Anda di halaman 1dari 4

MATERI IV

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

Bagian ini akan membahas tentang konsep ketuhanan, baik dalam Islam maupun versi Barat.
A. Siapakah Tuhan itu?
Dalam bahasa Arab, kata tuhan menggunakan ilah. Perkataan Ilah dalam Qur’an biasanya
untuk menyatakan: objek yang dibesarkan atau dipentingkan.
 QS al-Jatsiyah ayat 23:

 QS al-Qashash ayat 38

Menurut Imam Ibnu Taimiyah, defenisi tuhan adalah: yang dipuja dengan kecintaan hati,
tunduk kepada-Nya, merendahkan diri di hadapannya, takut dan mengharapkannya, kepada-
Nya tempat berpasrah dalam kesulitan, berdoa dan bertawakal kepada-Nya untuk
kemaslahatan diri, menimbulkan ketenangan saat mengingatnya (M. Imaduddin, 1989-56).

Dengan demikian, secara bahasa tuhan bisa berbentuk apa saja. Karenanya dalam Islam
kita diperintahkan menafikan tuhan selain Allah.

B. Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan


1. Pemikiran Barat
Dalam literatur sejarah agama, kita mengenal istilah evolusionisme: proses
kepercayaan yang amat sederhana lama kelamaan menjadi sempurna. Menurut pemikiran
ilmuan Barat, konsep ketuhanan juga mengalami proses ini. Sejarah pemikiran konsep
ketuhanan versi Barat (Max Muller dan EB Taylor (1877) sebagai berikut:

a. Dinamisme
Manusia meyakini bahwa ada kekuatan yang mempengaruhi kehidupan berupa benda. Seperti
Tuah (Melayu) atau Syakti (India).

b. Animisme
Roh mempunyai kekuatan mesti bendanya sudah mati. Agar tidak diganggu roh, maka harus
ada sajian.

c. Politeisme
Kurang puas dengan dinamisme dan anismise, maka menjelma menjadi dewa dengan berbagai
macam tugas masing-masing.

d. Henoteisme
Kurang puas dengan banyaknya dewa, mereka menyepakati satu tuhan untuk satu bangsa
dengan sebutan Henoteisme (tuhan tingkat nasional).

e. Monoteisme
Akhirnya setiap bangsa sepakat untuk mempercayai satu tuhan untuk semua bangsa.

Inilah pendapat Max Muller dan EB Taylor (1877) bahwa ada evolusionisme dalam ketuhanan.
Berbeda dengan Andrew Lang (1898) yang mengatakan sejak awal manusia sudah mengakui
monoteisme.

2. Pemikiran Umat Islam


a. Mu’tazilah
Awalnya muncul di Bagdad yang digagas Wasil bin Atha mantan murid Hasan al-Bashri.
Paham ini sangat mengagungkan akal. Menurut mereka, muslim berdosa tidak di
neraka tidak juga di surga. Mereka berada di manzilah bainal manzilatain.

b. Qadariyah
Menurut mereka, manusia mempunyai kebebasan berkehendak dan berbuat. Allah
hanya menciptakan, selanjutnya manusia bisa berbuat apa saja.

c. Jabariyah
Menurut mereka, manusia tidak punya kekuatan untuk berkehendak. Ia dipaksa oleh
tuhan. Maka, cenderung bersikap fatalistik.

d. Asy’ariah dan Maturidiyah


Pendapat antara Jabariyah dan Qadariyah

C. Tuhan Menurut Ajaran Agama Wahyu


Jika kita perhatikan karakter agama-agama yang ada saat itu, maka katagori Agama Wahyu
hanya ada pada agama Islam. Agama-agama lainnya termasuk Yahudi dan Nasrani, tidak bisa lagi
disebut Agama Samawi. Dalam konsep Islam, Tuhan itu satu dan semua nabi menyuruh mengesakan
tuhan. Tidak ada evolusi dalam konsep Islam tentang ketuhanan. Inilah yang membedakan antara
konsep Barat dan Islam.

D. Cara Mengenal Allah


1. Lewat akal
2. Melalu utusan Allah
3. Lewat ayat Qur’an
4. Lewat Asma’ul husna

E. Pembuktian Wujud Tuhan


a. Metode Pembuktian Ilmiyah
b. Keberadaan alam membuktikan adanya Tuhan
c. Pembuktian tuhan dengan pendekatan fisika
a. Teori fisika mengatakan bahwa alam ini tidak mungkin terjadi dengan sendirinya.
d. Pembuktian tuhan dengan pendekatan astronomi
a. Jarak bumi dan bulan: 240 ribu mil.
b. Jarak bumi matahari: 93 trilyun mil
c. Matahari beredari di garis edarnya 600 ribu mil perjam.
d. Galaksi Bima sakti berputar 200 juta tahun cahaya sekali putar.

Pengertian Iman
HR Ibnu Majah: Aqdun bil qalbi, wa iqrarun bil lisan, wa amalun bil arkan.
Beriman tak cukup dengan hati atau lisan saja tapi juga amal.

Proses terbentuknya Iman


Manusia dilahirkan dalam keadaan beriman (al-A’raf: 172)

1. Pembinaan berkesinambungan
2. Proses internalisasi (menerima dengan mentalnya) individuasi (menempatkan nilai
sesuai dengan sifatnya).
3. Proses sosialisasi
4. Prinsip konsistensi (tetap) dan koherensi (tidak bertentangan satu dengan lainnya).
5. Integralisasi (menyeluruh)

TANDA-TANDA ORANG BERIMAN


Surah al-Anfal Ayat 2 dan 3

Surah al-Mukminun ayat 1-9

Ciri orang beriman:


1. Jika disebut nama-Nya hatinya bergetar
2. Tawakal
3. Khusyu dalam shalat
4. Menafkahkan rezeki
5. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat
6. Memelihara amanah
7. Berjihad di jalan Allah (Al-Anfal: 74)
8. Meminta izin (Nur: 62)

HUBUNGAN ANTARA KEIMANAN DAN KETAKWAAN


- Takwa adalah tingkatan tertinggi dalam jenjang seorang Muslim.
- Seorang yang beriman dan melaksanakan ajaran Islam dengan baik, akan menggapai derajat
takwa.
- Keimanan bisa turun dan naik. Turun dengan banyaknya maksiat dan naik dengan banyaknya
ketaatan.

Tantangan dan Resiko Keimanan dalam Kehidupan Modern


1. Masalah sosial budaya yang sudah establish
2. Masalah kondisi Indonesia yang pluralistik sehingga rentan konflik
3. Adobsi westernisme: pragmatis, instan, pengkhayal, lifestik
4. Sistem kapitalis yang melahirkan korupsi
5. Masalah pergaulan bebas dan narkoba

Pengaruh Iman dalam Kehidupan Modern


 Iman melenyapkan kepercayaan pada benda. Mereka yang bergantung pada kekuatan
benda, suatu saat akan punah. Dengan iman, orang-orang tidak tergantung pada materi.
 Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut. Hal ini akan menumbuhkan
keberanian sekaligus semangat. Keimanan membuat seseorang tidak takut menghadapi
kematian.
 Iman mengajarkan sikap self help dalam kehidupan
 Iman memberikan ketentraman jiwa dan menghilangkan sebagian penyakit.

Dengan demikian tidak heran jika hari ini komunitas Atheis semakin sedikit. Muncul istilah
trust god. Mereka mulai percaya kepada Tuhan dan mencari agama yang benar.

Anda mungkin juga menyukai