Anda di halaman 1dari 33

B AB

1
Jenis dan
Karakteristik Motor
Listrik

Kompetensi Dasar
3.1 Memahami jenis dan karakteristik motor listrik.
4.1 Memilih motor listrik berdasarkan jenis dan karakteristik.

Tujuan Pembelajaran
1. melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat mengidentifikasi jenis-jenis motor listrik
dengan tepat;
2. melalui latihan, peserta didik dapat mereplikasi pemasangan bagian-bagian dari motor listrik dengan
tanggung jawab;
3. melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menjelaskan pengertian motor listrik
dengan santun;
4. melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat memilah jenis-jenis motor listrik
berdasarkan penggunaannya dengan santun;
5. disediakan data kelengkapan name plate jenis-jenis motor listrik, peserta didik dapat mengemukakan
karakteristik tiap jenis-jenis motor listrik dengan tanggung jawab; serta
6. melalui latihan, peserta didik dapat menunjukkan pemasangan instalasi pada motor listrik sesuai
dengan konstruksinya dengan tanggung jawab.

Jenis dan Karakteristik Motor Listrik 1


Tahukah Anda bahwa pompa air merupakan salah satu jenis dari mesin listrik yang
tergolong ke dalam motor listrik. Motor listrik merupakan salah satu mesin listrik yang
mengubah energi listrik menjadi energi gerak berupa putaran. Tidak hanya pompa air,
kipas angin, kulkas, mesin cuci, blender, mixer, dan sejenisnya juga merupakan keluarga
dari motor listrik. Selain di rumah tangga, motor listrik juga berperan penting dalam
kegiatan produksi yang ada di industri untuk meningkatkan hasil produksi. Ingin tahu
jenis-jenis dan cara kerja motor listrik ini selengkapnya? Mari simak lebih lanjut pada
pembahasan bab di bawah ini.

A. Jenis-Jenis Motor Listrik

Berikut penjelasan dari jenis-jenis motor listrik.


1. Motor Arus Searah (DC)
a. Motor DC dengan penguat terpisah
Motor DC dengan jenis ini, penguat magnetnya mendapat arus dari sumber
tersendiri dan terpisah dengan sumber arus ke rotor. Hal ini menyebabkan
arus yang diberikan untuk jangkar dengan arus yang diberikan untuk penguat
magnet tidak terikat satu sama lain secara kelistrikan. Karakteristik motor dengan
penguat terpisah ditunjukkan pada Gambar 1.1 berikut.

Gambar 1.1 Kurva Karakteristik Motor DC Penguat Terpisah


Sumber: Prihanto, 2013
b. Motor DC dengan penguat sendiri
Motor jenis ini, penguat magnetnya mendapat arus dari sumber yang sama
dengan arus yang diberikan pada jangkar. Medan magnetnya tersambung
paralel atau seri dengan jangkar.
1) Motor shunt
Belitan medan motor shunt tersambung paralel dengan jangkar. Apabila
tegangan sumber konstan, kuat medan magnet motor ini akan menjadi konstan.
Motor shunt pada umumnya berdaya kecil. Motor shunt dengan daya
besar penggunaannya tidak banyak, tetapi tetap ada karena motor shunt
mempunyai putaran yang hampir konstan.
Pada keadaan operasi normal, kecepatan motor diatur dengan
shunt regulator. Cara mengatur putaran atau membalik putaran serta
karakteristiknya ditunjukkan pada Gambar 1.2.

2 Instalasi Motor Listrik


Gambar 1.2 Karakteristik motor shunt
Sumber: Dwi Prihanto, 2013
Sesuai dengan karakteristiknya, motor shunt baik dipakai untuk
pekerjaan yang memerlukan kecepatan putaran hampir konstan seperti
conveyor, lift, dan sebagainya.
2) Motor seri
Pada motor ini, jangkar dan kumparan medan magnetnya dihubungkan
dalam rangkaian seri dengan sumber tegangan. Rangkaian dan
karakteristiknya ditunjukan pada Gambar 1.3.

Gambar 1.3 Karakteristik motor seri


Sumber: Prihanto, 2013
Motor seri mempunyai perubahan kecepatan yang cukup besar sejalan
dengan pertambahan bebannya. Pada beban besar, arus jangkar dan arus
medan magnet naik sehingga mengurangi kecepatan motor. Pada beban
penuh kecepatan motor seri rendah. Sebaliknya, apabila beban dikurangi,
arus jangkar dan arus medan magnet berkurang sehingga kecepatan
putaran tinggi. Pada motor seri ukuran besar, jangan menjalankan
motor seri tanpa diberi beban karena putarannya akan sangat tinggi dan
dapat menyebabkan kerusakan pada motor. Jadi, motor seri harus selalu
tersambung pada beban tetap tertentu agar tidak hilang setiap beban
mekanik motor.
Karena ,torsipadamotorseri
. Dengan sifat-sifatnya yang ditunjukkan seperti Gambar 1.3 di atas, motor
seri baik dipakai untuk kereta listrik, crane, elevator, motor starter mobil,
dan sebagainya.
3) Motor kompon
Motor kompon merupakan gabungan sifat dari motor shunt dan motor
seri. Ada dua jenis motor kompon, yaitu
a) motor kompon kumulatif, dan

Jenis dan Karakteristik Motor Listrik 3


b) motor kompon diferensial.
Jenis yang banyak dipakai adalah motor kompon kumulatif. Gambar
rangkaian dan karakteristiknya ditunjukkan pada Gambar 1.4 berikut.

Gambar 1.4 Karakteristik motor kompon


Sumber: Prihanto, 2013
2. Motor Arus Bolak-Balik (AC)
a. Motor tiga fasa
1) Motor induksi (asynkron)
Motor yang paling banyak dipakai di industri adalah jenis motor induksi.
Motor induksi terdiri atas stator dengan tiga kumparan yang ditempatkan
secara simetris pada alur-alurnya. Disebut motor induksi karena arus yang
mengalir pada rotor adalah arus induksi sebagai akibat dari timbulnya GGL
induksi pada konduktor-konduktor pada rotor yang disebabkan medan
putar stator. Ada dua jenis motor induksi beberapa fasa yang banyak
dipakai di industri, yaitu jenis rotor sangkar (squirrel cage) dan rotor lilit
(wound rotor) yang sering disebut motor slip ring.

Gambar 1.5 Motor induksi


Sumber: Prihanto, 2013
a) Motor rotor sangkar
Apabila daya pertama kali diberikan pada motor dalam keadaan
diam, stator bereaksi sebagai lilitan primer transformator sehingga
menghasilkan fluksi magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron.
Rotor yang menjadi kumparan sekunder yang dihubung singkat akan
mengalir arus sirkulai yang tinggi. Akibatnya, arus start pada stator
juga tinggi. Setelah rotor berputar searah dengan putaran medan
stator, selisih putaran antara rotor dengan medan putar stator menjadi
kecil menyebabkan arus sirkulasi rotor turun dan arus stator juga
berkurang.

4 Instalasi Motor Listrik


Hubungan antara arus stator dan kecepatan putaran rotor
ditunjukkan pada gambar. Arus sesaat pada rotor dipengaruhi oleh
frekuensi suplai, tahanan, dan induktansi rotor. Induktansi rotor adalah
impedansi rotor yang menjadi faktor yang membatasi besarnya arus
rotor. Karena frekuensi rotor akan berubah saat kecepatan motor
berubah, sebagai konsekuensinya torsi yang dihasilkan dapat berubah.
Hubungan antara torsi dan kecepatan putaran rotor ditunjukkan pada
Gambar 1.6 berikut.

Gambar 1.6 Karakteristik motor induksi rotor sangkar


Sumber: Prihanto, 2013
b) Motor rotor lilit
Ada tiga pengaruh nilai tahanan pada rangkaian rotor motor induksi,
yaitu
(1) mengurangi arus rotor, akibatnya arus stator juga menjadi
berkurang;
(2) torsi start dapat naik karena arus rotor dan medan magnet stator
mendekati sefasa; dan
(3) slip speed naik.
Dengan mengubah tahanan rotor melalui tahanan asut dari
rangkaian luar pada motor slip-ring dengan rotor lilit maka torsi yang
dihasilkan dapat diatur. Karakteristik torsi-putaran dari motor slip-ring
dengan tiga tahapan pengaturan tahanan rotor ditunjukkan pada
Gambar 1.7.

Gambar 1.7 Karakteristik motor induksi rotor lilit


Sumber: Prihanto, 2013

Jenis dan Karakteristik Motor Listrik 5


2) Motor sinkron
Motor sinkron merupakan jenis motor AC dan bekerja pada kecepatan yang
tetap dan frekuensi tertentu. Selain menggunakan tegangan AC, motor ini
membutuhkan arus searah (DC) yang digunakan untuk membangkitkan
daya. Jenis motor sinkron ini memiliki torsi awal yang rendah sehingga
cocok untuk digunakan pada beban rendah, seperti kompresor udara,
perubahan frekeuensi, dan generator motor. Selain bagus digunakan pada
beban rendah, motor sinkron mampu memperbaiki faktor daya sistem
sehingga sering dipakai pada pengaturan yang menggunakan banyak
listrik.
Komponen utama motor sinkron yang berbeda dengan motor induksi
terletak pada rotor motor sinkron yang bergerak pada kecepatan yang sama
dengan perputaran medan magnet. Keadaan tersebut memungkinkan
karena medan magnet rotor tidak lagi terinduksi. Rotor motor ini memiliki
magnet permanen yang dipaksa dengan mengunci pada titik tertentu jika
dihadapkan dengan medan magnet lainnya. Pada statornya menghasilkan
medan magnet berputar yang sama dengan frekuensi yang dipasok.
Motor ini berputar pada kecepatan yang sinkron yang ditunjukkan pada
persamaan berikut.
Ns = 120 f / P
Keterangan :
Ns = kecepatan putar
f = frekuensi dari pasokan frekuensi
P = jumlah kutub
b. Motor satu fasa
1) Motor induksi satu fasa
Prinsip kerja motor induksi satu fasa dapat dijelaskan dengan menggunakan
teori medan putar silang (cross-field theory). Jika motor induksi satu fasa
diberikan tegangan bolak-balik satu fasa, arus bolak-balik akan mengalir
pada kumparan stator. Arus pada kumparan stator ini menghasilkan medan
magnet seperti yang ditunjukkan oleh garis putus-putus pada Gambar 1.8.
Belitan rotor A Belitan stator

Gambar 1.8. Medan magnet stator berpulsa sepanjang garis AC


Sumber: Prihanto, 2013
Arus stator yang mengalir setengah periode pertama akan membentuk
kutub utara di A dan kutub selatan di C pada permukaan stator. Pada
setengah periode berikutnya, arah kutub-kutub stator menjadi terbalik.
Meskipun kuat medan magnet stator berubah-ubah, yaitu maksimum pada

6 Instalasi Motor Listrik


saat arus maksimum dan nol pada saat arus nol serta polaritasnya terbalik
secara periodik. Aksi ini akan terjadi hanya sepanjang sumbu AC. Dengan
demikian, medan magnet ini tidak berputar, tetapi hanya merupakan
sebuah medan magnet yang berpulsa pada posisi yang tetap (stationary).
Seperti halnya pada transformator, tegangan terinduksi pada belitan
sekunder, yakni berupa kumparan rotor. Karena rotor dari motor induksi
satu fasa pada umumnya adalah rotor sangkar yang belitannya terhubung
singkat, arus akan mengalir pada kumparan rotor tersebut. Sesuai dengan
hukum Lenz, arah dari arus ini (seperti yang ditunjukkan pada Gambar
1.8) sedemikian rupa sehingga medan magnet yang dihasilkan melawan
medan magnet yang menghasilkannya.
Arus rotor ini akan menghasilkan medan magnet rotor dan membentuk
kutub-kutub pada permukaan rotor. Karena kutub-kutub ini juga berada
pada sumbu AC dengan arah yang berlawanan terhadap kutub-kutub stator
maka tidak ada momen putar yang dihasilkan pada kedua arah sehingga
rotor tetap diam. Dengan demikian, motor induksi satu fasa tidak dapat
diasut sendiri dan membutuhkan rangkaian bantu untuk menjalankannya.

Gambar 1.9 Medan magnet motor dalam keadaan berputar


Sumber: Prihanto, 2013
Misalnya, sekarang motor sedang berputar. Hal ini dapat dilakukan
dengan memutar secara manual (dengan tangan) atau dengan rangkaian
bantu. Konduktor-konduktor rotor akan memotong medan magnet stator
sehingga timbul gaya gerak listrik pada konduktor-konduktor tersebut. Hal
ini diperlihatkan pada Gambar 1.9 yang menunjukkan rotor sedang berputar
searah jarum jam. Jika fluks rotor seperti yang diperlihatkan pada Gambar
1.9 mengarah ke atas sesuai dengan kaidah tangan kanan Fleming, arah
gaya gerak listrik (ggl) rotor akan mengarah keluar kertas pada setengah
bagian atas rotor dan mengarah ke dalam kertas pada setengah bagian
bawah rotor. Pada setengah periode berikutnya, arah dari gaya gerak listrik
yang dibangkitkan akan terbalik. Gaya gerak listrik yang diinduksikan ke
rotor berbeda dengan arus dan fluks stator. Karena konduktor-konduktor
rotor terbuat dari bahan dengan tahanan rendah dan induktansi tinggi
maka arus rotor yang dihasilkan akan tertinggal terhadap gaya gerak listrik
rotor mendekati 90o.
a) Motor split phase
Motor split phasa/motor phasa belah dapat juga disebut motor
resistansi star/motor star dengan tahanan seperti motor listrik lainnya.
Motor split phasa terdiri atas dua bagian, yaitu stator dan rotor. Rotor
dalam bentuk rotor sangkar, sedangkan statornya terdapat dua
gulungan utama dan gulungan bantu.

Jenis dan Karakteristik Motor Listrik 7


Kumparan utama dibuat dari kawat yang lebih besar daripada
kawat untuk kumparan bantunya. Hal ini untuk memberikan induktansi
yang tinggi dan tahanan yang rendah. Kumparan bantu yang dipasang
di atas kumparan utama. Hal ini untuk memberikan induktansi yang
rendah. Tahanan yang tinggi ini berarti arus dalam kumparan bantu
sehingga mendahului kumparan utama.
Adanya sudut phasa akan menimbilkan medan putar yang tidak
sempurna, tetapi cukup untuk star motor tersebut. Berarti jenis motor
jenis ini mempunyai kopel star yang buruk.  Untuk mendapatkan
medan putar yang baik maka kumparan bantu harus diputus apabila
motor sudah berputar normal. Dalam hal ini menggunakan sakelar
sentrifugal yang dipasang pada poros rotor. Saklar centrifugal akan
bekerja (membuka) karena gaya sentrifugal. Kumparan bantu yang
menghubung deret dengan saklar sentrifugal akan membuka pada
saat putaran sudah mencapai 75% dari putaran penuh.
(1) Kontruksi
Struktur motor induksi fasa tunggal sama dengan motor induksi
tiga fasa jenis rotor sangkar, kecuali kumparan statornya yang
hanya terdiri dari satu fasa. Pada motor split phase, lilitan stator
terdiri dari lilitan utama (starting winding) dan lilitan bantu
(running winding) yang berbeda  sekitar  900  listrik dengan
tahanan dan reaktansi yang berlainan. Hal ini menyebabkan
arus  yang mengalir  tidak  sefasa dan mempunyai sakelar
sentrifugal.  Perbedaan arus kumparan utama dan kumparan
bantu akan menyebabkan terjadinya perbedaan fluks medan
utama dan fluks medan bantu pada stator. Akibatnya akan
menghasilkan medan putar yang menimbulkan kopel mula pada
motor. Dengan adanya kopel mula ini, motor akan berputar.
Konstruksi motor split phase seperti terlihat pada Gambar 1.10
di bawah ini.


Gambar 1.10 Skema motor split phase
Sumber: Prihanto, 2013
(2) Prinsip kerja
Pada saat motor mulai dijalankan, sakelar sentrifugal akan berada
pada posisi menutup. Jika kumparan utama dan kumparan bantu
dihubungkan ke sumber tegangan, arus mengalir ke kumparan
utama, dan kumparan bantu dengan berbeda fase.
Perbedaan fase tersebut ditimbulkan medan magnet antara
medan stator kumparan utama dan kumparan bantu. Hasil kedua
medan kumparan utama dan kumparan bantu menghasilkan

8 Instalasi Motor Listrik


medan putar pada stator yang selanjutnya menyebabkan rotor
berputar. Saklar sentrifugal akan bekerja memutuskan arus pada
kumparan bantu secara otomatis jika putaran motor mencapai
70–80 % dari kecepatan nominal. Motor tetap berputar dengan
memanfaatkan fluks megnetik yang dibangkitkan oleh lilitan
utama.
Motor fase belah mempunyai torsi awal yang sedang
dengan arus awal yang rendah. Kumparan utama mempunyai
nilai resistansi yang kecil dan reaktansi yang besar, sedangkan
kumparan bantu mempunyai nilai resistansi yang besar dan
reaktansi yang kecil sehingga sudut vektornya seperti Gambar
1.11 berikut.

Gambar 1.11 Phasor arus kumparan utama dan bantu


Sumber: Prihanto, 2013
Gambar 1.11 di atas memperlihatkan nilai torsi masing-
masing kecepatan motor, mulai dari posisi diam hingga kecepatan
nominal, dan seterusnya hingga kecepatan sinkron. Torsi start
adalah torsi yang tersedia apabila motor mulai berputar dari
posisi diam. Torsi beban penuh adalah torsi yang dihasilkan
apabila motor berputar pada keluaran nominal.
Apabila beban terus berangsur-angsur diperbesar dari
keadaan (motor berputar pada keluaran nominal untuk melayani
beban dan torsi maksimum dari poros motor yang dapat
digunakan dapat dilampaui) maka motor menjadi tidak mampu
melayani beban dan berhenti. Nilai maksimum dari torsi dalam
hal ini disebut torsi maksimum Tmaks.

Gambar 1.12 Hubungan torsi dan kecepatan


Sumber: Dwi Prihanto, 2013

Jenis dan Karakteristik Motor Listrik 9


(3) Pemakaian
Biasanya digunakan untuk fan, blower, washing machines,
evaporator cooler, pompa sentrifugal, food mixer, dan lain-lain.
(4) Keuntungan dan kekurangan
Torsi start motor ini rendah, jadi tidak dapat untuk memikul
beban tinggi.
b) Motor kapasitor
Motor kapasitor pada umunya sama dengan motor splet phasa.
Perbedaan pokok pada motor kapasitor hanya menggunakan
kondensator motor kapasitor ada tiga tipe.
Motor kapasitor tipe 1 
Motor kapasitor tipe 1 mempunyai kondensator yang dihubungkan
deret dengan kumparan bantu tanpa sakelar sentrifugal. Hasil
konpensasi kumparan bantu dengan kondesator ternyata sudut
antarfase tidak begitu tepat 90° listrik. Walaupun karakter listrik motor
ini lebih baik dari pada motor splet phasa. Daya motor ini paling besar
sebesar 1,5 HP. 
Motor kapasitor tipe 2
Motor kapasitor tipe 2 sama dengan motor kapasitor tipe 1. Namun,
pada motor ini dilengkapi dengan saklar sentrifugal yang dihubung
deret dengan kumparan bantu dan kondensator. Saklar sentrifugal
akan memutus kumparan bantu dan kondensator pada saat puataran
akan mencapai (± 75 %).
Kumparan bantu pada motor ini dibuat dari kawat yang agak
besar dari kumparan utamanya. Motor ini mempunyai star kopel
yang sangat baik dari pada motor splet phasa. Daya motor ini dibuat
sampai 2 HP.
Motor kapasitor tipe 3
Motor kapasitor tipe 3 mempunyai 2 buah kendensator yang keduanya
bekerja pada suatu star. Namun, setelah motor berputar pada putaran
penuh, salah satu kondensator akan diputuskan oleh saklar sentrifugal.
Motor tipe ini berputar lebih baik/halus dibandingkan dengan motor
kondensator tipe lainnya. Motor ini dapat dibuat dayanya hingga 3
HP.
(1) Motor Kapasitor Start
(a) Konstruksi
Konstruksi motor kapasitor start hampir sama dengan motor
fasa belah (split phase) hanya saja perbedaannya pada motor
kapasitor start terpasang kapasitor yang dipasang secara
seri dengan kumparan bantu hanya ketika start motor saja.
Kapasitor dipakai hanya untuk pada saat start, jenis kapasitor
yang dipakai adalah kapasitor elektrolit. Seperti terlihat pada
Gambar 1.13 berikut.

10 Instalasi Motor Listrik



Gambar 1.13 Konstruksi motor kapasitor start
Sumber: Prihanto, 2013
(b) Prinsip Kerja
Motor kapasitor start merupakan motor fase belah.
Namun, pada saat di-start, perbedaan fase antara kedua
arus diperoleh melalui sebuah kapasitor yang dipasang
seri dengan kumparan bantu sehingga menaikkan arus
pada kumparan bantu seperti pada Gambar 1.14 vector di
bawah. Dengan adanya kapasitor diperoleh torsi awal yang
lebih besar daripada motor fase belah. Karakteristik momen
putar-kecepatan putar dari motor ini dapat ditunjukkan pada
Gambar 1.14 berikut ini. Motor ini menghasilkan momen
putar start yang lebih tinggi.


Gambar 1.14 Sudut momen putar kecepatan
Sumber: Prihanto, 2013
(c) Pemakaian
Motor kapasitor satu phasa banyak digunakan dalam
peralatan rumah tangga, seperti motor pompa air, motor
mesin cuci, motor lemari es, motor Air Conditioning (AC),
dan penggerak kompresor. Konstruksinya sederhana dengan
daya kecil yang bekerja dengan tegangan suplai PLN 220V.
Hal itu menjadikan motor kapasitor ini banyak dipakai pada
peralatan rumah tangga.
(2) Motor kapasitor permanen
(a) Konstruksi
Konstruksi dari motor kapasitor permanen hampir sama
dengan motor kapasitor start. Kapasitor dihubungkan
seri dengan kumparan bantu dan tidak dilepas setelah
pengasutan dilakukan dan tetap tinggal pada rangkaian.
Hal ini menyederhanakan konstruksi dan mengurangi
biaya serta memperbaiki ketahanan motor karena saklar
sentrifugal tidak digunakan. Faktor daya, denyutan momen

Jenis dan Karakteristik Motor Listrik 11


putar, dan efisiensi akan lebih baik karena motor berputar
seperti motor dua fasa. Jenis kapasitor yang digunakan
adalah kapasitor kertas. Rangkaian ekuivalen motor ini
seperti Gambar 1.15 berikut.


Gambar 1.15 Skema rangkaian motor kapasitor permanen
Sumber: Prihanto, 2013
(b) Prinsip kerja
Kumparan utama dan kumparan bantu tidak mempunyai
perbedaan yang mencolok, baik nilai tahanan, rektansi
induktif, maupun dalam jumlah lilitan, dan diameter
penghantarnya. Karena kapasitor terpasang secara terus-
menerus maka torsi yang dihasilkan baik pada saat start
maupun setelah berputar nominal relatif tetap.
Hal ini berarti motor ini banyak digunakan pada
peralatan yang membutuhkan torsi baik awal maupun saat
beroperasi yang relatif sama. Sudut fasa antar kumparan
ditunjukkan pada Gambar 1.16 berikut.


Gambar 1.16 Sudut fasa antarkumparan
Sumber: Prihanto, 2013
Karakteristik momen putar–kecepatan motor ini
ditunjukkan pada Gambar 1.17 berikut.


Gambar 1.17 Persentase kecepatan sinkron
Sumber: Prihanto, 2013

12 Instalasi Motor Listrik


(3) Motor kapasitor start–run (ganda)
(a) Konstruksi
Konstruksi sama dengan motor kapasitor jenis lainnya.
Namun yang membedakan adalah motor ini mempunyai
dua buah kapasitor, satu digunakan pada saat start dan satu
lainnya digunakan pada saat berputar, seperti pada gambar
1.18 di bawah. Secara praktis, keadaan start dan berputar
yang optimal dapat diperoleh dengan menggunakan dua
buah kapasitor elektrolit. Kapasitor run secara permanen
dihubungkan seri dengan kumparan bantu dengan nilai
yang lebih kecil dan dipakai kapasitor kertas.


Gambar 1.18 Motor start–run (ganda)
Sumber: Prihanto, 2013
(b) Prinsip kerja
Pada saat start, C1 dan C2 terhubung semua sehingga
diperoleh beda fasa yang cukup besar antara arus pada lilitan
utama. Arus pada lilitan bantu diperoleh torsi awal yang
sangat besar. Setelah putaran motor mencapai 70%–80%
putaran nominal, kapasitor C1 terlepas, tetapi kapasitor 2
tetap terhubung.
Sudut fasa antarkumparan sama seperti pada
motorkapasitor permanen seperti pada Gambar 1.19 berikut.


Gambar 1.19 Sudut fasa antarkumparan
Sumber: Prihanto, 2013
Karakteristik momen putar dan kecepatan dari motor
ini ditunjukkan pada Gambar 1.20 berikut.

Jenis dan Karakteristik Motor Listrik 13



Gambar 1.20 Persentase kecepatan sinkron
Sumber: Prihanto, 2013
(c) Keuntungan
(1) mempunyai faktor kerja dan efisiensi motor yang baik;
(2) kopel mula sekitar 100%–125% dari kopel beban penuh;
dan
(3) mempunyai gerak mula yang lebih besar daripada
motor split fase sehingga lebih baik digunakan untuk sistem
yang memerlukan gerak (daya) lebih besar.
c) Motor shaded pole
Motor shaded pole atau motor kutub bayangan adalah sebuah
motor induksi satu fasa yang dilengkapi dengan belitan bantu
yang dihubungkan secara paralel dengan belitan utama. Stator
motor shaded pole berbentuk sepatu kutub (salient). Kumparan
stator hanya terdiri dari kumparan utama. Untuk membentuk
medan putar dipasang shaded coil yang merupakan suatu
rangkaian tertutup pada sepatu kutub tersebut.
Tegangan bolak balik dari kumparan utama akan diinduksikan
pada shaded coil. Dengan adanya tegangan induksi ini maka pada
shaded coil akan mengalirkan arus dan menimbulkan fluks lawan dari
kumparan utama. Dengan demikian, terjadi beda fasa antara fluks
kumparan utama dengan fluks shaded coil (kumparan bayangan).
Kedua fluks tersebut berbeda nilainya dan dianggap menghasilkan
fluks lemah (dalam cincin). Di superimpose fluks kuat (diluar cincin)
sehingga terdapat medan putar.
Motor ini dibuat dengan ukuran motor fraction horse power dan
digunakan untuk bermacam-macam kebutuhan, seperti kipas angin
2 (dua) kecepatan, hair drayer, blower, dan sebagainya. Motor ini
mempunyai kopel start yang rendah dan hanya bekerja pada tegangan
AC.
Shaded pole motor ini merupakan jenis sederhana dari motor
induksi yang mengasut sendiri. Motor ini terbatas pada ukuran-
ukuran yang kecil dan memiliki torsi pengasut yang jelek dan sangat
tidak efisien. Namun, kemudahan saat diasut dapat mengimbangi
kerugian-kerugian ini jika beban-beban sangat ringan. Peristiwa
tersebut merupakan suatu contoh yang menarik elektromagnet.

14 Instalasi Motor Listrik


Konstruksinya terhubung singkat. Stator terbentuk dari salient di
jala-jala sebuah motor arus searah. Setiap lempeng kutub disisipkan
satu sisi, lalu sebuah gelang tembaga dipasang pada bagian tertutup
(terlindungi) yang lebih kecil. Arus-arus pusar diinduksi di dalam
gelang yang bekerja sebagai sebuah transformator sekunder yang
terhubung singkat.
Motor ini biasa digunakan pada alat yang tidak membutuhkan
torsi besar dan banyak pemeliharaan. Motor shaded pole ini termasuk
motor satu phasa daya kecil dan banyak digunakan untuk peralatan
rumah tangga sebagai motor penggerak kipas angin dan blender.
Konstruksinya sangat sederhana. Pada kedua ujung stator ada dua
kawat yang terpasang dan fungsinya dihubungkan sebagai pembelah
phasa.
(1) Konstruksi
Rotor berbentuk sangkar. Stator motor shaded pole berbentuk
sepatu kutub (salient). Kumparan stator hanya terdiri dari
kumparan utama yang memiliki kutub bayangan dengan
menggunakan shaded coil. Hal itu merupakan suatu rangkaian
tertutup pada kutub sepatu tersebut. Motor ini mempunyai kutub
tonjol dan sebagian dari masing-masing kutub dikelilingi oleh
lilitan rangkaian terhubung singkat yang terbuat dari tembaga
yang disebut kumparan terarsir seperti pada Gambar 1.21 di
bawah.

Gambar 1.21 Skema rangkaian motor shaded pole


Sumber: Prihanto, 2013
(a) Stator
Bagian stator merupakan kutub-kutub yang bagian
permukaannya ditempatkan cincin yang terbuat dari
tembaga. Cincin inilah yang menyebabkan terjadinya kutub
bayangan.
(b) Rotor
Rotor adalah bagian yang berputar. Tipenya berupa rotor
sangkar.
(c) Penyangga
Penyangga poros rotor ini sangat sederhana yang terbuat
dari besi pelat dan dibentuk sedemikian rupa sehingga

Jenis dan Karakteristik Motor Listrik 15


dapat memegang bagian rotor yang berputar. Belitan stator
dibelitkan pada sekeliling inti sehingga membentuk seperti
belitan transformator. Rotornya berbentuk sangkar tupai
dan porosnya ditempatkan pada rumah stator ditopang
dua buah bearing.


Gambar 1.22 Motor shaded pole/motor fasa terbelah
Sumber: Prihanto, 2013
Irisan penampang motor shaded pole memperlihatkan
dua bagian, yaitu bagian stator dengan belitan stator dan
dua kawat shaded pole. Bagian rotor sangkar ditempatkan
di tengah-tengah stator. Lihat Gambar 1.23 berikut.

Gambar 1.23 Penampang motor shaded pole


Sumber: Prihanto, 2013
Torsi putar dihasilkan oleh adanya pembelahan phasa
oleh kawat shaded pole. Konstruksi yang sederhana, daya
yang kecil, handal, mudah dioperasikan, bebas perawatan,
dan cukup di suplai dengan tegangan AC 220 V dapat
digunakan untuk peralatan rumah tangga kecil.


Gambar 1.24 Rangkaian shaded pole motor
Sumber: Prihanto, 2013

16 Instalasi Motor Listrik


(2) Prinsip kerja
Apabila motor tersebut dihubungkan dengan sumber arus bolak-
balik pada kumparan kutub, poros akan bergerak dari kutub
utama ke kutub bayangan. Bergesernya poros medan magnet
menyebabkan seakan-akan kutub itu bergerak. Oleh sebab itu,
rotor berputar dari kutub utama ke kutub bayangan.
Berdasarkan Hukum Faraday, lilitan yang dihubung singkat
yang ada pada kutub magnet akan terbentuk GGL induksi dan
arus induksi. Arus yang timbul akan menghasilkan flux magnet
yang arahnya selalu melawan flux utama. Bagian ini disebut
kutub bayangan. Arus imbas yang terdapat pada kumparan yang
terarsir menyebabkan fluksi yang berada pada bagian lain.
Hasilnya seperti medan putar yang bergerak dalam arah dari
daerah kutub yang tidak terarsir ke bagian kutub yang terarsir
sehingga menimbulkan momen putar saat dihidupkan yang
kecil.
(3) Karakteristik
Karakteristik motor shaded pole ditunjukkan pada Gambar 1.25
berikut.

Gambar 1.25 Karakteristik motor shaded pole


Sumber: Prihanto, 2013
(4) Kerusakan pada motor shaded pole
Kerusakan yang sering terjadi adalah kumparan penguat medan
dan sering terbakar yang disebabkan putaran rotor terganggu
atau macet. Untuk memperbaikinya dapat digulung ulang.
(5) Pemeliharaan dan perbaikan motor shaded pole (kutub bayangan)
Seperti pada motor induksi yang lain, cara-cara pemeliharaan/
langkah pemeliharaannya hampir sama. Jenis motor ini lebih
mudah dalam menentukan pemeliharaan dan perbaikannya
karena konstruksinya relatif kecil dan sederhana. Kebanyakan
kerusakan pada bantalan sering aus dan kumparan stator sering
terbakar atau putus. Cara yang lebih cepat dan mudah yaitu
dengan mengganti seluruh kumparan motor tersebut yang
banyak dijual dipasaran.
2) Motor non-induksi satu fasa
a) Motor universal
Motor universal adalah motor seri arus bolak balik. Konstruksi maupun
karakteristik motor universal sama dengan motor seri arus searah

Jenis dan Karakteristik Motor Listrik 17


(motor seri DC). Keuntungan motor universal ini dapat dioperasikan
dengan sumber tegangan bolak balik atau dengan tegangan arus
searah pada nilai tegangan yang sama.
Stator motor universal dapat berupa sepatu kutub (salient pole)
maupun stator silinder (nonsalient). Motor universal dengan stator
sepatu kutub umumnya beroperasi untuk daya 250 Watt (1/4 HP) ke
bawah, sedangkan stator silinder dioperasikan untuk daya di atas 250
Watt.
Kecepatan beban nol motor ini sangat tinggi, tetapi pada saat
beban dipasang kecepatan motor berkurang dan akan terus berkurang
jika bebannya bertambah lagi. Pengaturan kecepatan motor universal
dapat dilakukan dengan cara memasang tahanan depan (rheostat
resistance) yang dihubungkan seri dengan motor. Tahanan depan
yang diatur bervariasi pada motor akan memberikan tegangan masuk
sehingga fungsi tegangan terhadap kecepatan sesuai dengan formula
dasar dari motor listrik.
Pengaturan kecepatan kedua adalah kumparan medan dibuat
dalam beberapa tingkat (step) untuk memberikan variasi impedansi
lilitan medan sehingga fluksi medan terhadap kecepatan sesuai
dengan rumus dasar motor listrik. Dengan pengaturan tap-tap lilitan
medan (impedansi medan), kecepatan motor dapat diatur. Kopel start
motor universal cukup besar dan kecepatannya bervariasi menurut
beban.
Motor ini dapat menggunakan sumber daya AC atau DC sehingga
disebut motor universal. Motor ini digunakan pada motor mesin jahit,
motor bor, mixer, dan sebagainya. Untuk motor yang sama, apabila
dihubungkan dengan sumber AC umumnya didapatkan putaran yang
lebih tinggi. Putaran motor universal biasanya tinggi, terutama dalam
keadaan tanpa beban.
(1) Konstruksi
Bentuk stator dari motor universal terdiri atas dua kutub stator.
Belitan rotor memiliki dua belas alur belitan dan dilengkapi
komutator dan sikat arang yang menghubungkan secara seri
antara belitan stator dan belitan rotornya. Stator dapat berupa
salient pole untuk daya 250 watt (1/4 HP ke bawah) maupun
nonsalient (di atas ¼ HP).

Gambar 1.26 Konstruksi motor universal


Sumber: Prihanto, 2013

18 Instalasi Motor Listrik


Motor universal dibuat dalam dua jenis sebagai berikut.
(a) Kutub terpusat/dengan sepatu kutub, tanpa kumparan
kompensasi (kekuatan rendah).
(b) Kutub terbagi/dengan kumparan stator seri phase yang
biasanya dilengkapi kumparan kompensasi (kekuatan
tinggi).
Stator
Stator adalah tempat kumparan medan magnet yang diletakkan.
Pada umumnya, motor universal mempunyai dua kutub.
Konstruksi dari stator motor universal dapat dilihat pada Gambar
1.27a dan 1.27b.


Gambar 1.27a. Gambar 1.27b.
Klem pengaman kumparan Pantek pada inti
Sumber: Prihanto, 2013


Gambar 1.28 Pengatur putaran motor universal
Sumber: Prihanto, 2013
Rotor
Rotor atau yang biasa disebut jangkar (armature) merupakan
bagian yang berputar. Rotor terdiri dari dua bagian yaitu jangkar
dan komutator. Jangkar menjadi tempat belitan kawat email dan
ujung-ujung belitanya ditempatkan pada komutator yang sesuai
dengan langkah belitan jangkar.
Pada salah satu ujung poros rotor (shaft) dibuat roda
gigi memanjang untuk tempat memindahkan beban atau
meneruskan putaran motor ke alat lain. Bagian-bagian lengkap
motor universal dapat dilihat pada Gambar 1.29 berikut.

Jenis dan Karakteristik Motor Listrik 19


Gambar 1.29 Bagian motor universal
Sumber: Prihanto, 2013
(2) Karakteristk

Gambar 1.30 Karakteristik motor universal


Sumber: Prihanto, 2013
Rotor juga terdiri atas pelat-pelat dinamo kumparan rotor
seperti halnya kumparan rotor DC. Alur-alur rotor dapat dibuat
sejajar dengan paras atau miring. Motor universal kutub telah
terbagi (distributed field), kumparan magnet seperti halnya
kumparan stator satu phase dan kumparan rotor/ jangkar
seperti kumparan motor DC. Kumparan stator kadang-kadang
dilengkapi dengan kumparan kompensasi untuk menaikkan
faktor kerja. Rangkaian ekuivalen dan karakteristik motor universal
diperlihatkan pada Gambar 1.31 berikut.

20 Instalasi Motor Listrik


Gambar 1.31 Rangkaian ekuivalen motor universal
Sumber: Prihanto, 2013
(3) Prinsip kerja
Motor universal dapat digunakan pada sumber arus searah atau
sumber arus bolak-balik. Jika motor universal dihubungkan
pada sumber arus bolak-balik, pada lilitan penguat magnet
akan terbentuk ggl induksi. Apabila dihubungkan sumber AC
didapatkan putaran yang lebih tinggi.
Putaran motor universal biasanya tinggi, apalagi dalam
keadaan tanpa beban. Apabila motor dihubungkan dengan
sumber AC, pada saat ½ periode positif, motor berputar
berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Pada ½ periode
negatif menurut Hukum Tangan Kiri motor tetap berputar
berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Hal ini disebabkan
perubahan arah arus pada kumparan penguat memang
bersamaan dengan perubahan arah arus pada rotor. Dengan
demikian, meskipun dihubungkan dengan sumber AC, arah
putaran tidak berubah.

Gambar 1.32a Gambar 1.32b


Sumber: Prihanto, 2013

Jenis dan Karakteristik Motor Listrik 21


Hubungaan dan grafik motor universal (a) ½ periode positif
dan (b) ½ periode negatif berdasarkan persamaan torsi

Apabila motor dihubungkan dengan sumber AC, pada saat


½ periode positip (Gambar 1.32a), motor berputar berlawanan
dengan arah putaran jarum jam. Pada ½ periode negatig (Gambar
1.32b) menurut Hukum Tangan Kiri, motor tetap berputar
berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Hal ini disebabkan
perubahan arah arus pada kumparan penguat memang
bersamaan dengan perubahan arah arus pada rotor. Dalam hal
ini, arus jangkar menjadi (-la) dan flux magnet menjadi (-F) . T = k
(-Ia) (-F) nilainya tetap sama dengan keadaan pertama (positip).
Dengan demikian, meskipun dihubungkan dengan sumber AC,
arah putaran tidak berubah.
(4) Membalik putaran
Untuk membalik arah putaran ditukar kawat yang ke sikat.
Perhatikan Gambar 1.30a dan 1.30b.

Gambar 1.33a. Gambar 1.33b.


Sumber: Prihanto, 2013
Cara membalik arah putar motor universial. Keterangan: (a)
sebelum dan (b) sesudah.
Untuk mengatur putaran motor universal dilakukan dengan
memasang tahanan seri terhadap kumparan penguat. Pada motor
mesin jahit control tersebut, selain sebagai pengatur putaran
sekaligus sebagai saklar on/off karena pada posisi tertinggi
(maksimum) tahanan pengatur terputus.
(5) Pemakaian
Motor universal memiliki kecepatan tinggi sekitar 3.000 rpm.
Motor universal dipakai pada beban dengan momen asut yang
tinggi. Contohnya: bor tangan, mesin gerinda, pengisap debu,
dan perkakas dapur.
(6) Aplikasi motor universal
Motor universal sering digunakan dalam:
(a) vacuum cleaner;
(b) sewing machine;
(c) hand tools; dan
(d) peralatan yang membutuhkan putaran tinggi

22 Instalasi Motor Listrik


(7) Gangguan dan kerusakan
Kerusakan yang sering terjadi pada motor universal sebagai
berikut.
(a) Sikat arang mengeluarkan bunga api. Hal ini disebabkan
kedudukan sikat tidak tepat, perpendekan sikat, dan
komutatornya kotor.
(b) Gulungan magnet terbakar. Hal ini disebabkan tegangan
yang tidak sesuai.
(c) Lamel komutator aus, sikat arang terlalu keras.
b) Moto r repulsi
Motor repulsi mempunyai dua buah kumparan, yaitu kumparan medan
stator dan kumparan rotor. Di antara kedua kumparan tersebut tidak
mempunyai hubungan galvanis antara satu sama lainnya. Konstruksi
rotornya hampir sama dengan rotor motor arus searah/DC.
Kecepatan motor listrik dapat diatur dengan cara menggeser
letak sikat ke kiri atau ke kanan dari garis netral. Semakin besar
sudut pergeseran semakin besar perubahan kecepatan motor listrik.
Demikian pula momen kopel dari motor.
Motor repulsi biasa digunakan pada mesin bor, gerinda, dan
sebagainya. Macam-macam motor repulsi, di antaranya motor repulsi;
motor repulsi berkompensasi; motor start repulsi, jalan induksi; dan
motor repulsi induksi.
SUSUNAN

(1) Konstruksi
Konstruksi motor repulsi mempunyai sebuah belitan stator yang
diatur untuk hubungan ke sumber tegangan dan sebuah belitan
rotor yang dihubungkan ke sebuah komutator. Secara prinsip,
motor listrik ini mempunyai belitan stator sama seperti jenis-jenis
motor satu fasa, tetapi mempunyai rotor seperti rotor motor
arus searah dengan sikat-sikat yang berlawanan pada jangkar
yang dihubungsingkatkan. Sikat (brush) dihubungkan secara
permanen.

Gambar 1.34 Jangkar motor repulsi


Sumber: Prihanto, 2013

Jenis dan Karakteristik Motor Listrik 23


(2) Prinsip kerja
Secara prinsip, motor listrik ini mempunyai belitan stator
sama seperti jenis-jenis motor satu fasa, tetapi mempunyai
rotor seperti rotor motor arus searah dengan sikat-sikat
berlawanan pada jangkar yang dihubungsingkatkan. Sikat (brush)
dihubungsingkatkan secara permanen.
Kumparan stator dihubungkan dengan sumber arus bolak
balik sehingga mengalir arus pada stator. Akibatnya, pada rotor
timbul tegangan induksi. Arus induksi pada rotor menimbulkan
magnet. Resultan dari kedua kutub medan dan kutub jangkar
akan menyebabkan terjadinya medan putar. Medan putar ini
terjadi pada kedudukan sikat digeser dari garis netral.
Garis netral adalah letak garis sumbu sikat segaris dengan
sumbu kumparan stator, yaitu garis medan magnet rotor sama
dengan statornya. Kecepatan motor listrik dapat diatur dengan
cara menggeser letak sikat ke kiri atau ke kanan dari garis netral.
Semakin besar sudut pergeseran semakin besar perubahan
kecepatan motor listrik demikian pula terhadap momen kopel dari
motor. Motor repulsi dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, di
antaranya motor repulsi start (induction run motor); motor repulsi;
dan motor repulsi induction full.
Prinsip kerja dari ketiga motor listrik tersebut sama,
perbedaannya terletak pada sifat dan pemakaiannya. Untuk lebih
jelasnya sirkuit diagram dapat dilihat pada Gambar 1.35 berikut.

Gambar 1.35 Sirkuit digaram motor repulsi


Sumber: Prihanto, 2013
Macam-macam motor repulsi sebagai berikut.
(a) Motor repulsion start induction run motor. Gerak mulanya
seperti motor repulsion. Apabila tercapai kecepatan penuh,
kumparan rotor dihubungsingkatkan menggunakan sakelar
sentrifugal, motor akan berubah menjadi motor rotor
sangkar dengan kecepatan tetap.
(b) Motor repulsi. Motor dengan kumparan rotor lewat
komutator yang sikat-sikatnya dihubungsingkatkan.
(c) Motor repulsion induction full motor listrik ini menggunakan
rotor sangkar pada bagian bawah dari alur kumparan rotor

24 Instalasi Motor Listrik


(rotor mempunyai dua tingkat alur, yaitu alur sangkar dan
alur kumparan). Motor tipe ini tidak dilengkapi dengan
sakelar sentrifugal. Prinsip gerak mulanya sama dengan tipe
motor repulsion start induction run motor.
Kopel mula motor repulsi sama dengan motor kapasitor
start yang berkisar antara 300%–350% dari kopel beban
penuh. Arus start pada motor repulsi ini jauh lebih mudah
30%–40% dibandingkan dengan jenis motor satu fasa
lainnya. Variasi kecepatan waktu beban penuh terjadi slip
antara 2,5 %–5 %. Motor repulsi dibuat dalam ukuran ¼–5
HP pada kecepatan 1.800 rpm dengan kopel awal 350%
dari kopel beban penuh. Karakteristik ini sangat baik. Motor
listrik beroperasi dengan kecepatan yang berubah ubah, di
samping motor mempunyai gerak mula yang besar sehingga
dapat digunakan untuk beban yang berat.
(3) Pemakaian
Motor repulsi dipakai pada beban dengan momen asut tinggi.
Misalnya, pengangkat gandum dan perkakas pertanian.
(4) Kerugian motor repulsi
(a) Terjadi percikan pada sikat.
(b) Komutator dan sikat akan cepat habis sehubungan dengan
gesekan dan panas yang terjadi.
(c) Faktor daya yang kecil pada kecepatan rendah. Dalam
keadaan tanpa beban, kecepatan motor sangat tinggi dan
berbahaya.
(5) Aplikasi motor repulsi
Karena starting motor dan percepatan yang baik, motor repulsi
sangat ideal untuk
(a) value operators;
(b) farm motor applications;
(c) hoists;
(d) floor maintenance machines;
(e) air compressors;
(f ) laudry equipment; dan
(g) mining equipment.

Jenis dan Karakteristik Motor Listrik 25


B. Prinsip Kerja Motor Listrik

Prinsip kerja motor listrik berdasarkan Hukum Gaya Lorentz dan Kaidah Tangan Kiri
Fleming, yang menyatakan bahwa “apabila sebatang konduktor yang dialiri arus listrik
ditempatkan di dalam medan magnet maka konduktor tersebut akan mengalami gaya.
Arah dari gaya yang dialami oleh konduktor tersebut ditunjukan oleh kaidah tangan kiri
fleming”.

Gambar 1.36 Efek motor yang dihasilkan oleh arus listrik


Sumber: Prihanto, 2013
Gaya tersebut dialami oleh setiap batang konduktor pada rotor sehingga
menghasilkan putaran dengan torsi yang cukup untuk memutarkan beban yang dikopel
dengan motor. Kecepatan putaran dan besarnya torsi jualah yang menentukan sesuatu
motor itu sesuai untuk suatu pekerjaan.

Gambar 1.37 Kaidah tangan kiri fleming


Sumber: Prihanto, 2013
1. Torsi
Besarnya gaya yang dihasilkan pada konduktor yang dialiri listrik arus dan berada
dalam medan magnet dinyatakan dengan persamaan
F=B.I.l
keterangan:
F = gaya yang dialami oleh konduktor (newton)
B = kerapatan fluksi magnet (Wb / m2)
l = panjang konduktor (m)
I = kuat arus yang mengalir pada konduktor (A)

26 Instalasi Motor Listrik


Dalam praktiknya, rotor terdiri dari sejumlah konduktor (Z) yang juga
mempunyai beberapa cabang lilitan (a) sehingga persamaannya menjadi
F=B.I.l.Z/a
karena torsi: T = F.r, dalam hal ini r adalah radius perputaran maka
T=B.I.l.Z.r/a
Selanjutnya, karena satu keliling putaran adalah 2 r, dan induksi magnet yang
dihasilkan oleh tiap kutub maka persamaan dapat dinyatakan sebagai
T = P . Ø . I . Z / 2 a. Nm
karena pada sebuah motor, nilai-nilai P, Z, 2 dan a konstan maka
T = C . Ø . I. Nm
Berdasarkan persamaan di atas, karena nilai Ø = l . N maka dapat dinyatakan
bahwa torsi berbanding lurus dengan kuat arus dan jumlah konduktor.
Contoh:
Motor 4 kutub, 30 lilitan dengan jumlah kawat tiap lilitannya 20. Jika fluksi perkutub
0,02 Wb dan arus yang mengalir 19 A. Hitung torsi yang dihasilkan.
Cabang jangkar (a) = 4
T = P . Ø . I . Z / 2 a
= 4 x 0,02 x 19 x 30 x 20 / 2 x 3,14 x 4
= 36,3 Nm
2. Gaya Gerak Lisrik (GGL) Lawan
Apabila rotor dari motor listrik berputar, pada saat itu prinsip generator berlaku
sehingga pada rotor akan dibangkitkan gaya gerak litrik yang arahnya menentang
GGL yang ada. Hal itu disebut gaya gerak listrik (GGL) lawan yang besarnya dinyatakan
dengan persamaan
Eb = P . Ø . n . Z / a . 60
GGL lawan ini membatasi arus rotor sehingga tidak menjadi sangat besar.
Berdasarkan persamaan di atas, nilai-nilai P, Z, a, dan 60 pada motor merupakan
nilai-nilai yang tetap/konstan (c) sehingga
Eb = c . n . Ø atau n = Eb / c . Ø
3. Daya Output Motor
Daya output yang diperlukan untuk menghasil-kan torsi satu putaran adalah

keterangan:
f = putaran/detik atau n = putaran/menit
maka

atau

Jenis dan Karakteristik Motor Listrik 27


C. Pemilihan Motor Listrik

Kegiatan memilih dan memanfaatkan motor listrik dilakukan bukan hanya sekedar coba-
coba belaka, melainkan sudah dikaji berdasarkan analisis/pertimbangan yang masak
dengan cara (1) bacalah identitas yang tertulis pada pelat nama motor, selanjutnya
hitunglah (2) kesesuaian dayanya, hitung pula (3) kesuaian momen putarnya, (4) kesuaian
putaran motor, dan (5) kesuaian system transmisi mekanik, apakah (6) keadaan ruang
kerja sesuai dengan konstruksi motor, termasuk (7) kesuaian dengan catu daya motor,
dan sebaiknya (8) berpijak pada persyaratan PUIL yang sedang berlaku.
Sesuai dengan syarat umum pemilihan motor (551 PUIL 2000), pada badan dari
motor listrik oleh pabrik pembuatnya selalu dilengkapi dengan pelat nama yang
memuat informasi atau keterangan penting mengenai spesifikasi teknis dari mesin yang
bersangkutan, di antaranya nama pembuat; tipe dan nomor seri; daya motor; jenis motor;
tegangan pengenal; arus beban pengenal; frekuensi pengenal dan jumlah fase untuk
motor arus bolak-balik; putaran permenit pengenal; suhu lingkungan pengenal dan
kenaikan suhu pengenal; kelas isolasi; tegangan kerja dan arus beban penuh sekunder
untuk motor induksi rotor lilit; jenis lilitan: shunt; kompon; atau seri untuk motor arus
searah; daur kerja, dan sebagainya. Makna identitas yang tertulis pada pelat nama motor
dijabarkan sebagai berikut.
1. Informasi Mengenai Pabrik Pembuat
Informasi ini dimaksudkan untuk memberikan pertanggungjawaban teknis kepada
para pemakai. Hal ini dibuat apabila terjadi sesuatu yang berhubungan dengan
masalah teknis, pembelian lagi karena kepercayaan kualitas, atau penggantian
komponen menjadi komunikatif. Contoh: AEG; Siement; China; Japan; England;
dan sebagainya.
2. Tipe dan Nomor Seri dari Motor
Misalnya, Tipe ICC L dengan nomor: 71196, keluaran: Mitsubisi; Tipe: SCA90 M buatan
ELINDO, dan sebagainya. Keterangan tipe ini diperlukan untuk data base di pabrik
pengguna, sebagai identitas pendataan, dan juga manakala ada konsumen yang
memesan mesin/onderdil baru untuk menggantikan yang lama menjadi mudah/
komunikatif dan memperoleh ukuran yang tepat.
3. Daya dari Motor
Daya merupakan daya output dari motor yang bersangkutan dan dinyatakan dalam
satuan HP (1 HP = 746 W) , PK (1 PK = 736 W) atau KW. Contoh daya motor merk
AEG adalah 0,25; 0,5; 0,75; 1; 1,5; 2; 3; 4; 5,5; 7,5; 10; 15; 20; 25; 30 HP. Apabila Anda
akan menghubungkan motor ke beban, perlu dipilih kesesuaian antara daya motor
dengan berat beban yang akan dipikul oleh motor. Sesuai maksudnya, seimbang,
dan tidak berlebihan. Namun, Anda juga perlu memberikan sedikit toleransi
daya gerak pada motor karena kerugian mekanik. Misalnya, rugi karena gesekan
pada laker, transmisi, puly, roda gigi, dan segala macam gerakan mekanis pada
beban. Hal tersebut yang menanggung adalah motornya. Daya motor (P = Power)
dinyatakan dalam satuan HP (Horse Power), yaitu 1 HP = 746 Watt. Adapun rumus
yang diperlukan sebagai berikut.

28 Instalasi Motor Listrik


a. Untuk gerakan lurus

keterangan:
N = daya output motor (HP)
P = besarnya beban yang bergerak (Kg)
V = kecepatan beban yang bergerak (meter per detik)
η = rendemen atau efisiensi total dari mesin (beban)
b. Untuk gerakan berputar

keterangan:
N = daya output motor (HP)
M = momen putaran dari beban (kg meter)
n. = putaran dari beban (RPM)
η = rendemen total dari mesin/rendemen mekanis
c. Untuk menggerakkan blower/kipas angin

keterangan:
N = daya motor (HP)
V = volume udara yang dialirkan per detik (m³ per detik)
P = tekanan udara yang dihasilkan oleh blower itu (Kg/m²)
η = rendemen total dari blower
d. Untuk pemompaan zat cair

keterangan:
N = daya motor
V = debit zat cair ( m² per detik )
j = berat jenis zat cair (Kg/dm³)
η = rendemen total dari mesin pompa
h = achtual head + friction head.
Jenis dan Karakteristik Motor Listrik 29
Jumlah tinggi sesungguhnya dari zat cair yang dipompa + tinggi semu, yaitu
tinggi yang harus dibayangkan akibat gesekan zat cair dan pipa dalam satuan meter.
4. Jenis dari Motor
Jenis ini dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada pemakai tentang jenis
dari motor. Dalam hal ini dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Motor arus searah (dirrect current)
1) Motor DC berpenguat sendiri
a) motor DC seri;
b) motor DC shunt; dan
c) motor DC compound (compound pendek dan compound panjang).
2) Motor DC berpenguat tersendiri atau disebut juga berpenguat luar/bebas
b. Motor arus bolak-balik (alternating current)
1) Motor satu fasa (single fase motor)
a) motor kapasitor (capasitor motor);
b) motor komutator (commutator motor);
c) motor universal;
d) motor repulsi (repultion motor);
e) motor fasa belah (split phase motor); dan
f ) motor kutub bayang (shaded pole).
2) Motor tiga fasa (three phase motor)
a) Motor asinkron (induction motor)
(1) motor induksi dengan rotor hubung singkat atau rotor kurungan
(Squirrel Cage Induction Motor);
(2) motor induksi dengan rotor belit atau disebut motor induksi
dengan cincin seret (Wound Rotor Induction Motor); dan
(3) motor induksi dengan dua kecepatan (Dahlander).
b) Motor sinkron (syncronous motor)
5. Tegangan pengenal
Tegangan ini merupakan jenis tegangan DC atau AC dan nilai tegangan yang
diminta oleh motor tersebut. Apabila motor tersebut dihubungkan ke jala-jala listrik
mendapatkan tegangan yang sesuai. Contoh tegangan pengenal untuk motor
DC yang ada di pasaran: 12 VDC; 24 VDC; 45 VDC; 110 VDC; 220 VDC; dls. Contoh
tegangan pengenal untuk motor AC: ada motor AC yang hanya dapat dilayani
oleh satu macam teganga saja. Misalnya, 110 V AC. Ada pula motor AC yang dapat
dilayani baik untuk tegangan jala-jala 110 V maupun 220 V dengan cara merubah
koneksi pada terminal box. Biasanya pada tutup terminal box motor dilengkapi lay
out hubungan tegangan klem, misalnya 110/220 V.
Untuk motor tiga fasa informasi tegangan terminal selalu diikuti dengan koneksi
belitan motornya. Contoh: Ỵ/Δ: 220/380 V. Artinya, apabila tegangan jala-jala PLN
110/220 maka motor harus dihubungkan delta. Apabila tegangan jala-jala PLN
220/380, motor harus dihubungkan secara bintang. Selanjutnya, berbicara tentang
tegangan bolak-balik di samping informasi jumlah fasa, harus menyertakan frekwensi
kerja. Hal ini penting karena frekwensi jala-jala berhubungan dengan putaran dari
motor. Untuk Indonesia, frekuensi jala-jala ditetapkan 50 Hz, sedangkan di negara
lain ada yang menggunakan frekuensi sebesar 60 Hz.

30 Instalasi Motor Listrik


6. Arus pengenal
Arus ini merupakan informasi teknis arus nominal yang dibutuhkan pada keadaan
motor bekerja pada beban penuh. Contoh untuk motor 3 fasa; Ỵ/Δ: 220/380 V: 3,4/2.
Ampere ini berarti bahwa motor dihubungkan delta (220V/coil) arus nominalnya 3,4
ampere. Apabila motor dihubungkan star, arus nominal/fasa adalah 2 Ampere. Untuk
motor fasa tunggal dengan satu macam tegangan, berarti arus pengenalnya juga
satu macam saja, contoh: In = 2,5 A. Namun, untuk motor 1 fasa dengan tegangan
ganda, contoh: 110/220 V AC; 2 / 1 A maka motor tersebut dihubungkan ke sumber
tegangan 110 V. Arus nominalnya 3,4 Ampere. Untuk sumber tegangan 220 V AC,
arus nominalnya adalah 1 Ampere.
7. Informasi tentang Kelas Isolasi
Menurut VDE 0532 sebagai berikut.
a. Isolasi kelas A: bahan-bahan organis seperti sutera dan kertas diolah dengan
bahan pengikat organis. Suhu tetap tertinggi di tempat terpanas 1050C.
b. Isolasi Kelas Ao: bahan-bahan organis seperti sutera atau kertas direndam dalam
sejenis minyak. Suhu tetap tertinggi di tempat terpanas 1150C.
c. Isolasi kelas E : Kertas lak, kertas tebal, dan lain-lain. Bahan kertas yang direndam
dengan lak dammar buatan. Suhu tetap tertinggi di tempat terpanas untuk
keduanya 1200C.
d. Isolasi kelas B: bahan-bahan anorganis, seperti asbest, bahan-bahan gelas, dan
bahan-bahan mineral serupa direndam/diolah dengan lak dammar buatan.
Suhu tetap tertinggi di tempat terpanas 1300C.
e. Isolasi kelas F: bahan sama seperti isolasi kelas B direndam/diolah dengan
silicon-silikon yang diolah dengan bahan-bahan organis. Suhu tetap tertinggi
1550C.
f. Isolasi kelas H : Bahan sama seperti isolasi kelas B direndam/diolah dengan
silicon-silikon murni. Suhu tetap tertinggi 1800C.
g. Isolasi kelas C: Porselen, bahan-bahan gelas, kuarsa, dan bahan-bahan serupa
tahan api. Tidak direndam atau diolah. Suhu tetap tertinggi hanya dibatasi oleh
tahanan isolasi listrik.
8. Putaran
Putaran memberikan informasi kecepatan nominal dari rotor yang dinyatakan
dengan banyaknya putaran per menit (number of rotation per minute) atau disingkat
“RPM”. Putaran medan (n1) suatu motor induksi dapat dinyatakan dengan rumus

keterangan:
n1 = putaran medan … Rpm
f = frekwensi jala-jala … Hz ; CPS
P = Jumlah kutub dari mesin
Di bawah ini ditunjukkan contoh hubungan antara putaran, frekuensi, dan
jumlah kutub.

Jenis dan Karakteristik Motor Listrik 31


Tabel 1.1 Hubungan Antara Putaran, Frekuensi, dan Jumlah Kutub

Jumlah ‘n (ppm)
Kutub f = 50 Hz f = 60 Hz
2 3000 3600
4 1500 1800
6 1000 1200
8 750 900
10 600 720
12 500 600
16 375 450
20 300 360
Sumber: Buku Ajar Jurusan Teknik Elektro UM
Cara operasi suatu unit mesin produksi ada kalanya membutuhkan pengaturan
putaran secara halus, atau kasar, dan bahkan ada pula yang tidak membutuhkan
pengaturan putaran. Menurut VDE kerja dari motor dapat dikelasifikasikan sebagai
berikut.
a. Continuous rating (kerja terus-menerus) dengan simbol “D.B”.
b. Short time rating (kerja jangka pendek) dengan simbol “K.B”.
c. Intermittend rating (kerja terputus-putus), atau kerja berkala, simbol “A.B”
d. Continuous operation with intermittend loading (mesin beroperasi terus, tetapi
beban terputus-putus), dengan simbol “SAB”.
e. Continuous operation with short time loading (mesin beroperasi terus, tetapi
beban dalam jangka pendek), dengan simbol “DKB”.
Klasifikasi ini juga erat hubungannya dengan pemilihan motor yang sesuai.
Untuk jenis motor arus searah (DC) adalah motor yang sangat mudah diatur
kecepatannya. Oleh karena itu, motor DC banyak digunakan pada suatu industri
yang banyak menggunakan mesin yang memerlukan perubahan kecepatan yang
amat halus. Namun, keberatan pada motor DC adalah pada sumber tenaganya harus
disiapkan sumber tenaga DC. Di samping itu, harga motor DC sangat mahal yang
karena kerumitan di dalam pengawatan mesinnya. Apabila terjadi kerusakan kawat,
biaya penggulungan ulang sangat besar. Untuk mengatasi hal tersebut, saat ini telah
dihadirkan suatu alat yang berfungsi untuk mengatur putaran motor Asynkron yang
dinamakan “inverter”.
9. Keadaan Lingkungan
Pemilihan motor harus disesuaikan dengan lingkungan di mana motor tersebut
akan dipasang. Kondisi lingkungan kerja ini sangat bervariasi sehingga menuntut
pemilihan motor serta kelengkapan instalasi yang sesuai. Misalnya, ada ruang lembab
seperti gudang di bawah tanah, ada ruang sangat panas seperti pabrik baja, ada
ruang berdebu seperti pabrik pembuatan batu koral, ada ruang dengan gas, ada
ruang dengan debu yang sangat korosif, ada ruang kerja kasar, dan lain-lain.
Dari berbagai jenis ruang ini, Anda akan menjadi salah besar kalau memasang
motor listrik jenis terbuka untuk suatu ruang kerja yang berdebu. Menurut butir
5.5.2.2 PUIL 2000 disebutkan bahwa “dalam lingkungan berdebu, motor harus

32 Instalasi Motor Listrik


tertutup rapat atau kedap debu”. Lebih dari itu, dalam lingkungan berdebu yang
menyebabkan debu atau bahan berterbangan berkumpul di atas atau di dalam
motor dapat mengakibatkan kenaikan suhu yang berbahaya. Oleh karena itu, harus
digunakan jenis motor yang tidak menjadi terlalu panas dalam keadaan tersebut.
Di tempat yang sangat berdebu perlu digunakan motor yang berventilasi
memakai pipa atau motor ditempatkan dalam ruang kedap debu dengan pertukaran
udara dari sumber udara bersih. Anda pasti memilih peralatan listrik yang kedap
air untuk keperluan instalasi di ruang kerja yang lembab. Misalnya, di pabrik es.
Hal ini sesuai dengan 5521 PUIL 2000, yaitu “dalam lingkungan yang lembab, harus
digunakan motor yang tahan lembab, dan jalan masuk kabelnya harus dilengkapi
dengan paking atau busing, atau harus dapat dipasang pipa berulir. Adapun
ketentuan pemilihan motor dalam hubungannya dengan keadaan lingkungan
dijelaskan di bawah ini.
Klasifikasi ruang
Ruang dengan bahaya ledakan diklasifikasikan dalam zone berdasarkan frekuensi
terjadinya dan lamanya keberadaan gas ledak dalam atmosfer sebagai berikut.
a. Zone 0: suatu ruang yang terdapat atmosfer gas ledak secara terus menerus
atau dalam waktu yang lama.
b. Zone 1: suatu ruang yang mungkin terdapat atmosfer gas ledak dalam operasi
normal.
c. Zone 2: suatu ruang yang mungkin tidak terdapat atmosfer gas ledak dalam
operasi normal. Jika hal ini terjadi, kemungkinannya tidak sering dan hanya
akan berlangsung dalam waktu singkat.
` Klasifikasi ruang ini sebaiknya ditentukan oleh petugas yang mempunyai
keahlian dalam bidang material yang mudah menyala. Untuk ruang dengan gas
atau debu yang korosif mengacu ke publikasi IEG 1241-1-1, IEC 1241-1-2, IEC 1241-
2-1, dan IEC 1241-2-2. Mesin, pesawat, dan penghantar listrik, serta pelindung yang
bersangkutan harus didesain, dilindungi, dipasang, dan dihubungkan yang baik
sehingga tahan terhadap pengaruh yang merusak dari bahan, debu, atau gas yang
korosif.

Tugas
1. Dekripsikan fungsi dari bagian-bagian motor start-run (ganda) kapasitor pada
rangkaian di bawah ini.

2. Jelaskan bunyi dari Gaya Lorentz dan Kaidah Tangan Kiri Fleming yang berhubungan
dengan prinsip kerja motor listrik.

Jenis dan Karakteristik Motor Listrik 33

Anda mungkin juga menyukai