A. TUJUAN
B. DASAR TEORI
Komponen dasar suatu penguat adalah transistor, suatu alat semi konduktor
yang memiliki fungsi sebagai penguat sinyal dc/ac/kompleks, saklar, stabilitas
tegangan, mixer atau fungsi lainnya. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan
sebagai penguat (amplifier), seperti pengeras suara, stabilitas sumber listrik, dan
penguat sinyal radio. Sedangkan dalam rangkaian digital, transistor digunakan
sebagai saklar berkecepatan tinggi, seperti logic gate, memori dan fungsi lainnya.
Transistor sebagai penguat sinyal radio atau Radio Frequency (RF), biasa
memilih jenis Bipolar Junction Transistor (BJT), dimana transistor ini mampu
memberi penguatan yang lebih besar dan respons frekuensi juga lebih baik dan lebar.
BJT memiliki 3 terminal, yaitu Emitter (E), Collector (C) dan Base (B), seperti
gambar 1 (a). berikut.
(a) (b)
Gambar 6. Rangkaian tala paralel
susunan rangkaian internalnya, gambar 6 (b). Rangkaian tala ini adalah titik potong
pertemuan impedansi XC dan XL terhadap frekuensi seperti gambar 7. Dimana nilai
Gambar 7. Impedansi rangkaian tala paralel
1
X L = j 2 π f L dan XC= (10)
j2 π f C
5
B.3. Rangkaian Penguat Ditala
Rangkaian penguat ditala adalah keluaran rangkaian penguat, gambar 4,
dihubungkan ke rangkaian tala, gambar 6. dan bentuk umum rangkaian penguat yang
ditala ditunjukkan oleh gambar 8. Rangkaian ekivalen hybrid, gambar 9.
dan ke kanal 1 Osiloskop. Amati dan catat dalam tabel1, tegangan masukan (Vpp).
4. Pada modul Amplifier 2950B, seleksi RE = 1,2 kΩ dan kopling kapasitor C3 = 25
µF. Keluaran penguat dihubungkan ke kanal 2 Osiloskop. Amati tegangan
keluaran (Vpp) dan catat dalam tabel 1.
5. Kemudian set Atenuator pada -12 dB, amati dan catat hal serupa pada langkah 3
dan 4 diatas. Hal serupa dilakukan untuk set Atenator -15 dB sampai -39 dB.
6. Ulangi langkah 3, 4 dan 5 diatas untuk RE = 10,6 kΩ, dan seterusnya hal serupa
untuk RE = 57,6 kΩ. Amati dan catat hasil pengukuran pada tabel 1.
D.2. PENGUAT DITALA
7. Pada langkah 2 diatas, tambahkan rangkaian tala pada keluaran penguat, seperti
gambar 11. Lengkapi alat Frequency Counter pada masukan penguat.
Gambar 11. Rangkaian Penguat Ditala
8. Pada modul sumber sinyal 2950A, set Pengaturan Frekuensi pada posisi 1, set
pengaturan Atenuator variabel pada 0 dB, keluarannya dihubungkan ke masukan
rangkaian penguat dan kanal 1 Osiloskop.
9. Pada modul Rangkaian Tala 2950H, set kapasitor variabel pada posisi tengah
(kira-kira 480 kHz), keluarannya dihubungkan ke kanal 2 Osiloskop.
10.Putar pelan-pelan Pengaturan tala C pada sumber modul sinyal dari ujung ke
ujung, amati keluaran kanal 2 Osiloskop untuk posisi set dengan Vpp maksimum
dan pada kondisi ini catat frekuensinya pada Tabel 2.
8
11. Ulang langkah 10 untuk RE = 10,6 kΩ dan RE = 57,6 kΩ
E. HASIL PENGUKURAN
E.1. PENGUAT
9
E.2. PENGUAT DITALA
Tabel 2. Hasil Pengukuran Penguat Ditala
Maksimum
12
9
6
3
0
Plot hasil pengukuran ke dalam kurva respons frekuensi berikut, gambar 13.
Keluaran 0
Maksimum
-3 dB
f1 fo f2 f(kHz)
Gambar 13. Respons frekuensi Rangkaian Penguat ditala
F. ANALISA
(Bandingkan hasil pengukuran dan teori, lalu uraikan perbedaannya)
G. KESIMPULAN DAN SARAN
10
H. TUGAS
1. Buatlah hasil pengukuran diatas menurut teori.
Sekian.
11