Anda di halaman 1dari 11

1. Sebutkan konsep Islam!

1. Filsafat Ketuhanan Dalam Islam


Definisi Tuhan/Ilah: untuk menyatakan obyek yang dibesarkan/dipentingkan manusia
2. Menurut Ibnu Taimiyah, Ilah berarti yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepada-
Nya,takut dan mengharap-Nya, tempat berpasrah, berdo’a, berlindung, tenang mengingat-Nya
dan terpaut cinta kepada-Ny
3. Keimanan dan Ketaqwaan
1.Pemikiran Barat: Max Muller dan EB. Taylor (1877) dg. Teori evolusionisme menyatakan
bahwa ada proses dari kepercayaan yang amat sederhana menuju kepercayaan sempurna,
sehingga muncul Dinamisme, Animisme, Politeisme, Henoteisme dan Monoteisme. Pendapat ini
ditentang Andrew Lang (1898) yang menekankan adanya monoteisme dalam masyarakat
primitif.
2.Pemikiran Umat Islam: Diskusi tentang Tuhan melahirkan Ilmu Tauhid,Ilmu
Kalam/Ushuluddin yang terjadi sejak wafatnya Rosul. Kemudian lahirlah aliran Liberal
(Mu’tazilah, Qodariyah),aliran Tradisional (Jabbariyyah) dan aliran tengah-tengah (Asy’ariyyah
dan Maturidiyyah).

4. Implementasi Iman dan Taqwa dalam Kehidupan Modern


Apakah iman itu? Iman adalah sikap/attitude, yaitu kondisi mental yang menunjukkan
kecenderungan/keinginan luar biasa kepada Allah, sehingga seseorang rela mengorbankan jiwa dan
raganya untuk mewujudkan harapan/kemauan yang dituntut Allah kepadanya.
Proses terbentuknya Iman:
a. Prinsip pembinaan berkesinambungan
b. Prinsip internalisai dan individuasi
c. Prinsip sosialisasi
d. Prinsip konsistensi dan koherensi
e. Prinsip integrasi

https://docs.google.com/presentation/d/1SXFFXXq4yTD3ASR1vfXWlO-q6dEhyF0t/
edit#slide=id.p20

FILSAFAT TENTANG TUHAN

• Dalam sejarah peradaban Yunani, tercatat bahwa pengkajian dan kontemplasi tentang eksistensi
Tuhan menempati tempat yang khusus dalam bidang pemikiran filsafat. Contoh yang paling nyata
dari usaha kajian filosofis tentang eksistensi Tuhan dapat dilihat bagaimana filosof Aristoteles
menggunakan gerak-gerak yang nampak di alam dalam membuktikan adanya penggerak
yang tak terlihat (wujud Tuhan).

• Pemikiran Barat: Max Muller dan EB. Taylor (1877) dg. Teori evolusionisme menyatakan bahwa
ada proses dari kepercayaan yang amat sederhana menuju kepercayaan sempurna, sehingga muncul
Dinamisme, Animisme, Politeisme, Henoteisme dan Monoteisme. Pendapat ini ditentang Andrew
Lang (1898) yang menekankan adanya monoteisme dalam masyarakat primitif.

• Tradisi argumentasi filosofis tentang eksistensi Tuhan, sifat dan perbuatan-Nya ini kemudian secara
berangsur-angsur masuk dan berpengaruh ke dalam dunia keimanan Islam. Tapi tradisi ini,
mewujudkan semangat baru di bawah pengaruh doktrin-doktrin suci Islam dan kemudian secara
spektakuler melahirkan filosof-filosof seperti Al-Farabi dan Ibnu Sina, dan secara riil, tradisi ini juga
mempengaruhi warna pemikiran teologi dan tasawuf (irfan) dalam penafsiran Islam.

HAKIKAT TUHAN
• Tuhan yang hakiki adalah Tuhan yang disampaikan oleh para Nabi dan Rasul yakni, Tuhan hakiki
itu bukan di langit dan di bumi, bukan di atas langit, bukan di alam, tetapi Dia meliputi semua
tempat dan segala realitas wujud.

• Dalam upaya kita mengetahui hakikat keberadaan Tuhan, yang harus kita ketahui adalah apa yang
sesungguhnya ada. Tuhan itu Maha Ada. Dia ada dari diri-Nya sendiri, Self Existent. Tuhan tidak
bergantung pada sesuatu yang lain demi menjadi Tuhan. Sementara kita berada karena Tuhan telah
menciptakan kita.

• Tuhan bersifat abadi, tanpa awal dan akhir. Tuhan selalu berada di mana-mana. Kemanapun dan
dimanapun kita berada, Tuhan akan selalu menyertai kita. Tiada sedikit pun ruang tanpa kehadiran-
Nya. Kita juga tidak perlu mencari dimana Dia berada, yang diperlukan hanyalah kesadaran kita
akan hakikat keberadaan-Nya dan bukti-bukti Kekuasaan-Nya.

PENGERTIAN TUHAN DALAM ISLAM


• Di dalam Alquran Surat Al-An’am 6 :103 telah dijelaskan

• Artinya : “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang
kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui."

• Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Agung dan Maha Kuasa, namun juga Tuhan yang personal:
Menurut Al-Quran, Dia lebih dekat pada manusia daripada urat nadi manusia. Karena Dia menjawab
bagi yang membutuhkan dan memohon pertolongan jika mereka berdoa pada-Nya. Di atas itu
semua, Dia memandu manusia pada jalan yang lurus, “jalan yang diridhai-Nya

KONSEP KETUHANAN
• Konsep ketuhanan dalam Islam digolongkan menjadi dua:

1. Konsep ketuhanan yang berdasar Al-Qur’an dan hadis secara harafiah dengan sedikit spekulasi
sehingga banyak pakar ulama bidang akidah yang menyepakatinya
2. Konsep ketuhanan yang bersifat spekulasi berdasarkan penafsiran mendalam yang bersifat
spekulatif, filosofis, bahkan mistis.

1. MENURUT AL-QUR’AN DAN HADITS


• Menurut para mufasir, melalui wahyu pertama al- Quran (Al-'Alaq 96:1-5), Tuhan menunjukkan
dirinya sebagai pengajar manusia. Tuhan mengajarkan manusia berbagai hal termasuk di antaranya
konsep ketuhanan. Umat Muslim percaya Al-Quran adalah kalam Allah, sehingga semua keterangan
Allah dalam al-Quran merupakan "penuturan Allah tentang diri-Nya."

• Selain itu menurut Al-Quran sendiri, pengakuan akan Tuhan telah ada dalam diri manusia sejak
manusia pertama kali diciptakan. Ketika masih dalam bentuk roh, dan sebelum dilahirkan ke bumi,
Allah menguji keimanan manusia terhadap-Nya dan saat itu manusia mengiyakan Allah dan menjadi
saksi. Sehingga menurut ulama, pengakuan tersebut menjadikan bawaan alamiah bahwa manusia
memang sudah mengenal Tuhan. Seperti ketika manusia dalam kesulitan, otomatis akan ingat
keberadaan Tuhan. Al-Quran menegaskan ini dalam surah Az-Zumar 39: 8 dan surah Luqman 31:32
1. PEMBAGIAN TAUHID
a. Allah Maha Esa

• Keesaan Allah atau Tauhid adalah mempercayai dan mengimani dengan sepenuh hati bahwa Allah
itu Esa dan (wāḥid). Al-Qur'an menegaskan keberadaan kebenaran-Nya yang tunggal dan mutlak
yang melebihi alam semesta sebagai; Zat yang tidak tampak dan wahid yang tidak diciptakan.

• Macam-macam Tauhid
- Tauhid Rububiyah
- Tauhid Mulkiyah
- Tauhid Uluhiyah
- Tauhid Rahmaniyah

b. Sifat Allah

• Sesungguhnya sifat-sifat Allah yang mulia tidak terbatas/terhingga. Di antaranya juga tercantum
dalam Asma'ul Husna. Sebagian ulama merumuskan 20 Sifat Allah yang wajib dipahami dan
diimani oleh umat Islam di antaranya : Wujud, Qidam, Baqa, Mukhollafatuhu lil hawaadits,
Qiyamuhu binafsihi, Wahdaaniyah, Qudrat, Irodat, Ilmu, Hayat, Sama’, Bashar, Kalam, Qadiran,
Muridan, Aliman, Hayyan, Sami’an, bashiran dan Mutakalliman.

1) TAUHID RUBUBIYAH
• Secara estimologis kata rabb sebenarnya memiliki banyak arti, antara lain menumbuhkan,
mengembangkan, mendidik, memelihara, menanggung, memperbaiki, mengumpulkan,
mempersiapkan, memimpin, mengepalai, dan menyelesaikan. Dalam kaitannya dengan pembahasan
tauhid rububiyah dapat dijelaskan bahwa kata rububiyah berasal dari akar kata rabb, yaitu zat yang
menghidupkan dan mematikan.

• Makna rububiyah mewujud dalam fenomena penciptaan, pemberian rezeki, juga pengelolaan dan
penguasaan alam semesta ini. Tauhid rububiyah sebagai bentuk keyakinan manusia bahwa Allah itu
esa dalam penciptaan, pemberian rezeki serta mengatur alam semesta dengan seluruh isinya (rabbul
a’lamin). Dan sebagaimana yang tertulis di Qs. Al Imron(3):191) “Dia ciptakan sesuatu yang ada di
alam semesta dengan penuh perencannan dan diciptakan dari sesuatu yang menjadi ada dengan
kemauan dan kekuasaan-Nya semata mata”

Dalam konsep Islam, Tuhan disebut Allah dan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi Yang Nyata dan Esa,
Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta
alam. Islam menitik beratkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa (tauhid).
Dia itu wahid dan Esa (ahad), Maha Pengasih dan Maha Kuasa. Menurut Al-Quran terdapat 99 Nama
Allah (asma’ul husna artinya: “nama-nama yang paling baik”) yang mengingatkan setiap sifat-sifat
Tuhan yang berbeda.[5][6] Semua nama tersebut mengacu pada Allah, nama Tuhan Maha Tinggi dan
Maha Luas. Di antara 99 nama Allah tersebut, yang paling terkenal dan paling sering digunakan
adalah “Maha Pengasih” (ar-rahman) dan “Maha Penyayang” (ar-rahim).

Penciptaan dan penguasaan alam semesta dideskripsikan sebagai suatu tindakan kemurahhatian yang
paling utama untuk semua ciptaan yang memuji keagungan-Nya dan menjadi saksi atas keesan-Nya
dan kuasa-Nya. Menurut ajaran Islam, Tuhan muncul dimana pun tanpa harus menjelma dalam bentuk
apa pun.[8] Al-Quran menjelaskan, “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia
dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”
(Al-‘An’am 6:103).

Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Agung dan Maha Kuasa, namun juga Tuhan yang personal:
Menurut Al-Quran, Dia lebih dekat pada manusia daripada urat nadi manusia. Dia menjawab bagi
yang membutuhkan dan memohon pertolongan jika mereka berdoa pada-Nya. Di atas itu semua, Dia
memandu manusia pada jalan yang lurus, “jalan yang diridhai-Nya.” Islam mengajarkan bahwa
Tuhan dalam konsep Islam merupakan Tuhan sama yang disembah oleh kelompok agama Abrahamik
lainnya seperti Kristendan Yahudi. Namun, hal ini tidak diterima secara universal oleh kalangan
kedua agama tersebut.

2. Manusia memiliki penyebutan. Sebutkan dan jelaskan!

· Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah, An-naas, al-insaan, al-
abdu, bani Adam, al-basar dan kholifatullah.
· Para sarjana islam sepakat bahwa manusia merupakan makhluk Allah yang terdiri dari 2
dimensi yaitu :dimensi jasmani dan rohani atau jiwa dan raga.

1) Al- Nas (QS. 49,ALHUJURAT-13)

Dalam al-Qur’an manusia juga disebut dengan al-nas. Kata al-nas mengacu pada hakikat
manusia dalam hubungannya dengan manusia (makhluk sosial).

- Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah, An-naas, al-insaan,


al-abdu, bani Adam, al-basar dan khalifatullah.

- Para sarjana islam sepakat bahwa manusia merupakan makhluk Allah yang
terdiri dari 2 dimensi yaitu : dimensi jasmani dan rohani atau jiwa dan raga.

2) Al-Abdu

Al-Abdu adalah sebagai hamba atau abdi Allah SWT. Sebagai seorang hamba maka manusia
wajib mengabdi kepada Allah SWT dengan cara menjalani segala perintahNya dan menjauhi
segala laranganNya.

(QS.12, Yusuf-40)

Intinya bahwa Allah memerintahkan supaya manusia menyembah kepadaNya agar dia tidak
tersesat, dalam menjalani hidup.

3) Al-Insan

Dalam Alqur’an manusia juga disebut sebagai Al-insan merujuk pada kemampuannya dalam
menguasai ilmu dan pengetahuan serta kemampuannya untuk berbicara dan melakukan hal
lainnya

(QS.11, Al-Hud :9), artinya

“Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat, kemudian rahmat itu kami cabut dari
padanya, pastilah ia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.”

4) Al-Basyar - Makhluk Biologi

(QS,23.12-14)
Karena manusia memiliki raga atau fisik yang dapat melakukan aktifitas fisik, tumbuh,
memerlukan makanan, berkembang biak sebagaimana ciri-ciri makhluk hidup pada
umumnya. Sama seperti makhluk lainnya di bumi seperti hewan dan tumbuhan, hakikat
manusia sebagai makhluk biologis dapat berakhir dan mengalami kematian, bedanya
manusia memiliki akal dan pikiran serta perbuatannya harus dapat dipertanggungjawabkan
kelak di akhirat

5) Bani Adam

Manusia disebut sebagai bani Adam atau keturunan Adam agar tidak terjadi kesalahpahaman
bahwa manusia merupakan hasil evolusi kera sebagaimana yang disebutkan oleh Charles
Darwin. Islam memandang manusia sebagai bani Adam untuk menghormati nilai-nilai
pengetahuan dan hubungannya dalam masyarakat. Dalam Alqur’an Allah SWT berfirman

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup
auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik.
“Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, semoga mereka selalu
ingat. Hai anak Adam janganlah kamu ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah
mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ” (QS : Al araf 26-27).

6) Khalifatullah - wakil Allah

Telah disebutkan dalam tujuan penciptaan manusia bahwa pada hakikatnya, manusia
diciptakan oleh Allah SWT, sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi.

(QS. Al-baqoroh, 30) Artimya

“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seseorang kholifah di muka bumi”

Intinya, manusia sebagai wakil Allah SWT untuk memakmurkan dunia dan mengabdi
melalui ibadah sesuai dengan ketentuanNya.
5. Etika, moral, ahklak PERTEMUAN -3 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNHAN.ppt

● pendidikan karakter adalah suatu pondasi bangsa yang sangat penting dan perlu ditanamkan sejak dini.
● SOEKARNO: Bangsa ini hrs dibangun dgn mendahulukan pendidikan karakter . karena character
building inilah yang akan membuat Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju dan jaya serta
bermartabat. Kalau character building ini tidak dilakukan, maka bangsa Indonesia menjadi bangsa
kuli.”
● PANGSAR JENDERAL SOEDIRMAN : Walaupun kalian diberikan latihan jasmani yg sehebat2nya
tdkakan berguna jika memiliki sifat menyerah, kepandaian yg bagmn pun tingginya tdk akan berguna
jika org itu mempunyai sifat meyerah......
● Karakter adalah tata nilai yg terbentuk dalam system daya dorong (Driving System) yg melandasi
pemikiran, sikap dan perilaku seseorang. Hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi,
krn karakter berperan sbg kemudi dan kekuatan.
● ROHANIWAN AS (William Frenklin). If wealth is lost nothing is lost, if health is lost something is
lost, but if character is lost everything is lost
● Etika, Moral, Budi, Susila dan istilah lain yg sejenis adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu
sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu.
● Standar yang digunakan menentukan baik buruk dalam etika adalah akal.
● Akhlak adalah bentuk plural dari khuluq yang berarti budi pekerti,perangai/tingkah laku.
● Secara terminologis akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, terbaik dan
tercela, tentang perkataan, perbuatan (Prilaku) manusia lahir dan batin.
● Imam Algazali: Akhlak adalah Spontanitas manusia dlm bersikap, atau perbuatan yg telah menyatu
dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak dipikirkan lagi.

Inti Ajaran Islam


● islam otentik adalah agama yang datang sebagai rahmat, berdasar QS. Al-anbiya` ayat 157: “Aku tidak
mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam”
● “Tidaklah aku diutus ke bumi ini kecuali utk menyempurnakan akhlak yg mulia” (HR.Ahmad)
● Tolok ukur keislaman adalah menjadi rahmat
Karakteristik Kerahmatan Islam
● Ajarannya universal tidak dikhususkan untuk golongan tertentu atau masa tertentu.
● Rasional (karena tidak ada kebaikan yang bisa diwujudkan tanpa rasionalitas/menentukan pilihan
terbaik).
● Agama kemanusiaan: peduli pada kaum tertindas.
● Agama peradaban: ajaran pertamanya adalah iqra` (membaca) yang merupakan kesadaran awal
berperadaban.

Karakteristik Etika Islam


● mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah
laku yang buruk.
● menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran baik buruknya perbuatan, didasarkan kepada
ajaran Allah Swt.
● bersifat universal dan komprehensif, dapat diterima dan dijadikan pedoman oleh seluruh umat manusia
di segala waktu dan tempat.
● mengatur dan mengarahkan fitrah manusia ke jenjang akhlak yang luhur dan meluruskan perbuatan
manusia.

● Karakter bangsa yang kuat merupakan produk dari pendidikan yang baik dan
mengembangkan karakter Ketika mayoritas karakter masyarakat kuat, positif, tangguh, maka
peradaban yang tinggi dapat dibangun dengan baik dan sukses. Sebaliknya,
● jika mayoritas karakter masyarakat negatif, maka karakter negatif dan bangsa yang lemah akan
diperoleh sehingga mengakibatkan peradaban yang dibangun pun menjadi lemah sebab
peradaban tersebut dibangun dalam fondasi yang amat lemah.
● Karakter bangsa adalah modal dasar membangun peradaban tingkat tinggi masyarakat yang
memiliki sifat jujur, mandiri, bekerja sama, patuh pada peraturan, bisa dipercaya, tangguh dan
memiliki etos kerja tinggi sehingga akan menghasilkan sistem kehidupan sosial yang teratur dan
baik.
● Ketidakteraturan sosial menghasilkan berbagai bentuk tindak kriminal, kekerasan, terorisme dan
lain-lain.

Al-Qur’an membiasakan, mencontohkan, melatihkan, menanamkan, dan mendarah dagingkan sifat-sifat


yang baik, menjauhi perbuatan yang buruk.
Pendidikan karakter dalam Al-Qur’an dan Al- Sunnah adalah pendidikan pembiasaan,
pendarahdagingan, praktek, internalisasi dan transformasi nilai-nilai yang baik ke dalam diri seseorang.
Sehubungan dengan itu, orang yang dikehendaki Al-Qur’an bukan sekedar amanu, tetapi mukminun,
bukan sekadar ittaqa, tetapi muttaqin, bukan sekadar aslama, tetapi muslimun, dan bukan sekadar
akhlasa tetapi juga mukhlisun
Akal pikiran manusia sama kedudukannya seperti hati nurani.
Kebaikan atau keburukan yang diperoleh akal bersifat subjektif dan relatif. Karena itu, akal manusia
tidak dapat menjamin ukuran baik dan buruknya karakter manusia.
Hal yang sama juga terjadi pada pandangan umum (tradisi) masyarakat. Yang terakhir ini juga bersifat
relatif, bahkan nilainya paling rendah dibandingkan kedua standar sebelumnya. Hanya masyarakat yang
memiliki kebiasaan (tradisi) yang baik yang dapat memberikan ukuran yang lebih terjamin

● Hubungan Tasawuf dengan Akhlak


Tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Tuhan dengan cara mensucikan hati.
Tasawuf tidak dapat lepas dari fiqih, sebab fiqih merupakan aspek zhahir ajaran Islam sementara
tasawuf merupakan aspek bathinnya. Islam merupakan paduan aspek zhahir dan bathin secara seimbang.
Akhlak yang baik sebenarnya merupakan gambaran hati yang suci, dan akhlak yang buruk merupakan
gambaran hati yang busuk.orang yang suci hatinya akan tercermin dalam air muka dan perilakunya yang
baik.
Jadi agar memiliki akhlak yang baik adalah dengan mengamalkan tasawuf secara sistematis. Yaitu
dengan ada al-wajibaat (melaksanakan semua kewajiban), ada al-naafilaat (Melaksanakan kesunnahan)
dan al-riyaadloh (latihan spiritual). Inti riyadhoh dalam tasawuf adalah dzikir.

Aktualisasi akhlak dalam kehidupan


Indikator manusia berakhlak: manusia yang beriman kokoh (tanda-tandanya al:khusyu’ dalam
sholatnya,mengabdi hanya untuk Allah,tawadhu’, bergetar hatinya saat disebut asma Allah, bersikap
arif, mencintai orang lain seperti mencintai diri sendiri, berpaling dari hal-hal yang tidak berguna, selalu
memuji dan mengagungkan Allah,tidak menyakiti orang lain)

Tips n Trik
1. Jernihkan Hati (ZMP) : Lakukan Istigfar
2. Hidupkan Cahaya Hati (God Spot) : Zikir/Asmaul Husna
3. Bangun Karakter (Karakter Building): Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir
4. Bangun Ketangguhan Pribadi (Personal Strength) : Syahadat, Sholat dan Puasa.
5. Bangun Ketangguhan Sosial (Social Strength): Zakat dan Haji

6. Trilogi PERTEMUAN -4 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNHAN.ppt

Hidup di era sekarang ini masyarakat dihadapkan pada kondisi kehidupan yang serba majemuk dalam
segala bidang kehidupan. Semua keberanekaragaman ada dalam bidang politik, sosial, dan budaya.
● Perbedaan politik : perbedaan partai, peredaan sudut pandang, perbedaan falsafah dna ideologi
● Perbedaan sosial dan budaya : suku, etnik, adat istiadat, norma, agama

Kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi dewasa ini semakin mempercepat arus interaksi antara
satu dengan yang lainnya sehingga keberagaman pun tidak hanya dalam lingkup terbatas disekitar
tempat tinggal akan tetapi juga dalam interaksi dengan orang lain pada media cetak maupun elektronik
yang sekarang ini maju seperti jejaring sosial misal facebook dan twiter juga email account. Meskipun
hanya melalui jejaring sosial, terkadang bisa timbul kekisruhan, percecokan dan saling lempar hujatan
menjadi hal yang biasa. Seolah-olah di dalam dunia maya etika, toleransi dan prinsip hidup toleransi
menjadi hal yang asing dan tidak berlaku.

Hal-hal tersebut diatas diperparah dengan adanya isu SARA yang dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk
men-teror dan mengambil keuntungan dalam kekisruhan yang terjadi di masyarakat. Hal ini sangat
berbahaya dan mengancam terbentuknya kebhinekaan yang telah terjalin bertahun-tahun lamanya
bersemayam di tanah air kita tercinta Indonesia. Maka, hendaknyalah masyarakat mau kembali kepada
ideologi pancasila dan kembali mengenal trilogi kerukunan antar umat beragama. Inilah yang mampu
menjadi solusi untuk meredam konflik yang tengah terjadi dalam kehidupan berbangsa sekarang ini.

TRILOGI KHUB terbagi menjadi 3, yakni :


1. Kerukunan Intern Umat Beragama
Artinya kerukunan antar sesama agama, seperti agama kristen dengan agama kristen, agama
islam dengan agama islam, dsb. Adanya perbedaan penafsiran/ cara pandang/ interpretasi ayat dan cara
mengamalkan agama menimbulkan berbagai aliran, mahzab, dan sekte. Contohnya dalam agama Isalam
terdapat 7 aliran, yakni :
● Ahlus Sunnah wal Jama’ah
● Syiah
● Khawarij
● Mutazilah
● Murjiah
● Qadariyah
● Jabariyah
Dalam agama kristen pun terdapat perbedaan seperti Kristen Protestan, Kristen Katolik. Dalam
kristen protestan juga terdapat perbedaan yakni dari segi tata ibadah digunakan ada yang formal dan
nonformal, seperti ibadah kharismatik. Jadi kerukunan inter umat beragama harus dijaga, sebab jika
tidak, dapat terjadi perpecahan merasa alirannya yang paling benar.

2. Kerukunan Antar Umat Beragama


Kerukunan yang dimaksud adalah dengan umat yang berbeda agama dengan kita, yakni hindu-
islam, kristen-kong hu chu, dsb. Ada beberapa pemikiran yang dianjurkan untuk mencapai KHUB ,
diantaranya :
● Sinkritisme : Campurbaur.
Paham ini menganggap bahwa semua agama sama (parlemen agama-agama di Chicago
1982). Paham ini tidak dibenarkan sebab agama mempunyai doktrin masing-masing yang
diyakini mutlak kebenarannya sebagai aqidah dan merupakan identitas setiap agama.
● Reconception : Mengonsepsi Kembali
Paham ini meninjau kembali agama sendiri dalam konfrontasi dengan agama lain. Mengonsepsi
kembali ajaran agama berdasarkan pemikiran manusia. Paham ini tidak dapat diterima karena agama
adalah wahyu dari Tuhan, bukan hasil pemikiran manusia, bukan akal yang menciptakan agama.
● Sintesa : Cipta Agama Baru
Menciptakan agama yang baru dengan elemen-elemen dari setiap agama sehingga pemeluk
agama merasa bahwa sebagian ajaran agama telah diambil ke dalam agama sintesa. Contohnya
mengambil ajaran penciptaan dari agama islam, ajaran kasih dari agama kristen, ajaran damai dari
agama buddha. Tentu saja tidak dapat diterima karenan setiap agama punya latar belakang sejarahnya
masing-masing dan terikat pada hukum-hukum agamanya.
● Penggantian : Paksa Orang Lain Pindah
Paham ini meyakini bahwa agamanya sendiri yang paling benar. Menganggap bahwa agamanya
pemegang kunci surga sedangkan agama lainnya salah dan berusaha menghasut penganut agama lain
untuk mengikuti dan menggangti agamanya. Paham ini tidak dapat diterima karena manusia hidup
dalam kemajemukan / plural society. Jika paham ini diterapkan maka akan timbul intoleransi antar umat
beragama.
● Agree in Disagreement : Toleransi
Disamping meyakini bahwa agama yang dianutnya adalah yang paling benar, namun di sisi lain
mengakui eksistensi agama lain (toleran) karena selain ada perbedaan juga ada persamaannya. Paham
inilah yang paling tepat dari paham-paham yang lain.

3. Kerukunan antara Umat Beragama dengan Pemerintah


Kedudukan Agama dlm Negr RI disbt dlm Pemb. UUD 1945 pd aliea terakhir. Dlm UUD 1945
ps. 29, ditegaskan :
1) Ngr bdsr atas Ketuhanan YME
2) Ngr menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk utk memeluk agamanya msg2 dan beribadah
mnrt agama dan kepercayaannya itu.
Tgs Pemerintah pd Agama; ada pd tujuan Pemb.Nas yaitu adil dan makmur merata materiil dan spritual
Pemerintah tdk akan menghalang2i hub. Keagamaan antar WN nya dgn bgs2 lain atau Pusat2
keagamaan dlm kemajuan agama itu.
Ps.sbg sumber penyegaran, motivasi dan moral tdk terlepas dan tdk bertentangan sama sekali pd bidang
Agama, kebudayaan dan intelektual bgs kita.

1. Jelaskan definisi Tuhan dalam pandangan islam


2. Jelaskan istilah (an-naas dkk) tersebut untuk memahami hakikat manusia
3. Jelaskan perbedaan antara akhlak dgn etika,moral,budi pekerti, dan Susila, jelaskan dgn contoh
4. Sebutkan trilogy kerukunan menurut pandangan islam
5. tritunggal (protestan)
6. konflik agama (protestan)

Anda mungkin juga menyukai