Bagian ini akan membahas tentang konsep ketuhanan, baik dalam Islam maupun versi Barat.
A. Siapakah Tuhan itu?
Dalam bahasa Arab, kata tuhan menggunakan ilah. Perkataan Ilah dalam Qur’an biasanya
untuk menyatakan: objek yang dibesarkan atau dipentingkan.
QS al-Jatsiyah ayat 23:
QS al-Qashash ayat 38
Menurut Imam Ibnu Taimiyah, defenisi tuhan adalah: yang dipuja dengan kecintaan hati,
tunduk kepada-Nya, merendahkan diri di hadapannya, takut dan mengharapkannya, kepada-
Nya tempat berpasrah dalam kesulitan, berdoa dan bertawakal kepada-Nya untuk
kemaslahatan diri, menimbulkan ketenangan saat mengingatnya (M. Imaduddin, 1989-56).
Dengan demikian, secara bahasa tuhan bisa berbentuk apa saja. Karenanya dalam Islam
kita diperintahkan menafikan tuhan selain Allah.
a. Dinamisme
Manusia meyakini bahwa ada kekuatan yang mempengaruhi kehidupan berupa benda. Seperti
Tuah (Melayu) atau Syakti (India).
b. Animisme
Roh mempunyai kekuatan mesti bendanya sudah mati. Agar tidak diganggu roh, maka harus
ada sajian.
c. Politeisme
Kurang puas dengan dinamisme dan anismise, maka menjelma menjadi dewa dengan berbagai
macam tugas masing-masing.
d. Henoteisme
Kurang puas dengan banyaknya dewa, mereka menyepakati satu tuhan untuk satu bangsa
dengan sebutan Henoteisme (tuhan tingkat nasional).
e. Monoteisme
Akhirnya setiap bangsa sepakat untuk mempercayai satu tuhan untuk semua bangsa.
Inilah pendapat Max Muller dan EB Taylor (1877) bahwa ada evolusionisme dalam ketuhanan.
Berbeda dengan Andrew Lang (1898) yang mengatakan sejak awal manusia sudah mengakui
monoteisme.
b. Qadariyah
Menurut mereka, manusia mempunyai kebebasan berkehendak dan berbuat. Allah
hanya menciptakan, selanjutnya manusia bisa berbuat apa saja.
c. Jabariyah
Menurut mereka, manusia tidak punya kekuatan untuk berkehendak. Ia dipaksa oleh
tuhan. Maka, cenderung bersikap fatalistik.
Pengertian Iman
HR Ibnu Majah: Aqdun bil qalbi, wa iqrarun bil lisan, wa amalun bil arkan.
Beriman tak cukup dengan hati atau lisan saja tapi juga amal.
1. Pembinaan berkesinambungan
2. Proses internalisasi (menerima dengan mentalnya) individuasi (menempatkan nilai
sesuai dengan sifatnya).
3. Proses sosialisasi
4. Prinsip konsistensi (tetap) dan koherensi (tidak bertentangan satu dengan lainnya).
5. Integralisasi (menyeluruh)
Dengan demikian tidak heran jika hari ini komunitas Atheis semakin sedikit. Muncul istilah
trust god. Mereka mulai percaya kepada Tuhan dan mencari agama yang benar.