Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI


SEMESTER III TH 2016/2017

JUDUL
SINGLE SIDEBANDD-DOUBLE SIDEBAND
(SSB-DSB)

GRUP
2

3C
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


2016

1
PEMBUAT LAPORAN : KELOMPOK 2

NAMA PRAKTIKAN : 1. Dewi Maria Wahyu Rosari

2. Fanny Septiany

3. Fauzan Hibatur Rahman

4. Firli Wirany Ayuning Anesly

TGL. SELESAI PRAKTIKUM : 23 September 2016

TGL. PENYERAHAN LAPORAN : 30 September 2016

N I L A I :

KETERANGAN :

2
SINGLE SIDEBAND – DOUBLE SIDEBAND
(SSB-DSB)

I. TUJUAN
1. Menggambar sinyal SSB dan DSB serta menjelaskan manfaat penekanan carrier dan
sideband ditinjau dari pemakaian daya.
2. Menjelaskan pengaruh sinyal modulasi terhadap frekuensi dan amplitdo sinyal SSB.
3. Menunjukkan demodulasi SSB dan DSB dan menentukan penekanan carrier.

II. DIAGRAM RANGKAIAN

2.1. CF-Transmitter 20KHz

2.2. SSB – DSB Receiver

3
2.3. Frekuensi Analizer

III. ALAT DAN KOMPONEN

No Alat Jumlah

4
.
1 DC Power Supply ± 15 Volt (SO 3538-8D) 1
2 CF Transmitter, 20KHz (SO 3537-8G) 1
3 SSB/DSB Receiver (SO 3537-8X) 1
4 Universal Counter (HP-5314 A) 1
5 Frequency Analizer (SO 3537-6D) 1
6 Multimeter Analog (Metrix MX 430) 1
7 Function Generator (GW-INSTEK GFG-9210) 1
8 Oscilloscope (GW-INSTEK GOS-653G) 1
9 Resistor 4,7 KΩ 1
10 BNC to Banana Cable 1
11 Banana to Banana Cable 1
12 Jumper plug-in besar 1

IV. DASAR TEORI

IV.1. Double Side Band Modulation


a Double SideBand-Suppressed Carrier (DSB-SC)
Merupakan sinyal yang sebenarnya hampir sama dengan sinyal AM DSB SC,
hanya saja komponen dihilangkan. Jika dilihat dalam komponen domain frekuensi,
nilai daya dari frekuensi carriernya ditekan sehingga dianggap bernilai 0. Sehingga AM
DSB SC dapat menghemat daya hingga 66.7% dari total daya yang ditansmisikan.
m(t) = Vm cos ωm t ; Vc (t) = Vc cos ωm t
Gambar spektum frekuensi:
Persamaan umum
Persamaan : VAM = m (t). Vc (t)
= (Vc.Vm)/2 x [ cos 2π (fc + fm)t + cos 2π (fc - fm)t]
Bandwidth : BW = fUSB - fLSB = (fc + fm) - (fc - fm) = 2 fm
Daya : (Vc.Vm /2)2 /2R +(Vc.Vm /2)2 /2R
Efisiensi : η = (PLSB + PUSB )/ Ptot x 100 %
Ket : Vc = Amplitude carrier Vm = Amplitude info
Fc = frekuensi carrier

Dalam modulasi AM, amplitudo dari suatu sinyal


carrier, dengan frekuensi dan phase tetap, divariasikan oleh suatu sinyal lain (sinyal
informasi). DSB-SC dibuat dengan mengatur agar amplitudo sinyal carrier berubah
secara proporsional sesuai perubahan amplitudo pada sinyal pemodulasi (sinyal
informasi). Penerimaan kembali sinyal DSB-SC ö (t) untuk memperoleh sinyal
informasi f(t) memerlukan translasi frekuensi lain untuk memindahkan spektrum sinyal

5
ke posisi aslinya. Proses ini disebut demodulasi atau deteksi dan dilakukan dengan
mengalikan sinyal ö (t) dengan sinyal carrier ùc. Persamaan Matematis DSB-SC:

Kesulitan yang terjadi pada penerima


adalah perlunya rangkaian yang bisa membangkitkan carrier serta rangkaian untuk
sinkronisasi phase. Proses demodulasi dilakukan dengan mengalikan sinyal carrier
termodulasi dengan sinyal local oscillator (pada penerima) yang sama persis dengan
sinyal oscillator pada pemancar, kemudian memasukan hasilnya ke sebuah low pass
filter (LPF)

Syarat Penting Dalam Demodulasi Sinyal DSB-SC adalah Local Oscillator harus
menghasilkan sinyal cos ωct yang frequency dan phasa nya sama dengan yang
dihasilkan oleh oscillator pada pemancar (Synchronous Demodulation/Detection)
b Double Side Band-Large Carrier (AM)

Biasa disebut dengan AM saja. Dihasilkan dengan


Large Carrier Signal kepada sinyal DSB-SC. Persamaan Matematis:

6
Gambar Spektrum Sinyal sebagai
berikut :

Penggunaan metode modulasi suppressed carrier memerlukan peralatan yang


kompleks pada bagian penerima, berkaitan dengan perlunya pembangkitan carrier dan
sinkronisasi phase. Jika sistem didisain untuk memperoleh penerima yang relative
sederhana, maka beberapa kompromi harus dibuat walaupun harus mengurangi
efisiensi pemancar. Untuk itu identitas carrier dimasukkan ke dalam sinyal yang
ditransmisikan,dimana sinyal carrier dibuat lebih besar dari sinyal yang lain. Karena itu
sistem seperti ini disebut Double-Sideband Large Carrier (DSB-LC) atau umumnya
dikenal dengan istilah AM. Dalam sinyal DSB-LC (AM), sinyal informasi f(t) terdapat
dalam selubung sinyal termodulasi. Untuk mendapatkan kembali sinyal pesan,
demodulasi bisa dilakukan dengan metoda detektor selubung (envelope detector).

IV.2. SINGLE SIDE BAND (SSB)


Sinyal SSB (Single Side Band) merupakan salah satu bentuk sinyal modulasi
amplitudo. Sinyal ini secara praktis diaplikasikan pada komunikasi radio amatir yaitu
pada pesawat radio SSB.
Penggunaan sinyal SSB lebih efisien jika dibanding sinyal AM, dimana spektrum
yang dipancarkan hanya salah satu dari side band AM (USB atau LSB). Hal ini
menyebabkan pemakaian daya/energi listrik pada radio SSB jauh lebih efisien jika
dibandingkan dengan radio AM maupun radio FM. Sinyal SSB tidak dapat
dibangkitkan secara langsung, akan tetapi melalui pembangkitan sinyal AM terlebih
dahulu. Pembangkitan sinyal SSB ini dapat dilakukan dengan beberapa cara/ teknik.

7
Sideband adalah beberapa komponen yang ada di setiap proses modulasi.
Contohnya dalam audio input filter sinyal masukan akan di filter sehingga
menghasilkan sinyal dengan frekuensi di bawah 3400 Hz, kemudian sinyal akan masuk
ke audio amplifier agar amplitudo sinyal dapat dikuatkan, kemudian sinyal akan masuk
ke amplitudo modulator, disini terjadi proses modulasi dimana terjadi penumpangan
sinyal informasi ke sinyal carrier. Kemudian sinyal yang termodulasi akan masuk ke
output filter. di output filter sinyal termodulasi akan di filter sehingga menghasilkan
sinyal AM dengan satu sideband saja. Baik itu LSB maupun USB.
SSB dikembangkan karena DSB-SC membutuhkan Bandwith yang besar (2 kali
bandwith sinyal informasi). Jadi sistem AM boros dalam penggunaan daya dan
bandwidth, dengan keuntungan kemudahan dalam penerimaan. Namun ternyata USB
atau LSB mengandung informasi yang lengkap, sehingga dirasa cukup
mentransmisikan salah satu side band saja. Sistem komunikasi didisain untuk
menghasilkan transmisi informasi dengan bandwidth dan daya pancar minimal. DSB-
SC menggunakan daya yang lebih sedikit, tapi bandwidth yang dipergunakan sama
dengan dalam AM. Baik AM maupun DSB-SC mempertahankan upper sideband dan
lower sideband walaupun masing-masing sideband (USB atau LSB) mempunyai
kandungan informasi yang lengkap. Akibatnya bandwidth transmisi menjadi dua kali
bandwidth sinyal informasi. Dalam modulasi SSB, hanya satu dari kedua sideband
yang dipancarkan. Dilihat dari penggunaan bandwidth, modulasi ini lebih efisien
karena mempunyai bandwidth transmisi setengah dari AM maupun DSB-SC. Spektrum
SSB

8
Pembangkitan sinyal SSB dilakukan dengan membangkitkan sinyal DSB terlebih
dahulu, kemudian menekan salah satu sideband dengan filter. Jika USB yang ditekan,
maka akan menghasilkan sinyal SSB-LSB. Sebaliknya menghasilkan SSB-USB.
Kesulitan lain yang timbul adalah perlunya sinkronisasi seperti pada teknik DSB.
Untuk itu, komponen carrier bisa ditambahkan pada sinyal SSb dan demodulasi bisa
dilakukan dengan menggunakan envelope detector. Tapi metode ini boros daya pancar
dan bisa menghasilkan distorsi pada sinyal. Demodulasi Sinyal SSB Sinyal SSB
dimodulasi dengan cara yang sama dengan demodulasi sinyal DSB-SC (Synchronous
Detection.

V. DATA PERCOBAAN

V.1. Buat rangkaian seperti pada gambar di bawah ini (saklar switch ke DSB):

9
Dari Function Generator masukkan ke input mixer (1)
 Gelombang sinus = 1KHz
 VLF = 2 Vpp (Amplitudo sinyal input)

Tampilkan kedua gambar pada TP1 dan TP2 di osiloskop

Gambar hasilnya pada input mixer (1) dan output mixer (2)

10
TP1

TP2

A (TP1) = 5,2 Vpp


F = 1KHz
A (TP2) = 3 Vpp

Berikan penjelasan kedua gambar di atas:


Kedua gambar di atas adalah gelombang sinyal audio pada TP1 dan sinyal termodulasi
AM / Double Side Band (DSB) pada TP2. Input audio dengan amplitudo 2 Vpp dan
frekuensi 1 KHz dimasukkan ke input mixer (1) menghasilkan output dengan
amplitudo audio sebesar 5,2 Vpp pada TP1 dan amplitudo carrier sebesar 3 Vpp.
Artinya sinyal termodulasi mempengaruhi amplitudo carrier.

V.2. Buat rangkaian seperti pada gambar di bawah ini (Saklar switch ke DSB):

11
Dari Function Generator masukkan ke input Band Limiting Filter (1)
 Gelombang sinus = 1 KHz
 VLF = 2 Vpp (Amplitudo sinyal input)

Tampilkan kedua gambar pada TP1 dan TP2 di osiloskop

Gambar hasilnya pada input band limiting filter (1) dan output mixer (2)

12
TP1

TP2

A (TP1)= 5,2 Vpp


F = 1 KHz
A (TP2) = 2,8 Vpp

Berikan penjelasan kedua gambar di atas:


Pada TP1 gelombang sinus yang terbentuk merupakan sinyal audio. Pada TP2, karena
sinyal melalui filter maka akan mengeser sinyal termodulasi DSB, sehingga puncak
sinyal audio dan puncak sinyal termodulasi tidak sejajar (delay waktu/jeda waktu).
Pada gambar kedua, input audio dimasukkan ke dalam BPF terlebih dahulu sebelum
masuk ke mixer.

V.3. Buat rangkaian seperti pada gambar di bawah ini (saklar switch ke DSB):

13
Dari Function
Generator masukkan ke input Band Limiting Filter (1)
 Gelombang sinus = 1 KHz
 VLF = 2 Vpp

Tampilkan kedua gambar pada TP1 dan TP2 di osiloskop

Gambar hasilnya pada input band limiting filter (1) dan output filter SSB (2)

14
TP1

TP2

A (TP1) = 5,4 Vpp


F = 1 KHz
A (TP2) = 0,13 Vpp

Penjelasan kedua gambar di atas:


Pada TP1, gelombang sinus yang terbentuk merupakan sinyal audio. Pada TP2,
merupakan bentuk gelombang termoduasi SSB. Gambar di atas adalah sinyal
termodulasi SSB berbeda dengan DSB, SSB hanya meloloskan salah satu spektrum,
yaitu Upper Side Band (USB) atau LSB nya saja.

V.4. Buat rangkaian seperti pada gambar di bawah ini


Menentukan penekanan carrier (DSB)

15
16
Dari Function Generator masukkan ke input Band Limiting Filter (1)
 Gelombang sinus = 2 KHz
 VLF = 1 Vpp (Amplitudo sinyal input)

Dengan Frequency Analyzer ukur output mixer (TP2):

Sideband Frekuensi AM Amplitudo DSB Amplitudo


(KHz) (Vdc) (Vdc)
Lower Side Band
19 0,47V 0,01V
(LSB)
Pembawa/Carrier
20 0,78V* 0,01V**
(Fc)
Upper Side Band
21 0,41V 0,01V
(USB)

0,78V
Penekanan carrier oleh AM/DSB : 20 Log */** = 20 log = 37,84
0,01V
dB

VI. ANALISA DATA

17
18
VII. KESIMPULAN

VIII. REFERENSI

 Rasito. 2009. Single Side Band. http://www.rasito.com/2009/02/single-side-


band.html?m=1 (27 September 2016)

 Thpurwanto. 2011. Cara Membangkitkan Single Side Band.


http://elektronika.web.id/elkav2/index.php?topic=2109.0 (27 September
2016)

 Hidayatullah, Adhi. 2013. Modulasi Analog (am dsb fc, fdm).


https://prezi.com/m/v2cb4yku93nu/modulasi-analog-am-dsb-
fcfdm/ (27 September 2016)

19

Anda mungkin juga menyukai