Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH 4

ELEKTRONIKA DIGITAL
DEMULTIPLEXER

Kelompok : 4

Welby Putama Valensya (2201010025)

Ramadhan Niki (2201010066)

Muhammad Aditya Desmondazain (2201010078)

Riyan (2201010081)

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI


FAKULTAS TEKNIK DAN TEKNOLOGI
KEMARITIMAN
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita kirimkan kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas untuk membuat
maklah yang berjudul “DEMULTIPLEXER”. Tak lupa kami ucapkan terima kasih
atas bantuan semua pihak yang telah membantu baik dengan menyumbangkan
maupun materi.

Saya berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang jelas dan
komprehensif tentang demultiplexer. Kami berharap dapat memberikan kontribusi
dalam memperkaya pengetahuan Anda tentang komponen penting ini dan
memberikan gambaran yang lebih baik tentang bagaimana demultiplexer berperan
dalam memfasilitasi komunikasi dan pemrosesan data yang efisien.

Sebagai penulis, kami menyadari bahwa maklah yang kami buat belum
sempurna dan masih terdapat beberapa kakurangan dan kekeliruan dalam tata
bahasa dalam penyusunan dan penyampaian pada makalah ini. Oleh karena itu,
dengan rendah hati kami menerima saran dan kritik dari para pembaca agar kami
dapat menyempurnakan karya ilmiah ini.

Tanjungpinang, 30 Mei 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1

1.3 Tujuan ............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3


2.1 Komponen DEMULTIPLEXER ....................................................... 3
2.2 Prinsip Kerja DEMULTIPLEXER ................................................... 4

2.3 Jenis-jenis Komponen DEMULTIPLEXER ..................................... 6


2.4 Pengaplikasian DEMULTIPLEXER ................................................ 6
2.5 Rangkaian DEMULTIPLEXER........................................................ 7
2.6 Rangkaian DEMULTIPLEXER Pada Multisim ............................... 8
BAB III PENUTUP........................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 12
3.2 Saran................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 11

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era digital yang terus berkembang, pengiriman dan pemrosesan data
menjadi sangat penting. Data yang dikirim melalui saluran komunikasi sering kali
terdiri dari berbagai jenis informasi yang dikodekan dalam bentuk yang lebih
efisien, seperti melalui teknik multiplexing. Multiplexing memungkinkan
pengiriman beberapa sinyal melalui saluran yang sama secara bersamaan, yang
secara signifikan meningkatkan efisiensi penggunaan saluran komunikasi.

Namun, dalam konteks pengiriman data multiplexed, diperlukan komponen


tambahan untuk memisahkan dan mengurai sinyal tersebut saat tiba di tujuan. Inilah
peran penting demultiplexer dalam sistem komunikasi dan pemrosesan data.
Demultiplexer berfungsi untuk membagi satu sinyal masukan menjadi beberapa
sinyal keluaran terpisah sesuai dengan konfigurasi yang ditentukan.

Mengingat pentingnya demultiplexer dalam pengiriman data yang efisien,


pemahaman yang mendalam tentang prinsip kerjanya dan aplikasinya menjadi
sangat penting. Demultiplexer digunakan dalam berbagai konteks, mulai dari sistem
komunikasi hingga pemrosesan data paralel, pemrograman mikrokontroler, dan
masih banyak lagi.

Melalui makalah ini, kami berharap dapat memberikan pemahaman yang


mendalam tentang demultiplexer kepada pembaca, terutama bagi mereka yang
berminat dalam bidang elektronika digital, sistem komunikasi, dan pemrosesan
data. Dengan pemahaman yang baik tentang demultiplexer, pembaca akan dapat
mengembangkan solusi yang lebih efisien dan inovatif dalam pengiriman dan
pemrosesan data di masa depan.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana komponen DEMULTIPLEXER secara umum?
2) Bagaimana prinsip kerja DEMULTIPLEXER?
3) Apa saja jenis-jenis komponen DEMULTIPLEXER?
4) Bagaimana pengaplikasian DEMULTIPLEXER?
5) Seperti apa rangkaian DEMULTIPLEXER?
6) Seperti apa rangkaian DEMULTIPLEXER pada multisim?

1.3 Tujuan
1) Mengetahiu komponen DEMULTIPLEXER secara umum.
2) Memahami prinsip kerja DEMULTIPLEXER.

1
3) Mengetahui jenis-jenis komponen DEMULTIPLEXER.
4) Mengetahui pengaplikasian DEMULTIPLEXER.
5) Mengetahui rangkaian DEMULTIPLEXER.
6) Mengetahui rangkaian DEMULTIPLEXER pada multisim.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Komponen DEMULTIPLEXER
Demultiplekser adalah suatu rangkaian yang mendistribusikan satu
masukan ke lebih dari satu luaran. Demultiplekser disebut juga data distributor.
Pemilihan saluran luaran dilakukan oleh sinyal kontrol. Sinyal kontrol merupakan
masukan yang berfingsi untuk mengarahkan setiap sinyal masukan pada saluran
luaran yang dipilih. Suatu demultiplekser dengan n sinyal kontrol akan memiliki 2n
saluran luaran.

IC 74LS138 merupakan demultiplekser yang digunakan untuk menyalurkan


satu data ke 8 jalur luaran. Komponen ini mempunyai 3 masukan data yang bisa
dipilih salah satu, yaitu E1dan E2 (aktif-LOW) serta E3 (aktif-HIGH). Untuk
memilih luaran mana yang akan mengeluarkan data, diperlukan 3 buah masukan
pemilih, yaitu A, B dan C. Selain itu terdapat 8 luaran aktif-LOW, yaitu Y0 − Y7.
Sedangkan kaki 8 dihubungkan ke GND dan kaki 16 dihubungkan ke +5V. Susunan
kaki IC 74LS138, seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2.1 IC 74LS38 (DEMULTIPLEXER)

Berikut adalah kegunaan setiap pin pada IC 74LS138:

1. Pin (G1): Input Chip Enable (Aktifkan Chip Masukan) - Ini adalah pin
yang digunakan untuk mengaktifkan IC 74LS138. Jika pin ini dalam
keadaan rendah (0), maka IC akan aktif dan menerima sinyal masukan.
Jika pin ini dalam keadaan tinggi (1), IC akan dinonaktifkan.

3
2. Pin (G2A): Input Chip Enable 2 - Pin ini digunakan sebagai pin enable
kedua. Dalam beberapa implementasi, kedua pin Chip Enable (G1 dan
G2A) perlu dihubungkan secara paralel untuk mengaktifkan IC.

3. Pin (G2B): Input Chip Enable 3 - Pin ini digunakan sebagai pin enable
ketiga. Dalam beberapa implementasi, ketiga pin Chip Enable (G1, G2A,
dan G2B) perlu dihubungkan secara paralel untuk mengaktifkan IC.

4. Pin (A, B, C): Input Address - Pin ini adalah pin masukan alamat yang
digunakan untuk memilih saluran keluaran yang tepat. Dalam IC
74LS138, terdapat 3 bit alamat (A0, A1, A2), sehingga dapat
menghasilkan 8 saluran keluaran yang berbeda.

5. Pin (Y0-Y7): Output - Ini adalah pin keluaran yang menghasilkan sinyal
yang telah diurai dari sinyal masukan. IC 74LS138 memiliki 8 saluran
keluaran yang mewakili 8 kemungkinan kombinasi alamat yang berbeda.

6. Pin 8 (GND): Ground (Tanah) - Ini adalah pin ground, yang harus
dihubungkan ke ground untuk menstabilkan operasi IC.

7. Pin (VCC): Power Supply (Pasokan Daya) - Ini adalah pin daya yang harus
dihubungkan dengan tegangan referensi (biasanya 5V) untuk menyediakan
daya operasional ke IC.

8. Pin (NC): No Connect (Tidak Terhubung) - Pin ini tidak digunakan dalam
operasi normal dan biasanya dibiarkan tidak terhubung.

Dengan memahami fungsi dan kegunaan setiap pin pada IC 74LS138, Anda
dapat menghubungkannya dengan benar dalam rangkaian Anda untuk mengatur
pemilihan saluran keluaran yang sesuai sesuai dengan sinyal kontrol yang
diberikan.

2.2 Prinsip Kerja DEMULTIPLEXER


Prinsip kerja demultiplexer (demux) adalah membagi satu sinyal masukan
menjadi beberapa sinyal keluaran terpisah sesuai dengan konfigurasi tertentu.
Prinsip ini merupakan kebalikan dari multiplexer, di mana sinyal multiplexed
dibagi menjadi komponen-komponen aslinya.

Prinsip kerja demultiplexer melibatkan penggunaan sinyal kontrol yang


biasanya berupa kode biner untuk memilih saluran keluaran yang tepat. Jumlah bit
dalam kode biner sinyal kontrol akan sesuai dengan jumlah keluaran pada
demultiplexer.
Pada demultiplexer, sinyal masukan diteruskan ke semua saluran keluaran,
tetapi hanya saluran keluaran yang sesuai dengan kombinasi sinyal kontrol yang

4
diberikan yang akan menghasilkan sinyal aktif. Sinyal kontrol ini digunakan untuk
mengaktifkan atau memilih saluran keluaran yang diinginkan.
Dalam demultiplexer, biasanya digunakan dekoder (decoder) sebagai
komponen penting untuk mengubah sinyal kontrol menjadi kode biner yang
digunakan untuk memilih saluran keluaran. Decoder mengubah kode biner yang
diterima menjadi sinyal aktif pada saluran keluaran yang sesuai dengan kombinasi
kontrol yang diberikan.
Misalnya, jika terdapat demultiplexer 1:4 dengan sinyal kontrol 2-bit (A0
dan A1), maka terdapat 4 saluran keluaran yang dapat dipilih. Setiap kombinasi
nilai A0 dan A1 akan memilih saluran keluaran yang sesuai dengan kode biner yang
diterima.
Atau penjelasan lebih detail tentang prinsip kerja demultiplexer dengan
contoh demultiplexer 1:4 dengan sinyal kontrol 2-bit (A0 dan A1) adalah sebagai
berikut:
Pada demultiplexer 1:4, kita memiliki satu masukan (input) dan empat
keluaran (output). Sinyal kontrol terdiri dari dua bit, yaitu A0 dan A1. Kombinasi
nilai A0 dan A1 akan menentukan saluran keluaran mana yang akan aktif atau
menghasilkan sinyal keluaran yang sesuai.
Dalam hal ini, terdapat empat kemungkinan kombinasi nilai A0 dan A1,
yaitu:
1. Jika nilai A0 = 0 dan A1 = 0, maka saluran keluaran ke-0 (Y0) akan aktif.
Artinya, sinyal masukan akan diteruskan ke saluran keluaran Y0,
sementara saluran keluaran Y1, Y2, dan Y3 akan non-aktif.
2. Jika nilai A0 = 0 dan A1 = 1, maka saluran keluaran ke-1 (Y1) akan aktif.
Sinyal masukan akan diteruskan ke saluran keluaran Y1, sementara
saluran keluaran Y0, Y2, dan Y3 akan non-aktif.
3. Jika nilai A0 = 1 dan A1 = 0, maka saluran keluaran ke-2 (Y2) akan aktif.
Sinyal masukan akan diteruskan ke saluran keluaran Y2, sementara
saluran keluaran Y0, Y1, dan Y3 akan non-aktif.
4. Jika nilai A0 = 1 dan A1 = 1, maka saluran keluaran ke-3 (Y3) akan aktif.
Sinyal masukan akan diteruskan ke saluran keluaran Y3, sementara
saluran keluaran Y0, Y1, dan Y2 akan non-aktif.
Jadi dengan demultiplexer 1:4 dan sinyal kontrol 2-bit, kita dapat membagi
satu sinyal masukan menjadi empat sinyal keluaran terpisah, yang bergantung pada
kombinasi nilai A0 dan A1 yang diberikan. Ini memungkinkan penggunaan efisien
dan pemilihan saluran keluaran yang sesuai dalam sistem digital yang kompleks.

5
2.3 Jenis-jenis Komponen DEMULTIPLEXER
Berikut adalah beberapa jenis komponen demultiplexer yang umum:
1. Dekoder (Decoder): Dekoder adalah komponen penting dalam demultiplexer.
Ini mengubah sinyal kontrol menjadi kode biner yang digunakan untuk
memilih saluran keluaran yang sesuai. Dekoder dapat beroperasi dengan
berbagai jumlah bit untuk menghasilkan kombinasi kontrol yang sesuai
dengan jumlah saluran keluaran yang diinginkan.
2. Gerbang Logika (Logic Gates): Gerbang logika seperti AND, NOT, dan OR
digunakan dalam desain demultiplexer untuk menghasilkan fungsi logika
yang tepat untuk memilih saluran keluaran yang sesuai berdasarkan sinyal
kontrol yang diberikan.
3.Transistor: Transistor digunakan sebagai saklar elektronik dalam implementasi
demultiplexer. Biasanya, transistor MOSFET atau transistor BJT digunakan
untuk mengendalikan aliran sinyal masukan ke saluran keluaran yang tepat
berdasarkan sinyal kontrol.
4. Multiplexer (MUX) Terbalik: Demultiplexer dapat diimplementasikan dengan
menggunakan multiplexer dengan entri kontrol terbalik. Dalam pendekatan
ini, entri kontrol multiplexer dihubungkan dengan entri kontrol
demultiplexer, dan keluaran multiplexer adalah keluaran demultiplexer.
5. Jaringan Flip-Flop: Jaringan flip-flop dapat digunakan dalam desain
demultiplexer untuk menyimpan dan mengirimkan data dari sinyal masukan
ke saluran keluaran yang sesuai berdasarkan sinyal kontrol yang diberikan.
6. Pemancar Optik: Dalam implementasi demultiplexer optik, pemancar optik
digunakan untuk memisahkan saluran optik berbeda dalam sistem
komunikasi serat optik.
Jenis komponen demultiplexer yang digunakan tergantung pada aplikasi dan
persyaratan desain. Komponen tersebut diimplementasikan dengan menggunakan
kombinasi logika digital dan elektronika untuk memastikan pemilihan saluran
keluaran yang akurat dan sesuai dengan sinyal kontrol yang diberikan.

2.4 Pengaplikasian DEMULTIPLEXER


Demultiplexer (demux) memiliki berbagai pengaplikasian dalam bidang
elektronika dan sistem digital. Beberapa pengaplikasian umum demultiplexer
antara lain:
1. Komunikasi Serat Optik: Demultiplexer dalam komunikasi serat optik
digunakan untuk memisahkan jalur cahaya yang membawa data terpisah
dalam sistem serat optik. Ini memungkinkan data dari setiap jalur cahaya
yang berbeda dapat diterima secara terpisah.

6
2. Multiplexing Waktu (TDM): Demultiplexer dalam TDM digunakan
untuk memisahkan sinyal yang telah digabungkan menjadi satu pada
saluran tunggal. Misalnya, dalam telepon seluler, demultiplexer
digunakan untuk memisahkan suara dari pengguna yang berbeda yang
dikirimkan melalui saluran tunggal.
3. Aliran Data Paralel: Demultiplexer dalam komputer dan sistem
pengolahan data memisahkan aliran data paralel yang dikirim melalui
saluran data tunggal. Contohnya adalah dalam memori komputer,
demultiplexer digunakan untuk memilih alamat memori yang tepat untuk
membaca atau menulis data yang diinginkan.
4. Pemutaran Multimedia: Demultiplexer dalam pemutaran multimedia
memisahkan data yang dikompresi dan dikodekan menjadi aliran video,
audio, dan data lainnya. Ini memungkinkan perangkat untuk memainkan
dan memproses setiap jenis data secara terpisah.
5. Sistem Kontrol dan Otomasi: Demultiplexer dalam sistem kontrol dan
otomasi digunakan untuk mengarahkan sinyal kontrol ke berbagai
perangkat atau komponen sistem yang berbeda. Misalnya, dalam sistem
kontrol industri, demultiplexer digunakan untuk mengirimkan sinyal
kontrol ke motor, aktuator, atau sensor yang berbeda sesuai dengan
kebutuhan sistem.
6. Pengolahan Sinyal Digital: Demultiplexer dalam pengolahan sinyal
digital memisahkan sinyal digital yang dikodekan dalam saluran waktu
atau frekuensi yang berbeda. Ini digunakan dalam sistem komunikasi,
pemrosesan audio, pemrosesan gambar, dan aplikasi lainnya di mana
sinyal digital perlu dipecah menjadi saluran terpisah untuk pemrosesan
lebih lanjut.
Demultiplexer memiliki beragam pengaplikasian pada sistem elektronika
dan komunikasi. Keunggulannya ada pada kemampuannya untuk memisahkan
sinyal yang multiplexed menjadi saluran yang terpisah sesuai dengan sinyal kontrol
yang diberikan, sehingga pengelompokan sinyal lebih efisien dalam sistem digital.

2.5 Rangkaian DEMULTIPLEXER

Gambar 2.2 Rangkaian Demultiplexer

7
Tabel 2.1 Tabel Kebenaran demultiplekser dengan 2 select line

2.6 Rangkaian DEMULTIPLEXER Pada Multisim

Gambar 2.3 Rangkaian Demultiplexer (A=0 B=0 Inp=0)

Gambar 2.4 Rangkaian Demultiplexer (A=1 B=1 Inp=1)

8
Gambar 2.5 Rangkaian Demultiplexer (A=1 B=0 Inp=0)

Gambar 2.6 Rangkaian Demultiplexer (A=0 B=0 Inp=1)

Gambar 2.7 Rangkaian Demultiplexer (A=0 B=1 Inp=0)

9
Gambar 2.8 Rangkaian Demultiplexer (A=0 B=1 Inp=1)

Gambar 2.9 Rangkaian Demultiplexer (A=1 B=0 Inp=1)

Gambar 2.10 Rangkaian Demultiplexer (A=1 B=1 Inp=0)

10
Tabel 2.2 Tabel Kebenaran demultiplekser dengan 2 select line

Seperti yang telah diujikan pada aplikasi multisim, nilai pada table
kebenaran membuktikan hasil dari rangkaian yang diuji, yaitu rangkaian
demultiplexing. Hasil dari uji coba rangkaian demultiplexing didapati sesuai
dengan table kebenarannya.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi demultiplexing, yang merupakan proses pemisahan sinyal masukan
menjadi beberapa saluran keluaran yang berbeda. Demultiplexer adalah komponen
penting dalam sistem digital yang memungkinkan pemilihan dan pengalihan sinyal
dengan menggunakan sinyal kontrol. Melalui analisis komponen, prinsip kerja,
jenis-jenis, dan pengaplikasiannya, kita dapat memahami pentingnya demultiplexer
dalam rangkaian digital.

Dalam demultiplexer, sinyal kontrol digunakan untuk memilih saluran


keluaran yang diinginkan. Berdasarkan kombinasi nilai sinyal kontrol, salah satu
saluran keluaran aktif sementara saluran keluaran lainnya non-aktif. Hal ini
memungkinkan pemisahan dan pengalihan sinyal yang efisien, serta
memungkinkan implementasi fungsi yang lebih kompleks dalam sistem digital.

3.2 Saran
Sedikit saran kepada pembaca, bahwasanya sangat penting untuk
memahami prinsip kerja demultiplexer dan memahami tabel kebenaran yang
berkaitan dengan jumlah saluran keluaran dan sinyal kontrol yang digunakan. Hal
ini akan membantu dalam merancang dan menerapkan demultiplexer dengan benar.
Dengan pemahaman yang baik tentang demultiplexing dan penerapannya, kita
dapat menggunakan demultiplexer secara efektif dalam sistem digital untuk
mengatur dan mengarahkan aliran sinyal yang diperlukan.

12
DAFTAR PUSTAKA

[1]Proakis, J. G., & Salehi, M. (2008). Digital Communications. McGraw-Hill


Education.

[2] Li, Y., & Chen, X. (2016). Optical Communication with Chaotic Lasers:
Applications of Nonlinear Dynamics and Synchronization. CRC Press.

[3] Floyd, T.L. (2017). Electronic Devices: Conventional Current Version (10th
ed.). Pearson Education, Inc.

[4] Sedra, A.S., & Smith, K.C. (2016). Microelectronic Circuits (7th ed.). Oxford
University Press.

[5] Widodo, Joko. (2018). Teknologi Jaringan Komputer. Yogyakarta: Andi


Offset.

[6] Kusuma, Adi. (2019). Sistem Audio. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

[7] Nuristian, Khany., Defi Setiawati. (2015). DEMULTIPLEXER Dan


MULTIPLEXER. Jakarta: Abdul Aziz.

13

Anda mungkin juga menyukai