Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN ELEKTRONIKA DIGITAL

RAIN ALARM
Laporan ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Elektronika Digital
Dosen pengampu: Septia Refly, S. pd, M. Si

Disusun oleh:

Sahrul Nizam 2201010006


Toji Peterson Situmorang 2201010014
Azrie Darmawan 2201010023
Wan Solihin 2201010071

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK DAN TEKNOLOGI KEMARITIMAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2023
DAFTAR ISI
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II ......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................................3
2.1 IC Timer NE555 .............................................................................................3
2.2 Konfigurasi Pin IC Timer NE555 ..................................................................4
2.3 Sensor Air .......................................................................................................5
2.4 Buzzer ............................................................................................................5
BAB III ....................................................................................................................7
METODOLOGI PENELITIAN ...............................................................................7
3.1 Alat Dan Bahan ..............................................................................................7
3.2 Langkah Kerja ................................................................................................8
BAB IV ..................................................................................................................10
HASIL ....................................................................................................................10
4.1 Hasil .............................................................................................................10
4.2 Kelebihan Dan KeKurangan ........................................................................10
BAB V ....................................................................................................................12
PENUTUP ..............................................................................................................12
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................13

i
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi telah
memberikan banyak manfaat bagi manusia, terutama dalam bidang
pengendalian. Peralatan elektronik saat ini telah menjadi bagian tak
terpisahkan dari kehidupan manusia, karena banyak orang memiliki berbagai
macam perangkat untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Namun, dalam menghadapi kemajuan ini, penting untuk mencapai


keseimbangan. Perkembangan dalam teknologi komunikasi dan informasi,
serta elektronika sebagai faktor utama pendukung teknologi, dapat terjadi
dalam waktu singkat, baik dalam bentuk perangkat analog maupun digital.

Salah satu contoh peralatan elektronik yang dapat membantu aktivitas


sehari-hari manusia adalah alat pendeteksi hujan. Alat ini dirancang untuk
mengurangi tingkat kelalaian manusia terhadap datangnya hujan. Dengan
adanya alat ini, diharapkan kita dapat mengurangi kejadian-kejadian tersebut.

pendeteksi hujan merupakan teknologi sederhana yang dapat mendeteksi


keberadaan hujan di sekitar tempat alat tersebut dipasang, seperti pada
genting rumah. Pendeteksi hujan pada dasarnya bekerja dengan mendeteksi
adanya hujan melalui koneksi antara terminal sensor oleh air hujan.

Pendeteksi hujan ini sederhana dan terdiri dari komponen utama, yaitu
sensor air dan IC Timer NESSS. Sensor air pada rangkaian ini dapat dibuat
dengan menggunakan piringan plastik yang dirancang agar terjadi hubungan
antara 2 terminal ketika terkena air. Jika sensor mendeteksi adanya hujan, alat
akan memberikan sinyal output berupa lampu LED yang menyala dan bunyi
buzzer.

Dengan demikian, kemajuan teknologi telah memberikan kontribusi yang


signifikan dalam mempermudah kehidupan manusia, termasuk dalam hal
pengendalian dan penggunaan peralatan elektronik. Alat pendeteksi hujan
adalah salah satu contoh bagaimana teknologi dapat digunakan untuk

1
mengurangi kesalahan manusia dan memberikan manfaat nyata dalam
kehidupan sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah yang muncul
adalah tentang cara pembuatan alat pendeteksi hujan. Oleh karena itu,
diperlukan informasi mengenai langkah-langkah atau prosedur yang dapat
diikuti untuk membuat alat tersebut. Bagaimana caranya agar alat pendeteksi
hujan dapat bekerja dengan efektif dan memberikan sinyal output yang sesuai
saat terjadi hujan. Dalam pengembangannya, juga perlu dipertimbangkan
pemilihan komponen yang tepat, desain yang sesuai, dan prinsip kerja yang
sederhana namun efektif.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini adalah untuk mengembangkan sebuah
rangkaian alat pendeteksi hujan yang menggunakan IC Timer NE555. Dalam
laporan ini, akan dijelaskan langkah-langkah dan prosedur yang diperlukan
untuk merancang, membangun, dan menguji alat pendeteksi hujan tersebut.
Laporan ini juga akan membahas pemilihan komponen yang tepat, termasuk
sensor air yang dapat mendeteksi kehadiran hujan, serta menjelaskan prinsip
kerja dari rangkaian tersebut. Dengan demikian, tujuan utama dari laporan ini
adalah memberikan panduan yang jelas dan komprehensif bagi pembaca
untuk membuat alat pendeteksi hujan menggunakan IC Timer NE555 yang
efektif dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 IC Timer NE555
IC Timer NE555, yang dikembangkan oleh Hans R. Camenzind pada
tahun 1970 dan diperkenalkan oleh Signetics pada tahun 1971, merupakan
sebuah IC yang populer dan banyak digunakan dalam berbagai aplikasi
pewaktu dan multivibrator. IC Timer NE555 disebut juga sebagai "The IC
Time Machine", IC NE555 memiliki desain yang sederhana namun serba
guna.
IC NE555 memiliki 8 pin atau kaki yang memudahkan penggunaan dan
koneksi ke dalam rangkaian elektronik. Keunggulan utamanya adalah
kemampuan untuk beroperasi dalam mode monostable (pewaktu satu-shot)
dan astable (pembangkit pulsa). Dalam mode monostable, IC NE555 dapat
menghasilkan sinyal output dengan durasi yang ditentukan oleh komponen
eksternal seperti resistor dan kapasitor. Sedangkan dalam mode astable, IC
NE555 dapat menghasilkan sinyal output dengan frekuensi tertentu tanpa
memerlukan sinyal input eksternal.
Dalam pengembangan lebih lanjut, IC NE555 juga dapat diintegrasikan
dengan komponen lain untuk menghasilkan fungsi yang lebih kompleks.
Misalnya, dengan menggunakan IC NE555 bersama dengan transistor,
resistor, dan kapasitor tambahan, dapat dirancang rangkaian PWM (Pulse
Width Modulation) yang berguna dalam aplikasi pengaturan kecepatan motor
atau pengendalian intensitas cahaya.

Gambar 1. IC Timer NE555

3
2.2 Konfigurasi Pin IC Timer NE555
IC Timer NE555 memiliki 8 pin yang memiliki fungsi masing-masing.
Berikut ini adalah penjelasan umum untuk setiap pin pada IC Timer NE555:

Gambar 2. Konfigurasi Pin IC Timer NE555


Berikut penjelasan umum tentang kaki IC Timer NE555 dari gambar diatas:
1. Pin 1 (Ground): Pin ini merupakan ground atau titik nol dari rangkaian.
Biasanya dihubungkan ke ground sirkuit atau sumber tegangan negatif.
2. Pin 2 (Trigger): Pin ini digunakan untuk memberikan sinyal trigger atau
pemicu yang menginisiasi operasi timer. Ketika tegangan pada pin ini
turun di bawah sepertiga tegangan sumber (Vcc/3), IC Timer NE555 akan
beroperasi sesuai dengan mode yang ditetapkan.
3. Pin 3 (Output): Pin ini merupakan keluaran dari IC Timer NE555. Pada
mode astable, outputnya menghasilkan sinyal pulsa dengan frekuensi
tertentu. Pada mode monostable, outputnya memberikan sinyal tinggi
(HIGH) selama waktu yang ditentukan oleh nilai resistor dan kapasitor
yang terhubung ke pin 6 dan pin 7.
4. Pin 4 (Reset): Pin ini digunakan untuk mereset atau mengatur ulang
keadaan IC Timer NE555. Ketika tegangan pada pin ini turun di bawah
sepertiga tegangan sumber (Vcc/3), IC Timer NE555 akan mereset dan
menghentikan operasinya.
5. Pin 5 (Control Voltage): Pin ini dapat digunakan untuk memberikan
tegangan kontrol eksternal pada IC Timer NE555. Tegangan yang
diberikan melalui pin ini dapat mengatur waktu tunda atau frekuensi
operasi.

4
6. Pin 6 (Threshold): Pin ini mendeteksi saat tegangan mencapai ambang
batas tertentu (dua per tiga tegangan sumber atau 2/3 Vcc). Pada saat itu,
IC Timer NE555 akan mengubah keluaran menjadi rendah (LOW) dan
memulai siklus operasi baru.
7. Pin 7 (Discharge): Pin ini terhubung ke terminal kapasitor dalam
rangkaian timer. Ketika keluaran berubah menjadi rendah (LOW), pin ini
akan berfungsi sebagai jalur pembongkaran (discharge) kapasitor, yang
memungkinkan kapasitor untuk mengosongkan muatan.
8. Pin 8 (VCC): Pin ini adalah pin pasokan yang digunakan untuk
memberikan tegangan positif pada IC Timer NE555.

2.3 Sensor Air


Sensor adalah sebuah perangkat atau komponen yang digunakan untuk
mendeteksi dan mengubahnya menjadi sinyal atau output yang dapat diproses
atau dimanfaatkan oleh sistem elektronik atau sistem kontrol lainnya. Sensor
yang digunakan pada alat ini sangat sederhana, yaitu dengan menggunakan
timah dan jumper tunggal yang dibentuk menjadi 2 (dua) jalur yang masing-
masing jalurnya terhubung oleh kabel penghubung yang nantinya akan
dihubungkan ke rangkaian.

Gambar 3. Sensor Air


2.4 Buzzer
Buzzer adalah sebuah perangkat elektronik yang digunakan untuk
menghasilkan suara atau bunyi berulang secara periodik. Buzzer sering
digunakan sebagai indikator suara dalam berbagai aplikasi, baik sebagai

5
peringatan, notifikasi, atau sinyal audio. Buzzer terdiri dari sebuah elemen
piezoelektrik atau elektromagnetik yang dikombinasikan dengan sirkuit
pengendali. Ketika sirkuit pengendali mengirimkan sinyal listrik ke buzzer,
elemen piezoelektrik atau elektromagnetik tersebut bergetar atau bergerak
sesuai dengan sinyal yang diterima, sehingga menghasilkan bunyi atau suara.

Gambar 4. Buzzer

6
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat Dan Bahan
Tabel 1. Alat dan Bahan
No Alat Dan Bahan Gambar Jumlah

1 IC NE555 1 buah

2 Project board 1 buah

3 Papan Circuit Board (PCB) 1 buah

4 Transistor BC547 2 buah

5 Transistor BC557 1 buah

6 Resistor 39R 1 buah

7 Resistor 1K 1 buah

8 Resistor 10K 1 buah

9 Resistor 33K 1 buah

10 Resistor 47K 1 buah

7
11 Resistor 100K 1 buah

12 Buzzer 1 buah

13 Mylar 10nF 2 buah

14 Baterai 9V 1 buah

15 Timah Secukupnya

16 Kabel jumper Secukupnya

3.2 Langkah Kerja


6V

GND

Gambar 5. Rangkaian Rain Alarm


1. Hubungkan Pin 1 IC NE555 ke bagian negatif / ground project board
2. Hubungkan Pin 8 IC NE555 ke bagian positif / vcc project board
3. Hubungkan Pin 2 IC NE555 dan Pin 6 IC NE555

8
4. Hubungkan Pin 3 IC NE555 ke Resistor 1k
5. Hubungkan Pin 4 IC NE555 ke Pin 8 IC NE555
6. Hubungkan Pin 5 IC NE555 ke kapasitor 10nf , kemudian terhubung ke
negatif / ground project board
7. Hubungkan Resistor 1K yang dari Pin 3 IC NE555 ke kaki basis
Transistor1 BC 547, kemudian kaki Emitter nya terhubung ke Negatif /
Ground project board dan kaki Collector terhubung ke negatif buzzer
8. Hubungkan Positif buzzer ke Resistor 39R , kemudian terhubung ke
Positif / Vcc project board
9. Hubungkan kaki Collector Transistor BC 557 ke Pin 8 IC NE55 ,
kemudian Kaki Emitter nya terhubung ke Positif/vcc project board dan
kaki basis nya terhubung ke Resistor 100k dan terhubung ke Negatif /
Ground project board
10. Hubungkan Resistor 47k Ke Resistor 100k Kemudian Kaki Resistor 47k
satu lagi terhubung ke kaki Collector Transistor2 BC 547 ,
11. Hubungkan Resistor 33K ke Pin 4 IC NE555, kemudian terhubung ke
Kapasitor 10nf dan terhubung ke Negatif/Ground project board
12. Hubungkan Pin 2 IC NE555 ke Antara resistor 33k dan kapasitor 10nf
13. Hubungkan Resistor 10k ke Pin 4 IC NE555

9
BAB IV

HASIL
4.1 Hasil

Gambar 6. Rain Alarm


Rangkaian sensor alarm hujan sebenarnya mempunyai prinsip kerja yang
sama dengan sensor sentuh. Pada sensor alarm hujan, rangkaian
membutuhkan air untuk mengaktifkan rangkaian, sedangan rangkaian sensor
sentuh membutuhkan sentuhan kulit untuk mengaktifkan rangkaian.
Kesimpulannya air dan kulit manusia dapat mengalirkan arus listrik dengan
baik. Dengan kata lain air dan kulit manusia sebagai saklar atau pemicu untuk
mengalirkan arus listrik.

Rangkaian alarm hujan atas menggunakan IC NE555 yang dirangkai


monostabil multivibarator, plat sentuh yang terbuat dari tembaga dan buzzer
sebagai indikator output rangkaian.
4.2 Kelebihan Dan KeKurangan
Kelebihan :
1. Memudahkan aktifitas manusia.
2. Komponen yang mudah ditemukan.
3. Biaya yang relatif murah.

10
Kekurangan :
1. Ketergantungan pada baterai
2. Keterbatasan pembaruan atau perbaikan
3. Bentuk project yang belum sempurna.

11
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari project di atas, dapat di simpulkan bahwa perlunya
mengembangkan teknologi yang ada, dengan pengembangan tertentu dapat
memudahkan aktivitas manusia, salah satunya pembuatan teknologi
pendeteksi hujan, dengan menggabungkan beberapa komponen tertentu kita
dapat membuat sebuah alat pendeteksi hujan yang di bekali komponen utama
yaitu IC Timer NE555. Menurut pandangan kami, alat yang kami
kembangkan belum sepenuhnya dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-
hari, ada beberapa faktor tertentu mengapa alat ini belum bisa digunakan
sepenuhnya, salah satunya bentuk desain dari alat yang masih berantakan,
jika di paksa untuk di terapkan maka dapat menyebabkan beberapa komponen
akan rusak yang menyebabkan alat tidak akan berjalan sempurna. Perlunya
Evaluasi dan saran perbaikan terkait dengan pembuatan alat ini untuk
pengembangan penelitian di masa yang akan datang. Mari kita bersama-sama
untuk mengembangkan dan memanfaatkan teknologi yang ada mengingat
perkembangan zaman yang pesat untuk menciptakan sebuah teknologi baru
maupun evaluasi dari teknologi sebelumnya yang dapat membawa hal positif
untuk kelangsungan hidup manusia.

12
DAFTAR PUSTAKA

[1] M. C. Pristianti, E. Hariyono, and D. Wulandari, “Studies in Learning and


Teaching Studies in Learning and Teaching Development of STEAM-
Based Rain Alarm Prototype Article Info ABSTRACT,” Studie in Learning
and Teaching, vol. 3, no. 2, pp. 156–167, Aug. 2022, doi: 10.46627/silet.
[2] A. Hoor, R. Sensor, and A. Project, “Title: The Rain Warning System
Project Number of Pages: 35 pages + Appendix,” Metropolia, pp. 1–35,
May 2021.
[3] C. Iyen, B. Ayomanor, A. Orume, S. Saleh, S. Jaafaru, and B. J. Akeredolu,
“DESIGN AND CONSTRUCTION OF A RAIN DETECTOR WITH AN
ALARM SYSTEM,” 2408. [Online]. Available: www.ftstjournal.com
[4] A. L. Zulkiflee, N. F. Rosmadi, P. Aisyah, N. Dinie Sahadan, and M. Faizal
Ismail, “Development of Rain Detector System Using ESP32 with Alarm
and Blynk Application,” Multidisciplinary Applied Research and
Innovation, vol. 3, no. 1, pp. 482–489, 2022, doi:
10.30880/mari.2022.03.01.057.
[5] M. Ahmed, B. Joe Jasper Raja, and K. Saravanakumar, “RAIN
DETECTOR ALARM,” Student Journal of Electrical and Electronics
Engineering Issue, vol. 1, no. 1, p. 2022, 2022, [Online]. Available:
www.embeddronics.com

13

Anda mungkin juga menyukai