Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Ketuhanan

Istilah Tuhan dalam sebutan Al-Quran digunakan kata ilaahun, yaitu setiap
yang menjadi penggerak atau motivator, sehingga dikagumi dan dipatuhi oleh
manusia. Orang yang mematuhinya di sebut abdun (hamba). Kata ilaah (tuhan) di
dalam Al-Quran konotasinya ada dua kemungkinan, yaitu Allah, dan selain Allah.
Subjektif (hawa nafsu) dapat menjadi ilah (tuhan). Benda-benda seperti : patung,
pohon, binatang, dan lain-lain dapat pula berperan sebagai ilah.
Sebelum turun Al-Quran dikalangan masyarakat Arab telah menganut konsep
tauhid (monoteisme). Allah sebagai Tuhan mereka. Hal ini diketahui dari ungkapan-
ungkapan yang mereka cetuskan, baik dalam do’a maupun acara-acara ritual. Abu
Thalib, ketika memberikan khutbah nikah Nabi Muhammad dengan Khadijah (sekitar
15 tahun sebelum turunya Al-Quran) ia mengungkapkan kata-kata Alhamdulillah.
(Lihat Al-Wasith,hal 29). Adanya nama Abdullah (hamba Allah) telah lazim dipakai
di kalangan masyarakat Arab sebelum turunnya Al-Quran. Keyakinan akan adanya
Allah, kemaha besaran Allah, kekuasaan Allah dan lain-lain, telah mantap.
Dengan demikian seseorang yang mempercayai adanya Allah, belum tentu
berarti orang itu beriman dan bertaqwa kepada-Nya. Seseorang baru laik dinyatakan
bertuhan kepada Allah jika ia telah memenuhi segala yang dimaui oleh Allah. Atas
dasar itu inti konsep ketuhanan Yang Maha Esa dalam Islam adalah memerankan
ajaran Allah yaitu Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. Tuhan berperan bukan
sekedar Pencipta, melainkan juga pengatur alam semesta. Pernyataan lugas dan
sederhana cermin manusia bertuhan Allah sebagaimana dinyatakan dalam surat Al-
Ikhlas. Kalimat syahadat adalah pernyataan lain sebagai jawaban atas perintah yang
dijaukan pada surat Al-Ikhlas tersebut. Ringkasnya jika Allah yang harus terbayang
dalam kesadaran manusia yang bertuhan Allah adalah disamping Allah sebagai Zat,
juga Al-Quran sebagai ajaran serta Rasullullah sebagai Uswah hasanah.

B. Tuhan Menurut Pandangan Islam


Tuhan dalam Islam biasa kita sebut dengan Allah. Bagaimana kita
membuktikan bahwa Allah itu ada? Cobalah kita perhatikan benda-benda disekeliling
kita, di rumah terdapat meja, kursi, almari, TV, komputer, dan segala macam
perabotan, alat-alat dapur dan sebagainya. Apakah semua itu terjadi dengan
sendirinya? Tentu tidak, semua itu pasti ada yang membuatnya. Siapakah yang
membuatnya? Meski kita tidak tahu namanya, bagaimana bentuk tubuhnya, warna
kulitnya, tetapi kita yakin bahwa yang membuat barang-barang itu tentulah manusia.
Kita tentu akan menolak jika ada yang mengatakan bahwa barang-barang itu ada
dengan sendirinya. Akal kita tidak menerima kalau benda-benda itu dibuatoleh
hewan, atau yang serupa dengan benda itu. Misalnya meja, dibuat oleh manusia yang
rupa dan jenisnya seperti meja. Bila kita arahkan pandangan ke lingkungan yang lebih
luas lagi, kita akan menemukan banyak benda berupa hewan, ada yang jinak dan liar,
yang berkaki dua, dan empat. Ada yang terbang dan ada pula berjalan lamban. Kita
juga dapat menjumpai beraneka jenis tumbuh-tumbuhan, tanaman lunak dan keras.
Ada yang berpohon menjalar, dan ada pula yang tinggi. Buahnya juga beraneka
macam. Besar, kecil dengan rasa manis, kecut dan pahit. Bunga-bungaan juga
menampilkan aneka macam warna indah yang menyenangkan mata
memandangnya.Kita berkeyakinan bahwa tak mungkin benda-benda itu terjadi
dengan sendirinya. Pastilah ada yang menciptakan, meskipun kita tidak pernah
melihat penciptanya.

C. Sejarah Pemikiran Manusia Tentang Tuhan


Yang dimaksud dengan konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah
konsep yang didasarkan atas hasil pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah
maupun batiniah, baik yang bersifat penelitian rasional maupun pengalaman batin.
Dalam literatur sejarah agama, dikenal teori evolusionisme, yaitu teori yang
menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang amat sederhana, lama kelamaan
meningkat menjadi sempurna. Teori tersebut mula-mula dikemukakan oleh Max
Muller, kemudian dikemukakan oleh EB Taylor, Robertson Smith, Lubbock, dan
Jevens. Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut teori evolusionisme
adalah sebagai berikut:
1. Pemikiran Barat
a. Dinamisme
Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitif telah mengakui
adanya kekuatan yang berpengaruh dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu yang
berpengaruh tersebut ditujukan pada benda. Setiap benda mempunyai
pengaruh pada manusia, ada yang berpengaruh positif dan ada pula yang
berpengaruh negatif. Kekuatan yang ada pada benda disebut dengan nama
yang berbeda-beda, seperti mana (Melanesia), tuah (Melayu), dan syakti
(India).
b. Animisme
Di samping kepercayaan dinamisme, masyarakat primitif juga
mempercayai adanya peran roh dalam hidupnya. Setiap benda yang dianggap
benda baik, mempunyai roh. Oleh masyarakat primitif, roh dipercayai sebagai
sesuatu yang aktif sekalipun bendanya telah mati. Oleh karena itu, roh
dianggap sebagai sesuatu yang selalu hidup, mempunyai rasa senang, rasa
tidak senang, serta mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Roh akan senang
apabila kebutuhannya dipenuhi. Menurut kepercayaan ini, agar manusia tidak
terkena efek negatif dari roh-roh tersebut, manusia harus menyediakan
kebutuhan roh. Saji-sajian yang sesuai dengan advis dukun adalah salah satu
usaha untuk memenuhi kebutuhan roh.
c. Politeisme
Kepercayaan dinamisme dan animisme lama-lama tidak memberikan
kepuasan, karena terlalu banyak yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh
yang lebih dari yang lain kemudian disebut dewa. Dewa mempunyai tugas dan
kekuasaan tertentu sesuai dengan bidangnya. Ada Dewa yang bertanggung
jawab terhadap cahaya, ada yang membidangi masalah air, ada yang
membidangi angin dan lain sebagainya.
d. Henoteisme
Politeisme tidak memberikan kepuasan terutama terhadap kaum
cendekiawan. Oleh karena itu dari dewa-dewa yang diakui diadakan seleksi,
karena tidak mungkin mempunyai kekuatan yang sama. Lama-kelamaan
kepercayaan manusia meningkat menjadi lebih definitif (tertentu). Satu bangsa
hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan, namun manusia masih
mengakui Tuhan (Ilah) bangsa lain. Kepercayaan satu Tuhan untuk satu
bangsa disebut dengan henoteisme (Tuhan tingkat Nasional).
e. Monoteisme
Kepercayaan dalam bentuk henoteisme melangkah menjadi monoteisme.
Dalam monoteisme, hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan
bersifat internasional. Evolusionisme dalam kepercayaan terhadap Tuhan
sebagaimana dinyatakan oleh Max Muller dan EB. Taylor (1877), ditentang
oleh Andrew Lang (1898) yang menekankan adanya monoteisme dalam
masyarakat primitif. Dia mengemukakan bahwa orang-orang yang berbudaya
rendah juga sama monoteismenya dengan orang-orang Kristen. Mereka
mempunyai kepercayaan pada wujud yang Agung dan sifat-sifat yang khas
terhadap Tuhan mereka, yang tidak mereka berikan kepada wujud yang lain.
Dengan lahirnya pendapat Andrew Lang, maka berangsur-angsur
golongan evolusionisme menjadi reda dan sebaliknya sarjana-sarjana agama
terutama di Eropa Barat mulai menantang evolusionisme dan memperkenalkan
teori baru untuk memahami sejarah agama. Mereka menyatakan bahwa ide
tentang Tuhan tidak datang secara evolusi, tetapi dengan relevansi atau wahyu.
Kesimpulan tersebut diambil berdasarkan pada penyelidikan bermacam-
macam kepercayaan yang dimiliki oleh kebanyakan masyarakat primitif.

2. Pemikiran Umat Islam


Di kalangan umat Islam terdapat polemik dalam masalah Ketuhanan. Satu
kelompok berpegang teguh dengan Jabariah, yaitu faham yang mengatakan bahwa
Tuhan mempunyai kekuatan mutlak yang menjadi penentu segalanya. Di lain
pihak ada yang berpegang pada doktrin Qodariah, yaitu faham yang mengatakan
bahwa manusialah yang menentukan nasibnya. Polemik dalam masalah
Ketuhanan di kalangan umat Islam pernah menimbulkan suatu dis-integrasi
(perpecahan) umat Islam, yang cukup menyedihkan. Munculnya faham Jabariah
dan Qadariah berkaitan erat dengan masalah politik umat Islam setelah Rasulullah
Muhammad SAW. meninggal. Sebagai kepala pemerintahaan, Abu Bakar Asy-
siddiq secara aklamasi formal diangkat sebagai pelanjut Rasulullah. Berikutnya
digantikan oleh Umar Ibnu Al-Khattab, Usman Ibnu Affan dan Ali Ibnu Abi
Thalib.

Untuk menghindari perpecahan, antara dua kubu yang berselisih mengadakan


perjanjian damai. Namun perjanjian damai tersebut malah menghasilkan umat
Islam terpecah menjadi tiga kelompok politik, yaitu: 1) Kelompok Muawiyah
(Sunni), 2) Kelompok Syi’ah, dan 3) Kelompok Khawarij. Kelompok Muktazilah
mengajukan konsep-konsep yang bertentangan dengan konsep yang diajukan
golongan Murjiah (aliran teologi yang diakui oleh penguasa politik pada waktu
itu, yaitu Sunni. Berarti Muktazilah sebagai kelompok penentang arus. Doktrin
Muktazilah terkenal dengan lima azas (ushul al-khamsah), yaitu:

 Meniadakan (menafikan) sifat-sifat Tuhan dan menetapkan zat-Nya


 Janji dan ancaman Tuhan (al-wa’ad dan al-wa’id)
 Keadilan Tuhan (al-‘adalah)
 Al-Manzilah baina al-manzilatain (posisi di antara dua posisi)
 Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
Dari lima azas tersebut –menurut Muktazilah– Tuhan terikat dengan
kewajiban-kewajiban. Tuhan wajib memenuhi janjinya. Ia berkewajiban
memasukkan orang yang baik ke surga dan wajib memasukkan orang yang jahat
ke neraka, dan kewajiban-kewajiban lain. Pandangan-pandangan kelompok ini
menempatkan akal manusia dalam posisi yang kuat. Sebab itu kelompok ini
dimasukkan ke dalam kelompok teologi rasional, yaitu Qadariah.

Sebaliknya, aliran teologi tradisional (Jabariah) berpendapat bahwa Tuhan


mempunyai sifat (sifat 20, sifat 13, dan maha sifat). Ia maha kuasa, memiliki
kehendak mutlak. Kehendak Tuhan tidak terikat dengan apapun. Karena itu ia
mungkin saja menempatkan orang yang baik ke dalam neraka dan sebaliknya
mungkin pula ia menempatkan orang jahat ke dalam surga, kalau Ia menghendaki.
Dari faham Jabariah inilah ilmu-ilmu kebatinan berkembang di sebagaian umat
Islam.

D. Dalil Pembuktian Adanya Tuhan

Artinya : Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam


dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-
orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", (Al-araf 172).
Dalam ayat ini Allah menerangkan tentang janji yang dibuat pada waktu
manusia dilahirkan dari rahim Ibu, secara turun-temurun, yakni Allah menciptakan
manusia atas dasar fitrah. Allah menyuruh ruh mereka untuk menyaksikan susunan
kejadian diri mereka yang membuktikan keEsan-Nya, keajaiban proses penciptaan
dari setetes air mani hingga menjadi manusia, dan mempunyai daya tanggap indra,
dengan urat nadi dan sistem urat syaraf yang mengagumkan dan sebagainya.
Dengan ayat ini Allah bermaksud menjelaskan kepada manusia, bahwa
hakikat kejadian manusi itu didasari atas kepercayaan kepada Allah Yang Maha Esa.
Sejak manusia dilahirkan dari rahim orang tua mereka, ia sudah menyaksikan tanda-
tanda keesaan Allah pada kejadian mereka sendiri. Penolakan terhadap ajaran Tauhid
yang dibawa Nabi itu sebenarnya perbuatan yang berlawanan dengan fitrah manusia
dan dengan suara hati nurani mereka. Karena itu tidaklah benar manusia pada hari
Kiamat nanti mengajukan alasan bahwa mereka alpa, tak pernah diingatkan untuk
mengesakan Allah. Fitrah mereka sendiri dan ajaran Nabi-nabi senantiasa
mengingatkan mereka untuk mengesakan Allah dan menaati seruan Rasul serta
menjauhkan diri dari syirik.

Artinya :
1). Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2). Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3). Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4). Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.”
Surat ini terdiri atas 4 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah,
diturunkan sesudah sesudah surat An Naas. Dinamakan Al Ikhlas karena surat
ini sepenuhnya menegaskan kemurnian keesaan Allah S.W.T. Penegasan
tentang kemurnian keesaan Allah s.w.t. dan menolak segala macam
kemusyrikan dan menerangkan bahwa tidak ada sesuatu yang menyamai-
Nya.Surat Al Ikhlash ini menegaskan kemurnian keesaan Allah S.W.T.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/14521368/MAKALAH_KONSEP_KETUHANAN_DALAM_ISLAM

Anda mungkin juga menyukai