1
Jenis dan
Karakteristik Motor
Listrik
Kompetensi Dasar
3.1 Memahami jenis dan karakteristik motor listrik.
4.1 Memilih motor listrik berdasarkan jenis dan karakteristik.
Tujuan Pembelajaran
1. melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat mengidentifikasi jenis-jenis motor listrik
dengan tepat;
2. melalui latihan, peserta didik dapat mereplikasi pemasangan bagian-bagian dari motor listrik dengan
tanggung jawab;
3. melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menjelaskan pengertian motor listrik
dengan santun;
4. melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat memilah jenis-jenis motor listrik
berdasarkan penggunaannya dengan santun;
5. disediakan data kelengkapan name plate jenis-jenis motor listrik, peserta didik dapat mengemukakan
karakteristik tiap jenis-jenis motor listrik dengan tanggung jawab; serta
6. melalui latihan, peserta didik dapat menunjukkan pemasangan instalasi pada motor listrik sesuai
dengan konstruksinya dengan tanggung jawab.
Gambar 1.10 Skema motor split phase
Sumber: Prihanto, 2013
(2) Prinsip kerja
Pada saat motor mulai dijalankan, sakelar sentrifugal akan berada
pada posisi menutup. Jika kumparan utama dan kumparan bantu
dihubungkan ke sumber tegangan, arus mengalir ke kumparan
utama, dan kumparan bantu dengan berbeda fase.
Perbedaan fase tersebut ditimbulkan medan magnet antara
medan stator kumparan utama dan kumparan bantu. Hasil kedua
medan kumparan utama dan kumparan bantu menghasilkan
Gambar 1.14 Sudut momen putar kecepatan
Sumber: Prihanto, 2013
(c) Pemakaian
Motor kapasitor satu phasa banyak digunakan dalam
peralatan rumah tangga, seperti motor pompa air, motor
mesin cuci, motor lemari es, motor Air Conditioning (AC),
dan penggerak kompresor. Konstruksinya sederhana dengan
daya kecil yang bekerja dengan tegangan suplai PLN 220V.
Hal itu menjadikan motor kapasitor ini banyak dipakai pada
peralatan rumah tangga.
(2) Motor kapasitor permanen
(a) Konstruksi
Konstruksi dari motor kapasitor permanen hampir sama
dengan motor kapasitor start. Kapasitor dihubungkan
seri dengan kumparan bantu dan tidak dilepas setelah
pengasutan dilakukan dan tetap tinggal pada rangkaian.
Hal ini menyederhanakan konstruksi dan mengurangi
biaya serta memperbaiki ketahanan motor karena saklar
sentrifugal tidak digunakan. Faktor daya, denyutan momen
Gambar 1.15 Skema rangkaian motor kapasitor permanen
Sumber: Prihanto, 2013
(b) Prinsip kerja
Kumparan utama dan kumparan bantu tidak mempunyai
perbedaan yang mencolok, baik nilai tahanan, rektansi
induktif, maupun dalam jumlah lilitan, dan diameter
penghantarnya. Karena kapasitor terpasang secara terus-
menerus maka torsi yang dihasilkan baik pada saat start
maupun setelah berputar nominal relatif tetap.
Hal ini berarti motor ini banyak digunakan pada
peralatan yang membutuhkan torsi baik awal maupun saat
beroperasi yang relatif sama. Sudut fasa antar kumparan
ditunjukkan pada Gambar 1.16 berikut.
Gambar 1.16 Sudut fasa antarkumparan
Sumber: Prihanto, 2013
Karakteristik momen putar–kecepatan motor ini
ditunjukkan pada Gambar 1.17 berikut.
Gambar 1.17 Persentase kecepatan sinkron
Sumber: Prihanto, 2013
Gambar 1.18 Motor start–run (ganda)
Sumber: Prihanto, 2013
(b) Prinsip kerja
Pada saat start, C1 dan C2 terhubung semua sehingga
diperoleh beda fasa yang cukup besar antara arus pada lilitan
utama. Arus pada lilitan bantu diperoleh torsi awal yang
sangat besar. Setelah putaran motor mencapai 70%–80%
putaran nominal, kapasitor C1 terlepas, tetapi kapasitor 2
tetap terhubung.
Sudut fasa antarkumparan sama seperti pada
motorkapasitor permanen seperti pada Gambar 1.19 berikut.
Gambar 1.19 Sudut fasa antarkumparan
Sumber: Prihanto, 2013
Karakteristik momen putar dan kecepatan dari motor
ini ditunjukkan pada Gambar 1.20 berikut.
Gambar 1.22 Motor shaded pole/motor fasa terbelah
Sumber: Prihanto, 2013
Irisan penampang motor shaded pole memperlihatkan
dua bagian, yaitu bagian stator dengan belitan stator dan
dua kawat shaded pole. Bagian rotor sangkar ditempatkan
di tengah-tengah stator. Lihat Gambar 1.23 berikut.
Gambar 1.24 Rangkaian shaded pole motor
Sumber: Prihanto, 2013
Gambar 1.27a. Gambar 1.27b.
Klem pengaman kumparan Pantek pada inti
Sumber: Prihanto, 2013
Gambar 1.28 Pengatur putaran motor universal
Sumber: Prihanto, 2013
Rotor
Rotor atau yang biasa disebut jangkar (armature) merupakan
bagian yang berputar. Rotor terdiri dari dua bagian yaitu jangkar
dan komutator. Jangkar menjadi tempat belitan kawat email dan
ujung-ujung belitanya ditempatkan pada komutator yang sesuai
dengan langkah belitan jangkar.
Pada salah satu ujung poros rotor (shaft) dibuat roda
gigi memanjang untuk tempat memindahkan beban atau
meneruskan putaran motor ke alat lain. Bagian-bagian lengkap
motor universal dapat dilihat pada Gambar 1.29 berikut.
(1) Konstruksi
Konstruksi motor repulsi mempunyai sebuah belitan stator yang
diatur untuk hubungan ke sumber tegangan dan sebuah belitan
rotor yang dihubungkan ke sebuah komutator. Secara prinsip,
motor listrik ini mempunyai belitan stator sama seperti jenis-jenis
motor satu fasa, tetapi mempunyai rotor seperti rotor motor
arus searah dengan sikat-sikat yang berlawanan pada jangkar
yang dihubungsingkatkan. Sikat (brush) dihubungkan secara
permanen.
Prinsip kerja motor listrik berdasarkan Hukum Gaya Lorentz dan Kaidah Tangan Kiri
Fleming, yang menyatakan bahwa “apabila sebatang konduktor yang dialiri arus listrik
ditempatkan di dalam medan magnet maka konduktor tersebut akan mengalami gaya.
Arah dari gaya yang dialami oleh konduktor tersebut ditunjukan oleh kaidah tangan kiri
fleming”.
keterangan:
f = putaran/detik atau n = putaran/menit
maka
atau
Kegiatan memilih dan memanfaatkan motor listrik dilakukan bukan hanya sekedar coba-
coba belaka, melainkan sudah dikaji berdasarkan analisis/pertimbangan yang masak
dengan cara (1) bacalah identitas yang tertulis pada pelat nama motor, selanjutnya
hitunglah (2) kesesuaian dayanya, hitung pula (3) kesuaian momen putarnya, (4) kesuaian
putaran motor, dan (5) kesuaian system transmisi mekanik, apakah (6) keadaan ruang
kerja sesuai dengan konstruksi motor, termasuk (7) kesuaian dengan catu daya motor,
dan sebaiknya (8) berpijak pada persyaratan PUIL yang sedang berlaku.
Sesuai dengan syarat umum pemilihan motor (551 PUIL 2000), pada badan dari
motor listrik oleh pabrik pembuatnya selalu dilengkapi dengan pelat nama yang
memuat informasi atau keterangan penting mengenai spesifikasi teknis dari mesin yang
bersangkutan, di antaranya nama pembuat; tipe dan nomor seri; daya motor; jenis motor;
tegangan pengenal; arus beban pengenal; frekuensi pengenal dan jumlah fase untuk
motor arus bolak-balik; putaran permenit pengenal; suhu lingkungan pengenal dan
kenaikan suhu pengenal; kelas isolasi; tegangan kerja dan arus beban penuh sekunder
untuk motor induksi rotor lilit; jenis lilitan: shunt; kompon; atau seri untuk motor arus
searah; daur kerja, dan sebagainya. Makna identitas yang tertulis pada pelat nama motor
dijabarkan sebagai berikut.
1. Informasi Mengenai Pabrik Pembuat
Informasi ini dimaksudkan untuk memberikan pertanggungjawaban teknis kepada
para pemakai. Hal ini dibuat apabila terjadi sesuatu yang berhubungan dengan
masalah teknis, pembelian lagi karena kepercayaan kualitas, atau penggantian
komponen menjadi komunikatif. Contoh: AEG; Siement; China; Japan; England;
dan sebagainya.
2. Tipe dan Nomor Seri dari Motor
Misalnya, Tipe ICC L dengan nomor: 71196, keluaran: Mitsubisi; Tipe: SCA90 M buatan
ELINDO, dan sebagainya. Keterangan tipe ini diperlukan untuk data base di pabrik
pengguna, sebagai identitas pendataan, dan juga manakala ada konsumen yang
memesan mesin/onderdil baru untuk menggantikan yang lama menjadi mudah/
komunikatif dan memperoleh ukuran yang tepat.
3. Daya dari Motor
Daya merupakan daya output dari motor yang bersangkutan dan dinyatakan dalam
satuan HP (1 HP = 746 W) , PK (1 PK = 736 W) atau KW. Contoh daya motor merk
AEG adalah 0,25; 0,5; 0,75; 1; 1,5; 2; 3; 4; 5,5; 7,5; 10; 15; 20; 25; 30 HP. Apabila Anda
akan menghubungkan motor ke beban, perlu dipilih kesesuaian antara daya motor
dengan berat beban yang akan dipikul oleh motor. Sesuai maksudnya, seimbang,
dan tidak berlebihan. Namun, Anda juga perlu memberikan sedikit toleransi
daya gerak pada motor karena kerugian mekanik. Misalnya, rugi karena gesekan
pada laker, transmisi, puly, roda gigi, dan segala macam gerakan mekanis pada
beban. Hal tersebut yang menanggung adalah motornya. Daya motor (P = Power)
dinyatakan dalam satuan HP (Horse Power), yaitu 1 HP = 746 Watt. Adapun rumus
yang diperlukan sebagai berikut.
keterangan:
N = daya output motor (HP)
P = besarnya beban yang bergerak (Kg)
V = kecepatan beban yang bergerak (meter per detik)
η = rendemen atau efisiensi total dari mesin (beban)
b. Untuk gerakan berputar
keterangan:
N = daya output motor (HP)
M = momen putaran dari beban (kg meter)
n. = putaran dari beban (RPM)
η = rendemen total dari mesin/rendemen mekanis
c. Untuk menggerakkan blower/kipas angin
keterangan:
N = daya motor (HP)
V = volume udara yang dialirkan per detik (m³ per detik)
P = tekanan udara yang dihasilkan oleh blower itu (Kg/m²)
η = rendemen total dari blower
d. Untuk pemompaan zat cair
keterangan:
N = daya motor
V = debit zat cair ( m² per detik )
j = berat jenis zat cair (Kg/dm³)
η = rendemen total dari mesin pompa
h = achtual head + friction head.
Jenis dan Karakteristik Motor Listrik 29
Jumlah tinggi sesungguhnya dari zat cair yang dipompa + tinggi semu, yaitu
tinggi yang harus dibayangkan akibat gesekan zat cair dan pipa dalam satuan meter.
4. Jenis dari Motor
Jenis ini dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada pemakai tentang jenis
dari motor. Dalam hal ini dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Motor arus searah (dirrect current)
1) Motor DC berpenguat sendiri
a) motor DC seri;
b) motor DC shunt; dan
c) motor DC compound (compound pendek dan compound panjang).
2) Motor DC berpenguat tersendiri atau disebut juga berpenguat luar/bebas
b. Motor arus bolak-balik (alternating current)
1) Motor satu fasa (single fase motor)
a) motor kapasitor (capasitor motor);
b) motor komutator (commutator motor);
c) motor universal;
d) motor repulsi (repultion motor);
e) motor fasa belah (split phase motor); dan
f ) motor kutub bayang (shaded pole).
2) Motor tiga fasa (three phase motor)
a) Motor asinkron (induction motor)
(1) motor induksi dengan rotor hubung singkat atau rotor kurungan
(Squirrel Cage Induction Motor);
(2) motor induksi dengan rotor belit atau disebut motor induksi
dengan cincin seret (Wound Rotor Induction Motor); dan
(3) motor induksi dengan dua kecepatan (Dahlander).
b) Motor sinkron (syncronous motor)
5. Tegangan pengenal
Tegangan ini merupakan jenis tegangan DC atau AC dan nilai tegangan yang
diminta oleh motor tersebut. Apabila motor tersebut dihubungkan ke jala-jala listrik
mendapatkan tegangan yang sesuai. Contoh tegangan pengenal untuk motor
DC yang ada di pasaran: 12 VDC; 24 VDC; 45 VDC; 110 VDC; 220 VDC; dls. Contoh
tegangan pengenal untuk motor AC: ada motor AC yang hanya dapat dilayani
oleh satu macam teganga saja. Misalnya, 110 V AC. Ada pula motor AC yang dapat
dilayani baik untuk tegangan jala-jala 110 V maupun 220 V dengan cara merubah
koneksi pada terminal box. Biasanya pada tutup terminal box motor dilengkapi lay
out hubungan tegangan klem, misalnya 110/220 V.
Untuk motor tiga fasa informasi tegangan terminal selalu diikuti dengan koneksi
belitan motornya. Contoh: Ỵ/Δ: 220/380 V. Artinya, apabila tegangan jala-jala PLN
110/220 maka motor harus dihubungkan delta. Apabila tegangan jala-jala PLN
220/380, motor harus dihubungkan secara bintang. Selanjutnya, berbicara tentang
tegangan bolak-balik di samping informasi jumlah fasa, harus menyertakan frekwensi
kerja. Hal ini penting karena frekwensi jala-jala berhubungan dengan putaran dari
motor. Untuk Indonesia, frekuensi jala-jala ditetapkan 50 Hz, sedangkan di negara
lain ada yang menggunakan frekuensi sebesar 60 Hz.
keterangan:
n1 = putaran medan … Rpm
f = frekwensi jala-jala … Hz ; CPS
P = Jumlah kutub dari mesin
Di bawah ini ditunjukkan contoh hubungan antara putaran, frekuensi, dan
jumlah kutub.
Jumlah ‘n (ppm)
Kutub f = 50 Hz f = 60 Hz
2 3000 3600
4 1500 1800
6 1000 1200
8 750 900
10 600 720
12 500 600
16 375 450
20 300 360
Sumber: Buku Ajar Jurusan Teknik Elektro UM
Cara operasi suatu unit mesin produksi ada kalanya membutuhkan pengaturan
putaran secara halus, atau kasar, dan bahkan ada pula yang tidak membutuhkan
pengaturan putaran. Menurut VDE kerja dari motor dapat dikelasifikasikan sebagai
berikut.
a. Continuous rating (kerja terus-menerus) dengan simbol “D.B”.
b. Short time rating (kerja jangka pendek) dengan simbol “K.B”.
c. Intermittend rating (kerja terputus-putus), atau kerja berkala, simbol “A.B”
d. Continuous operation with intermittend loading (mesin beroperasi terus, tetapi
beban terputus-putus), dengan simbol “SAB”.
e. Continuous operation with short time loading (mesin beroperasi terus, tetapi
beban dalam jangka pendek), dengan simbol “DKB”.
Klasifikasi ini juga erat hubungannya dengan pemilihan motor yang sesuai.
Untuk jenis motor arus searah (DC) adalah motor yang sangat mudah diatur
kecepatannya. Oleh karena itu, motor DC banyak digunakan pada suatu industri
yang banyak menggunakan mesin yang memerlukan perubahan kecepatan yang
amat halus. Namun, keberatan pada motor DC adalah pada sumber tenaganya harus
disiapkan sumber tenaga DC. Di samping itu, harga motor DC sangat mahal yang
karena kerumitan di dalam pengawatan mesinnya. Apabila terjadi kerusakan kawat,
biaya penggulungan ulang sangat besar. Untuk mengatasi hal tersebut, saat ini telah
dihadirkan suatu alat yang berfungsi untuk mengatur putaran motor Asynkron yang
dinamakan “inverter”.
9. Keadaan Lingkungan
Pemilihan motor harus disesuaikan dengan lingkungan di mana motor tersebut
akan dipasang. Kondisi lingkungan kerja ini sangat bervariasi sehingga menuntut
pemilihan motor serta kelengkapan instalasi yang sesuai. Misalnya, ada ruang lembab
seperti gudang di bawah tanah, ada ruang sangat panas seperti pabrik baja, ada
ruang berdebu seperti pabrik pembuatan batu koral, ada ruang dengan gas, ada
ruang dengan debu yang sangat korosif, ada ruang kerja kasar, dan lain-lain.
Dari berbagai jenis ruang ini, Anda akan menjadi salah besar kalau memasang
motor listrik jenis terbuka untuk suatu ruang kerja yang berdebu. Menurut butir
5.5.2.2 PUIL 2000 disebutkan bahwa “dalam lingkungan berdebu, motor harus
Tugas
1. Dekripsikan fungsi dari bagian-bagian motor start-run (ganda) kapasitor pada
rangkaian di bawah ini.
2. Jelaskan bunyi dari Gaya Lorentz dan Kaidah Tangan Kiri Fleming yang berhubungan
dengan prinsip kerja motor listrik.