Anda di halaman 1dari 9

A.

Diagram rangkaian MPS


Untuk memudahkan dalam pengoperasian MPS, maka perlu adanya diagram
gambar rangkaian yang akan memudahkan dalam memahami proses sebuah
system MPS. Beberapa diagram rangkaian yang bisa digunakan untuk menjelaskan
sebuah proses kerja adalah :

1. Squential Function Chart ( SFC ) / GRAFCET (GRAphe Fonctionnel de Commande


Etapes/Transitions) diagram

SFC didefinisikan sebagai susunan bagian – bagian fungsi system control. SFC
mengacu pada GRAFCET diagram yang merupakan standar pemrograman SFC
di Eropa ( DIN EN 60848 ). SFC merupakan bahasa pemrograman berbasis
gambar (graph) yang dapat digunakan untuk pemrograman PLC (
Programmable Logic Controller ). SFC digunakan untuk pemrograman skala
besar, dimana di dalamnya terdapat banyak proses kerja. Melalui SFC sebuah
kerja sebuah MPS dapat dipahami dengan lebih mudah.

Ada 3 bagian penting dalam penggambaran SFC ;

Steps : menggambarkan action/tindakan

Action / tindakan

Transitions : pergantian terkait kondisi logika tertentu

Syarat Kondisi

Directed Links : arah yang menunjukkan antara steps dan


transitions
Berikut contoh sebuah SFC yang menggambarkan sebuah mesin yang akan
memasak 2 bahan A dan B selama 120 menit dalam temperature 100 C dan
tekanan 5 Psi.
2. Flow Chart / Diagram alir
Seperti SFC, Flow chart merupakan diagram yang bisa menggambarkan sebuah
proses kerja. Flow chart lebih luas digunakan, tidak hanya untuk bidang
elektronik, tetapi juga dipakai dalam menggambarkan kinerja dalam ekonomi,
bisnis, organisasi, dll.

Tidak seperti SFC yang bisa memprogram PLC secara langsung, Flow Chart
tidak bisa. Flow chart biasa digunakan untuk menggambarkan sebuah Action
dalam sebuah SFC sebelum dibuat rangkaian Ladder Diagram. Diagram dalam
Flow chart lebih beragam dari SFC :

TERMINATOR :
Untuk menandai Awal dan Akhir dari sebuah proses kerja / Action

PROCESS :
Untuk menggambarkan sebuah sebuah Action

DECISION :
Menggambarkan sebuah sebuah Keputusa dengan kondisi logika
tertentu.

DATA :
Digunakan untuk menggambarkan pemasukan / pembacaan data baik dari
luar maupun dalam sistem. .

PREPARATION :
Pengkondisian sistem sebelum proses kerja dimulai. .

ON – PAGE REFERENCE :
Penanda dalam 1 halaman. Digunakan untuk memotong alur flowchart
yang terlalu panjang.

OFF – PAGE REFERENCE :


Penanda ke/dari halaman yg berbeda. Digunakan untuk melanjutkan
gambar ke halaman yg lain..

PARALEL MODE :
Menggambarkan proses yang bekerja serempak

ALUR KERJA :
Menggambarkan arah proses / transfer

Masih banyak lagi symbol dalam Flow Chart, gambar di atas adalah sebagian
saja.
Berikut contoh sebuah Ladder Diagram yang menggambarkan sebuah proses
mesin pengaduk / mixer adonan roti yang berputar 20 menit setelah tombol ON
dan mati sendiri. Motor hanya bekerja jika tabung muatan terisi dan pintu sudah
ditutup. Mesin dilengkapi 2 lampu Kuning dan Hijau serta sebuah Buzzer yang
akan berbunyi jika pengadukan selesai. Proses dapat dihentikan setiap saat
dengan menekan tombol STOP.

MULAI

Mengisi
bahan
adonan ke
tabung

Lampu dan
Buzzer OFF A B

Tombol STOP
ditekan ?

Motor ON
Tabung
Terisi ? Tabung
dibuka ?
Motor OFF
Lampu Hijau
Berkedip

Lampu Kuning ON
Lampu Hijau OFF Lampu Hijau OFF
Tunggu 20 menit

Lampu Kuning Lampu Kuning


OFF Berkedip
Tabung Motor OFF
ditutup ?

Buzzer OFF Buzzer Berkedip


Lampu Hijau OFF
Lampu Hijau ON

Lampu Kuning SELESAI B


Berkedip

Tombol ON
ditekan ?
Buzzer ON

A B
3. Ladder Diagram
Lader Diagram merupakan rangkaian control yang akan menggambarkan
rangkaian pengendali dari sebuah mesin kerja mesin. Ladder diagram
merupakan bahasa standar untuk pemrograman PLC. Setiap action dalam SFC
dibuat menggunakan sebuah rangkaian ladder tersendiri. Ladder seperti
namanya memiliki bentuk seperti tangga dimana Batang kiri ( Left Bar )
merupakan sumber tegangan + atau fasa sedangkan Batang kanan ( Right Bar
) merupakan sumber tegangan – atau Neutral. Adapun komponen diletakkan di
antara Left dan Right Bar.

Berikut symbol komponen Ladder Diagram

Left / Right Bar

Line / sambungan

NO Contact

NC Contact

Coil Relay

Function

Contoh sebuah ladder diagram untuk menghidupkan 2 buah motor. Motor 2 akan
hidup setelah Motor 1 dihidupkan dengan menggunakan tombol ON. Kedua
motor akan berhenti setelah tombol OFF ditekan.
Sebelum membuat ladder diagram, harus dibuat dahulu alokasi input outputnya.
Hal ini penting karena ladder diagram akan digunakan untuk memprogram PLC,
sehingga penamaan / pengalamatan memori harus menyesuaikan dengan
alamat momori di PLC yang akan digunakan. Berikut alokasi input output untuk
contoh Ladder Diagram di atas untuk PLC Merek OMRON type CP1E - 20 IO.

INPUT
NO KETERANGAN SIMBOL ADDRESS PLC
1 Tombol ON PB.ON 000.00
2 Tombol OFF PB.OFF 000.01

OUTPUT
NO KETERANGAN SIMBOL ADDRESS PLC
1 Relay Motor 1 Motor.1 100.00
2 Relay Motor 2 Motor.2 100.01

SPECIAL RELAY / FUNCION / DATA MEMORY


NO KETERANGAN SIMBOL ADDRESS PLC SET VALUE
1 Timer 5 detik T000 TIM 000 #50
2

Latihan :
a. Buatlah ladder diagram untuk contoh mesin pengaduk adonan roti di atas.
b. Sebelum membuat ladder diagram , buatlah dulu alokasi memorinya.
4. Elektrical Diagram
Ladder diagram hanya menggambarkan pegawatan rangkaian control saja, tetapi
tidak menggambarkan instalasi daya, yaitu instalasi listrik yang disambungkan ke
Aktuator seperti motor, heater, valve, pompa dll. Diagram pengawatan yang
khusus menggambarkan Rangkaian daya ini disebut Electrical Diagram.
Pengawatan ini umumnya menggambarkan pengawatan actuator, kontaktor,
pengaman arus, dll.

Berikut electric diagram untuk rangkaian ladder diatas :


R S T

K1 K2

M M
Motor.1 Motor.2

K1 dan K2 adalah kontaktor yang akan dihidupkan oleh PLC ( 100.00 dan 100.01
).

Tugas :
Buat gambar elektrik diagram untuk penyambungan beban sebagai berikut :
a. Motor Listrik 3 fasa
 Menghidupkan 1 motor 3 fasa, 1 arah putaran dengan TPDT
 Menghidupkan 1 motor 3 fasa, 2 arah putaran dengan TPDT
 Menghidupkan 1 motor 3 fasa, 1 arah putaran
 Menghidupkan 1 motor 3 fasa, 2 arah putaran
 Menghidupkan 1 motor 3 fasa, starting star – delta )
 Menghidupkan 2 motor 3 fasa ( 1 arah putaran )

b. Motor Listrik 1 Fasa


 Menghidupkan 1 motor 1 fasa, 1 arah putaran
 Menghidupkan 1 motor 1 fasa, 2 arah putaran
 Menghidupkan 1 motor 1 fasa, starting star – delta )
 Menghidupkan 2 motor 1 fasa ( 1 arah putaran )

c. Heater
 Menghidupkan heater 1 fasa
 Menghidupkan heater 3 fasa
5. Pneumatik Diagram
Jika Electric Diagram menggambarkan pengawatan daya motor listrik, maka
pneumatic diagram menggambarkan instalasi system pneumatik. Berikut contoh
pneumatic diagram untuk mengoperasikan silinder double acting menggunakan
sebuah 5/2 double solenoid.

A1
50%

V1 4 2

Y1 Y2
5 3
1

Z1

Anda mungkin juga menyukai