Anda di halaman 1dari 3

KIMIA PERTAHANAN

Resume Materi Pertemuan 1

Gabriel Radika Prabowo


NIM: 320220303011

PROGRAM STUDI KIMIA MILITER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MILITER
UNIVERSITAS PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA
BOGOR
2022
Jika kita mengulik apa itu 'Chemical Defense', dan mencarinya pada mesin pencarian, maka gambar
ulat kupu-kupu 'monarch' akan muncul. Ulat kupu-kupu monarch menggunakan senyawa kimia dari
tumbuhan 'milkweed' untuk bertahan dari aktivitas predasi. Namun chemical defense yang dibahas kali
ini ialah penerapan fakta maupun teori ilmu kimia di dalam seni perang. Pengaplikasian kimia semata-
mata untuk mengembangkan material, guna meningkatkan kualitas keunggulan mobilitas dan daya
tempur, dengan desain dan rekayasa material penunjang operasi militer. Kimiawan militer dapat
mengaplikasikan ilmunya pada pembuatan bahan peledak dan tingkatannya seperti isian pokok (main
charge), isian dorong (propellant), piroteknik, material pelindung yang digunakan dalam iklim ekstrim
peperangan, material anti radar, bahan bakar roket, dsb. Dalam logistik juga dapat diterapkan dalam
kemajuan pangan perang seperti ransum dan juga obat obatan, perawatan medis (implant) dan
penunjang mobilitas prajurit. Kimia pertahanan ialah menciptakan efek yang mengganggu dan
mematikan didalam pertempuran, guna memenangkan peperangan. Aplikasi kimia pertahanan juga
dapat dilakukan dalam bidang non-militer, seperti pengembangan pangan fungsional dan penyediaan air
bersih di lokasi terpencil, serta material unggul sebagai penopang energi baru untuk ketahanan nasional.

Salah satu penerapan kimia didalam perang (konteks pertahanan) ialah racun saraf atau VX atau O-
ethyl S-[2-(diisopropylamino)ethyl] methylphosphonothioate. merupakan senyawa golongan
organofosfat yang sangat beracun. VX berupa cairan tidak berwarna dan tidak berbau yang mampu
mengganggu sistem saraf tubuh dan digunakan sebagai racun saraf dalam perang kimia. Sepuluh
milligram (0,00035 oz) cukup untuk membunuh manusia melalui kontak pada kulit, dan median dosis
letal untuk jalur inhalasi diperkirakan sekitar 30–50 mg·min/m3. Sebagai sebuah senjata kimia, VX
digolongkan sebagai senjata pemusnah massal (weapon of mass destruction, WMD) sesuai dengan
Resolusi DK PBB 687. Produksi dan penyimpanan VX melebihi 100 gram (3,53 oz) per tahun dilarang oleh
Konvensi Senjata Kimia 1993. Pengecualian hanya untuk "keperluan penelitian, medis, atau, farmasi di
luar fasilitas skala kecil tunggal, jumlah yang diperbolehkan tidak melebihi 10 kilogram [22 pon] per
tahun per fasilitas".

Senjata neurotoxin dalam sejarahnya telah dipakai untuk tindakan peperangan maupun pertahanan,
seperti penggunaan gas sarin pada peristiwa Holocaust PD II, dan oleh rezim Suriah pada tahun 2017,
serangan gas sarin Tokyo (1995), pembunuhan Kim Jong Nam dengan VX di malaysia.

https://www.idu.ac.id/sarjana-kimia

https://www.kemhan.go.id/wp-content/uploads/2017/07/wiraindonesiaweb.pdf

Anda mungkin juga menyukai