Disusun Oleh :
SALSABILA SALWA YUSRIANDI
2015041070
UNIVESITAS LAMPUNG
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas rahmat,
karunia serta kasih sayangnya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
Proses Jasa Pendidikan ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya
uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW. tidak lupa pula saya ucapkan
terima kasih kepada Bapak Ir. Azhar,M. T selaku dosen mata kuliah Fisika
Teknik.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR................................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah dan Tujuan Penulis..........................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................
2.1 Pengertian IC timer 555...................................................................................3
2.2 Fungsi masing – masing kaki pada IC timer 555...........................................3
2.3 Mode Pengoperasian IC 555............................................................................5
2.4 Aplikasi dari IC timer 555..............................................................................6
2.5 Rangkaian Alarm IC 555.................................................................................8
2.6 JENIS OP-AMP DAN BENTUK KEMASANNYA.......................................9
2.7 IC OP AMP 741..............................................................................................12
2.8 Konfigurasi Pin IC Op-Amp 741...................................................................12
2.9 Karakteristik Ideal Penguat Operasional.....................................................14
2.10 PIN CONNECTION.......................................................................................14
2.11 Gambar Rangkaian........................................................................................15
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
a) Rumusan masalah
b) Tujuan Penulisan
4
2. Mengetahui fungsi masing- masing pin
3. Mengetahui model pengoperasian IC timer 555
4. Mengetahui pengaplikasian dari IC timer 555
5. Mengetahui karateristik dan implementasi IC linier missal OP-AMP
741
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Gambar 1. PIN IC 555
1. Pin 1 : GROUND, Menghubungkan ke tegangan 0V.
2. Pin 2 : TRIGGER, Mendeteksi 1/3 dari tegangan Sumber (Vcc) untuk
membuat output menjadi berlogika HIGH. Pin 2 memiliki kontrol atas pin
6. Jika pin 2 berlogika LOW, dan pin 6 LOW, keluaran akan tetap
berlogika HIGH. Jika pin 6 berlogika HIGH, dan pin 2 berlogika LOW,
output akan berlogika LOW. Pada saat pin 2 berlogika LOW, pin ini
memiliki impedansi yang sangat tinggi (sekitar 10 Mega Ohm) dan akan
memberi Trigger sekitar 1uA.
3. Pin 3 : OUTPUT, (Pins 3 dan 7 dinamakan "in Phase") Berlogika HIGH
minimal sekitar 2 Volt dan berlogika LOW sekitar 0.5 Volt kurang dari 0
Volt. Dan akan mengeluarkan arus sapai dengan 200 mA.
4. Pin 4 : RESET, Pada Internal IC terhubung HIGH melalui 100 K Ohm.
Harus diambil di bawah 0.8 Volt untuk me-reset chip.
5. Pin 5 : CONTROL, Sebuah tegangan diterapkan pada pin ini akan
bervariasi waktu jaringan RC (cukup jauh).
6. Pin 6 : THRESHOLD, Mendeteksi 2/3 dari tegangan Sumber (Vcc) untuk
membuat output berlogika LOW apabila pin 2 berlogika HIGH. Pin ini
memiliki impedansi yang sangat tinggi (sekitar 10 Mega Ohm) dan akan
memberi Trigger sekitar 1uA.
7. Pin 7 : DISCHARGE, Akan berlogika LOW ketika pin 6 mendeteksi 2/3
tegangan Sumber (Vcc) tapi pin 2 harus berlogika HIGH. Jika pin 2
Berlogika HIGH, pin 6 berlogika HIGH atau LOW, maka pin 7 tetap
berlogika LOW. Akan berlogika HIGH dan tetap berlogika HIGH pada
saat pin 2 mendeteksi 1/3 tegangan Sumber (Vcc) (bahkan sebagai pulsa
LOW) ketika pin 6 berlogika LOW. (Pins 7 dan 3 dinamakan "in Phase")
Pin 7 adalah sama dengan pin 3 tapi pin 7 tidak berlogika HIGH. Tapi ia
akan berlogika LOW dan akan kehilangan arus sekitar 200 mA. Anda
dapat menghubungkan pin 7 ke pin 3 untuk mendapatkan kemampuan
SINK sedikit lebih baik dari IC.
8. Pin 8 : VCC, Terhubung ke tegangan Sumber (Vcc) positif.
7
2.3 Mode Pengoperasian IC 555
A. Mode Astabil
8
pin 7 dalam keadaan HIGH. Kapasitor akan terisi. Ketika tegangan dari kapasitor
telah mancapai 2/3 Vcc. Tegangan pada pin 6 akan terbaca 2/3 Vcc, pin 7 akan
dalam keadaan LOW sehingga akan terjadi pengosongan kapasitor. Hal ini
menyebabkan output kembali ke keadaan LOW. Karena pin 2 LOW dan pin 7
LOW.
Rangkaian monostabil IC timer 555 dipicu menggunakan pulsa negatif
sebagai masukkan pada pin 2, dan pulsa ini juga harus jauh lebih pendek dari
lebar pulsa output yang di inginkan. Setelah terjadi pemicuan rangkaian
monostabil membutuhkan delay untuk kembali mengosongkkan kapasitor untuk
digunakkan kembali.
C. Mode Bistabil
Rangakaian bistable atau yang kadang disebut Schmitt Trigger , memiliki
dua keadaan stabil, HIGH dan LOW. Menggunakan input pemicu LOW untuk
membuat output dari rangkaian masuk ke keadaan HIGH. Menggunakan input
reset LOW membuat output dari rangkaian kembali ke keadaan LOW.
9
jenis monostabil atau astabil. Untuk memudahkan rangkaian pembangkit pulsa
maka IC timer NE555 dirangkai sebagai multivibrator monostabil (gambar 1.2)
dan multivibrator astabil (gambar 1.3) di atas dan di bawah ini.
10
Karena, rangkaian IC NE 555 di atas menggunakan sistem multivibrator
astabil, dan jika ditentukan untuk RA=RB=20kΩ, dan C=50uF, maka dengan
persamaan di atas akan didapatkan besarnya frekuensi dari Clock Generator
NE555, yaitu sebesar. Dengan kata lain, waktu yang dibutuhkan untuk
membangkitkan pulsa clock selama 1 periode.
Besarnya tegangan output (Uo) dari pembangkit pulsa (Clock Generator)
IC NE555 adalah tergantung tegangan supply dari catu daya IC tersebut. Karena
dipasang tegangan supply 5V DC, maka tegangan output (Uo) mendekati 5V
dengan bentuk TTL.
Pembangkit pulsa atau clock generator ini dapat digunakan untuk sumber
clock dalam pembuatan counter naik dan turun (up-down-counter) pada IC
74LS90, 74LS92, dan IC 74LS93, serta IC counter yang lain, yaitu dengan cara
yang hampir sama dengan yang dirangkai pada IC counter 74LS90. Untuk hal
tersebut dapat dilihat rangkaian lengkap clock generator menggunakan IC NE555
sebagai sumber clock dari rangkaian counter.
11
2.5 Rangkaian Alarm IC 555
12
2.6 JENIS OP-AMP DAN BENTUK KEMASANNYA
IC ( Integrated Circuit ) dibedakan kedalam “ Digital “ dan “ Analog “, IC
Analog biasanya termasuk dari bagian IC linear. IC ini merupakan rangkaian
integrasi kumpulan dari beberapa komponen aktip diskrit seperti transistor, Dioda
atau FET dan lain – lainnya serta komponen pasip seperti resistor, kapasitor dan
lain-lainnya. IC linar biasanya digunakan sebagai penguat, filter, pengali frekuensi
( Frequency Multiplier ) serta modulator yang biasanya memerlukan komponen
dari luar agar sempurna seperti kapasitor, resistor dan lain-lainnya. Mayoritas IC
linear adalah OP-AMP, yang biasanya digunakan sebagai penguat, filter aktip,
integrator dan differensiator serta untuk aplikasi – aplikasi lainnya. Sedangkan
OP-AMP yang untuk keperluan rangkaian khusus seperti aplikasi komparator,
regulator tegangan supply dan fungsi – fungsi khusus yang lainnya termasuk
penguat daya besar. Beberapa fungsi IC linear yang umum dan khusus akan
diberikan lengkap beserta contohnya, termasuk kode produksi sampai ke bentuk
model kemasannya.
Jenis IC linear berdasarkan fungsi dan fabrikasi IC linear atau analog yang
fungsinya umum biasanya digunakan pada rangkaian – rangkaian integrator,
differensiator, penguat penjumlah ( summing amplifier ) atau yang lainnya.
Contoh IC yang umum adalah LM / µA741 atau tipe 351. Disisi lain untuk IC
linear yang khusus ( special ) biasanya hanya digunakan pada aplikasi-aplikasi
khusus, contoh untuk tipe LM380 hanya bisa digunakan pada aplikasi penguat
audio ( audio amplifier ). Tipe seri IC linear mempunyai pengertian yang berbeda
sesuai dengan fabrikasi atau pabrik pembuat IC tersebut. Di Amerika saja sekitar
30 industri memproduksi IC sebanyak 1 ( satu ) juta lebih setiap tahunnya.
Masing-masing industri mempunyai kode – kode tertentu dan tanda-tanda khusus
untuk penomorannya. Berikut ini diberikan tipe dan inisial serta penomoran dan
kode produksi IC linear yang beredar di pasar elektronika selama ini :
Selain industri pembuat IC linear tersebut masih banyak lagi seperti
Mitsubishi, Hitachi, Matsushita, Sony, Sharp, Sanyo, dan lain-lainnya. Untuk
mengenal pengertian kode dan inisial ini diberi contoh 1 (satu ) IC linear yang
umum diproduksi oleh beberapa industri :
* LM741 : IC OP-AMP 741 diproduksi National Semiconductor
13
* MC17141 : IC OP-AMP 741 diproduksi Motorola
* CA3741 : IC OP-AMP 741 diproduksi R C A
* SN52741 : IC OP-AMP 741 diproduksi Texas Instruments
* N5741 : IC OP-AMP 741 diproduksi Signetics
Dari tipe diatas dapat dijelaskan bahwa angka tiga digit terakhir masing
industri IC menyatakan tipe Op-AMP yaitu 741, dan semua industri membuat
dengan spesifikasi yang sama yaitu internasional. Untuk mendapatkan informasi
yang banyak dan khusus biasanya pembuat IC selalu menyertakan pembuatan
buku data ( data book ) sebagai referensi atau petunjuk. Beberapa IC linear
mempunyai kemampuan dan kelompok yang berbeda – beda, seperti kelas A, C,
E, S dan SC. Sebagai contoh IC 741, 741A, 741C, 741E, 741S dan 741SC
semuanya adalah OP-AMP, namun biasanya dibedakan tentang temperatur
operasi. Contoh untuk OP-AMP keperluan militer mempunyai suhu sekitar –
550C s/d. 1250C, sedangkan OPAMP komersial mempunyai range temperatur
00C s/d. 750C dan range temperatur OP-AMP industri – 400C s/d. +850C. Disisi
lain untuk 741A dan 741E merupakan improvisasi dari tipe 741 dan 741C, yang
masing – masing mempunyai spesifikasi yang lebih. IC 741Cdan 741E
merupakan IC yang identik dengan 741 dan 741A dengan range temperatur 00C
s/d. 750C, namun range temperatur 741C dan 741E sekitar – 550C s/d. 1250C.
Sedangkan IC 741S dan 741SC adalah OP-AMP tipe militer dan komersial yang
masing – masing dengan pengubah rate tegangan output per unit waktu lebih
tinggi ( higher slew rate) dibandingkan tipe 741 dan 741C.
Bentuk kemasan Ada 3 ( tiga ) macam bentuk kemasan IC linear yaitu
1. Bentuk kemasan datar ( Flat pack )
2. Bentuk kemasan logam / transistor ( Metal or transistor pack )
3. Bentuk kemasan sisi gari ganda ( Dual-in-line pack ) Berikut ini adalah
gambar skema dari penguat diferensial sederhana:
Koneksi ke catu daya pada op amp tidak selalu digambarkan dalam
diagram, namun harus dimasukkan pada rangkaian yang sebenarnya.
14
Untuk dapat bekerja dengan baik, penguat operasional memerlukan
tegangan catu yang simetris yaitu tegangan yang berharga positif (+V) dan
tegangan yang berharga negatif (-V) terhadap tanah (ground). Berikut ini adalah
simbol dari penguat operasional:
Gambar di atas menunjukkan dua input, output, dan koneksi catu daya
pada op amp. Simbol ”-” menunjukkan inverting input dan ”+” menunjukkan non-
inverting input. Koneksi ke catu daya pada op amp tidak selalu digambarkan
dalam diagram, namun harus dimasukkan pada rangkaian yang sebenarnya.
15
2.8 Konfigurasi Pin IC Op-Amp 741
Pada IC ini terdapat dua pin input, dua pin power supply, satu pin output,
satu pin NC (No Connection), dan dua pin offset null. Pin offset null
memungkinkan kita untuk melakukan sedikit pengaturan terhadap arus internal di
dalam IC untuk memaksa tegangan output menjadi nol ketika kedua input bernilai
nol. IC LM741 berisi satu buah Op-Amp, terdapat banyak tipe IC lain yang
memiliki dua atau lebih Op-Amp dalam suatu kemasan DIP. IC Op-Amp
memiliki karakteristik yang sangat mirip dengan konsep Op-Amp ideal pada
analisis rangkaian. Pada kenyataannya IC Op-Amp terdapat batasan-batasan
penting yang perlu diperhatikan. Pertama, tegangan maksimum power supply
tidak boleh melebihi rating maksimum, karena akan merusak IC. Kedua, tegangan
16
output dari IC op amp biasanya satu atau dua volt lebih kecil dari tegangan power
supply. Sebagai contoh, tegangan swing output dari suatu op amp dengan
tegangan supply 15 V adalah ±13V. Ketiga, arus output dari sebagian besar op
amp memiliki batas pada 30mA, yang berarti bahwa resistansi beban yang
ditambahkan pada output op amp harus cukup besar sehingga pada tegangan
output maksimum, arus output yang mengalir tidak melebihi batas arus
maksimum.
17
Karakteristik tidak berubah dengan suhu
18
2.11 Gambar Rangkaian
Jika Vref- disambungkan ke rangkaian resistor dan Vref+disambungkan ke
potensiometer.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
20
DAFTAR PUSTAKA
Marston, R.M. 1990. 110 Integrated Circuit Projects for the Home Constructor.
USA: A. Newnes TechnicalBook.
Texas Instruments. 1985. The The Linear Circuits for Engineers, Second Edition.
USA: Texas Instruments.
21