Anda di halaman 1dari 9

1).

Kajian Islam dalam istilah lain disebut study islamic islamic studies adalah Metode yang tepat dalam
mengkaji Al-Islam yaitu sebuah disiplin ilmu yang membahas Islam baik sebagai ajaran kelembagaan
sejarah maupun kehidupan umatnya studi Islam dilihat dari ruang lingkup kajiannya berupa mengkaji
Islam dalam berbagai aspeknya dan dari berbagai perspektif dan pendekatan

2).Evolusi merupakan cabang sains biologi yang menjelaskan mengenai

proses perkembangan dan perubahan makhluk hidup baik secara genetik

maupun organik. Kemunculan teori evolusi pada awalnya tepatnya pada fase

fixisme tidak dipersoalkan dan tidak menimbulkan berbagai perdebatan, baik

dikalangan ilmuan maupun kalangan agamawan. Perdebatan mulai hadir

ketika seorang ilmuan berkebangsaan Inggris Charles Darwin,

mempublikasikan hasil penelitiannya mengenai spesies makhluk hidup yang

menjelaskan bahwa spesies makhluk hidup tidak diciptakan secara terpisah

oleh Tuhan tetapi diciptakan berdasarkan dari nenek moyang yang sama dan

menjadi berbeda satu sama lain akibat seleksi alam. Penemuan dan penelitian

tersebut menimbulkan kontradiktif baik dikalangan ilmuan maupun


dikalangan agamawan. Teori evolusi Charles Darwin menganggap manusia

berasal dari Sinpanse (kera), pernyataan tersebut yang memicu pro kontra,

sehingga karena teori evolusi seleksi alam Charles Darwin mayoritas

manusia menyamakannya dengan teori evolusi yang lain. Hal ini

mengakibatkan ketidakpercayaan dan keraguan terhadap teori evolusi yang

sudah berkembang.Hakikat Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an

Dari berbagai pendapat di atas, pandangan manusia disempurnakan

oleh pendapat Al-Qur‟an yang menjelaskan bahwa manusia merupakan

makhluk mulia dan sempurna, hal ini disebabkan manusia diberikan potensi

akal pikiran, dengan akal pikiran tersebut manusia dapat berfikir dan

membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Selain dibekali akal

pikiran manusia diberikan potensi nafsu, dengan potensi nafsu jika tidak

dimanfaatkan dengan baik maka akan menciptakan kejelekan, isyarat potensi


kebaikan dan keburukan dalam diri manusia dijelaskan dalam Al-Qur‟an asy-Syams/91: 7-8:

mengungkap konsepsi penciptaan manusia setelah Adam dan Hawa yang ada dalam al-Qur’an dengan
cara membandingkan dua kitab tafsir, yaitu tafsir al-Azhar karya HAMKA dan tafsir al-Maraghi karya
Ahmad Musthafa al-Maraghi.

3).Munculnya globalisasi tentunya membawa dampak bagi kehidupan suatu negara

termasuk Indonesia. Dampak globalisasi tersebut meliputi dampak positif dan dampak negatif

di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan

lain- lain akan berdampak kepada nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.

Karena tidak ada batas lagi antarnegara, sehingga arus informasi dan teknologi bisa

masuk dengan mudah. Hal ini bisa tercipta karena adanya teknologi canggih seperti internet,

radio, televisi, dan telepon. Semakin banyak penduduk dunia menggunakan teknologi

tersebut semakin banyak informasi yang dapat kita terima atau berikan.

Ada beberapa dampak negatif globalisasi yang digulirkan oleh dunia Barat yang rawan
mempengaruhikehidupan seorang muslim, dan sekaligus menjadi tantangan dakwah di era

globalisasi, yaitu: Pertama, adalah kecende-rungan maddiyyah (materialisme) yang selalu

kuat pada zaman sekarang ini.Kedua, adanya proses atomisasi, individualistis. Kehidupan

kolektif, kebersamaan, gotong royong, telah diganti dengan semangat individualisme yang

kuat. Ketiga, sekulerisme yang senantiasa memisahkan kehidupan agama dengan urusan

masyarakat, karena agama dinilai hanya persoalan privat antar individu semata. Dan keempat,

munculnya relativitas norma-norma etika, moral, dan akhlak. Sehingga dalam suatu konteks

masyarakat yang dianggap tabu bisa saja dalam konteks masyarakat yang lain dianggap

boleh (Rais, 1998: 65-66)

Bangsa Indonesia merupakan bagian dari bangsa di dunia. Sebagai bangsa, kita tidak

hidup sendiri melainkan hidup dalam satu kesatuan masyarakat dunia (world society). Kita

semua merupakan makhluk yang ada di bumi. Karena itu, manusia secara alam, sosial,

ekonomi, politik, keamanan, dan budaya tidak dapat saling terpisah melainkan saling
ketergantungan dan mempengaruhi

4).Menurut Ibn Araby, ada dua tingkatan manusia dalam

mengimani Tuhan. Pertama, tingkat insan kamil.

Mereka mengimani Tuhan dengan cara penyaksian.

Artinya, mereka “menyaksikan” Tuhan; mereka

menyembah Tuhan yang disaksikannya. Kedua,

manusia beragama pada umumnya. Mereka mengimani

Tuhan dengan cara pendefinisian. Artinya, mereka tidak

menyaksikan Tuhan, tetapi mereka mendefinisikan

Tuhan. Mereka mendefinisikan Tuhan berdasarkan

sifat-sifat dan nama-nama Tuhan (Asmā`ul Husna).Menurut Ibn Araby, ada dua tingkatan manusia dalam

mengimani Tuhan. Pertama, tingkat insan kamil.

Mereka mengimani Tuhan dengan cara penyaksian.


Artinya, mereka “menyaksikan” Tuhan; mereka

menyembah Tuhan yang disaksikannya. Kedua,

manusia beragama pada umumnya. Mereka mengimani

Tuhan dengan cara pendefinisian. Artinya, mereka tidak

menyaksikan Tuhan, tetapi mereka mendefinisikan

Tuhan. Mereka mendefinisikan Tuhan berdasarkan

sifat-sifat dan nama-nama Tuhan (Asmā`ul Husna).Untuk mencapai derajat insan kamil, kita harus dapat

menundukkan nafsu dan syahwat hingga mencapai tangga nafsu

muthma`innah, sebagaimana firman-Nya:




 

  



 



 



 

 

    


 

Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati

yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah

hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku. (QS AlFajr/89:27-30)

Cermati teks berikut.

Anda mungkin juga menyukai