 = 20 𝑚𝑉
200 200
𝐿𝑜𝑠𝑠 = 20 log 𝐿𝑜𝑠𝑠 = 20 log
100 20
𝐿𝑜𝑠𝑠 = 6,02 𝑑𝐵 𝐿𝑜𝑠𝑠 = 20 𝑑𝐵
• Frekuensi 400 MHz • Frekuensi 800 MHz
𝑉𝑖𝑛𝑐𝑎𝑏𝑙𝑒 = 200 𝑚𝑉 𝑉𝑖𝑛𝑐𝑎𝑏𝑙𝑒 = 200 𝑚𝑉
𝑉𝑜𝑢𝑡𝑐𝑎𝑏𝑙𝑒 = 70 𝑚𝑉 𝑉𝑜𝑢𝑡𝑐𝑎𝑏𝑙𝑒 = 10 𝑚𝑉
200 200
𝐿𝑜𝑠𝑠 = 20 log 𝐿𝑜𝑠𝑠 = 20 log
70 10
𝐿𝑜𝑠𝑠 = 9,11 𝑑𝐵 𝐿𝑜𝑠𝑠 = 26,02 𝑑𝐵
• Frekuensi 500 MHz
𝑉𝑖𝑛𝑐𝑎𝑏𝑙𝑒 = 200 𝑚𝑉
𝑉𝑜𝑢𝑡𝑐𝑎𝑏𝑙𝑒 = 60 𝑚𝑉
200
𝐿𝑜𝑠𝑠 = 20 log
60
𝐿𝑜𝑠𝑠 = 10,45 𝑑𝐵

Nilai dari Attenuation dicari dengan menggunakan perhitungan berikut:


• Frekuensi 200 MHz • Frekuensi 600 MHz
𝐿𝑜𝑠𝑠 = 4,43 𝑑𝐵 𝐿𝑜𝑠𝑠 = 13,97 𝑑𝐵
𝑙 = 50 𝑚 𝑙 = 50 𝑚
4,43 13,97
𝐴𝑡𝑡 = 𝐴𝑡𝑡 =
50 50
𝐴𝑡𝑡 = 0,08 𝑑𝐵/𝑚 𝐴𝑡𝑡 = 0,27 𝑑𝐵/𝑚
• Frekuensi 300 MHz • Frekuensi 700 MHz
𝐿𝑜𝑠𝑠 = 6,02 𝑑𝐵 𝐿𝑜𝑠𝑠 = 20 𝑑𝐵
𝑙 = 50 𝑚 𝑙 = 50 𝑚
6,02 20
𝐴𝑡𝑡 = 𝐴𝑡𝑡 =
50 50
𝐴𝑡𝑡 = 0,12 𝑑𝐵/𝑚 𝐴𝑡𝑡 = 0,4 𝑑𝐵/𝑚
• Frekuensi 400 MHz • Frekuensi 800 MHz
𝐿𝑜𝑠𝑠 = 9,11 𝑑𝐵 𝐿𝑜𝑠𝑠 = 26,02 𝑑𝐵
𝑙 = 50 𝑚 𝑙 = 50 𝑚
9,11 26,02
𝐴𝑡𝑡 = 𝐴𝑡𝑡 =
50 50
𝐴𝑡𝑡 = 0,18 𝑑𝐵/𝑚 𝐴𝑡𝑡 = 0,52 𝑑𝐵/𝑚
• Frekuensi 500 MHz
𝐿𝑜𝑠𝑠 = 10,45 𝑑𝐵
𝑙 = 50 𝑚
10,45
𝐴𝑡𝑡 =
50
𝐴𝑡𝑡 = 0,2 𝑑𝐵/𝑚

Berikut tabel hasil perhitungan Loss dan Attenuation.

Freq Vin Vincable Voutcable Loss Att


(MHz) (mV) (mV) (mV) (dB) (dB/m)
200 300 200 120 4,43 0,08
300 300 200 100 6,02 0,12
400 300 200 70 9,11 0,18
500 300 200 60 10,45 0,20
600 300 200 40 13,97 0,27
700 300 200 20 20 0,4
800 300 200 10 26,02 0,52
Grafik Loss terhadap Frekuensi
30

25

20

15

10

0
200 MHz 300 MHz 400 MHz 500 MHz 600 MHz 700 MHz 800 MHz

Gambar 3.1. Grafik Loss terhadap Frekuensi

Grafik Attenuation terhadap Frekuensi


0,6

0,5

0,4

0,3

0,2

0,1

0
200 MHz 300 MHz 400 MHz 500 MHz 600 MHz 700 MHz 800 MHz

Gambar 3.2. Grafik Attenuation terhadap Frekuensi


Table Attenuation pada datasheet Coaxial Cable: RG 213

Dapat dilihat hasil pengukuran Loss dan Attenuation pada grafik, semakin besar nilai dari
frekuensi maka akan semakin tinggi tegangan keluaran dari kabel koaksial dan semakin besar
pula Loss dan Attenuation-nya. Kemudian dapat dibandingkan antara Attenuation yang didapat
berdasarkan pengukuran dengan datasheet nilainya tidak sesuai namun grafiknya sama-sama
menunjukkan kenaikan seiring dengan semakin tinggi frekuensinya.

- Impedansi ZL
Untuk pengukurannya dipilih 200, 300, 400, 500, 600, 700, dan 800MHz yang digunakan
untuk mencari nilai tegangan incident (VInc) dan tegangan pantul (Vref) berdasarkan hasil yang
tampak pada osiloskop. Setelah didapatkan kedua nilai tersebut, dicari nilai dari ZL dengan
rumus di bawah ini,

𝑽𝒓𝒆𝒇𝒍𝒆𝒄𝒕𝒆𝒅
𝑲𝒐𝒆𝒇𝒊𝒔𝒊𝒆𝒏 𝑷𝒂𝒏𝒕𝒖𝒍 (𝝆) =
𝑽𝒊𝒏𝒄𝒊𝒅𝒆𝒏𝒕
𝒁𝒔(𝟏 + 𝝆)
𝒁𝑳 (Ω) = ; 𝐝𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝒁𝒔 = 𝟓𝟎Ω
𝟏−𝝆

Nilai dari koefisien pantul (ρ) dicari dengan menggunakan perhitungan berikut:
• Frekuensi 200 MHz • Frekuensi 600 MHz
𝑉𝑖𝑛𝑐 = 10 𝑚𝑉 𝑉𝑖𝑛𝑐 = 7 𝑚𝑉
𝑉𝑟𝑒𝑓 = 1 𝑚𝑉 𝑉𝑟𝑒𝑓 = 2 𝑚𝑉
1 2
ρ= ; ρ=
10 7
ρ = 0,1 ρ = 0,285
• Frekuensi 300 MHz • Frekuensi 700 MHz
𝑉𝑖𝑛𝑐 = 9 𝑚𝑉 𝑉𝑖𝑛𝑐 = 7 𝑚𝑉
𝑉𝑟𝑒𝑓 = 1 𝑚𝑉 𝑉𝑟𝑒𝑓 = 2 𝑚𝑉
1 2
ρ= ρ=
9 7
ρ = 0,111 ρ = 0,285
• Frekuensi 400 MHz • Frekuensi 800 MHz
𝑉𝑖𝑛𝑐 = 8 𝑚𝑉 𝑉𝑖𝑛𝑐 = 6 𝑚𝑉
𝑉𝑟𝑒𝑓 = 1 𝑚𝑉 𝑉𝑟𝑒𝑓 = 2 𝑚𝑉
1 2
ρ= ρ=
8 6
ρ = 0,125 ρ = 0,333
• Frekuensi 500 MHz
𝑉𝑖𝑛𝑐 = 8 𝑚𝑉
𝑉𝑟𝑒𝑓 = 2 𝑚𝑉
2
ρ=
8
ρ = 0,25

Nilai dari Impedansi ZL (Ω) dicari dengan menggunakan perhitungan berikut:


• Frekuensi 200 MHz • Frekuensi 600 MHz
ρ = 0,1 ρ = 0,285
𝑍𝑠 = 50Ω 𝑍𝑠 = 50Ω
50 (1 + 0,1) 50 (1 + 0,285)
𝑍𝐿 = ; 𝑍𝐿 = ;
1 − 0,1 1 − 0,285
𝑍𝐿 = 61,1Ω 𝑍𝐿 = 89,86Ω

• Frekuensi 300 MHz • Frekuensi 700 MHz


ρ = 0,111 ρ = 0,285
𝑍𝑠 = 50Ω 𝑍𝑠 = 50Ω
50 (1 + 0,111) 50 (1 + 0,285)
𝑍𝐿 = ; 𝑍𝐿 = ;
1 − 0,111 1 − 0,285
𝑍𝐿 = 62,48Ω 𝑍𝐿 = 89,86Ω
• Frekuensi 400 MHz • Frekuensi 800 MHz
ρ = 0,125 ρ = 0,333
𝑍𝑠 = 50Ω 𝑍𝑠 = 50Ω
50 (1 + 0,125) 50 (1 + 0,333)
𝑍𝐿 = ; 𝑍𝐿 = ;
1 − 0,125 1 − 0,333
𝑍𝐿 = 62,28Ω 𝑍𝐿 = 99,9Ω

• Frekuensi 500 MHz


ρ = 0,250
𝑍𝑠 = 50Ω
50 (1 + 0,250)
𝑍𝐿 = ;
1 − 0,250
𝑍𝐿 = 83,3Ω

Berikut tabel hasil perhitungan Loss dan Attenuation.

Freq Vinc Vref koefisien pantul ZL


(MHz) (mV) (mV) (𝛒) (Ω)
200 10 1 0,100 61,1
300 9 1 0,111 62,48
400 8 1 0,125 62,28
500 8 2 0,250 83.3
600 7 2 0,285 89,86
700 7 2 0,285 89,86
800 6 2 0,333 99,9
Grafik ZL terhadap Frekuensi
120

100

80

60

40

20

0
200 MHz 300 MHz 400 MHz 500 MHz 600 MHz 700 MHz 800 MHz

Gambar 3.3. Grafik Zl terhadap Frekuensi

Gambar 3.4 Nilai impedansi Kabel Koaksial pada datasheet Coaxial Cable: RG 213

Berdasarkan hasil praktikum, semakin besar frekuensinya maka semakin kecil Vinc-nya
dan semakin besar Vref-nya sehingga semakin besar nilai koefisien pantulnya. Ini
mengakibatkan semakin besar pula impedansi ZL-nya jika dilihat dari hasil perhitungan.
Namun, impedansi ideal sebuah kabel koaksial adalah benilai 50 ± 2 ohm sehingga hasil
praktikum dan datasheet tidak sesuai.

9. Kesimpulan
Karakterisktik kabel koaksial dapat dievaluasi dengan mencakup karakteristiknya yaitu
Loss, Attenuation, Koefisien Pantul, dan Impedansi kabelnya. Kesimpulan dari praktikum ini
adalah sebagai berikut.

𝑉𝑖𝑛 𝐶𝑎𝑏𝑙𝑒
1. Loss dapat dihitung menggunakan persamaan: 𝐿𝑜𝑠𝑠 (𝑑𝐵) = 20 log (𝑉𝑜𝑢𝑡 𝐶𝑎𝑏𝑙𝑒) .

Hilangnya daya atau penurunan daya suatu sinyal selama sinyal gelombang tersebut
ditransmisikan di sepanjang saluran transmisi, semakin tinggi frekuensi nya, maka akan
semakin besar pula Loss nya.
Loss
2. Attenuation dapat dihitung menggunakan persamaan: Att (dB/m) = l
. gangguan

akibat penurunan energi dengan nilainya berbanding lurus dengan Loss. Maka, semakin
besar Loss-nya akan semakin besar pula Attenuation-nya.
3. Impedansi kabel didapat dengan menghitung koefisien pantulnya terlebih dahulu dengan
Vreflected
persamaan: Koefisien Pantul (ρ) = . Kemudian impedansi kabel persamaanya
Vincident
𝑍𝑠(1+𝜌)
adalah 𝑍𝐿 (Ω) = 1−𝜌
. Terdapat ketidaksesuain antara hasil praktikum dengan

datasheet, dimana dalam hasil praktikum semakin besar frekeuensi inputnya, maka
semakin besar pula impedansi kabelnya. Dalam datasheet, nilai impedansi ideal adalah
sebesar 50 ohm. Ketidaksesuaian ini terjadi karena adanya tegangan pantul atau tidak
semua sinyal diserap. Faktor lainnya adalah terjadinya uncertainty atau ketidakpastian
pengukuran dari selisih antara hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya yang
disebabkan oleh ketidaksempurnaan perangkat yang digunakan dalam pengukuran.
Daftar Pustaka

Tim Editorial rumah.com.2022. Kabel Coaxial: Pengertian, Fungsi, Jenis, Hingga Daftar
Harganya

https://www.pinhome.id/blog/penjelasan-kebel-coaxial-internet-networking-jenis-
karakteris/

Nur Afka Cahya.2022. Pengertia, Jenis, dan Fungsi Kabel Coaxial

https://www.rumah.com/panduan-properti/kabel-coaxial-69453
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai