Percobaan No. 2
Oleh:
Kelompok 5/Kelas 3NK
SEPTEMBER 2022
1. Percobaan No: 02
3. Tujuan:
Berikut adalah tujuan dari percobaan pengukuran karakteristik kabel koaksial:
• Memahami tentang karakteristik, sifat, dan konstruksi kabel koaksial.
• Menghitung impedansi karakteristik (Zo) berdasarkan ukuran penampang kabel.
• Mengukur impedansi karakteristik (Zo) kabel.
• Mengukur faktor redaman kabel koaksial (att).
4. Landasan Teori
Kabel Koaksial merupakan jenis kabel yang pada dasarnya menggunakan dua
buah konduktor. Dengan pusat kebel yang berupa inti kawat yang padat dan dilingkupi
sekat, kemudian dililit lagi dengan menggunkan kawat yang berselaput konduktor. Jenis
kabel ini umunya digunakan untuk sebuah jaringan bandwith yang tinggi. Selain itu
kabel coaxial mampu pengalir pada tembaga (centre core). Kabel ini juga umunya lebih
banyak digunakan untuk men-transmisikan data sinyal frekuensi dengan ketinggian
mulai dari 300 kHz keatas.
Kabel koaksial biasa digunakan dalam jaringan LAN terutama Topologi Bus yang
banyak menggunakan kabel koaksial. Kesulitan utama dari penggunaan kabel koaksial
yakni mengkin sedikit sulit dalam mengukur apakah kabel coaxial yang digunakanya
memang benar-benar matching atau sebaliknya (tidak). Karena apabila tidak diukur
secara benar, maka kemungkinan besar akan dapat merusak NIC (Network Interface
Card) yang biasa dipergunakan pada kinerja jaringan menjadi terhambat, dan tidak
dapat mencapai kemampuan maksimal. Untuk mentransmisikan frekuensi tinggi mulai
dari 300 kHz keatas, dan penggunaan kabel ini mempunyai kanal frekuensi yang sangat
besar. Dalam penggunaan sehari-hari, kabel coaxial banyak dijumpai pada antena
televisi, antena pemancar radio, dan juga kabel jaringan LAN. Penggunaan kabel
koaksial dalam jaringan internet mampu melengkapi pada sebuah instalasi kabel UTP,
yang berperan penting dalam sebuah jaringan LAN.
Kabel ini sering digunakan sebagai kabel antena TV. Kabel ini memang kabel
yang banyak digunakan pada sebuah jaringan LAN. Karena kebel ini memiliki sifat
yang mampu memberi perlindungan pada sebuah derau yang tinggi, murah dan mampu
mengirimkan transmisi data dengan kecepatan standar. Untuk mentransmisikan sinyal
frekuensi tinggi mulai 300 kHz keatas. Karena kebel ini memiliki kemampuan dalam
menyalurkan frekuensi tinggi. Maka dengan demikian system transmisinya
menggunakan kabel koaksial yang memiliki kapasitas kanal yang besar.
Kegunaan kabel coaxial adalah untuk melakukan sebuah transmisi data dengan
kecepatan tinggi, selain itu juga biasa digunakan untuk membagi sinyal broadband atau
sinyal frekuensi. Kabel coaxial dapat kita temukan pada barang-barang elektronik misal
seperti antena TV, parabola dan masih banyak lagi.
1. Penguatannya dari repeater tidak sebesar kabel STP atau UTP. Kabel coaxial lebih
murah ketimbang kabel fiber optic, selain itu juga teknologinya pun sudah tidak
asing lagi.
2. Kabel coaxial sudah digunakan selama puluhan tahun untuk berbagai jenis
komunikasi data.
3. Dapat digunakan untuk menyalurkan informasi sampai dengan 900 kanal telepon.
4. Dapat ditanam di dalam tanah sehingga biaya perawatan lebih rendah .
5. Karena menggunakan penutup isolasi maka kecil kemungkinan terjadi interferensi
dengan sistem lain .
6. Murah dan jarak jangkauannya cukup jauh.
7. Sangat baik sebagai transmitter. Kemampuannya jauh lebih prima jika
dibandingkan dengan kawat biasa. Selain itu kabel koaksial juga lebih cenderung
tahan terhadap arus yang semakin mengecil pada frekuensi yang justru meninggi.
Dari hal tersebut yang menjadikan kabel coaxial semakin populer dalam hal
penggunaan.
▪ Kekurangan Kabel Coaxial
1. Mempunyai redaman yang relatif besar, sehingga untuk hubungan jarak jauh harus
dipasang repeater-repeater.
2. Apabila jenis kabel coaxial dipasang diatas tanah, biasanya rawan terhadap
gangguan fisik yang dapat mengakibatkan putusnya hubungan kabel.
3. Susah pada saat instalasi.
4. Biaya perawatan serta pengadaan yang jauh lebih mahal dibandingkan jenis kabel
lainnya.
5. Optimalisasi fungsi kabel koaksial ikut dipengaruhi oleh kondisi temperature.
Kabel koaksial terdiri dari beberapa jenis, diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Kabel koaksial thin (RG-58)
Kabel koaksial thin (RG-58) atau yang bisa disebut dengan 10Base2 (thinnet).
Yang dimana angka 2 menunjuk panjang maksimum untuk segment kabel tersebut
adalah 200 meter, namun kenyataannya hanya samapai 185 meter.
Untuk membedakan dengan media transmisi yang lain, kabel ini memiliki ciri
khusus atau karakteristiknya sendiri, diantaranya:
• Kabel tembaga (centre core): Ada di tengah tengah yang berguna untuk media
konduktor listrik.
• Lapisan plastik (dielectric insulator) yang berguna untuk memisahkan antara kabel
tembaga serta lapisan metal yang menyelubungi.
• Lapisan metal (metallic shield): Berguna untuk melindungi dari gangguan
interferensi elektromagnetik dari sekeliling kabel.
• Lapisan plastic (plastic jacket): Merupakan lapisan terluar yang berguna untuk
melindungi bagian luar kabel.
Selain 4 komponen yang sudah dijelaskan di atas, karakteristik kabel coaxial ini
juga bisa diklasifikasikan sebagai berikut:
SWEEP RF DC DC
OUT AC GND AC GND
TRACE
CH 1 CH 2 GND
ROTATION PWR
RF detector
in Directional Coupler
out
CPL
Terminator Terminator
50 ohm 50 ohm
SWEEP RF DC DC
OUT AC GND AC GND
TRACE
CH 1 CH 2 GND
ROTATION PWR
RF detector
CPL
Terminator Terminator
50 ohm 50 ohm
SWEEP RF DC DC
OUT AC GND AC GND
TRACE
CH 1 CH 2 GND
ROTATION PWR
in Directional Coupler
out
Terminator
50 ohm
CPL
Terminator
50 ohm
RF detector
SWEEP RF DC DC
OUT AC GND AC GND
TRACE
CH 1 CH 2 GND
ROTATION PWR
CPL
Terminator
50 ohm
RF detector
Vin = 300mV
F = 200 – 800MHz
Terminator Terminator
50 ohm 50 ohm
Vin = 300mV
F = 200 – 800MHz
Terminator Terminator
50 ohm 50 ohm
- Pengukuran Vinc
Directional Coupler
Vin
Main line
Vin Cable
Terminator
Terminator 50 ohm
50 ohm
Vin = 300mV
F = 200 – 800MHz
Terminator
RF detector 50 ohm
Vinc
Dalam pengukuran Voltage Incident atau Vinc, RF output pada sweep oscillator perlu
dihubungkan dengan port A atau port input directional coupler sebagai input sinyal.
Pada port C atau port output directional coupler perlu disambungkan dengan kabel
koaksial kemudian diberi beban atau diterminasi seperti pada diagram di atas dimana
diagram coupler diterminasi oleh resistor 50ohm. Bagian port B directional coupler
juga perlu diterminasi beban 50ohm. Kemudian, port D directional coupler
dihubungkan dengan RF detector untuk mengubah sinyal RF menjadi DC, yang mana
output detector yang berupa sinyal DC tersebut dihubungkan ke channel 2 osiloskop
yang berfungsi untuk membaca nilai Vinc. Sweep oscillator dihubungkan ke channel 1
osiloskop untuk memperlihatkan rentang frekuensi yaitu 200 MHz - 800 MHz yang
berasal dari sweep oscillator. Nilai Vinc dihitung menggunakan osiloskop dengan
volt
rumus Div V × .
div
- Pengukuran Vref
Directional Coupler
Vin
Main line
Vin Cable
Terminator
50 ohm
Vin = 300mV
F = 200 – 800MHz
Terminator
50 ohm RF detector
Vref
Untuk mengukur nilai dari tegangan pantul (Vref) sama seperti pengukuran Vinc,
namun port D pada directional coupler diterminasi dengan beban sebesar 50Ω, dan pada
port B dihubungkan denga RF generator yang selanjutnya dihubungkan ke channel 2
osiloskop, sedangkan channel 1 dihubungkan dengan sweep oscillator sebagai tegangan
input (Vin). Kemudian Port C pada directional coupler disambungkan dengan kabel
koaksial dan ujung dari kabel koaksial dihubungkan dengan beban 50Ω. Untuk
mengetahui nilai dari Vref yaitu dengan membaca hasil dari pengukuran yang tampil
pada layar osiloskop dengan mengalikan antara jumlah kotak (div) dari garis ground ke
sinyal Vref dengan besar dari volt/div yang ada pada osiloskop, atau dengan persamaan
volt
Vref = div × .
div
25
20
15
10
0
200 MHz 300 MHz 400 MHz 500 MHz 600 MHz 700 MHz 800 MHz
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
200 MHz 300 MHz 400 MHz 500 MHz 600 MHz 700 MHz 800 MHz
Dapat dilihat hasil pengukuran Loss dan Attenuation pada grafik, semakin besar nilai dari
frekuensi maka akan semakin tinggi tegangan keluaran dari kabel koaksial dan semakin besar
pula Loss dan Attenuation-nya. Kemudian dapat dibandingkan antara Attenuation yang didapat
berdasarkan pengukuran dengan datasheet nilainya tidak sesuai namun grafiknya sama-sama
menunjukkan kenaikan seiring dengan semakin tinggi frekuensinya.
- Impedansi ZL
Untuk pengukurannya dipilih 200, 300, 400, 500, 600, 700, dan 800MHz yang digunakan
untuk mencari nilai tegangan incident (VInc) dan tegangan pantul (Vref) berdasarkan hasil yang
tampak pada osiloskop. Setelah didapatkan kedua nilai tersebut, dicari nilai dari ZL dengan
rumus di bawah ini,
𝑽𝒓𝒆𝒇𝒍𝒆𝒄𝒕𝒆𝒅
𝑲𝒐𝒆𝒇𝒊𝒔𝒊𝒆𝒏 𝑷𝒂𝒏𝒕𝒖𝒍 (𝝆) =
𝑽𝒊𝒏𝒄𝒊𝒅𝒆𝒏𝒕
𝒁𝒔(𝟏 + 𝝆)
𝒁𝑳 (Ω) = ; 𝐝𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝒁𝒔 = 𝟓𝟎Ω
𝟏−𝝆
Nilai dari koefisien pantul (ρ) dicari dengan menggunakan perhitungan berikut:
• Frekuensi 200 MHz • Frekuensi 600 MHz
𝑉𝑖𝑛𝑐 = 10 𝑚𝑉 𝑉𝑖𝑛𝑐 = 7 𝑚𝑉
𝑉𝑟𝑒𝑓 = 1 𝑚𝑉 𝑉𝑟𝑒𝑓 = 2 𝑚𝑉
1 2
ρ= ; ρ=
10 7
ρ = 0,1 ρ = 0,285
• Frekuensi 300 MHz • Frekuensi 700 MHz
𝑉𝑖𝑛𝑐 = 9 𝑚𝑉 𝑉𝑖𝑛𝑐 = 7 𝑚𝑉
𝑉𝑟𝑒𝑓 = 1 𝑚𝑉 𝑉𝑟𝑒𝑓 = 2 𝑚𝑉
1 2
ρ= ρ=
9 7
ρ = 0,111 ρ = 0,285
• Frekuensi 400 MHz • Frekuensi 800 MHz
𝑉𝑖𝑛𝑐 = 8 𝑚𝑉 𝑉𝑖𝑛𝑐 = 6 𝑚𝑉
𝑉𝑟𝑒𝑓 = 1 𝑚𝑉 𝑉𝑟𝑒𝑓 = 2 𝑚𝑉
1 2
ρ= ρ=
8 6
ρ = 0,125 ρ = 0,333
• Frekuensi 500 MHz
𝑉𝑖𝑛𝑐 = 8 𝑚𝑉
𝑉𝑟𝑒𝑓 = 2 𝑚𝑉
2
ρ=
8
ρ = 0,25
100
80
60
40
20
0
200 MHz 300 MHz 400 MHz 500 MHz 600 MHz 700 MHz 800 MHz
Gambar 3.4 Nilai impedansi Kabel Koaksial pada datasheet Coaxial Cable: RG 213
Berdasarkan hasil praktikum, semakin besar frekuensinya maka semakin kecil Vinc-nya
dan semakin besar Vref-nya sehingga semakin besar nilai koefisien pantulnya. Ini
mengakibatkan semakin besar pula impedansi ZL-nya jika dilihat dari hasil perhitungan.
Namun, impedansi ideal sebuah kabel koaksial adalah benilai 50 ± 2 ohm sehingga hasil
praktikum dan datasheet tidak sesuai.
9. Kesimpulan
Karakterisktik kabel koaksial dapat dievaluasi dengan mencakup karakteristiknya yaitu
Loss, Attenuation, Koefisien Pantul, dan Impedansi kabelnya. Kesimpulan dari praktikum ini
adalah sebagai berikut.
𝑉𝑖𝑛 𝐶𝑎𝑏𝑙𝑒
1. Loss dapat dihitung menggunakan persamaan: 𝐿𝑜𝑠𝑠 (𝑑𝐵) = 20 log (𝑉𝑜𝑢𝑡 𝐶𝑎𝑏𝑙𝑒) .
Hilangnya daya atau penurunan daya suatu sinyal selama sinyal gelombang tersebut
ditransmisikan di sepanjang saluran transmisi, semakin tinggi frekuensi nya, maka akan
semakin besar pula Loss nya.
Loss
2. Attenuation dapat dihitung menggunakan persamaan: Att (dB/m) = l
. gangguan
akibat penurunan energi dengan nilainya berbanding lurus dengan Loss. Maka, semakin
besar Loss-nya akan semakin besar pula Attenuation-nya.
3. Impedansi kabel didapat dengan menghitung koefisien pantulnya terlebih dahulu dengan
Vreflected
persamaan: Koefisien Pantul (ρ) = . Kemudian impedansi kabel persamaanya
Vincident
𝑍𝑠(1+𝜌)
adalah 𝑍𝐿 (Ω) = 1−𝜌
. Terdapat ketidaksesuain antara hasil praktikum dengan
datasheet, dimana dalam hasil praktikum semakin besar frekeuensi inputnya, maka
semakin besar pula impedansi kabelnya. Dalam datasheet, nilai impedansi ideal adalah
sebesar 50 ohm. Ketidaksesuaian ini terjadi karena adanya tegangan pantul atau tidak
semua sinyal diserap. Faktor lainnya adalah terjadinya uncertainty atau ketidakpastian
pengukuran dari selisih antara hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya yang
disebabkan oleh ketidaksempurnaan perangkat yang digunakan dalam pengukuran.
Daftar Pustaka
Tim Editorial rumah.com.2022. Kabel Coaxial: Pengertian, Fungsi, Jenis, Hingga Daftar
Harganya
https://www.pinhome.id/blog/penjelasan-kebel-coaxial-internet-networking-jenis-
karakteris/
https://www.rumah.com/panduan-properti/kabel-coaxial-69453
Lampiran