Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 2

1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 2


1.2. Tujuan ................................................................................................................. 3
1.2.1. Praktikum 6 ....................................................................................................... 3
1.2.1. Praktikum 7 ....................................................................................................... 3
BAB II TEORI PENUNJANG ........................................................................................... 4

2.1. Teori Dasar.......................................................................................................... 4


2.2. Teori Tambahan .................................................................................................. 4
2.2.1. Logika Dasar Pemprograman PLC ............................................................. 6
BAB III METODELOGI PERCOBAAN ......................................................................... 10

3.1. Praktikum 6 dan 7 ............................................................................................. 10


3.1.1. Alat dan Bahan .......................................................................................... 10
3.1.2. Langkah Kerja ........................................................................................... 10
3.1.3. Tugas dan Gambar Kerja .......................................................................... 10
BAB IV ANALISA........................................................................................................... 12

4.1. Hasil Praktikum ................................................................................................ 12


BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 13

5.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 13


5.2. Saran ................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14

LAMPIRAN...................................................................................................................... 15

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan teknologi dibidang pengontrolan ini, memungkinkan manusia untuk
menciptakan sistem otomasi untuk mengerjakan pekerjaan sehari-hari.
Perkembangan itu telah membawa suatu perubahan pola hidup manusia untuk
bekerja dengan cepat, efektif dan efisien.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang dilakukan di dalam dan diluar
ruangan, bahkan aktifitas tersebut tidak lepas dari keberadaan pintu dimana kita
harus membuka atau menutup pintu yang membuat kita terasa enggan untuk
melakukannya, berulang-ulang kali keluar masuk pintu dengan menarik atau
mendorong pintu. Apalagi pintu yang terpasang mengeluarkan bunyi keras, susah
bergerak, disamping kurang sopan juga kurang praktis. Melihat kondisi riil yang
ada kebanyakan proses pengoperasian pintu garasi mobil masih dilakukan secara
manual dimana campur tangan manusia masih dilibatkan secara langsung. Bagi
sebagian orang, membuka atau menutup pintu garasi mobil secara manual mungkin
tidak menjadi persoalan, namun bagi sebagian orang lainnya, kegiatan seperti itu
mungkin saja menjadi sebuah hal yang membosankan.

Dengan memanfaatkan salah satu teknologi yang terus berkembang dan


dipergunakan secara luas di bidang pengontrolan dalam hal ini PLC (Progammable
Logic Controller), diharapkan mampu terciptanya sebuah alat kontrol otomatis
yang dapat memenuhi harapan tersebut.

Pada dasarnya PLC dibuat untuk menggantikan sistem kontrol yang terdiri dari
serangkaian relay-relay yang begitu kompleks, yang mempunyai banyak
kelemahan. Apabila menggunakan PLC hal ini dapat diatasi, karena sistem PLC
mengintegrasikan berbagai macam komponen yang berdiri sendiri menjadi suatu

2
sistem kendali terpadu dan dengan mudah mengubah tanpa harus mengganti semua
instrumen yang ada.

Pemakaian PLC sebagai alat kontrol untuk beberapa sistem otomatisasi telah
banyak digunakan karena PLC dapat diberi perintah masukan yang memungkinkan
dapat diterapkan dalam sistem pengoperasian pintu garasi secara otomatis. Pada
sistem ini pintu garasi akan membuka dan menutup sendiri ketika ada sebuah mobil
yang akan masuk atau keluar pintu dan proses ini akan berulang– ulang secara
otomatis.

1.2. Tujuan
1.2.1. Praktikum 6
Peserta praktikum dapat membuat program PLC untuk instruksi Counter
menggunakan PLC Omron.

1.2.1. Praktikum 7
Peserta praktikum dapat membuat program PLC untuk instruksi counter dan Timer
menggunakan PLC Omron.

3
BAB II
TEORI PENUNJANG

2.1. Teori Dasar


Counter adalah fasilitas hitung turun , counter akan ON sampai hitungan yang
ditentukan, contoh penggunaan counter digunakan untuk menghitung product.

CP = Counter pulse adalah pulse hitung

R = Reset berfungsi meng-offkan counter dan kembali untuk


hitung berikutnya.

N = Number / nomor counter yang digunakan

SV = Set value / setting angka untuk hitung, gunakan

# (contoh #12 berarti counter digunakan untuk menghitung angka sebesar 1 lusin
atau 12 buah)

2.2. Teori Tambahan


Diagram Ladder atau diagram tangga adalah skema khusus yang biasa digunakan
untuk mendokumentasikan sistem logika kontrol di lingkungan industri. Disebut
“tangga” karena mereka menyerupai tangga, dengan dua rel vertikal kanan – kiri
(power supply) dan banyak “anak tangga” (garis horizontal) yang mewakili
rangkaian kontrol.

4
Anda bisa melihat gambar di atas yang menampilkan bagaimana sebuah rangkaian
listrik sederhana ditulis menggunakan diagram ladder. Gambar (a) sebelah kiri
menunjukkan rangkaian untuk menyalakan atau mematikan sebuah motor listrik.
Kita dapat menggambar ulang rangkaian pada gambar kiri ini dengan cara yang
berbeda, yaitu menggunakan dua garis vertikal untuk mewakili rel daya input dan
menambahkan kontak dan relay di antara mereka. Gambar (b) sebelah kanan
menunjukkan hasilnya. Kedua sirkuit memiliki saklar seri dengan relay yang akan
mengkatifkan motor saat saklar ditutup. Jika terdapat belasan atau puluhan
rangkaian seperti ini, maka akan lebih jelas menggambarkan menyerupai tangga.

Untuk menggambar ladder ada beberapa hal yang menjadi acuan dasar, di antaranya
adalah sebagai berikut:

1. Pada diagram ladder, garis vertikal sebelah kiri bisa kita analogikan sebagai
sisi positif dari sumber tegangan, sedangkan garis vertikal sebelah kanan
adalah sisi negative dari sumber tegangan. Arus listrik akan mengalir dari
kiri ke kanan melalui rangkaian logika pada setiap baris.
2. Setiap baris mewakili satu rangkaian logika proses control.
3. Cara membaca diagram ini adalah dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.

5
4. Saat PLC diaktifkan, proses scanning berkerja pada semua baris program
sampai selesai. Dimulai dari kiri ke kanan baris paling atas, lalu turun ke
baris di bawahnya kemudian dilanjutkan dari kiri ke kanan seterusnya
hingga ujung kanan baris terbawah. Proses ini sering disebut dengan cycle
dan waktu yang diperlukan untuk 1 kali proses adalah cycle time atau scan
time.
5. Setiap baris umumnya harus dimulai dengan input dan diakhiri setidaknya
oleh 1 buah output. Seperti yang sudah kita bahasa pada artikel – artikel
sebelumnya, input yang akan memberi perintah pada PLC melalui kontak,
sedangkan output memberi perintah/mengendalikan perangkat yang
dihubungkan pada PLC.
6. Input dan output diidentifikasi berdasarkan alamatnya, setiap penamaan
alamat tergantung dari produsen PLC. Alamat ini yang akan digunakan
sebagai penyimpanan kondisi pada memori PLC.
7. Beberapa kontak dapat muncul lebih dari satu kali pada baris – baris
berbeda, mereka akan aktif secara bersamaan jika memiliki alamat yang
sama. Tetapi tidak demikian dengan output atau relay yang disebelah kiri.
Mereka hanya boleh ditulis 1 kali.

2.2.1. Logika Dasar Pemprograman PLC

Ada banyak kondisi pengendalian yang menyaratkan beberapa keadaan yang harus
dipenuhi, sehingga kondisi output – output tertentu dapat aktif sesuai dengan yang
diharapkan. Sebagai contoh, untuk mesin bor otomatis, mungkin ada kondisi bahwa
motor bor hanya dapat diaktifkan bila limit switch tertekan yang menunjukkan
adanya benda kerja dan posisi bor sebagai pada permukaan benda kerja. Situasi
semacam ini akan melibatkan logika DAN sebagai fungsi logika, dimana kondisi A
dan kondisi B keduanya terpenuhi sehingga output dapat diaktifkan. Bagian ini
akan membahas tentang logika – logika tersebut.

6
2.2.1.1. Logika DAN (AND)

Gambar di bawah menunjukkan bahwa output tidak dapat diaktifkan kecuali kedua
kontak aktif. Kombinasi kontak semacam ini disebut dengan logika DAN atau AND
Logic. Dengan demikian, jika hanya salah satu input A atau B saja yang aktif, maka
output tidak akan menyala.

Salah satu contoh penerapan logika dasar pemrograman PLC ini adalah pada
pengoperasian beberapa mesin industry misalnya pada proses stamping produk.
Saat akan melakukan stamping, operator harus menekan 2 tombol yang berada di
dekat tangan kanan dan kirinya, sehingga dapat dihindari kecelakaan kerja.

2.2.1.2. Logika DAN (OR)

Gambar di bawah menunjukkan bahwa output dapat diaktifkan hanya dengan


mengaktifkan salah satu kontak saja, baik A mapun B. Kombinasi kontak semacam
ini disebut dengan logika ATAU atau OR Logic.

7
Contoh penerapan logika dasar pemrograman PLC ini adalah pada pengoperasian
motor konveyor, motor dapat diaktifkan dari beberapa tempat dengan
menggunakan beberapa tombol berbeda. Karena fungsinya ini lah logika ATAU
sering disebut sebagai logika alternative.

2.2.1.3. Logika NOT (NOT)

Perhatikan gambar di bawah. Sebelum kontak A ditekan, output sudah menyala.


Namun sebaliknya saat kontak A ditekan, output akan mati. Logika ini disebut
dengan TIDAK atau NOT Logic. Logika ini sering digunakan untuk memutus
aliran arus listrik atau digunakan sebagai instruksi OFF.

8
Tiga logika dasar pemrograman PLC ini yang untuk selanjutnya akan digunakan
sebagai dasar membuat program di PLC. [1]

9
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN

3.1. Praktikum 6 dan 7


3.1.1. Alat dan Bahan
1. Modul Praktikum
2. Komputer
3. Software CX-Programmer.

3.1.2. Langkah Kerja


1. Nyalakan computer.
2. Pilih salah satu software PLC Omron (CX-Programmer)
3. Buat gambar sesuai perintah/tugas.
4. Uji cobalah rangkaian tersebut dan isi table pengamatan.
5. Buatlah laporan praktikum sesuai format.

3.1.3. Tugas dan Gambar Kerja


3.1.3.1. Praktikum 6
Masukan program pada gambar:

0.00
PULSE CNT

0001
0.01 RESET
#003

C0001 100.00

C0001 100.01

10
3.1.3.2. Praktikum 7
Masukan program pada gambar:

11
BAB IV
ANALISA

4.1. Hasil Praktikum


Prakikum 6

Input Output
Pulse
0.00 0.01 100.00 100.01
1 off-on-off off off Off
2 off-on-off off On Off
3 off-on-off off On Off
4 off-on-off on Off On
5 off-on-off on Off On
6 off-on-off on Off On
7 off-on-off off On Off
8 off-on-off on Off On
Praktikum 7

Input Waktu yang dibutuhkan


Pulse
0.00 Timer Periode 100.00 menjadi on
5 off-on-off 20 2.5
5 off-on-off 50 5.5
5 off-on-off 65 6.55
5 off-on-off 75 7.55
5 off-on-off 80 85
5 off-on-off 90 95
5 off-on-off 100 105
5 off-on-off 120 125

12
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berikut kesimpulan dari praktikum 6 dan 7 yang telah dilakukan :

1. Pada praktikum VI dapat disimpulkan bahwa ketika input 000 ditekan makaCNT
akan aktif apabila set valuenya sudah memenuhi dengan set value yang sudah
ditentukan CNT aktif lalu C0001 yang asalnya NO berubah menjadi NC dan 100.00
aktif dan C0001 yang awalnya NC berubah jadi NO dan 100.01 OFF dan ketika
input 0.01 ditekan maka CNT akan kembali ke 0 counter Numbernya karena input
0.01 mengaktifkan reset CNT.

2. Pada Praktikum VII dapat disimpulkan ketika input 0.00 ditekan CNT akan mulai
menghitung sampai set value yang telah ditentukan, kemudia CNT aktif lalu
mengaktifkan TMI sehingga TMI akan memulai menghitung waktu. Ketika TMI
001 memenuhi waktu delaynya maka T0001 akan mengaktifkan reset CNT
sehingga CNT kembali ke 0 counter numbernya dan menghentikan/menonaktifkan
output 10.00.

5.2. Saran
Berikut saran praktikum 6 dan 7 :

1. Pastikan semua input dan output saling terhubung, agar dapat


disimulasikan.
2. Apabila terjadi error, keterangan dapat dilihat saat akan mengcompile
diagram dan tinggal mengikuti arahannya saja.
3. MNEMONIC dapat dilihat melalui program CX Programmer.
4. Apabila melakukan latching, pastikan penomeran kontak sama dengan coil
tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

[1] Bolton, W. Programmable Logic Control : Fourth Edition. Oxford : Elsevier Newnes.
2006.

14
LAMPIRAN

Pertanyaan dan jawaban praktikum 1 :

1. Menurut kamu apa gunanya fasilitas counter jika digunakan di Industri ?

COUNTER pada pemrograman PLC digunakan untuk melakukan penghitungan


sinyal masukan dengan setting nilai yang ada pada COUNTER yang dilakukan oleh
pemrogram. Jika hitungan sinyal masukan sama dengan nilai setting maka Counter
akan merubah posisi NO menjadi NC dan sebaliknya NC akan menjadi NO. Sinyal
masukan akan dihitung satu selama posisi sinyal masukan OFF menjadi ON.
Panjang dan pendeknya sinyal OFF atau ON tidak berpengaruh pada perhitungan
counter. Untuk masing-masing counter, kita dapat menggunakan beberapa kontak
NO dan NC yang dimiliki oleh counter dengan perubahan kondisi kontak secara
bersamaan

2. Apa fungsi NO dan NC pada counter ?

Counter Relay ini mempunyai fungsi NO dan NC output dalam hasil kerja
penghitungannya, dan mampu membaca tiga jenis nilai input yang berbeda.

 Contact signal input: Relay dan Limit switch


 Electrical level signal input: tegangan Positip (+) (4V-30V)
 Sensor signal input: Photoswitch approach switch dan Proximity input
switch (NPN dan PNP)

3. Menurut kamu dapatkah fungsi counter digunakan untuk tempat parkir ?

berikan alasanmu !

 Adanya mobil yang masuk ke area parkir dideteksi oleh sensor.


 Adanya mobil yang keluar dari area parkir dideteksi oleh sensor.
 Kapasitas area parkir adalah 100 mobil.
 Jika area parkir telah penuh, maka portal akan menutup pintu masuk dan
tanda ‘Parkir Penuh’ dinyalakan.

15
 Portal memiliki sensor pembatas untuk menyatakan kondisi portal terbuka
dan portal tertutup.
 Tombol Reset digunakan untuk mereset nilai hitungan mobil dalam area
parkir menjadi Nol.

Gambar praktikum 6 dan 7 :

16
17
18
19
20
21
22

Anda mungkin juga menyukai