Dibuat Oleh :
Smt / Kls : 3/B
Kelompok :2
Anggota : 1. Muhammad Iqbal
2. Khairunnisa
3. Meriyanto
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
(2020)
JOB 3
KONTROL BERTAHAP PNEUMATIK
A. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Membuat kontrol bertahap dengan menggunakan sistem pneumatik.
2. Mengatasi masalah konflik pada kontrol bertahap menggunakan sistem pneumatik.
B. Teori Dasar
Keterangan gambar :
⮚ Angka 0 dan 1 menunjukkan posisi silinder
⮚ S dalam lingkaran artinya START
⮚ Langkah 1 disebut sebagai “awal siklus”
⮚ Langkah 5 = 1 disebut sebagai “akhir siklus”
⮚ A+ artinya : Silinder A bergerak keluar (dari posisi a0 ke a1) ⮚ A- artinya :
Silinder A bergerak masuk (dari posisi a1 ke a0)
C. Identifikasi Masalah
1. Alat Pengangkat Kotak
Kotak tiba / sampai pada konveyor, kemudian diangkat oleh silinder A. Selanjutn
ya silinder B mendorong kotak tersebut ke konveyor kedua. Silinder B tidak akan
kembali sebelum silinder A kembali ke posisi semula.
2. Alat Stempel
3. Alat Pengeling
Dua buah pelat akan dikeling bersamaan pada mesin press semi otomatis. Penemp
atan dan pelepasan kedua pelat dan paku keling tersebut dilakukan secara manual.
Apabila kedua pelat dan paku keling tersebut sudah ditempatkan pada posisi kerja
dan tombol START ditekan, maka silinder A mencekam salah satu pelat yang dite
mpatkan di bagian atas, kemudian silinder B menekan paku keeling dan kembali
lagi. Setelah silinder B kembali ke posisi semula, maka silinder A melepaskan cek
amannya.
Alat stempel ini berfungsi untuk menstempel benda kerja pada tiga posisi. Apabil
a tombol START ditekan maka proses penstempelan benda kerja berjalan secara
berurutan.
Penyelesaian Masalah
1. Alat Pengangkat Kotak
A- A+ B- B+
4 2 4 2
Y1 Y2 Y3 Y4
5 3 5 3
1 1
+24V 1 2 3 4 5 6 7 8
3 3
3 3 3 3 3 3
A- B-
B+ A- A B C D
4 4
3 3 4 4 4 4 4 4
START A+
A1
4 A1
4 A1 A1
A B C D Y1 Y3 Y2 Y4
A2 A2 A2 A2
0V
5 6 7 8
Rangkaian sistem stempel otomatis full pneumatik Gerakan silinder A maju (A+) dan B maju
(B+) bersamaan, silinder A mundur (A–) dan silinder B mundur (B–), silinder C maju (C+),
silinder C mundur (C–) dengan komponen silinder penggerak ganda, katup pengontrol satu arah,
katup 5/2, udara bertekanan, katup 3/2 roll, dan air service unit.
Analisa
Sesuai gambar posisi saat barang datang dari conveyor bawah dan tepat di tempat
silinder A dan mengenai limit switch A- lalu tombol Start ditekan silinder A maju mendorong
barang mengenai limit switch A+ setelah itu silinder B maju dan mendorong barang ke
conveyor atas silinder B mengenai limit switch B+ silinder A mundur setelah itu silinder B
pun ikut mundur atau dua-duanya kembali ke posisi semula tetapi secara berurutan.
2. Alat stempel
Ketika 2 switch ditekan bersama-sama(S1 sebagai swith on/off system dan S2 sebagai
swith untuk on/off alat stempel ) batang piston akan terdorong ke kanan dan benda kerja di
stempel, saat salah satu tombol dilepas (Switch 1 atau Switch 2),maka piston akan kembali ke
posisi awal.
Pada dasarnya prinsip kerja rangkaian denagn relay dan tanpa relay sama saja, yang
membedakan adalah jika pada Rangkaian dengan relay,ketika Switch 1 dan Switch 2 ditekan
bersama-sama maka Relay (K1) akan mengaktifkan Valve Solenoid (Y1) dan akan
menggerakkan batang piston, tetapi jika pada Rangkaian tanpa relay,ketika Switch 1 dan
Switch 2 di aktifkan maka arus akan mengalir ke Valve Solenoid (Y1) dan langsung
mengggerakkan batang piston. Keuntungan mengggunakan system Relay yaitu karena
kemampuan kecapatan saklar tombol saat meng –ON kan rangkaian sangat terbatas sehingga
akan memunculkan loncatan api maka lebih menguntungkan Rangkaian Alat Stempel ini
mengggunakan Relay.
3. Alat press
terlihat ladder diagram yang dapat digunakan untuk menjelaskan cara kerja timer,
dimana timer dipicu oleh limit switch yang diaktifkan ketika solenoid dialiri listrik oleh stop
kontak injak ON untuk menggerakkan silinder pneumatik. Ketika waktu timer habis aliran
listrik pada solenoid akan terputus sehingga silinder pneumatik akan bergerak keatas. Dari
ladder diagram dapat diaplikasikan menjadi wiring diagram dan pemilihan komponen untuk
pembuatan kontrol mesin press.
4. Alat stempel 3 posisi
Udara dari kompresor sebelumnya melewati air service unit yang meliputi penyaring
udara (filter), pelumasan (lubrikator), pengatur tekanan (manometer), kemudian udara tersebut
menuju ke komponen sistem stempel otomatis yang meliputi 3 katup 3/2 yang diantaranya katup
3/2 tipe roll lever dan satu katup 3/2 dengan tombol manual.selain itu udara juga menuju ke katup
5/2 way yang berjumlah dua buah, tetapi jika katup 3/2 dengan tombol itu belum ditekan maka
seluruh komponen sistem stempel otomatis dalam keadaan tidak aktif.
Pada saat tombol ditekan pada katup 3/2 maka udara yang sebelumnya melewati air
service unit akan keluar/melakukan kerja menuju ke sinyal/kontrol (1.4) pada katup 5/2 way
dan udara dari sinyal ini kemudian akan keluar/melakukan kerja melalui lubang (4), dari lubang
(4) ini udara akan keluar/ melakukan kerja menuju silinder A, tapi sebelumnya udara ini
dicabangkan dengan selang yang menghubungkan ke silinder B.
Setelah udara dicabangkan menuju ke dua silinder, kemudian udara pada masing-
masing silinder akan diatur dengan katup pengontrol satu arah (cekik) yang pada silinder A
50% (1.01) dan pada silinder B 40% (2.01). Ini dimaksudkan agar langkah maju pada silinder
A dan silinder B dapat melakukan gerak secara bersamaan tetapi pergerakan antara silinder A
lebih cepat dari pada silinder B. Yang membedakan antara kedua silinder ini adalah panjang
langkah dari masing-masing silinder tersebut serta pada silinder A udara lebih cepat penuh
dibanding silinder B.
Pada waktu sinder A (1.0) maju (A+) dan silinder B (2.0) maju (B+) secara bersamaan,
pada silinder B akan menyentuh sinyal (S1) dan (S2) dan menyebabkan katup 3/2 (b1) aktif .
udara akan keluar/melakukan kerja (2) menuju sinyal/kontrol (1.2) pada katup 5/2 way yang
kemudian udara akan keluar/melakukan kerja (2) menuju silinder A yang sebelum menuju ke
silinder A udara di cabangkan lagi dengan pipa yang menghubungkan dengan silinder B
sehingga menyebabkan silinder A mundur (A–) dn silinder B mundur (B–) secara bersamaan.
Pada saat silinder A (1.0) dan silinder B (2.0) maju, katup 3/2 (b1) aktif karena sinyal
pada katup 3/2 (S2) mendapat tekanan dari piston silinder B. Pada katup 3/2 (b1) aktif dan
udara keluar/melakukan kerja (2), udara dicabangkan dengan katup 5/2 way menuju
sinyal/kontrol (1.4) yang kemudian udara akan keluar/melakukan kerja (4) menuju silinder C
(3.0). Sebelum udara menuju ke silinder C (3.0), udara melewati katup pengontrol satu arah
(cekik) pada gerak maju pada silinder C dengan pengaturan 50% (3.01). udara yang telah
melewati cekik selanjutnya akan langsung menuju silinder C (3.0) dan mengakibatkan silinder
C maju (C+).
Pada saat silinder C (3.0) maju (C+) piston akan melakukan gerak maju (kebawah pada
kenyataan rangkaian) dan menyentuh sinyal katup 3/2 (S3) dan mengaktifkan katup 3/2 (c1).
Udara dari katup 3/2 (c1) akan keluar/melakukan kerja (2) menuju ke sinyal/kontrol (1.2) dan
mengaktifkan katup 5/2. udara dari katup 5/2 akan keluar/melakukan kerja menuju ke silinder
C (3.0) yang mengakibatkan silider C (3.0) mundur (C–). Proses ini akan terus terjadi apabila
tombol pada katup 3/2 dengan tombol ditekan.
Kesimpulan
Untuk alat pengangkat kotak dapat disimpulkan aplikasi dari praktek ini bila di
industry adalah kita harus mengetahui pemindahan barang dari conveyor bawah ke conveyor
atas melalui system lifting dari conveyor bawah dan system pushing dari conveyor atas.
Untuk Rangkaian Alat Stempel sebaiknya menggunakan rangkaian dengan relay.
Dalam alat press perencanaan sistem pneumatik yang simulasikan pada software
fluidsim dan rangkaian temperatur kontrol pada software EWB dapat berjalan sesuai yang
diinginkan sehingga dapat diaplikasikan menjadi penentuan wiring diagram dan penentuan
pemilihan komponen untuk pembuatan kontrol mesin press panas pneumatik .
Pada percobaan setelah melakukan pengamatan serta analisis pada sistem stempel
otomatis full pneumatik maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Pada sistem pneumatik komponen pendukung sangat berpengaruh penting dari hasil
kerja sistem pneumatik itu sendiri
3. Pada tiap-tiap silinder memerlukan penyetelan cekik yang tepat agar proses kerja
dari sistem pneumatik dapat berjalan dengan baik dan lancar
4. Apabila terdapat kesalahan dalam pemasangan selang maka rangkaian pneumatik tidak
akan dapat berjalan
Daftar Pustaka
https://ajat.xyz/2019/11/06/kontrol-stamping-mesin-dengan-peralatan-pneumatik-
berbasis-plc-omron/