Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI


“741 DAN 555”

DOSEN PENGAJAR : Ir. Azhar,M. T

Disusun Oleh :
SALSABILA SALWA YUSRIANDI
2015041070

UNIVESITAS LAMPUNG
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas rahmat,
karunia serta kasih sayangnya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
Proses Jasa Pendidikan ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya
uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW. tidak lupa pula saya ucapkan
terima kasih kepada Bapak Ir. Azhar,M. T selaku dosen mata kuliah Fisika
Teknik.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat


kesalahan dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan
maupun dengan teknik pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal
kami selaku para penulis usahakan.

Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.

Bandarlampung, 09 Juli 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

halaman
KATA PENGANTAR................................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah dan Tujuan Penulis..........................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................
2.1 Pengertian IC timer 555...................................................................................3
2.2 Fungsi masing – masing kaki pada IC timer 555...........................................3
2.3 Mode Pengoperasian IC 555............................................................................5
2.4 Aplikasi dari IC timer 555..............................................................................6
2.5 Rangkaian Alarm IC 555.................................................................................8
2.6 JENIS OP-AMP DAN BENTUK KEMASANNYA.......................................9
2.7 IC OP AMP 741..............................................................................................12
2.8 Konfigurasi Pin IC Op-Amp 741...................................................................12
2.9 Karakteristik Ideal Penguat Operasional.....................................................14
2.10 PIN CONNECTION.......................................................................................14
2.11 Gambar Rangkaian........................................................................................15
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

IC atau intergrated circuit adalah salah satu komponen elektronika


aktif yang merupakan gabungan dari ratusan bahkan ribuan komponen
elektronika seperti transistor, resistor, dioda, dan juga kapasitor. Dalam
komponnen ini tersimpan berbagai jenis komponen tersebut dalam bentuk
yang lebih compack. Dalam IC komponen – komponen seperti tersebut
diintegrasikan menjadi satu kesatuan rangkaian dalam kemasan yang lebih
kecil. Mayoritas IC dibuat dengan menggunakan bahan semi konduktor
berupa silikon. IC juga memiliki tipe dan fungsi masing- masing pada
setiap tipenya, pada makalah ini IC yang akan dibahas adalah IC timer 555
dan penerapanya.

1.2 Rumusan Masalah dan Tujuan Penulis

a) Rumusan masalah

Dari latar belakang diatas, maka penulis megemukakan rumusan masalah


yang ada sebagai berikut :

1. Apa itu pengertian IC timer 555 dan kegunaanya?


2. Apa fungsi masing – masing kaki pada IC timer 555?
3. Bagaimana mode pengoperasian IC timer 555?
4. Apa aplikasi dari rangkaian IC timer 555?
5. Bagaimana karateristik dan implementasi IC linier missal OP-AMP
741?

b) Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian IC timer 555 dan kegunaanya

4
2. Mengetahui fungsi masing- masing pin
3. Mengetahui model pengoperasian IC timer 555
4. Mengetahui pengaplikasian dari IC timer 555
5. Mengetahui karateristik dan implementasi IC linier missal OP-AMP
741

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian IC timer 555


IC pewaktu 555 adalah sebuah sirkuit terpadu yang digunakan untuk
berbagai pewaktu dan multivibrator IC timer 555 atau sering disebut dengan IC
555 adalah salah satu IC yang sangat populer. Populer disini karena banyak sekali
kegunaan dari IC ini, dan banyak orang tertarik menggunakannya dengan berbagai
fungsi yang ada didalamnya. Bagi penggemar elektronika pastinya sudah banyak
tahu dan tidak asing lagi dengan IC yang satu ini. IC ini pertama kali
diperkenalkan oleh signetics corporation sebagai SE555/NE555 dan disebut “The
IC Time Machine” yang merupakan mesin timer pertama dan dikomersialkan.
Sampai saat ini, sudah berpuluh-puluh tahun, IC ini masih tetap populer walaupun
sudah banyak variasinya. Ada yang membuat versi CMOS nya, contohnya dari
Motorola MC1455 yang cukup populer juga karena sering digunakan. Seperti
yang kita ketahui bahwa rangkaian dengan transistor berteknologi CMOS sangat
sedikit dalam hal konsumsi daya, dengan kata lain tidak boros energi, selain itu
CMOS juga lebih cepat dalam hal switching dari high ke low dan juga sebaliknya
(responsenya cepat, secara logika rangkaian tidak ada time constant). Selain
NE555, saat ini banyak dipasaran adalah dari National yaitu LM555. Adapun 556
yang merupakan versi dual dari 555. Kalau pada 555 terdapat 8-pin dalam
packagenya, 556 tampil dengan 14-pin. Akan tetapi IC556 ini tidak mudah untuk
didapatkan. Toko komponen elektronik berskala kecil biasanya tidak menyimpan
stok IC yang satu ini.
2.2 Fungsi masing – masing kaki pada IC timer 555

6
Gambar 1. PIN IC 555
1. Pin 1 : GROUND, Menghubungkan ke tegangan 0V.
2. Pin 2 : TRIGGER, Mendeteksi 1/3 dari tegangan Sumber (Vcc) untuk
membuat output menjadi berlogika HIGH. Pin 2 memiliki kontrol atas pin
6. Jika pin 2 berlogika LOW, dan pin 6 LOW, keluaran akan tetap
berlogika HIGH. Jika pin 6 berlogika HIGH, dan pin 2 berlogika LOW,
output akan berlogika LOW. Pada saat pin 2 berlogika LOW, pin ini
memiliki impedansi yang sangat tinggi (sekitar 10 Mega Ohm) dan akan
memberi Trigger sekitar 1uA.
3. Pin 3 : OUTPUT, (Pins 3 dan 7 dinamakan "in Phase") Berlogika HIGH
minimal sekitar 2 Volt dan berlogika LOW sekitar 0.5 Volt kurang dari 0
Volt. Dan akan mengeluarkan arus sapai dengan 200 mA.
4. Pin 4 : RESET, Pada Internal IC terhubung HIGH melalui 100 K Ohm.
Harus diambil di bawah 0.8 Volt untuk me-reset chip.
5. Pin 5 : CONTROL, Sebuah tegangan diterapkan pada pin ini akan
bervariasi waktu jaringan RC (cukup jauh).
6. Pin 6 : THRESHOLD, Mendeteksi 2/3 dari tegangan Sumber (Vcc) untuk
membuat output berlogika LOW apabila pin 2 berlogika HIGH. Pin ini
memiliki impedansi yang sangat tinggi (sekitar 10 Mega Ohm) dan akan
memberi Trigger sekitar 1uA.
7. Pin 7 : DISCHARGE, Akan berlogika LOW ketika pin 6 mendeteksi 2/3
tegangan Sumber (Vcc) tapi pin 2 harus berlogika HIGH. Jika pin 2
Berlogika HIGH, pin 6 berlogika HIGH atau LOW, maka pin 7 tetap
berlogika LOW. Akan berlogika HIGH dan tetap berlogika HIGH pada
saat pin 2 mendeteksi 1/3 tegangan Sumber (Vcc) (bahkan sebagai pulsa
LOW) ketika pin 6 berlogika LOW. (Pins 7 dan 3 dinamakan "in Phase")
Pin 7 adalah sama dengan pin 3 tapi pin 7 tidak berlogika HIGH. Tapi ia
akan berlogika LOW dan akan kehilangan arus sekitar 200 mA. Anda
dapat menghubungkan pin 7 ke pin 3 untuk mendapatkan kemampuan
SINK sedikit lebih baik dari IC.
8. Pin 8 : VCC, Terhubung ke tegangan Sumber (Vcc) positif.

7
2.3 Mode Pengoperasian IC 555
A. Mode Astabil

Rangkaian IC 555 mode astabil merupakan rangkaian pembangkit


gelombang dengan output gelombang persegi. Hal itu di sebabkan oleh output dari
rangkaian tersebut tidak pernah stabil atau selalau berubaha ubah. Dalam rentang
waktu tertentu HIGH dan dalam rentang watu tertentu LOW. Sehingga hasi yang
di hasilkkan dari keluaran berbantuk gelombang persegi. Dengan perhitungan
nilaia frekuensi sebagai berikut :
Dan untuk mengukur perbanadingan antara HIGH dan LOW menggunakan
rumus. Jika Nilai D = 70%, maka persentase HIGH dalam gelobang persegi
tersebut adalah 70%.
B. Mode Monostabil
Rangkaian IC 555 mode monostabil memiliki satu bentuk output yang
stabil, sampai pemicu di tekan.Rangkaian ini digunakan untuk menghidupkan
mesin selama beberapa waktu dan mematikannya secara otomatis. Atau
mematikan mesin selama rentang waktu tertentu kemudian menghidupkanya
secara otomatis.
Ketika pin 2 dalam keadaan LOW IC timer akan mendetaksi keadaan flip-
flop, kemudian mengubah output menjadi HIGH, begitu juga dengan pin 7. Ketika

8
pin 7 dalam keadaan HIGH. Kapasitor akan terisi. Ketika tegangan dari kapasitor
telah mancapai 2/3 Vcc. Tegangan pada pin 6 akan terbaca 2/3 Vcc, pin 7 akan
dalam keadaan LOW sehingga akan terjadi pengosongan kapasitor. Hal ini
menyebabkan output kembali ke keadaan LOW. Karena pin 2 LOW dan pin 7
LOW.
Rangkaian monostabil IC timer 555 dipicu menggunakan pulsa negatif
sebagai masukkan pada pin 2, dan pulsa ini juga harus jauh lebih pendek dari
lebar pulsa output yang di inginkan. Setelah terjadi pemicuan rangkaian
monostabil membutuhkan delay untuk kembali mengosongkkan kapasitor untuk
digunakkan kembali.
C. Mode Bistabil
Rangakaian bistable atau yang kadang disebut Schmitt Trigger , memiliki
dua keadaan stabil, HIGH dan LOW. Menggunakan input pemicu LOW untuk
membuat output dari rangkaian masuk ke keadaan HIGH. Menggunakan input
reset LOW membuat output dari rangkaian kembali ke keadaan LOW.

2.4 Aplikasi dari IC timer 555


A. Clock Generator
Clock Generator sering disebut sebagai pembangkit pulsa (clock).
Pembangkit pulsa dalam pembuatan rangkaiannya sering digunakan rangkaian
terpadu linear (IC: Integrated Circuit) . IC linear yang sering digunakan secara
umum biasanya NE555 yang merupakan IC pewaktu (Timer). Sebagai timer
secara analogi dapat juga digunakan sebagai Clock Generator atau pembangkit
pulsa yang pada umumnya dapat membangkitkan frekuensi atau waktu sesuai
dengan yang diperlukan. Untuk membangkitkan pulsa atau frekuensi sesuai yang
diperlukan tersebut, maka dalam setiap periodenya dapat dihitung dengan
menggunakan prinsip dasar rangkaian.
Dari hitungan berdasarkan persamaan pada rangkaian prinsip dasar IC NE
555 sebagai Clock Generator atau pembangkit pulsa dengan frekuensi atau waktu
setiap periodenya tersebut di atas, maka komponen komponen sebagai parameter
penentu waktu dalam menentukan lebar pulsa digunakan 2 buah resistor dan 1
buah kapasitor, yaitu RA, RB, dan C untuk dioperasikan sebagai multivibrator

9
jenis monostabil atau astabil. Untuk memudahkan rangkaian pembangkit pulsa
maka IC timer NE555 dirangkai sebagai multivibrator monostabil (gambar 1.2)
dan multivibrator astabil (gambar 1.3) di atas dan di bawah ini.

Gambar 1.2 Multivibrator Monostabil IC NE555 sebagai Clock Generator


dari Rangkaian Penghitung Digital TTL.

Gambar 1.3 Multivibrator astabil IC NE555 sebagai Clock Generator dan


Rangkaian Penghitung Digital

10
Karena, rangkaian IC NE 555 di atas menggunakan sistem multivibrator
astabil, dan jika ditentukan untuk RA=RB=20kΩ, dan C=50uF, maka dengan
persamaan di atas akan didapatkan besarnya frekuensi dari Clock Generator
NE555, yaitu sebesar. Dengan kata lain, waktu yang dibutuhkan untuk
membangkitkan pulsa clock selama 1 periode.
Besarnya tegangan output (Uo) dari pembangkit pulsa (Clock Generator)
IC NE555 adalah tergantung tegangan supply dari catu daya IC tersebut. Karena
dipasang tegangan supply 5V DC, maka tegangan output (Uo) mendekati 5V
dengan bentuk TTL.
Pembangkit pulsa atau clock generator ini dapat digunakan untuk sumber
clock dalam pembuatan counter naik dan turun (up-down-counter) pada IC
74LS90, 74LS92, dan IC 74LS93, serta IC counter yang lain, yaitu dengan cara
yang hampir sama dengan yang dirangkai pada IC counter 74LS90. Untuk hal
tersebut dapat dilihat rangkaian lengkap clock generator menggunakan IC NE555
sebagai sumber clock dari rangkaian counter.

Gambar 1.6 Aplikasi IC NE555 sebagai Clock Generator

11
2.5 Rangkaian Alarm IC 555

Rangkaian alarm IC 555 diatas pada dasarnya adalah rangkaian


multivibrator astabil dengan frekuensi kerja pada range frekuensi audio, dimana
output multivibrator astabil 555 tersebut dihubungkan ke loud speaker untuk
menghasilkan bunyi. Rangkaian alarm diatas dilengkapi dengan jalur kontrol yang
dapat digunakan untuk mengontrol waktu aktif alarm IC 555 tersebut. Pada
dasarnya jalur kontrol alarm tersebut adalah pin RESET dari IC NE555, alarm
akan aktif bila jalur kontrol tersebut diberikan logika HIGH dan akan OFF bila
jalur kontrol ini diberikan logika LOW. Jalur kontrol alarm dengan IC NE555
diatas dipasnag sebuah resistor Pull Down yang berfungsi untuk menjaga status
pin reset IC NE555 selalu dalam logika LOW pada saat jalur kontrol tidak
terhubung atau mengambang.
Rangkaian alarm dengan IC NE555 ini sangat aplikatif, dapat digunakan
untuk memberikan indikator berupa bunyi apabila jalur kontrol diberikan logika
HIGH. Logika HIGH untuk jaur kontrol ini dapat berupa sinyal output dari sebuah
sensor atau limit switch. Misalkan jalur kontrol ini dihubungkan dengan sensor
gas maka alarm ini akan aktif bila mendeteksi gas sesuai sensor yang digunakan,
atau misalkan dihubungkan dengan limit switch maka akan aktif bila limit switch
tersebut ON dan jalur kontrol mendapat logika HIGH. Apabila limit switch
diletakan pada pintu rumah maka alarm ini akan meberikan sinyal bunyi alarm
bila pintu rumah terbuka.

12
2.6 JENIS OP-AMP DAN BENTUK KEMASANNYA
IC ( Integrated Circuit ) dibedakan kedalam “ Digital “ dan “ Analog “, IC
Analog biasanya termasuk dari bagian IC linear. IC ini merupakan rangkaian
integrasi kumpulan dari beberapa komponen aktip diskrit seperti transistor, Dioda
atau FET dan lain – lainnya serta komponen pasip seperti resistor, kapasitor dan
lain-lainnya. IC linar biasanya digunakan sebagai penguat, filter, pengali frekuensi
( Frequency Multiplier ) serta modulator yang biasanya memerlukan komponen
dari luar agar sempurna seperti kapasitor, resistor dan lain-lainnya. Mayoritas IC
linear adalah OP-AMP, yang biasanya digunakan sebagai penguat, filter aktip,
integrator dan differensiator serta untuk aplikasi – aplikasi lainnya. Sedangkan
OP-AMP yang untuk keperluan rangkaian khusus seperti aplikasi komparator,
regulator tegangan supply dan fungsi – fungsi khusus yang lainnya termasuk
penguat daya besar. Beberapa fungsi IC linear yang umum dan khusus akan
diberikan lengkap beserta contohnya, termasuk kode produksi sampai ke bentuk
model kemasannya.
Jenis IC linear berdasarkan fungsi dan fabrikasi IC linear atau analog yang
fungsinya umum biasanya digunakan pada rangkaian – rangkaian integrator,
differensiator, penguat penjumlah ( summing amplifier ) atau yang lainnya.
Contoh IC yang umum adalah LM / µA741 atau tipe 351. Disisi lain untuk IC
linear yang khusus ( special ) biasanya hanya digunakan pada aplikasi-aplikasi
khusus, contoh untuk tipe LM380 hanya bisa digunakan pada aplikasi penguat
audio ( audio amplifier ). Tipe seri IC linear mempunyai pengertian yang berbeda
sesuai dengan fabrikasi atau pabrik pembuat IC tersebut. Di Amerika saja sekitar
30 industri memproduksi IC sebanyak 1 ( satu ) juta lebih setiap tahunnya.
Masing-masing industri mempunyai kode – kode tertentu dan tanda-tanda khusus
untuk penomorannya. Berikut ini diberikan tipe dan inisial serta penomoran dan
kode produksi IC linear yang beredar di pasar elektronika selama ini :
Selain industri pembuat IC linear tersebut masih banyak lagi seperti
Mitsubishi, Hitachi, Matsushita, Sony, Sharp, Sanyo, dan lain-lainnya. Untuk
mengenal pengertian kode dan inisial ini diberi contoh 1 (satu ) IC linear yang
umum diproduksi oleh beberapa industri :
* LM741 : IC OP-AMP 741 diproduksi National Semiconductor

13
* MC17141 : IC OP-AMP 741 diproduksi Motorola
* CA3741 : IC OP-AMP 741 diproduksi R C A
* SN52741 : IC OP-AMP 741 diproduksi Texas Instruments
* N5741 : IC OP-AMP 741 diproduksi Signetics
Dari tipe diatas dapat dijelaskan bahwa angka tiga digit terakhir masing
industri IC menyatakan tipe Op-AMP yaitu 741, dan semua industri membuat
dengan spesifikasi yang sama yaitu internasional. Untuk mendapatkan informasi
yang banyak dan khusus biasanya pembuat IC selalu menyertakan pembuatan
buku data ( data book ) sebagai referensi atau petunjuk. Beberapa IC linear
mempunyai kemampuan dan kelompok yang berbeda – beda, seperti kelas A, C,
E, S dan SC. Sebagai contoh IC 741, 741A, 741C, 741E, 741S dan 741SC
semuanya adalah OP-AMP, namun biasanya dibedakan tentang temperatur
operasi. Contoh untuk OP-AMP keperluan militer mempunyai suhu sekitar –
550C s/d. 1250C, sedangkan OPAMP komersial mempunyai range temperatur
00C s/d. 750C dan range temperatur OP-AMP industri – 400C s/d. +850C. Disisi
lain untuk 741A dan 741E merupakan improvisasi dari tipe 741 dan 741C, yang
masing – masing mempunyai spesifikasi yang lebih. IC 741Cdan 741E
merupakan IC yang identik dengan 741 dan 741A dengan range temperatur 00C
s/d. 750C, namun range temperatur 741C dan 741E sekitar – 550C s/d. 1250C.
Sedangkan IC 741S dan 741SC adalah OP-AMP tipe militer dan komersial yang
masing – masing dengan pengubah rate tegangan output per unit waktu lebih
tinggi ( higher slew rate) dibandingkan tipe 741 dan 741C.
Bentuk kemasan Ada 3 ( tiga ) macam bentuk kemasan IC linear yaitu
1. Bentuk kemasan datar ( Flat pack )
2. Bentuk kemasan logam / transistor ( Metal or transistor pack )
3. Bentuk kemasan sisi gari ganda ( Dual-in-line pack ) Berikut ini adalah
gambar skema dari penguat diferensial sederhana:
Koneksi ke catu daya pada op amp tidak selalu digambarkan dalam
diagram, namun harus dimasukkan pada rangkaian yang sebenarnya.

14
Untuk dapat bekerja dengan baik, penguat operasional memerlukan
tegangan catu yang simetris yaitu tegangan yang berharga positif (+V) dan
tegangan yang berharga negatif (-V) terhadap tanah (ground). Berikut ini adalah
simbol dari penguat operasional:

Gambar di atas menunjukkan dua input, output, dan koneksi catu daya
pada op amp. Simbol ”-” menunjukkan inverting input dan ”+” menunjukkan non-
inverting input. Koneksi ke catu daya pada op amp tidak selalu digambarkan
dalam diagram, namun harus dimasukkan pada rangkaian yang sebenarnya.

2.7 IC OP AMP 741


Penguat operasional (Op-Amp) adalah suatu blok penguat yang
mempunyai dua masukan dan satu keluaran. Penguat operasional (Op-Amp)
dikemas dalam suatu rangkaian terpadu (integrated circuit-IC). Salah satu tipe
operasional amplifier (Op-Amp) yang populer adalah LM741. IC LM741
merupakan operasional amplifier yang dikemas dalam bentuk dual in-line package
(DIP). Kemasan IC jenis DIP memiliki tanda bulatan atau strip pada salah satu
sudutnya untuk menandai arah pin atau kaki nomor 1 dari IC tersebut. Penomoran
IC dalam kemasan DIP adalah berlawanan arah jarum jam dimulai dari pin yang
terletak paling dekat dengan tanda bulat atau strip pada kemasan DIP tersebut. IC
LM741 memiliki kemasan DIP 8 pin seperti terlihat pada gambar berikut.

15
2.8 Konfigurasi Pin IC Op-Amp 741

Penguat diferensial tersebut menggunakan komponen BJT (Bipolar


Junction Transistor) yang identik / sama persis sebagai penguat. Pada penguat
diferensial terdapat dua sinyal masukan (input) yaitu V1 dan V2. Dalam kondisi
ideal, apabila kedua masukan identik (Vid = 0), maka keluaran Vod = 0. Hal ini
disebabkan karena IB1 = IB2 sehingga IC1 = IC2 dan IE1 = IE2. Karena itu
tegangan keluaran (VC1 dan VC2) harganya sama sehingga Vod = 0.

Apabila terdapat perbedaan antara sinyal V1 dan V2, maka Vid = V1 –


V2. Hal ini akan menyebabkan terjadinya perbedaan antara IB1 dan IB2. Dengan
begitu harga IC1 berbeda dengan IC2, sehingga harga Vod meningkat sesuai
sesuai dengan besar penguatan Transistor.

Untuk memperbesar penguatan dapat digunakan dua tingkat penguat


diferensial (cascade). Keluaran penguat diferensial dihubungkan dengan masukan
penguat diferensial tingkatan berikutnya. Dengan begitu besar penguatan total
(Ad) adalah hasil kali antara penguatan penguat diferensial pertama (Vd1) dan
penguatan penguat diferensial kedua (Vd2).

Pada IC ini terdapat dua pin input, dua pin power supply, satu pin output,
satu pin NC (No Connection), dan dua pin offset null. Pin offset null
memungkinkan kita untuk melakukan sedikit pengaturan terhadap arus internal di
dalam IC untuk memaksa tegangan output menjadi nol ketika kedua input bernilai
nol. IC LM741 berisi satu buah Op-Amp, terdapat banyak tipe IC lain yang
memiliki dua atau lebih Op-Amp dalam suatu kemasan DIP. IC Op-Amp
memiliki karakteristik yang sangat mirip dengan konsep Op-Amp ideal pada
analisis rangkaian. Pada kenyataannya IC Op-Amp terdapat batasan-batasan
penting yang perlu diperhatikan. Pertama, tegangan maksimum power supply
tidak boleh melebihi rating maksimum, karena akan merusak IC. Kedua, tegangan

16
output dari IC op amp biasanya satu atau dua volt lebih kecil dari tegangan power
supply. Sebagai contoh, tegangan swing output dari suatu op amp dengan
tegangan supply 15 V adalah ±13V. Ketiga, arus output dari sebagian besar op
amp memiliki batas pada 30mA, yang berarti bahwa resistansi beban yang
ditambahkan pada output op amp harus cukup besar sehingga pada tegangan
output maksimum, arus output yang mengalir tidak melebihi batas arus
maksimum.

Pada kenyataannya IC Op-Amp terdapat batasan-batasan penting yang


perlu diperhatikan.

1. Tegangan maksimum power supply tidak boleh melebihi rating


maksimum, karena akan merusak IC.
2. Tegangan output dari IC op amp biasanya satu atau dua volt lebih kecil
dari tegangan power supply. Sebagai contoh, tegangan swing output dari
suatu op amp dengan tegangan supply 15 V adalah ±13V.
3. Arus output dari sebagian besar op amp memiliki batas pada 30mA, yang
berarti bahwa resistansi beban yang ditambahkan pada output op amp
harus cukup besar sehingga pada tegangan output maksimum, arus output
yang mengalir tidak melebihi batas arus maksimum.

2.9 Karakteristik Ideal Penguat Operasional


Penguat operasional banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena
beberapa keunggulan yang dimilikinya, seperti penguatan yang tinggi, impedansi
masukan yang tinggi, impedansi keluaran yang rendah dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah karakteristik dari Op Amp ideal:

 Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL =


 Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO = 0
 Hambatan masukan (input resistance) RI =
 Hambatan keluaran (output resistance) RO = 0
 Lebar pita (band width) BW =
 Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik

17
 Karakteristik tidak berubah dengan suhu

Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkun


dapat dicapai dalam kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk
membuat Op Amp yang memiliki karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas.
Karena itu sebuah Op Amp yang baik harus memiliki karakteristik yang
mendekati kondisi ideal. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu tentang kondisi-
kondisi ideal dari Op Amp.

2.10 PIN CONNECTION

LM741 adalah salah satu IC (Integrated Circuit) Op-Amp (Operational Amplifier)


yang memiliki 8 pin. IC Op-Amp ini terdapat 2 jenis bentuk, yaitu tabung
(lingkaran) dan kotak (persegi), tetapi yang umum adalah yang berbentuk persegi.
Op-Amp banyak digunakan dalam sistem analogkomputer, penguat video/gambar,
penguat audio, osilator, detector danlainnya. LM741 biasanya bekerja pada
tegangan positif/negatif 12 volt,dibawah itu IC tidak akan bekerja. Setiap
pin/kaki-kaki pada IC LM741mempunya fungsi yang berbeda-beda.
 Pin 1, 5, 8 = tidak terpakai,
 Pin 2 = input inverting atau Vref-
 Pin 3 = input inverting atau Vref +
 Pin 4 = ground,
 Pin 6 = output IC,
 Pin 7 = input tegangan.

18
2.11 Gambar Rangkaian
 Jika Vref- disambungkan ke rangkaian resistor dan Vref+disambungkan ke
potensiometer.

 Jika Vref+ mendapatkan rangkaian resoistor dan Vref-


mendapatkanpotensiometer.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. IC timer 555 adalah suatu komponen elektronika aktif yang berfungsi


sebagai pewaktu karena periode yang dihasilkan stabil.
2. IC timer 555 memiliki 8 kaki yang memiliki fungsi masing-masing,
diantara ground, trigger, output, reset, control, threshold, discharge, vcc.
3. Mode pengoperasian ada tiga yaitu : mode astabil, monostabil, bistabil.
4. Pengoperasian IC timer 555 diantaranya clock generator dan alarm IC 555.
5. IC LM741 merupakan operasional amplifier yang dikemas dalam bentuk
dual in-line package (DIP).

20
DAFTAR PUSTAKA

Marston, R.M. 1990. 110 Integrated Circuit Projects for the Home Constructor.
USA: A. Newnes TechnicalBook.

Susa’at, S. 1990. OP Amp dan IC Linear. Malang: Direktorat Pendidikan Dasar


dan Menengah PPPGT/VEDC Malang

Texas Instruments. 1985. The The Linear Circuits for Engineers, Second Edition.
USA: Texas Instruments.

21

Anda mungkin juga menyukai