Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

FREKUENSI TINGGI HF

NOMOR PERCOBAAN : 01

JUDUL PERCOBAAN : Pengukuran Signal Gnerator

KELAS / GROUP : TT- 5C / 2 (A dan B)

NAMA / NIM : 1. DEWI SADARINA BR GINTING / NIM 1903332004

2. HALDHIRA LADIVA / NIM 1903332073

3. INDIRA MARASTI / NIM 1903332016

4. KHALISHA NUR SHADRINA / NIM 1903332022

5. LAILA SAPITRI / NIM 1903332061

6. MALIKA SAHNAH / NIM 1903332039

TANGGAL PERCOBAAN : 17 & 24 September 2021

TGL. PENYERAHAN LAPORAN : 30 September 2021

DOSEN : Sukma W ST.

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2021
DAFTAR ISI

LAPORAN PRAKTIKUM..............................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................................2
PENGUKURAN SIGNAL GENERATOR.........................................................................................3
1. TUJUAN PERCOBAAN....................................................................................................3
2. DASAR TEORI PERCOBAAN............................................................................................3
2.1 Pengenalan Signal Generator................................................................................3
2.2 Modulasi...............................................................................................................6
3. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN..................................................................................10
4. LANGKAH KERJA PERCOBAAN.....................................................................................13
4.1 Melihat Gelombang Modulasi AM dan FM.........................................................13
4.2 Mengetahui Fungsi Tombol STORE dan RECALL..................................................14
5. DATA HASIL PERCOBAAN............................................................................................15
6. ANALISA DATA PERCOBAAN.......................................................................................19
7. KESIMPULAN...............................................................................................................20
LAMPIRAN..............................................................................................................................21
Daftar Pustaka........................................................................................................................27
PERCOBAAN #1

PENGUKURAN SIGNAL GENERATOR

1. TUJUAN PERCOBAAN
 Mampu mengoperasikan Signal Generator HP 8656 B
 Pengenalan fungsi masing-masing tombol
 Pengenalan bentuk sinyal AM Modulation dan FM Modulation

2. DASAR TEORI PERCOBAAN


2.1 Pengenalan Signal Generator
HP 8656 B adalah sebuah pembangkit frekuensi tinggi (RF Generator)
yang andal dan mudah dalam pengoperasiannya. Pengoperasian generator ini
dilakukan dari keyboard di panel depan.

Kemampuan dasar yang dimilikinya antara lain:

- Cakupan frekuensi : 100KHz s.d. 990 MHz


- Arus keluaran +13 dBm s.d. – 127 dBm pada 50 ohm
- Modulasi amplitude
- Modulasi frekuensi
- Modulasi eksternal
- Memori

1
14 2 3
15 16

13

12

11
10 9 8 5
7 6
Keterangan Panel Depan

1. Layar LCD untuk menunjukan nilai Frekuensi


2. Layar LCD untuk menunjukan amplitudo dalam satuan dBm, dBf, dB,
EMF, V, mV, dan µV.
3. SEQ, STORE, dan RECALL.
SEQ untuk
STORE untuk menyipan setingan
RECALL untuk memanggil hasil dari penyimpanan STORE
4. RF output untuk menyambungkan antenna atau spectrum analizer
5. RF OFF/ON Key untuk mematikan atau menghidupkan fungsi radio
frekuensi
6. Unit entry Key untuk memasukan nilai satuan amplitude gelombang
7. Data entry key untuk memasukan nilai
8. INCR SET Key untuk menseting nilai increment
9. Carrier Keys untuk menambahkan atau mnurunkan nilai saat tuning dari
increment yang sudah diatur
10. Modulation keys untuk memilih jenis modulasi sinyal
11. Power switch untuk menghidupkan dan mematikan signal generator
12. MOD IN/OUT Connector untuk melihat input sinyal
13. Shift key untuk mengganti fungsi tombol yang atasnya di beri label
biru
14. Local key mengembalikan signal generator ke operasi local
15. Remote annuciaterss terdapat dua fungsi RMT dan ADRS
16. Modulation display untuk menampilkan nilai increment dari
modulasi AM atau FM.

Signal Generator dapat menghasilkan Frekuensi hingga 20MHz


tergantung pada rancangan produsennya. Frekuensi yang dihasilkan tersebut
dapat kita atur sesuai dengan kebutuhan kita. Selain pengaturan frekuensi, kita
juga dapat mengatur bentuk gelombang, DC Offset dan Duty Cycle (Siklus
Kerja). Sebagai pengetahuan, DC Offset digunakan untuk mengubah tegangan
rata-rata pada sinyal relatif terhadap 0V atau Ground. Sedangkan Yang
dimaksud dengan Duty Cycle atau Siklus kerja adalah perbandingan waktu
ketika sinyal mencapai kondisi ON dan ketika mencapai kondisi OFF dalam
satu periode sinyal. Dengan kata lain, Siklus Kerja atau Duty Cycle adalah
perbandingan lamanya waktu kondisi ON dan kondisi OFF suatu sinyal pada
setiap periode. Fungsi pengaturan Duty Cycle untuk mengubah rasio tegangan
tertinggi ke tegangan terhadap tegangan terendah pada sinyal gelombang
persegi.

Jenis-jenis Signal Generator

Di pasaran, terdapat beberapa jenis Signal Generator yang menawarkan


kinerja dan harga yang bervariasi. Berikut ini adalah jenis-jenis Signal
Generator atau Generator Fungsi yang dimaksud.

 Generator Fungsi Analog

Generator jenis ini adalah yang paling pertama dikembangkan yaitu


sekitar tahun 1950-an. Pada saat tersebut, penggunakan teknologi digital
masih sangat terbatas. Meskipun masih menggunakan Teknologi Analog,
Signal Generator jenis ini memiliki beberapa kelebihan yaitu Harga yang
relatif lebih murah, cara penggunaan yang lebih mudah dan sederhana.

 Generator Fungsi Digital

Seperti namanya, jenis ini memanfaatkan Teknologi Digital untuk


menghasilkan bentuk gelombangnya. Ada beberapa teknik yang dapat
digunakan untuk membangkitkan bentuk gelombang, namun teknik yang
paling umum digunakan adalah teknik Direct Digital Synthesis (Sintesis
Digital Langsung) atau disingkat dengan DDS.
Digital Signal Generator ini mampu menghasilkan bentuk gelombang dengan
tingkat akurasi dan stabilitas yang tinggi karena rangkaian sistem Pewaktunya
(clock) dikendalikan oleh Kristal (Crystal). Digital Signal Generator juga
mampu menghasilkan spektral yang murni (high spectral purity) dan Noise
Fase yang rendah (low phase noise).
Dengan beberapa kelebihan Digital Signal Generator yang ditawarkan ini,
Harga Digital Signal Generator menjadi lebih mahal dan pengoperasian lebih
rumit jika dibandingkan dengan Analog Signal Generator.
 Generator Fungsi Sweep

Generator jenis ini memiliki kemampuan Sweep pada Frekuensinya. Pada


umumnya, Sweep Signal Generator ini menggunakan Teknologi Digital,
namun ada juga yang menggunakan versi Analog. Kemampuan Sweep pada
Signal Generator jenis ini dapat mencapai 100:1 atau bahkan lebih tergantung
pada tipe generatornya.

2.2 Modulasi
Modulasi dapat didefinisikan suatu proses pengubah parameter-
parameter tertentu seperti amplitudo, frekuensi atau fasa dari gelombang
pembawa oleh sinyal informasi. Dimana Informasi yang berada di wilayah A
akan ditransmisikan ke wilayah B. Informasi tersebut pertama-tama diubah
menjadi bentuk sinyal informasi dan ditransmisikan melalui sinyal pembawa
/ carrier. Proses inilah yang disebut proses modulasi dengan menggunakan
alat modulator (peralatan untuk melaksanakan proses modulasi). Setelah tiba
di wilayah B, sinyal informasi tersebut harus diubah lagi ke dalam bentuk
informasi awal, dengan melakukan proses demodulasi dengan menggunakan
alat demodulator (peralatan untuk memperoleh informasi awal dan kebalikan
dari proses modulasi). Perlu diingat bahwa informasi ditransmisikan dari
frekuensi rendah ke frekuensi tinggi. Semakin tinggi frekuensinya maka
semakin jauh jangkauan antarnya (bandwidth).
Secara garis besar modulasi terbagi menjadi modulasi analog dan
modulasi digital. Perbedaan mendasar antara modulasi analog dan digital
terletak pada bentuk sinyal informasinya. Pada modulasi analog, sinyal
informasinya berbentuk analog dan sinyal pembawarnya analog. Sedangkan
pada modulasi digital, sinyal informasinya berbentuk digital dan sinyal
pembawanya analog.

2.2.1 Modulasi Analog


Modulasi analog sendiri dibagi dalam dua bagian yaitu:
a. Modulasi Analog Linier
Yang termasuk dalam modulasi analog linier adalah Amplitude
Modulation (AM). Amplitude Modulation adalah salah satu bentuk modulasi
dimana sinyal informasi digabungkan dengan sinyal pembawa (carrier)
berdasarkan perubahan amplitudonya. Disebut linier karena frekuensi sinyal
pembawa tetap / konstan. Besarnya amplitudo sinyal informasi mempengaruhi
besarnya amplitudo dari sinyal pembawa, tanpa mempengaruhi besarnya
frekuensi sinyal pembawa. Parameter sinyal yang mengalami perubahan
adalah amplitudonya, Amplitudo sinyal pembawa berubah-ubah sesuai
dengan perubahan amplitudo sinyal informasi. Rentang frekuensi AM adalah
500 Hz – 1600 KHz dan panjang gelombang atau amplitudo AM adalah 1600
KHz – 30000 KHz. Jika direntangkan dengan satuan meter, jangkauan sinyal
AM bisa mencapai puluhan ribu kilometer. AM adalah metode pertama kali
yang digunakan untuk menyiarkan radio komersil. Kelemahan dari sistem
AM adalah mudah terganggu oleh gangguan atmosfer dan kualitas suara
terbatasi oleh bandwidth yang sempit.

Gambar 2.1 Sinyal Modulasi AM

b. Modulasi Analog Non-Linier


Modulasi Analog Non-linier biasa juga disebut modulasi sudut.
Disebut non-linier karena frekuensi sinyal pembawa bisa berubah-ubah. Pada
modulasi ini, besarnya amplitudo sinyal informasi mempengaruhi besarnya
frekuensi dari sinyal pembawa tanpa mempengaruhi besarnya amplitudo
sinyal pembawa. Yang termasuk dalam modulasi ini adalah Frequency
Modulation (FM) dan Phase Modulation (PM). Parameter sinyal yang
mengalami perubahan adalah frekuensi dan fasanya, frekuensi sinyal
pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan amplitudo sinyal informasi
(untuk FM) dan fasa sinyal pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan
amplitudo sinyal informasi (untuk PM).

Gambar 2.2 Sinyal Modulasi FM dan PM

2.2.2 Modulasi Digital


Modulasi digital adalah teknik pengkodean sinyal dari sinyal analog ke
dalam sinyal digital (bit-bit pengkodean). Pada teknik ini, sinyal informasi
digital yang akan dikirimkan dipakai untuk mengubah frekuensi dari sinyal
pembawa. Dalam komunikasi digital, sinyal informasi dinyatakan dalam
bentuk digital berupa biner ”1” dan ”0”, sedangkan gelombang pembawa
berbentuk sinusoidal yang termodulasi disebut juga modulasi digital. Adapun
yang termasuk kedalam modulasi digital adalah sebagai berikut:
a. Amplitude Shift Keying (ASK)
Modulasi digital Amplitude Shift Keying (ASK) adalah pengiriman
sinyal digital berdasarkan pergeseran amplitudo. Sistem modulasi ini
merupakan sistem modulasi yang menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu
nilai tegangan dan sinyal digital 0 sebagai suatu nilai tegangan yang bernilai 0
volt. Sehingga dapat diketahui bahwa didalam sistem modulasi ASK,
kemunculan frekuensi gelombang pembawa tergantung pada ada tidaknya
sinyal informasi digital. Adapun bentuk dari sinyal modulasi digital Amplitude
Shift Keying (ASK) adalah sebagai berikut:
b. Frequency Shift Keying (FSK)
Modulasi digital Frequency Shift Keying (FSK) merupakan sejenis
Frequency Modulation (FM), dimana sinyal pemodulasinya (sinyal digital)
menggeser outputnya antara dua frekuensi yang telah ditentukan sebelumnya,
yang biasa diistilahkan frekuensi mark dan space. Modulasi digital dengan
FSK juga menggeser frekuensi carrier menjadi beberapa frekuensi yang
berbeda didalam band-nya sesuai dengan keadaan digit yang dilewatkannya.
Jenis modulasi ini tidak mengubah amplitudo dari signal carrier yang berubah
hanya frekuensi.
Teknik FSK banyak digunakan untuk informasi pengiriman jarak jauh
atau teletype. Standar FSK untuk teletype sudah dikembangkan selama
bertahun-tahun, yaitu untuk frekuensi 1270 Hz merepresentasikan mark atau
1, dan 1070 Hz merepresentasikan space atau 0. Adapun bentuk dari sinyal
modulasi digital Frequency Shift Keying (FSK) adalah sebagai berikut:

c. Phase Shift Keying (PSK)


Modulasi digital Phase Shift Keying (PSK) merupakan modulasi yang
menyatakan pengiriman sinyal digital berdasarkan pergeseran fasa. Biner 0
diwakilkan dengan mengirim suatu sinyal dengan fasa yang sama terhadap sinyal
yang dikirim sebelumnya dan biner 1 diwakilkan dengan mengirim suatu sinyal
dengan fasa berlawanan dengan sinyal dengan sinyal yang dikirim sebelumnya.
Dalam proses modulasi ini, fasa dari frekuensi gelombang pembawa berubah-
ubah sesuai dengan perubahan status sinyal informasi digital. Adapun bentuk dari
sinyal modulasi digital Phase Shift Keying (PSK) adalah sebagai berikut:

3. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN

NO. ALAT DAN BAHAN JUMLAH


1 Siglent SSG3032X 9 kHz ~ 3.2 GHz Signal 1
Generator

2 Osiloskop 1
3 BNC to Banana Cable 3

4 BNC to BNC Cable 2

 Datasheet Siglent SSG3032X 9 kHz ~ 3.2 GHz Signal Generator


 Datasheet Osiloskop RIGOL DS1052D

4. LANGKAH KERJA PERCOBAAN


4.1 Melihat Gelombang Modulasi AM dan FM
1. Menghubungkan MOD Out signal generator ke chanel 1 osiloskop, lalu
menghubungkan RF Output signal generator ke chanel 2 osiloskop. Seperti
gambar 5.1.

Gambar 5.1
2. Mengatur skala pada osiloskop pada chanel 1 dan 2 dengan ketentuan
- Volt/div = 0.5V
- Time/div = 0.5 mS
- Trigger = ch.B Auto
- Display = Dual
3. Mengatur signal generator pada frekuensi 10MHz, amplitude 0 dBm
4. Tekan tombol (INT 1KHz) untuk Modulasi AM
5. Mengatur increment dengan penambahan dan pengurangan sebanyak 5
level
6. Menekan tombol UP dan Down pada AM modulasi dengan rentang index
modulasi sebesar 0%, 25%, 50%, dan 75%. Mengamati gelombang
keluaran pada osiloskop dan Catat pada tabel 7.1
7. Mengulangi langkah 4 s.d. 6 dengan mengubah INT menjadi 400HZ
8. Mengulangi langkah 4 s.d 7 namun untuk Modulasi FM dengan DEV FM
sebesar 0 KHz, 25 KHz, 50 KHz dan 75 KHz , lalu catat pada tabel 1.1

4.2 Mengetahui Fungsi Tombol STORE dan RECALL


1. Menghubungkan MOD Out signal generator ke chanel 1 osiloskop, lalu
menghubungkan RF Output signal generator ke chanel 2 osiloskop.
Seperti gambar 5.2.

Gambar 5.2
2. Mengatur jenis Modulasi nya, lalu pilih nilai Index / DEV nya, tentukan
aplitudo dan besarnya, atur pula frekuensi inputnya catat gelombang
beserta besarannya pada tabel 7.2. kemudian tekan tombol STORE lalu
tekan 1
3. Mengulangi langkah 2 tekan tombol STORE lalu tekan 2
4. Mengulangi langkah 2 tekan tombol STORE lalu tekan 3
5. Menekan tombol RECALL lalu tekan 1, amati keluaran pada osiloskop
catat hasil nya pada tabel 1.2
6. Menekan tombol RECALL lalu tekan 2, amati keluaran pada osiloskop
catat hasil nya pada tabel 1.2
7. Menekan tombol RECALL lalu tekan 3, amati keluaran pada osiloskop
catat hasil nya pada tabel 1.2
5. DATA HASIL PERCOBAAN
Tabel 1.1 Melihat Gelombang AM dan FM

PENGATURAN PADA SIGNAL HASIL PADA OSILOSKOP


GENERATION
Modulasi INT Index AM/ Gambar Amplitudo
Modulasi DEV FM
AM 400 HZ 0% Input : 2 Vpp
Output : 980 mVpp

25% Input : 1,96 Vpp


Output : 1,18 Vpp

50% Input : 2 Vpp


Output : 1,42 Vpp

75% Input : 2 Vpp


Output : 1,66 Vpp

1 KHz 0% Input : 2 Vpp


Output : 980 mVpp

25% Input : 2 Vpp


Output : 980 mVpp
50% Input : 2 Vpp
Output :1,42 mVpp

75% Input : 2 Vpp


Output : 1,18 mVpp

FM 400 HZ 0 KHz Input : Vrms : 679


mV
Vpp :1,76 Vpp
Output : Vrms :
377mV
Vpp : 1,074 Vpp

25 KHz Input : Vrms : 679


mV
Vpp :1,96 Vpp

Output : Vrms :
376mV
Vpp :1,04 Vpp

50 KHz Input : Vrms : 679


mV
Vpp :1,96 Vpp

Output : Vrms : 289


mV
Vpp :1,04 Vpp
75 KHz Input : Vrms : 679
mV
Vpp :1,76 Vpp

Output : Vrms : 337


mV
Vpp :1,04 Vpp

1 KHz 0 KHz Input : Vrms : 679


mV
Vpp :1,96 Vpp
Output : Vrms : 314
mV
Vpp :1,02 Vpp

25 KHz Input : Vrms : 679


mV
Vpp :1,96 Vpp
Output : Vrms :
375mV
Vpp :1,04 Vpp

50 KHz Input : Vrms : 679


mV
Vpp :1,96 Vpp
Output : Vrms :
349mV
Vpp :1,04 Vpp
75 KHz Input : Vrms : 679
mV
Vpp :1,96 Vpp
Output : Vrms :
217mV
Vpp :1,04 Vpp

Freq STORE Gambar Gel. RECALL


STORE 1
RECALL 1
25 AM Pengaturan Sig Gen
Hasil Osiloskop
Gelombang Osilioskop
STORE 2 RECALL 2
75 AM Pengaturan di Sig Gen Hasil di
Gelombang di Osiloskop Osiloskop
STORE 3 RECALL 3
50 FM Pengaturan di Sig Gen Hasil di
Gelombang di osiloskop Osiloskop

Tabel 1.2 Mengetahui Fungsi Tombol STORE dan RECALL

6. ANALISA DATA PERCOBAAN


Pada percobaan modulasi Amplitudo (Amplitude Modulation, AM) dapat
dibuktikan bahwa pada modulasi ini terjadi proses menumpangkan sinyal informasi
ke sinyal pembawa (carrier) dengan sedemikian rupa sehingga amplitudo gelombang
pembawa berubah sesuai dengan perubahan simpangan (tegangan) sinyal informasi.

Pada modulasi Frekuensi (Frequency Modulation = FM ) dapat dibuktikan nawa


pada modulasi ini terjadi proses menumpangkan sinyal informasi pada sinyal
pembawa (carrier) sehingga frekuensi gelombang pembawa (carrier) berubah sesuai
dengan perubahan simpangan (tegangan) gelombang sinyal informasi. Jadi sinyal
informasi yang dimodulasikan (ditumpangkan) pada gelombang pembawa
menyebabkan perubahan frekuensi gelombang pembawa sesuai dengan perubahan
tegangan (simpangan) sinyal informasi. Pada modulasi frekuensi sinyal informasi
mengubah-ubah frekuensi gelombang pembawa, sedangkan amplitudanya konstan
selama proses modulasi.

Selain itu, jika kita lihat amplitudo (input) AM dan FM, selalu menghasilkan nilai
yang tidak jauh berbeda, hal ini dikarenakan kita menggunakan nilai frekuensi input
yang sama, dan untuk nilai amplitude output pada AM, setiap kenaikan dari indeks
modulasi menghasilkan amplitude output yang lebih besar, hal ini dikarenakan indeks
modulasi merupakan perbandingan antara amplitude output dan amplitude input
sehingga akan berbanding lurus untuk setiap kenaikan nilainya, dan untuk setiap
kenaikan indeks modulasi, maka bentuk gelombang output (sinyal termodulasi)
semakin jelas. Selain itu dapat kita lihat, untuk setiap kenaikan deviasi FM, nilai
amplitude outputnya selalu menghasilkan nilai yang tidak jauh berbeda, hal ini
dikarenakan FM akan mengubah-ubah frekuensi gelombang cariernya, bukan
amplitude nya. Dan untuk pengaruh INT Modulasi yaitu mempengaruhi rapat
renggang nya gelombang

Pada percobaan recall percobaan store dan recall, bisa membuktikan bahwa signal
generator bisa menyimpan dari modulasi yang sedang terjadi, lalu data tersebut bisa di
panggil kembali atau bisa dilihat kembali dengan tombol recall, dan jika kita ingin
memperbarui data store maka kita bisa langsung menekan tombol store maka secara
otomatis akan memperbarui data yang disimpan didalam store sebelumnya.
7. KESIMPULAN

 FM merupakan jenis modulasi yang akan mengubah-ubah frekuensi


gelombang cariernya, bukan amplitude nya
 AM merupakan jenis modulasi yang akan mengubah-ubah amplitude
gelombang cariernya, bukan frekuensi nya
 Indeks modulasi yang bertambah akan membuat gelombang AM
menjadi lebih jelas antara perbandingan amplitude input dan
outputnya, serta membuat amplitude outputnya menjadi lebih besar
 Meskipun deviasi frekuensi yang bertambah tetapi amplitude selalu
sama
 Pengaruh INT Modulasi yaitu mempengaruhi rapat renggang nya
gelombang
 Store berfungsi untuk menyimpan data modulasi yang telah dijalankan,
dan jika ingin memanggil data kembali menggunakan recall
LAMPIRAN
Grup 2A
Grup 2B
Daftar Pustaka
 Zulfendini.2019.https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/461/jbptunikompp-gdl-
zulfendini-23019-9-unikom_z-i.pdf. Diakses pada Jum’at 17 September 2021
pukul 09:17.
 https://teknikelektronika.com/pengertian-function-generator-jenis-generator-
fungsi/ Diakses pada Jum’at 17 September 2021 pukul 22:17.
 https://www.indomultimeter.com/rigol-DS1052D-digital-oscilloscope
Diakses pada Jum’at 17 September 2021 pukul 22:22
 https://accusrc.com/uploads/datasheets/4266_8656B.pdf. Diakses pada Jum’at 17
September 2021 pukul 22:22

Anda mungkin juga menyukai