Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM 1 EMBEDDED SISTEM

“SIMULASI RANGKAIAN KALKULATOR DENGAN PROTEUS”

Disusun Oleh:
1. Yosua Christmas Pandapotan Napitupulu (10311810003020)

Dosen pengampu:
1. Enny Indasyah, S.ST,MT.,M.SC.
2. Fivitria Istiqomah, S.ST.,M.SC.

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO OTOMASI

FAKULTAS VOKASI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2020
Daftar Isi
1
1. Daftar Isi……………………………………………………………………………..ii
2. Kata Pengantar……………………………………………………………………….3
3. Komponen yang dipakai rangkaian counter up dan counter down………………..…4
4. Cara Kerja rangkaian counter up dan counter down………………………………....5
5. Analisa………………………………………………………………………………..6
6. Kesimpulan…………………………………………………………………………...7

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt. Karena berkat ramat dan karunia-Nya lah kami telah dapat
menyelesaikan sebuah perancangan beserta laporan dengan judul “Simulasi Rangkaian
Kalkulator dengan Proteus”. Laporan ini disusun berdasarkan dari apa yang saya rancang,
maupun dari beberapa sumber. Laporan ini disusun agar para pembaca mengetahui cara-cara
keja suatu rangkaian Counter Up dan Counter Down 7 Segment dengan Proteus .
Tentu saya tidak akan mampu menyelesaikan laporan ini tanpa motivasi dan bantuan
dari teman-teman dan dosen pengampu mata kuliah Embedded Sistem . Dan, laporan ini
masih banyak memiliki kekurangan, mohon kritik yang membangun demi kebaikan kami
dimasa depan.

Surabaya, 12 Februari 2020

Penulis

 Dasar Teori

3
 Pengertian Counter (Pencacah)
Rangkaian penghitung digital cacah (Counter) merupakan rangkaian“clock” sekuensial yang
hampir sama, yaitu terdiri dari gerbang flip-flop dan gerbang kombinasi dengan sistem
sambungan umpan balik (feedback) adalah suatu istilah yang biasa digunakan pada
elektronika digital dalam menghitung bilangan logika. Counter atau penghitung atau
pencacah dalam bahasa kita, merupakan penghitung yang dimaksud dalam teknik digital
merupakan bagian register yang terpenting, karena keberadaannya merupakan sebuah
penentu awal dari kondisi sekuensial biner. Gerbang-gerbang logika di
dalam counter dihubungkan pada masing-masing saluran untuk memproduksi penjelasan
gambaran awal dari kondisi sekuensial biner. Oleh karena itu counter adalah merupakan
register khusus, yang mempunyai kesamaan, maka yang membedakan hanya dalam
pemberian nama saja.  
Counter secara teori maupun praktek, dalam melakukan penghitungan bias bersifat naik, dan
turun (up-down counter), serta bisa di-reset sesuai dengan yang dikehendaki. Karena
merupakan rangkaian yang komprehensif dengan komponen analog lain, maka jenis
komponen IC digital yang digunakan adalah merupakan pengembangan dari komponen
teknik digital pada pembelajaran elektronika dasar, artinya tidak lagi menggunakan IC Flip-
flop dasar dalam menyusun rangkaian counter, tetapi lebih cenderung mengaplikasikan
IC counter yang tersedia. Contoh IC counter jenis TTLdengan seri tipe 74LS90, 74LS92, dan
IC tipe 74LS93. IC tipe seri 74LS90 merupakan IC yang berfungsi sebagai pengubah “BCD
to Decimal”, 74LS92 berfungsi sebagai “BCD to Duodecimal”, dan 74LS93 merupakan IC
yang berfungsi sebagai pengubah “BCD to Hexadecimal”. Sehingga dalam aplikasinya
rangkaian counter yang akan dibangun dalam simulasi nantinya merupakan kombinasi
komponen digital dengan komponen analog.dipenghitung naik dan penghitung turun (up-
down counter), fungsi sistem reset, dan aplikasi sistem kontrol ON/OFF sederhana yang
dikombinasikan  dengan rangkaian analog driver yang telah dipelajari pada semester
sebelumnya. Di sini, peserta didik akan diajarkan aplikasi komponen elektronika pasif,
komponen aktif, dan komponen digital terutama jenis TTL dan analog yang dijadikan satu
unit kesatuan rangkaian yang komprehensif dalam aplikasi rangkaian sistem kontrol digital
ON/OFF sederhana. Gambar berikut merepresentasikan blok diagram
rangkaian counter digital. 

 Jenis – Jenis Counter ( Pencacah )

 Ada dua jenis penghitung (counter), yaitu:


1.  penghitung sinkron (synchronous counters)
Penghitung asinkron sering disebut juga  sebagai penghitung deret (series counters) atau
juga kadang-kadang disebut ripple counters. penghitung sinkron merupakan penghitung
yang bagian input toggle atau clock yang lain adalah paralel, outputnya dikopelkan ke
bagian input counter yang lain dengan didekoder, agar mencapai urutan penghitungyang
sempurna.
2.  Penghitung asinkron (asynchronous counters).

4
Penghitung asinkron sering disebut juga  sebagai penghitung deret (series counters) atau juga
kadang-kadang disebut ripple counters.Sedangkan menurut karakteristiknya suatu counter
dibedakan berdasarkan: seberapa modulo dari counter (seberapa banyak dapat menghitung);
sifatnya menghitung maju (up-counter) ataukan mundur (down-counter) dapat berjalan
sendiri (free running), ataukah dapat berhenti sendiri (self-stopping).

 Counter Up / Down
Kedua jenis pencacah ini merupakan salah satu dari jenis pencacah yang sifatnya
menghitung/mencacah suatu bilangan. Counter Up merupakan suatu rangkaian terpadu yang
dirancang untuk digunakan dalam mencacah suatu bilangan decimal secara maju, atau dari
bilangan decimal terkecil ke nilai yang terbesar sesuai dengan perintah masukan yang
dikehendaki. Sedangkan Counter Down merupakan kebalikan dari Counter Up, yaitu Sistim
pencacah dari yang bilangan decimal terbesar menuju yang terkecil.

Komponen yang dipakai pada Rangkaian Counter Up dan Counter Down

1. Resistor Network/ Resistor Array

Gambar 1 Resistor Network

Resistor network adalah kombinasi dari beberapa resistor yang dikonfigurasi kedalam sebuah
pola. Meskipun jumlahnya sangat banyak resistor network menggunakan resistor yang
dikoneksikan dalam sederetan,beberapa resistor network mengunakan dalam konfigurasi
resistor paralel atau seri.resistor network diaktifkan sebagai  pembagi tegangan yang 
diaplikasikan untuk rangkaian dalam jumlah lebih kecil merupakan resistor yang
dikoneksikan ke beberapa pemegang yang jumlahnya banyakdan dihubungkan ke ground
sebagai bus utama.resistor ini adalah SILyaitu singkatan dari Single In-Line sebagai contoh
adalah resistor berikut yang terdiri dari 5 komponen masing masing secara aktual dan terdiri
dari resistor 330 Ohm dan semuanya dibagikan pada terminal commond pada pin 6 (ditandai
dengan dot hitam).

5
2. Atmega 16

Gambar 2 ATmega 16

merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis arsitektur RISC
(Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus
clock. AVR mempunyai 32 register general-purpose, timer/counter fleksibel dengan mode
compare, interrupt internal dan eksternal, serial UART, programmable Watchdog Timer, dan
mode power saving, ADC dan PWM internal. AVR juga mempunyai In-System
Programmable Flash on-chip yang mengijinkan memori program untuk diprogram ulang
dalam sistem menggunakan hubungan serial SPI. ATMega16. ATMega16 mempunyai
throughput mendekati 1 MIPS per MHz membuat disainer sistem untuk mengoptimasi
konsumsi daya versus kecepatan proses.

3. Resistor 1k

Gambar 3 Resistor 1K
Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering ditemukan dalam Rangkaian
Elektronika. Hampir setiap peralatan Elektronika menggunakannya. Pada dasarnya Resistor
adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu
yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian
Elektronika. Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Hambatan atau
Tahanan dan biasanya disingkat dengan Huruf “R”. Satuan Hambatan atau Resistansi
Resistor adalah OHM (Ω). Sebutan “OHM” ini diambil dari nama penemunya yaitu Georg
Simon Ohm yang juga merupakan seorang Fisikawan Jerman.
6
4. Button Switch

Gambar 4 Button Switch

Push button switch (saklar tombol tekan) adalah perangkat / saklar sederhana yang berfungsi
untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik dengan sistem kerja tekan unlock
(tidak mengunci). Sistem kerja unlock disini berarti saklar akan bekerja sebagai device
penghubung atau pemutus aliran arus listrik saat tombol ditekan, dan saat tombol tidak
ditekan (dilepas), maka saklar akan kembali pada kondisi normal Sebagai device penghubung
atau pemutus, push button switch hanya memiliki 2 kondisi, yaitu On dan Off (1 dan 0).
Istilah On dan Off ini menjadi sangat penting karena semua perangkat listrik yang
memerlukan sumber energi listrik pasti membutuhkan kondisi On dan Off.

Karena sistem kerjanya yang unlock dan langsung berhubungan dengan operator, push button
switch menjadi device paling utama yang biasa digunakan untuk memulai dan mengakhiri
kerja mesin di industri. Secanggih apapun sebuah mesin bisa dipastikan sistem kerjanya tidak
terlepas dari keberadaan sebuah saklar seperti push button switch atau perangkat lain yang
sejenis yang bekerja mengatur pengkondisian On dan Off.

5. 7 segment MPX2-CA

Gambar 5 , 7 segment MPX2-CA


Seven Segment Display (7 Segment Display) dalam bahasa Indonesia disebut dengan Layar
Tujuh Segmen adalah komponen Elektronika yang dapat menampilkan angka desimal
melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Seven Segment Display pada umumnya dipakai
pada Jam Digital, Kalkulator, Penghitung atau Counter Digital, Multimeter Digital dan juga
Panel Display Digital seperti pada Microwave Oven ataupun Pengatur Suhu Digital . Seven

7
Segment Display pertama diperkenalkan dan dipatenkan pada tahun 1908 oleh Frank. W.
Wood dan mulai dikenal luas pada tahun 1970-an setelah aplikasinya pada LED (Light
Emitting Diode).
Seven Segment Display memiliki 7 Segmen dimana setiap segmen dikendalikan secara ON
dan OFF untuk menampilkan angka yang diinginkan. Angka-angka dari 0 (nol) sampai 9
(Sembilan) dapat ditampilkan dengan menggunakan beberapa kombinasi Segmen. Selain 0 –
9, Seven Segment Displayjuga dapat menampilkan Huruf Hexadecimal dari A sampai F.
Segmen atau elemen-elemen pada Seven Segment Display diatur menjadi bentuk angka “8”
yang agak miring ke kanan dengan tujuan untuk mempermudah pembacaannya. Pada
beberapa jenis Seven Segment Display, terdapat juga penambahan “titik” yang menunjukan
angka koma decimal.  Terdapat beberapa jenis Seven Segment Display, diantaranya adalah
Incandescent bulbs, Fluorescent lamps (FL), Liquid Crystal Display (LCD) dan Light
Emitting Diode (LED).

8
 CARA KERJA:
1. Gambar rangkaian

2. Program rangkaian Counter Up dan Counter Down:

/*******************************************************
This program was created by the CodeWizardAVR V3.37
Automatic Program Generator
© Copyright 1998-2019 Pavel Haiduc, HP InfoTech s.r.l.
http://www.hpinfotech.com

Project :
Version :
Date : 2/11/2020
Author :
Company :
Comments:

Chip type : ATmega16


Program type : Application
AVR Core Clock frequency: 12.000000 MHz
Memory model : Small
External RAM size :0
Data Stack size : 256
*******************************************************/

#include <mega16.h>

9
#include <delay.h>
unsigned char bil[10]={0xc0,0xf9,0xa4,0xb0,0x99,0x92,0x82,0xf8,0x80,0x90};

char puluh=0;
unsigned char satu=0; //nilai awal =99

void tampil (void)


{
char i,j;
for(i=0;i<10;i++)
{
for(j=0;j<50;j++)
{
PORTD=0x01;
PORTC=bil[puluh] ;
delay_us(200);
PORTD=0x02;
PORTC=bil[satu] ;
delay_us(200);
}} }

void main(void)
{

DDRA=0x00;
DDRC=0xff;
DDRD=0xff;
PORTC=0xc0;
PORTD=0xff;
delay_ms(2);
while(1)
{
tampil();
if(PINA==0)
{

if(satu==0)
{
if(puluh==0)
{
satu=9; puluh=9;
}
else if(puluh>=1)
{
satu=9;
puluh=puluh-1;
}

10
}
else if(satu>=1)
{
satu=satu-1;
}
}
else
{

if(satu==9)
{
if(puluh==9)
{
satu=0;puluh=0;
}
else if(puluh>=0)
{
satu=0;
puluh=puluh+1;
}
}
else if(satu>=0)
{
satu=satu+1;
}
}
}

3. Langkah kerja;
1. Siapkan software proteus terlebih dahulu

2. Buka dan Simulasikan rangkaian diatas di Proteus

3. Selanjutnya siapkan software cvr avr untuk programnya

4. Selanjutnya klik file new dan generate save, exit .

5. Kemudian buatlah program Counter Up dan Counter Down dari referensi internet.

6. Selanjutnya klik build all untuk membuat program siap digunakan untuk proteus

7. Masuklah kembali pada software proteus dan masukkan ATmega 16 diberi isi program
yang dibuat tadi

8. lalu klik run , supaya dapat simulasi kan

11
9. dan yang kita ketahui ,Counter Up merupakan suatu rangkaian terpadu yang dirancang
untuk digunakan dalam mencacah suatu bilangan decimal secara maju, atau dari
bilangan decimal terkecil ke nilai yang terbesar sesuai dengan perintah masukan yang
dikehendaki. Sedangkan Counter Down merupakan kebalikan dari Counter Up, yaitu
Sistim pencacah dari yang bilangan decimal terbesar menuju yang terkecil.

10. Selanjutnya apabila kita ingin dalam kondisi Counter Down kita bisa menekan tombol
button switch.

 Cara kerja :
Dalam rangkaian yang saya buat terdapat komponen-komponen penting penyusun
rangkaian seven segment itu sendiri. Komponen-komponen yang digunakan yaitu atmega
tipe 16 yaitu berfungsi sebagai chip rangkaian yang akan menyimpan program untuk
menjalankan rangkaian, satu resistor dengan besaran 1KΩ, satu resistor network yang
nanti dihubungkan ke seven segment ,satu buah push button yang terdiri dari reset yang
berfungsi untuk mengatur ulang tampilan pada seven segment, counter up dan counter
down yang berfungsi sebagai masukan penambahan angka atau penurunan angka
pada seven segment . Langkah-langkah yang dilakukan selama melakukan percobaan
yaitu menyalakan laptop dan buka program proteus. Kedua klik library lalu pick
devicekemudian pada keyword ketikan atmega 16 untuk mencari komponen atmega 16,
lalu klik 2x device atmega 16. Kemudian cari device yang lain yang berupa kapasitor,
resistor, push button, dan crystal. Setelah semua komponen didapatkan, kemudian
hubungkan tiap komponen satu dengan yang lainnya sesuai dengan gambar rangkaian
yang sudah ditentukan. Terakhir mengatur besaran dan satuan dari komponen-komponen
tersebut. Setelah itu membuat Program pada Codevision AVR. Pertama membuka
program Codevision AVR. Kedua buka project baru dengan menggunakan atmega dan
kemudian atur chip pada pilihan atmega 16 dengan clock 8 MHz. Kemudian
atur port atmega 16 yang mana port D dan B digunakan sebagai input dan port C
dihubungkan pada seven segment, serta port A tidak digunakan. Port diatur sesuai
susunan rangkaian. Selanjutnya klik preview kemudian jika sudah di preview dan sudah
sesuai dengan program yang mau kita buat lalu kemudian klik “generate program save
and exit”. Save program sebanyak 3x dengan nama folder dan file harus sama. Kemudian
didapatkan program Codevision AVR untuk rangkaian seven segment dan kita tidak bisa
langsung menjalankan program. Setelah selesai compile (F9) dan build program untuk
mengetahui tidak error pada program. Jika terjadi kesalahn maka harus meneliti kembali
program yang dibuat. Apabila tidak ada error maka program siap digunakan. Terakhir
memasukkan program Codevision AVR pada atmega 16. Klik 2x pada komponen atmega
8535 di program proteus, kemudian masukkan program yang sudah di save tadi. Setelah
program sudah dimasukkan di ATMEGA 16 Selanjutnya rangkaian siap disimulasikan
dengan mengklik tombol play di pojok kiri bawah proteus.
Dari tampilan pada seven segment terlihat bahwa lampu LED yang menyala merupakan
hasil dari program yang telah dimasukkan. Jika LED ingin dihidupkan diberi logika 1 dan
yang tidak hidup diberi logika 0. Begitu seterusnya dan nyala LED sesuai dengan angka
yang diinginkan.

12
 Analisa

display seven segment dan ingin membuktikan bahwa tampilan pada layar tujuh segmen
atau seven segment display berupa angka yang terdiri dari tujuh lampu LED. Layar tujuh
segmen (bahasa Inggris: Seven-segment display (SSD)) adalah salah satu perangkat layar
untuk menampilkan sistem angka desimal yang merupakan alternatif dari layar dot-matrix.
Layar tujuh segmen ini seringkali digunakan pada jam digital, meteran elektronik, penujuk
antrian, displayangka digital dan termometer digital dan perangkat elektronik lainnya yang
menampilkan informasi numerik. Untuk percobaan kali ini seven segment digunakan untuk
nomor antrian.Seven segment ini tersusun atas 7 batang LED yang disusun membentuk angka
8 yang penyusunnya menggunakan diberikan lebel dari ‘a’ sampai ‘g’ dan satu lagi untuk dot
point (DP). Setiap segmen ini terdiri dari 1 atau 2 Light Emitting Diode ( LED ). Salah satu
terminal LED dihubungkan menjadi satu sebagai kaki common. Prinsip kerja seven
segment ialah input biner pada switch dikonversikan masuk ke dalam decoder, baru
kemudian decoder mengkonversi bilangan biner tersebut menjadi desimal, yang nantinya
akan ditampilkan pada seven segment.  Seven segment dapat menampilkan angka-angka
desimal dan beberapa karakter tertentu melalui kombinasi aktif atau
tidaknya LED penyusunan dalam seven segment. Selama melakukan percobaan adapula
bahan-bahan yang saya butuhkan antara lain adalah laptop yang berfungsi untuk
menginstal software PROTEUS dan software itu sendiri berfungsi untuk mensimulasikan
rangkaian yang telah dibuat. Langkah-langkah untuk melakukan percobaan cukup mudah
yaitu dengan menginstal software PROTEUS, menginstal software AVR, membuat rangkaian
pada software PROTEUS, membuat program untuk menjalankan rangkaian pada PROTEUS
dengan menggunakan software AVR, memasukkan program yang telah dibuat ke dalam IC,
klik tombol play pada PROTEUS, klik tombol counter up dan counter down untuk
memasukkan data, dan klik tombol reset untuk mengatur ulang data.
Dari percobaan simulasi ini dapat diproleh bahwa pin-pin pada atmega harus sinkron dengan
kaki-kaki komponen lainnya. Dan program di AVR harus sesuai dengan rangkaian yang ada
di proteus. Dan port-port pada atmega juga harus menyesuaikan dengan program. Jadi intinya
program dan rangkaian harus sama agar tidak terjadi kesalahan ketika di compile ataupun
rangkaian dijalankan.
 
 Kesimpulan
 Seven segment adalah penampil dengan susunan 7 digit yang dapat menampilkan
angka dari 0 – 99
 Seven segment ada 2 macam, yaitu Seven segment common katoda dan seven
segment common anoda.
 Angka pertama yang tampil pada seven segment jika input nol semua adalah angka
nol.
 Ternyata seven segment tidak hanya bisa menampilkan angka tetapi juga
menampilkan huruf.
 Seven segment hanya bisa menampilkan angka apabila masukan berupa bilangan
biner.
 Pembuatan program harus sesuai dengan port yang digunakan dan pin yang
dihubungkan.

13

Anda mungkin juga menyukai